Laporan Praktikum Fisiologi 2 Blok 8 Kardiovaskular

17
Laporan Praktikum Fisiologi Peredaran Darah Tepi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Kelompok F3 Nama NIM Tanda Tangan Bintang David Cohen 102010394 Catherine Dorinda Candawasa 102011293 Randy Susanto 102011297 Leonardo 102012017 Maria Oce Yea ST 102012119 Abi Mayu 102012150 Suli Intan 102012235 Yuni Ernawati Iwanto 102012236 Christina 102012287 Erma Kairunisa 102012349 Yessicha Bella 102012364 Mohamad Soleh 102012442 1

description

LAPORAN FISIOLOGI

Transcript of Laporan Praktikum Fisiologi 2 Blok 8 Kardiovaskular

Laporan Praktikum Fisiologi Peredaran Darah TepiFakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana, JakartaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510Kelompok F3NamaNIMTanda Tangan

Bintang David Cohen102010394

Catherine Dorinda Candawasa102011293

Randy Susanto102011297

Leonardo102012017

Maria Oce Yea ST102012119

Abi Mayu102012150

Suli Intan102012235

Yuni Ernawati Iwanto102012236

Christina102012287

Erma Kairunisa102012349

Yessicha Bella102012364

Mohamad Soleh102012442

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di dalam sistem peredaran darah manusia terdapat mekanisme pengiriman darah yang kaya nutrisi dan pengiriman darah yang bercampur dengan hasil metabolisme tubuh. Dalam hal ini mekanisme itu dilakukan oleh arteri dan vena. Sistem vena menuntaskan sirkuit sirkulasi. Darah yang meninggalkan jaringan kapiler masuk ke sistem vena untuk dikembalikan ke jantung. Selama bertahun-tahun, vena dianggap tidak lebih dari lintasan untuk aliran darah ke dalam jantung, akan tetapi semakin jelas bahwa vena melakukan fungsi khusus lain yang diperlukan agar sirkulasi dapat berjalan. Vena mampu berkonstriksi dan berdilatasi dan dengan demikian dapat menyimpan darah dalam jumlah besar maupun kecil serta menyediakannya kembali bila diperlukan oleh bagian lain dari sirkulasi.

Tujuan Percobaan

Mengetahui bagian dari pembuluh vena, pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena.

Mengetahui waktu pengisian pembuluh darah vena.

Melakukan pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner).

Mengetahui efek dari vasodilatasi aktif dan pasif kapiler.

BAB II

LANDASAN TEORI

Cara Gartner merupakan metode pengukuran tekanan vena, berdasarkan fenomena vena Gartner, dengan pasien duduk tegak, sebuah vena dipilih pada punggung tangan yang harus tetap ditahan jauh di bawah ketinggian atrium kanan, dan kemudian dinaikkan secara perlahan; bila vena yang diamati akan kolaps, jarak antara ketinggiannya dan atrium diukur dengan millimeter, jarak ini memberikan tekanan vena dalam milliliter darah; dengan demikian vena itu sendiri digunakan sebagai penghubung manometer dengan atrium kanan. Namun cara ini kurang efektif, terutama pada orang tua. Pada praktikum gaya yang akan digunakan dalam pengukuran tekanan vena adalah dengan berbaring terlentang, berbaring dengan mengangkat kedua tungkai setinggi-tingginya, berbaring dengan melakukan tindakan Valsalva, dan berdiri dengan kedua tangan menggantung ke bawah.1Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga memeras cairan di vena agar mengalir ke jantung. Efek pompa ini, yang disebut sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama berolah-raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar vena dan masuk ke jantung. Meningkatnya aktivitas simpatis dan vasokonstriksi vena yang ditimbulkannya pada saat berolahraga, semakin meningkatkan aliran balik vena.

Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada system vena. Tekanan rerata yang selama ini disebutkan untuk berbagai bagian pohon pembuluh darah adalah untuk seseorang yang berada dalam posisi horizontal. Ketika seseorang bebaring, gaya gravitasi berlaku seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun, ketika seseorang berdiri, efek gravitasi tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat kontraksi jantung, pembuluh-pembuluh yang berada di bawah jantung mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan.1Terdapat dua konsekuensi penting peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena yang dapat teregang akan melebar akibat meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga kapasitasnya bertambah. Meskipun mendapat efek gravitasi yang sama namun arteri tidak mudah teregang dan tidak mengembang seperti vena. Banyak darah yang masuk dari kapiler cenderung berkumpul di vena-vena tungkai bawahyang mengembang dan tidak kembali ke jantung. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek gravitasi menyebabkan banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas bawah, menimbulkan edema local.1Dalam keadaan normal terdapat dua mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan takanan arteri rerata yang terjadi ketika seorang berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu vasokonstriksi vena melalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah yang menumpuk. Kedua, pompa otot rangka menginterupsi kolom darah dengan mengosongkan secara total segmen-segmen tertentu vena secara intermiten sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak mengalami beban dari seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut. Reflex vasokonstriksi vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka. Karenanya, ketika seseorang berdiri diam untuk waktu lama maka aliran darah ke otak berkurang karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun terjadi reflex untuk mempertahankan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke otak dapat menyebabkan pingsan, yang mengembalikan orang tersebut ke posisi horizontal, sehingga menghilangkan efek gravitasi pada system vascular dan memulihkan sirkulasi efektif. Karena itu, menegakkan seseorang yang baru pingsan merupakan upaya yang sia-sia.1Karena pompa otot rangka memudahkan aliran balik vena dan membantu melawan efek gravitasi yang merugikan pada system sirkulasi maka ketika anda duduk bekerja ada baiknya anda bangkit secara periodic dan ketika anda berdiri, maka anda berjalan berkeliling. Aktivitas otot ringan ini akan menggerakkan darah. Juga dianjurkan bahwa orang yang harus berdiri lama menggunkan kaos kakielastik yang menghasilkan kompresi eksternal lembut kontinyu, serupa dengan efek kontraksi otot rangka, untuk mencegah penimbunan darah di vena-vena tungkai yang disebabkan oleh gravitasi.1Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal mendorong darah menuju jantung. Namun, jika anda memeras suatu selang berisi cairan di bagian tengahnya maka cairan akan terdorong ke kedua arah titik perasan. Darah hanya dapat terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain; katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tetapi menghambatnya mengalir balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu meminimalkan aliran belik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.2BAB III

METODOLOGI

Alat dan bahan yang diperlukan :

1. Sfigmomanometer

2. 2 buah baskom :

1. Berisi air panas (42-45C)

2. Berisi air dingin

3. 2 buah mistar

4. Termometer kimia

I. Peredaran darah vena

A. Pembuluh darah vena lengan bawah

1. Pilihlah sebagai OP seseorang dengan pembuluh vena lengan bawah yang terlihat jelas.

2. Perhatikan dengan saksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan bawah bagian volar OP tersebut.

3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang mengembang.

4. Piihlah diantara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya kea rah perifer dengan perlahan-lahan.

5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.

6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong darah di dalamnya kea rah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena yang kosong itu.

7. Ulangi pengosongan seperti poin 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di lengan bagian bawah bagian volar OP tersebut.

8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian volar dengan katup-katupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena

1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung ke bawah.

2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan saudara.

3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua punggung tangan tersebut.

C. Waktu pengisian pembuluh darah vena

1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan OP yang berbaring terlentang.

2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan pompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di bawah tekanan diastolik (50-60 mmHg) untuk membendung vena.

3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan OP.

4. Ulangilah poin 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10-20 kali.

5. Catatlah lama waktu pengisian vena seperti pada poin 3.

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner)

1. OP berbaring terlentang di meja praktikum dengan menggantungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.

2. Angkatlah lengan OP tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.

3. Ukurlah jarak vertical (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung tangan dalam cm darah.4. Ulangilah poin 1 sampai 3 dengan kedua tungkai OP diangkat setinggi-tingginya.

5. Ulangilah poin 1 sampai 3 pada OP melakukan tindakan Valsalva.

6. Ulangilah poin 1 sampai 3 pada OP yang sama tetapi pada sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah.

7. Terangkanlah hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan darah vena di atas.

Catatan: letak katup trikuspidalis jantung pada orang yang berbaring terlentang kira-kira di pertengahan jarak antara meja dan sternum, sedangkan pada orang yang berdiri pada sternum di ruang intercostal ke-4.II. Peredaran darah kulit

A. Vasodilatasi aktif kapiler

1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45C. (atur air panas hingga 45C dengan menuangkan air dingin dan ukur dengan termometer kimia).

2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas OP.

3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan orang percobaan tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175 mmHg dan masukkanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air panas 45C selama 3 menit.

4. Perhatikan perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

5. Hentikanlah oklusi pada lengan OP tersebut dengan menghilangkan tekanan dalam manset.

6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah

B. Vasodilatasi pasif kapiler1. Pasangalah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi).

2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam air panas 45C selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air panas danperhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan yang tidak.

3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit yang terjadi.BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Percobaan

I. Peredaran darah vena

A. Pembuluh darah vena lengan bawah

Nama OP

: M.Soleh Hasil percobaan:-.Apabila salah satu vena didaerah siku ditekan dan dipijit ke arah perifer tidak terjadi pengosongan vena karea terdapat katub vena.-Apabila salah satu vena didaerah voler ditekan dan dipijit ke arah jantung terjadi pengosongan vena karena arah pijitannya searah dengan aliran darah balik vena.

- Terlampir

B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena

Nama OP

: Leonardo

Hasil percobaan:

Pada lengan kiri OP warna kulit lengan bawah dan tangan lebih merah dan banyak terjadi pengembangan vena punggung tangan, sedangkan pada lengan kanan OP berwarna lebih pucat dan tidak terjadi pengembangan vena.C. Waktu pengisian pembuluh darah vena

Nama OP

: Leonardo Hasil percobaan:

Waktu pengisian vena

: 57 detik

Waktu pengisian vena + kerja otot lengan bawah: 28 detik

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner)

Nama OP

: Leonardo Hasil percobaan:

PosisiJarak vena punggung tangan yang mengosong katup trikuspidalis (cm)

Berbaring terlentang10

Kedua tungkai diangkat setinggi-tingginya37

Tindakan Valsalva40

Berdiri28

Tabel IV.1 hasil pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung.

II. Peredaran darah kulit

A. Vasodilatasi aktif kapiler

Nama OP

: Yessicha BellaHasil percobaan:

Tangan berwarna kebiruan pada daerah ujung-ujung jari dan berwarna kemerahan pada lengan bawah. Setelah tekanan dihilangkan, warna tangan kembali seperti semula.

B. Vasodilatasi pasif kapiler

Nama OP

: Yessicha bella Hasil percobaan:

Tangan dan lengan bawah berwarna kebiruan dan setelah tekanan dihilangkan warna tangan kembali seperti semula.Pembahasan:

I. A. Pembuluh darah vena lengan bawah

Saat menghambat aliran balik vena dengan cara menekan salah satu vena, pembuluh vena akan mengembang dan membesar, sehingga akan terlihat kasat mata. Saat darah yang berada pada vena tersebut didorong ke arah perifer, maka darah akan mendorong dinding vena dan katup vena akan terlihat akibat dari pendorongan vena ke arah perifer.1B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena

Pada lengan kanan berwarna lebih pucat daripada lengan kiri karena arteri akan susah memompakan darah ke atas karena adanya pengaruh gravitasi yang menyebabkan darah susah dipompakan ke atas, lalu vena akan cepat sekali kembali ke jantung karena gaya gravitasi.1C. Waktu pengisian darah vena

Pada pengisian vena lebih cepat terjadi saat melakukan kontraksi otot lengan karena otot lengan berfungsi sebagai pompa yang menyebabkan aliran darah vena lebih cepat terisi.1D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner)

Pada saat tungkai diangkat seharusnya menyebabkan tekanan darah vena lebih rendah daripada tekanan darah saat berbaring dengan tangan menggantung. Mungkin disebabkan oleh kesalahan pengukuran. Pada saat melakukan tindakan Valsalva, vena dihambat sehingga takanan vena meningkat. Pada saat berdiri dengan tangan menggantung, efek gravitasi menyebabkan darah sukar kembali ke dalam jantung sehingga tekanan vena meningkat.1II. A. vasodilatasi aktif kapiler

Tekanan tiba-tiba yang mengoklusi kapiler akan membuat lengan bawah tidak mendapatkan oksigen, sehingga dalam waktu tiga menit terbentuk banyak reduced Hb yang menyebabkan tangan akan berwarna kebiruan. Saat lengan direndam akan menyebabkan kapiler melebar. Setelah oklusi dihilangkan, darah kaya oksigen akan lebih cepat masuk karena pelebaran kapiler.2B. vasodilatasi pasif kapiler

Pada hasil tangan berwarna kebiruan karena hanya vena yang dioklusi. Oleh karena itu darah kotor mengumpul di vena dan vena berdilatasi, menyebabkan permukaan kulit menjadi pucat kebiruan.2BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah:

1. Aliran balik vena dipengaruhi oleh pengaruh gravitasi dan kontraksi otot rangka pada ekstremitas.

2. Tekanan vena akan meningkat bila aliran darah vena dihambat

3. Vasodilatasi kapiler dapat disebabkan oleh hambatan vena dan peningkatan suhu lingkungan

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;20112. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 200811