Laporan Praktikum Fistum Vii

33
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PERCOBAAN VII PERKEMBANGAN KECAMBAH DALAM GELAP DAN TERANG NAMA : FITRA IMAM PRATAMA NIM : H411 11323 KELOMPOK : IV (EMPAT) B HARI/TANGGAL PERCOBAAN : JUM’AT/19 OKTOBER 2012 ASISTEN : IRMAYANTI NUR ALAM

description

mantap

Transcript of Laporan Praktikum Fistum Vii

Page 1: Laporan Praktikum Fistum Vii

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN VII

PERKEMBANGAN KECAMBAH DALAM GELAP DAN TERANG

NAMA : FITRA IMAM PRATAMA

NIM : H411 11323

KELOMPOK : IV (EMPAT) B

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : JUM’AT/19 OKTOBER 2012

ASISTEN : IRMAYANTI

NUR ALAM

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2012

Page 2: Laporan Praktikum Fistum Vii

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon.

Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung,

jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat,

maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi

enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati,

sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen

sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir,

amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat (Wikipedia, 2008).

Tumbuh tidak saja diatur oleh faktor – faktor lingkungan tetapi juga oleh

bahan – bahan kimia yang dihasilkan di dalam tumbuhan. Bahan – bahan kimia

itu disebut hormon. Hormon merupakan senyawa organik yang bekerja aktif

dalam jumlah yang sedikit sekali, ditransportasikan ke dalam seluruh tubuh

tumbuhan dan mempengaruhi pertumbuhan atau proses – proses fisiologis

lainnya. Hormon dibentuk di suatu tempat tetapi menunaikan fungsinya di tempat

lain. Berbeda dengan enzim, hormon selama proses – proses metabolik, dan harus

diperbaharui untuk menjaga kelangsungan pengaruhnya. Pertumbuhan di satu

bagian dapat bergantung pada kegiatan selular lainnya. Dengan bantuan hormon,

sel – sel tumbuhan dapat diubah dari unit – unit yang bebas menjadi bagian –

Page 3: Laporan Praktikum Fistum Vii

bagian yang saling berkaitan dalam satu kesatuan organisme (Kaufman, dkk.,

1975).

Biji-biji yang sedang berkecambah dapat merupakan sumber enzim dari

jaringan tumbuhan, meskipun enzim-enzim yang diperoleh merupakan enzim

kasar. Untuk keperluan percobaan enzim yang sederhana, ekstrak kecambah dapat

kita gunakan. Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit. Tidak terpengaruh

oleh reaksi yang dikatalisisnya pada kondisi stabil. Walaupun enzim mempercepat

penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi

tersebut (Wikipedia, 2008).

Untuk melihat pengaruh pemberian enzim amylase terhadap larutan pati

perlu diadakan suatu percobaan. Hal inilah yang melatarbelakangi sehingga

percobaan ini dilakukan.

I.2 Tujuan percobaan

Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk mempelajari pengaruh

cahaya terhadap perkembangan kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus 

dalam gelap dan terang.

I.3 Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan dilaksanakan pada hari Jum’at 19 oktober

2012, pukul 14.00 - 17.00 WITA,di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,

Makassar. Percobaan dilakukan setiap hari selama 7 hari di Asrama Mahasiswa

Universitas Hasanuddin.

Page 4: Laporan Praktikum Fistum Vii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang teratur dan berkembang

umumnya menuju keadaan yang lebih tinggi,lebih teratur dan lebih kompleks.

Perkembangan dikenal juga dengan morfogenesis.Perkembangan meliputi proses

tumbuh dan diferensiasi. Selain dengan mengukur volume parameter lain dalam

mengukur pertumbuhan adalah dengan mengukur berat basah dan berat kering

tumbuhan (Wikipedia, 2008).

Enzim terkadang membutuhkan kofaktor untuk dapat melakukan

aktivitasnya dengan baik. Kofaktor dapat berupa senyawa organik dengan berat

molekul cukup tinggi atau ion logam (besi, magnesium, zinc, atau kalsium).

Senyawa organik ini terkait pada bagian protein enzim. Apabila ikatan yang

terjadi kendur dan tidak kuat maka kofaktor disebut koenzim dan apabila senyawa

organik terikat erat melalui ikatan kovalen maka dinamakan gugus prostetis.

(Wikipedia, 2008).

Tumbuh tidak saja diatur oleh faktor – faktor lingkungan tetapi juga oleh

bahan – bahan kimia yang dihasilkan di dalam tumbuhan. Bahan – bahan kimia

itu disebut hormon. Hormon merupakan senyawa organik yang bekerja aktif

dalam jumlah yang sedikit sekali, ditransportasikan ke dalam seluruh tubuh

tumbuhan dan mempengaruhi pertumbuhan atau proses – proses fisiologis

lainnya. Hormon dibentuk di suatu tempat tetapi menunaikan fungsinya di tempat

lain. Berbeda dengan enzim, hormon selama proses – proses metabolik, dan harus

Page 5: Laporan Praktikum Fistum Vii

diperbaharui untuk menjaga kelangsungan pengaruhnya. Pertumbuhan di satu

bagian dapat bergantung pada kegiatan selular lainnya. Dengan bantuan hormon,

sel – sel tumbuhan dapat diubah dari unit – unit yang bebas menjadi bagian –

bagian yang saling berkaitan dalam satu kesatuan organisme (Kaufman, dkk.,

1975).

Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-

sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan

pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran

dewasa maka terbentuk bunga. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman

merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan pekembang biakan suatu

species.Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus-menerus

sepanjang daur hidup, tergantung pada tersedianya merisitem,hasil

asimilasi,hormone dan substansi pertumbuhan lainnya,serta lingkungan yang

mendukung (Salisbury dan Ross, 1995).

faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji dapat dikelompokkan

dalam (Elisa, 2006) :

(a) faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air;

(b) faktor internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan

rendahnya zat perangsang tumbuh;

(c) faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan sintesis

zat perangsang tumbuh.

Dormansi pada biji dapat dipatahkan dengan perlakuan mekanis, cahaya,

temperatur, dan bahan kimia. Proses perkecambahan dalam biji dapat dibedakan

Page 6: Laporan Praktikum Fistum Vii

menjadi dua macam, yaitu proses perkecambahan fisiologis dan proses

perkecambahan morfologis. Sedangkan dormansi yang terjadi pada tunas-tunas

lateral merupakan pengaruh korelatif dimana ujung batang akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan bagian tumbuhan lainnya yang dikenal dengan

dominansi apikal. Derajat dominansi apikal ditentukan oleh umur fisiologis

tumbuhan tersebut (Elisa, 2006).

Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang

berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis

bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada

permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat

proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan

yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar

enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja

pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan

struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase

hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa (Wikipedia,

2008).

Pertumbuhan adalah suatu pertambahan dalam ukuran pertambahan dalam

ukuran yang bersifat irreversible. Karna bersifat multi sel maka pertumbuhan

bukan saja dalm voume tetapi juga pertambahan dalam hal bobot, jumlah sel,

banyaknya proto plasma, dan tinggkat kerumitan.Proses pertumbuhan sebagian

besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel. Umumya daerah

pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apical dari tunas akar.Pada

Page 7: Laporan Praktikum Fistum Vii

rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas

tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi pada bagian-bagian lainnya

misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas tertentu. Pertumbuhan

lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada sisi-sisi jaringan

cambium (Dwidjoseputro, 1992).

Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-

masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase

dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama

lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the

International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar

(Dwidjoseputro, 1992).

Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang

peranan. Enam golongan tersebut ialah (Poedjiadi, 2006):

1.      Oksidoreduktase

2.      Transferase

3.      Hidrolase

4.      Liase

5.      Isomerase

6.      Ligase

Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya

holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim

adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim

adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus

Page 8: Laporan Praktikum Fistum Vii

yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang

terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus

prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai

yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya

merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat

merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006).

Gambar 1.1 : Perkembangan kecambah didaerah terang

Sumber : Afriat, 2009

Page 9: Laporan Praktikum Fistum Vii

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah

(Dwidjoseputro, 1992).

1.      suhu

Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi

menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu,

karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan

denaturasi dan bagian aktig enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan

kecepatan enzim berkurang.

2.      pH

Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya

berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi

denaturasi protein.

3.      konsentrasi enzim

Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim

tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat

tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.

4.      konsentrasi substrat

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan

menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi

kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.

5.      zat-zat penghambat

Page 10: Laporan Praktikum Fistum Vii

Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap

penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.

Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di

berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting

dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase. Enzim ini terdapat dalam

saliva atau air liur manusia. Saliva yang disekresikan oleh kelenjar liur selain

mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air, glikoprotein, dan musin

yang bekerja sebagai pelumas pada waktu mengunyah dan menelan makanan.

Amilase yang terdapat dalam saliva adalah α-amilase liur yang mampu membuat

polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan oligosakarida

lain dengan menyerang ikatan glikosodat α(1 4). Amilase liur akan segera

terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam

mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus partikel

makanan (Wikipedia, 2008).

Auksin merupakan hormon terhadap tumbuhan yang mempunyai peranan

luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sifat penting auksi

adalah berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat

pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan dan pemanjangan sel

(Wikipedia, 2008).

Pengaruh auksin terhadap pemanjangan dapat dipelajari dari hasil

berdasarkan penelitian pada ujung koleoptil kecambah sejenis gandum Avena

sativa. Sebetulnya sudah lama diketahui bahwa ujung koleoptil itu penting untuk

pemanjangan koleoptil dan batang bawahnya. Bila ujungnya dipotong,

Page 11: Laporan Praktikum Fistum Vii

pertumbuhan akan terhambat beberapa jam, dan akan tumbuh lagi apabila ujung

batang yang terpotong itu telah memproduksi auksin kembali. Tetapi bila

potongan ujung koleoptil itu segera diletakkan kembali di tempatnya dan

dilekatkan dengan gelatin yang hangat maka pertumbuhan tidak akan terhenti

(Kaufman, dkk., 1975).

Gambar 2 : Perkembangan kecambah didaerah terang

Sumber : Afriat, 2009

Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan

tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan

cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon

Page 12: Laporan Praktikum Fistum Vii

auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang

diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat

dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur

batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan

karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Wikipedia, 2008).

Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka

pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi

sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat

cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan

ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang

disebut dengan fototropisme (Elisa, 2006). 

Perkecambahan biji adalah kulminasi dari serangkaian kompleks proses-

proses metabolik, yang masing-masing harus berlangsung tanpa gangguan. Tiap

substansi yang menghambat salah satu proses akan berakibat pada terhambatnya

seluruh rangkaian proses perkecambahan. Beberapa zat penghambat dalam biji

yang telah berhasil diisolir adalah soumarin dan lacton tidak jenuh; namun lokasi

penghambatannya sukar ditentukan karena daerah kerjanya berbeda dengan

tempat di mana zat tersebut diisolir. Zat penghambat dapat berada dalam embrio,

endosperm, kulit biji maupun daging buah (Latunra, 2011).

Biji-bijian dari banyak spesies tidak akan berkecambah pada keadaan

gelap, biji-biji itu memerlukan rangsangan cahaya. Karena itu kelihatannya

perkecambahan yang dikendalikan cahaya merupakan satu adaptasi tanaman yang

tidak toleran terhadap penaungan. Cahaya sendiri memiliki suatu intensitas,

Page 13: Laporan Praktikum Fistum Vii

kerapatan pengaliran atau intensitas menunjukkan pengaruh primernya terhadap

fotosintesis dan pengaruh sekundernya pada morfogenetika pada intensitas

rendah, tetapi sebagian memerlukan energi yang lebih besar (Afriat, 2009).

Ekologi tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya diatur oleh dua

hal yaitu penempatan daun dalam posisi dimana akan diterima intersepsi cahaya

maksimum. Berarti diatas kanopi dan didalam komunitas yang kompleks sebagian

besar daun tesebut tidak dapat mencapainya. Karena itu sebagian besar dari daun

akan berada pada intensitas cahaya yang kurang dari yang dibutuhkan.

Fotosintesis dimaksimumkan untuk energi yang diterima, dengan anggapan

keadaan ini menjadi dibawah titik jenuh cahaya untuk fotosintesis normal,

sehingga tetap dalam kesinambungan neto karbon yang positif (pengikatan CO2

untuk fotosintesis lebih besar daripada jumlah yang dikeluarkan pada respirasi dan

hasil karbohidrat). Sehelai daun yang berada pada keseimbangan C yang negative

akan memerlukan gula yang diambil dari sisa tanaman dan akan mengurangi

ketegaran secara menyeluruh (Santoso, 2010).

Tanaman autotrophic bergantung pada cahaya untuk makanan mereka,

sehingga kegelapan (tidak adanya cahaya) mempengaruhi pertumbuhan mereka,

dan kegelapan berkepanjangan mematikan..Alga uniseluler tertentu (baik laut dan

tanah) menghindari masalah ini dengan cara yang menarik. Dalam terang, mereka

berfotosintesis normal dan membuat semua senyawa karbon yang mereka

butuhkan. Namun dalam kegelapan, mereka dengan cepat mengembangkan sistem

transportasi yang kuat yang memompa karbon senyawa organik eksternal

(terutama gula) ke dalam sel mereka, memberikan alternatif sumber energi dan

Page 14: Laporan Praktikum Fistum Vii

metabolit. Sistem transportasi hilang dan fotosintesis dimulai saat lampu

dihidupkan, dan laju fotosintesis dan transportasi dapat bervariasi berbanding

terbalik dengan intensitas cahaya. Mekanisme ini memberikan keunggulan

kompetitif yang kuat untuk organisme ini (Santoso, 2010).

Adanya penyinaran sinar matahari akan menimbulkan cahaya. Sedang

cahaya sangat dibutuhkan untuk :Pembentukan zat warna hijau (chlorophyll),

Pertumbuhan tanaman dan kwalitas daripada produksi. Tanaman yang kurang

cahaya matahari pertumbuhannya lemah, pucat dan memanjang. Setiap jenis

sayuran menghendaki syarat-syarat yang sangat berlawanan, ada suatu jenis yang

menghendaki penyinaran panjang, ada pula yang pendek. Yang dimaksud

penyinaran panjang ialah lebih dari 12 jam, sedang penyinaran pendek kurang dari

12 jam (Santoso, 2010).

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor

dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat

dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan

hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses

kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan.

Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu

menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.Faktor luar tumbuhan yang sangat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor

lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan (Lakitan, 1993).

Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang disintesis di salah

satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian yang lain, pada konsentrasi

Page 15: Laporan Praktikum Fistum Vii

yang sangat rendah mampu menimbulkan respon fisiologis. Hormon

mempengaruhi respon (Santoso, 2010).

BAB III

METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah nampan, gelas aqua dan

pinset.

III. 2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah biji kacang hijau

Phaseolus radiatus, air, kertas koran, kertas label.

III. 3 Cara Kerja

Prosedur kerja dari percobaan ini adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini.

2. Merendam 15 biji kacang hijau Phaseolus radiatus selama beberapa menit di

dalam air.

3. Memilih kacang hijau Phaseolus radiatus yang mengapung di air yang

menandakan kualitasnya baik dan cocok.

4. Menyiapkan 3 buah nampan yang telah diberi sobekan-sobekan kecil koran di

dasarnya. Kemudian membasahi sobekan-sobekan koran tersebut.

5. Memasukkan masing-masing 5 buah kacang hijau Phaseolus radiatus pada

ketiga nampan.

Page 16: Laporan Praktikum Fistum Vii

6. Menempatkan nampan pertama di tempat yang terang dan nampan kedua di

tempat yang gelap serta nampan ketiga sebagai kontrol.

7. Melakukan pengamatan selama 1 minggu untuk melihat perkembangan

tanaman dan mencatat hasilnya.

Page 17: Laporan Praktikum Fistum Vii

DAFTAR PUSTAKA

Afriat, 2009. Dormansi Benih dan Pemecahannya. http://pustaka.ut.ac.id//, diakses pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 21:38.

Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Elisa, 2006, Dormansi dan Perkecambahan Biji, http:// elisa.ugm.ac.id/ , diakses pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 21.50 WITA.

Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kaufman, P. B., dkk., 1975, Laboratory Experiment in Plant Physiology,  Macmillan Publishing Co., Inc,  New York.

Poedjiadi, A., 2006, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia PRESS, Jakarta.

Salisbury, F.B. dan C.W, Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.

Santoso, B.W., 2010,Perkembangan Kecambah Dalam Tempat Gelap dan Terang, http://www. Flashvortex.com ,diakses pada tanggal 30 November 2011, pukul 20.00 WITA. 

Wikipedia, 2008 , Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau, http://id.wikipedia.org/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 22.00 WITA.

Wikipedia, 2008, Enzim amilase htpp://id.wikipedia.org/, diakses pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 22.30 WITA.

Page 18: Laporan Praktikum Fistum Vii
Page 19: Laporan Praktikum Fistum Vii

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

IV. 1.1 Tabel Pengamatan tempat Terang

Hari Panjang Kecambah (cm)

1 2 3 4Sabtu - - - -

Minggu 0,2 0,3 0,1 -Senin 0,5 0,7 0,4 0,3Selasa 1,2 1,9 1,2 0,9Rabu 2,1 2,8 2,2 1,7

IV.1.2 Tabel Pengamatan tempat Gelap

Hari Panjang Kecambah (cm)

1 2 3 4Sabtu - 0,2 - -

Minggu 0,5 0,7 0,4 0,3Senin 3,3 1,6 2 2,1Selasa 5,1 4,4 5,0 4,1Rabu 8,5 8,2 8,1 9,5

IV.2 Pembahasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman yaitu

faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air serta faktor

internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya

Page 20: Laporan Praktikum Fistum Vii

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

IV. 1.1 Tabel Pengamatan tempat Terang

Hari Panjang Kecambah (cm)

1 2 3 4 5Sabtu - - - - -

Minggu 0,2 0,3 0,1 - 0,2Senin 0,5 0,7 0,4 0,3 0,6Selasa 1,2 1,9 1,2 0,9 1Rabu 2,1 2,8 2,2 1,7 2

IV.1.2 Tabel Pengamatan tempat Gelap

Hari Panjang Kecambah (cm)

1 2 3 4 5Sabtu - 0,2 - - -

Minggu 0,5 0,7 0,4 0,3 0,5Senin 3,3 1,6 2 2,1 1,2Selasa 5,1 4,4 5,0 4,1 3,3Rabu 8,5 8,2 8,1 9,5 7,5

IV.2 Pembahasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman yaitu

faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air serta faktor

internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya

zat perangsang tumbuh.

Pada percobaan kali ini menggunakan biji kacang hijau Phaseolus

radiatus yang direndam selama beberapa menit agar proses pertumbuhan

kecambah lebih cepat. Biji kacang hijau Phaseolus radiatus dikelompokkan

Page 21: Laporan Praktikum Fistum Vii

menjadi dua kelompok yaitu kelompok keadaan kelompok keadaan terang dan

gelap.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama beberapa hari.

Ditempat terang pada hari pertama tidak tampak adanya pertumbuhan pada

tanaman kacang hijau kemudian pada empat hari berturut-turut sudah terlihat

adanya pertumbuhan pada tanaman biji kacang hijau Phaseolus radiatus. Dan di

tempat terang, ada cahaya yang dapat menghalangi perkembangan auksin

sehingga tumbuhan menjadi lebih pendek. Pada daerah terang pertumbuhan

kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus terlihat lamban, dengan pertambahan

panjang kecambah kurang lebih 1 cm tiap hari. Pada hari pertama, tidak ada

pertumbuhan kecambah sama sekali. Pada hari kedua panjang kecambah 0,1-0,3

cm. Pada hari ketiga 0,3-0,7cm. Pada hari keempat panjang kecambah 0,9-1,9 cm.

Hari kelima sekitar 1,7-2,8 cm.

Kemudian ditempat gelap pada hari pertama tidak memperlihatkan adanya

pertumbuhan kemudian empat hari berturut-turut sudah terlihat jelas bahwa

tanaman itu mengalami pertumbuhan dengan adanya perubahan ukurannya dan

tanaman yang ditempat gelap ini sangat cepat pertumbuhannya karena tidak ada

cahaya yang dapat menghalangi perkembangan auksin sehingga tumbuhan

menjadi lebih tinggi. Pada daerah gelap pertumbuhan kecambah kacang hijau

Phaseolus radiatus terlihat sangat cepat dengan pertambahan panjang kecambah

sekitar 1-5 cm tiap hari. Pada hari pertama, panjang kecambah 0-0,2 cm. Pada hari

kedua panjang kecambah 0,3-0,7 cm. Pada hari ketiga 1,2-3,3 cm. Pada hari

keempat panjang kecambah 3,3-5,1 cm. Hari kelima sekitar 7,5-9,5 cm. Terlihat

Page 22: Laporan Praktikum Fistum Vii

bahwa setiap hari terjadi penambahan panjang pada masing-masing kecambah,

baik pada tempat terang dan tempat gelap.

Adanya penyinaran sinar matahari akan menimbulkan cahaya. Sedang

cahaya sangat dibutuhkan untuk membentukan zat warna hijau (chlorophyl)

dalam melakukan fotosintesis, pertumbuhan tanaman dan kualitas daripada

produksi. Tanaman yang kurang cahaya matahari pertumbuhannya lemah, pucat

dan memanjang. Setiap jenis sayuran menghendaki syarat-syarat yang sangat

berlawanan, ada suatu jenis yang menghendaki penyinaran panjang, ada pula yang

pendek. Yang dimaksud penyinaran panjang ialah lebih dari 12 jam, sedang

penyinaran pendek kurang dari 12 jam.

BAB V

PENUTUP

Page 23: Laporan Praktikum Fistum Vii

V.1   Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa tanaman yang berada di tempat terang tumbuh

secara normal dengan ciri-ciri batang pendek dan daun berwarna hijau segar

sedangkan tanaman pada tempat gelap mengalami pertumbuhan yang lebih cepat

dibandingkan tanaman pada tempat terang dengan ciri-ciri batang yang lemas dan

daun yang berwarna kuning pucat.

V.2   Saran

Sebaiknya melengkapi alat dan bahan terlebih dahulu sebelum memulai

praktikum.