Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

16
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN POLA PENYEBARAN SPESIES TUMBUHAN Disusun oleh: Amaliya Ruhama Putri M. Faris Indratmo Rhosa Arista Rina Trihandayani Putri Sunani PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

Transcript of Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

Page 1: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN

POLA PENYEBARAN SPESIES TUMBUHAN

Disusun oleh:

Amaliya Ruhama Putri

M. Faris Indratmo

Rhosa Arista

Rina Trihandayani Putri

Sunani

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2014

Page 2: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

PRAKTIKUM 5

POLA PENYEBARAN SPESIES TUMBUHAN

I. Tujuan Praktikum

a. Mengetahui pola penyebaran spesies tumbuhan.

b. Menentukan pola penyebaran spesies tumbuhan dengan menggunakan

probabilitas distribusi Poisson.

c. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik sampling organism

dan rumus – rumus sederhana dalam menghitung pola penyebaran spesies dalam

populasi.

II. Tinjauan Pustaka

Tumbuhan berbagai jenis hidup secara alami di suatu tempat membentuk

suatu kumpulan yang di dalamnya menemukan lingkungan yang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya. Dalam kumpulan ini terdapat kerukunan untuk hidup bersama,

toleransi kebersamaan dan hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga

dalam kumpulan ini terbentuk sutu derajat keterpaduan.

Suatu komunitas dapat mengkarakteristikkan suatu unit lingkungan yang

mempunyai kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan ini disebut biotop.

Biotop ini juga dapat dicirikan oleh unsur organismenya, misalnya padang alng-alang,

hutan tusam, hutan cemara, rawa kumpai, dan sebagainya (Santoso, 1994).

Pola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat

memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan. Pola

penyebaran tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:

a. Penyebaran secara acak, jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya

terjadi apabila faktor lingkungan sangat seragam untuk seluruh daerah dimana

populasi berada, selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisme

tersebut. Dalam tumbuhan ada bentuk-brntuk organ tertentu yang menunjang untuk

terjadinya pengelompokan trmbuhan.

b. Mengelompok. Pola penyebaran mengelompok (Agregated atau

undispersed), menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan

indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis. Anggota tumbuhan yang

Page 3: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada beberapa

alasan :

1) Reproduksi tumbuhan yang menggunakan:

a) ruuner atau rimpang.

b) Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di

sekitar induk.

2) Lingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai

kesamanan pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada lingkungan

makro, namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling

cocok untuk suatu spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spsies yang

sama.

c. Teratur

Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada perkebunan,

agricultur yng lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi lahan. Penyebaran secara merata,

penyebaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini terjadi

apabila da persaingan yang kuat antara individu-individu dalam populasi tersebut. Pada

tumbuhan misalnya persaingan untuk mendapatkan nutrisi dan ruang.

Dari ketiga kategori ini, rumpunan adalah pola yang paling sering diamati di alam

dan merupakan gambaran pertama dari kemenangan keadaan yang disukai lingkungan.

Pada tumbuhan, penggerombolan disebabkan oleh reproduksi vegetative, susunan benih

local dan fenomena lain dimana benih-benih cenderung tersusun dalam kelompok. Pada

hewan tingkat tinggi, agregasi dapat disebabkan oleh pengelompokkan social.

Penyebaran seragam serin terjadi di alam baik di antara tumbuhan amaupun hewan. Pola-

pola acak adalah umum di antara hewan-hewan tingkat rendah dimana adanya seekor

hewan tidak memberikan pengaruh terhadap adanya hewan lain dengan jenis yang sama.

Pada tumbuhan, penyebaran acak seperti itu adalah umum di mana penghambuaran benih

disebabkan angin.

Pola-pola penyebaran adalah khas untuk setiap spesies dan jenis habitat.

Seringkali dilakukan pendeteksian factor-faktor sebab bagi suatu pola penyebaran

Page 4: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

tertentu. Umumnya, factor-faktor tidak kentara dan sulit untuk ditentukan. Penyebaran

spesies di dalam suatu komunitas mencerminkan informasi yang banyak mengenai

hubungan antara spesies. Jenis penyebaran mempengaruhi rencana pengambila sampel

dan cara analisis data. Perubahan dalam penyebaran harus selalu diperhatikan bersamaan

dengan ukuran populasi. Sebagai contoh, ukuran, persaingan, kematian, dan sevagainya

dapat mengurangi ukuran populasi dan mengubah pola dari satu agregasi ke pola acak

(Michael, 1994).

III. Alat dan Bahan

a. Kuadrat (50 x 50 cm)

b. Alat tulis dan kalkulator

c. Buku identifikasi tumbuhan

IV. Cara Kerja

a. Menentukan lokasi pengamatan

b. Menentukan jenis tanaman yang akan diamati penyebarannya

c. Meletakkan kuadrat secara acak pada lokasi pengamatan

d. Dalam tiap plot tersebut, hitung jumlah individu tanaman yang telah ditentukan,

masukkan ke dalam table pengamatan. Jumlah individu yang lebih dari 5

dimasukkan dalam kelompok lebih dari 5.

e. Lakukan pengulangan sebanyak 100 plot

f. Lakukan perhitungan data pola penyebaran, analisis hasilnya

Page 5: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

V. Lembar Pengamatan

Hari/tanggal : Rabu/7 Mei 2014

Waktu Pengamatan : 13.00 s/d 14.00 WIB

Lokasi : Lapangan Veldrome

Luas lokasi pengamatan : (50 x 50 cm) 100 plot

Cuaca : Cerah

Pengamat : 1. Amaliya Ruhama Putri 2. M. Faris Indratmo 3. Rhosa Arista

4. Rina Trihandayani P. 5. Sunani

Tabel 1. Data jumlah individu pada tiap plot

No. JumlahIndividu

No. JumlahIndividu

No. JumlahIndividu

No. JumlahIndividu

No. JumlahIndividu

1 2 21 - 41 - 2 12 6 22 - 42 1 2 23 2 23 3 43 1 - 24 6 24 1 44 7 4 -5 3 25 2 45 3 2 36 11 26 5 46 - 1 -7 5 27 6 47 21 - -8 5 28 7 48 1 - -9 1 29 - 49 - 1 310 - 30 1 50 - 1 1711 - 31 20 51 - - 712 10 32 - 52 - 1 613 16 33 10 53 1 - 214 10 34 6 54 7 3 4

15 6 35 2 55 18 5 516 - 36 7 56 5 21 117 1 37 1 57 8 2 -18 2 38 3 58 5 1 619 3 39 1 59 3 1 520 - 40 2 60 1 3 -

Page 6: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

Tabel 2. Data Jumlah Individu pada Seluruh Plot

Tabel 3. Perhitungan pola penyebaran tumbuhan

Jumlah Individu

dalam plot (X)

Jumlah plot dengan X

individu (Y)

Perkalian jumlah

individu dan jumlah kuadrat

Harapan jumlah plot dengan X

individu (P)

X2 = (Pengamatan-

harapan)2

Perkalian kuadrat dari X dengan Y

(X2.Y)Harapan

0 25 0 0 0 01 19 19 1,757 192 13 26 0,312 523 10 30 0,041 904 2 8 0,000016 325 & >5 31 155 0,689 775Total 100 238 2,799 968

Perhitungan nilai rata-rata (µ) :

μ= XYn

µ0=0

µ1= 0,19

µ2= 0,26

µ3= 0,3

µ4= 0,08

µ5= 1,55

∑µ= 0 + 0,19 + 0,26 + 0,3 + 0,08 + 1,55

∑µ= 2,38

Rumus yang digunakan untuk menghitung harapan (Probabilitas Distribusi Poisson) adalah sbb:

Jumlah Individu 0 1 2 3 4 5 & >5 TotalJumlah Plot 25 19 13 10 2 31 100Frekuensi 25 x

0= 25

19 x 1= 19

13 x 2= 26

10 x 3= 30

2 x 4= 8

31 x 5= 155

238

Page 7: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

P ( X )= e−∑ µ× μx ×100X !

Keterangan: e = 2,7183

µ = rata-rata jumlah tumbuhan

X = jumlah tumbuhan per plot

P (0 )=2,7183−2,38× 00× 1000 !

P(0) = 0

P (1 )=2,7183−2,38 ×0,191 ×1001 !

P(1) = 1,757

P (2 )=2,7183−2,38 ×0,262×1002 !

P(2) = 0,312

P (3 )=2,7183−2,38 ×0,33× 1003 !

P(3) = 0,041

P (4 )=2,7183−2,38 ×0,084 ×1004 !

P(4) = 0,000016

P (5 )=2,7183−2,38 ×1,555 ×1005 !

P(5) = 0,689

Untuk menghitung X2 digunakan rumus:

X2 ( x )=( pengamatan−harapan)2

harapan

X2 (1 )=(25−0)2

0=0

X2 (1 )=(19−1,757)2

1,757=169,22

Page 8: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

X2 (2 )=(13−0,312)2

0,312=515,97

X2 (3 )=(10−0,041)2

0,041=2419,06

X2 (4 )=(2−0,00016)2

0,000016=249,99

X2 (5 )=(31−0,689)2

0,689=1333,46

Maka :

X2 hitung=X2 (0 )+X2 (1 )+X2 (2 )+X2 (3 )+X2 (4 )+X2 (5 )

¿ 0 + 169,22 + 515,97 + 2419,06 + 249,99 + 1333,46

¿4687,7

Sedangkan untuk mendapatkan X2 tabel:

X2 tabel = X2 (n-2)(α) dimana, n=6

= X2 (4) (0,05)

= 9,48

Untuk pengujian penyebaran tumbuhan hipotesis adalah sebagai berikut:

H0: penyebaran tumbuhan acak

H1: penyebaram tumbuhan tidak acak

Dari perhitungan data diatas χ2 hitung > χ2 tabel yaitu 4687,7 > 9,48 maka terima

H1, yaitu penyebaran tumbuhan tidak acak. Karena penyebaran tumbuhan tidak

acak, maka perlu dilakukan pengujian pola distribusi tidak acak.

Dari perhitungan data di atas maka:

Untuk pengujiam pola distribusi tidak acak kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jika V/X > 1, maka tumbuhan berkelompok

Jika V/X < 1, maka tumbuhan regular

Page 9: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

Dengan rumus Analisa Blackman

V=∑(Y . X ¿¿2)−∑(XY )2/n

n−1¿

V=968−(238)2/100

100−1

V=4,237

Dari perhitungan di atas maka V/X > 1 yaitu tumbuhan berkelompok.

Page 10: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

VI. Pembahasan

Pada praktikum ekologi tumbuhan kali ini bertujuan untuk mengetahui pola

persebaran spesies tumbuhan dan menentukan pola penyebaran spesies tumbuhan

dengan menggunakan probabilitas distribusi Poisson. Pengamatan dilakukan di

lapangan Velodrome pada hari rabu, tanggal 7 Mei 2014. Spesies tumbuhan yang

diamati adalah Mimosa pudica pada 100 plot.

Dari data yang didapatkan dan dilakukan perhitungan, dapat diketahui bahwa

pola penyebaran Mimmosa pudica. tergolong tidak acak dan pola distribusi Mimmosa

pudica berkelompok. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor. Dari hasil

pengamatan, faktor yang mempengaruhi adanya penyebaran adalah faktor iklim yaitu

curah hujan, dan organisme yang ada disekitarnya. Temperatur udara berubah sesuai

dengan iklim dan curah hujan. Curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi

penyebaran. Curah hujan dapat meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan

kadar air yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Selanjutnya pengaruh

ketinggian tempat yang mempengaruhi pola penyinaran matahari sebagaimana juga

garis lintang (latitude) utara dan selatan. Hal ini mengakibatkan adanya zona vegetasi

menurut ketinggian tempat (elevasi), dan garis lintang.

Selain curah hujan, faktor kelembaban juga berperan penting dalam

penyebaran tumbuhan terutama pada tahap perkecambahan yang sangat

membutuhkan air. Curah hujan sedang cukup untuk mendukung pertumbuhan

tanaman sampai dewasa. Mimmosa pudica tidak memerlukan banyak air selama

siklus hidupnya bahkan mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang minim air

sekalipun, tanaman yang tergolong herba ini dapat beradaptasi dengan iklim tropis

seperti Indonesia bahkan dengan curah hujan rendah pun tanaman ini dapat

mentolerirnya. Pengaruh organisme hidup terutama manusia disekitar Mimmosa

pudica cukup besar terhadap penyebaran tanaman ini. Hal ini dapat dilihat dari

adanya perubahan bentangan alam karena tanah yang sering terinjak karena di

lapangan tersebut sering terpakai untuk bermain sepak bola.Tanaman ini ditemukan

cukup banyak dan berkelompok pada lahan yang tidak terinjak oleh organisme lain

diatasnya. Kemungkinan daerah tumbuh Mimosa pudica pengamatan ini yaitu pada

lahan yang tidak terinjak oleh organisme lain.

Page 11: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

Faktor yang tidak mendukung adanya penyebaran seperti tanah, angin, suhu dan

kelembaban. Berdasarkan ciri morfologisnya tanaman ini mampu hidup pada lahan

tandus sekalipun, angin tidak berpengaruh terhadap penyebaran tanaman ini. Selain

itu, tanaman ini dapat bertahan terhadap perubahan suhu dan kelembaban dengan

interval yang cukup besar. Dapat dikatakan tanaman jenis ini mampu beradaptasi

pada perubahan suhu dan kelembaban sehingga faktor ini tidak mendukung terjadinya

penyebaran. Pola persebaran Mimosa pudica tidak acak yang paling umum terdapat di

alam. Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:

a. respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara local

b. respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman

c. akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi

d. sifat-sifat organisme dengan organ vegetatif yang menunjang untuk

e. terbentuknya kelompok atau koloni

VII. KESIMPULAN

1. Berdasarkan rumus Probabilitas Distribusi Poisson diperoleh χ2 hitung > χ2 tabel

yaitu 4687,7 > 9,48 maka terima H1, yaitu penyebaran tumbuhan tidak acak.

Karena penyebaran tumbuhan tidak acak, maka perlu dilakukan pengujian pola

distribusi berkelompok.

2. Berdasarkan pengujian pola distribusi tidak acak diperoleh V/X > 1 yang berarti

pola penyebaran tumbuhan Mimmosa pudica berkelompok.

3. Yang mempengaruhi tumbuhan hidup secara berkelompok disebabkan berbagai

hal yaitu :

a. respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal

b. respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman

c. akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi

d. sifat-sifat organisme dengan organ vegetatif yang menunjang untuk

terbentuknya kelompok atau koloni

Page 12: Laporan Praktikum Ektum (Pola Pesebaran Spesies Tumbuhan)

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Harun.1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta.

Indriyanto. 2009. Komposisi Jenis dan Pola Penyebaran Tumbuhan Bawah Pada

Komunitas Hutan yang Dikelola Petani di Register 19 Provinsi Lampung.

Lampung: UNILA.

Irwan, D.Z. 1997. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, dan

Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Odum, E. 1996. Dasar-dasar ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tim Dosen Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan.2010.Penuntun Praktikum Ekologi

Tumbuhan. Jakarta: Biologi FMIPA UNJ.