Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

20
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II PENENTUAN VITAMIN B SECARA KUALITATIF Oleh: Alliza Rizky Ayu Annisa Nurul Chaerani Indriati Widianingrum Firman Febriansyah ANALIS KESEHATAN D3 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI 2010

Transcript of Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

Page 1: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA II

PENENTUAN VITAMIN B SECARA KUALITATIF

Oleh:

Alliza Rizky Ayu

Annisa Nurul Chaerani

Indriati Widianingrum

Firman Febriansyah

ANALIS KESEHATAN D3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL AHMAD YANI

CIMAHI

2010

Page 2: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah

kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis

oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali

ditemukan adalah vitamin A dan B, dan ternyata masing-masing larut dalam

lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang

lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam

lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klassifikasi vitamin. Vitamin

yang larut dalam air ,seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks (kecuali

vitamin C) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi symbol

menurut abjad (vitamin A,D,E,K). Vitamin yang larut dalam air tidak pernah

dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan

dikeluarkan melalui urin.

B. Tujuan

Membuktikan adanya vitamin B dalam suatu bahan secara kualitatif.

Page 3: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

BAB II

DASAR TEORI

A. Vitamin B

Vitamin B adalah 8 vitamin yang larut dalam air dan memainkan peran

penting dalam metabolisme sel. Dalam sejarahnya, vitamin pernah diduga

hanya mempunyai satu tipe, yaitu vitamin B (seperti orang mengenal vitamin

C atau vitamin D). Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa komposisi

kimia didalamnya membedakan vitamin ini satu sama lain dan terlihat dalam

contohnya dalam beberapa makanan. Suplemen yang mengandung ke- 8 tipe

ini disebut sebagai vitamin B kompleks. Masing-masing tipe vitamin B

suplemen mempunyai nama masing-masing (contoh: B1, B2, B3).

B. Jenis-jenis Vitamin B

1. Vitamin B1

Bentuk murninya adalah thiamin hidroklorida. Dalam makanan

thiamin ditemukan dalam bentuk bebas atau dalam bentuk kompleks

dengan protein atau kompleks protein-fosfat. Thiamin tidak dapat

disimpan banyak oleh tubuh tetapi dalam jumlah terbatas disimpan di hati,

ginjal, jantung, otak dan otot. Bila terlalu banyak kelebihannya dibuang

melalui air kemih.

Thiamin memiliki rumus molekul C12H17N4OS, vitamin ini juga

memiliki berat molekul 265, 36 gram/ molekulnya.

Thiamin aktif dalam bentuk kokarboksilase sebagai thiamin

pirofosfatase (TPP). Prinsipnya thiamin sebagai koenzim dalam reaksi

yang menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi

membentuk ATP (Adenin Trifosfat).

Page 4: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

Di dalam tubuh, vitamin B1 memiliki fungsi yang sangat penting

yakni esensial untuk berbagai fungsi tubuh, produksi energi dan membantu

memelihara kesehatan syaraf dan otot, membantu perawatan penyakit

anemia, membantu perawatan penyakit herpes, serta membantu tubuh

membuat dan memakai protein.

Beri-beri yaitu penyakit kekurangan vitamin B1 dalam masyarakat

yang banyak mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok khususnya

beras yang digiling sempurna. Bila beras digiling sempurna maka lapisan

aleuron yang kaya akan thiamin terbuang sebagai dedak. Gejala

kekurangan thiamin mula-mula lelah, hilang nafsu makan, berat badan

menurun dan gangguan pencernaan. Bila telah terjadi beri-beri terjadi

gangguan kerja saraf (polyneuritis). Pada orang dewasa terjadi gangguan

jantung menyebabkan oedem (penumpukan cairan dalam jaringan) pada

kaki bawah atau telapak kaki serta persendian kaki. Bila berlanjut oedem

dapat terjadi di rongga dada dan ini disebut beri-beri basah. Penderita

diberi vitamin B kompleks dan makanan kaya protein dan kalori.

Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem

saraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada

kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah

dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.

Jumlah konsumsi harian yang direkomendasikan oleh RDA untuk

vitamin 1,4 mg. Peminum dan perokok berat, wanita hamil dan menyusui

serta yang menggunakan pil kontrasepsi harus menaikkan dosis sebanyak

100-300 mg per hari. Dosis juga ditingkatkan jika seseorang sedang

menderita stres. Vitamin ini lebih efektif penggunaan bersama dengan

vitamin B- kompleks yang lain. Dosis maksimum yang masih

diperbolehkan dalam batas normal per hari ialah 400 mg. Vitamin B juga

dikonsumsi pada saat diet. Makanan yang seimbang akan memberikan

cukup thiamin. Orang yang berpuasa atau melakukan diet harus

Page 5: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

memastikan bahwa mereka mendapat sejumlah thiamin yang sama seperti

dalam 2000 kkalori makanan.

Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, diperlukan asupan

vitamin B1 yang cukup ke dalam tubuh. Sumber makanan yang

mengandung vitamin B1 yakni beras pecah kulit, daging, unggas, telur,

hati, ikan, lalap sayuran.

2. Vitamin B2

Vitamin B2 memiliki nama kimia berupa riboflavin. Vitamin ini

memiliki rumus molekul C17H20O6N4 dan berat molekulnya 376,4 gram

/molekul. Sifat: larut dalam air, memberi warna fluorosens kuning-

kehijauan, tidak larut dalam pelarut lemak, mudah rusak oleh cahaya dan

sinar UV, tahan terhadap pemanasan, oksidator, asam dan sangat sensitif

terhadap basa. Struktur dari vitamin B2 adalah sebagai berikut:

Vitamin B2 terlibat dalam banyak proses tubuh, khususnya

memproduksi energi yang tersedia dari makanan, pertumbuhan pada anak-

anak, memperbaiki dan memelihara jaringan tubuh dan mata, membantu

menata kembali keasaman tubuh, memelihara kesehatan reproduksi,

memberikan perlindungan melawan amenia dan lain-lain.

Komponen dalam koenzim terdapat 2 bentuk aktif yaitu flavin

adenin dinukleotida (FAD) dan flavo mono nukleotida (FMN), keduanya

gugus prostetik penerima hidrogen.

Tidak ada penyakit yang berhubungan dengan kekurangan

riboflavin. Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi,

kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti

halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia).

Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut

(cheilosis) dan kuku (split nails).

Page 6: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/ 1000 kkal perhari. Jadi

sekitar 1,2 mg perhari untuk 2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil

membutuhkan tambahan riboflavin karena vitamin ini penting untuk

pertumbuhan.

Susu dan produk-produk susu, misalnya keju, merupakan sumber

yang baik untuk riboflavin. Untuk itu ketersediaannya dalam makanan

sehari-hari sangat penting. Hampir semua sayuran hijau dan biji-bijian

mengandung riboflavin brokoli, jamur dan bayam merupakan sumber yang

baik. Demikian juga dengan daging, telur, dan ikan.

Sinar dan iradiasi dapat merusak riboflavin. Hal inilah yang

meyebabkan susu jarang dijual dalam gelas transparan. Di sisi lain,

riboflavin stabil terhadap panas, sehingga pemanasan tidak akan

merusaknya. Vitamin ini juga digunakan sebagai food additive, E101.

3. Vitamin B3

Vitamin B3 disebut juga dengan Niasin. Niasin memiliki sifat:

sedikit larut dalam air dingin, larut sebagian dalam air panas, tahan

terhadap alkali, asam, panas, cahaya dan oksidasi. Vitamin ini memiliki

dua bentuk yakni, asam nikotinat dan nikotinamida. Rumus molekul asam

nikotinat: C6H5NO2 dengan berat molekul: 123,11 g/ molekul. Dan rumus

molekul nikotinamida: C6H6N2O dengan Berat molekul: 122,13 g/

molekul.

Niasin mengkompromikan asam nikotin (nicotinic acid) dan

nikotinamida (nicotinamide), yang keduanya dibutuhkan untuk produksi

energi dalam sel-sel menggunakan NAD dan NADP.

Nikotinamida (nicotinamide) terlibat dalam proses enzim, termasuk

metabolisme asam lemak (fatty acid), pernafasan jaringan (tissue

respiration) dan pembuangan racun, esensial untuk fungsi otak, membantu

menyeimbangkan kandungan gula darah dan menurunkan tingkat

Page 7: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

kolesterol. Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh

dapat membentuknya dari asam amino triptophan. Niasin membantu

kesehatan kulit, sistem saraf dan sistem pencernaan.

Gejala Defisiensi niasin menyebabkan Produksi energi kurang,

fungsi otak lemah, dan kulit buruk. Juga nampak dari dari gejala radang

dan sakit pencernaan, Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan

gejala seperti dermatitis, diare dan dementia. Hal ini meluas di bagian

selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah

kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit

dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada

daerah yang terkena sinar matahari langsung.

Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem

syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah, lidah

membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebihlanjut, hal ini dapat

berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah

rendah.

RDA untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/ 1000

kkal, atau 13 mg perhari. NE merupakan jumlah niasin yang diperoleh

dalam makanan, termasuk niacin yang secara teori dibuat dari prekusor

asam amino triptophan. 60 mg triptophan dapat menghasilkan 1 mg niacin.

Dosis antara 20-100 mg per hari dapat menunjukan dampak yang positif.

Dosis maksimum yang diperbolehkan untuk asam nikotinat sebanyak 120

mg, sedangkan nikotinamida sebanyak 300 mg per hari.

Daging, unggas (ayam, itik dll) dan ikan merupakan sumber utama

niasin, sama halnya roti dan sereal (biji-bijian) yang telah diperkaya.

Jamur, asparagus dan sayuran hijau merupakan sumber yang paling baik.

Page 8: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

4. Vitamin B6

Vitamin B6 terdiri dari 3 bentuk yaitu: Piridoksin, Piridoksal dan

Piridoksamina. Bentuk aktif yaitu piridoksal dan piridoksamin sebagai

komponen dari koenzim. Memiliki rumus molekul C8H11NO3, vitamin ini

juga memiliki berat olekul 169, 18 gram/ molekulnya.

Di dalam tubuh, vitamin B6 memiliki fungsi yang sangat penting

yakni untuk membuat protein, membantu keseimbangan hormon seks,

anti-depresi dan diuretic alami ÂÂ, membantu mengendalikan reaksi

alergi, berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak,

membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu

juga berperan dalam produksi sel darah merah.

Kekurangan vitamin B6 akan menyebabkan akibat yang bisa sangat

fatal seperti kulit yang pecah-pecah bahkan bisa rusak, syaraf motorik

terganggu, kelainan pada darah, retensi terhadap air (water retention),

tangan kesemutan (tingling hands), iritabilitas, kejang otot atau kram otot;

kurang energy, bahkan mempengaruhi psikologis seperti mimpi hal yang

sama berulangkali dengan frekuensi yang tak menentu (infrequent dream

recall) dan depresi atau ketegangan (nervousness).

Piridoksin akan berubah menjadi racun bila konsumsinya lebih dari

200 mg per hari. Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama

menyebabkan kerusakan saraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki.

Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki, selanjutnya perasaan hilang

pada tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala

keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika

konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang

sepenuhnya.

Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme asam

amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi

protein, karena protein dibuat dari asam amino. Dosis harian yang

Page 9: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

diperbolehkan (RDA) untuk vitamin B6 adalah 0,16 mg/ g protein. Rata-

rata konsumsi adalah 2 mg/ hari untuk pria dan 1,6 mg/ hari untuk wanita.

Disarankan juga Untuk tidak menggunakan vitamin ini dalam jangka

waktu yang lama dengan dosis yang tinggi (25-50 mg/ hari) Untuk

keadaan-keadaan tertentu dibutuhkan dosis yang lebih banyak, misalnya

2.5 mg/ hari (mengandung dan ibu yang menyusukan anak).

Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, diperlukan asupan

vitamin B6 yang cukup kedalam tubuh. Sumber makanan yang

mengandung vitamin B6 yakni daging, unggas, ikan, biji-bijian utuh,

kentang, ubi jalar, sayuran.

5. Vitamin B5

Vitamin B5 memiliki nama kimia berupa asam pantotenat. Selain

itu, vitamin B5 juga dikenali sebagai "vitamin anti-stress". Vitamin ini

memiliki rumus molekul C9H16O5N dan berat molekulnya 218,23 gr/

molekul. Berbentuk minyak pekat berwarna kuning pucat, larut dalam air,

tak larut dalam minyak dan pelarut lemak, agak manis, stabil dalam

pemasakan yang normal, dan ditemukan dalam bentuk Ca.

Asam pantotenat memainkan peranan dalam pengeluaran hormon

adrenal dan pembentukan antibodi, membantu dalam penggunaan vitamin,

dan membantu mengubah lemak, karbohidrat dan protein menjadi tenaga.

Ia diperlukan oleh semua sel dalam badan dan tertumpu dalam organ

badan. Ia juga terlibat dalam pengeluaran "neurotransmitters ". Vitamin ini

adalah elemen penting koenzim A, bahan kimia badan penting yang

berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa, asam

lemak dan metabolisme energi. Pantothenic acid juga merupakan

penambah stamina dan mencegah anemia. Vitamin ini membantu

memelihara kesehatan kulit dan rambut serta diperlukan agar usus

berfungsi dengan normal dan membantu dalam merawat tekanan dan rasa

cemas (anxiety).

Page 10: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

Kekurangan vitamin B5 dapat menyebabkan kehilangan selera

makan, keletihan, lemah badan, sakit kepala, loyo, muntah-muntah, sakit

pada bagian abdomen, daya tahan lemah sehingga mudah terjangkit

penyakit saluran pernafasan, kebas dan sesemut pada kaki, serta kejang

otot. Tidak ada dampak berbahaya akibat pengunaan vitamin B5 yang

diketahui, tetapi mengonsumsi lebih dari 300 mg per hari harus mendapat

pengawasan dari ahli medis. Gejala keracunan kadang-kadang

menyebabkan diare dan perut kembung dengan dosis di atas 10 gr per hari.

Dosis yang diperbolehkan (RDA) vitamin ini adalah 6 mg per hari.

Untuk penggunaan dibidang medis, vitamin ini dapat menunjukkan hasil

terbaik apabila digunakan bersama dengan vitamin B kompleks lainnya

dengan dosis 300 mg per hari. Dosis normal untuk mencegah rasa sakit

kurang lebih 100 mg per hari. Dosis maksimum harian yang masih

diperbolehkan yakni 1000 mg .

Asam pantotenat umumnya ada dalam sebagian besar makanan.

Sumber nya ada dalam daging, ikan, unggas (ayam, itik dan lain-lain),

semua biji-bijian, kacang-kacangan, ragi tapai, sayuran, dan yang terutama

dalam royal jeli yaitu persediaan makanan dalam sarang lebah.

6. Vitamin B8

Vitamin B8 atau yang sering disebut juga dengan biotin merupakan

salah satu dari rangkaian vitamin B- kompleks meskipun sebagian pustaka

menyebutnya vitamin H. Di dalam tubuh, vitamin ini dikonversi dalam

bentuk koenzim biocytin. Biotin memiliki rumus molekul C16H28N4O4S

dan berat molekulnya 372,5 gram/ molekul.

Dibandingkan dengan berbagai vitamin B yang lain, sedikit sekali

yang diketahui tentang fungsi biotin seperti yang ditemukan baru-baru ini.

Biotin memainkan peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein untuk menghasilkan energi. Selain itu, biotin membantu dalam

pertumbuhan sel, memelihara kesehatan jaringan tubuh dan sum-sum

Page 11: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

tulang;meringankan sakit otot dan dalam penggunaan vitamin B-kompleks

yang lain. Jumlah yang cukup diperlukan untuk rambut dan kulit yang

sehat.

Defisiensi atau kekurangan konsumsi biotin akan menyebabkan hal

fatal seperti: pelepasan kulit, kulit pucat, kadar hemoglobin menurun,

kondisi rambut jelek, uban dini (prematurely greying hair), otot lembek

atau sakit, nafsu makan kurang atau mual-mual (nausea), eksema (eczema)

atau radang kulit (dermatitis), kadar kolestrol naik sedangkan kadar biotin

urin turun sampai 1/ 10 dari normal.

Kelebihan akibat pengonsumsian biotin dapat menimbulkan

keracunan, namun juga tidak biasa terjadi. Para ahli menyarankan untuk

tidak mengonsumsi biotin lebih dari 300 mg per hari kecuali di bawah

pengawasan medis. Dosis harian yang diizinkan (RDA) adalah 0,15 mg (=

150 µg) per hari. Biotin ditemukan dalam sejumlah besar makanan.

Umumnya defisiensi tidak terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi

berbagai makanan. Sumber-sumber penting biotin berasal dari telur, susu,

daging, ikan, buah-buahan seperti almon, tomat, anggur, semangka dan

cherry, kacang-kacangan, kenari, dan kemiri.

C. Beras

Beras adalah makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia. Dalam

susunan makanan penduduk Indonesia, sebagian besar kebutuhan akan protein

(80%) dipenuhi oleh protein yang berasal dari beras. Pada kenyataannya

daerah yang penduduknya meggunakan bahan makanan lain sebagai makanan

pokok, kadar zat putih telur dalam makanan mereka sangat rendah, sehingga

sering mengakibatkan terjadinya penyakit busung lapar.

Page 12: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

Beras, disamping kadar hidrat arang dan protein yang dimilikinya

tinggi juga mengandung unsur gizi lain, terutama vitamin-vitamin yang

tergolong dalam kelompok vitamin B, yaitu vitamin B1 dalam jumlah yang

cukup. Akan tetapi kadar vitamin ini tidak tetap karena tergantung pada cara

pengolahan beras tersebut sampai menjadi nasi. Vitamin B1 terutama terdapat

pada bagian dalam kulit ari beras. Kulit ari ini sering hilang pada proses

penggilingan beras maupun pada waktu pencucian ketika hendak dimasak.

Bila kulit ari ini hilang berarti vitamin B1 yang terkandung di dalamnya juga

hilang. Itulah sebabnya bila dipandang dari segi gizi, beras tumbuk

mempunyai nilai yang lebih baik daripada beras yang digiling, meski beras

giling warnanya lebih putih.

Proses penggilingan dan pemolesan padi (sosoh atau selip) berbagai

varietas sampai menjadi beras berwarna putih ternyata telah menghilangkan

sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn),

50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial. Pada

akhirnya yang tersisa hanyalah beras berwarna putih bersih dan hanya

mengandung karbohidrat saja, padahal seharusnya beras merupakan bahan

makanan yang kaya vitamin, mineral, serat, dan asam lemak esensial.

Kendati terkesan remeh, bahkan telah menjadi pekerjaan harian, tidak

semua orang mengetahui cara baik mencuci beras. Tak jarang, akibat

kekeliruan mencuci, mengakibatkan tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamin).

Selama ini, kebanyakan orang mencuci beras berkali-kali hingga air cucian

bening. Cara mencuci demikian dilatari mitos turun temurun, yaitu bila dicuci

sangat bersih, menyebabkan nasi tak gampang basi.

Dengan metode eksprimen, riset itu membuktikan pengaruh frekuensi

pencucian beras terhadap kandungan vitamin B1 yang ada pada beras (sebelum

dicuci mengandung 0,2850 mg). Pengaruh pencucian dengan sekali cuci

menyebabkan kandungan vitamin B1 berkurang, menjadi 0,2475 mg. Dua kali

pencucian, kandungan vitamin B1 menjadi 0,1765 mg. Pencucian tiga kali,

vitamin B1- nya tersisa 0,1560 mg.

Page 13: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

Vitamin B1 yang dikandung saat dicuci sekali dengan penggosokan,

mengakibatkan kian berkurang, menjadi 0,2090 mg (dua kali dengan

penggosokan 0,1650 mg, dan tiga kali dengan penggosokan 0,1435 mg).

Dengan pencucian terlampau bersih berpeluang kekurangan vitamin B1

bagi yang memakan nasi tersebut. Padahal, seorang pria dewasa membutuhkan

1,22 mg vitamin B1 per hari (wanita 1,03 mg per hari). Bila pencuciannya

tepat, kita tidak perlu mendapatkan vitamin B1 dari suplemen lain dan tak ada

kaitan frekuensi pencucian dengan basi atau tidaknya beras.

D. Metode A dan B

Metode A

Larutan sampel direaksikan dengan CuSO4 2% dan NaOH 3N, uji

positif mengandung vitamin B ditandai dengan terbentuknya endapan ungu.

Thiamin dapat rusak dalam suasana netral atau alkalis. Karena itu ditamahkn

NaOH untuk membuat larutan dalam suasana basa. Disamping itu, thiamin

terurai zat-zat pengoksida dan dalam hal ini karena itulah ditambahkan CuSO4

untuk mengoksidasi thiamin dan ion Cu2+

akan tereduksi menjadi Cu+ yang

akhirnya akan mengahasilkan larutan berwarna ungu CuSO4.

Metode B

Larutan sampel direaksikan dengan FeCl3 1% Larutan sampel

direaksikan dengan CuSO4 2% dan NaOH 3N, uji positif mengandung vitamin

B ditandai dengan terbentuknya larutan jingga. Thiamin yang terkandung

dalam larutan akan bereaksi klorida dr Fe membentuk thiamin klorida setelah

semua tiamin habis bereaksi dengan klorida.

Page 14: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Prinsip Kerja

Metode A

Larutan sampel + CuSO4 2% + NaOH akan menghasilkan warna ungu yang

berarti reaksi positif mengandung vitamin B.

Metode B

Larutan sampel + FeCl3 akan menghasilkan warna jingga yang berarti reaksi

positif mengandung vitamin B.

B. Alat dan Bahan

1. Tabung Reaksi

2. Pipet tetes

3. Nasi yang direndam semalaman

4. Larutan CuSO4 2%

5. Larutan NaOH 3N

6. Larutan FeCl3 1%

Page 15: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

C. Prosedur

A.

1. Masukkan secukupnya nasi ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan 2 tetes larutan CuSO4 2% dan 10 tetes NaOH 3N

3. Amati warna yang terjadi, bila terbentuk warna biru-ungu berarti vitamin

B positif

B.

1. Masukkan secukupnya nasi kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3 1%

3. Amati perubahan warna yang terjadi, timbulnya warna jingga sampai

merah tua berarti vitamin B positif

Page 16: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Bahan Prosedur A Prosedur B

Nasi yang direndam

Larutan CuSO4 2%

Larutan NaOH 3N

Larutan FeCl3 1%

5 tetes

2 tetes

10 tetes

-

5 tetes

-

-

2-3 tetes

Hasil: Perhatikan

perubahan yang terbentuk

(-) Larutan warna

biru

(-) Larutan warna

kuning

Gambar 4. 1 Prosedur A Gambar 4. 2 Prosedur B

Page 17: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan pada prosedur A larutan sampel

direaksikan dengan CuSO4 2% dan NaOH menunjukkan hasil negatif (-) tidak

mengandung vitamin B, ditandai dengan larutan berwarna biru. Dan pada

prosedur B larutan sampel direaksikan dengan FeCl3 1% juga menunjukkan

hasil negatif (-) tidak mengandung vitamin B, dengan larutan berwarna

kuning. Hal ini dikarenakan pada proses penggilingan dan pemolesan padi

sampai menjadi beras berwarna putih telah mengurangi kandungan vitamin B.

Selain itu sebelum menjadi nasi, beras dicuci terlampau bersih sehingga

berkurang lagi kandungan vitamin B- nya. Dan untuk menjadi sampel dalam

percobaan ini, nasi direndam semalaman sehingga vitamin B yang terkandung

didalamnya benar-benar hilang.

Page 18: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

BAB V

KESIMPULAN

Larutan ampel (nasi yang telah direndam semalaman) tidak mengandung vitamin B.

Page 19: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B
Page 20: Laporan Praktikum Biokimia II - Vitamin B

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama

http://www.food-info.net/ua/index.htm

http://green-organic-rice.blogspot.com/2009/02/rahasia-beras.htmlMinggu,

22 Februari 2009

http://organisasi.org/http://organisasi.org/

http://medicastore.com/

http://4uliedz.wordpress.com/2008/12/26/vitamin-b/

http://ksupointer.com/2009/beras-coklat-brown-rice-atau-beras-pecah-kulit

http://bentengkehidupan.files.wordpress.com/2010/02/rice.jpg 16 Februari 2010