laporan ppl individu baru cuy

64
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kegiatan PPL bagi mahasiswa Program Studi S1 PGSD merupakan latihan mengaplikasikan pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan kaidah keilmuan yang dilaksanakan di SD Pelaksanaan PPL untuk program S1 PGSD tahun 2010 dilaksanakan pada semester genap 2009/ 2010. Dalam pelaksanaan PPL di SD maka siswa tergabung dalam kelompok- kelompok yang terdiri dari 7-8 orang. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan praktik kependidikan dan non kependidikan agar mahasiswa siap menjadi tenaga profesional dalam bidang keahliannya (UPT PPL, 2010:3). Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan secara terprogram, terpadu, dan terbimbing melalui kegiatan magang di Sekolah Dasar (SD). PPL memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial dalam memperbaiki atau meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran di kelas. Proses pemerolehan kompetensi tersebut melalui banyak interaksi bermakna, yaitu interaksi antar mahasiswa, mahasiswa dan siswa,

Transcript of laporan ppl individu baru cuy

Page 1: laporan ppl individu baru cuy

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Kegiatan PPL bagi mahasiswa Program Studi S1 PGSD merupakan latihan

mengaplikasikan pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan kaidah keilmuan

yang dilaksanakan di SD Pelaksanaan PPL untuk program S1 PGSD tahun 2010

dilaksanakan pada semester genap 2009/ 2010. Dalam pelaksanaan PPL di SD maka

siswa tergabung dalam kelompok- kelompok yang terdiri dari 7-8 orang.

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang

mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan praktik kependidikan

dan non kependidikan agar mahasiswa siap menjadi tenaga profesional dalam bidang

keahliannya (UPT PPL, 2010:3).

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan secara terprogram,

terpadu, dan terbimbing melalui kegiatan magang di Sekolah Dasar (SD). PPL

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memantapkan kompetensi

pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial dalam memperbaiki atau

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran di kelas. Proses

pemerolehan kompetensi tersebut melalui banyak interaksi bermakna, yaitu interaksi

antar mahasiswa, mahasiswa dan siswa, mahasiswa dan guru pamong, mahasiswa dan

dosen pembimbing, mahasiswa dan tenaga pendidik sekolah, mahasiswa dan sumber

belajar. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL harus memberikan kesempatan agar terjadi

interaksi- interaksi tersebut sehingga menumbuhkembangkan kompetensi yang perlu

dimiliki oleh seorang guru.

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) meliputi kegiatan observasi

lapangan dengan tujuan agar mahasiswa memahami situasi dan kondisi sekolah,

pengelolaan sekolah, pelaksanaan tugas guru, mengidentifikasi permasalahan

pembelajaran dan tugas kependidikan lainnya. Kegiatan selanjutnya yaitu latihan

terbimbing yang mencakup menganalisis permasalahan pembelajaran, merancang

suatu pembelajaran yang inovatif yang didasarkan pada permasalahan pembelajaran

1

Page 2: laporan ppl individu baru cuy

2

untuk memecahkan masalah pembelajaran menerapkan pemecahan permasalahan

kemudian melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan mengevaluasi pemecahan

masalah yang ditetapkan.

Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah mengembangkan

kompetensi dalam melaksanakan fungsi dan peranan guru Sekolah Dasar (SD)

dengan melibatkan mahasiswa untuk ikut serta memecahkan masalah di SD dalam

membelajarkan siswa, maupun melaksanakan tugas kependidikan selain mengajar

melalui kegiatan magang secara terbimbing dan terpadu yang dilaksanakan di kampus

dan di sekolah yang dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan dan profesional.

Terkait dengan pembelajaran inovatif, mahasiswa menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi rencana pemecahan permasalahan yang

telah ditetapkan. Rencana diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan untuk

pemecahan masalah yang dihadapi seperti kompetensi dasar, cara membelajarkan

siswa, media pembelajaran siswa, menyiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar.

Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan menjadi bagian utama yang harus

dipertimbangkan dalam penyusunan RPP maupun pemecahan masalah di Sekolah

Dasar.

Dalam pelaksanaan praktik, setiap anggota kelompok terbagi dalam mata

pelajaran dan kelas yang berbeda. Diharapkan tiap praktik membuat model

pembelajaran untuk diujicobakan di tempat praktik. Pada kegiatan praktik, praktikan

mendapat bagian mata pelajaran IPA kelas IV.

Pembelajaran di SDN Purwantoro 08 yang merupakan tempat PPL telah

teridentifikasi oleh praktikan memiliki beberapa masalah pembelajaran. Dalam PPL

di SDN Purwantoro 08 ini, praktikan mendapatkan tugas dari kelompok untuk

mengidentifikasi masalah pembelajaran IPA. Masalah yang teridentifikasi dalam

kaitannya dengan pembelajaran IPA yakni penggunaan (1) media yang kurang

maksimal (2) Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Masalah penggunaan media pembelajaran oleh guru ditemukan praktikan saat

praktikan melakukan observasi terhadap pembelajaran guru. Guru lebih banyak

Page 3: laporan ppl individu baru cuy

3

menggunakan metode tanya jawab dalam pembelajarannya dan alat peraga tidak

digunakan secara optimal.

Masalah selanjutnya siswa sebagian kurang aktif dan kurang menguasai materi

karena guru kurang dalam memiliki / memadukan metode pembelajaran dan media

yang tepat dalam pembelajarannya.

Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran hendaknya memiliki

kemampuan dan keterampilan untuk memberdayakan berbagai model dan metode

pembelajaran, serta media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Hal ini

merupakan langkah awal demi tercapainya suasana belajar mengajar sehingga tujuan

pembelajaran tercapai secara optimal.

Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran tidak hanya terbatas pada

sejumlah mata pelajaran tertentu. Semua mata pelajaran dalam proses pembelajaran

memerlukan media, termasuk pada mata pelajaran IPA. Peran media pembelajaran

dalam dunia pendidikan sangat penting sehingga seorang guru harus mampu

menggunakan media pembelajaran, baik yang disediakan oleh sekolah maupun

kemampuan tentang media pembelajaran saja, tetapi juga harus memiliki

keterampilan dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran tersebut.

Kedudukan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai bagian integral

dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan

belajar mengajar tersebut bisa berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Dengan adanya media dalam sistem pembelajaran sangat membantu peserta didik

dalam memahami apa yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, guru dalam memilih dan

menggunakan media harus benar-benar tepat agar tujuan yang diinginkan dapat

tercapai. Dengan demikian, pemanfaatan dan penggunaan media menunjang

efektifitas, efisiensi dan daya tarik dalam pembelajaran.

Upaya mengoptimalkan tujuan pembelajaran penekanannya terletak pada

penggunaan media pembelajaran yang relevan, jika ada relevansi antara materi,

metode, model dan media pembelajaran, maka hasil belajar IPA akan berlangsung

dengan optimal. Dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD), tidak cukup hanya

dipelajari teorinya saja, tetapi harus diperhatikan secara langsung baik dengan

Page 4: laporan ppl individu baru cuy

4

menggunakan benda aslinya maupun contoh media yang mirip dengan benda yang

sesungguhnya. Sehingga dengan demikian peserta didik dapat melihat secara

langsung, agar peserts didik tidak hanya membayangkan saja tetapi juga dapat

mempraktikkan dan mempelajari cara kerjanya. Maka dari itu proses belajar mengajar

akan menjadi lebih hidup dan interaksi dalam pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami

sendiri proses belajar. Peran yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru adalah

dengan mengusahakan agar setiap peserts didik dapat berinteraksi secara aktif dengan

berbagai sumber belajar yang ada.

Berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dan Mitra Kerja sekaligus sebagai

kolaborator dengan melalui wawancara dan observasi mengenai permasalahan yang

ada di kelas IV, teridentifikasi permasalahan yang diduga penyebab masalah tersebut,

yaitu penggunaan strategi guru dalam pembelajaran yang digunakan masih

konvensional, dominasi guru dalam kelas masih dominan (teacher centered strategy),

metode yang kurang bervariasi dan pemanfaatan (penggunaan) media pembelajaran

yang masih jarang digunakan.

Sesuai dengan tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar peserta didik

memahami konsep-konsep IPA dan saling berkaitannya serta mampu menggunakan

metode ilmah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih

menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam semesta. Berdasarkan tujuan

tersebut agar peserta didik mampu memahami konsep-konsep IPA dan dapat

menanamkan konsep pada peserta didik dalam belajar, maka penggunaan media

pembelajaran yang sesuai, tepat, serta dapat dipadukan dengan metode dan model

pembelajaran yang inovatif. Hal ini merupakan langkah yang baik dalam

menyampaikan materi pembelajaran IPA. materi pada mata pelajaran IPA.

Dari masalah- masalah diatas, praktikan memilih masalah model pembelajaran

Kooperatif Learning dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan proses belajar IPA

siswa kelas IV dipilihnya masalah tersebut karena penggunakan metode dan

pendekatan yang kurang variatif akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak

tercapai, dan sebagian siswa kurang aktif. Kurang maksimnalnya penggunaan media

Page 5: laporan ppl individu baru cuy

5

bisa mengakibatkan siswa mengalami verbalisme atau siswa kurang menguasai

materi.

Masalah penggunaan metode dan pendekatan yang kurang variatif dalam

pembelajaran tersebut akan dipecahkan melalui pembelajaran dengan penerapan

pendekatan Kooperatif Learning untuk meningkatkan aktivitas dan proses belajar

IPA siswa kelas IV di SDN Purwantoro 08.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikah latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran menggunakan Kooperatif Learning

IPA kelas IV, semester I SDN Purwantoro 08 ?

2. Bagaimanakah keaktifan belajar peserta didik pada pembelajaran IPA setelah

model Kooperatif Learning diterapakan pada Struktur akar dan fungsinya

kelas IV, semester I SDN Purwantoro 08?

3. Apakah dengan penggunaan model kooperatif learning dapat meningkatkan

hasil belajar kelas IV semester I SDN Purwantoro 8?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum dilakukannya penulisan laporan pelaksanaan Praktik

Pengalaman lapangan (PPL) Non Teaching adalah agar mahasiswa mampu untuk:

1. Mengidentifikasi masalah pembelajaran pendidikan di Sekolah Dasar

2. Bersama guru pamong dan dosen pembimbing merancang pemecahan masalah

pembelajaran

3. Melaksanakan dan mengevalusai pemecahan masalah yang ditetapkan

4. Mendeskripsikan proses pembelajaran IPA menggunakan Kooperatif learning

kelas IV, semester I SDN Purwantoro 08 .

5. Mendiskripsikan keaktifan belajar peserta didik pada pembelajaran IPA setelah

penggunaan Kooperative Learning Struktur akar dan fungsinya kelas IV,

semester I SDN Purwantoro 08?

Page 6: laporan ppl individu baru cuy

6

6. Mendeskripsikan hasil belajar dari penggunaan model pembelajaran kooperatif

learning

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Guru atau Wali Kelas

1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Memotivasi guru untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu

pembelajaran.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan

pembelajaran di SD khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam upaya mengembangkan

profesionalisme guru.

5. Meningkatkan dan mengembangkan pelaksanaan pembelajaran serta

mengetahui kemampuan siswanya terutama pada materi menulis cerita.

b. Bagi Sekolah

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak, lembaga atau instansi yang ingin

mengkaji lebih jauh penerapan media ini serta dapat menambah koleksi

perbendaharaan kepustakaan.

2. Sebagai pelengkap sumber kajian dalam rangka peningkatan kualitas

pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan dasar.

Page 7: laporan ppl individu baru cuy

7

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

(PPL II Non Teaching)

A. Pelaksanaan Praktik Lapangan

1. Lokasi Pelaksanaan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Non Teaching dilaksanakan di SDN

Purwantoro 08 Kota Malang yang terletak di jalan Nikel No .2 Kecamatan Blimbing

Kota Malang.

2. Sasaran Pelaksanaan

Sasaran pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan adalah peningkatan

Aktivitas belajar kelas IV SDN Purwantoro 08 Kota Malang dengan jumlah siswa

adalah 47 siswa melalui pembelajaran Kooperatif Learning pada pada pelajaran IPA.

3. Jadwal Rencana Pelaksanaan PPL II Non Teaching

Tanggal 30 Agustus - 4 September 2010

Melakukan observasi lingkungan di SDN Purwantoro 08 Kecamatan Blimbing

Kota Malang.

Tanggal 20 September – 25 September 2010

Atas ijin dari Kepala Sekolah SDN Purwantoro 08 Kecamatan

Blimbing Kota Malang Bapak Drs. Pudji Mimarso, observasi proses

pembelajaran dilakukan. Dari kelas I sampai kelas 6

Tanggal 27 Sepetember - 02 Oktober 2010

Merumuskan permasalahan-permasalahan pembelajaran mulai dari

kelas I sampai dengan kelas VI terkait dengan hal-hal yang ditemukan pada

waktu melaksanakan observasi.

Tanggal 04 Oktober - 09 Oktober 2010

Membuat perangkat pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), media pembelajaran dan mengkonsultasikannya kepada

guru pamong.

7

Page 8: laporan ppl individu baru cuy

8

Tanggal 11 - 23Oktober 2010

Melakukan ujicoba perangkat pembelajaran yang akan digunakan

dalam pelaksanaan pemecahan masalah. Tetapi karena di SDN Purwantoro 8

Malang Ulangan Tengah Semester I tahun pelajaran 2010/2011 pada tanggal 18-

22 Oktober 2010 maka ujicoba perangkat pembelajaran ditunda sementara.

Tanggal 25 - 30 Oktober 2010

Melaksanakan pemecahan masalah yang direncanakan berlangsung

dalam dua siklus. Siklus I (pada tanggal 19 Oktober 2010) dan siklus II (pada

tanggal 28 Oktober 2010).

4. Pelaksanaan Rencan a Pelaksanaan PPL

a. Observasi Lingkungan Sekolah

Pada tanggal 30 Agustus s.d 4 September 2010 praktikan melakukan

observasi lingkungan di SDN Purwantoro 8 Malang. Dari hasil kegiatan observasi

dapat diketahui diantaranya SDN Purwantoro 8 Malang merupakan satu dari SD di

wilayah Blimbing yang terletak di dalam komplek perumahan dengan mayoritas

siswa dari kalangan menengah ke atas dengan berbagai karakteristiknya yang unik.

SDN Purwantoro 8 Malang dibangun pada akhir tahun 1983, dipergunakan pada Juli

1984. Gedung berlantai dua berdiri diatas tanah seluas 1814 m2 dengan luas

bangunan 918 m2 dan luas halaman 900m2. Pada awalnya sekolah ini bernama SDN

Purwantoro XIV No. 43 berkedudukan di Jalan Nikel 2 RT:01 RW:24 Kelurahan

Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang. Berdasarkan Surat Keputusan

WaliKota Malang Nomor:179 Tahun 2006,tanggal 12 merupakan imbas dari

Penggabungan (Regrouping), maka sekolah ini bernama SDN Purwantoro VIII Jalan

Nikel 2 Telp (0341) 474677 Malang.

Jumlah tenaga pendidik dan non pendidik yaitu 16 orang dengan dipimpin

oleh seorang Kepala Sekolah. Mereka bekerja mengabdi pada dunia pendidikan

berdasarkan visi dan misi sekolah . Visi SDN Purwantoro 8 Malang, yaitu

“Terwujudnya Sekolah unggulan berwawasan lingkungan yang dilandasi IMTAQ dan

IPTEK”, serta misi sekolah yaitu” Terwujudnya anak didik yang cerdas, terampil,

berakhlak mulia, berlaku sopan dibekali ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman

Page 9: laporan ppl individu baru cuy

9

dan takwa”. Tujuan dari SDN Purwantoro 8 Malang adalah “Menyiapkan peserta

didik agar mampu menghadapi tantangan di masa mendatang” dengan strategi: (1)

Melaksanakan KBM yang dilandasi MBS & KBK dengan tertib, (2) Mengoptimalkan

Intra dan Ekstrakurikuler, (3) Melengkapi kebutuhan sarana prasarana, (4)

Menyiapkan tenaga yang profesional, (5) Menciptakan suasana yang saling asah, asih

dan asuh, dan (6) Menciptakan suasana lingkungan yang aman, indah dan tertib.

SDN Purwantoro 8 Malang memiliki berbagai sarana dan prasarana bagi

terlaksananya proses pembelajaran. Adapun sarana dan prasarana tersebut antara lain.

1. 6 ruang Kelas pembelajaran kelas I-VI

2. 1 ruang Kepala Sekolah

3. 1 ruang guru

4. 1 ruang Laboratorium Komputer

5. 1 ruang perpustakaan

6. 1 ruang UKS

7. 1 ruang Kantin/KopSis

8. 6 ruang kamar kecil siswa

9. 1 ruang dapur

10. 1 tempat parkir sepeda

11. 1 gudang

12. 1 mushola

13. 3 rumah dinas guru

14. 1 rumah dinas KS

15. 1 rumah dinas penjaga/ pesuruh sekolah

16. Lapangan Olahraga

b. Observasi Proses Pembelajaran

Kegiatan observasi dilanjutkan dengan pencarian permasalahan pembelajaran

di dalam kelas pada tanggal 20 – 25 September, dan merumuskan masalah

pembelajaran yang ada pada tanggal 20 September – 02 Oktober. Permasalahan

pembelajaran yaitu pada kegiatan pembelajaran di kelas IV. Permasalahan berupa

Page 10: laporan ppl individu baru cuy

10

kompetensi yang mesti dimiliki siswa, materi ajar, kondisi siswa, cara pembelajaran,

media pembelajaran dan pengelolaan administrasi kelas.

Berikut deskripsi proses kegiatan pembelajaran pada kelas IV:

a. Kegiatan awal

Pertemuan pertama diawali dengan perkenalan praktikan, guru, dan siswa.

Kemudian praktikan mengikuti pembelajaran sebagai observer untuk mengetahui

masalah yang mungkin muncul dalam kegiatan pembelajaran.

Observer duduk dikursi belakang dan mengamati kegiatan pembelajaran.

Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan doa bersama, dan presensi.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya, siswa membuka buku Lembar Kegiatan Siswa mata

pelajaran IPA. Materi yang dipelajari yaitu Bagian-bagian . Guru menerangkan

materi bagian-bagian tumbuhab sesuai dengan teks materi yang ada di LKS dan

siswa lebih banyak diam mendengarkan ceramah guru. Beberapa siswa dibelakang

asyik dengan mainan kartu gambar yang dimilikinya, dan beberapa siswa lain tampak

tidak memahami, ramai dan melamun.

Ketika menerangkan guru tidak menggunakan media, hanya menggunakan

materi yang ada di buku paket dan LKS. Sehingga siswa hanya melihat bentuk akar

melalui gambar pada buku. Saat kegiatan menggolongkan tumbuhan ke depan kelas

dan menuliskannya di papan tulis, siswa lebih banyak bertanya tentang maksud

pertanyaan dan kebingungan dalam mengerjakan tugas.

c. Kegiatan akhir

Kegiatan selanjutnya siswa diminta mengerjakan soal evaluasi. Di saat

mengerjakan soal, beberapa siswa maju ke bangku guru untuk menanyakan jawaban

soal kepada guru. Setelah selesai siswa mengumpulkan hasilnya di depan kelas untuk

di koreksi guru, pembelajaran diakhiri kemudian siswa keluar kelas untuk

beristirahat.

Page 11: laporan ppl individu baru cuy

11

c. Perumusan masalah, Penyusunan RPP, Implementasi RPP, Refleksi dan

Evaluasi

Terkait dengan pembelajaran inovatif, mahasiswa menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi rencana pemecahan masalah yang telah

ditetapkan pada tanggal 11-16 Oktober 2010. Penyusunan RPP diawali dengan

kegiatan menganalisis kebutuhan untuk pemecahan masalah yang dihadapi seperti

kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, menyiasati kekurangan fasilitas dan

sarana belajar.

Selanjutnya dikonsultasi perangkat pembelajaran (RPP dan media) yang

merupakan bentuk latihan terbimbing bagi mahasiswa dengan bimbingan secara

intensif oleh guru pamong, dan dosen pembimbing.

Tahap pelaksanaan pada tanggal 19 Oktober 2010 dilakukan dengan satu

kegiatan yaitu praktik implementasi RPP dan kegiatan observasi yang dilakukan

apakah perangkat tersebut dapat menarik minat siswa atau tidak, sesuai atau tidak,

sehingga dalam pelaksanaan tidak menemui kendala. Kemudian mengkonsultasikan

hasil dari ujicoba setelah itu melakukan evaluasi, memperbaiki perangkat

pembelajaran dan mengkonsultasikan dengan guru pamong dan menguji coba

perangkat sampai tepat dijadikan solusi dalam pelaksanaan pemecahan masalah.

Tahap refleksi pada tanggal 21 Oktober 2009 dilakukan setelah praktik

pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan. Tahapan ini merupakan refleksi dari

proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan berdasarkan analisis hasil

pengamatan dari guru pamong. Dari kegiatan refleksi diperoleh kesimpulan tentang

apa saja yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran dan khususnya untuk revisi

RPP yang kemudian disebut sebagai rangkaian dari kegiatan pembelajaran siklus I. .

Sedangkan pada tanggal 28 Oktober 2010 melaksanakan pemecahan masalah dengan

siklus II.

d. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Dari pengamatan praktikan setelah melakukan kegiatan observasi, terdapat

masalah pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di kelas III. Masalah- masalah

tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Page 12: laporan ppl individu baru cuy

12

Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru

Kegiatan pembelajaran masih monoton

Guru kurang terampil dalam memilih strategi dalam mengantarkan materi

pembelajaran kepada siswa

Siswa pasif saat proses pembelajaran berlangsung

Siswa kurang tertarik dalam kegiatan belajar

Saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa lebih suka bermain sendiri

daripada mendengarkan penjelasan guru

Siswa lebih senang menanyakan jawaban suatu soal daripada mencari tahu

jawabannya dengan membaca

e. Penentuan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah pembelajaran di kelas IV SDN

Purwantoro 08 maka praktikan menentukan bahwa terletak pada kurangnya upaya

guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. Hal itu disebabkan metode yang

digunakan tidak bervariasi, hanya dominasi metode ceramah disetiap harinya. Tidak

memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana membelajarkan siswa, tidak

merangsang siswa untuk bertanya yang mengakibatkan siswa kurang termotivasi dan

kurang kreatif dalam menemukan pengetahuannya sendiri.

f. Penyebab Timbulnya Masalah

Dari hasil identifikasi masalah- masalah pembelajaran kemudian dianalisa

sebab timbulnya masalah- masalah pembelajaran, diantaranya:

a. Guru kurang kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang

menggembirakan sehingga motivasi belajar siswa menjadi rendah

b. Guru tidak memberikan selingan istirahat, sehingga konsentrasi belajar siswa

semakin lama semakin turun dan lebih memilih bermain sesuka hatinya

c. Guru jarang menggunakan media pembelajaran

d. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

e. Guru kurang mengikutsertakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga

siswa pasif saat pembelajaran berlangsung

Page 13: laporan ppl individu baru cuy

13

f. Guru kurang memberikan penguatan sehingga siswa tidak termotivasi dalam

usaha berprestasi

g. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menentukan masalah belajar yang dialami siswa kelas IV SDN

Purwantoro 08 maka beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan

adalah:

Menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, misalnya saat

konsentrasi siswa menurun siswa diajak bernyanyi.

Menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa

Metode pembelajaran yang bervariasi, misalnya variasi ceramah, penemuan,

tanya jawab, demonstrasi

Penguatan atas segala usaha belajar yang telah dilakukan siswa sebagai

upaya meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

Memberi kesempatan siswa untuk berpeluang aktif belajar dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat

Pemajangan hasil belajar siswa untuk memotivasi siswa dalam menunjukkan

prestasi belajarnya.

h. Penentuan Pemecahan Masalah

Berdasarkan alternatif pemecahan masalah, maka praktikan mendisain model

pembelajaran dengan menerapkan pembelajaraan Kooperatif Learning serta

memanfaatkan media baik berupa gambar maupun benda kongkrit SDN Purwantoro

08 Kota Malang. Hal ini sebagai pembelajaran inovatif untuk memecahkan masalah

belajar yang dialami siswa.

B. Pelaksanaan Pemecahan Masalah

1. Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Praktikan mempersiapkan skenario pembelajaran dan menyusun LKS yang

berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Mencari sumber yang relevan dengan

pembelajaran, menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta

membuat format pengamatan.

Page 14: laporan ppl individu baru cuy

14

2. Tahap Pelaksanaan

Tepat pukul 09.00 WIB tindakan siklus I pertemuan ke-1 dilaksanakan di

kelas IV SDN Purwantoro 08 Malang. Pembelajaran diawali dengan ucapan salam

dan sapaan kepada siswa. “Assalamualaikum? Bagaimana kabar kalian?” tanya guru

(peneliti). “Wa’alaikum salam warah matullahi wabarakatuh, baik-baik saja Pak”

jawab siswa. Kemudian guru memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa

bersama dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. “Adakah temanmu yang

tidak hadir hari ini? Siapa?” tanya guru. “Ada Pak, Almeida katanya sakit” jawab

siswa.

Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Pada kegiatan ini siswa diajak

menyanyikan lagu “Lihat Kebunku”. Semua siswa menyanyikan dengan antusias.

Guru : “Anak-anak di kebun ada makhluk hidup apa saja?”

Siswa : “Ada bunga, rumput, dan kupu-kupu, Pak”.

Guru : “kupu-kupu yang hinggap di bunga mengambil apa?”

Siswa : “Nektar, Pak”. Ada juga yang menjawab “Sari madu, Pak”.

Guru : “Setelah beberapa hari dari peristiwa tersebut, apakah bunga menjadi buah?”

Siswa : “Iya, Pak”.

Guru : “Apakah kupu-kupu dan bunga terjadi hubungan?”

“Hubungan antara dua makhluk hidup disebut apa anak-anak?”

Siswa : (sejenak siswa diam semua, tanda masih berpikir. Kemudian salah satu siswa

menjawab) “Simbiosis, Pak”.

Guru : “Nah, hari ini kalian akan mempelajari materi tentang simbiosis”.

Setelah itu guru menyiapkan media berupa gambar simbiosis seperti kupu-

kupu dengan bunga, benalu dengan pohon inangnya, dan kerbau dengan burung jalak.

Media ditempel pada papan tulis, kemudian guru bertanya jawab dengan siswa secara

singkat tentang isi gambar di papan tulis.

Gambar 2.1 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi gambar

Page 15: laporan ppl individu baru cuy

15

Kegiatan selanjutnya adalah membentuk siswa menjadi beberapa kelompok

kecil yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Di sini siswa sudah siap

berkelompok karena pada tahap persiapan sebelumnya kondisi meja dan kursinya

sudah disiapkan. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membagi LKS kepada

masing-masing kelompok. Setelah semua kelompok memperoleh LKS, guru

menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian LKS. Kemudian secara berkelompok

siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS dengan durasi waktu 15 menit. Pada

saat siswa berdiskusi guru berkeliling mendampingi kelompok yang kesulitan. Selain

itu guru juga mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Gambar 2.2 Siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS

Tahap berikutnya adalah presentasi perwakilan kelompok dan pemberian

tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan. Setelah

presentasi kelompok selesai dilanjutkan dengan kesimpulan terhadap materi yang

dipelajari.

Guru : “Dari materi yang kalian diskusikan tadi, jadi pengertian simbiosis itu apa?”

Siswa : “Hubungan khas antara dua makhluk hidup”.

Guru : “Benar, simbiosis ada berapa macam? Apa saja macam-macam simbiosis itu?”

Siswa : “Ada 3, Pak. Simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme”.

Guru : “Siapa yang bisa menjelaskan pengertian dari masing-masing simbiosis itu?”

Siswa : “Saya, Pak. Simbiosis mutualisme adalah hubungan dua makhluk hidup yang saling

menguntungkan, sedangkan simbiosis parasitisme adalah hubungan dua makhluk

hidup yang satu untung dan yang satu rugi, dan simbiosis komensalisme adalah

hubungan dua makhluk hidup yang satu untung dan yang satu tidak untung atau

tidak dirugikan”.

Page 16: laporan ppl individu baru cuy

16

Kemudian kegiatan berikutnya adalah umpan balik. Pada kegiatan ini siswa

diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang belum

dimengerti. Pada kesempatan ini ada 1 siswa dari 46 siswa yang bertanya. “Tadi

katanya Bapak bahwa kupu-kupu yang hinggap di bunga kan mengambil nektar untuk

dimakan kupu-kupunya, kenapa bunga juga untung? Apakah tidak kupu-kupu saja

yang untung?” tanya siswa yang bernama Adrian. Kemudian sebelum guru

memberikan jawaban, siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan Adrian.

Namun tidak ada siswa yang menjawab, sehingga guru yang langsung menjawab

pertanyaan siswa. “Kupu-kupu yang hinggap di bunga mendapat untung dari nektar

yang ada pada bunga, sedangkan bunga juga mendapat untung dari adanya kupu-kupu

yang hinggap di bunga. Hal ini karena secara tidak langsung serbuk sari yang

menempel pada jari kupu-kupu yang dibawa terbang ke bunga lain akan jatuh ke

kepala putik, sehingga terjadi penyerbukan. Nah, dari sini berarti dapat ditarik

kesimpulan bahwa hubungan antara kupu-kupu dengan bungan adalah hubungan dua

makhluk hidup yang sama-sama menguntungkan” jawab guru. Mendengar penjelasan

guru, siswa yang bertanya menganggukkan kepalanya tanda sudah mengerti.

Kegiatan berikutnya adalah membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk

dikerjakan secara individu. Soal evaluasi terdiri dari 20 soal objektif.

Gambar 2.3 siswa sedang mengerjakan soal evaluasi

Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal evaluasi sekitar 15 menit. Setelah

selesai dilanjutkan dengan tindak lanjut, yaitu di rumah siswa disuruh mencari

gambar-gambar yang berhubungan dengan simbiosis dan dijadikan kliping.

Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan refleksi dan salam penutup.

Page 17: laporan ppl individu baru cuy

17

3. Observasi

Observasi Pelaksanaan RPP

Pada lembar observasi aktivitas guru terdapat langkah-langkah yang harus

dilakukan guru berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut

adalah tabel yang memuat langkah-langkah aktivitas guru pada tahap persiapan yang

sudah atau belum dilakukan oleh guru beserta penjelasannya.

Peneliti memasuki kelas didampingi guru kelas IV yakni Lilik Hidayati S.pd

dan 1 orang observer yakni Niswatu sholihah yang bertindak sebagai pengamat

selama proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas menjelaskan bahwa kedatangan

guru (peneliti) adalah untuk melaksanakan penelitian. Guru kelas memberitahukan

bahwa peneliti sebagai pengganti sementara dalam proses pembelajaran IPA sekitar 2

minggu. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru atau pengajar selama proses

pembelajaran kooperatif.

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti memberi salam dan menyapa siswa.

Setelah itu mengajak siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan

dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Dari 48 jumlah siswa terdapat 2 siswa

yang tidak hadir yaitu Maulana bayu dan Carolina Sofia dengan alasan keduanya

sakit. Meskipun jumlah siswa tidak lengkap namun diharapkan proses pembelajaran

dapat berjalan dengan baik. Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran Kooperatif kepada siswa. Sebagian besar siswa langsung paham

penjelasan guru mengenai pelaksanaan namun ada beberapa siswa yang belum

paham sehingga guru harus mengulanginya.

Tahap persiapan untuk siklus I secara rinci telah tercantum pada RPP dan

sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru (peneliti). Persiapan perlengkapan

mengajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus I seperti RPP, Lembar

Kegiatan Siswa (LKS), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas

siswa, soal evaluasi, dan media pembelajaran sudah disiapkan semua oleh guru

(peneliti).

Tahap yang kedua dari proses pembelajaran Kooperatif adalah tahap

presentasi/kegiatan awal guru. Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam

Page 18: laporan ppl individu baru cuy

18

pembelajaran dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi

sebelumnya.

Pada tahap kegiatan awal guru ini pembelajaran dimulai dengan memberikan

beberapa pertanyaan yang memancing motivasi dan menggali kemampuan awal siswa

serta menuliskan materi pokok yang akan dipelajari yakni “Hubungan antara dua

makhluk hidup (simbiosis)”. Guru menjelaskan materi secara garis besarnya saja

karena dalam kegiatan kelompok siswa akan mendiskusikan materi yang ada di LKS.

LKS akan mengantarkan siswa untuk mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan

supaya siswa berusaha untuk menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang sedang

dipelajari.

Tahapan selanjutnya adalah kegiatan kelompok. Tahapan ini merupakan

tahapan paling penting dalam pembelajaran kooperatif. Kegiatan ini dimulai dengan

guru membagikan LKS dan media berupa gambar hubungan antara dua makhluk

hidup (simbiosis) kepada masing-masing kelompok. Guru meminta masing-masing

anggota kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS.

Ketika diskusi berlangsung guru melakukan pengawasan pada masing-

masing kelompok dibantu oleh 1 orang observer. Hal ini dilakukan agar LKS dapat

terselesaikan dengan baik dan diskusi tidak didominasi oleh siswa yang

berkemampuan tinggi saja. Hal ini akan menjadikan setiap siswa dalam kelompok

aktif dalam proses diskusi. Guru memberikan peringatan dan motivasi kepada siswa

yang kurang aktif dalam diskusi. Peringatan dan motivasi dilakukan guru dengan

menegur dan memberi pertanyaan membimbing kepada siswa.

Tahap berikutnya adalah presentasi kelompok. Presentasi kelompok bertujuan

untuk mengukur penguasaan materi siswa terhadap tugas yang telah diberikan dan

melatih keberanian dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan. Pada tahap

presentasi kelompok ini guru berperan sebagai moderator yang mengawasi dan

mengatur jalannya presentasi. Guru meminta siswa untuk menanggapi hasil diskusi

dari kelompok yang melakukan presentasi. Apabila kelompok yang melakukan

presentasi belum bisa menjawab pertanyaan, maka guru memberikan kesempatan

kepada kelompok lain untuk membantu menjawabnya. Setelah pertanyaan dijawab

Page 19: laporan ppl individu baru cuy

19

kemudian guru memberikan penguatan dan memberikan penghargaan kepada

kelompok yang menjawab.

Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai tahap evaluasi. Soal tes

pertemuan I siklus I berjumlah 20 butir soal yang secara keseluruhan adalah pilihan

ganda. Tes ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa setelah

diberi tindakan. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk mengerjakan dengan

sungguh-sungguh, siswa juga diminta untuk mengerjakan sendiri dan tidak melihat

jawaban teman.

Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan

pembelajaran pada pertemuan I siklus I mulai dari tahap persiapan, presentasi guru,

kegiatan kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan dapat

dikatakan bahwa secara umum 5 tahapan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik

meskipun ada beberapa kegiatan yang masih belum dilakukan atau terdapat hal baru

yang belum tercantum namun dilakukan. Hasil observasi terhadap guru pada siklus I

akan dijadikan refleksi bagi guru pada siklus II sehingga menjadi lebih baik.

Observasi Proses

Instrumen untuk merekam aktivitas siswa berupa lembar observasi aktivitas

siswa yang meliputi lima unsur pembelajaran kooperatif yaitu unsur interaksi tatap

muka, tanggung jawab individu, saling ketergantungan positif, keterampilan

komunikasi antar individu dan kelompok, dan evaluasi proses kelompok. Pada Tabel

2.1 dipaparkan data aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SDN Purwantoro 08 Malang.

Tabel 2.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Unsur TingkatKelompok

∑ %I II III IV V VI VII VIII IX X XI

Interaksi tatap

muka

K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8

C - - 2 - 1 - - - - - - 3 6,8

B 4 3 - 4 3 4 4 4 4 4 4 38 86,4

Keterampilan

komunikasi

antar individu

dan kelompok

K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8

C - - 2 - 1 - - - 2 - - 5 11,4

B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 4 4 36 81,8

Page 20: laporan ppl individu baru cuy

20

Saling

ketergantungan

positif

K - - 4 - - - - - - - - 4 9,1

C - 1 - - 1 - - - 2 1 - 5 11,4

B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 3 4 35 79,5

Tanggung jawab

individu

K - 1 2 - - - - - - - - 3 6,8

C - - 2 - 1 - - - 2 1 - 6 13,6

B 4 3 - 4 3 4 4 4 2 3 4 35 79,5

Evaluasi proses

kelompok

K - 1 - - - - - - - - - 1 2,3

C - - 4 4 - - - - 2 1 - 11 25

B 4 3 - - 4 4 4 4 2 3 4 32 72,7

Keterangan:

Anggota kelompok I: Dandi, Achmad, Adinda, Alma

Anggota kelompok II: Ananda.Arsyta, Asalia, Carollin, Bunga

Anggota kelompok III: Candra, Dian, Diana, Fitri Laili, Dwi

Anggota kelompok IV: Fandi, Fikri, Firman, dan Fitria

Anggota kelompok V: Hanif, Indrian, Ismi , dan Izudin

Anggota kelompok VI: Jerico, Nisak, Maulana bayu, dan mirza.

Anggota kelompok VII: M. Azhar, M. Dwiki, Nabilah, dan Naria

Anggota kelompok VIII: Nur , Rahma, Rifqi, dan Rizki

Anggota kelompok IX: Rizqiandra, Shella,Shelli, dan Shifirra.

Anggota kelompok X: Tresivo, Wildan, Ahmad , Intanifa,

Anggota kelompok XI: .Balqis, Mirza, Iqbal

K = kurang, C = cukup, dan B = baik.

Rata-rata K = 6,4%, rata-rata C = 13,6%, dan rata-rata B = 80%.

Isilah kolom kelompok dengan banyaknya siswa di setiap kelompok yang

sesuai dengan kriteria berikut ini.

1. Interaksi tatap muka

K: Jika siswa tidak saling duduk berhadapan pada saat berdiskusi.

C: Jika siswa duduk saling berhadapan tetapi tidak saling memandang wajah pada

saat berdiskusi.

B: Jika siswa duduk saling berhadapan dan memandang wajah pada saat

berdiskusi.

Page 21: laporan ppl individu baru cuy

21

2. Tanggung jawab individu

K: Siswa tidak mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan tidak dapat

menjelaskan kepada kelompok tentang materi yang ditugasinya.

C: Siswa mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan kepada kelompok

tentang materi yang ditugasinya.

B: Siswa mengerjakan LKS dan dapat menjelaskan kepada kelompok tentang

materi yang ditugasinya.

3. Saling ketergantungan positif

K: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama

diskusi, tidak mengerjakan LKS serta tidak mendengarkan pendapat temannya.

C: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama

diskusi, tetapi mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.

B: Siswa aktif bertanya, aktif memberikan pendapatnya selama diskusi,

mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.

4. Ketrampilan berkomunikasi antar individu dalam kelompok

K: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan

pertanyaan dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, suka

memotong penjelasan atau pertanyaan teman dan apabila mengajukan

pertanyaan tidak mengacungkan tangan lebih dahulu.

C: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau pertanyaan

dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, menghormati

pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan mengacungkan tangan

lebih dahulu. Jika siswa mau mendengarkan dan menghargai pendapat anggota

kelompoknya tampak seperti (senyuman, kontak mata, angkat telunjuk dan

menepuk punggung)

B: Selama diskusi siswa dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan

pertanyaan dengan jelas sehingga mudah dimengerti oleh temannya,

menghormati pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan

mengacungkan tangan dahulu.

5. Evaluasi proses kelompok

Page 22: laporan ppl individu baru cuy

22

K: Siswa tidak berpartisipasi dalam kerja kelompok yaitu tidak mengerjakan LKS,

tidak dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, tidak mau

mendengarkan temannya dan sebagainya.

C: Siswa hanya mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan materi yang

menjadi tugasnya, mau mendengarkan pendapat temannya.

B: Siswa mengerjakan LKS, dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, dan

mau mendengarkan pendapat temannya. Diadaptasi dari Ariyani (2004:23-24).

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.6, dapat diketahui tingkat aktivitas

belajar siswa yang dicapai kelompok pada siklus I. Tiap kelompok mempunyai

tingkat aktivitas belajar yang berbeda-beda, tingkatan tersebut meliputi tingkatan K,

tingkatan C, dan tingkatan B. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pada unsur interaksi tatap muka, tingkatan K terdapat pada kelompok II dan

kelompok III. Hal ini karena pada kedua kelompok ini mereka jarang bertatap muka,

mereka sibuk dengan mainannya sendiri-sendiri. Sedangkan tingkatan C pada

interkasi tatap muka ini terdapat pada kelompok III dan V. sementara untuk

kelompok yang lain memperoleh tingkatan B.

Pada unsur keterampilan komunikasi antar individu/kelompok, tingkatan K

tetap terdapat pada kelompok II dan III. Untuk tingkatan C terdapat pada kelompok

III, V, dan IX. Sedangkan untuk kelompok yang lain memperoleh tingkatan B.

Pada unsur saling ketergantungan positif, tingkatan K terdapat pada kelompok

III saja. Dari pengamatan guru, mulai awal hingga akhir pembelajaran kelompok ini

memang sulit dikondisikan. Mereka banyak asyik bermainnya daripada berdiskusi.

Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok II, V, IX, dan X. Sementara untuk

kelompok yang lain mendapat nilai B.

Pada unsur tanggung jawab individu, tingkatan K masih tetap terdapat pada

kelompok II dan III. Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok III, V, IX, dan

X. Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B.

Pada unsur evaluasi proses kelompok, tingkatan terdapat pada kelompok II saja.

Sedangkan untuk tingkatan C terdapat pada kelompok III, IV, IX, dan X. Sementara

untuk kelompok yang lain mendapat nilai B. Secara garis besar, kelompok yang utuh

Page 23: laporan ppl individu baru cuy

23

mendapat nilai B adalah kelompok I, VI, VII, VIII, dan XI. Kelompok ini mendapat

nilai B karena mulai awal hingga pembelajaran berakhir, kelompok ini sangat

antusias dan mengikuti pembelajaran dengan baik.

Penilaian hasil pada siklus I dilaksanakan melalui hasil tes tertulis yang

merupakan hasil belajar siswa dengan SKM >70. Adapun hasil belajar siswa sebagai

berikut.

Tabel 2.2 Data Hasil Evaluasi Siklus I

No NAMA SISWA Siklus I Penilaian Hasil Ket1. Dandi Ramanda 50 Belum tuntas2. Achmad Zulfikar 75 Tuntas3. Adinda Nabila Azzah 65 Belum tuntas4. Alma Athaya Wiyangga 80 Tuntas5. Ananda Fadhila Azzah 90 Tuntas6. Arsyta Irma Herdianti 90 Tuntas7. Assalia Habby Azzahro 70 Tuntas8. Bunga Putri Kinanthy 75 Tuntas9. Carolina Shofia Rachmawati Tidak masuk 10. Chryler Ade Chandra 80 Tuntas11. Dhinda Westri Nastiti 75 Tuntas12. Dian Permatasari 70 Tuntas

13. Dina Dewinda Safitri 60 Belum tuntas

14. Dinar Trijaya Saputro 70 Tuntas

15. Dwi Indah Kusumawati 75 Tuntas16. Fandy Pramono 75 Tuntas17. Fiqri Akbarudin Hadi 80 Tuntas

18. Firman Arief Wicaksana 80 Tuntas

19. Fitria Laili Maulidia 60 Belum tuntas

20. Hanif Zulivan Winindanto 80 Tuntas

21. Indrian Novita 75 Tuntas

22. Ismy Angelia Firdausi 60 Belum tuntas23. Izzuddin Hafizh Zulfa 60 Belum tuntas24. Jerico Ramadhan Wijaya Trisna 60 Belum tuntas25. Khoirun Nisak Arum Puspita Sari 80 Tuntas26. Maulana Bayu Samudra 80 Tuntas27. Mirza Ukasyah Yazdani 60 Belum tuntas28. Muhammad Azhar Allan Arjunanta 60 Belum tuntas29. Muhammad Dwiky Ilham Prasetya 80 Tuntas30. Nabilah Wahyuningtyas 60 Belum tuntas

31. Naria Dian Muktiningtyas 80 Tuntas

32. Nur Anisa Dwiyanti 60 Belum tuntas

33. Rama Semida Nehemia Makatita 60 Belum tuntas

34. Rifqi Dzakwan Saputra 80 Tuntas

35. Riski Darmawan 60 Tuntas

Page 24: laporan ppl individu baru cuy

24

36. Rizki Bagus Maulana 100 Tuntas

37. Rizqiandra Imansyah 60 Belum tuntas

38. Shella Kustanti 80 Tuntas

39. Shelli Kustanti 80 Tuntas

40. Shfira Firdausi Barraq 100 Tuntas

41. Tresivo Dani Ananto 80 Tuntas

42. Wildan Ramadhan 60 Belum tuntas

43. Ahmad Rafid Ardiansyah 60 Belum tuntas

44. Intanifa Kikyana 60 Belum tuntas

45. Almeida Nawang Putri Desmadi 80 Tuntas

46. Balqies Hana Kirey 60 Belum tuntas

47. M. Mirza Aditya Pratama 80 Tuntas

48. M. Iqbal Perdana 60 Belum tuntasJumlah 3490

Berdasarkan tabel hasil evaluasi pada siklus I berupa soal pilihan ganda

sebanyak 20 soal dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I jumlah skor keseluruhan

adalah 3490 , hasil rata-rata yaitu 72,7. Dari hasil tersebut siswa yang tuntas dalam

belajar sebanyak 29 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar

sebanyak 18 siswa.

Refleksi

Setelah dilakukan observasi dan evaluasi, maka diperoleh gambaran sebagai

berikut:

a. Penerapan Kooperatif learning belum dapat dilaksanakan secara maksimal

karena walaupun kebanyakan siswa sudah mendapatkan hasil diatas SKM

tetapi masih kurang memuaskan. Di samping itu, siswa belum dapat belajar

mandiri untuk menemukan konsep pengetahuan. Masih banyak siswa yang

memerlukan bimbingan, sehingga guru masih banyak berperan dalam

kegiatan pembelajaran. Hal ini diduga disebabkan karena apersepsi dan

eksplorasi yang dilakukan guru masih belum optimal.

b. Pengorganisasian kelas yang dilakukan guru masih belum berhasil.

Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru sehingga siswa tidak

memperoleh kesempatan untuk membentuk sendiri. Hal ini mengakibatkan

Page 25: laporan ppl individu baru cuy

25

siswa yang tidak cocok dengan salah satu anggota kelompoknya tidak mau

mengerjakan LKK.

c. Sebagian besar siswa masih malas untuk memahami petunjuk langkah-

langkah kegiatan yang ada di Lembar Kegiatan Kelompok, sehingga guru

harus menerangkan berulang-ulang. Hal ini bisa dilihat dari ketidakseriusan

siswa dalam membaca petunjuk. Misalnya, ketika ada salah satu siswa

yang bertanya kemudian guru telah menjelaskan, tetapi masih ada saja

siswa lain yang bertanya. Kurang pahamnya siswa langkah-langkah

kegiatan disebabkan karena petunjuk yang ada kurang jelas dan kurang

sederhana.

d. Hasil belajar rata-rata siswa kelas IV SDN Purwantoro 08 Kota Malang

yaitu 72,7 Terdapat 32 orang siswa (75%) yang dapat mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal dan hanya ada 12 orang siswa (25%) yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.

Dari fakta yang diperoleh pada siklus I tersebut peneliti merasa

masih perlu meningkatkan penelitiannya melalui kegiatan pada tindakan

siklus berikutnya. Untuk itu peneliti melakukan upaya perbaikan yang akan

dilakukan pada siklus II. Dalam melakukan upaya perbaikan perbaikan

siklus II yang akan direncanakan adalah sebagai berikut.

a. Memberikan apersepsi dan eksplorasi yang lebih jelas. Dengan adanya

eksplorasi yang lebih jelas maka siswa akan semakin mudah untuk

menemukan konsep atau menghubungkan pengetahuan awal dengan

pengetahuan baru yang diketahui siswa.

b. Membagi kelompok berdasarkan pilihan siswa. Hal ini memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membentuk kelompok sendiri dan dapat

bekerja secara kerjasama yang baik dengan kelompoknya.

c. Menyederhanakan kalimat petunjuk pengerjaan pada LKK. Dengan

menyederhanakan petunjuk diharapkan siswa akan semakin mudah

memahami maksud yang ada pada LKK. Dengan hal ini siswa akan

berlatih mendapatkan sedikit bimbingan dari guru.

Page 26: laporan ppl individu baru cuy

26

d. Menyederhanakan pertanyaan evaluasi. Dengan pertanyaan yang lebih jelas

siswa akan semakin cepat mengerti dengan hal yang dimaksud.

e. Sebagai tindak lanjut, siswa ditugaskan untuk membawa contoh tumbuhan

yang ada di sekitarnya untuk dibawa pada pertemuan selanjutnya.

2. Siklus II

Perencanaan tindakan siklus II terdiri dari satu kali pertemuan saja. Hal ini

karena waktu yang diberikan oleh guru kelas lebih banyak yakni 3 x 35 menit atau

105 menit satu kali tatap muka. Selain itu, dilihat dari segi aktivitas siswa dan hasil

belajar siswa mulai pra tindakan sampai pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 pada

siklus I terjadi peningkatan yang signifikan tetapi Sehingga peneliti mengambil

kesimpulan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II hanya satu kali pertemuan

saja. Tindakan siklus II dengan satu kali pertemuan ini dilaksanakan pada hari Rabu,

10 Nopember 2010 dengan durasi waktu 3 x 35 menit.

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, maka guru

merencanakan tindakan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif untuk

pertemuan/siklus berikutnya. Pada dasarnya pelaksanaan tindakan pada siklus II

tidak berbeda dengan siklus I. Rencana tindakan siklus II adalah sebagai berikut.

a. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pokok rantai

makanan.

c. Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d. Membuat soal evaluasi sebanyak 20 soal pilihan ganda (obyektif).

e. Menyiapkan alat/bahan/sumber belajar yang diperlukan untuk

pembelajaran.

f. Membuat lembar observasi guru dan siswa.

Secara garis besar rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II untuk satu kali

pertemuan yang berlangsung selama 105 menit (3 x 35 menit) adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

Mengajak semua siswa berdo’a

Page 27: laporan ppl individu baru cuy

27

Melakukan absensi

Apersepsi

Siswa menyanyikan lagu “Cicak-cicak di Dinding”.

Siswa bertanya jawab dengan guru:

“Anak-anak, lagu yang kalian nyanyikan tadi, cicaknya makan apa?”

“Sedangkan nyamuk dapat makanan dari mana?” “Kemudian manusia

makanannya dari mana?”

Informasi Materi

“Nah, hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup disebut apa?”

Informasi Tujuan Pembelajaran

“Setelah pembelajaran ini selesai, apa yang kalian harapkan dari pembelajaran

ini?”

b. Kegiatan Inti

Siswa mengamati gambar rantai makanan.

Siswa bertanya jawab dengan guru tentang rantai makanan.

Siswa membentuk kelompok kecil (1 kelompok terdiri dari 4 siswa).

Siswa menerima Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Secara berkelompok siswa mendiskusikan tentang permasalahan yang ada

pada LKS.

Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kegiatannya bersama

guru.

c. Penutup

Kesimpulan

Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Umpan balik

Siswa bertanya jawab dengan guru jika ada permasalahan atau materi yang

belum dimengerti oleh siswa.

Evaluasi

Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara individu.

Tindak lanjut dan Refleksi

Page 28: laporan ppl individu baru cuy

28

Siswa di rumah membuat 5 macam rantai makanan yang berbeda.

Salam penutup

Siswa menjawab salam dari guru.

2. Pelaksanaan

Tindakan siklus II dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB s.d pukul 10.45 WIB

dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.. Pembelajaran diawali dengan ucapan salam dan

sapaan kepada siswa. “Assalamualaikum? Bagaimana kabar kalian?” tanya guru

(peneliti). “Wa’alaikum salam warah matullahi wabarakatuh, baik-baik saja, Pak”

jawab siswa. Kemudian guru memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa

bersama dan dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. “Adakah temanmu yang

tidak hadir hari ini? Siapa?” tanya guru. “Ada Pak, Almeida mulai kemarin ke

Surabaya belum datang” jawab salah satu siswa.

Kegiatan selanjutnya adalah apersepsi. Pada kegiatan ini siswa diajak

menyanyikan lagu “Cicak-cicak di Dinding”. Semua siswa menyanyikan dengan

antusias. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.

Guru : “Anak-anak cicak makanannya apa?”

Siswa : “Nyamuk, Pak”.

Guru : “Kalau nyamuk sendiri makanannya apa ya?”

Siswa : “Darah manusia, Pak”.

Guru : “Sedangkan manusia makanannya apa?”

Siswa : “Nasi, Pak”.

Guru : “Nasi berasal dari mana anak-anak?”

Siswa : “Dari padi, Pak”.

Guru : “Nah, hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup tadi disebut apa anak-

anak?”

Siswa : “Rantai makanan”.

Guru : “Setelah pembelajaran ini selesai, apa yang kalian harapkan anak-anak? Kalian

ingin bisa mengerti tentang apa?”

Siswa : “Ingin tahu contoh-contoh rantai makanan, Pak”.

Setelah itu guru menyiapkan media berupa gambar rantai makanan mulai dari

produsen (padi), konsumen I (belalang), konsumen II (ayam), konsumen III (elang),

Page 29: laporan ppl individu baru cuy

29

dan pengurai (bakteri/jamur). Media ditempel pada papan tulis, kemudian guru

bertanya jawab dengan siswa secara singkat tentang isi gambar di papan tulis.

Kegiatan selanjutnya adalah membentuk siswa menjadi beberapa kelompok

kecil yang terdiri dari 4 siswa setiap kelompoknya. Di sini siswa sudah siap

berkelompok karena pada tahap persiapan sebelumnya kondisi meja dan kursinya

sudah disiapkan. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan membagi LKS kepada

masing-masing kelompok. Dalam membagi LKS, masing-masing kelompok diberi

LKS 2 lembar dalam satu kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa lebih bertanggung

jawab dalam berdiskusi. Setelah semua kelompok memperoleh LKS, guru

menjelaskan secara singkat petunjuk pengisian LKS. Kemudian secara berkelompok

siswa mendiskusikan materi yang ada di LKS. Pada saat siswa berdiskusi, guru

berkeliling mendampingi kelompok yang kesulitan. Selain itu guru juga mengamati

aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

Pada tindakan siklus II ini anak-anak kelihatan bertanggung jawab

mengerjakan tugasnya daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Setelah 15 menit

selesai berdiskusi.

Tahap berikutnya adalah presentasi perwakilan kelompok dan pemberian

tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan.

Setelah presentasi kelompok selesai dilanjutkan dengan kesimpulan terhadap

materi yang dipelajari.

Guru : “Dari materi yang kalian diskusikan tadi, jadi pengertian rantai makanan apa?”

Siswa : “Hubungan makan dan dimakan, Pak”.

Guru : “Benar. Coba siapa yang bisa memberi contoh dan menjelaskan urutan rantai

makanan dari padi sampai dimakan konsumen terakhir dan diuraikan oleh

pengurai?”

Siswa : “Saya, Pak” (perwakilan kelompok 8 mengancungkan tangannya). “Padi dimakan

belalang, belalang dimakan ayam, ayam dimakan elang, dan elang mati diuraikan

oleh pengurai yaitu jamur atau bakteri.”

Guru : “Iya benar sekali, tepuk tangan untuk kelompok 8”.

Siswa : “Plok…plok…plok”.

Page 30: laporan ppl individu baru cuy

30

Kemudian kegiatan berikutnya adalah umpan balik. Pada kegiatan ini siswa

diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang belum

dimengerti. Namun karena siswa-siswa tidak ada yang tanya, maka kegiatan

dilanjutkan dengan membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara

individu. Soal evaluasi terdiri dari 20 soal objektif. Setelah selesai dilanjutkan dengan

tindak lanjut, yaitu di rumah siswa membuat 5 contoh rantai makanan yang berbeda.

Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan refleksi dan salam penutup.

3. Observasi

Tindakan siklus II untuk satu kali tatap muka ini dilaksanakan pada hari Rabu,

10 Nopember 2010 pukul 09.00 WIB s.d 10.45 WIB dengan durasi waktu 3 x 35

menit. Pelaksanaan pembelajaran Kooperatif ini melalui 5 tahapan yaitu 1) persiapan

guru, 2) presentasi/kegiatan awal guru, 3) kegiatan kelompok, 4) presentasi kelompok

dan 5) evaluasi dan penghargaan. guru pada tahap persiapan. Sebelum memulai

pembelajaran, peneliti memberi salam dan menyapa siswa. Setelah itu mengajak

siswa berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing dan dilanjutkan dengan

mengecek kehadiran siswa. Dari 48 jumlah siswa terdapat 1 siswa yang tidak hadir

yaitu Almeida dengan alasan masih pergi ke Surabaya. Meskipun jumlah siswa tidak

lengkap namun diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru

menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif kepada siswa.

Sebagian besar siswa langsung paham penjelasan guru mengenai pelaksanaan

pembelajaran Kooperatif karena model ini telah dilaksanakan beberapa pertemuan.

Tahap persiapan untuk siklus II secara rinci telah tercantum pada RPP dan

sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru (peneliti). Persiapan perlengkapan

mengajar yang diperlukan untuk pembelajaran pada siklus II seperti RPP, Lembar

Kegiatan Siswa (LKS), lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas

siswa, soal evaluasi, dan media pembelajaran sudah disiapkan.

Tahap yang kedua dari proses pembelajaran adalah tahap presentasi/kegiatan

awal guru. pada tahap ini guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran dan menjelaskan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Guru

Page 31: laporan ppl individu baru cuy

31

menjelaskan materi yang akan dipelajari dalam pembelajaran dengan memberikan

beberapa pertanyaan kepada siswa.

Pada tahap kegiatan awal guru ini pembelajaran dimulai dengan memberikan

beberapa pertanyaan yang memancing motivasi dan menggali kemampuan awal siswa

serta menuliskan materi pokok yang akan dipelajari yakni “Rantai Makanan”. Guru

menjelaskan materi secara garis besarnya saja karena dalam kegiatan kelompok siswa

akan mendiskusikan materi yang ada di LKS. LKS akan mengantarkan siswa untuk

mendalami lebih lanjut materi yang dibahas dan supaya siswa berusaha untuk

menemukan sendiri (mengkonstruk) materi yang sedang dipelajari.

Tahapan selanjutnya adalah kegiatan kelompok. Tahapan ini merupakan

tahapan paling penting dalam pembelajaran kooperatif . Kegiatan ini dimulai dengan

guru membagikan LKS dan media berupa “Rantai Makanan” kepada masing-masing

kelompok. Guru meminta masing-masing anggota kelompok untuk mendiskusikan

pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS.

Ketika diskusi berlangsung guru melakukan pengawasan pada masing-masing

kelompok dibantu oleh 1 orang observer yaitu guru kelas IV. Pada tahap presentasi

kelompok ini guru berperan sebagai moderator yang mengawasi dan mengatur

jalannya presentasi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hasil

diskusi dari kelompok yang melakukan presentasi.

Setelah diskusi dan presentasi kelompok selesai kemudian guru memberikan

tes akhir siklus II kepada siswa sebagai tahap evaluai. Langkah-langkah aktivitas

guru pada tahap evaluasi terdapat pada

Berdasarkan data hasil observasi terhadap guru dalam melaksanakan

pembelajaran pada siklus II mulai dari tahap persiapan, presentasi guru, kegiatan

kelompok, presentasi kelompok dan evaluasi dan penghargaan dapat dikatakan bahwa

secara umum 5 tahapan pembelajaran Kooperatif sudah terlaksana dengan baik

daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Tabel 2.3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Unsur Tingkat Kelompok ∑ %

I II III IV V VI VII VIII IX X XI

Page 32: laporan ppl individu baru cuy

32

Interaksi tatap

muka

K - - - - - - - - - - 0 0

C - 1 1 - 1 - - - - - - 3 6,5

B 4 3 2 4 3 5 4 5 4 5 4 43 93,5

Keterampilan

komunikasi

antar individu

dan kelompok

K - - 1 - - - - - - - - 1 2,2

C - 1 - - 1 - - - - - - 2 4,3

B 4 3 2 4 3 5 4 5 4 5 4 43 93,5

Saling

ketergantungan

positif

K - - - - - - - - - - - 0 0

C - 1 1 - 1 - - - 2 - - 5 10,9

B 4 3 2 4 3 5 4 5 2 5 4 41 89,1

Tanggung jawab

individu

K - 1 - - - - - - - - - 1 2,2

C - - 1 - 1 - - - 2 - - 4 8,7

B 4 3 2 4 3 5 4 5 2 5 4 41 89,1

Evaluasi proses

kelompok

K - - - - - - - - - - - 0 0

C - - 1 - - - - - - - - 1 2,2

B 4 4 2 4 4 5 4 5 4 5 4 45 97,8

Keterangan:

Anggota kelompok I: Dandi, Achmad, Adinda, Alma

Anggota kelompok II: Ananda.Arsyta, Asalia, Carollin, Bunga

Anggota kelompok III: Candra, Dian, Diana, Fitri Laili, Dwi

Anggota kelompok IV: Fandi, Fikri, Firman, dan Fitria

Anggota kelompok V: Hanif, Indrian, Ismi , dan Izudin

Anggota kelompok VI: Jerico, Nisak, Maulana bayu, dan mirza.

Anggota kelompok VII: M. Azhar, M. Dwiki, Nabilah, dan Naria

Anggota kelompok VIII: Nur , Rahma, Rifqi, dan Rizki

Anggota kelompok IX: Rizqiandra, Shella,Shelli, dan Shifirra.

Anggota kelompok X: Tresivo, Wildan, Intanifa,

Anggota kelompok XI: .Balqis, Mirza, Iqbal

K = kurang, C = cukup, dan B = baik.

Rata-rata K = 0,4%, rata-rata C = 7,0%, dan rata-rata B = 92,6%.

Page 33: laporan ppl individu baru cuy

33

Isilah kolom kelompok dengan banyaknya siswa di setiap kelompok yang

sesuai dengan kriteria berikut ini.

1. Interaksi tatap muka

K: Jika siswa tidak saling duduk berhadapan pada saat berdiskusi.

C: Jika siswa duduk saling berhadapan tetapi tidak saling memandang wajah pada

saat berdiskusi.

B: Jika siswa duduk saling berhadapan dan memandang wajah pada saat

berdiskusi.

2. Tanggung jawab individu

K: Siswa tidak mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan tidak dapat

menjelaskan kepada kelompok tentang materi yang ditugasinya.

C: Siswa mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan kepada kelompok

tentang materi yang ditugasinya.

B: Siswa mengerjakan LKS dan dapat menjelaskan kepada kelompok tentang

materi yang ditugasinya.

3. Saling ketergantungan positif

K: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama

diskusi, tidak mengerjakan LKS serta tidak mendengarkan pendapat temannya.

C: Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama

diskusi, tetapi mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.

B: Siswa aktif bertanya, aktif memberikan pendapatnya selama diskusi,

mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.

4. Ketrampilan berkomunikasi antar individu dalam kelompok

K: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan

pertanyaan dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, suka

memotong penjelasan atau pertanyaan teman dan apabila mengajukan

pertanyaan tidak mengacungkan tangan lebih dahulu.

C: Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau pertanyaan

dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, menghormati

pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan mengacungkan tangan

Page 34: laporan ppl individu baru cuy

34

lebih dahulu. Jika siswa mau mendengarkan dan menghargai pendapat anggota

kelompoknya tampak seperti (senyuman, kontak mata, angkat telunjuk dan

menepuk punggung)

B: Selama diskusi siswa dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan

pertanyaan dengan jelas sehingga mudah dimengerti oleh temannya,

menghormati pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan

mengacungkan tangan dahulu.

5. Evaluasi proses kelompok

K: Siswa tidak berpartisipasi dalam kerja kelompok yaitu tidak mengerjakan LKS,

tidak dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, tidak mau

mendengarkan temannya dan sebagainya.

C: Siswa hanya mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan materi yang

menjadi tugasnya, mau mendengarkan pendapat temannya.

B: Siswa mengerjakan LKS, dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, dan

mau mendengarkan pendapat temannya. Diadaptasi dari Ariyani (2004:23-24).

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4.18, dapat diketahui tingkat

aktivitas belajar siswa yang dicapai kelompok pada siklus I. Tiap kelompok

mempunyai tingkat aktivitas belajar yang berbeda-beda, tingkatan tersebut meliputi

tingkatan K, tingkatan C, dan tingkatan B. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai

berikut.

Pada unsur interaksi tatap muka, tingkatan K tidak diperoleh oleh kelompok

manapun. Sedangkan tingkatan C pada interaksi tatap muka ini terdapat pada

kelompok II, III, dan V. sementara untuk kelompok yang lain memperoleh tingkatan

B.

Pada unsur keterampilan komunikasi antar individu/kelompok, tingkatan K

tetap terdapat pada kelompok III. Untuk tingkatan C terdapat pada kelompok II dan

V. Sedangkan untuk kelompok yang lain memperoleh tingkatan B.

Pada unsur saling ketergantungan positif, tingkatan K tidak terdapat pada

kelompok manapun. Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok II, III, V, dan

IX. Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B.

Page 35: laporan ppl individu baru cuy

35

Pada unsur tanggung jawab individu, tingkatan K masih tetap terdapat pada

kelompok II. Sedangkan tingkatan C terdapat pada kelompok III, V, dan IX.

Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B.

Pada unsur evaluasi proses kelompok, tingkatan K tidak terdapat pada

kelompok manapun. Sedangkan untuk tingkatan C terdapat pada kelompok III.

Sementara untuk kelompok yang lain mendapat nilai B. Secara garis besar, kelompok

yang utuh mendapat nilai B adalah kelompok I, IV, VI, VII, VIII, X, dan XI.

Kelompok ini mendapat nilai B karena mulai awal hingga pembelajaran berakhir,

kelompok ini sangat antusias dan mengikuti pembelajaran dengan baik.

Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kooperatif didasarkan pada lima

unsur dasar pembelajaran kooperatif yang meliputi interaksi tatap muka, tanggung

jawab individu, saling ketergantungan positif, keterampilan berkomunikasi antar

individu dan kelompok dan evaluasi proses kelompok. Pembelajaran kooperatif

mengajarkan kemandirian, kerjasama dan tanggung jawab individu pada diri siswa

sehingga siswa tidak selalu tergantung pada teman. Berdasarkan pelaksanaan

tindakan dan observasi yang dilakukan pada setiap siklus (siklus I dan II),

menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model mengalami

perubahan yang signifikan.

Tabel 2.4 Data penilaian hasil siklus II

No NAMA SISWA Siklus II Penilaian Hasil Ket1 Dandi Ramanda 70 Tuntas

2 Achmad Zulfikar 75 Tuntas

3 Adinda Nabila Azzah 75 Tuntas

4 Alma Athaya Wiyangga 80 Tuntas

5 Ananda Fadhila Azzah 90 Tuntas

6 Arsyta Irma Herdianti 90 Tuntas

7 Assalia Habby Azzahro 100 Tuntas

8 Bunga Putri Kinanthy 75 Tuntas

9 Carolina Shofia Rachmawati 70 Tuntas

10 Chryler Ade Chandra 80 Tuntas

11 Dhinda Westri Nastiti 75 Tuntas

12 Dian Permatasari 75 Tuntas

13 Dina Dewinda Safitri 75 Tuntas

14 Dinar Trijaya Saputro 75 Tuntas

15 Dwi Indah Kusumawati 75 Tuntas

Page 36: laporan ppl individu baru cuy

36

16 Fandy Pramono 75 Tuntas

17 Fiqri Akbarudin Hadi 80 Tuntas

18 Firman Arief Wicaksana 80 Tuntas

19 Fitria Laili Maulidia 75 Tuntas

20 Hanif Zulivan Winindanto 80 Tuntas

21 Indrian Novita 75 Tuntas

22 Ismy Angelia Firdausi 70 Tuntas

23 Izzuddin Hafizh Zulfa 70 Tuntas

24 Jerico Ramadhan Wijaya Trisna 60 Belum tuntas

25 Khoirun Nisak Arum Puspita Sari 80 Tuntas

26 Maulana Bayu Samudra 80 Tuntas

27 Mirza Ukasyah Yazdani 70 Tuntas

28 Muhammad Azhar Allan Arjunanta 70 Tuntas

29 Muhammad Dwiky Ilham Prasetya 90 Tuntas

30 Nabilah Wahyuningtyas 90 Tuntas

31 Naria Dian Muktiningtyas 80 Tuntas

32 Nur Anisa Dwiyanti 85 Tuntas

33 Rama Semida Nehemia Makatita 60 Belum tuntas

34 Rifqi Dzakwan Saputra 80 Tuntas

35 Riski Darmawan 60 Tuntas

36 Rizki Bagus Maulana 100 Tuntas

37 Rizqiandra Imansyah 60 Tuntas

38 Shella Kustanti 80 Tuntas

39 Shelli Kustanti 80 Tuntas

40 Shfira Firdausi Barraq 100 Tuntas

41 Tresivo Dani Ananto 80 Tuntas

42 Wildan Ramadhan 60 Belum tuntas

43 Ahmad Rafid Ardiansyah 75 Tuntas

44 Intanifa Kikyana 75 Tuntas

45 Almeida Nawang Putri Desmadi Tidak masuk -

46 Balqies Hana Kirey 60 Belum tuntas

47 M. Mirza Aditya Pratama 80 Tuntas

48 M. Iqbal Perdana 75 TuntasJumlah 3615

Berdasarkan tabel hasil evaluasi pada siklus II berupa soal pilihan ganda

sebanyak 20 soal dapat dideskripsikan bahwa pada siklus II . Jumlah skor

keseluruhan adalah 3615 , hasil rata-rata yaitu 78,0 . Dari hasil tersebut, siswa

mendapatkan nilai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ada 43 dan siswa yang

tidak tuntas ada 4 Siswa . Adapun hasil belajar dari siklus I dan siklus II bila

Page 37: laporan ppl individu baru cuy

37

dibandingkan akan terlihat peningkatan hasil belajar dari siswa Kelas IV SDN

Purwantoro 08 meskipun ada beberapa anak yang belum tuntas. Minimal bisa

mengurangi permasalah an pembelajaran di SDN Purwantoro 08.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi guru pamong pada siklus II dan hasil belajar

siswa pada siklus yang mengalami peningkatan, praktikan menyimpulkan bahwa

kegiatan pemecahan masalah pembelajaran pada kelas IV telah berhasil mencapai

tujuannya yakni berkurangnya anak yang mengalami ketidaktuntasan minimal dan

bisa menyelesaikan beberapa masalah metode pembelajaran yang bervariasi,

pemanfaatan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran, pertahanan konsentrasi siswa terhadap

pembelajaran dan peningkatan hasil belajar.

C. Faktor Penghambat Pemecahan Masalah

Setiap pelaksanaan suatu program tidak akan terlepas dari hambatan-

hambatan. Adapun hanbatan-hambatannya adalah sebagai berikut:

1. Siswa

a. Ketika pembelajaran berlangsung, siswa masih sering rame dengan siswa

lainnya dan sering membuat gaduh kelas.

b. Ada beberapa siswa yang sulit diajak berkomunikasi dan sulit dikondisikan.

c. Kemampuan siswa yang tidak merata sehingga penerimaan materi yang

disampaikan juga tidak sepenuhnya dapat diterima siswa secara keseluruhan.

d. Pengelompokan siswa tidak berjalan dengan lancar, beberapa siswa tidak

mau dikelompokkan dengan teman lainnya. Siswa pada umunya membentuk

kelompok-kelompok dengan teman sebaya yang dikehendakinya sehingga

sulit untuk dikoordinasikan, selain itu pengelompokan siswa terhambat karena

siswa tidak mau jika tidak dikelompokkan dengan teman akrab atau teman

yang cocok dengannya.

e. Saat pengumpulan tugas, siswa berebut untuk melihat media pembelajaran

dan mencoba menggunakannya sehingga kelas menjadi gaduh dan guru

kesulitan melanjutkan kembali kegiatan pembelajaran.

Page 38: laporan ppl individu baru cuy

38

2. Praktikkan

a. Proses mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran

pada kegiatan pra pembelajaran membutuhkan waktu cukup lama.

b. Praktikan belum hafal nama siswa secara keseluruhan sehingga kedekatan

siswa dengan praktikan kurang.

3. Lain-lain

a. Keterbasan waktu dalam kegiatan pembelajaran.

b. Keterbatasan biaya.

D. Faktor Pendukung Pemecahan Masalah

Terlaksananya pembelajaran ini, juga tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mendukung kelancaran selama kegiatan berlangsung. Faktor-faktor tersebut antara

lain :

1. Dari Kepala sekolah

a. Adanya kemudahan dalam hal perijinan untuk kegiatan PPL yang menyangkut

pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

b. Adanya kerja sama yang baik antara kepala sekolah dengan praktikan dalam

hal observasi dan sebagainya.

c. Adanya dukungan dari kepala sekolah terhadap pelaksanaan observasi sampai

tindakan dari praktikan.

2. Dari Guru pamong

a. Guru pamong senantiasa memberikan saran dan kritik yang

membangun untuk pelaksanaan pembelajaran

b. Guru pamong bersedia membantu menyediakan alat-alat pembelajaran

yang dibutuhkan praktikan

c. Adanya keakraban, sehingga antara praktikan dengan guru pamong

terjalin komunikasi yang lebih luwes.

BAB V

PENUTUP

Page 39: laporan ppl individu baru cuy

39

A. KESIMPULAN

Dari kegiatan pelaksanaan pemecahan masalah pembelajaran dalam Praktik

Pengalaman Lapangan dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya:

1. Metode pembelajaran yang bervariasi akan memotivasi siswa agar tidak cepat

bosan dan tidak mencari kegiatan sendiri diluar kegiatan pembelajaran

2. Media pembelajaran sangat perlu dalam menunjang penguasaan konsep anak

3. Selingan istirahat maupun sedikit permainan sangat diperlukan untuk

menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan untuk

mempertahankan konsentrasi siswa tertuju pada proses pembelajaran sehingga

siswa tidak terlalu tegang

4. Penguatan guru atas hasil kerja siswa akan menciptakan kepercayadirian siswa

terhadap kegiatan belajaranya

B. SARAN

1. Bagi Calon Pendidik:

- Calon guru hendaknya banyak mempelajari masalah-masalah yang timbul di

kelas sekaligus mencari alternatif pemecahannya agar pada waktu terjun di

sekolah tidak terlalu mengalami kesulitan dalam mengantarkan materi

pembelajaran

- Calon guru hendaknya lebih memperdalam kompetensinya dalam pendidikan

agar ketika menjadi seorang pendidik nanti akan lebih siap dalam menangani

setiap permasalahan pembelajaran.

- Calon guru hendaknya selalu mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan

penelitian tindakan kelas agar dapat mengatasi setiap permasalahan yang

timbul di kelas.

2. Bagi Pendidik:

- Sebagai seorang guru hendaknya selalu melakukan kegiatan inovatif untuk

setiap pelaksanaan pembelajaran. Hal ini berguna agar siswa mampu

Page 40: laporan ppl individu baru cuy

40

memahami dan memaknai kegiatan belajarnya serta mampu mencapai

kompetensi yang diinginkan. Sehingga pada akhirnya tercipta manusia yang

berkualitas.

- Guru hendaknya mengerti setiap permasalahan yang timbul dikelas yang

menyangkut kegiatan pembelajaran ataupun permasalahan yang dialami siswa

agar dapat menyelesaikan dengan baik.

- Guru hendaknya memiliki cara atau strategi yang bermacam-macan dalam

mengantarkan materi pelajaran kepada siswanya agar dapat diterima siswa

dengan baik.