Laporan Praktikum Fisika Dasar
-
Upload
lenia-w-sugiyanto -
Category
Documents
-
view
2.129 -
download
5
Transcript of Laporan Praktikum Fisika Dasar
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2
Rangkaian Hambatan Paralel
Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si
Disusun Oleh :
Lenia Wati
12222056
Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Daftar Isi ......................................................................................... i
Latar Belakang .................................................................................. 1
Tujuan Praktikum.............................................................................. 2
Tinjauan Pustaka ............................................................................... 3
Alat dan Bahan ................................................................................. 10
Prosedur Praktikum ........................................................................... 12
Hasil dan Pembahasan....................................................................... 17
Kesimpulan ....................................................................................... 18
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Latar Belakang
Listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Dalam listrik sendiri terdapat
beberapa hal yang mempengaruhi listrik itu sendiri, yaitu seperti tahanan,
arus, tegangan dan lain lain. Dalam kehidupan sehari hari pun kita juga
sering mendengar yang namanya hambatan, arus dan tegangan, namun kita
sering tidak pernah mengerti apakah yang sebenarnya dimaksud dengan
hambatan, arus dan tegangan.
Hambatan listrik merupakan suatu hambatan pada rangkaian yang
nantinya dapat menghambat arus listrik yang mengalir. Semakin besar
hambatan yang mengalir pada suatu rangkaian dan pada suatu variabel V
(tegangan yang tetap), maka arus yang mengalir pada rangkaian pun juga
makin kecil.
Dalam makalah ini, akan dianalisis beberapa rangkaian sederhana
yang terdiri dari sumber tegangan, resistor dan kapasitor dalam berbagai
kombinasi untuk memperoleh nilai tegangan dan arus serta besaran lain
dari rangkaian tersebut. Rangkaian demikian disebut dengan rangkaian
arus searah (DC), karena arus yang mengalir dalam rangkaian memiliki
satu arah saja. Rangkaian arus searah yang didalamnya arah arus berubah
seiringan waktu. Lampu senter dan sistem sambungan kawat mobil adalah
contoh-contoh rangkaian arus searah.
2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang akan dicapai setelah melakukan praktikum adalah:
1. Mahasiswa dapat menentukan kuat arus listrik dan beda potensial listrik
pada masing-masing hambatan yang di susun paralel
2. Mahasiswa memahami pemasangan ampermeter dan voltmeter
3. Mahasiswa memahami konsep hukum kirchoff
3. Tinjauan Pustaka
Hambatan adalah komponen elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur
arus listrik atau untuk menghambat aliran arus listrik.. Satuan Hambatan
adalah Ohm, yang menemukan adalah George Simon Ohm (1787-1854),
seorang ahli fisika bangsa Jerman. Resistor dibuat dengan ukuran badan
yang mencerminkan kemampuan terhadap daya lesap yang diterimanya
jika dialiri listrik yng disebut dengan kemampuan daya listrik.Suatu
resistor dengan hambatan R yang dialiri arus I akan menerima daya resap
sebesar π = πΌπ , Daya ini akan di naikkan suhu resiostor, dan jika
melebihi kemampuan daya yang ditentukan dapat menyebabkan kerusakan
yang permanen. Resistor yang banyak digunakan dibuat dari karbon yag
dinamakan resistor film karbon. Resistor karbon menggunakan cincin
sandi warna yang dicatkan pada resistor untuk menunjukan nilai
hambatan. Untuk resistor dengan toleransi 10% dan 5% digunakan empat
buah cincin dan tanpa warna toleransinya 20%.
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan
disebut hambatan paralel. Hambatan yang disusun paralel akan
membentuk rangkaian listrik bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur
arus listrik. Susunan hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah
hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel (Rp).
Contoh rangkaiannya seperti pada gambar berikut.
Pada rangkaian hambatan paralel terlihat bahwa semua ujungnya di
titik yang sama yaitu a dan b, jika diukur beda potensialnya tentunya akan
memiliki hasil yang sama. Aliran muatan dapat diibaratkan dengan aliran
air dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Jika ada percabangan
pada suatu titik maka aliran air itu akan terbagi. Besar aliran itu akan
disesuaikan dengan hambatan yang ada pada setiap cabang. Yang
terpenting pada pembagian itu adalah jumlah air yang terbagi harus sama
dengan jumlah bagian-bagiannya. Sifat aliran air ini dapat menjelaskan
bahwa kuat arus yang terbagi pada percabangan I harus sama dengan
jumlah kuat arus setiap cabang ( πΌ1 + πΌ2 + πΌ3 ). Sesuai hukum Ohm maka
kuat arus setiap cabang berbanding terbalik dengan hambatannya.
πΌ~πΌ
π
Dari penjelasan di atas dapat dituliskan dua sifat utama pada rangkaian
hambatan paralel adalah sebagai berikut berikut.
πΈ = π1 = π2 = π3
πΌ = πΌ1 + πΌ2 + πΌ3
Sesuai dengan hambatan seri, pada beberapa hambatan yang di rangkai
paralel juga dapat diganti dengan satu hambatan. Hambatan itu dapat di
tentukan dari membagi persamaan kuat arus dengan besar potensial pada
kedua massa seperti berikut.
πΌ = πΌ1 + πΌ2 + πΌ3
sifat-sifat rangkaian paralel, adalah sebagai berikut: nilai hambatan
pengganti menjadi lebih kecil dari nilai hambatan masing-masing, Kuat
arus listrik yang mengalir dalam setiap hambatan berbeda (kecuali nilai
setiap hambatan sama, arus pun sama), sebab
πΌπ‘ππ‘ππ = πΌ1 + πΌ2 + πΌ3 + β¦ + πΌππ
Dapat dijadikan pembagi arus, karena mematuhi hukum Kirchoff I Beda
potensial antara ujung-ujung setiap hambatan sama, karena
πππ = ππ 1 = ππ 2 = ππ 3 = β¦ = ππ π ,
Resistor-resistor paralel ditambahkan secara terbalik karena arus
dalam setiap resistor sebanding dengan tegangan bersama yang melewati
resistor resistor itu dan berbanding terbalik dengan setiap hambatan.
Kapasitor kapasitor paralel ditambahkan secara langsung karena muatan
pada setiap kapasitor sebanding dengan tegangan bersama yang melewati
kapasitor kapasitor itu dan berbanding langsung dengan kapasitansi setiap
kapasitor.
Cara sederhana lainnya untuk menghubungkan resistor adalah
paralel, sehingga arus dari sumber terbagi menjadi cabang-cabang yang
terpisah. Pengkabelan pada rumah-rumah dan gedung-gedung diatur
sehingga semua peralatan listrik tersusun paralel, dengan pengkabelan
paralel, jika memutuskan hubungan dengan satu alat, arus ke yang lainnya
tidak terganggu. Ketika resistor-resistor terhubung paralel, masing-masing
mengalami tegangan yang sama.
Current Law (KCL) dan Hukum Kirchoff II yang dikenal dengan
Kirchoffβs Voltages Law (KVL). Diamana Gustav Kirchoff menyatakan
bahwa βjumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik percabangan
sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebutβ
yang pernyataan ini dekenal dengan bunyi Hukum Pertama Kirchoff .
Gustav Kirchoff juga menyatakan bahwa βDidalam suatu rangkaian
tertutup jumlah aljabar gaya gerak listrik dengan penurunan tegangan sama
dengan nolβ yang kemudian dikenal sebagai Hukum Kedua Kirchoff .
Adapun hukum pertama Kirchoff , dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar hukum pertama Kirchoff
Secara matematis, gambar disamping dapat dituliskan sebagai berikut:
π΄πΌπππ π’π = π΄πΌππππ’ππ
πΌ1 + πΌ2 = πΌ3 + πΌ4 + πΌ5
Hukum kedua Kircoff secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut: π΄π + π΄πΌπ = 0
Pada penggunaan hukum kedua Kirhoff pada rangkaian tertutup
(loop) terdapat beberapa aturan penting, yaitu: Pilih loop untuk masing-
masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Kuat arus bertanda positif
(+) jika searah dengan loop dan bertanda negatif (-) jika berlawanan
dengan arah loop. Ketika mengikuti arah loop, kutub positif
sumbertegangan dijumpai lebih dahulu maka Ξ΅ bertanda positif (+) dan
sebaliknya.
Gambar rangkaian satu loop
Gambar rangkaian dua loop
Dalam rangkaian dengan satu loop, kuat arus yang mengalir adalah
sama yaitu sebesar I. Dimana apabila pada rangkaian seperti yang
ditunjukkan rangkaian satu loop dibuat loop a-b-c-d-a, maka sesuai hukum
pertama Kirchoff dapat ditulis:
π΄π + π΄πΌπ = 0
π2 β π1 + πΌ( π 4 + π2 + π 3 + π1) = 0
Selain itu, ada pula rangkaian yang memiliki dua loop atau lebih,
dimana prinsipnya sama dengan satu loop, teteapi harus diperhatikan kuat
arus pada setiap percobaannya. Dimana jika dua loop maka dapat
diselesaikan dengan cara berikut berdasarkan rangkaian dua loop
Hukum pertama Kirchoff :
πΌ1 + πΌ2 = πΌ
Loop I: π1 + πΌπ1 + πΌπ 1 + πΌ1π 2 = 0
π1 + πΌπ1 + π 1 + πΌ1π 2 = 0
Loop II: π2 + πΌ2π2 β πΌ1π 2 + πΌ2π 3 = 0
π2 β πΌ1π 2 + πΌ2π2 + π 3 = 0
Terdapat berbagai macam alat ukur listrik yaitu amperemeter yang
merupakan suatu alat untuk mengukur kuat arus listrik yang melalui suatu
rangkaian listrik dan voltmeter yang merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengukur kuat arus listrik yang melalui suatu rangkaian listrik dan
voltmeter yang merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik pada suatu rangkaian listrik.
Amperemeter harus dipasang secara seri dengan bagian rangkaian
atau komponen listrik yang akan diukur kuat arusnya, sedangkan voltmeter
harus dipasang paralel dengan bagian rangkaian atau komponen listrik
yang akan diukur tegannya. Pada pengukuran kuat arus listrik,
amperemeter disusun seri pada rangkaian listrik sehingga kuat arus yang
mengalir melalui amperemeter sama dengan kuat arus yang mengalir pada
penghantar.
Cara memasang amperemeter pada rangkaian listrik adalah sebagai
berikut.
a. Terminal positif amperemeter dihubungkan dengan kutub positif sumber
tegangan (baterai).
b. Terminal negatif amperemeter dihubungkan dengan kutub negatif
sumber tegangan (baterai).
Jika sakelar pada rangkaian dihubungkan, maka lampu pijar
menyala dan jarum pada amperemeter menyimpang dari angka nol. Besar
simpangan jarum penunjuk pada amperemeter tersebut menunjukkan besar
kuat arus yang mengalir. Jika sakelar dibuka, maka lampu pijar padam dan
jarum penunjuk pada amperemeter kembali menunjuk angka nol. Artinya
tidak ada aliran listrik pada rangkaian tersebut. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa arus listrik hanya mengalir pada rangkaian tertutup.
4. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pembiasan pada
lensa adalah:
1. Papan rangkaian 1 buah berfungsi melekatkan resistor.
2. Basicmeter 2 buah berfungsi mengukur voltmeter dan ampermeter.
3. Catu daya 1 buah berfungsi sebagai sumber tegangan.
4. Resistor 3 buah berfungsi membatasi atau membagi arus.
5. Kabel penghubung merah dan hitam 2 buah berfungsi menghubungkan
arus listrik dari catu daya ke basicmeter.
6. Sakelar 1 buah berfungsi memutus atau menghubungkan arus listrik.
7. Jembatan penghubung 10 buah berfungsi mengalirkan arus listrik antar
resistor.
5. Prosedur Praktikum
1. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
2. Susun rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:
3. Berikan tegangan masukan 3 volt DC pada catu daya
4. Hidupkan sakelar (S)
5. Ukur kuat arus yang mengalir dalam rangkaian (I) dan pada masing-
masing hambatan (I1 , I2 dan I3)
6. Ukur beda potensial pada rangkaian (V)
7. Ulangi langkah 3,4,5, dan 6 untuk tegangan masukan 6 volt, 9 volt, dan
12 volt DC
A
S
I3
V
R1
R3
Vs
R2
I1
I2
6. Hasil dan Pembahasan
Hasil
No Vs(volt) V(volt) I1(A) I2(A) I3(A) Itot (A)
1 3 v 2,8 v 0,06 A 0.06 A 0,02 A 0,14 A
2 6v 5,8 v 0,1 A 0,1 A 0.06 A 0,26 A
3 9 v 8,8 v 0,18 A 0,14 A 0,08 A 0,4 A
4 12 v 9,6 v 0,2 A 0,16 A 0,1 A 0,46 A
Pengolahan Data
Berdasarkan praktikum
Mencari V untuk Vs=3v
π =14
50π₯10π£ = 2,8π£
Mencari V untuk Vs=6v
π =29
50π₯10π£ = 5,8π£
Mencari V untuk Vs=9v
π =44
50π₯10π£ = 8,8π£
Mencari V untuk Vs=12v
π =48
50π₯10π£ = 9,6π£
Mencari I untuk I= 3v
πΌ1 =3
50π₯1π΄ = 0,06π΄
πΌ2 =3
50π₯1π΄ = 0,06π΄
πΌ3 =1
50π₯1π΄ = 0,02π΄
Mencari untuk I= 6v
πΌ1 =5
50π₯1π΄ = 0,1π΄
πΌ2 =5
50π₯1π΄ = 0,1π΄
πΌ3 =3
50π₯1π΄ = 0,06π΄
Mencari untuk I= 9v
πΌ1 =9
50π₯1π΄ = 0,18π΄
πΌ2 =7
50π₯1π΄ = 0,14π΄
πΌ3 =4
50π₯1π΄ = 0,08π΄
Mencari untuk I= 12v
πΌ1 =10
50π₯1π΄ = 0,2π΄
πΌ2 =8
50π₯1π΄ = 0,16π΄
πΌ3 =5
50π₯1π΄ = 0,1π΄
Berdasarkan teori :
π π = π 1 + π 2 + π 3
= 56 + 47 + 100
= 203 Ξ©
πΌ1 = πππ π
= 3 π
203 = 0,014 π΄
πΌ2 = πππ π
= 6 π
203 = 0,029 π΄
πΌ3 = πππ π
= 9 π
203 = 0,044 π΄
πΌ4 = πππ π
= 12 π
203 = 0,059 π΄
V untuk Vs = 3 V
π1 = πΌ1 Γ π 1 = 0,014 Γ 56 = 0,078 π
π2 = πΌ1 Γ π 2 = 0,014 Γ 47 = 0,065 π
π3 = πΌ1 Γ π 3 = 0,014 Γ 100 = 1,4 π
V untuk Vs = 6 V
π1 = πΌ2 Γ π 1 = 0,029 Γ 56 = 1,62 π
π2 = πΌ2 Γ π 2 = 0,029 Γ 47 = 1,36 π
π3 = πΌ2 Γ π 3 = 0,029 Γ 100 = 2,9 π
V untuk Vs = 9 V
π1 = πΌ3 Γ π 1 = 0,044 Γ 56 = 2,46 π
π2 = πΌ3 Γ π 2 = 0,044 Γ 47 = 2,06 π
π3 = πΌ3 Γ π 3 = 0,044 Γ 100 = 4,4 π
Pembahasan
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan
disebut hambatan paralel. Hambatan yang disusun paralel akan
membentuk rangkaian listrik bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur
arus listrik. Susunan hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah
hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel (Rp).
Pada hukum ohm kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar
adalah sebanding dengan beda potensial ujung-ujung penghantar, tetapi
berbanding terbalik dengan hambatan suatu penghantar, sedangkan dalam
praktikum didapat hasil yaitu antara kuat arus yang mengalir dalam suatu
penghantar tidak sebanding dengan beda potensial pada penghantar, begitu
juga pada hambatan.
Yang menyebabkan perbedaan pada hasil praktikum dengan hasil
teori yaitu disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesalahan dalam
membaca skala pada voltmeter atau amperemeter, kurangnya ketelitian
dalam membaca skala pada voltmeter atau amperemeter dan juga bisa
disebabkan karena kabel bergerak karena tersentuh oleh praktikan
sehingga menghasilkan hasil yang tidak sama.
7. Kesimpulan
Hambatan dikelompokkan menjadi rangkaian hambatan seri,
hambatan paralel, maupun gabungan keduanya. Hambatan paralel yaitu
dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampinga. Hambatan
yang disusun paralel akan membentuk rangkaian listrik bercabang dan
memiliki lebih dari satu jalur arus listrik. Susunan hambatan paralel dapat
diganti dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel.