Laporan praktek budidaya kacang tanah
-
Upload
fitrianti-inayah -
Category
Education
-
view
19.318 -
download
10
Transcript of Laporan praktek budidaya kacang tanah
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AGRONOMI
Disusun oleh :
Fitrianti Inayah
4441121058
Agribisnis 2B
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktikum 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
2.1 Monokultur 3
2.2 Kacang Tanah4
2.2.1 Sejarah Singkat 4
2.2.2 Klasifikasi Kacang Tanah 6
2.2.3 Varietas Kacang Tanah Unggul 6
2.2.4 Syarat Pertumbuhan 7
2.2.5 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah 7
2.2.6 Hama dan Penyakit pada Tanaman Kacang Tanah 10
2.3 Pupuk 13
BAB III BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM..........................................................14
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan 14
3.2 Alat dan Bahan 14
3.3 Cara Kerja 14
3.4 Parameter pengamatan 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................17
4.1 Hasil 17
4.2. Pengamatan 21
BAB V PENUTUP...........................................................................................................23
5.1 Kesimpulan 23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek mata kuliah
dasar agronomi dengan judul “LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR
AGRONOMI”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang bersangkutan. Penulisan laporan ini adalah merupakan salah satu tugas mata
pelajaran Dasar Agronomi di jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Meskipun penulis berharap isi dari laporan ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Serang, 7 Juni 2013
Penyusun
Fitrianti Inayah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang tanah adalah komoditas agribisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi
dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk
Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan
dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat,
diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri makanan di
Indonesia. (Adisarwanto, 2000)
Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan
kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari data yang di peroleh dari BPS
(Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2009,
menunjukan bahwa di Indonesia luas areal pertanaman kacang tanah sekitar
628.660 ha dan produksinya sekitar 763.507 ton. Dari tahun ke tahun luas areal
pertanaman kacang tanah di Indonesia semakin menyempit, pada tahun 2006
seluas 706.753 hektar menjadi 660.480 hektar pada tahun 2007 dan pada tahun
2009 luas areal pertanamannya sekitar 628.660 hektar. Produksi hasil kacang
tanah dari tahun ke tahun pun menurun seiring berkurangnya lahan pertanian
khususnya luas areal kacang tanah. Pada tahun 2006 produksi hasil sekitar
838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton selama tahun 2006 sampai
2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton, tidak sebanding
dengan makin bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia yang
mengakibatkan volume impor kacang meningkat. (Rukmana, 1998)
1
1.2 Tujuan Praktikum
1.1.1. Mahasiswa dapat mengetahui pertumbuhan biji kacang tanah mulai dari
biji sampai ke proses selanjutnya secara detail.
1.1.2. Mahasiswa bisa lebih mengenal apa itu pola tanam secara Monokultur,
terutama pada tanaman kacang tanah.
1.1.3. Dapat melatih kemampuan mahasiswa menanam biji kacang tanah yang
baik.
1.1.4. Mahasiswa dapat membedakan serta mendeskripsikan pola tanam secara
Monokultur dan ganda Tumpang sari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Monokultur
Monokultur berasal dari kata mono dan
culture.Mono berarti satu. Culture berarti
pengelolaan / pengolahan. Jadi pola tanam
monokultur merupakan suatu usaha
pengolahan tanah pada suatu lahan
pertanian dengan tujuan membudidayakan
satu jenis tanaman dalam waktu satu
tahun. Lebih ringkas, monokultur merupakan pola tanam dengan
membudidayakan hanya satu jenis tanaman dalam satu lahan pertanian selama
satu tahun. Misalnya pada suatu lahan hanya ditanami kacang, dan penanaman
tersebut dilakukan sampai tiga musim tanam (satu tahun).
Pemilihan pola tanam monokultur sangat dipengaruhi oleh tujuan suatu usaha tani
dan juga keberadaan akan faktor-faktor pertumbuhan khususnya air. Untuk suatu
usaha tani dengan tujuan komersial, terdaat kecenderungan untuk memilih pola
tanam monokultur. Pada usaha tani komersial, keuntungan secara ekonomi
merupakan tujuan akhir yang akan dicapai. Pada monokultur bisa
mengintensifkan tanaman yang paling memiliki nilai ekonomis sehingga hasil
produksi pertanian bernilai ekonomi tinggi akan tinggi pula. Selain itu, pada
penanaman monokultur akan lebih mudah dan murah dalam perawatan karena
hanya ada satu tanaman. Kemudahan dan kemurahan ini akan semakin
mengefektif dan mengefisienkan proses produksi yang pada akhirnya dapat
meningkatkan keuntungan suatu usaha tani.
Pola monokultur merupakan suatu pola tanam yang bertentangan dengan aspek
ekologis. Penanaman suatu komoditas seragam dalam suatu lahan dalam jangka
waktu yang lama telah membuat lingkungan pertanian yang tidak mantap.
Ketidakmantapan ekosistem pada pertanaman monokultur dapat dilihat dari
masukan-masukan yang harus diberikan agar pertanian dapat terus berlangsung.
Masukan-masukan yang dimaksud adalah pupuk ataupun obat-obatan kimia untuk
mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Ketidakmantapan ekosistem juga
dapat dilihat dari meledaknya poulasi suatu jenis hama yang sulit dikendalikan
karena musuh alami untuk setiap jenis hama yang menyerang terbatas jumlahnya.
Pada intinya, kelebihan usaha tani dengan pola monokultur adalah dapat
mengintensifkan suatu komoditas pertanian serta lebih efisien dalam pengelolaan
yang nantinya diharapkan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kelemahan
dari pola monokultur ini adalah perlunya mendapatkan input yang banyak agar
didapatkan hasil yang banyak. Selain itu, pola monokultur menyebabkan
meledaknya populasi hama yang membuat berkurangnya hasil pertanian.
Kerugian lain adalah tidak adanya nilai tambah komoditas lain karena tidak
adanya komoditas lain yang ditanam bersama dengan komoditas utama. (Hidayat,
2013)
2.2 Kacang Tanah
2.2.1 Sejarah Singkat
Kacang tanah merupakan tanaman asli dari bemua Amerika. Diduga
tanaman kacang tanah berasal dari kawasan BRazillia, Bolivia dan Peru,
Amerika Selatan. Mula-mula tanaman kacang tanah tumbuh secara liar
dan baru mendapat perhatian setelah diketaui tanaman ini mempunyai
manfaat untuk bahan makanan. Dari berbagai sumber pustaka, tanaman
kacang tanah telah dibudidayakan orang sejak tahun 1500 SM oleh orang-
orang Indian di Amerika Selatan. Kemudian pembudidayaan kacang tanah
mengalami perkembangan yang pesat di berbagai Negara setelah diketahui
mempunyai manfaat yang lebih banyak (tidak hanya sebagai bahan
makanan saja). Bermula dari benua Amerika, penyebaran kacang tanah
berlanjut ke benua Afrika, Eropa, lalu menyebar ke benua Asia.
Tanaman kacang tanah masuk ke Indonesia tidak diketahui secara pasti.
Dari berbagai sumber pustaka, menyebutkan tanaman kacang tanah masuk
ke Indonesia antara tahun 1521 – 1529. Pendapat lain menyebutkan
kacang tanah masuk ke Indonesia mula-mula dibawa oleh pedagang-
pedagang Spanyol yang melakukan pelayaan dari Meksiko ke Provinsi
Maluku, Sulawesi. Selanjutnya, tanaman kacang tanah mulai
dibudidayakan di Indonesia pada awal abad ke-18 dan baru satu varietas
tipe menjalar yang dibudidayakan. Perkembangan selanjutnya pada tahun
1863 seorang bangsa asing bernama Holle membawa kacang tanah masuk
ke Indonesia dari Inggris. Sedangkan pada tahun 1864 seorang bernama
Scheffer membawa kacang tanah masuk ke Indonesia dari Mesir. kacang
tanah yang dibawa oleh kedua orang tersebut (Holle & Scheffer) adalah
kacang tanah varietas tipe tegak, masuknya dua varietas tersebut (tipe
menjalar dan tegak) ke Indonesia membawa manfaat yang besar bagi
perkembangan pemuliaan tanaman kacang tanah di Indonesia. Kedua
varietas tersebut secara alami mengalami perkawinan atau persilangan, dan
dari hasil perseilangan tersebut dihasilkan tipe kacang tanah yang terkenal
sampai sekarang, yaitu kacang cina yang berumur panjang (6 – 8 bulan);
kacang Brul yang berumur pendek (3 – 4 bulan): dan kacang Holle yang
mempunyai tipe campuran (tegak dan menjalar).
Di Indonesia, kini tanaman kacang tanah sudah menyebar secara luas di
berbagai provinsi dan telah dibudidayakan dengan baik. Pada umumnya,
kacang tanah yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah tipe tegak dan
berumur pendek dengan berbagai ragam varietas yang ditanam. Indonesia
termasuk Negara penanam kacang tanah utama di dunia, selain India,
Cina, Nigeria, Sinegal, Brazilia, dan Amerika Serikat.
Di Indonesia, pusat produksi kacang tanah terdapat di Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Bali, Flores, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Di Jawa Timur, Tuban merupakan penghasil utamanya. Sedangkan di
Jawa Tengah, Jepara merupakan penghasil utamanya.(Cahyono, 2007)
2.2.2 Klasifikasi Kacang Tanah
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magdoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.
(Suprapto, 2008)
2.2.3 Varietas Kacang Tanah Unggul
Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani
biasanya bertipetegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul
kacang tanah ditandai dengankarakteristik sebagai berikut:
a. Daya hasil tinggi.
b. Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
c. Hasilnya stabil.
d. Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
e. Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:
a) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
b) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
(Teknologi)
2.2.4 Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras
akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan
meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C,
pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan
perkembangan besarnya kacang.
b. Media Tanam
Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur/ bertekstur ringan dan
subur. b. pH antara 6,0-6,5.
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan
akhirnya mati.
Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik
bagi pertumbuhan kacang tanah.
c. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat
tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
2.2.5 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah
a. Akar
Akar tanaman kacang tanah tersusun dari akar tunggang dan akar serabut.
Akar serabut merupakan akar-akar cabang (lateral root) yang tumbuh
pada akar tunggang (tap root) dan akar-akar rambut yang tumbuh pada
akar cabang. Pada akar cabang juga terdapat bintil akar (nodule). Bintil
akar mengandung bakteri rhizobium yang berguna sebagai pengikat zat
nitrogen dari udara. Akar rambut berfungsi sebagai alat pengisap air dan
zat-zat hara. Tanaman kacang tanah, selain berakar tunggang dan serabut
juga tumbuh akar-akar liat (adventitious root) pada masing-masing cabang
tanaman yang buku-bukunya menyentuh tanah (khususnya pada varietas
sebagai alat pengisap air dan zat hara. Perakaran kacang tanah dapat
tumbuh sedalam 40 cm.(Cahyono, 2007)
b. Batang
Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu, berbatang jenis perdu,
berambut atau berbulu, berbentuk bulat, berwarna hijau, ungu dan hijau
keunguan, tergantung varietasnya, dan panjangnya dapat mencapai 80 cm.
(Cahyono, 2007)
c. Daun
kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap yang bersusun 4 helaian
anak daun setiap helai daun. Daun berbentuk lonjong (oval) bulat dengan
ujung daun tumpul sampai agaik lancip, tergantung varietasnya. Panjang
daun berkisar antara 2-4 cm. kedudukan daun tegak agak mendatar dan
memiliki tangkai utama daun. Permukaan daun berbulu sedikit dan
pendek, berbulu sedikit panjang, berbulu banyak dan pendek, berbulu
banyak dan panjang, tergantung varietasnya. Bentuk daun ada yang
berumput dan bentuk ketupat.(Cahyono, 2007)
d. Bunga
Bunga tanaman kacang tanah berbentuk menyerupai kupu-kupu dengan
mahkota bunga berwarna kuning orange atau kuning kemerahan. Bunga
ini tergolong bunga sempurna atau berkelamin dua (hermaprodit), karena
benang sari (sel kelamin jantan) dan kepala putik (sel kelamin betina)
terdapat dalam satu tandan bunga. Bunga memiliki tipe zygomorphus
(bilateral simetri). Bunga muncul pada setiap ketiak daun.
Bunga tanaman kacang tanah berukuran kecil yang terdiri dari tangkai
bunga/tangkai kelopak, kelopak bunga, mahkota bunga (daun mahkota),
benang sari, dan kepala putik. Setiap bunga memiliki tangkai berwarna
putih yang merupakan tabung kelopak (tangkai kelopak). Kelopak bunga
memanjang dan berwarna hijau. Mahkota bunga berwarna kuning dengan
standar mahkota bunga pada bagian pangkal bergaris-garis merah sampai
merah tua. Bakal buah terletak pada pangkal tabung kelopak bunga di
ketiak daun.
Tanaman kacang tanah umumnya melakukan penyerbukan sendiri. Pada
varietas-varietas kacang tanah tipe menjalar memiliki jumlah bunga lebih
banyak jika dibandingkan dengan jumlah bunga pada varietas kacang
tanah tipe tegak. Bunga kacang tanah hanya berumur 24 jam dan setelah
itu layu.(Cahyono, 2007)
e. Buah (polong)
Buah atau polong kacang tanah berbentuk bulat panjang, berkulit keras,
dan mengandung biji yang tersusun bersegmen-segmen. Polong kacang
tanah dibedakan menurut ukuran, bentuk paruh, bentuk pinggang, dan
lukisan jarring polong, tergantung varietasnya.
Berdasarkan ukuran (panjang rata-rata polong dan berat 100 polong)
terdapat lima ukuran polong sebagai berikut :
a. Polong yang berukuran sangat kecil, yakni berukuran kurang dari 1,5
cm dengan berat berkisar antara 35-50 gram.
b. Polong berukuran kecil, yakni berukuran 1,6-2 cm dengan berat
berkisar antara 52-65 gram.
c. Polong yang berukuran sedang, yakni berukuran 2,1-2,3 cm dengan
ebrat berkisar antara 66-105 gram.
d. Polong berukuran besar, yakni berukuran 2,6-3 cm dengan berat
berkisar antara 106-155 gram.
e. Polong yang berukuran sangat besar, yakni berukuran lebih dari 3 cm
dengan berat lebih besar dari 155 gram.(Cahyono, 2007)
f. Biji
Biji kacang tanah memiliki ebntuk bulat agak lonjong dan gemuk. Biji
memuliki ukuran bervariasi, ada yang kecil (20 g/100 biji), sedang (50
g/100 biji), dan besar (70 g/100 biji). Demikian pula warna kulit biji juga
bermacam-macam, ada yang berwarna merah (merah tua, merah
muda/merah jambu/merah kesumba), ungu dan putih, tergantung dari
varietasnya. Misalnya, varietas gajah, bijinya berwarna merah jambu;
varietas kidang, bijinya berwarna merah tua; varietas rusa, bijinya
berwarna ungu; dan sebagaiya. Warna yang melapisi biji kacang tanah itu
bukan warna biji yang sebenarnya, melainkan warna dari kulit arinya.
Sedangkan warna biji yang sebenarnya adalah putih.
Biji kacang tanah merupakan bagian dari buah (polong) yang digunakan
sebagai bahan makanan dan minyak goring. Biji kacang tanah terdiri dari
dua keping dan lembaga. (Cahyono, 2007).
2.2.6 Hama dan Penyakit pada Tanaman Kacang Tanah
a. Hama
1. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya
tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik,
penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak,
penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke
tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret
dimusnahkan.
2. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian:
penyemprotan menggunakan Pestona.
3. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.
Pengendalian:
(1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;
(2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
4. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan
menggunakan Pestona.
5. Kumbang Daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan
pucuk bunga. Pengendalian berupa penanaman serentakdan
penyemprotan menggunakan Pestona.
b. Penyakit
1. Penyakit layu atau “Omo Wedang”
Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun
terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak
noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir
kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran
tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan
menggunakan Natural GLIO.
2. Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga
sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun
kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil
rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan,
semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam
tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona
atau Natural BVR.
3. Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola.
Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan
hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan
Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
4. Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk.
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
5. Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu.
Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai
menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan.
Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
6. Penyakit Karat
Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun
terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun
gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang
resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan:
gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan
pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang
dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak
mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis
+ 5 ml (1/2 tutup)/tangki. (non-personal-article, about Id: Organization
Corporation)
2.3 Pupuk
Menurut Sumarno (1987) menyatakan bahwa pemupukan kacang tanah di seluruh
dunia memberikan data yang belum dapat dijadikan pegangan untuk anjuran
dosis pemupukan yang tepat. Namun, pada tanah yang miskin hara fosfor,
maka pemupukan fosfat (P) dapat meningkatkan hasil panen. Demikian pula
pada tanah yang miskin unsur hara nitrogen dan bintil akar yang belum
banyak terbentuk, maka pemupukan nitrogen (N) dari urea dapat
meningkatkan hasil panen, tetapi pemupukan kalium (K) belum pernah
dilaporkan dapat menambah hasil.
Kacang tanah memerlukan pupuk fosfat untuk merangsang pertumbuhan akar,
penggadaan bakteri Rhizobium, meningkatkan kemampuan tanaman untuk
bertahan dari deraan kekeringan, dan untuk pembentukan biji kacang tanah.
Tanaman kacang tanah yang kekurangan zat hara P akan kurus, kerdil, daun
kecil dan berwarna hijau pucat, dan polong yang terbentuk sedikit. Sedangkan
zat nitrogen diperlukan tanaman untuk pertumbuhan vegetative. Tanaman
kacang tanah yang kekurangan zat hara nitrogen dapat mengakibatkan
tanaman tumbuh kerdil, daun berwarna hijau kekuningan, dan produksinya
rendah. Demikian pula tanaman yang kelebihan zat hara nitrogen juga dapat
mengakibatkan produksinya rendah karena tanaman hanya tumbuh terlalu
subur sedangkan bunga dan buah yang terbentuk sangat sedikit.
Didalam pemupukan kacang tanah, hal-hal yang harus mendapat perhatian
adalah dosis pupuk, waktu pemupukan, dan cara pemupukan.
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang terkandung dari nitrogen 15% (NH3),
fosfor 15% (P2O5) dan kalium 15% (K2O).
BAB III
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat : Serang – Banten
Waktu : 19 Maret 2013 (asistensi) s/d 28 Mei 2013 (Panen)
3.2 Alat dan Bahan
Bahan :
Benih kacang tanah
Pupuk NPK (Nitrogen 15%, Pospor 15%, Kalium 15%
Insektisida butiran (furadan)
air
Alat :
cangkul, arit, tali rafia, tugal, meteran, ember, dan label percobaan.
Perlakuan : Monokultur kacang tanah
3.3 Cara Kerja
1. Penanaman
a. Jarak tanam kacang tanah monokultur adalah 20 cm x 25 cm
b. Tanaman kacang di tanam berdasarkan jarak tanam dan jumlahnya
disesuaikan dengan ukuran bedengan, dengan menaruh 2 benih
kacang tanah pada setiap lubangnya.
2. Langkah kerja
a. Lihat penjelasan penentuan jarak tanam, barisan tanaman pertama
dimulai pigir petakan dengan menancapkan patokan sebagai batas
pinggir.
b. Arah barisan tanaman adalah arah timur-barat.
c. Buatlah Lubang tanam sedalam ±3 cm menggunakan tugal dengan
jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
d. Masukan benih kacang tanah masing-masing 2 benih/lubang dan
furadan di sekitar benih.
e. Buatlah alur pupuk secara melingkar dengan jarak 3 cm dari lubang
tanam.
f. Tabur pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.
g. Tutup alur pupuk dan lubang tanam dengan tanah gembur.
h. Pasang label percobaan dengan tepat.
i. Siram air secukupnya hingga lembab bila tanah kering.
Asistensi praktikum dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2013. Berhubung
kondisi lahan yang belum layak untuk digunakan karena masih dalam keadaan
semak belukar maka dilakukan land cleaning (pembersihan lahan) terlebih
dahulu pada tanggal 19 maret 2013. Setelah land cleaning selesai, seminggu
pada tanggal 23 Maret 2013 dilakukan pengolahan lahan yang akan digunakan
untuk penanaman.Barulah pada tanggal 26 Maret 2013 dilakukan penanaman
bibit. Pemberian pupuk (NPK 15,15,15) dilakukan pada tanggal 2 April 2013.
Karena banyaknya bibit yang tidak tumbuh pada saat itu maka di lakukan
Penyulaman tanaman pada tanggal 09 April 2013 untuk mengganti tanaman
yang tidak tumbuh/mati dan dilakukan pengamatan dan perawatan yang
pertama dan pada minggu-minggu setelahnya dilakukan pengamatan hingga
masa panen.
Selain hama yang banyak, dalam tanaman juga banyak ditemukan gulma yang
menggangu proses pertumbuhan tanaman maka penyiangan dilakukan setelah
masa tanam bersamaan dengan penyulaman. Yang tidak kalah penting adalah
penyiraman tanaman, karena selain unsur hara yang dibutuhkan tanaman juga
butuh air untuk proses pertumbuhan, penyiraman dilakukan dari masa tanam
hingga panen. Akhirnya waktu panen yang ditunggu pun tiba, panen
dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013.
3.4 Parameter pengamatan
Parameter yang digunakan dalam masa pangamatan adalah :
Tinggi tanaman dari minggu ke minggu
Jumlah daun yang bertambah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari 15 sampel tanaman kacang yang diambil, didapatkan hasil sebagai
berikut :
a. Data hasil pengamatan dari minggu ke minggu
Minggu Ke-1 (9 April 2013)
SampelLetak baris
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun
1 2 13 62 3 16 73 4 13 74 4 16 95 5 15 116 5 14 107 5 15 108 6 14 89 6 15 1310 6 14 1311 6 14 1012 6 17 1113 7 13 1014 7 15 1115 8 15 16
Minggu Ke-2 (16 April 2013)
SampelLetak baris
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun
1 2 18 202 3 18 273 4 16 214 4 20 245 5 24 246 5 17 167 5 18 17
8 6 19 179 6 17 2510 6 19 2511 6 18 1912 6 19 2113 7 22 2314 7 19 2215 8 20 25
Minggu Ke-3 (23 April 2013)
SampelLetak baris
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun
1 2 23 262 3 21 383 4 24 434 4 25 375 5 37 226 5 23 377 5 22 298 6 29 329 6 27 3710 6 24 4011 6 23 3112 6 23 3713 7 27 4314 7 25 3815 8 27 35
Minggu Ke-4 (30 April 2013)
SampelLetak baris
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun
1 2 30 302 3 32 513 4 32 574 4 35 555 5 33 446 5 30 527 5 30 328 6 38 42
9 6 35 4710 6 34 5811 6 34 4112 6 33 5613 7 36 6614 7 37 5415 8 36 51
Minggu Ke-5 (7 Mei 2013)
SampelLetak baris
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun
1 2 39 332 3 41 533 4 41 654 4 36 625 5 43 486 5 40 337 5 41 478 6 43 659 6 44 6610 6 43 6211 6 43 5312 6 34 7013 7 43 7914 7 38 6015 8 40 53
b. Menghitung Jumlah Bagian tanaman Kacang Tanah
Sampel
Daun Polong Bintil Akar
1 60 22 792 83 35 1533 81 25 1394 93 31 1485 65 22 1346 80 23 1517 67 20 948 78 27 1949 70 20 191
10 75 26 24711 66 25 16112 104 38 17813 104 28 19114 77 23 15915 94 36 286
c. Menghitung Berat Bagian Tanaman Kacang Tanah
Berat basah tanaman kacang tanah
SampelDaun
(gram)Polong (gram)
Akar (gram)
Batang (gram)
1 45,70 19,95 6,71 27,712 59,05 33,25 10,69 43,203 68,58 26,76 5,82 43,004 61,21 29,51 9,14 39,875 43,17 19,45 6,35 36,826 51,30 22,40 7,00 36,557 51,94 17,07 5,84 37,358 67,23 25,06 11,59 35,509 52,65 24,39 7,49 38,1510 51,05 26,99 7,67 38,5711 45,25 24,20 7,70 27,7512 62,01 36,73 8,41 28,9013 69,19 35,19 9,30 45,8614 70,19 22,52 6,72 55,3915 79,06 38,95 15,54 39,05
Berat kering tanaman kacang tanah
SampelDaun
(gram)Polong (gram)
Akar (gram)
Batang (gram)
1 9,3 5,98 2,19 5,142 11,5 9,56 3,51 7,683 11,93 9,16 3,67 7,784 11,78 9,35 3,39 7,805 7,48 6,38 1,89 2,836 9,71 8,49 2,49 7,587 10,17 4,68 2,05 6,878 12,09 8,73 3,64 6,229 9,67 7,04 3,09 6,61
10 9,30 8,65 2,52 7,0811 8,39 6,44 2,41 4,9112 13,33 11,49 3,31 6,8113 13,16 10,91 3,32 9,8114 13,69 7,45 2,08 10,7915 15,04 11,94 5,42 7,42
4.2. Pengamatan
Dari data pengamatan diatas, dapat diketahui bahwa benih tanaman kacang
tanah yang di tanam banyak yang tumbuh sehingga bisa terus diamati hingga
masa panen. Hal itu dipengaruhi pula oleh faktor kondisi lahan dan iklim
yang mendukung. Tetapi ada pula benih yang tidak bisa tumbuh karena pada
saat penanaman, benih diletakkan terlalu dalam sehingga kecambah sulit
muncul ke permukaan tanah.
Benih yang tidak tumbuh diganti dengan benih yang baru (disulam).
Meskipun benihnya berhasil tumbuh, namun masih banyak kendala.
Diantaranya adalah banyaknya ditemukan daun yang mengeluarkan bercak
kekuningan itu disebabkan kurangnya unsur N pada tanaman karena kurang
meratanya pemberian pupuk Urea pada tanaman. Selain daunnya
mengeluarkan bercak kuning, bentuk daun pun ada yang meruncing. Hal ini
disebabkan kurangnya Unsur P karena pada saat pemberian pupuk dosisnya
tidak sesuai dengan dosis yang seharusnya diberikan pada setiap tanaman.
Kurangnya unsur K pada tanaman juga dapat dilihat pada warna daun yang
memperlihatkan gejala klorotik yang tidak merata pada tanaman.
Selain kekurangan unsur-unsur dari ketiga pupuk yang mengandung NPK
diatas, banyaknya hama dan
penyakit pada tanaman juga
merupakan kendala dalam proses
pertumbuhan tanaman. Hama
yang banyak ditemukan adalah
ulat jengkal, empoasca dan uret tanah. Banyaknya hama disebabkan karena
banyaknya gulma disekitar tanaman, hama yang tadinya akan memakan
gulma berbalik menjadi memakan tanaman kacang tanah. Pada tanaman juga
ditemukan penyakait seperti penyekit layu, bercak daun, Sclerotium,
penyakit karat dan Kontaminasi Alfatoksin.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika, tanaman ini banyak
mengandung protein dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Untuk
dapat mencapai pertumbuhan yang optimal, tanaman ini mempunyai syarat
tumbuh yang harus dipenuhi, syarat tumbuh itu adalah tanah yang gembur dengan
pH antara 6 – 6.5, curah hujan yang ideal antara 45-200 mm/bulan. Tanaman ini
juga dapat tumbuh dengan optimum pada ketinggian 0,5 – 500 m dpl. Didalam
kacang tanah juga terdapat bakteri rizobium yang dapat langsung memanfaatkan
nitrogen dari udara sehingga dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia.
Namun tanaman ini juga sering diserang oleh hama, hama yang biasa menyerang
tanaman ini adalah sebagai berikut Heliothis, Ulat grayak, Ulat jengkal,
Penggulung daun, Pengorok daun, Tungau merah, Wereng Empoasca, Kutu Aphis
sehingga selain harus memenuhi syarat tumbuh tamanan kacang juga harus dapat
mengatasi jika terjadi serangan hama
Dari hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa penanaman secara
monokultur mempunyai kelebihan tersendiri, namun tidak sedikit pula kerugian
yang didapat dari penanaman secara monokultur. Kelebihannya adalah tanaman
dapat tumbuh secara optimal tanpa harus berebut unsur hara yang terkandung di
dalam tanah. Kerugiannya adalah banyaknya hama yang menyerang tanaman
kacang tanah, karena penanaman secara monokultur (hanya satu tanaman) hama
lebih gampang untuk hinggap pada tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. (2000). Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah
dan Lahan Kering. Jakarta: Penebar Swadaya.
Cahyono, B. (2007). Budidaya Kacang Tanah. Semarang: CV Aneka Ilmu.
Hidayat, A. M. (27. January 2013). Haettu 7. June 2013 osoitteesta
http://www.anakagronomy.com/2013/01/pola-tanam-monokultur.html
non-personal-article. (20. December 2012). blogger corporation. Haettu 7. June
2013 osoitteesta blogspot: http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-
kandungan-gizi-kacang-tanah-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html
non-personal-article. (ei pvm). about Id: Organization Corporation. Haettu 6.
June 2013 osoitteesta http://sawitwatch.or.id/download/manual%d20dan
%20modul/155_Budi%20Daya%20Kacang%20Tanah.pdf
Rukmana, R. (1998). Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Suprapto. (2008). Bertanam Kacang Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Teknologi, K. D. (ei pvm). Kacang Tanah. Jakarta: MIG Corp.