Laporan praktek budidaya kacang tanah

39
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI Disusun oleh : Fitrianti Inayah 4441121058 Agribisnis 2B JURUSAN AGRIBISNIS

Transcript of Laporan praktek budidaya kacang tanah

Page 1: Laporan praktek budidaya kacang tanah

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGRONOMI

Disusun oleh :

Fitrianti Inayah

4441121058

Agribisnis 2B

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2013

Page 2: Laporan praktek budidaya kacang tanah

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Praktikum 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3

2.1 Monokultur 3

2.2 Kacang Tanah4

2.2.1 Sejarah Singkat 4

2.2.2 Klasifikasi Kacang Tanah 6

2.2.3 Varietas Kacang Tanah Unggul 6

2.2.4 Syarat Pertumbuhan 7

2.2.5 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah 7

2.2.6 Hama dan Penyakit pada Tanaman Kacang Tanah 10

2.3 Pupuk 13

BAB III BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM..........................................................14

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan 14

3.2 Alat dan Bahan 14

3.3 Cara Kerja 14

3.4 Parameter pengamatan 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................17

4.1 Hasil 17

4.2. Pengamatan 21

BAB V PENUTUP...........................................................................................................23

5.1 Kesimpulan 23

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24

i

Page 3: Laporan praktek budidaya kacang tanah

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek mata kuliah

dasar agronomi dengan judul “LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR

AGRONOMI”. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari

berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak

yang bersangkutan. Penulisan laporan ini adalah merupakan salah satu tugas mata

pelajaran Dasar Agronomi di jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Meskipun penulis berharap isi dari laporan ini bebas dari

kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat

lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi

semua pembaca.

Serang, 7 Juni 2013

Penyusun

Fitrianti Inayah

Page 4: Laporan praktek budidaya kacang tanah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang tanah adalah komoditas agribisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi

dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk

Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan

dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat,

diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri makanan di

Indonesia. (Adisarwanto, 2000)

Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan

kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari data yang di peroleh dari BPS

(Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2009,

menunjukan bahwa di Indonesia luas areal pertanaman kacang tanah sekitar

628.660 ha dan produksinya sekitar 763.507 ton. Dari tahun ke tahun luas areal

pertanaman kacang tanah di Indonesia semakin menyempit, pada tahun 2006

seluas 706.753 hektar menjadi 660.480 hektar pada tahun 2007 dan pada tahun

2009 luas areal pertanamannya sekitar 628.660 hektar. Produksi hasil kacang

tanah dari tahun ke tahun pun menurun seiring berkurangnya lahan pertanian

khususnya luas areal kacang tanah. Pada tahun 2006 produksi hasil sekitar

838.096 ton, pada tahun 2009 sekitar 763.507 ton selama tahun 2006 sampai

2009 produksi hasil kacang tanah berkurang 74.569 ton, tidak sebanding

dengan makin bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun di Indonesia yang

mengakibatkan volume impor kacang meningkat. (Rukmana, 1998)

1

Page 5: Laporan praktek budidaya kacang tanah

1.2 Tujuan Praktikum

1.1.1. Mahasiswa dapat mengetahui pertumbuhan biji kacang tanah mulai dari

biji sampai ke proses selanjutnya secara detail.

1.1.2. Mahasiswa bisa lebih mengenal apa itu pola tanam secara Monokultur,

terutama pada tanaman kacang tanah.

1.1.3. Dapat melatih kemampuan mahasiswa menanam biji kacang tanah yang

baik.

1.1.4. Mahasiswa dapat membedakan serta mendeskripsikan pola tanam secara

Monokultur dan ganda Tumpang sari.

Page 6: Laporan praktek budidaya kacang tanah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Monokultur

Monokultur berasal dari kata mono dan

culture.Mono berarti satu. Culture berarti

pengelolaan / pengolahan. Jadi pola tanam

monokultur merupakan suatu usaha

pengolahan tanah pada suatu lahan

pertanian dengan tujuan membudidayakan

satu jenis tanaman dalam waktu satu

tahun. Lebih ringkas, monokultur merupakan pola tanam dengan

membudidayakan hanya satu jenis tanaman dalam satu lahan pertanian selama

satu tahun. Misalnya pada suatu lahan hanya ditanami kacang, dan penanaman

tersebut dilakukan sampai tiga musim tanam (satu tahun).

Pemilihan pola tanam monokultur sangat dipengaruhi oleh tujuan suatu usaha tani

dan juga keberadaan akan faktor-faktor pertumbuhan khususnya air. Untuk suatu

usaha tani dengan tujuan komersial, terdaat kecenderungan untuk memilih pola

tanam monokultur. Pada usaha tani komersial, keuntungan secara ekonomi

merupakan tujuan akhir yang akan dicapai. Pada monokultur bisa

mengintensifkan tanaman yang paling memiliki nilai ekonomis sehingga hasil

produksi pertanian bernilai ekonomi tinggi akan tinggi pula. Selain itu, pada

penanaman monokultur akan lebih mudah dan murah dalam perawatan karena

hanya ada satu tanaman. Kemudahan dan kemurahan ini akan semakin

mengefektif dan mengefisienkan proses produksi yang pada akhirnya dapat

meningkatkan keuntungan suatu usaha tani.

Pola monokultur merupakan suatu pola tanam yang bertentangan dengan aspek

ekologis. Penanaman suatu komoditas seragam dalam suatu lahan dalam jangka

Page 7: Laporan praktek budidaya kacang tanah

waktu yang lama telah membuat lingkungan pertanian yang tidak mantap.

Ketidakmantapan ekosistem pada pertanaman monokultur dapat dilihat dari

masukan-masukan yang harus diberikan agar pertanian dapat terus berlangsung.

Masukan-masukan yang dimaksud adalah pupuk ataupun obat-obatan kimia untuk

mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Ketidakmantapan ekosistem juga

dapat dilihat dari meledaknya poulasi suatu jenis hama yang sulit dikendalikan

karena musuh alami untuk setiap jenis hama yang menyerang terbatas jumlahnya.

Pada intinya, kelebihan usaha tani dengan pola monokultur adalah dapat

mengintensifkan suatu komoditas pertanian serta lebih efisien dalam pengelolaan

yang nantinya diharapkan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Kelemahan

dari pola monokultur ini adalah perlunya mendapatkan input yang banyak agar

didapatkan hasil yang banyak. Selain itu, pola monokultur menyebabkan

meledaknya populasi hama yang membuat berkurangnya hasil pertanian.

Kerugian lain adalah tidak adanya nilai tambah komoditas lain karena tidak

adanya komoditas lain yang ditanam bersama dengan komoditas utama. (Hidayat,

2013)

2.2 Kacang Tanah

2.2.1 Sejarah Singkat

Kacang tanah merupakan tanaman asli dari bemua Amerika. Diduga

tanaman kacang tanah berasal dari kawasan BRazillia, Bolivia dan Peru,

Amerika Selatan. Mula-mula tanaman kacang tanah tumbuh secara liar

dan baru mendapat perhatian setelah diketaui tanaman ini mempunyai

manfaat untuk bahan makanan. Dari berbagai sumber pustaka, tanaman

kacang tanah telah dibudidayakan orang sejak tahun 1500 SM oleh orang-

orang Indian di Amerika Selatan. Kemudian pembudidayaan kacang tanah

mengalami perkembangan yang pesat di berbagai Negara setelah diketahui

mempunyai manfaat yang lebih banyak (tidak hanya sebagai bahan

makanan saja). Bermula dari benua Amerika, penyebaran kacang tanah

berlanjut ke benua Afrika, Eropa, lalu menyebar ke benua Asia.

Page 8: Laporan praktek budidaya kacang tanah

Tanaman kacang tanah masuk ke Indonesia tidak diketahui secara pasti.

Dari berbagai sumber pustaka, menyebutkan tanaman kacang tanah masuk

ke Indonesia antara tahun 1521 – 1529. Pendapat lain menyebutkan

kacang tanah masuk ke Indonesia mula-mula dibawa oleh pedagang-

pedagang Spanyol yang melakukan pelayaan dari Meksiko ke Provinsi

Maluku, Sulawesi. Selanjutnya, tanaman kacang tanah mulai

dibudidayakan di Indonesia pada awal abad ke-18 dan baru satu varietas

tipe menjalar yang dibudidayakan. Perkembangan selanjutnya pada tahun

1863 seorang bangsa asing bernama Holle membawa kacang tanah masuk

ke Indonesia dari Inggris. Sedangkan pada tahun 1864 seorang bernama

Scheffer membawa kacang tanah masuk ke Indonesia dari Mesir. kacang

tanah yang dibawa oleh kedua orang tersebut (Holle & Scheffer) adalah

kacang tanah varietas tipe tegak, masuknya dua varietas tersebut (tipe

menjalar dan tegak) ke Indonesia membawa manfaat yang besar bagi

perkembangan pemuliaan tanaman kacang tanah di Indonesia. Kedua

varietas tersebut secara alami mengalami perkawinan atau persilangan, dan

dari hasil perseilangan tersebut dihasilkan tipe kacang tanah yang terkenal

sampai sekarang, yaitu kacang cina yang berumur panjang (6 – 8 bulan);

kacang Brul yang berumur pendek (3 – 4 bulan): dan kacang Holle yang

mempunyai tipe campuran (tegak dan menjalar).

Di Indonesia, kini tanaman kacang tanah sudah menyebar secara luas di

berbagai provinsi dan telah dibudidayakan dengan baik. Pada umumnya,

kacang tanah yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah tipe tegak dan

berumur pendek dengan berbagai ragam varietas yang ditanam. Indonesia

termasuk Negara penanam kacang tanah utama di dunia, selain India,

Cina, Nigeria, Sinegal, Brazilia, dan Amerika Serikat.

Di Indonesia, pusat produksi kacang tanah terdapat di Jawa Timur, Jawa

Tengah, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Sumatera Selatan, Bali, Flores, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Page 9: Laporan praktek budidaya kacang tanah

Di Jawa Timur, Tuban merupakan penghasil utamanya. Sedangkan di

Jawa Tengah, Jepara merupakan penghasil utamanya.(Cahyono, 2007)

2.2.2 Klasifikasi Kacang Tanah

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magdoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea L.

(Suprapto, 2008)

2.2.3 Varietas Kacang Tanah Unggul

Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani

biasanya bertipetegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul

kacang tanah ditandai dengankarakteristik sebagai berikut:

a. Daya hasil tinggi.

b. Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.

c. Hasilnya stabil.

d. Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).

e. Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.

Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:

a) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).

b) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).

(Teknologi)

Page 10: Laporan praktek budidaya kacang tanah

2.2.4 Syarat Pertumbuhan

a. Iklim

Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras

akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan

meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.

Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C,

pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.

Kelembaban udara berkisar 65-75 %.

Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan

perkembangan besarnya kacang.

b. Media Tanam

Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur/ bertekstur ringan dan

subur. b. pH antara 6,0-6,5.

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan

akhirnya mati.

Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik

bagi pertumbuhan kacang tanah.

c. Ketinggian Tempat

Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat

tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.

2.2.5 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah

a. Akar

Akar tanaman kacang tanah tersusun dari akar tunggang dan akar serabut.

Akar serabut merupakan akar-akar cabang (lateral root) yang tumbuh

Page 11: Laporan praktek budidaya kacang tanah

pada akar tunggang (tap root) dan akar-akar rambut yang tumbuh pada

akar cabang. Pada akar cabang juga terdapat bintil akar (nodule). Bintil

akar mengandung bakteri rhizobium yang berguna sebagai pengikat zat

nitrogen dari udara. Akar rambut berfungsi sebagai alat pengisap air dan

zat-zat hara. Tanaman kacang tanah, selain berakar tunggang dan serabut

juga tumbuh akar-akar liat (adventitious root) pada masing-masing cabang

tanaman yang buku-bukunya menyentuh tanah (khususnya pada varietas

sebagai alat pengisap air dan zat hara. Perakaran kacang tanah dapat

tumbuh sedalam 40 cm.(Cahyono, 2007)

b. Batang

Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu, berbatang jenis perdu,

berambut atau berbulu, berbentuk bulat, berwarna hijau, ungu dan hijau

keunguan, tergantung varietasnya, dan panjangnya dapat mencapai 80 cm.

(Cahyono, 2007)

c. Daun

kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap yang bersusun 4 helaian

anak daun setiap helai daun. Daun berbentuk lonjong (oval) bulat dengan

ujung daun tumpul sampai agaik lancip, tergantung varietasnya. Panjang

daun berkisar antara 2-4 cm. kedudukan daun tegak agak mendatar dan

memiliki tangkai utama daun. Permukaan daun berbulu sedikit dan

pendek, berbulu sedikit panjang, berbulu banyak dan pendek, berbulu

banyak dan panjang, tergantung varietasnya. Bentuk daun ada yang

berumput dan bentuk ketupat.(Cahyono, 2007)

d. Bunga

Bunga tanaman kacang tanah berbentuk menyerupai kupu-kupu dengan

mahkota bunga berwarna kuning orange atau kuning kemerahan. Bunga

ini tergolong bunga sempurna atau berkelamin dua (hermaprodit), karena

benang sari (sel kelamin jantan) dan kepala putik (sel kelamin betina)

terdapat dalam satu tandan bunga. Bunga memiliki tipe zygomorphus

(bilateral simetri). Bunga muncul pada setiap ketiak daun.

Page 12: Laporan praktek budidaya kacang tanah

Bunga tanaman kacang tanah berukuran kecil yang terdiri dari tangkai

bunga/tangkai kelopak, kelopak bunga, mahkota bunga (daun mahkota),

benang sari, dan kepala putik. Setiap bunga memiliki tangkai berwarna

putih yang merupakan tabung kelopak (tangkai kelopak). Kelopak bunga

memanjang dan berwarna hijau. Mahkota bunga berwarna kuning dengan

standar mahkota bunga pada bagian pangkal bergaris-garis merah sampai

merah tua. Bakal buah terletak pada pangkal tabung kelopak bunga di

ketiak daun.

Tanaman kacang tanah umumnya melakukan penyerbukan sendiri. Pada

varietas-varietas kacang tanah tipe menjalar memiliki jumlah bunga lebih

banyak jika dibandingkan dengan jumlah bunga pada varietas kacang

tanah tipe tegak. Bunga kacang tanah hanya berumur 24 jam dan setelah

itu layu.(Cahyono, 2007)

e. Buah (polong)

Buah atau polong kacang tanah berbentuk bulat panjang, berkulit keras,

dan mengandung biji yang tersusun bersegmen-segmen. Polong kacang

tanah dibedakan menurut ukuran, bentuk paruh, bentuk pinggang, dan

lukisan jarring polong, tergantung varietasnya.

Berdasarkan ukuran (panjang rata-rata polong dan berat 100 polong)

terdapat lima ukuran polong sebagai berikut :

a. Polong yang berukuran sangat kecil, yakni berukuran kurang dari 1,5

cm dengan berat berkisar antara 35-50 gram.

b. Polong berukuran kecil, yakni berukuran 1,6-2 cm dengan berat

berkisar antara 52-65 gram.

c. Polong yang berukuran sedang, yakni berukuran 2,1-2,3 cm dengan

ebrat berkisar antara 66-105 gram.

d. Polong berukuran besar, yakni berukuran 2,6-3 cm dengan berat

berkisar antara 106-155 gram.

e. Polong yang berukuran sangat besar, yakni berukuran lebih dari 3 cm

dengan berat lebih besar dari 155 gram.(Cahyono, 2007)

f. Biji

Page 13: Laporan praktek budidaya kacang tanah

Biji kacang tanah memiliki ebntuk bulat agak lonjong dan gemuk. Biji

memuliki ukuran bervariasi, ada yang kecil (20 g/100 biji), sedang (50

g/100 biji), dan besar (70 g/100 biji). Demikian pula warna kulit biji juga

bermacam-macam, ada yang berwarna merah (merah tua, merah

muda/merah jambu/merah kesumba), ungu dan putih, tergantung dari

varietasnya. Misalnya, varietas gajah, bijinya berwarna merah jambu;

varietas kidang, bijinya berwarna merah tua; varietas rusa, bijinya

berwarna ungu; dan sebagaiya. Warna yang melapisi biji kacang tanah itu

bukan warna biji yang sebenarnya, melainkan warna dari kulit arinya.

Sedangkan warna biji yang sebenarnya adalah putih.

Biji kacang tanah merupakan bagian dari buah (polong) yang digunakan

sebagai bahan makanan dan minyak goring. Biji kacang tanah terdiri dari

dua keping dan lembaga. (Cahyono, 2007).

2.2.6 Hama dan Penyakit pada Tanaman Kacang Tanah

a. Hama

1. Uret

Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya

tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik,

penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak,

penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke

tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret

dimusnahkan.

2. Ulat Penggulung Daun

Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian:

penyemprotan menggunakan Pestona.

3. Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.

Page 14: Laporan praktek budidaya kacang tanah

Pengendalian:

(1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman;

(2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.

4. Ulat Jengkal (Plusia sp)

Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan

menggunakan Pestona.

5. Kumbang Daun

Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan

pucuk bunga. Pengendalian berupa penanaman serentakdan

penyemprotan menggunakan Pestona.

b. Penyakit

1. Penyakit layu atau “Omo Wedang”

Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun

terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak

noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir

kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran

tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan

menggunakan Natural GLIO.

2. Penyakit sapu setan

Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga

sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun

kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil

rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan,

semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam

tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona

atau Natural BVR.

Page 15: Laporan praktek budidaya kacang tanah

3. Penyakit Bercak Daun

Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola.

Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan

hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan

Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.

4. Penyakit Gapong

Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk.

Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.

5. Penyakit Sclerotium

Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu.

Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai

menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan.

Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

6. Penyakit Karat

Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun

terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun

gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang

resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan:

gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan

pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang

dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak

mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis

+ 5 ml (1/2 tutup)/tangki. (non-personal-article, about Id: Organization

Corporation)

Page 16: Laporan praktek budidaya kacang tanah

2.3 Pupuk

Menurut Sumarno (1987) menyatakan bahwa pemupukan kacang tanah di seluruh

dunia memberikan data yang belum dapat dijadikan pegangan untuk anjuran

dosis pemupukan yang tepat. Namun, pada tanah yang miskin hara fosfor,

maka pemupukan fosfat (P) dapat meningkatkan hasil panen. Demikian pula

pada tanah yang miskin unsur hara nitrogen dan bintil akar yang belum

banyak terbentuk, maka pemupukan nitrogen (N) dari urea dapat

meningkatkan hasil panen, tetapi pemupukan kalium (K) belum pernah

dilaporkan dapat menambah hasil.

Kacang tanah memerlukan pupuk fosfat untuk merangsang pertumbuhan akar,

penggadaan bakteri Rhizobium, meningkatkan kemampuan tanaman untuk

bertahan dari deraan kekeringan, dan untuk pembentukan biji kacang tanah.

Tanaman kacang tanah yang kekurangan zat hara P akan kurus, kerdil, daun

kecil dan berwarna hijau pucat, dan polong yang terbentuk sedikit. Sedangkan

zat nitrogen diperlukan tanaman untuk pertumbuhan vegetative. Tanaman

kacang tanah yang kekurangan zat hara nitrogen dapat mengakibatkan

tanaman tumbuh kerdil, daun berwarna hijau kekuningan, dan produksinya

rendah. Demikian pula tanaman yang kelebihan zat hara nitrogen juga dapat

mengakibatkan produksinya rendah karena tanaman hanya tumbuh terlalu

subur sedangkan bunga dan buah yang terbentuk sangat sedikit.

Didalam pemupukan kacang tanah, hal-hal yang harus mendapat perhatian

adalah dosis pupuk, waktu pemupukan, dan cara pemupukan.

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang terkandung dari nitrogen 15% (NH3),

fosfor 15% (P2O5) dan kalium 15% (K2O).

Page 17: Laporan praktek budidaya kacang tanah

BAB III

BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat : Serang – Banten

Waktu : 19 Maret 2013 (asistensi) s/d 28 Mei 2013 (Panen)

3.2 Alat dan Bahan

Bahan :

Benih kacang tanah

Pupuk NPK (Nitrogen 15%, Pospor 15%, Kalium 15%

Insektisida butiran (furadan)

air

Alat :

cangkul, arit, tali rafia, tugal, meteran, ember, dan label percobaan.

Perlakuan : Monokultur kacang tanah

3.3 Cara Kerja

1. Penanaman

a. Jarak tanam kacang tanah monokultur adalah 20 cm x 25 cm

b. Tanaman kacang di tanam berdasarkan jarak tanam dan jumlahnya

disesuaikan dengan ukuran bedengan, dengan menaruh 2 benih

kacang tanah pada setiap lubangnya.

2. Langkah kerja

a. Lihat penjelasan penentuan jarak tanam, barisan tanaman pertama

dimulai pigir petakan dengan menancapkan patokan sebagai batas

pinggir.

b. Arah barisan tanaman adalah arah timur-barat.

c. Buatlah Lubang tanam sedalam ±3 cm menggunakan tugal dengan

jarak seperti yang telah ditentukan di atas.

Page 18: Laporan praktek budidaya kacang tanah

d. Masukan benih kacang tanah masing-masing 2 benih/lubang dan

furadan di sekitar benih.

e. Buatlah alur pupuk secara melingkar dengan jarak 3 cm dari lubang

tanam.

f. Tabur pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.

g. Tutup alur pupuk dan lubang tanam dengan tanah gembur.

h. Pasang label percobaan dengan tepat.

i. Siram air secukupnya hingga lembab bila tanah kering.

Asistensi praktikum dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2013. Berhubung

kondisi lahan yang belum layak untuk digunakan karena masih dalam keadaan

semak belukar maka dilakukan land cleaning (pembersihan lahan) terlebih

dahulu pada tanggal 19 maret 2013. Setelah land cleaning selesai, seminggu

pada tanggal 23 Maret 2013 dilakukan pengolahan lahan yang akan digunakan

untuk penanaman.Barulah pada tanggal 26 Maret 2013 dilakukan penanaman

bibit. Pemberian pupuk (NPK 15,15,15) dilakukan pada tanggal 2 April 2013.

Karena banyaknya bibit yang tidak tumbuh pada saat itu maka di lakukan

Penyulaman tanaman pada tanggal 09 April 2013 untuk mengganti tanaman

yang tidak tumbuh/mati dan dilakukan pengamatan dan perawatan yang

pertama dan pada minggu-minggu setelahnya dilakukan pengamatan hingga

masa panen.

Selain hama yang banyak, dalam tanaman juga banyak ditemukan gulma yang

menggangu proses pertumbuhan tanaman maka penyiangan dilakukan setelah

masa tanam bersamaan dengan penyulaman. Yang tidak kalah penting adalah

penyiraman tanaman, karena selain unsur hara yang dibutuhkan tanaman juga

butuh air untuk proses pertumbuhan, penyiraman dilakukan dari masa tanam

hingga panen. Akhirnya waktu panen yang ditunggu pun tiba, panen

dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013.

Page 19: Laporan praktek budidaya kacang tanah

3.4 Parameter pengamatan

Parameter yang digunakan dalam masa pangamatan adalah :

Tinggi tanaman dari minggu ke minggu

Jumlah daun yang bertambah

Page 20: Laporan praktek budidaya kacang tanah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari 15 sampel tanaman kacang yang diambil, didapatkan hasil sebagai

berikut :

a. Data hasil pengamatan dari minggu ke minggu

Minggu Ke-1 (9 April 2013)

SampelLetak baris

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun

1 2 13 62 3 16 73 4 13 74 4 16 95 5 15 116 5 14 107 5 15 108 6 14 89 6 15 1310 6 14 1311 6 14 1012 6 17 1113 7 13 1014 7 15 1115 8 15 16

Minggu Ke-2 (16 April 2013)

SampelLetak baris

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun

1 2 18 202 3 18 273 4 16 214 4 20 245 5 24 246 5 17 167 5 18 17

Page 21: Laporan praktek budidaya kacang tanah

8 6 19 179 6 17 2510 6 19 2511 6 18 1912 6 19 2113 7 22 2314 7 19 2215 8 20 25

Minggu Ke-3 (23 April 2013)

SampelLetak baris

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun

1 2 23 262 3 21 383 4 24 434 4 25 375 5 37 226 5 23 377 5 22 298 6 29 329 6 27 3710 6 24 4011 6 23 3112 6 23 3713 7 27 4314 7 25 3815 8 27 35

Minggu Ke-4 (30 April 2013)

SampelLetak baris

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun

1 2 30 302 3 32 513 4 32 574 4 35 555 5 33 446 5 30 527 5 30 328 6 38 42

Page 22: Laporan praktek budidaya kacang tanah

9 6 35 4710 6 34 5811 6 34 4112 6 33 5613 7 36 6614 7 37 5415 8 36 51

Minggu Ke-5 (7 Mei 2013)

SampelLetak baris

Tinggi Tanaman (cm)

Jumlah Daun

1 2 39 332 3 41 533 4 41 654 4 36 625 5 43 486 5 40 337 5 41 478 6 43 659 6 44 6610 6 43 6211 6 43 5312 6 34 7013 7 43 7914 7 38 6015 8 40 53

b. Menghitung Jumlah Bagian tanaman Kacang Tanah

Sampel

Daun Polong Bintil Akar

1 60 22 792 83 35 1533 81 25 1394 93 31 1485 65 22 1346 80 23 1517 67 20 948 78 27 1949 70 20 191

Page 23: Laporan praktek budidaya kacang tanah

10 75 26 24711 66 25 16112 104 38 17813 104 28 19114 77 23 15915 94 36 286

c. Menghitung Berat Bagian Tanaman Kacang Tanah

Berat basah tanaman kacang tanah

SampelDaun

(gram)Polong (gram)

Akar (gram)

Batang (gram)

1 45,70 19,95 6,71 27,712 59,05 33,25 10,69 43,203 68,58 26,76 5,82 43,004 61,21 29,51 9,14 39,875 43,17 19,45 6,35 36,826 51,30 22,40 7,00 36,557 51,94 17,07 5,84 37,358 67,23 25,06 11,59 35,509 52,65 24,39 7,49 38,1510 51,05 26,99 7,67 38,5711 45,25 24,20 7,70 27,7512 62,01 36,73 8,41 28,9013 69,19 35,19 9,30 45,8614 70,19 22,52 6,72 55,3915 79,06 38,95 15,54 39,05

Berat kering tanaman kacang tanah

SampelDaun

(gram)Polong (gram)

Akar (gram)

Batang (gram)

1 9,3 5,98 2,19 5,142 11,5 9,56 3,51 7,683 11,93 9,16 3,67 7,784 11,78 9,35 3,39 7,805 7,48 6,38 1,89 2,836 9,71 8,49 2,49 7,587 10,17 4,68 2,05 6,878 12,09 8,73 3,64 6,229 9,67 7,04 3,09 6,61

Page 24: Laporan praktek budidaya kacang tanah

10 9,30 8,65 2,52 7,0811 8,39 6,44 2,41 4,9112 13,33 11,49 3,31 6,8113 13,16 10,91 3,32 9,8114 13,69 7,45 2,08 10,7915 15,04 11,94 5,42 7,42

4.2. Pengamatan

Dari data pengamatan diatas, dapat diketahui bahwa benih tanaman kacang

tanah yang di tanam banyak yang tumbuh sehingga bisa terus diamati hingga

masa panen. Hal itu dipengaruhi pula oleh faktor kondisi lahan dan iklim

yang mendukung. Tetapi ada pula benih yang tidak bisa tumbuh karena pada

saat penanaman, benih diletakkan terlalu dalam sehingga kecambah sulit

muncul ke permukaan tanah.

Benih yang tidak tumbuh diganti dengan benih yang baru (disulam).

Meskipun benihnya berhasil tumbuh, namun masih banyak kendala.

Diantaranya adalah banyaknya ditemukan daun yang mengeluarkan bercak

kekuningan itu disebabkan kurangnya unsur N pada tanaman karena kurang

meratanya pemberian pupuk Urea pada tanaman. Selain daunnya

mengeluarkan bercak kuning, bentuk daun pun ada yang meruncing. Hal ini

disebabkan kurangnya Unsur P karena pada saat pemberian pupuk dosisnya

tidak sesuai dengan dosis yang seharusnya diberikan pada setiap tanaman.

Kurangnya unsur K pada tanaman juga dapat dilihat pada warna daun yang

memperlihatkan gejala klorotik yang tidak merata pada tanaman.

Selain kekurangan unsur-unsur dari ketiga pupuk yang mengandung NPK

diatas, banyaknya hama dan

penyakit pada tanaman juga

merupakan kendala dalam proses

pertumbuhan tanaman. Hama

yang banyak ditemukan adalah

Page 25: Laporan praktek budidaya kacang tanah

ulat jengkal, empoasca dan uret tanah. Banyaknya hama disebabkan karena

banyaknya gulma disekitar tanaman, hama yang tadinya akan memakan

gulma berbalik menjadi memakan tanaman kacang tanah. Pada tanaman juga

ditemukan penyakait seperti penyekit layu, bercak daun, Sclerotium,

penyakit karat dan Kontaminasi Alfatoksin.

Page 26: Laporan praktek budidaya kacang tanah

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika, tanaman ini banyak

mengandung protein dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Untuk

dapat mencapai pertumbuhan yang optimal, tanaman ini mempunyai syarat

tumbuh yang harus dipenuhi, syarat tumbuh itu adalah tanah yang gembur dengan

pH antara 6 – 6.5, curah hujan yang ideal antara 45-200 mm/bulan. Tanaman ini

juga dapat tumbuh dengan optimum pada ketinggian 0,5 – 500 m dpl. Didalam

kacang tanah juga terdapat bakteri rizobium yang dapat langsung memanfaatkan

nitrogen dari udara sehingga dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia.

Namun tanaman ini juga sering diserang oleh hama, hama yang biasa menyerang

tanaman ini adalah sebagai berikut Heliothis, Ulat grayak, Ulat jengkal,

Penggulung daun, Pengorok daun, Tungau merah, Wereng Empoasca, Kutu Aphis

sehingga selain harus memenuhi syarat tumbuh tamanan kacang juga harus dapat

mengatasi jika terjadi serangan hama

Dari hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa penanaman secara

monokultur mempunyai kelebihan tersendiri, namun tidak sedikit pula kerugian

yang didapat dari penanaman secara monokultur. Kelebihannya adalah tanaman

dapat tumbuh secara optimal tanpa harus berebut unsur hara yang terkandung di

dalam tanah. Kerugiannya adalah banyaknya hama yang menyerang tanaman

kacang tanah, karena penanaman secara monokultur (hanya satu tanaman) hama

lebih gampang untuk hinggap pada tanaman.

Page 27: Laporan praktek budidaya kacang tanah

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. (2000). Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah

dan Lahan Kering. Jakarta: Penebar Swadaya.

Cahyono, B. (2007). Budidaya Kacang Tanah. Semarang: CV Aneka Ilmu.

Hidayat, A. M. (27. January 2013). Haettu 7. June 2013 osoitteesta

http://www.anakagronomy.com/2013/01/pola-tanam-monokultur.html

non-personal-article. (20. December 2012). blogger corporation. Haettu 7. June

2013 osoitteesta blogspot: http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-

kandungan-gizi-kacang-tanah-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html

non-personal-article. (ei pvm). about Id: Organization Corporation. Haettu 6.

June 2013 osoitteesta http://sawitwatch.or.id/download/manual%d20dan

%20modul/155_Budi%20Daya%20Kacang%20Tanah.pdf

Rukmana, R. (1998). Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Suprapto. (2008). Bertanam Kacang Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Teknologi, K. D. (ei pvm). Kacang Tanah. Jakarta: MIG Corp.