Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

20
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN PERCOBAAN II RITME PERNAFASAN OLEH Nama : Nur Isnaini Ulva Stambuk : F1D1 11 055 Kelompok : VII (Tujuh) Asisten : Irjum Budiatman Wijaya, S.Si JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO

description

download saja

Transcript of Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

Page 1: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PERCOBAAN II

RITME PERNAFASAN

OLEH

Nama : Nur Isnaini Ulva

Stambuk : F1D1 11 055

Kelompok : VII (Tujuh)

Asisten : Irjum Budiatman Wijaya, S.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

Page 2: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pernafasan merupakan suatu sistem yang dibentuk oleh beberapa

organ pernafasan dan memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Sistem pernapasan terdiri dari beberapa komponen, yakni saluran

napas, dinding toraks, dan parenkim paru. Sistem saraf berperan sebagai

pengendali irama pernapasan. Kelancaran dan keberhasilan upaya ventilasi

sangat bergantung pada integritas dan interaksi masing-masing komponen

tersebut maupun interaksi dengan organ atau sistem tubuh lain.

Udara mengalir dari tekanan lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.

Sehingga udara masuk ke dalam paru disebabkan oleh perbedaan tekanan

antara atmosfir dan alveoli. Kontraksi aktif otot-otot pernapasan inspirasi

membuat rongga toraks membesar selanjutnya tekanan intratoraks menurun.

Penurunan tekanan intratoraks mengakibatkan alveoli membesar, gas alveolar

menyebar, tekanan gas alveolar menurun menjadi sub-atmosfir sehingga

terjadi aliran udara ke alveoli.

Waktu inspirasi kontraksi otot-otot pernapasan dalam upaya untuk

pengembangan rongga toraks harus dapat mengatasi kekuatan daya lenting

(elastic recoil) paru dan toraks, tahanan friksi jaringan paru dan toraks selama

bergerak serta tahanan jalan napas. Daya pengembangan paru dan toraks ini

disebut sebagai compliance (keteregangan) yaitu besarnya perubahan volume

dibandingkan dengan tekanan. Pernafasan seseorang adalah sangat spesifik

oleh sebab itu dalam hal irama/ritme pernafasanpun akan berbeda-beda.

Selain itu perbedaan ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

internal ataupun eksternal. Oleh sebab itu, maka perlu diadakan praktikum ini

untuk mengetahui bagaimana kecepatan pernafasan tiap orang dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Page 3: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ritme pernafasan adalah bagaimana

kecepatan pernafasan permenit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ritme pernafasan adalah untuk mengetahui

kecepatan pernafasan permenit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ritme pernafasan adalah agar dapat

mengetahui kecepatan pernafasan permenit dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Page 4: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pernafasan merupakan adaptasi terbesar yang dibuat pertama oleh

kelahiran baru dalam hembusan nafas pertama bagi udara. Kita tiba di dunia ini

dengan napas dan mendiamo dunia ini dengan bernapas. Jika anda mengamati

seorang bayi ketika tidur, anda akan melihat perutnya naik (mengembang) dan

menurun (mengempis). Kerangka tulang rusuk mengembang dan berkontraksi.

Napas bukan hanya membawa kesadarn dan energi, tapi juga merupakan proses

fisiologis yang bekerja baik disengaja maupun yang tidak di sengaja (Handoyo,

2009).

Pernapasan adalah aktivitas bernapas. Pernapasan mencakup aktivitas

pengambilan oksigen dan pengeluaran karbodioksida. Inhalasi atau inspirasi

mengacu pada pengambilan udara ke dalam paru-paru. Ekshalasi atau ekspirasi

mengacu pada pengeluaran atau pergerakan gas dari paru ke uadara. Ventilasi

adalah kata yang mengacu pada pergerakan udara ke dalam dan keluar paru-paru

(Karies, 2005).

Pernapasan memiliki ritme yang teratur. Ritme pernapasan dihasilkan dari

pusat pernapasan yang terletak di pons dan medula oblongata (pneumotaxic

center). Kebanyakan inti sel saraf yang terletak di medula oblongata memiliki

akson yang berjalan menuju medula spinalis bersinaps dengan interneuron atau

motor neuron yang terletak di regio servikal, torakal dan lumbal. Inti sel saraf

spinal yang menerima input dari medula oblongata membentuk saraf tepi, keluar

dari medula spinalis, menginervasi otot inspirasi dan otot ekspirasi (Setiawan,

2013).

Sistem pernafasan adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran

gas.Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan

dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:

rongga hidung - faring - trakea - bronkus - paru-paru (bronkiol dan alveolus).

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan

tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf

Page 5: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat

dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam (Handaya,

2011).

Asma bronkial merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang

melibatkan berbagai sel inflamasi, khususnya sel mast, eosinofil, limfosit T,

makrofag, neutrofil dan sel-sel epitel. Pada individu yang peka, inflamasi ini

menyebabkan episode berulang (wheezing), susah bernapas, dada sesak dan batuk,

terutama pada malam atau pagi hari. Inflamasi ini juga menyebabkan peningkatan

respons saluran napas terhadap berbagai rangsangan.1 Asma merupakan penyakit

multifactor yang disebabkan oleh faktor keturunan atau lingkungan, penyakit

atopik, infeksi saluran napas, perokok sigaret aktif maupun pasif, paparan akibat

pekerjaan, bahan kimia dalam makanan dan obatobatan (Agustiningsih, 2007).

Page 6: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ritme pernafasan dilaksanakan pada hari Rabu, 3 April

2014 pukul 13.00 WITA sampai selesai dan bertempat di Laboratorium

Zoologi, FMIPA, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum praktikum ritme pernafasan.

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan pada praktikum Ritme pernafasan. No Nama Alat Kegunaan1. Kantong plastik

beningUntuk menutup kepala saat bernafas

2. Stopwatch Untuk menghitung waktu pernafasan

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum praktikum Ritme pernafasan

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Ritme pernafasan.No Nama bahan Kegunaan1. Manusia Sebagai objek pengamatan

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Ritme pernafasan yaitu

sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi pernafasan per menit waktu istirahat.

2. Melakukan pernafasan dengan cepatr selama 1 menit dan dilanjutkan

dengan bernafas normal. Kemudian menghitung frekuensi kecepatan

pernafasan.

Page 7: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

3. Menutup hidung dan mulut dengan kantong plastik, kemudian bernafas

dengan udara pernafasan yang ada di dalam kantong dan menghitung

frekuensi pernafasan selama 2 menit.

4. Menekuk lutut sebanyak 30 kali dengan interval waktu selama 1 menit.

Kemudian duduk dengan tenang dan bernafas dengan normal, dan

menghitung frekuensi pernafasan selama 1 menit.

5. Mengulangi perlakuan yang sama, dan mencatat wkatu pernafasan.

Page 8: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang diperole pada praktikum Ritme pernafasan

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. I. Tabel hasil pengamatan Ritme pernafasan sebelum inhalasi maksimal

No Sampel PerlakuanPernafasan

normalSetelah

bernafas cepat

Setelah ditutup kantong plastik

Setelah tekuk lutut

1. Riska 31 kali/ menit 71 kali/menit

71kali/ menit

17kali/ menit

2. Sahar 19 kali/menit 31kali/ menit

35kali/ menit

19kali/ menit

Tabel 3. II. Tabel hasil pengamatan Ritme pernafasan setelah inhalasi Maksimal

No Sampel PerlakuanPernafasan

normalSetelah

bernafas cepat

Setelah ditutup kantong plastik

Setelah tekuk lutut

1. Riska 21 detik 29 detik 9 detik 13 detik2. Sahar 60 detik 73 detik 27 detik 17 detik

Tabel 3. III. Tabel hasil pengamatan ritme pernafasan setelah ekalasi Maksimal

No Sampel Setelah tekuk lutut

1. Riska 202. Sahar 11

B. Pembahasan

Manusia melakukan aktivitas pernafasan dengan kecepatan inspirasi dan

ekspirasi yang bervariasi. Kecepatan waktu antara inspirasi dan ekspirasi yang

bervariasi antara setiap orang disebut dengan ritme pernafasan. Pernafasan

Page 9: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

setiap orang sangat spesifik. Oleh sebab itu, dalam hal irama/ritme pernafasan

pun akan berbeda-beda.

Umumnya setiap menit manusia melakukan pernafasan antara 15-18 kali

(inspirasi-ekspirasi). Cepat atau lambatnya manusia bernafas dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor-faktor tersebut

antara lain umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh dan aktivitas atau

kegiatan tubuh.

Umumnya makin bertambah umur seseorang, irama pernafasannya akan

semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan makin berkurangnya kebutuhan

energi. Irama pernafasan laki-laki umumnya lebih cepat daripada perempuan

karena laki-laki umumnya beraktivitas lebih banyak dan bekerja lebih keras

daripada perempuan. Semakin rendah suhu tubuh, akan semakin cepat

pernafasan. Sebaliknya semakin tinggi suhu semakin lambat pernafasan. Akan

tetapi hal yang demikian tidak berlangsung secara linier. Apabila suhu tubuh

terus meningkat, pada suhu tertentu laju irama pernafasan akan semakin cepat.

Misalnya saat tubuh demam.

Posisi tubuh menentukan banyaknya otot dan organ tubuh yang bekerja.

Hal ini berarti menentukan kebutuhan energi untuk mendukungnya. Irama

pernafasan pada posisi berdiri lebih cepat daripada orang yang duduk atau

orang yang berbaring. Semakin banyak kegiatan atau aktivitas seseorang,

maka semakin banyak organ tubuh yang bekerja dan semakin berat kerja

organ tersebut. Dengan kata lain, semakin tinggi kebutuhan energi yang

diperlukan, sehingga laju metabolisme dan irama pernafasan semakin cepat.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, menunjukan bahwa pada saat

beristirahat ritme pernafasan lebih stabil dibandingkan pada saat bernafas

dengan cepat.. Pada saat bernafas dengan cepat, maka rongga-rongga dan

saluran pernafasan yang menjadi jalan keluar masuknya udara bekerja secara

cepat pula.

Page 10: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

Pengamatan pada praktikum ini, yaitu dengan memberi perlakuan yang

sama pada beberapa sampel praktikan, yaitu Afrida, Ritnawati, Rasno, dan

Ratnaeni dengan tujuan untuk mengetahui kecepatan pernafasan. Hasil

pengamatan frekuensi pernafasan sebelum inhalasi maksimal saat istirahat

selama 1 menit yang diperoleh Kecepatan pernafasan Afrida adalah 20 kali

dalam waktu 1 menit, Ritnawati 18 kali dalam 1 menit. Hal ini sesuai dengan

pernafasan normal pada orang dewasa yang sehat adalah antara 12 dan 20

napas per menit. Sedangkan Rasno dan Ratnaeni adalah 21 dan 22 kali dala 1

menit. Frekuensi pernafasan setelah bernafas cepat selama 1 menit yang

diperoleh 52 kali tiap menit untuk Afrida, Rutna 60 kali tiap menit, Rasno 40

kali tiap menit, dan Ratnaeni 48 kali tiap menit. Hal ini menunjukkan

frekuensi pernafasan yang meningkat karena dilakukan setelah bernafas

cepat. Frekuensi pernafasan dengan bernafas di dalam kantong plastik selama

1 menit, menunjukkan peningkatan ritme pernafasan. Hal ini diperoleh Afrida

yang melakukan 22 kali ritme pernafasan ketika bernafas dengan kantong

plastik, Ritnawati 26 kali ritme pernafasan ketika bernafas dengan kantong

plastik, Rasno 19 kali ritme pernafasan ketika bernafas dengan kantong

plastic, dan Ratnaeni 23 kali ritme pernafasan ketika bernafas dengan kantong

plastic. Peningkatan ritme pernafasan tersebut disebabkan oleh karena sistem

pernafasan kekurangan oksigen di dalam kantong plastik. Sehingga akan

memicu sistem pernafasan untuk bekerja dengan cepat dalam menghirup

oksigen. Frekuensi pernafasan setelah menekuk lutut diperole pada Afrida

sebanyak 44 kali dalam 1 menit, Ritnawati sebanyak 50 kali dalam 1 menit,

Page 11: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

Rasno sebanyak 27 kali dalam 1 menit, dan Ratnaeni sebanyak 38 kali dalam

1 menit.

Hasil pengamatan frekuensi pernafasan setelah inhalasi maksimal saat

istirahat selama 1 menit yang diperoleh Kecepatan pernafasan Afrida adalah

13 detik, Ritnawati 41 detik, Rasno 22 detik, Ratnaeni 25 detik. Setelah

bernafas cepat terjadi penurunan frekuensi pernafasan dimana Afrida adalah

10 detik, Ritnawati 15 detik, Rasno 5 detik, dan Ratnaeni 13 detik. Setelah

ditutup kantong plastic, terjadi peningkatan frekuensi pernafasan, dimana

Afrida adalah 13 detik, Ritnawati 27 detik, Rasno 12 detik, dan Ratnaeni 10

detik. Namun setelah dilakukan perlakuan sampel ditekuk lututnya sebanyak

beberapa kali, menunjukan penurunan frekuensi pernafasan dimana Afrida

adalah 6 detik, Ritnawati 13 detik, Rasno 7 detik, dan Ratnaeni 4 detik.

Hasil pengamatan frekuensi pernafasan setelah ekalasi maksimal saat

istirahat selama 1 menit yang diperoleh Kecepatan pernafasan Afrida adalah

10 detik, Ritnawati 26 detik, Rasno 16 detik, dan Ratnaeni 26 detik. Setelah

bernafas cepat terjadi penurunan frekuensi pernafasan dimana Afrida adalah 6

detik, Ritnawati 15 detik, Rasno 4 detik, dan Ratnaeni 19 detik. Setelah

ditutup kantong plastik, terjadi peningkatan frekuensi pernafasan, dimana

Afrida adalah 8 detik, Ritnawati 30 detik, Rasno 5 detik, dan Ratnaeni 10

detik. Namun setelah dilakukan perlakuan sampel ditekuk lututnya sebanyak

beberapa kali, menunjukan penurunan frekuensi pernafasan dimana Afrida

adalah 6 detik, Ritnawati 10 detik, Rasno 6 detik, dan Ratnaeni 7 detik.

Namun diluar dari semua itu, sesungguhnya frekuensi pernafasan dipengaruhi

oleh banyak faktor, seperti usia dan penyakit yang diderita oleh seseorang.

Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan

mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga

akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi

pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan

menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan

oksigen. Hal ini akan mempengaruhi ritme pernafasan. Aktifitas akan

meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian

Page 12: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

juga suplay oksigen dalam tubuh. Sehingga orang yang banyak melakukan

aktivitas akan meningkatkan kecepatan pernafasan. Faktor lainnya adalah

polusi udara. Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita

terganggu. Bernapas menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan

pernapasan menurun, jumlah oksigen yang dihisap menurun, kita pun

menjadi lemas dan sesak bernafas.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kecepatan pernafasan per menit dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu aktivitas, usia, suhu dan polusi udara.

B. Saran

Page 13: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

Saran yang dapat saya ajukan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah

agar asisten dapat menerapkan kedisiplinan dalam praktikum bagi para

praktikan, agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan baik sesuai

dengan tujuan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Ritme Prnafasan

Bevelander, G., dan Ramaley, J., 1988, Dasar-Dasar Histologi Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta

Dieter, D.H., 1992, Buku Teks Histologi Veteriner Edisi ketiga, Universitas Indonesia, Jakarta.

Gustrini, D., 2005, Gambaran Klinis Penggunaan Xylazine HCl Tunggal, Suatu Bahan Sedativum/Hipnotikum Pada Kucing, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Guyton, AC. 1994, Textbook of Medical Physiology Ed 7, WB Saunders Co, Missoury

Kimball, J.W., 1983, Biologi Jilid 2, Erlangga, Jakarta

Levitzky MG., 1999, Function and structure of the respiratory system, In: Pulmonary physiology, 5th ed. McGraw-Hill, New York