THP 1 (karakteristik fisik bahan hasil pertanian)

download THP 1 (karakteristik fisik bahan hasil pertanian)

of 14

description

karakteristik fisik bahan hasil pertanian

Transcript of THP 1 (karakteristik fisik bahan hasil pertanian)

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangBahan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik sewaktu masih di lahan maupun dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisik, mekanik, termis, biologis dan kimia. Untuk mengendalikan kerusakan bahan hasil pertanian tersebut, diperlukan pengetahuan tentang karakteristik teknik dari bahan hasil pertanian yang meliputi karakteristik fisik, mekanik, dan termal. Selain itu pengetahuan tentang karakteristik bahan hasil pertanian diperlukan sebagai data dasar dalam: Mengetahui cara penanganan pasca panen bahan hasil pertanian dengan tepat. Merancang bangun mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau material konstruksinya, pengoperasian dan pengendaliannya. Mengembangkan produk-produk olahan baru dari bahan berupa tanaman dan hewan. Menganalisis dan menentukan efisiensi dari suatu mesin, maupun proses pengolahannya. Mengevaluasi serta mengawektan mutu produk akhir.Sebagian besar produk hasil pertanian bersifat mudah rusak (perishable), maka penanganan pasca panen harus dilakuakan secara tepat sesuai dengan karakteristik bahan hasil pertanian tertentu untuk meminimalisir kerusakan. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik bahan hasil pertanian. Pertama yang harus kita ketahui adalah karakteristik fisik dari bahan hasil pertanian tersebut. Dengan mengetahui karakteristik fisik suatu bahan maka kita dapat menentukan perlakuan apa yang harus kita lakukan agar kualitas bahan hasil pertanian tetap terjaga sampai ke tangan konsumen.1.2. Tujuan Praktikum Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan bentuk dan ukuran, kebundaran, kebulatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan cara penanganannya. Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).Bentuk dan ukuran adalah dua karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam hal objek fisik bahan. Keduanya diperlukan untuk pendeskripsian karakteristik fisik suatu bahan. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, diantaranya bentuk acuan, kebundaran, kebulatan, dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda-benda geometri tertentu. 2.1.Kebulatan (sphericity)Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang mempunyai volume sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).Rumus mencari nilai kebulatan (sphericity):

Dimana : a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)b = sumbu terpanjang normal ke a (sumbu intermediate)c = sumbu terpanjang normal ke a dan ke b (sumbu minor)Rumus di atas hanya berlaku jika asumsi bahan berbentuk elips.2.2.Kebundaran (Roundness) Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar. Rumus mencari nilai kebundaran (roundness) :

Dimana: r1= diameter dalam, r2= diameter luar

Gambar 1. Diameter dalam dan diameter luar2.3.Kemiripan terhadap Benda-benda GeometriSelain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda geometri tertentu, seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Adapun definisi dari masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :1.Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).2.Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah anggur.3.Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau silinder (tabung). Contohnya adalah wortel.

2.4.Bentuk Acuan (Charted Standard)Dalam metode ini, pemerian bahan dilakukan melalui pengamatan terhadap keadaan permukaan dari potongan memanjang dan melintangnya atau mengukur parameter-parameter bahan kemudian membandingkannya dengan bentuk-bentuk yang sudah ada pada bentuk acuan standar(chart standard).Dalam bentuk acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk memerikan suatu objek. Adapun istiliah dan pendeskripsian objek dari bentuk acuan, yaitu:Tabel 2.4. Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan BentukDeskripsi

Bundar (round)Menyerupai bentuk bulatan (spheroid)

OblateDatar pada bagian pangkal dan pusuk atau puncak

Membujur (oblong)Diameter vertikal lebih besar daripada diameter horizontal

Kerucut (conic)Meruncing ke arah bagian puncak

Bujur telur (ovate)Bentuk seperti telur dan melebar pada bagian pangkal

Berat sebelah atau miring (Lopsided)Poros yang menghubungkan pangkal dan puncak tidak tegak lurus melainkan miring

Bujur telur terbalik (obovate)Seperti telur terbalik

Bulat panjang (elliptical)Menyerupai bentuk elips (bulat panjang)

Kerucut terpotong (truncate)Kedua ujungnya mendatar atau persegi

Tidak seimbang (unequal)Separuh bagian lebih besar dari yang lain

RibbedPada potongan melintangnya sisi-sisinya menyerupai sudut-sudut

Teratur (regular)Bagian horizontal menyerupai lingkaran

Tidak teratus (irregular)Potongan horizontalnya sama sekali tidak menyerupai lingkaran

Sumber : (Mohsenin, 1980).

Gambar 2. Contoh dari bentuk acuan yang mendeskripsikan bentuk buah dan sayuran. Dari kiri ke kanan : apel, pir, kentang2.5.Pengukuran Dimensi SumbuUntuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijan, garis besar proyeksi dari setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat pembesar photo (photographics enlarger), namun cara sederhana juga dapat pula dilakukan dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Over Head Projector).Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan OHP adalah sebagai berikut :1.Bahan diletakan di atas OHP untuk diproyeksikan.2.Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar, sehingga proyeksi bahan berada di atas kertas milimeter blok tersebut.3.Membuat pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari bahan.4.Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor), sumbu b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu c adalah sumbu terpendek (sumbu minor).

Gambar 3. Sumbu mayor, sumbu intermediate, dan sumbu minor

BAB IIIMETODELOGI

3.1.Alat dan Bahan3.1.1. Alat1.Jangka2.Jangka Sorong3.Kertas milimeter block4.Over Head Projector(OHP)5.Penggaris3.1.2. Bahan1.Telur2.Tomat3.2.Prosedur Percobaan1.Menentukan kebundaran (roundness) tomat dengan menggunakan OHP.a. Menempatkan bahan pada OHP sehingga bahan tersebut dapat di proyeksikan.b. Menggambarkan proyeksi bahan pada kertas milimeter block.c. Menentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap) dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan dengan planimeter.d. Mengitung kebundaran (roundness) bahan.2.Menentukan kebulatan (sphericitity) telur.a. Mengukur sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu terpendek/minor).b. Menghitung kebulatan (sphericity) bahan.

BAB IVHASIL PERCOBAAN

4.1.Kebundaran (Roundness)Tabel 4.1. Hasil pengukuran bentuk dan ukuran berdasarkan kebundaranBahanKelompokr1(cm)r2(cm)Roundness

Tomat12,54,10,37

22,23,80,33

32,83,80,54

42,83,60,61

52,83,80,58

Rata-rata2,623,820,48

4.2. Kebulatan (Sphericity)Tabel 4.2. Hasil pengukuran bentuk dan ukuran berdasarkan kebulatanBahanKelompoka(mm)b(mm)c(mm)Sphercity

Telur 154,944,1549,10,90

259,151,942,70,86

355,550,444,20,90

452,244,336,50,84

560,7550,344,350,84

Rata-rata56,548,2143,370,86

4.3. Perhitungan4.3.1. Kebundaran (Roundness) 4.3.2. Kebulatan (Sphercity) = = = = =

BAB VPEMBAHASAN

Hasil praktikum menentukan kebundaran (roundness) dari tomat menunjukan bahwa tomat pada pengukuran kelompok 4 memiliki nilai kebundaran yang paling baik yaitu 0,61. Menurut litelatur nilai kebundaran suatu bahan berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu bahan mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar. Dari hasil praktikum diperoleh nilai kebundaran tomat pada kelompok 4 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kebundaran tomat pada kelompok lainnya. Nilai kebundaran yang paling kecil adalah tomat pada kelompok 2. Hasil rata-rata dari semua kelompok, didapat roundness untuk tomat sebesar 0,48 yang artinya tomat tidak mendekati bentuk bundar. Besar kecilnya nilai kebundaran suatu bahan dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran dari bahan itu sendiri. Besarnya jari-jari dalam dan luar suatu bahan menentukan kebulatan dari bahan itu sendiri.Dari data nilai kebulatan (sphericity) bahan yang memiliki nilai sphericity yang mendekati 1 adalah telur pada kelompok 1 dan 3 yaitu sebesar 0,90. Sementara telur yang memiliki nilaisphericityterkecil adalah telur pada kelompok 4 dan 5 yaitu sebesar 0,84.Hasil rata-rata dari semua kelompok, didapat sphercity untuk telur sebesar 0,86 yang artinya telur mendekati bentuk bulat/bola. Dalam menentukan kebulatan atau sphericity dari bahan yang paling di perhatikan adalah dalam menentukan nilai koefisien b dan c, dimana dalam hal ini nilai dari koefisien c harus selalu lebih kecil dari koefisien b jadi walaupun kita mengira bahwa nilai perhitungan kita adalah b tetapi ketika kita menngukur lagi tetapi nilai yang kita ukur adalah lebih kecil maka asumsi pertama nilai c menjadi nilai b. Pada hasil pengamatan milik kelompok 1 nilai c lebih besar dari nilai b, hal ini dikarenakan kesalahan pengukuran praktikan dalam melakukan praktikum atau ketidak tahuan praktikan bahwa sumbu c merupakan sumbu minor/ sumbu terpendek pada bahan yang diukur. Selain itu juga kekurang telitian praktikan dalam membaca angka yang ditunjukan pada jangka sorong dapat mempengaruhi nilai kebulatan bahan.

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan Tomat tidak mendekati bentuk bundar. Telur mendekati bentuk bulat/bola. Nilai kebundaran suatu bahan ditentukan dari besarnya perbandingan antara jari-jari dalam dengan jari-jari luar bahan yang sedang diamati. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar antara 0 1 artinya jika nilai roundness mendekati 1 maka bentuk bahan tersebut semakin bundar, begitu juga halnya dengansphericity, apabila nilaisphericitysuatu bahan mendekati 1 maka bentuk bahan tersebut semakin bulat. Hal yang membedakan antararoundnessdansphericityadalah dimana roundnessitu 2 dimensi atau bundarnya bahan sedangkansphericityitu 3 dimensi atau kemmiripan bahan dengan bola (bulat). Dalam menentukan kebulatan atau sphericity dari bahan yang harus di perhatikan adalah dalam menentukan niali koefisien b dan c.

6.2.SaranPraktikan harus teliti dalam melaksanakan praktikum. Agar praktikan dapat lebih memahami hubungan karakter fisik suatu bahan hasil pertanian dan hubungannya dengan volume dan luas permukaan, sebaiknya bahan hasil pertanian yang diuji lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Zain, Sudaryanto dkk. 2005.Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Pustaka Giratuna, Bandung.Gumilang, Galih. 2013.Sifat Fisik Bahan Pertanian. Terdapat pada: http://id.shvoong.com/humanities/theorycriticism/2050667SifatFisikBahan-Pertanian/ (diakses tanggal 18 Maret 2014 Pukul 19.00 WIB ).John. 2011.Materi Sifat Fisik Pangan (Bentuk dan Ukuran). Terdapat pada: http://johnbalya.blogspot.com/2011/04/materi-sifat-fisik-pangan-bentuk-dan.html (diakses pada tanggal18 Maret 2014 pukul 19.20 WIB).Hamdani, Dadan. 2013. Karakteristik Bahan Hasil Pertanian. Terdapat pada: http://dadanhamdanimuslih.blogspot.com/2013/11/karakteristikfisik.html (diakses pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 19.40 WIB)

LAMPIRAN

Gambar 1 dan 2. Tomat diproyeksikan pada OHP

Gambar 3. Menentukan dan mengukur diameter dalam dan diameter luar tomat dari hasil proyeksi pada OHP

Gambar 4. Hasil proyeksi tomat setelah ditentukan diameter luar dan diameter dalamnya

Gambar 5. Mengukur sumbu a pada telur menggunakan jangka sorong

Gambar 6. Mengukur sumbu b pada telur menggunakan jangka sorong

Gambar 7. Mengukur sumbu c pada telur menggunakan jangka sorong