LAPORAN PRAKTIKUM 3

7
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM PERCOBAAN 3 PEMISAHAN FLAVONOID AGLIKON DARI GLOKOSIDANYA Disusun oleh: 1. Amalia Ulfa (G1F011001) 2. Diah Ayu Wulandari (G1F011003) 3. Herlina Agustyani (G1F011005) 4. Nurmaningtias Fitri R. (G1F011007) 5. Dwi Justitia Apriliani (G1F011009) 6. Thea Widi Indiani (G1F011011) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI

description

FARKOG

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM 3

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM 3

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA BAHAN ALAM

PERCOBAAN 3

PEMISAHAN FLAVONOID AGLIKON DARI GLOKOSIDANYA

Disusun oleh:

1. Amalia Ulfa (G1F011001)2. Diah Ayu Wulandari (G1F011003)3. Herlina Agustyani (G1F011005)4. Nurmaningtias Fitri R. (G1F011007)5. Dwi Justitia Apriliani (G1F011009)6. Thea Widi Indiani (G1F011011)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM 3

PERCOBAAN 3 PEMISAHAN FLAVONOID AGLIKON DARI GLOKOSIDANYA

1. TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa dapat memahami dan dapat melakukan isolasi flavanoid aglikon dari glikosidanya dengan metode refluk.

2. BAHAN PERCOBAAN

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah flavonoid glikosida (rutin), HCl 2 N, etanol, eter, dan aquades.

3. ALAT PERCOBAAN

Alat-alat yang digunakan antara lain alat refluk, tabung reaksi, corong, pemanas (waterbath), cawan porselin, dan falkon (3 buah).

4. SKEMA PERCOBAAN

Larutan isolat flavonoid

Isolat yang tertarik dalam eter

Sisa larutan asam

Hasil

Diuapkan, hingga diperoleh residu aglikon

Dimasukkan ke dalam flakon

Diuapkan eternya tanpa pemanasan, hingga diperoleh gulanya

Dimasukkan dalam tabung reaksi

Ditambah 10 mL HCl 2 N dengan konsentrasi 10 µg/ml

Ditaruh corong kecil berisi kapas diatas tabung reaksi

Direfluks pada penangas air mendidih selama 60 menit pada suhu 100 ± 10C

Ditambah 5 mL air suling (apabila cairan terlalu banyak menguap)

Didinginkan

Dipartisi dengan eter

Dikocok

Dipisahkan kedua lapisan yang terbentuk

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM 3

5. HASIL PENGAMATN

Berat rutin : 0,02 g

Berat flakon kosong : 5,133 g

Berat flakon + aglikon : 5,383 g

Berat aglikon : 5,383 – 5,133 = 0,25 g

Rendemen : berat zat sisa x 100%

berat zat awal

= 0,25 x 100%

0,02

= 1250 %

1. DATA GAMBAR

Proses Refluks Proses Refluks

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM 3

Aglikon (kuersetin)

2. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini diawali dengan menghidrolisis isolat flavonoid, yaitu dengan menambahkan HCl 2N pada larutan isolat dengan konsentrasi 10µg/ml. Isolat yang digunakan adalah rutin dikarenakan pada percobaan ke-2 yaitu isolasi glokosida flavonoid dengan metode kromatografi kertas preparatif tidak didapat hasilnya (flavonoid). Rutin merupakan salah satu jenis glikosida flavonoid yang bersifat polar (Yanuar, 2012). Fungsi ditambah HCl yaitu untuk merubah flavonoid glikosida menjadi aglikonnya. Menurut Markham (1988) untuk memutuskan gula dari aglikon flavonoid, yaitu dengan menggunakan asam. Kemudian direfluks pada suhu 100 ± 1oC selama 60 menit, diatas tabung ditempatkan corong berisi kapas untuk mengurangi penguapan. Bila cairan terlalu banyak menguap, ditambahkan 5 ml air suling agar cairannya tidak menghilang/ menguap semua. Fungsi direfluks adalah agar reaksinya berjalan sempurna, sehingga nantinya bisa didapat filtrat murni (Darmin, 2012). Setelah itu didinginkan supaya reaksinya dapat berjalan. Setelah dingin, larutan isolat dalam asam tersebut dipartisi dengan eter agar terpisah menjadi dua fasa. Fasa yang pertama yaitu isolat yang tertarik dalam eter. Fasa yang kedua yaitu sisa larutan asam. Kemudian isolat yang tertarik dalam eter diuapkan hingga diperoleh residu aglikon (kuersetin). Kuersetin adalah senyawa golongan flavonol (bagian dari flavonoid) yang memiliki 5 gugus –OH bebas yang dapat disubstitusi oleh gugus asil melalui reaksi esterifikasi (Noval, 2012).

Berat aglikon (kuersetin) yang didapat adalah 0,25 g. Rendemennya sebesar 1250%, hal ini disebabkan karena proses penguapannya kurang lama sehingga masih ada campuran eter pada aglikonnya. Seharusnya besar rendemen tidak boleh lebih dari 100%, karena jika melebihi 100% berarti ada zat lain/ terdapat pengotor dalam hasil yang didapat.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM 3

3. KESIMPULAN

Aglikon yang didapat adalah kuersetin dengan bobot 0,25 g dan rendemennya sebesar 1250%.

4. DAFTAR PUSTAKA

Darmin. 2012. Isolasi Asam Sinamat (http://alchemist0308.blogspot.com/2012/04.isolasi-asam-sinamat-kimia-organik-2.html) diakses pada tanggal 10 Juni 2013.

Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Terjemahan Kosasih Padmawinata. ITB Press : Bandung.

Noval, Novaliah. 2012. Kuersetin (http://novaliahnoval.blogspot.com/2012/10/ kuersetin.html) diakses pada tanggal 10 Juni 2013.

Yanuar, Adam Z. 2012. Isolasi Glikosida Flavonoid dari Daun Ketela Pohon, (http://id.scribd.com/doc/66159409/Isolasi-Glikosida-Flavonoid-Dari-Daun-Ketela-Pohon) diakses pada tanggal 10 Juni 2013.

LAMPIRAN

JAWABAN PERTANYAAN

1. Bagaimana dapat diketahui bahwa hidrolisis yang dikerjakan telah sempurna?

2. Buatlah pembahasan terhadap cara ekstraksi pemisahan dan kemurnian hasil yang sodara peroleh sehingga dapat menjelaskan hasil sodara.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM 3

Jawab:

1. Proses hidrolisis sempurna ketika terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan aglikon flavonoid dengan molekul gulanya ketika ditambahkan HCl.

2. Metode ekstraksi yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah metode infundasi. Dilakukan metode ini karena prinsip simplisia yang digunakan merupakan simplisia lunak. Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Infundasi merupakan metode ekstraksi dengan pelarut air. Pelarut air digunakan karena sifat senyawa yang polar maka pengisolasian rutin dilakukan dengan penggunaan pelarut polar yaitu air. Pada waktu proses infundasi berlangsung, temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC selama 15 menit. Namun hasil yang diperoleh tidak terdapat kristal dikarenakan pada waktu pemanasan suhu sudah melebihi dari 90 ºC sehingga kandungan senyawa telah menguap dan juga pada waktu pengambilan larutan tidak sengaja terkocok sehingga kristal yang terbentuk melarut kembali. Oleh karena itu pada waktu pemanasan suhu diatur sedemikian rupa agar tidak melebihi 90ºC agar kualitas senyawa tetap terjaga.