Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

57
Mata Kuliah Mikrobiologi & Parasitologi Oleh Anggita Manongga Destine Lumepaa Diana Pasuhuk Eka Yuli Ardyanningsih Herlisa Katiandagho Indri A. Kaporoh Indri Mandagi Janet J. Sundalangi Kurnia Yunus Mercy Cornelis Melani Lahope Nila Sari Nurhayati Arbie Olpin Tumole Sasmita Lambaihang Serafim Makienggung Dosen Pengampu Elvi R. Rindengan, S.Si, Apt 1

description

Poltekkes Manado Jurusan Farmasi Angkatan : 2013

Transcript of Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Page 1: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Mata Kuliah Mikrobiologi & Parasitologi

OlehAnggita ManonggaDestine LumepaaDiana PasuhukEka Yuli ArdyanningsihHerlisa KatiandaghoIndri A. KaporohIndri MandagiJanet J. SundalangiKurnia YunusMercy CornelisMelani LahopeNila SariNurhayati ArbieOlpin TumoleSasmita LambaihangSerafim Makienggung

Dosen PengampuElvi R. Rindengan, S.Si, Apt

NIP : 197806091997032001Poltekkes Kemenkes Manado1

Page 2: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Kata PengantarPuji sukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporam ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi, selain itu dimaksudkan untuk menambah wawasan bagi para pembaca .Dalam laporan ini, kami membahas tentang Mikrobiologi air, udara dan idustri yang mencakup tentang pengaruhnya di dalam kehidupan sehari-hari.Mikrobiologi berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, untuk itu kami berusaha menyesuaikan isi laporan ini dengan perkembangan yang mutakhir. Tak lupa kamu ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Demikianlah laporan ini disusun , semoga laporan ini dapat memberikan informasi dan dapat bermanfaat bagi kita semua . Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami berharap semoga laporan ini berguna bagi para pembaca khususnya mahasiwa POLTEKKES jurusan farmasi.

PenulisKelompok 2

2

Page 3: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

PendahuluanMikroorganisme adalah jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanyakarena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi jugapengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkattinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuranmikroba biasanya dinyatakan dalam mikron, 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikrobaumumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupundemikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alatpembesar.Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah salahsatu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, danbiokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia. Mikroorganis memerupakan komponen penting pada bidang kedokteran/kesehatan. Oleh karena itu mutlak setiap insan yang berkecimpung dalam dunia kedokteran/kesehatan untuk mempelajari dan mengetahui mikrobiologi yaitu cabang ilmu yang membahasseluk-beluk jasad renik atau mikroorganisme.

3

Page 4: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Daftar IsiI. PembukaanKata Pengantar.................................................................................................1Pendahuluan.....................................................................................................2Daftar Isi..............................................................................................................3Tata tertib...........................................................................................................4

II. IsiPengenalan Alat...............................................................................................6Media Pertumbuhan Mikroba...................................................................9Sterilisasi..........................................................................................................11Laporan Praktikum I...................................................................................14Laporan Praktikum II.................................................................................184

Page 5: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Klasifikasi Staphylococcus dan E.Coli..................................................23Klasifikasi Salmonella.................................................................................27Pewarnaan Gram..........................................................................................31Uji Efektivitas.................................................................................................36III. PenutupKesimpulan......................................................................................................41Daftar Pustaka................................................................................................42

TATA TERTIBLaboratorium Mikrobiologi1. Setiap praktikum harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, menggunakan jas praktikum yang bersih, serta menyiapkan buku praktikum.

5

Page 6: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

2. Letakkan tas dan benda-benda lain milik anda yang tidak diperlukan pada tempat yang disediakan dan jangan sekali-kali meletakkannya di atas meja laboratorium.3. Setiap praktikum harus memepelajari teori praktikum yang akan dilakukan sebelum praktek berlangsung.4. Sekalah baik-baik meja laboratorium anda dengan desinfektan sebelum dan sesudah kegiatan laboratorium.5. Cucilah tangan anda baik-baik dengan air dan sabun sebelum dan sesudah kegiatan untuk pergi ke kamar kecil.6. Jangan merokok, makan, minum di laboratorium.7. Jauhkan tangan anda dari mulut, hidung, mata, dan telinga selama anda bekerja di laboratorium.8. Perlakukan semua mikroorganisme yang anda tangani sebagai pathogen atau mampu menimbulkan penyakit. Kebanyakan bahan yang disediakan di laboratorium tidak berbahaya, tetapi beberapa diantaranya berbahaya.9. Anda tidak diperkenankan membawa keluar biakan mikroorganisme apapun dari ruangan laboratorium.10. Usahakan supaya mikroorganisme yang anda tangani tidak tercecer dan tidak tercampur dengan mikroorganisme lain.11. Bila biakan yang sedang anda pindahkan tercecer ke lantai atau di meja praktikum, tuangkan desinfektan ke atasnya, seka dengan kertas tissue atau kapas dan buang di tempat yang disediakan untuk bahan-bahan bukan kaca yang terkontaminasi.12. Bila anda memecahkan tabung berisi mikroorganisme, tuangkan desinfektan keatasnya, sapukan dan buang di tempat yang telah disediakan untuk pecahan kaca atau tuangkan spipritus dan kemudian dibakar.13. Bila anda terkontaminasi atau terluka, hubungi pengawas anda14. Buanglah sampah-sampah yang tidak terkontaminasi ditempat yang disediakan.

6

Page 7: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

15. Lup inokulasi dan jarum inokulasi harus disterilkan dengan cara memijarkan seluruh panjang kawatnya sebelum dan sesudah penggunaan. Percikan biakan dapat dihindarkan dengan cara memulai pemanasan di dalam kerucut api sebelah dalam yang berwarna lebih biru.16. Bila pipet yang sama perlu digunakan lebih dari satu kali, jangan meletakkannya langsung diatas meja diantara penggunaan, tetapi letakkan pada penyangga pipet yang disediakan.17. Api pada pembakar Bunsen atau lampu spiritus harus dikecilkan atau dimatikan pada waktu tidak digunakan.18. Biakan yang tidak diperlukan lagi serta bahan-bahan bekas pakai yang mempunyai potensi bahaya harus diletakkan dalam tempatnya masing-masing yang disediakan:

Cawan petri. Labu dan tabung reaksi diletakkan di tempat yang disediakan Pipet harus diletakkan dalam ember atau wadah berisi desinfektan Kaca objek dan tutup harus diletakkan dalam tempat-tempat khusus yang telah diber desinfektan. Bakteri yang ada pada kaca objek belum tentu mati semuanya sekalipun telah di fiksasi dengan panas, jadi berhati-hatilah menanganinya. Jangan sekali-kali membuang di tempat cuci

19. Kurangi bercakap-cakap selama praktikum agar tidak merugikan pekerjaan sendiri ata rekan lain.20. Setiap pengerjaan praktikum dan pengamatan harus dicatat dengan cermat. 21. Semua praktikan bertanggung jawab atas kebersihan dan keamanan ruangan praktikum serta alat-alat yang digunakan.22. Setiap praktikan diwajibkan untuk membersihkan mikroskop dan mengembalikannya ke tempat yang semula setelah praktikum selesai selain itu praktikan harus atau diharuskan untuk membersihkan meja kerja, memeriksa nyala api, listrik dipadamkan, menutup kran air dan gas, mencuci tangan dengan desinfektan atau Lysol, kemudian melapor ke pengawas.

7

Page 8: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

23. Setiap praktikan tidak di benarkan melakukan percobaan lair diluar acara praktikum.24. Cuilah jas laboratorium anda sehingga bersih pada waktu anda dating kembali ke laboratorium pada waktu berikutnya.A. Pengenalan Alat

1. MIKROSKOP

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat atu mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinyaBAGIAN-BAGIAN MIKROSKOP1. Lensa okulerLensa yang dekat dengan mata pengamat.pengamat lensa inibberfungsiuntuk membentuk bayangan meja, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif2. Lensa objektifLensa ini berada dekat padaobjek yang dimati, lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Dimanalensa ini diatur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.3. Tabung mikroskop8

Page 9: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Tabung ini berfungsi untuk mengatur focus dan menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler.4. Makrometer (pemutar kasar)Makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikoskop secara tepat5. Mikrometer (Pemutar halus)Pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secaralambat, dan bentuknya lebih kecil daripadamakrometer.6. RevolverMengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.7. ReflektorTerdiri dari 2 jenis cermin, yaitu cermin datardan cermin cekung. Reflector berfungsi untuk memantulkan cahaya ddari cermin ke meja objek melalui ubang yang terdapat di mea objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang dibutuhkan terpenuhi. Sedangkan jika kerang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi mengumpulkan cahaya.8. DiafragmaBerfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk9. KondensorBerfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk. Alat ini dapat diputar dan dinaik-turunkan.10. Meja mikroskopSebagai tempat meletakkan objek yang dimati.11. Penjepit kacaBerfungsi sebagai tempat untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser12. Lengan mikroskopBerfungsi sebagai pegangan mikroskop.13. Kaki mikroskopBerfungsi menyangga / menopang mikroskop.14. Sendi inklinasi (pengatur sudut)Berfungsi mengatur sudut/ tegaknya mikroskop.

2. AUTOCLAVE

9

Page 10: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagaimacam alatdan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.Tekanan yang digunakan pada umumnya 15psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 C (250 F). jadi tekanan yang bekerja ke seluruh ⁰ ⁰permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi ( 15Psi = 15 pounds per square inch ).Medium yang akan bergantung pada banyak sediktnya barng yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka dan temperature akan terusmenerus naik sampai 121 C.⁰

BAGIAN-BAGIAN AUTOCLAVE1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)2. Katup pengeluaran uap3. Pengukur tekanan4. Klep pengaman5. Tombol on-off6. Thermometer7. Lempeng sumber panas8. Aquades9. Sekrup pengaman10. Batas penambahan air3. INKUBATOR

10

Page 11: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi/ memeram mikroba pada suhu yang terontrol (umumnya diatas suhu ambient). Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.semakin kecil ukuran incubator maka semakin rentan pula perubahan suhunya saat pintu incubator dibuka. Perlu dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada didalam dengan memperhatikan pada penempatan elemen panas atau terhadap kipas penyebar suhu. Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan tertutup saat melihat biarkan secara sekilas supaya tidak terjadi penuruna suhu. Tipe lain incubator berdasarkan kegunaannya secara khusus adalah : Shaker incubator : incubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi biakan Cooded incubator : incubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambeient. Co2 incubator : incubator yang mampu menyediakan keadaan kaya co2. Automatic temperature change incubator : incubator yang dilengkapi dengan pengatur perubahan suhu automatis sehingga tidak perlu memindahkan kultur ke incubator lain saat membuthkan perubahan suhu secara tetap. Portable incubator : indicator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologilingkungan. Incubator room : suatu ruang yang diubah menjadi incubator sesuai dengan keperluan dan syarat mikrobiologinya.Bagian-bagia incubator :1. Tombol panel : berfungsi mengatur suhu yang diperlukan2. Pintu incubator3. Rak incubator : berfungsi sebagai tempat meletakkan bahanKalibrasi incubator

11

Page 12: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Catat suhu incubator setiap hari sebelum bekerja Bila penyimpanan suhu melebihi 2 , maka pengaturan suhu ⁰disetel kembali Bagian dalam incubator dan rak dibersihkan secara teratur dan desinfektan.

B. Media Pertumbuhan BakteriA. Definisi Media Media adalah suatu substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan mikroba.Syarat media :

1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pengembangbiakan mikroba2. Mempunyai tekanan osmotik, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba3. Steril, sebelum ditanami mikroba tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.B. Jenis Mediaa.    Berdasarkan BentuknyaDengan ada tidaknya bahan tambahan berupa zat pemadat seperti agar-agar atau gelatin, dikenal 3 bentuk media yaitu :1. Media padat, media yang ditambahi tepung agar-agar sebanyak 12-15%. Media ini umumnya digunakan untuk pertumbuhan bakteri atau kapang.2. Media semi padat atau semi cair, media yang ditambahi tepung agar-agarsebanyak 50% atau kurang dari yang seharusnya. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air dan hidup anerobik atau fakultatif.3. Media cair, media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.

b.    Berdasarkan Komposisi/susunannyaBerdasarkan komposisi media di bagi atas :12

Page 13: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

1. Media alami, yaitu media yang disusun dari bahan-bahan alami seperti kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur dsb.2. Media semi sintesis, yaitu media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahan-bahan sisntesis.contoh : Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton 10,0 gramEkstrak daging 10,0 gramNaCl 5,0 gramAquadest 1000 ml3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia.Contoh media untuk pertumbuhan bakteri Clostridium disusun dari :

K2HPO4 0,5 gram KH2PO4 0,5 gram MgSO4.7H2O 0,1 gram NaCl 0,1 gram FeSO4.7H2O 0,01 gram MnSO4.7H2O 0,01 gram CaCO3 Seangin

c.       Berdasarkan sifatnyaBerdasarkan pengaruh zat yang ditambahkan kedalamnya maka media dapat dibedakan menjadi :1. Media umum (general medium) merupakan media yang dipergunakan untuk pertumbuhan satu atau lebih kelompok mikroba, misalnya kaldu nutrisi untuk bakteri, agar kentang dekstrosa untuk jamur dan sebagainya.2. Media perkayaan(enrichment medium). Media yang umumnya mengandung bahan-bahan tertentu untuk memberikan kesempatan tumbuh lebih cepat didalam bahan. Contoh : kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja.3. Media selektif. Media yang digunakan untuk menunjang pertumbuhan mikroba tertentu, sementara pertumbuhan mikroba yang lainnya terhambat. Misalkan Mc Conkey agar dan Eosin Methylen Blue Agar (EMB) mengandung zat warna mengahambat bakteri gram positif tetapi bakteri negatifnya tetap dapat tumbuh.4. Media diferensial. Media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba tertentu serta sifat-sifatnya mengandung indicator untuk memebedakan mikroba berdasarkan penampilan pada media tersebut. 5. Media penguji. Media yang digunakan untuk menguji senyawa tertentu dengan bantuan mikroba.6. Media identifikasi. Media yang digunakan untuk mempelajari atau membuktikan satu atau lebih fungsi metabolic khas dari mikroba yang diperlukan untuk diidentifikasi. Contoh Triple Sugar Iron Agar (TSIA) untuk identifikasi enterobakter.7. Media perhitungan. Media yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu bahan.13

Page 14: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Contoh Perhitungan MediaPerhitungan Media Agar SS (Salmonela-Shigella Agar)Perbandingan :60 gr/1 liter = 60gr/1000 mlPembuatan media umum2 x 15 cawan petri x 7,5 ml = 225ml + 10%= 247,5 mlUntuk 1liter 60gr, untuk 250ml 250ml1000ml

×60gr=15gr

C. SterilisasiSterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis organism hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal_agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.Sterilisasi di desain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganismenya, yaitu tergantung dari asam nukleat, protein, atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant.Istilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi,yang merupakan proses pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Agen disinfeksi adalah desinfektan, yang biasanya merupakan zat kimiawi dan digunakan untuk objek-objek tak hidup. Desinfeksi tidak menjamin objek menjadi steril karena spora viable dan beberapa mikroorganisme tetap dapat tersisa.Sanitasi berhubungan erat dengan desinfeksi. Pada proses sanitasi, populasi mikroorganisme direduksi sampai mencapai level atau tingkatan yang dianggap aman oleh standar kesehatan masyarakat. Agen sanitasi di sebut sanitizer. Contoh sanitizer yang umum digunakan adalh sanitizer untuk membersikan peralatan makanan restoran.Antiseptis merupakan proses pencegahan infeksi dengan cara inaktivasi atau mematikan mikroorganisme dengan cara kimia. Agen antiseptis disebut antiseptik. Proses ini tidak merusak jaringan inang dan tidak setoksik desinfektan. Subtansi yang dapat membunuh mikroorganisme umumnya memiliki nama dengan akhiran –sida (cide). Contohnya adalah germisida (germicide) yang membunuh banyak pathogen tetapi tidak berefek pada endospora bakteri; bakterisida; fungisida; algasida; virusida.

14

Page 15: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Sedangkan subtansi yang tidak bersifat membunuh mikroorganisme dan hanya berfungsi untuk menghambat pertumbuhan umumnya memiliki nama akhiran –statik (static). Cotohnya adalah fungistatik dan bakteriostatik.Mikroorganisme memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap metode sterilisasi tertentu. Endospora bakteri resisten terhadap panas, iradiasi, dan detergen; virus tanpa envelop resisten terhadap pelarut organic dan detergen; mycoplasma dan virus tidak dapat dihilangkan dengan filter steril yang memiliki ukuran pori 0,2 nanometer.Efesiensi metode sterilisasi dan efektivitas agen antimikroba di pengaruhi oleh hal-hal berikut ini. Ukuran populasiPopulasi mikroorganisme yang besar memerlukan waktu lebih lama sampai tercapainya kematian dibandingkan populasi yang kecil. Komposisi populasiBentuk endospora bakteri lebih resisten dibandingkan bentuk vegetatifnya. Konsentrasi/ intensitas agen antimikrobaMakin tinggi konsentrasi agen, makin banyak mikroorganisme yang dapat dimatikan. Pada titik tertentu, peningkatan konsentrasi tidak meningkatkan kecepatan pembunuhan. Beberapa agen antimikroba justru lebih efektif pada konsentrasi lebih rendah. Contohnya: etenol 70% lebih efektif dibandingkan etanol 95%. Lama paparnSemakin lama populasi mikroorganisme terpapar agen antimikroba, semakin banyak mikroorganisme yang mati. TemperaturePeningkatan temperatur dapat meningkatkan aktivitas agen antimikroba Linkungan sekitarKondisi lingkungan sekitar dapat menghalangi ataupun mempercepat destruksi. Untuk dapat memetikan mikroorganisme terdapat dalam bahan protein seperti nanah, jaringan, atau eksudat jaringan.Jenis-jenis sterilisasi :a.       Sterilisasi secara fisikSterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengtan bahan kimia tidak akan berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas. Panas kering membunuh bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik panas basah. Pemanasan basah dapat memakai

15

Page 16: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

otoklaf, tyndalisasi dan pasteurisasi. Otoklaf adalah alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air. Tyndalisasi merupakan metode dengan mendidihkan medium dengan uap beberapa menit saja. Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi dengan pemanasan untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa merusak fisik suatu bahan. Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek. b.      Sterilisasi secara kimiaSterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol, hidrogen peroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton c.       Sterilisasi secara mekanik. Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara:1.      Sterilisasi dengan pemanasan kering a.      Pemijaran/flambirCara ini dipakai langsung, sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilisasinya, namun penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya: benda-benda dari logam (instrument), benda-benda dari kaca, benda-benda dari porselen. Caranya yaitu:1.      Siapkan bahan yang disterilkan, baskom besar yang bersih, brand spritus, korek api.2.      Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom tersebut. Selanjutnya dinyalakan dengan api.3.      Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.b.      Dengan cara udara panas keringCara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah. Adapun alat yang dapat dilakukan dengan cara ini yaitu benda-benda dari logam, zat-zat seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca.Caranya yaitu:1.      Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu2.      Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya3.      Berilah indikator pada setiap set16

Page 17: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

4.      Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai aluminium foil.5.      Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.6.      Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya. 2.      Sterilisasi dengan pemanasan basah. Ada beberapa cara sterilisasi ini, yaitu: a)      Dimasak dalam air biasa.Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.Caranya yaitu:1.    Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain.2.    Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.3.    Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati4.    Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).5.    Seluruh permukaan harus terendam.b)     Dengan uap air.Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.Caranya yaitu:1.      Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.2.      Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan dalam dandangc)      Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam setiap rumah sakit dengan menggunakan alat yang disebut autoclave.Caranya yaitu:1.      Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi2.      Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.3.      Kemudian dibungkus kain/kertas.4.      Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.3.      Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimiaCara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.4.      Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan sterilisasi udara dan biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.Misalnya: di kamar 17

Page 18: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

operasi, kamar isolasi, dsb. dan udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet. 5.       Sterilisasi dengan filtrasiCara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air). Tujuannya adalah untuk filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang membutuhkan adanya cairan steril. Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron. D. Praktikum IJudul Praktikum : Pembuatan Media dan Proses SterilisasiHari / Tanggal : Rabu / 10 September 2013Metode : Pembuatan Media (Nutrient Agar) dan (Lactose Broth) dan Proses SterilisasiTujuan : Untuk Mengetahui Cara Pembuatan Media dan Proses Sterilisasinya dengan menggunakan AutoklafPembuatan Media Nutrient Agar 1. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pembuatan media Nutrient Agar,. Pertama-tama harus ditimbang terlebih dahulu.Berdasarkan cara kerja Nutrient Agar yakni harus mensuspensikan 20g Nutrient Agar dalam 1 liter air demineral (aquades),namun karna yg akan dibuat dalam 380ml air deminera,maka kita harus menimbang 7,6g N.A ditambah dengan berat kertas perkamen 0,3 menjadi 7,9g,ditimbang di Neraca Analitik / timbangan analitik.2. Apabila N.A telah ditimbang sebanyak 7,6g,selanjutnya masukan 380ml aquades yg di ukur menggunakan gelas ukur kedalam erlenmeyer yg teleh berisi 7,6g N.A Kemudian aduk menggunakan batang pengaduk sehingga menjadi homogen atau N.A menjadi larut.3. Didihkan N.A di atas hot plate stirer sambil diaduk terus-menerus, sampai media N.A menjadi jernih.4. Apabila N.A telah didihkan dan menjadi jernih, N.A diangkat dari hot plate kemudian erlenmeyer yang telah berisi N.A jernih segera disumbat dengan kapas dan kemudian dibungkus dengan kertas kaff dan diikat dengan benang katun.

18

Page 19: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

5. Lakukan sterilisasi dalam autoklaf.6. Apabila telah steril, panaskan kembali erlenmeyer N.A jernih di atas hot plate stirer, kemudian tunag N.A jernih dalam erlenmeyer ke dalam cawan petri sampai merata (bagian bawah badan cawan terlapisi oleh N.A secara menyeluruh). Erlenmeyer dipegang dengan kedua tangan sedemikian rupa agar dapat tertuang ke dalam petri, bagian luar erlenmeyer dilapisi dengan lap halus untuk mengurangi atau melindungi panas dari erlenmeyer (dinding erlenmeyer) terhadap tangan.7. Pada saat menuang N.A jernih, tiap sekali tuang mulut erlenmeyer dipanaskan pada pembakar spiritus (cara sterilisasi).8. Setelah dituang, cawan petri yang berisi N.A jernih dimasukkan ke dalam kulkas atau lemari pendingin agar menjadi padatCara Sterilisasi N.A dan L.B Menggunakan Autoklaf 1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf, jika air kurang dari batas yang ditentukan maka dapat ditambahkan air sampai batas tersebut.2. Masukkan keranjang autoklaf yang telah berisi bungkusan N.A dan L.B (dalam erlenmeyer dan tabung reaksi)3. Tutup autoklaf dengan penutup autoklaf, tutup dengan rapat lalu kencangkan dengan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf, untuk mengencangkan klep pengaman dilakukan secara berpasangan atau arah klep pengaman yang sama.4. Tutup katup pengeluaran uap.5. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121˚C6. Saat autoklaf telah dinyalakan lampu “on-off” akan menyala, apabila proses sterilisasi sedang berlangsung maka lampu “sterilization” menyala. Sedangkan ketika terjadi alarm peringatan cpntohnya batas air maka lampu “lac of water” akan menyala.7. Perhitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan dalam autoklaf telah mencapai 2 atm.

19

Page 20: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

8. Jika alarm tanda proses sterilisasi telah selesai berbunyi, maka tunggu sampai tekanan dalam autoklaf turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada pressure telah menunjuk angka 0).9. Buka klep-klep pengaman dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hatiNutrient AgarA. Perhitungan bahan2 x 23 x 7,5 ml = 345 ml + 10 % = 380 mlJadi, 380 ml/1000 ml x 20 g = 7,6 gB. Cara Kerja 1. Siapkan alat dan bahan2. Timbang N.A sebanyak 7,6 g menggunakan timbangan digital3. Larutkan N.A dengan aquades sebanyak 380 ml dalam labu erlenmeyer4. Didihkan diatas hot plate sambil diaduk dengan batang pengaduk, sampai jernih5. Kemudian setelah mendidih, N,A dibungkus dengan kertas kaff dan diikatdengan benang katun6. Panaskan kembali diatas hot plate 7. Tuang ke dalam cawan petri8. Dinginkan didalam lemari pendingin atau kulkas Lactose BrothA. Perhitungan bahan3 x 23 x 5 ml = 345 ml + 10% = 380 mlJadi, 380 ml /1000 ml x 13 g = 4,94 gB. Cara Kerja 1. Siapkan alat dan bahan

20

Page 21: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

2. Timbang L.B sebayank 4,94 g menggunakan timbangan digital3. Larutkan L.B dengan aquades sebanyak 380 ml dalam labu erlenmeyer 4. L.B yang ada dalam erlenmeyer dituang ke dalam gelas bekker sedikit demi sedikit yang bertujuan untuk memudahkan menuang L.B ke dalam tabung reaksi5. L.B yang ada dalam gelas bekker dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml tiap tabung (5 ml diukur dengan satu sampel tabung reaksi)6. Tabung yang telah dimasukkan L.B tutup kembali dengan kapas mulut tabung yang sebelumnya harus dibuka untuk memasukkan L.B dan letakkan tabung dalam gelas bekkerLangkah Pengambilan Mikroba dalam Cawan Petri 1. Pijarkan jarum inokulasi diatas lampu bunsen 2. Panaskan juga cawan petri (pinggiran) yang berisi mikroba, buka tutup cawan petri dengan tangan kiri3. Ambil mikroba dengan jarum inokulasi dengan cara memasukkan inokulasi ke dalam cawan petri tanpa merusak media, tutup kembali cawan petri dan panaskan lagi4. Masukkan mikroba ke dalam tabung reaksi yang berisi media lactose broth tanpa meyentuh dinding bagian dalam tabung reaksi, sebelmnya panaskan dahulu mulut tabung reaksi di atas lampu bunsen, lalu masukkan mikroba, dan panaskan kembali mulut tabung reaksi dan sumbat dengan kapas, letakkan dalam rak tabung5. Jarum inokilasi kembali dipijarkan 6. Tabung reaksi yang berisi mikroba simpan dalam inkubator7. Lakukan pengamatan terhadap mikroba selama 3 x 24 jam E. Praktikum IIJUDUL : Inokulasi Bakteri Pada Media Cair dan Media PadatHari/tanggal : Rabu/ 25 september 2013Metode : Pembenihan Bakteri

21

Page 22: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Inokulasi adalah salah satu cara peremajaan secara aseptik ke dalam media steril baik pada media padat maupun media cair. Inokula adalah bahan yang mengandung mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat.Tujuan inokulasi adalah untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan menyimpan mikroba. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yang dapat mencegah adanya kontaminan dalam biakan diperlukan untuk mendapatkan kultur yang murni. Untuk meningkatkan keberhasilan inokulasi mikroba diperlukan beberapa media yaitu media tumbuh, peralatan dan metode inokulasi.

Alat dan Bahan o Alat yang digunakan :

lampu spiritus/ bunsen Kawat ose Tabung reaksi Inkubator Cawan petri Rak tabung reaksi Kapas Label Korek api Masker

o Bahan yang digunakan : Bakteri Escherichia coli Bakteri Staphylococcus Aureus Media cair (lactose broth) Media padat (nutrient agar) Alkohol

Cara kerja pengambilan mikroba dalam cawan petri ke tabung reaksi (media cair) :o Cucilah tangan dan spray dengan alkohol sebelum memulai inokulasi, gunakan masker

22

Page 23: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

o Nyalakan lampu spiritus , siapkan jarum ose, siapkan cawan petri yang berisi biakan murni Staphylococcus Aureus dan tabung reaksi yang berisi media cair (lactose broth), yang telah diberikan /tempel label “SA” yaitu Staphylococcus Aureus.o Pijarkan jarum ose pada api lampu spiritus /bunsen sampai seluruh kawatnya pijaro Ambil cawan petri yang berisi biakan / bakteri Staphylococcus Aureus, panaskan pinggiran cawan petri dalam keadaan masih tertutup o Buka tutup cawan petri dengan tangan kiri, gores ose pada permukaan media yang terdapat bakteri dengan perlahan, jangan sampai merusak media, tutup kembali cawan petri,letakkan cawan petri keposisi awalo Ambil tabung reaksi yan g berisi medium LB, buka sumbatan kapas dengan jari kelingking , dan kapas jangan sampai terjatuh dari jari kelingking. Panaskan mulut tabung reaksi pada lampu spiritus dengan cara memutar tabung reaksi, setelah itu masukkan ose kedalam tabung reaksi, tanpa menyentuh dinding bagian dalam tabung.o Kemudian ose dimasukkan sampai kedalam tabung.o Angkat ose, panaskan kembali mulut tabung reaksi,sumbat dengan kapas, setelah itu letakkan kedalam rak tabung reaksi. Pijarkan kembali ose secara menyeluruh (kawat).o Letakkan ose pada posisi awalo Masukkan tabung reaksi yang telah berisi bakterio akukan pengamatan selama 2 x 24 jamo Cucilah tangan kembali dan spray dengan alkohol

Cara kerja menggores pada cawan petri (media padat) :o Cucilah tangan dan spray dengan alkohol sebelum memulai inokulasio Nyalakan lampu spritus, siapkan jarum ose, dan siapkan tabung reaksi yang telah berisi biakan murni E.Coli dan cawan petri yang berisi media padat ( Nutrient agar)o Pijarkan kawat jarum ose secara menyeluruh

23

Page 24: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

o Ambil tabung reaksi yang berisi biakan murni bakteri E.Coli, panaskan terlebih dahulu mulut tabung reaksi sebelum dibuka dengan cara memutar pada lampu spiritus.o Buka sumbat kapas tabung reaksi dengan jari kelingking, kapas jangan sampai terlepas, masukkan ose tanpa menyentuh dinding bagian dalam tabung reaksi sampai kedasar tabung reaksi, gerakkan secara perlahan ujung ose, angkat ose keluar tanpa menyentuh bagian dinding, tutup kembali sumbatan kapas, letakkan tabung ke posisi awal.o Ambil cawan petri yang berisi media padat (nutrient agar), panaskan pinggiran cawan petri sebelum dibuka dengan cara memutar pada lampu spiritus, buka tutup cawan petri sebelum dibuka dengan cara memutar pada lampu spiritus, buka tutup cawan petri dengan tangan kiri.o Masukkan jarum ose yang sudah terdapat bakteri E.Coli kemudian gores bakteri pada media padat secara zig zag, keluarkan ose,tutup kembali cawan petri dengan rapat, panaskan kembali sisi cawan petri.o Pijarkan kawat jarum ose secara menyeluruh o Bungkus kembali cawan petri yang telah berisi bakterio Masukkan kedalam inkubatoro Setelah melakukan inokulasi cucilah tangan dan spray dengan alkoholo Lakukan pengamatan

Hasil Pengamatan dalam cawan petriHari ke Escherichia Coli1 +2 +

24

Page 25: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Hari Pertama

Hari Kedua

25

Page 26: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Hasil pengamatan dlam tabung reaksi Hari Staphylococcus Aureus1 _2 +

Hari Pertama Hari Kedua Ket : Jernih Ket : Keruh

KesimpilanA. Dalam cawan petri 1. Dari data yang di dapat, siejak diadakan penggoresan bakteri dalam cawan petri sampai hari ke- 2, jumlah bakteri yang dibiarkan semakin bertambah 2. Dapat disimpulkan bahwa penggoresan bakteri pada cawan petri berhasil, ditandai dengan adanya koloni-koloni bakteri yang tumbuh pada goresan yang dilakukan walaupun terdapat kesalahan dalam tekhnik penggoresan pada beberapa cawan petri B. Dalam tabung reaksi1. Dari data yang di dapat, bahwa hari pertama bakteri SA belum muncul di tandai dengan tidak terjadinya perubahan warna2. Pada hari ke-2 muncul endapan berwarna putih , walaupun perubahan warna belum sepenuhnya terjadi

26

Page 27: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

F. Klasifikasi BakteriA. Klasifikasi Bakteri Staphylococcus aureus

Kingdom : EubacteriaDivisio : FirmicutesClass : BacilliOrder : BacillalesFamily : StaphylococcaceaeGenus : StaphylococcusSpecies : Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. Berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin.Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Staphylococcus

27

Page 28: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar. Suhu optimum untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35o – 37o C dengan suhu minimum 6,7o C dan suhu maksimum 45,4o C. Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0 – 9,8 dengan pH optimum 7,0 – 7,5. Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteri ini juga membutuhkan urasil. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan sebelas asam amino, yaitu valin, leusin, threonin, phenilalanin, tirosin, sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan arginin. Bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein. Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan.

Bakteri Staphylococcus aureus dapat terinfeksi pada :- Bayi-bayi yang baru lahir - Wanita yang menyusui- Orang-orang dengan kondisi kronis, seperti ; diabetes- Penyakit paru- Pemakaian obat suntikan- Mereka dengan luka-luka atau penyakit kulit, luka bekas operasi- Orang-orang dengan sistem kekebalan/imun yang melemah

Staphylococcus aureus tumbuh pada media cair dan padat seperti, NA (Nutrien Agar) dan BAP (Blood Agar Plate).28

Page 29: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Gambar bakteri Staphylococcus aureusB. Klasifikasi Bakteri E. coli

Kingdom : MoneraFilum : ProteobacteriaKelas : GommaproteobacteriaOrdo : EnterobacterialesFamili : EnterobacteriaceaeGenus : EscherichiaSpesies : E. ColiSecara morfologi E.coli merupakan kuman berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 µx 0,4 sampai 0,7µ, Gram – negative, tak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora. Secara tipikal bakteri yang mesofilik ini akan tumbuh pada suhu 7-10°C sampai 50°C dengan suhu optimal bagi pertumbuhannya adalah 30°C. Bakteri Escherichia coli (E. coli) biasanya terdapat dalam jaringan atau saluran pernapasan ayam yang sakit. bakteri ini akan melimpah pada air yang kualitas nya jelek, terutama setelah turunya hujan. E.coli bersifat patogen dan infeksinya dapat berbentuk kematian embrio pada telur tetas, infeksi yolksac, omfalitis, koliseptikemia, airsacculitis (radang kantong udara), enteritis, infeksi alat reproduksi (salpingitis). E.coli disebut juga koliform fekal, hal ini karena E.coli ditemukan di dalam saluran usus ternak dan saluran usus manusia dan didapatkan dalam feses, sehingga E.coli dikenal sebagai indikator kontamisasi kotoran. E.coli berkembangbiak dengan cara membelah diri. Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel-sel tunggal, pada beberapa generasi sel-sel membelah searah dan tidak saling terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut trikom. Heterokist dapat mengikat nitrogen bebas di udara, contohnya

pada Gleocapsa. Heterokist adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat dengan mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan. Heterokist terbentuk oleh penebalan 29

Page 30: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

dinding sel vegetatif, sedangkan akinet terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan (granula cyanophycin) dan penebalan-penebalan eksternal oleh tambahan zat yang kompleks.Ciri-ciri bakteri :- Merupakan bakteri dari kelompok gram negatif- Berbentuk batang dari pendek sampai kokus- Berdiameter ± 1,1-1,5 x 2,0-6,0 µm- Terdapat tunggal, berpasangan dan dalam rantai pendek- Tidak berspora- Motil atau tidak motil- Aerobik, anaerobik fakultatif- Penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi

Keuntungan dari bakteri E. Coli- Dalam usus besar manusia berfungsi menekan pertumbuhan bakteri jahat dan juga membantu - Membantu produksi vitamin K dalam proses pembusukkan sisa makanan.Kerugian dari bakteri E. Coli- Dalam jumlah berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare.- Jika E. Coli sampai masuk ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing (terutama pada wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar).Gambar bakteri E. coli

30

Page 31: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

G. Klasifikasi Bakteri Salmonella

Kerajaa Bacteria31

Page 32: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

n:Filum: ProteobakteriaKelas: Gamma ProteobakteriaOrdo: EnterobakterialesFamili: EnterobakteriakceaeGenus: SalmonellaLignieres 1900SpesiesS. bongoriS. entericaSalmonella adalah suatu genusbakterienterobakteriagram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.

A. PatogenitasSalmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

32

Page 33: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

B. Media tumbuhUntuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.

C. Jenis - Jenis Salmonella Salmonella Typosa

Salmonella genus adalah genus bacteria enterobacteria gram negatife berbentuk tongkat yang mengakibatkan penyakit paratifus, tifus dan food borne. Spesies-spesies salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hydrogen sulfide(Jawetz, 2005) Salmonella merupakan kuman gram negative, tidak berspora dan panjangnya berfariasi. Kebanyakan spesies bergerak dengan flagel peritrih. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas dan glukosa dan manosa. Kuman ini dapat hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilliant, natrium tetrationat dan natrium dioksikholat. Senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi salmosella dari tinja(Lay bco, 1994) 

Salmonella Thypimorium 33

Page 34: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Morfologi spesies ini adalah batang lurus pendek dengan panjang 1-1,5 mikrometer. Tidak berbentuk spora, gram negatife dan ciri-ciri morfologi dan fisiologi sangat erat hubungannya dengan genus lain dalam family enterobacteriaceae. Biasanya bergerak motil dengan menggunakan peritrichous flagella, dan kadang terjadi bentuk non motilnya. Memproduksi asam dan gas dari glukosa, maltose, mannitol dan sorbitol, tetapi tidak memfermentasi laktosa, sukrosa atau salian tidak membentuk indol, susu koagulat atau gelatin cair(Robinson, 1998). Salmonella entereditis

Salmonella entereditis adalah penyebab penyakit usus, gejalanya berupa sakit atau kejang-kejang pada bagian perut, demam, hilangnya nafsu makan, mual, dan diare. Pada enteriditis akut, meskipun berlangsung singkat dan tidak begitu serius, dapat sangat menguras tenaga bayi dan orang dewasa yang mengidapnya. Memasak telur dan daging ayam dengan sempurna dapat mematikan bakteri salmonella(Lay bco, 1994)D. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri Salmonella

Salmonella Thyposaa) Penyebab penyakit Typus ( Hepatitis A atau dulu orang menyebutnya sbg penyakit kuning karena seluruh tubuh si penderita berwarna kekuningan ) adalah bakteri bernama Salmonella Typhi. Orang yang terkena penyakit typus sering disebut demam tifoid. demam ini memeliki gejala awalnya pusing seperti mau flu, demam disertai nyeri, mual dan lemas, panas, perut terasa mual dan sebah (penuh), badan terasa tidak enak dan lekas capek. Demam tifoid merupakan penyakit sistemik, bersifat endemik, dan masih merupakan problema kesehatan diberbagai Negara berkembang di dunia.Ciri-ciri terkena demam typus. a. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.b. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.c. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan

34

Page 35: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.d. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).e. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.f. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.Sumber penyebab hepatitis, terutama penyakit typus lebih banyak disebabkan kuman yang menempel di bekas cucian gelas, sendok, piring dan sebagainya dengan kondisi air cucian yang tak diganti, tangan yang kotor. Bakteri ini umumnya terdapat dalam makanan yang sudah basi, daging mentah, maupun kotoran.Penularan penyakit ini hampir selalu terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh kuman tifoid. Penularan penyakit ini terjadi karena makanan dan minuman, urin atau feases manusia yang tercemar kuman tifoid. Kuman masuk ke dalam tubuh bersama makanan atau minuman yang tercemar melalui lambung, kelenjar limfoid, usus halus dan kemudian masuk ke dalam peredaran darah. Bakteri tersebut masuk ke dalam peredaran darah berlangsung singkat, terjadi 24 – 72 jam tetapi belum menimbulkan gejala. Setelah akhir masa inkubasi 120 – 216 jam bakteri tersebut melepaskan endotoksin, menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan gejala demam tifoid.Tifoid berasal dari bahasa Yunani yang berarti “smoke”, karena terjadi penguapan panas tubuh serta gangguan kesadaran disebabkan demam yang tinggi. Penyakit demam yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang merupakan bakteri penyebab diare yang disertai demam tifoid (tifoid fever) yang diawali demam lebih dari seminggu dan kondisi tubuh seseorang seperti akan menderita flu. Demam sukar turun walau sudah minum obat dan disertai nyeri kepala yang hebat.

35

Page 36: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

H. Pewarnaan Gram Zat WarnaPengenalan bentuk (morfologi) mikroba, kecuali untuk kelompok mikroalge, harus dilakukan melaui pewarnaan terlebih dahulu. Karena tanpa melalui pewarnaan, maka bentuk tersebut tidak akan dapat diamati secara jelas. Pewarnaan atau pengecatan terhadap mikroba, banyak dilakukan baik secara langsung bersama (bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui biakan murni). Tujuan dari pewarnaan tersebut ialah untuk:a. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi ataupun jamur.b. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.c. melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam.d. melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia yang ada akan dapat diketahui.Pewarna yang digunakan pada umumnya berbentuk senyawa kimia khusus yang akan memberikan reaksi kalau mengenai bagian tubuh jasad. Karena pewarna tersebut berbentuk ion yang bermuatan positif atau negatif.Sel bakteri bermuatan mendekati negatif kalau dalam keadaan pH mendekati netral. Sehingga kalau kita memberikan pewarna yang yang bermuatan positif, misalnya metilin biru, hasil pewarnaan akan jelas.Secara kimia, zat warna dapat digolongkan ke dalam senyawa basa dan senyawa asam. Jika warna terletak pada muatan positif maka senyawa tersebut dinamakan zat warna basa. Sebaliknya jika warna terdapat pada ion bermuatan negatif maka senyawa tersebut dinamakan zat warna asam.

Jenis Pewarnaan yang Umum DigunakanJENIS CARA PELAKSANAAN CONTOH

36

Page 37: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Positif

Negatif

Tunggal (sederhana)Bertingkat Pewarnaan GramPewarnaan Tahan AsamPewarnaan Struktur Sel:- Spora- Flagella- Kapsula- Granula

Tahapan Dalam Pewarnaan GramTAHAPAN PERLAKUAN HASIL PEWARNAANGram Positif Gram NegatifPewarnaan Awal Kristal Violet Ungu Ungu(30 det)Mordan Larutan Jodium Tetap Tetap(30 det)Dekolorai Etanol 95% Tetap Tidak berwarna(10-20 det)Zat Warna Lawan Safranin Ungu muda Merah(10-20 det)

Contoh zat warna basa misalnya: metilin biru, safranin, safranin merah netral, dan sebagainya, dengan anionnya adalah Cl- , SO42- , CH3COO- , CO-OHOO- dan sebagainya. Sedang zat warna asam misalnya Na eosianat, eosin, fukhsin, fukhsin asam, merah kongo dan sebagainya, dengan kationnya adalah Na+ , K+ , Ca+ , NH3+.Disamping zat warna asam dan zat warna basa juga didapatkan zat warna indiferen seperti sudan III, dimetil amid azo benzol dan zat warna netral seperti eosin metilin biru.Salah satu sifat dan zat warna untuk penggunaan pewarnaan mikroba ialah bahwa zat warna asam pada umumnya mempunyai sifat bersenyawa lebih 37

Page 38: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

cepat dengan bagian-bagian sitoplasma sel, sedang zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel.Faktor-faktor penentu keberhasilan dalam pewarnaan:1. Fiksasi : yang dilakukan sebelum zat warna digunakan. Bertujuan untuk: a) Melekatkan sel pada gelas obyek b) Membunuh mikroba, karena sel dalam keadaan mati lebih mudah diwarnai daripada sel dalam keadaan hidupc) Melepaskan granular protein menjadi gugus reaktif NH3+ yang akan bereaksi dengan gugus OH+ dan zat warna. d) Mencegah terjadinya otolisis sel yang proses pecahnya sel yang disebabkan oleh enzim yang ada didalamnya. e) Merubah daya ikat zat warnaFiksasi dapat dilakukan secara fisik dengan pemanasan ataupun pengeringan secara dingin, sedang yang paling umum dilakukan secara kimia dengan penambahan sabun, formalin, fenol dan sebagainya.

2. Peluntur Warna :Bermaksud untuk warna sel yang telah diwarnai. Senyawa ini digunakan untuk menghasilkan keadaan yang kontras pada sel mikroba sehingga dengan jelas dapat dilihat di bawah mikroskop misalnya. Pada umumnya sel mikroba yang mudah diwarnai akan lebih cepat pula dilunturkan, sedang sebaliknya sel mikroba yang sukar diwarnai akan sulit pula untuk dilunturkan.3. Substrat : Yang berhubungan dengan kandungan sel yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat. Zat warna asam ataupun basa yang dapat bereaksi dengan isi sel akan dipengaruhi oleh kehadiran senyawa diatas, apakah menjadi cepat ataupun lambat. Sehingga berdasarkan pada komposisi kandungan selnya, sel tersebut dapat dibagi menjadi sel yang asidofilik, sel basofilik dan sel sudanofilik. Ini berarti bahwa sel asidofilik dapat mengikat zat warna asam, sel basofilik dapat mengikat zat warna basa dan sudanofilik yang larut dalam minyak.4. Intensifikasi pewarnaan :

38

Page 39: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Bermaksud untuk mempercepat pewarnaan mikroba, misalnya dengan penambahan mordan, sehingga zat akan terikat lebih kuat dalam jaringan. Mordan juga sesuai dengan sifatnya terbagi menjadi mordan asam, yaitu yang dapat bereaksi dengan zat warna basa, misal asam tanin dan asam pikrat. Kedua mordan basa, yaitu yang dapat bereaksi dengan zat warna asam, misal FeSO4, K-antomonium, asetil pirimidinium klorida dan sebagainya. Selain dengan penambahan mordan, intensifikasi dapat pula dilakukan dengan meningkatkan zat warna, temperatur pewarnaan, misal antara 60 – 900C.5. Zat warna penutup :Yang diberikan pada akhir pewarnaan dengan tujuan untuk memberikan warna kontras pada sel mikroba yang diwarnai yang tidak menyerap warna mula. Misal metilin biru, safranin, eritrosin dan sebagainya. Tipe PewarnaanSesuai dengan jenisnya pewarnaan terhadap mikroba ada dua kelompok besar, yaitu:Yang dimaksud dengan pewarnaan tunggal atau pewarnaan sederhana, yaitu cara pewarnaan yang hanya menggunakan satu jenis pewarna saja, misal dengan metilin biru, gentian violet, fukhsin basa, safranin dan sebagainya.Sedag yang dimaksud dengan pewarnaan bertingkat yaitu cara pewarnaan dengan menggunakan beberapa jenis pewarna secara bertahap. Ini mengingat bentuk dan sifat sel mikroba yang berbeda penerimaannya terhadap pewarna, sehingga pada akhirya cara pewarnaan bertingkat ini dapat pula dipergunakan sebagai salah satu cara untuk membedakan kelompok mikroba.Salah satu pewarnaan bertingkat yang paling banyak dipergunakan dan sangat populer ialah pewarnaan Gram yang dikembangkan oleh Christian Gram (1884), yang kemudian lebih disempurnakan secara bertahap. Tahapan pewarnaan Gram dapat menghasilkan dua kelompok besar bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif.Hasil Gram positif dan Gram negatif ini disebabkan oleh perbedaan kandungan dinding sel bakteria yaitu bahwa kandungan senyawa peptidoglikan pada dinding sel Gram negatif.Sistem pewarnaan Gram dilaksanakan berdasarkan tahapan yang sudah ditentukan didalam penggunaan pewarna ataupun pelunturnya.

39

Page 40: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Berbeda dengan pewarnaan negatif, maka ini tidak ditujukan untuk memberikan warna kepada jasad (sel) tetapi justru terhadap latar belakang tempat dimana sel tersebut ditempatkan. Dalam beberapa hal, cara ini lebih menguntungkan karena disamping bentuk sel akan secara jelas terlihat sesuai dengan warna alaminya serta ukuran aslinya, juga bentuk sel tidak kembali. Zat warna yang digunakan untuk sistem ini antara lain dalam bentuk Na eosinat, yang dalam larutan akan berubah menjadi ion Na+ dan eosin, misalnya yang terdapat pada pewarna nigrosin.

PRAKTIKUM PEWARNAAN GRAMAlat dan BahanAlat BahanKaca objek Biakan Kuman : Escherichia coli Mikroskop Staphylococcus40

Page 41: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Ose Zat warna : Karbol kristal ungu 0,5%Lampu spritus Cairan lugolCawan petri alkohol 96%Rak tabung reaksi air fukhsin 0,5%Botol semprot AquadesMinyak imersiCara Kerja1. Membuat preparat Kaca objek dibersihkan dahulu dengan kain yang bersih, kemudian dilewatkan diatas api untuk menghilangkan lemak, biarkan dingin. Sebelum dipakai buat batas bulatan dengan spidol. Jika kuman yang diperiksa ditanam dalam media cair, ambil satu sengkelit ditaruh diatas kaca objek, sebarkan seluas 1-2cm2 (diambil dengan ose yang sudah dipijarkan). Jika kuman yang diperiksa ditanam pada media padat, maka dibuat suspensi kuman dengan satu sengkelit NaCl fisiologis atau aquades steril di atas kaca objek. Biarkan mengeringdi udara atau dipercepat dengan melewatkan diatas api (difiksasi). 2. Tuangkan larutan Karbol Kristal Ungu pada sediaan dan biarkan selama 5 menit3. Cuci dengan air4. Tuangkan cairan Lugol selama 45-60 detik, kemudian dicuci dengan air 5. Cuci dengan alkohol dengan cara mencelupkan dalam bejana berisi alkohol 96% dan goyang-goyangkan selama 30 detik, atau sampai zat warna bersih6. Cuci dengan air7. Tuangkan air Fukhsin, biarkan selama 1-2 menit, cuci dengan air dan keringkan8. Tetesi minyak imersi di atas sediaan, periksa dengan mikroskop Pengamatan : 1. Kuman gram positif berwarna ungu biru 2. Kuman gram negatif berwarna ungu merahKesimpulanDengan pewarnaan gram kita dapat mengetahui bentuk jasad bakteri apakah bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif atau gram negatif. Hasil dari pengamatan menunjukkan bahwa bakteri gram negatif yang seharusnya berwarna ungu merah saat diamati di bawah mikroskop elektron berwarna ungu biru. Hal tersebut diakibatkan oleh penambahan

41

Page 42: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

zat warna (karbol kristal ungu) yang terlalu lama atau melebihi dari waktu yang ditentukan dan pemucatan dilakukan terlalu cepat tidak sampai zat warna benar-benar menghilangI. Uji EfektivitasTujuan : Menguji aktivitas antimikroba dari bahan-bahan alami dan kimia.Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya. (Singleton.2006).Sejarah tentang mikrobadimulai dengan ditemukannya mikroskop oleh Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana,dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. (Skou, dan Sogaard Jensen. 2007).Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir di semua tempat di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga lingkungan yang relative panas, dari ligkungan yang asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto 2005).Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang memiliki aktivitas yang berupa tumbuh dan berkembang. Kadang kala pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme ini terganggu. Hal ini dapat dipengaruhi baik dari mikroba itu sendiri ataupun dari luar. Salah satu pengaruh yang paling berkompoten adalah antimikroba (Gobel, 2008). Anti mikroba adalah senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme hidup. Senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik dan yang dapat membunuh bakteri disebut bakterisida. Atau dengan kata lain disebut juga antiboitika yaitu bahan-bahan yang bersumber hayati yang pada kadar rendah sudah menghambat pertumbuhan mikroorganisme hidup (Gobel, 2008).Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer dan sebagainya (Lutfi 2004).

42

Page 43: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotic dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi mikroba yang digunakan (Soekardjo 1995).Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam. Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup. Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan. Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah sedangkan antiseptik digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit. Zat antiseptik yang umum digunakan diantaranya adalah iodium, hidrogen peroksida dan asam borak. Kekuatan masing-masing zat antiseptik tersebut berbeda-beda.Ada yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi, ada pula yang bereaksi dengan cepat ketika membunuh mikroorganisme dan sebaliknya. Sebagai contoh merkuri klorida, zat antiseptik yang sangat kuat, akan tetapi dapat menyebabkan iritasi bila digunakan pada bagian tubuh atau jaringan lembut. Perak nitrat memiliki kekuatan membunuh yang lebih rendah, tetapi aman digunakan pada jaringan yang lembut, seperti mata atau tenggorokan. Iodium dapat memusnahkan mikroorganisme dalam waktu kurang dari 30 detik. Antiseptik lain bekerja lebih lambat, tetapi memiliki efek yang cukup lama. Kekuatan suatu zat antiseptik biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuatan zat antiseptik tertentu terhadap kekuatan antiseptik dari fenol (pada kondisi dan mikroorganisme yang sama), atau yang lebih dikenal sebagai koefisien fenol (coefficient of phenol). Fenol sendiri, pertama kali digunakan sebagai zat antiseptik oleh Joseph Lister pada proses pembedahan (Dwidjoseputro, 1994).43

Page 44: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya saja dengan mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel bakteri, mengkoagulasi (menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau  meracuni sel bakteri. Beberapa contoh antiseptik diantaranya adalah yodium (povidene iodine 10%), hydrogen peroksida, etakridin laktat (rivanol), dan alkohol (Ayumi,2011).Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas dan dengan metode pengenceran agar. Metode difusi agar dilakukan dengan cara mencampur sebanyak 50 ml masing-masing suspense Bakteri ke dalam 15 ml media agar yang telah dicairkan dalam cawan petri dan kemudian dibiarkan menjadi padat. Cakram kertas dengan diameter 6 mm diletakkan pada permukaan media padat. Dibiarkan selama 3 menit pada suhu kamar sebelum dimasukkan ke incubator 370 C (Adryana, et al,,2009 dalam Putra, 2011).Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic). Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah. Adapun antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit. Efisiensi dan efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:1.      Konsentrasi2.      Waktu terpapar3.      Jenis mikroba4.      Kondisi lingkungan: temperatur, pH dan jenis tempat hidup.Amoksisilin merupakan salah satu antibiotik sintetik turunan penisilin yang memiliki spektrum luas dimana aktif terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. Amoksisilin merupakan antibiotik yang tahan terhadap asam tetapi tidak tahan terhadap penisilinase. Beberapa keuntungan penggunaan amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorpsi obat dalam saluran cerna lebih sempurna, sehingga kadar amoksisilin dalam darah lebih tinggi. Amoksisilin sering digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan, saluran empedu, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp, seperti demam tipoid. Efek terhadap Bacillus dysentery lebih rendah dibanding ampisilin karena lebih banyak obat yang diabsorpsi oleh saluran cerna (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Difusi amoksisilin ke jaringan-jaringan dan cairan-cairan

44

Page 45: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

tubuh lebih baik. Amoksisilin dapat pula menyebabkan gangguan-gangguan usus dan kulit tetapi lebih jarangdaripada ampisilin (Tjay dan Rahardja, 2002). Amoksisilin dan ampisilin merupakan antibiotik turunan penisilin yang mempunyai aktivitas dan spektrum penghambatan yang sama, yaitu dapatmenghambat kerja enzim transpeptidase dengan cara mengikat enzim melalui ikatan kovalen sehingga mencegah pembentukan dinding sel bakteri (Siswandono dan Soekardjo, 2000).Uji Aktivitas AntibakteriMenurut Pratiwi (2008), pengujian aktivitas antibakteri dapat dilakukandengan metode sebagai berikut :a. Metode difusi1). Metode disc diffusion (tes Kirby & Bauer)Piringan yang berisi sampel antibakteri diletakkan di atas permukaan agar yang telah ditanami bakteri, diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC kemudian diamati pertumbuhan bakteri, area jernih di sekitar piringan mengindikasikan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri oleh sampelantibakteri.2). Metode E-testStrip plastik yang mengandung sampel antibakteri dari kadar terendah hingga tertinggi diletakkan pada permukaan media agar yang telah ditanami bakteri, diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC. Pengamatan dilakukan pada area jernih disekitar strip plastik yang mengindikasikan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri oleh sampel antibakteri.3). Ditch-plate techniquePada metode ini sampel uji berupa sampel antibakteri diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur. Bakteri uji digoreskan ke arah parit yang berisi sampel antibakteri, diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC Aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan daerah bening disekitar parit.4). Cup-plate techniqueMetode ini serupa dengan disc diffusion, dimana dibuat sumuran pada media agar yang telah ditanami bakteri uji. Sampel antibakteri dimasukkan ke dalam sumuran tersebut dengan jumlah tertentu dan konsentrasi tertentu pula. Plate diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC untuk memungkinkan agar sampel antibakteri berdifusi pada permukaan media agar. Aktivitas antibakteriditunjukkan dengan daerah bening disekitar sumuran.B. Metode Dilusi

1. Dilusi cair (broth dilution test)45

Page 46: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

Antibakteri disuspensikan pada media cair dengan pH 7-7,4 kemudian dilakukan pengenceran dengan menggunakan beberapa tabung reaksi. Selanjutnya dilakukan inokulasi bakteri uji yang telah disuspensikan dengan NaCl steril atau dengan TSB, yang tiap milimeternya mengandung kurang lebih 105-106 bakteri. Suspensi zat antibakteri dimasukkan ke dalam suspensi bakteri uji. Setelah itu,diinkubasikan pada suhu 37oC selama 18-24 jam dan diamati pertumbuhan bakteri. Pengamatan pertumbuhan bakteri berdasarkan pada kekeruhan suspensi. Tabung yang keruh menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri, sedangkan tabung yang lebih bening menunjukkan bahwa zat antibakteri dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang diuji.2. Dilusi padat (solid dilution test)Zat antibakteri dicampur sampai homogen pada agar steril yang masih cair dengan suhu serendah mungkin dengan menggunakan berbagai konsentrasi aktif, larutan tersebut dituangkan ke dalam cawan petri steril kemudian setelah memadat dioleskan bakteri uji pada permukaannya.

Praktikum Uji efektivitasAlat dan Bahan1. Cawan Petri yang berisi media Nutrient Agar2. Tabung reaksi berisi bakteri Salmonella dan E.coli3. Lidi kapas4. Pinset5. Cakram (Antibiotik Ampisillin)6. Lampu bunsen7. Gelas bekker yang berisi desinfektan8. Rak tabung reaksiCara Kerja1. Siapkan alat dan bahan2. Ambil lidi kapas yang steril3. Ambil tabung reaksi yang berisi bakteri, buka sumbat kapas, panaskan mulut tabung4. Ambil bakteri menggunakan lidi kapas

46

Page 47: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

5. Panaskan kembali mulut tabung reaksi dan sumbat kembali dengan kapas6. Ambil cawan petri, panaskan (pinggiran)7. Buka tutup cawan, dan gores secara merata diseluruh permukaan media N.A8. Masukkan lidi kapas ke dalam gelas bekker yang berisi desinfektan9. Ambil cakram (antibiotik ampisillin) dengan menggunakan pinset steril10.Letakkan cakram di dalam media (dibagian tengah), lalu tekan perlahan sampai menempel 11. Tutup cawan petri dan panaskan kembali (pinggiran)12. Pinset disterilkan dengan dipijarkan di lampu bunsen13. Bungkus cawan petri kembali dan masukkan ke dalam inkubator14. Lakukan pengamatan 1 x 24 jamHasil Pengamatan

Hasil Pengamatan = Terdapat zona bening menunjukkan tidak ada bakteri yang tumbuh. Artinya antibiotik yang digunakan dapat menghambat pertumbuhan bakteri KesimpulanDari semua praktikum dapat disimpulkan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dengan kasat mata, tetapi harus menggunakan mikroskop dengan pembesaran.Lewat praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ilmu mikrobiologi berkaitan dengan bidang kesehatan khususnya dalam bidang

47

Page 48: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

farmasi.

Daftar Pustakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Salmonella

48

Page 49: Laporan Praktikum Jurnal Mikrobiologi (Poltekkes Manado Jurusan Farmasi)

http://missikamaryanie.blogspot.com/2012/02/bakteri-salmonella.htmlPratiwi Sylvia T.2008.Mikrobiologi Farmasi. Erlangga.JakartaJurnal Mikrobiologi dan Parasitologihttp://sumarsih07.files.wordpress.com/2007/12/buku-ajar-mikrobiologi.pdfhttp://eprints.unsri.ac.id/1786/2/Mikrobiol2012_OK.pdfMikrobiologi Dasar oleh Prof. H. Unus Suriawiria

49