Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
-
Upload
firda-shabrina -
Category
Education
-
view
187 -
download
3
Transcript of Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Mirza Ali Zelhas 2013340043
Firda Shabrina 2013340054
Masita Kirana A. 2013340070
Anne Meilida 2013340074
Ernando Vinalosa 2013340085
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2013
Judul : Persiapan Koloid
Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2013
1. Tujuan
Untuk mengetahui dan memepelajari sifat-sifat dari koloid.
2. Teori singkat
Koloid berasal dari bahasa Yunani “kolia” yang artinya lem. Koloid pertama kali
dikenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin
yang merupakan kristal tapi sulit terdisfusi.
Koloid atau dispersi koloid (sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran
partikel yang leih besar dari larutan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel
antara 1 μm – 100 μm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi dapat
diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi.
Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya koloid dapat dibedakan
menjadi 8 jeis sebagai berikut:
No. Fase
Terdispersi
Fase
Pendispersi Nama Koloid Contoh
1 Gas Padat Busa padat Batu apung, kerupuk
2 Gas Cair Buih Krim, pasta
3 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega
4 Cair Cair Emulsi Susu, santan, mayonaise
5 Cair Gas Aerosol cair Awan kabut
6 Padat Padat Sol padat Mutiara, kaca
7 Padat Cair Sol Pati dalam air, cat, jeli
8 Padat Gas Aerosol padat Debu, asap
Sifat-sifat koloid:
1. Sifat Koligatif
Sifat koligatif berguna untuk menghitung jumlah mol atau kosentrasi partikel
koloid. Sifat ini memberi manfaat bagi organisme, kontair sel mengandung partikel
koloid sehingga mempunyai tekanan osmotik akiat air tertarik ke dalam sel bertahan
didalamnya.
2. Sifat Optik
Ukuran partikel koloid agak besar, maka cahaya yang melewatinya akan
dipantulkan. Arah pantulan itu tidak teratur karena partikel tersebar secara acak
sehingga pantulan cahaya itu berhamburan ke segala arah, yang disebut efek tyndall.
3. Sifat Kinetik
Sebagai pertikel yang bebas dalam mediumnya, partikel koloid selalu bergerak ke
segala arah. Gerakkannya selalu lurus, akan patah bila bertabrakkan dengan partikel
yang lain. Gerakan ini disebt gerakan Brown.
4. Sifat Adsorbsi
Adsorbsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukan koloid. Partikel-
partikel koloid mempunyai luas permukaan yang sangat besar bila dibandingkan
dengan partikel dari larutan kasar dengan massa yang sama. Atas dasar ini larutan
koloid mempunyai daya adsorbsi yang besar.
5. Sifat Listrik
Partikel koloid mempunyai muatan listrik akibat penyerapan ion- ion dalam
larutan. Muatan ini dapat berbentuk positif dan negatif.
6. Koagulasi
Koloid bila dibiarkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi,
sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana yang disebut koagulasi atau
pengumpalan. Waktu koagulasi koloid bervariasi antara yang satu dengan yang lain.
Koagulasi spontan umumnya lambat dan dapat dipercepat dengan alat sentrifugal ultra,
alat ini akan memutar koloid dengan kecepatan tinggi sehingga partikel didorong
kedasar tabung reaksi.
3. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
- Erlenmeyer (350 ml) - Minyak tanah
- Tabung reaksi - Natrium thiosulfat
- Hot Plate - Besi (III) khlorida
- Gelas piala 100ml, 400 ml dan 800ml - Calcium acetat
- Pipet tetes - Asam khlorida 6 N
- Gelas ukur 5ml dan 25 ml - Garam dapur
- Pengaduk - Gelatin
- Spatula - Sabun/detergen
- Pipet ukur 10 ml - Air suling
- Bulb
4. Cara Kerja
a. Persiapan sol
Percobaan 1. Sol Belerang
1. Disiapkan suatu larutan natrium thiosulfat 0,5%. Ditambahkan 5 ml asam
khlorida pekat dengan diaduk
2. Apakah yang terjadi? Apakah nama fase terdispersi? Saringlah sebagian kecil dari
larutan koidal itu.
3. Bagaimanakah komentar anda?
4.
Percobaan 2. Sol Besi Hidroksida
1. Disiapkan larutan besi (III) klorida, dilarutkan 2 gr FeCl3 ke dalam 6 ml air.
2. Dipanaskan sebagian larutan tersebut dengan tabung reaksi hingga mendidih.
3. Diamati larutan tersebut, akan terbentuk endapan coklat yang terbentuk akibat
hidrolisis dari FeCl3 tersebut.
4. Dipanaskan 500 ml air suling hingaa hampir mendidih, diteteskan sisa larutan
FeCl3 tersebut hingga terbentuk sol dari FeCl3.
5. Disiapkan larutan garam dengan air, untuk membandingkan larutan garam dan
larutan sol. Dilihat efek thyndall kedua larutan menggunakan senter. Diamati apa
yang terjadi antara larutan sol dan larutan garam.
6. Ditambahkan larutan tersebut ke dalam larutan sol FeCl3 pekat (larutan 2 gr dalam
6 ml air).
b. Persiapan gel
Percobaan 1. Gel alkohol
-
Percobaan 2. Gel gelatin
1. Ditimbang 2 gr gelatin.
2. Direndam gelatin tersebut dengan air panas, dibiarkan selama seperempat jam.
3. Dicuci gelatin tersebut dengan air panas sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml,
dan dibiarkan hingga dingin.
4. Diamati perubahan yang terjadi.
c. Persiapan emulsi
1. Dicampurkan 5 ml minyak tanah dengan 50 ml air di dalam tabung reaksi.
Kemudian di kocok, diamati perubahan yang terjadi.
2. Dicampurkan 5 ml minyak tanah dengan 2,5 ml larutan sabun di dalam tabung
reaksi. Kemudian di kocok, diamati perubahan yang terjadi.
3. Dicampurkan 5 ml minyak tanah dengan 2,5 ml larutan detergen di dalam tabung
reaksi. Kemudian di kocok, diamati perubahan yang terjadi.
4. Dicampurkan 5 ml minyak tanah dengan 2,5 ml 1 % b/v larutan gelatin di dalam
tabung reaksi. Kemudian di kocok, diamati perubahan yang terjadi.
5. Dicampurkan 5 ml minyak tanah dengan 2,5 ml 1 % b/v larutan natrium hidroxida
di dalam tabung reaksi. Kemudian di kocok, diamati perubahan yang terjadi.
6. Diamati stabilitas masing-masing percobaan.
5. Hasil Pengamatan
a. Persiapan sol
Percobaan 1. Sol Belerang
Saat larutan Na-thiosulfat 0,5% dicampurkan dengan NaOH 6 N, terdapat sedikit
buih dalam larutan tersebut. Dan saat didiamkan larutan tersebut tidak terdapat
peubahan atau tidk terdapat endapan yang terbentuk, hanya larutan jernih saja.
Percobaan 2. Sol Besi Hidroksida
No. Larutan Keterangan
1. Larutan FeCl3 dipanaskan
hingga mendidih
Terdapat endapan coklat yang berada di dasar
piala gelas.
2. Larutan FeCl3 ditambahkan
ke dalam 500 ml air mendidih Warna larutan menjadi warna sindur
3. Perbandingan efek thyndall larutan sol FeCl3 dan larutan garam
Larutan sol :
larutan tersebut tembus pandang saat disinari
oleh senter = tidak terjadi efek thyndall Larutan garam :
Lautan tersebut tidak tembus pandang saat disinari oleh senter = terjadi efek thyndall
4. Larutan NaCl pekat dicampurkan larutan sol
FeCl3
larutan FeCl3 larut sempurna saat dicampur
dengan larutan NaCl jenuh
b. Persiapan gel
Percobaan 1. Gel alkohol
-
Percobaan 2. Gel gelatin
Saat serbuk gelatin ditambahkan air panas dan didiamkan selama 15 menit, serbuk
tersebut menjadi lelehan yang menempel didasar piala gelas dan lengket. Setelah 15
menit larutan tersebut dikeruk dan gel tersebut akan mengumpul menjadi satu.
c. Persiapan emulsi
No. Minyak Keterangan
1. Pelarut air
Tidak bercampur, terdapat 2 lapisan air dan
minyak serta terdapat butiran-butiran minyak
diantara kedua lapisan tersebut
2. Pelarut sabun Bercampur antara sabun dan minyak, tetapi
lama kelamaan terpisah menjadi 3 lapisan
3. Pelarut detergen
Bercampur antara larutan detergen dan
minyak, tetapi lama kelamaan terpisah menjadi 3 lapisan
4. Pelarut gelatin Tidak bercampur dan terdapat 2 lapisan
gelatin dan minyak
5. Pelarut NaOH Tidak bercampur dan terdapat 2 lapisan NaOH dan minyak
6. Data perhitungan
-
7. Pembahasan
Koloid merupakan sistem dispersi yang mempunyai ukuran partikel 1-100 µm, jika
ukuran partikel >100 µm disebut campuran kasar (suspensi) dan ukuran partikel <1 µm,
disebut larutan sejati. Terdapat 3 jenis koloid yang tergantung pada jenis partikelnya,
yaitu:
a. Dispers koloid
Terdiri dari zat-zat yang tidak larut tetapi diameter atau ukuran partikelnya dirubah
menjadi ukuran koloid dengan pelarut dalam sistem koloid.
b. Larutan makromolekul
Terdiri dari zat-zat yang memiliki BM (Bobot Molekul) yang besar kemudian ukuran
partikelnya dirubah hingga memiliki ukuran koloid.
c. Koloid asosiasi
Terdiri dari molekul yang memiliki BM (Bobot Molekul) yang rendah dan kumpulan
molekul-molekul tersebut berkumpul menjadi koloid.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, percobaan tersebut termasuk ke dalam
jenis dispers koloid. Dispersi koloid bersifat heterogen (tidak larut) yang terdiri dari fase
terdispersi dan medium yang terdispersi. Fase terdispersi dan pendispersi dapat berupa zat
padat, cair dan gas sehingga terdapat 8 bentuk sistem dispersi. Dari 8 sistem tersebut sitem
yang paling penting adalah sol, emulsi dan gel.
a. Sol
Sol adalah dispersi koloid zat padat dalam zat cair. Sol dibagi menjadi dua, yaitu sol
liofobik dan sol liofilik.
Sol liofobik adalah sol yang butir-butir koloidnya tidak suka dengan pelarut sehingga
seolah-olah koloid tersebut terpisah. Contoh: sol logam logam dan
garam-garam dalam air.
Sol liofilik adalah sol yang butir-butir koloidnya suka dengan pelarut.
Sol mememiliki beberapa sifat yaitu:
a. Sifat fisika
Sifat ini tergantung pada jenis koloidnya. Untuk koloid liofob sifat kerapatan,
tegangan permukaan dan viskositasnya hampir sama dengan mediumnya.
Sedangkan koloid liofil sifat fisiknya sangat berbeda dengan mediumnya.
b. Sifat koligatif
Sifat ini dipengaruhi oleh jumlah zt yang terlarut di dalam sistem tersebut.
c. Sifat optis
Sifat ini dipengaruhi oleh cahaya yang dilewatkan pada sistem sol. Apabila larutan
sejati dilewatkan cahaya, makaa cahaya tersebut sebagian akan diserap dan di
teruskan. Tetapi pada sitem sol tidak, karena cahaya dihamburkan sehingga sifat
tersebut dinamakan efek thyndall.
d. Sifat kinetik
Sifat ini menyatakan bahwa partikel di dalam sebuah sistem tidak diam, tetapi
selalu bergerak zig-zag gerakan ini dinamakan gerak brown. Gerakan ini
disebabkan benturan molekul-molekul pelarut terhadap butir-butir koloid.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada persiapan sol, hasilnya adalah:
Sol belerang
Berdasarkan hasil praktikum pada penetapan ini reaksi antara natrium thiosulfat
0,5% dengan 5 ml asam khlorida tidak terjadi reaksi apapun, mungkin dikarenakan
asam khlorida yang kurang baik atau kurang pekat, karena seharusnya koloid dibuat
dengan cara kondensasi dengan mengubah partikel yang kasar menjadi halus dan akan
terlihat seperti kristal kristal kecil.
Sol Besi
Pada praktium sol besi, saat larutan besi dan NaCl dilewatkan cahaya senter keduanya
memiliki hasil yang berbeda. Untuk sol besi cahaya yang di lewatkan pada larutan
diteruskan sehingga terdapat bayangan larutan dan tidak memiliki efek thyndall.
Sedangkan pada larutan NaCl cahaya yang di lewatkan tidak diteruskan karena terjadi
efek thyndall. Eek thyndal adalah suatu sifat optik yang dimiliki sol untuk
menghamburkan cahaya. Sehingga cahaya yang seharusnya sebagian diserap dan
diteruskan menjadi dihamburkan.
b. Gel
Gelasi adalah proses koagulasi sel liofil/liofob yang pada kondisi tepat akan
menghasilkan endapan yang dapat menyerap zat cair. Sedangkan padatan yang
terbentuk disebut gel.
Gel memiliki dua sifat yaitu elastis dan non elastis. Pada gel elastis, apabila
didehidrasi dan ditambahkan air, maka gel dapat terbentuk kembali. Gel elastis pada
saat didehidrasi dapat menyerap pelarut dan jika yang diserap banyak akan terjadi
penggelembungan.
Gel non elastis kebalikan dari gel elastis, tetapi gel non elastis dapat mengalami
peristiwa pengerutan atau sineresis.
gel dapat berubah menjadi sol dan sebaliknya, peristiwa ini disebut tikostropi.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada persiapan gel, hasilnya adalah:
Gel alkohol
-
Gel gelatin
Gelatin adalah bentuk ireversibel dihidrolisis kolagen, dan diklasifikasikan sebagai
bahan makanan. Hal ini ditemukan dalam permen yang paling bergetah serta produk
lainnya seperti marshmallow, gelatin hidangan penutup, dan beberapa es krim, saus
dan yoghurt. Rumah Tangga gelatin datang dalam bentuk lembaran, butiran, atau
bubuk. Jenis instan dapat ditambahkan ke makanan karena mereka, yang lain harus
direndam dalam air terlebih dahulu.
c. Emulsi
Emulsi adalah dispersi koloid zat cair dalam zat cair lain yang tidak bercampur. Koloid
ini dapat dibuat denan mengaduk kedua campuran dua zat cair tersebut. Agar emulsi itu
stabil perlu ditambahkan emulgator atau pengemulsi seperti sabun, alkana sulfonat dll.
Besarnya butir-butir koloid lebih besar dari suspensoid yaitu 100-1000 µm.
Sifat emulsi tidak berbeda jauh dengan sol liofob yaitu, menunjukkan efek thyndal,
gerak brown, bermuatan negatif, bergerak dalam medan listrik, sensitif terhadap
elektrolit.
Emulsi juga dapat dirusak yaitu dengan cara pemanasan, pembekuan, penggojokkan,
centrifuge, penambahan elektrolit dan destruksi emulglator
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada persiapan sol, hasilnya adalah:
1. Percobaan emulsi dengan sabun
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan ini, dapat diketahui bahwa air dan
minyak tidak akan pernah bercampur karena adanya perbedaan massa jenis.
Massa jenis minyak lebih kecil dari pada air, sehingga minyak selalu berada di
atas air. Deterjen/sabun dapat mempersatukan minyak dan air, karena gugus polar
pada deterjen memiliki sifat hidrofil sedangkan gugus nonpolarnya akan menarik
minyak dan mendispersikan ke dalam air, sehingga membentuk sistem koloid.
Adapun sifat fisiknya sebagai berikut:
- Larutan berwarna keruh
- Muncul buih
- Menghasilkan 3 lapisan
2. Percobaan emulsi dengan detergen
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan ini, dapat diketahui bahwa air dan
minyak tidak akan pernah bercampur karena adanya perbedaan massa jenis.
Massa jenis minyak lebih kecil dari pada air, sehingga minyak selalu berada di
atas air. Deterjen/sabun dapat mempersatukan minyak dan air, karena gugus polar
pada deterjen memiliki sifat hidrofil sedangkan gugus nonpolarnya akan menarik
minyak dan mendispersikan ke dalam air, sehingga membentuk sistem koloid.
Adapun sifat fisiknya sebagai berikut:
- Larutan keruh
- Muncul buih
- Menbentuk lapisan
3. Percobaan menggunakan 1% larutan gelatin
Kedua larutan tersebut tidak dapat bercampur karena adanya perbandingan bj. Bj
minyak lebih rendah dari bj larutan gelatin sehingga minyak berada di atas larutan
gelatin.
4. Percobaan menggunakan 1% larutan NaOH
Kedua larutan tersebut tidak dapat bercampur karena adanya perbandingan bj. Bj
minyak lebih rendah dari bj larutan NaOH sehingga minyak berada di atas larutan
NaOH.
8. Pertanyaan
a. Persiapan sol
Percobaan 1. Sol Belerang
Apakah yang terjadi? Apakah nama fase terdispersi?
Tidak terjadi perubahan apa-apa, karena dapat disebabkan peelarut yang kurang
pekat sehingga tidak terjadi endapan tersebut.
Percobaan 2. Sol Besi Hidroksida
Penambahan larutan garam jenuh ke dalam larutan FeCl3. Apa yang terjadi?
Mengapa?
Larutan menjadi larut. Karena larutan elektroli dapat dengan mudah melarutkan
larutan sol.
b. Persiapan emulsi
Pencampuran minyak dan air. Apa yang terjadi? Mengapa?
Terjadi pemisahan antara minyak dan air karena terjadi perbedaan berat jenis (BJ)
komponen tersebut. BJ air lebih besar daripada BJ minyak, sehingga air terdapat di
bawah dan minyak terdapat diatas air. Diantara kedua lapisan tersebut terjadi
emulsi antara minyak dan air dan terdapat buih-buih minyak diantara lapisan
tersebut.
Bagaimana stabilitas masing-masing emulsi dilihat dari pemisahan fase terdispersi
dan medium pendispersi?
Dari keeempat percobaan tersebut semuanya memiliki stabilitas yang berbeda-beda,
tetapi semuanya hampir sama yaitu setelah beberapa menit dikocok, larutan
tersebut kemudian terpisah.
c. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada persiapan sol belerang tidak didapatkan endapan dan pada sol besi tidak terdapat
efek thyndall.
2. Pada persiapan gel gelatin terbentuk gelatin dengan struktur seperti gel yupi.
3. Pada emusi minyak dengan beberapa pelarut ada dua pelarut yang bercampur dengan
minyak yaitu sabun dan detergen sedangkan ada yang tidak larut dengan pelarut air,
NaoH dan gelatin. Hal itu disebabkan adanya perbedaan bj kedua larutan dan sifat
larutan masing-masing.
Daftar Pustaka
Sukardjo.KIMIA FISIKA. 2002. Jakarta: Rineka Cipta
Lampiran
-