Laporan Praktikum 1 _Tresna Widiyaman_1305687_Kelompok 8_Penyearah Setengah Gelombang
-
Upload
tresna-widiyaman -
Category
Documents
-
view
266 -
download
6
description
Transcript of Laporan Praktikum 1 _Tresna Widiyaman_1305687_Kelompok 8_Penyearah Setengah Gelombang
LAPORAN PRAKTIKUM SISKOM ANALOG DAN DIGITAL
Modul 1
PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
Nama : Tresna Widiyaman
NIM : 1305687
Kelompok : 8 (Delapan)
Hari : Selasa
Tanggal : 31 Maret 2015
Waktu : 08.00 – 12.00
Asisten : Aghnia Audina & M Yoga Perdana
LABOLATORIUM TELEKOMUNIKASI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang tanpa menggunakan
kapasitor.
2. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang menggunakan kapasitor.
II. DASAR TEORI
Rangkaian penyearah setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah sederhana
yang hanya dibangun menggunakan satu dioda saja, seperti diilustrasikan pada gambar
berikut ini.
Prinsip kerja dari rangkaian penyearah setengah gelombang ini adalah pada saat
setengah gelombang pertama (puncak) melewati dioda yang bernilai positif menyebabkan
dioda dalam keadaan ‘forward bias’ sehingga arus dari setengah gelombang pertama ini
bisa melewati dioda.
Pada setengah gelombang kedua (lembah) yang bernilai negatif menyebabkan dioda
dalam keadaan ‘reverse bias’ sehingga arus dan setengah gelombang kedua yang bernilai
negatif ini tidak bisa melewati dioda. Keadaan ini terus berlanjut dan berulang sehingga
menghasilkan bentuk keluaran gelombang seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Dari gambar di atas, gambar kurva ‘D1-anoda’ (biru) merupakan bentuk arus AC
sebelum melewati dioda dan kurva ‘D1-katoda’ (merah) merupakan bentuk arus AC yang
telah dirubah menjadi arus searah ketika melewati sebuah dioda.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa ketika gelombang masukan bernilai positif, arus
dapat melewati dioda tetapi ketika gelombang masukan bernilai negatif, arus tidak dapat
melewati dioda. Karena hanya setengah gelombang saja yang bisa di searah-kan, itu
sebabnya mengapa disebut sebagai Penyearah Setengah Gelombang.
Rangkaian penyearah setengah gelombang ini memiliki kelemahan pada kualitas arus
DC yang dihasilkan. Arus DC rata-rata yang dihasilkan dari rangkaian ini hanya 0,318
dari arus maksimum-nya, jika dituliskan dalam persamaan matematika adalah sebagai
berikut;
= 0,318 .
Oleh sebab itu rangkaian penyearah setengah gelombang lebih sering digunakan
sebagai rangkaian yang berfungsi untuk menurunkan daya pada suatu rangkaian
elektronika sederhana dan digunakan juga sebagai demodulator pada radio penerima AM.
Dioda jembatan
Sebuah jembatan dioda adalah pengaturan dari empat (atau lebih) dioda dalam
rangkaian jembatan konfigurasi yang menyediakan sama polaritas output baik untuk
polaritas input. Ketika digunakan dalam aplikasi yang paling umum, untuk konversi dari
arus bolak masukan (AC) menjadi arus searah output (DC), diketahui sebagai jembatan
penyearah . Sebuah penyearah jembatan menyediakan gelombang penuh perbaikan dari
input AC dua kawat, sehingga biaya lebih rendah dan berat dibandingkan dengan
penyearah dengan masukan 3-kawat dari transformator dengan pusat-mengetuk gulungan
sekunder. Menurut model konvensional dari arus aliran awalnya didirikan oleh Benjamin
Franklin dan masih diikuti oleh para insinyur paling hari ini, saat ini diasumsikan
mengalir melalui konduktor listrik dari positif ke kutub negatif. Pada kenyataannya,
elektron bebas dalam sebuah konduktor hampir selalu mengalir dari negatif ke kutub
positif. Pada kebanyakan aplikasi, bagaimanapun, arah aliran arus yang sebenarnya tidak
relevan. Oleh karena itu, dalam diskusi di bawah model konvensional dipertahankan.
Dalam diagram di bawah ini, ketika input terhubung ke sudut kiri dari berlian adalah
positif, dan input terhubung ke sudut kanan adalah negatif, arus mengalir dari terminal
pasokan bagian atas ke kanan sepanjang jalan (positif) merah untuk output , dan kembali
ke terminal pasokan yang lebih rendah melalui jalur (negatif) biru.
Ketika input terhubung ke sudut kiri adalah negatif, dan masukan yang tersambung ke
sudut kanan adalah positif, arus mengalir dari terminal pasokan atas ke kanan sepanjang
jalan (positif) merah untuk output, dan kembali ke terminal pasokan lebih rendah
melalui jalur (negatif) biru.
Dalam setiap kasus, output kanan atas tetap positif dan kanan bawah output negatif.
Karena ini adalah benar apakah input adalah AC atau DC, sirkuit ini tidak hanya
menghasilkan output DC dari masukan AC, juga dapat menyediakan apa yang kadang
disebut "perlindungan polaritas terbalik". Artinya, itu memungkinkan fungsi normal dari
DC bertenaga tetap saat baterai telah dipasang ke belakang, atau ketika lead (kawat) dari
sumber daya DC telah terbalik, dan melindungi peralatan dari kerusakan potensial
disebabkan oleh polaritas terbalik.
/
AC, setengah gelombang dan sinyal gelombang penuh diperbaiki.
Sebelum ketersediaan sirkuit terpadu , penyearah jembatan dibangun dari "komponen
diskrit", yaitu, dioda terpisah. Sejak sekitar tahun 1950, komponen empat terminal tunggal
yang berisi empat dioda terhubung dalam konfigurasi jembatan menjadi komponen
komersial standar dan sekarang tersedia dengan berbagai tegangan dan peringkat saat ini.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Dioda 1N4007 1 buah
2. Resistor 10K 1 buah
3. Kapasitor :
a. 0.47 uF 1 buah
b. 4.7 uF 1 buah
c. 100 uF 1 buah
4. Voltmeter 1 buah
5. Osiloskop 1 buah
IV. LANGKAH PERCOBAAN
A. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Tanpa Memori
1. Rangkai sirkuit seperti pada rangkaian tanpa menggunakan kapasitor.
2. Atur tegangan sampai 20V dan ukurlah dan menggunakan
voltmeter.
3. Ukurlah tegangan ripple menggunakan osiloskop.
4. Simulasikan ulang percobaan pada software EWB sebagai pembanding.
5. Tulis hasil percobaan pada tabel 1.
B. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang dengan Menggunakan Kapasitor.
1. Rangkai sirkuit seperti pada gambar rangkaian menggunakan kapasitor.
2. Atur tegangan sampai 20V dan ukurlah menggunakan voltmeter
dengan nilai kapasitor yang bervariasi (0.47 µF , 4.7 µF , 100 µF).
3. Ukurlah tegangan ripple menggunakan osiloskop.
4. Simulasikan ulang percobaan diatas pada software EWB.
5. Tulis hasil percobaan pada tabel 2.
V. PERCOBAAN DAN DATA
- TABEL 1.
a. Pengukuran manual
(Volt) (Volt)
Voltmeter 10.27 4.17
Osiloskop 10 4
- Pada Osiloskop
= 4 div X 5 V/div = 20 Volt
= = = 10 Volt
- Pada Osiloskop
= 1.6 div X 5 V/div = 8 Volt
= = = 4 Volt
b. Pengukuran pada EWB
(Volt) (Volt)
Voltmeter 28.29 12.40
Osiloskop 40 20
- Pada Osiloskop
= 4 div X 20 V/div = 80 Volt
= = = 40 Volt
- Pada Osiloskop
= 2 div X 5 V/div = 40 Volt
= = = 20 Volt
- TABEL 2.
a. Pengukuran manual
C (µF) (Volt) ( ) F (kHz)
0.47 7.70 1 1
4.7 7.75 0.1 1
100 7.75 0.01 1
b. Pengukuran pada EWB
C (µF) (Volt) ( ) F (kHz)
0.47 38.39 1
4.7 38.35 1
100 38.58 1
VI. ANALISIS
- TABEL 1
Pengukuran rangkaian menggunakan Voltmeter, = 10.27
Pengukuran rangkaian menggunakan Voltmeter, = 4.16
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Osiloskop,
- V1
Vpp = 4 div x 5v = 20vpp
Vmax = 10v
- V2
Vpp = 1.6 div x 5v = 8vpp
Vmax = 4v
- TABEL 2
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Voltmeter, Kapasitor 0.47 uF
V2 = 7.70 V
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Voltmeter, Kapasitor 4.7 uF
V2 = 7.75 V
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Voltmeter, Kapasitor 100 uF
V2 = 7.75 V
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Osiloskop, Kapasitor 0.47 uF
1 div x 1 v/div = 1 V
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Osiloskop, Kapasitor 4,7 uF
1 div x 0,1 v/div = 0,1 V
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Osiloskop, Kapasitor 100 uF
0,1 div x 0,1 v/div = 0,01 V
SIMULASI MENGGUNAKAN EWB
- TABEL 1
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Voltmeter, V1 = 28.29 v
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Voltmeter, V2 = 12.38 v
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Oscillocop,
V1 = 1,4 x 50 v/div = 70 vpp
Vmax = 70 / 2 = 35 v
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Oscillocop,
V1 = 0,7 x 50 v/div = 35 vpp
Vmax = 35 / 2 = 17,5 v
- TABEL 2
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Voltmeter, Menghitung V2 0.47 uF
= 38,39v
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Voltmeter, 4.7 uF = 38.38v
Pengukuran rangkaian setengah gelombang menggunakan Voltmeter, 0100 uF = 38.35 v
Menghitung Ripple (vpp) menggunakan osciloscop, 0.47 uF
Vpp = 0,1 x 5 volt/div = 1 Vpp
Menghitung Ripple (vpp) menggunakan osciloscop, 4.7 uF
Vpp = 0 x 5volt/div = 0 Vpp
Menghitung Ripple (vpp) menggunakan osciloscop, 100 uF
Vpp = 0 x 5 volt/div = 0 Vpp
I. Grafik
- V2
- Vpp
VII. KESIMPULAN
Jadi penyearah setengah gelombang yang menggunakan kapasitor memiliki hasil tegangan
yang disearahkan lebih besar dibandingkan tidak menggunakan kapasitor walaupun tegangan
inputnya sama, serta pengukuran menggunakan manual dan menggunakan simulasi memiliki
hasil yang jauh berbeda walaupun input dan rangkaiannya juga sama.
VIII. TUGAS
1. Bagaimana menghitung nilai yang ditunjukkan oleh voltmeter jika nilai yang
ada adalah hasil pengukuran dengan osiloskop?
Jawab:
Kita bisa menggunakan rumus Vpp = Div vertical x V div atau dapat melihat
langsung osiloskop (osiloskop digital).
2. Apakah tegangan DC yang dihasilkan tergantung pada hasil kapasitor?
Jawab:
Jika kapasitor dipasang tegangan DC, maka arus akan sama dengan nol
sehingga kapasitor menjadi rangkaian terbuka (open circuit) untuk tegangan
DC dan dapat menyimpan energi dalam bentuk medan listrik saja tidak
mempengaruhi besar atau kecilnya nilai arus DC yang dihasilkan.
3. Apa hubungan antara tegangan ripple dan kapasitor?
Jawab: V = I T/ C
Jadi jika arus beban semakin besar maka ripple akan semakin besar pua,
tegangan ripple akan semakin kecil sehingga mendekati DC murni.
4. Mengapa frekuensi ripple 50 Hz?
Jawab:
Karena tegangan yang diberikan oleh PLN yaitu 220 V dan memiliki frekuensi
50 Hz
IX. REFERENSI
http://ndriewyadika.blogspot.com/