Laporan Praktikum 1 - Karakteristik Fisik
-
Upload
dini-fitriani -
Category
Documents
-
view
677 -
download
10
Transcript of Laporan Praktikum 1 - Karakteristik Fisik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan hasil pertanian mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak seragam,
maka dari itu diperlukan ilmu untuk mengukur dan menganalisa bentuk dan ukuran
bahan hasil pertanian untuk mengklasifikasinya kedalam keseragaman bentuk.
Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangat penting untuk klasifikasi
standar bentuk dan ukuran.oleh karena itu dibuatlah suatu standar yang telah
disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan pengolahan produk
tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan
ukuran bahan hasil pertanian, yaitu: bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi
sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda geometri tertentu.
Ilmu untuk mengklasifikasikan bahan hasil pertanian sangat penting bagi
calon / sarjana teknik pertanian, karena itu sangat berperan aktif dalam peningkatan
mutu dan kualitas bahan hasil pertanian yang akan di olah pada proses berikutnya.
Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
berat atau volume. Konsumen tertentu memiliki penerimaan (aseptabilitas) tertentu
mempertimbangkan karakteristik fisik. Bentuk dan ukuran berat dan warna yang
seragam menjadi pilihan konsumen. Untuk mencegah kerusakan seminimal mungkin,
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik watak atau sifat teknik bahan hasil
pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik dan termis.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan.
2. Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan-bahan hasil pertanian sering mengalami kerusakan baik di lahan
maupun dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan-kerusakan tersebut
dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisiologis, faktor
mekanis, faktor termis, faktor biologis, faktor kimia.
Untuk mengendalikan kerusakan bahan hasil pertanian tersebut,
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik (watak atau sifat) teknik bahan
hasil pertanian yang berkaitan dengan karakteristik fisik, mekanik, dan termal.
Selain itu pengetahuan karakteristik bahan diperlukan untuk :
1. Merancang mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau materinya,
pengoperasian dan pengendaliannya.
2. Menganalisis dan menentukan efisiensi dari suatu mesin, maupun proses
pengolahan.
3. Mengembangkan produk-produk baru dari tanaman dan hewan.
4. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir. ( Tim penyusun TPHP,
2005).
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian merupakan dua karakteristik yang
tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik suatu bahan secara jelas. Ada beberapa
criteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil
pertanian terhadap benda-benda geometri tertentu.
2.1 Bentuk Acuan
Dalam metode ini, pemerian bahan dilakukan melalui pengamatan terhadap
keadaan permukaan dari potongan memanjang dan melintangnya atau mengukur
parameter-parameter bahan kemudian membandingkannya dengan bentuk-bentuk
yang sudah ada pada bentuk acuan standar (chart standard).
Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk
memerikan suatu objek. Adapun istiliah dan perian objek dari bentuk acuan, yaitu:
Bentuk Deskripsi
Bundar (round) Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)
Oblate Datar pada bagian pangkal dan pusuk atau puncak
Membujur (oblong) Diameter vertikal lebih besar daripada diameter
horizontal
Kerucut (conic) Meruncing ke arah bagian puncak
Bujur telur (ovate) Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian
pangkal
Berat sebelah atau miring
(Lopsided)
Poros yang menghubungkan pangkal dan puncak
tidak tegak lurus melainkan miring
Bujur telur terbalik (obovate) Seperti telur terbalik
Bulat panjang (elliptical) Menyerupai bentuk elips (bulat panjang)
Kerucut terpotong (truncate) Kedua ujungnya mendatar atau persegi
Tidak seimbang (unequal) Separuh bagian lebih besar dari yang lain
Ribbed Pada potongan melintangnya sisi-sisinya
menyerupai sudut-sudut
Teratur (regular) Bagian horizontal menyerupai lingkaran
Tidak teratus (irregular) Potongan horizontalnya sama sekali tidak
menyerupai lingkaran
2.2 Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah suatu ketajaman ukuran sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu benda berkisar dari 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasi pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut bundar. Ada beberapa
metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya adalah :
Roundness (Rd) =
Dimana :
Ap = luas permukaan pronyeksi terbesar dalam posisi bebas
Ac = luas permukaan pronyeksi terkecil yang membatasinya
Roundness (Rd) =
Dimana :
r = jari-jari kelengkungan
N = Jumlah sudut yang ada
R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum
Roundness (Rd) =
Dimana :
r = jari –jari kelengkungan tertajam
R = jari-jari rata-rata dari objek
Apabila di asumsikan bahwa volume objek setara dengan triaksial ellipsoid, dan
diameter dari lingkaran yang melingkupi setara dengan sumbu terpanjang dari
elips, maka diperoleh persamaan:
dimana a, b, c adalah panjang sumbu-sumbu ellipsoid. Berdasar persamaan
tersebut, kebundaran adalah rasio dari rata-rata diameter geometris obyek dengan
diameter terpanjangnya. Berdasar persamaan lainnya,
kebundaran=di/dc
dimana di adalah diameter terbesar lingkaran dalam, dan dc adalah diameter
terkecil dari lingkaran yang melingkupi bundaran (Gb. 4).
Diameter padanan dari suatu obyek yang berbentuk tidak beraturan
dinyatakan dengan diameter suatu bundaran yang mempunyai volume sama
dimana G adalah massa (berat) dan γ berat volume dari obyek. Dalam
perancangan mesin-mesin penyekala (sizing), adalah penting untuk menyatakan
rata-rata proyeksi luasan melintang dari produk yang diukur dari berbagai posisi,
seperti pada Gb. 4. Rata-rata luasan proyeksi yang diperoleh dengan cara ini
dikaitkan dengan volume obyek dengan persamaan
dimana K=1.21 untuk bundaran dan lebih besar untuk benda benda cembung
lainnya. Apabila nilai K mendekati nilai 1.21 maka benda tersebut semakin
mendekati bundar. Gambar 5 memperlihatkan hubungan antara Fm dan V untuk
wortel, kentang dan lemon.
Gb.4. Penentuan rerata luasan proyeksi melintang produk-produk pertanian
Gb.5. Hubungan antara rerata luas proyeksi dan volume
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
o Jangka sorong
o Penggaris
o Jangka
o Kertas millimeter blok
o Over Head Projector
o Alat tulis
Bahan :
o Tomat
o Kentang
o Jeruk
3.2 Prosedur Percobaan