Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

48

Transcript of Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Page 1: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020
Page 2: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

2

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA

PEMBANGUNAN

TRIWULAN II TAHUN 2020

(PP 39)

DIREKTORAT INDUSTRI PERMESINAN & ALAT MESIN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT

TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA

Page 3: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

3

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Page 4: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

4

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................ 3

Daftar Isi ..................................................................................... 4

Bab I: Pendahuluan

1.1 Tugas dan fungsi Direktorat IPAMP ............................................... 5

1.2 Peran Strategis Direktorat IPAMP ................................................. 6

1.3 Struktur Organisasi Direktorat IPAMP ............................................ 8

Bab II: Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

2.1 Rencana Strategis Direktorat IPAMP .............................................. 15

2.2 Rencana Kinerja Direktorat IPAMP Th. 2020 ................................... 17

2.3 Rencana Anggaran ..................................................................... 20

2.4 Penetapan Kinerja Direktorat IPAMP Th. 2020 ................................ 21

Bab III: Akuntabilitas Kinerja

3.1 Capaian Kinerja Organisasi .......................................................... 22

3.2 Realisasi Anggaran ..................................................................... 31

3.3. Kondisi Sektoral IPAMP Pada Triwulan II ....................................... 33

Bab IV: Kesimpulan ...................................................................... 35

Page 5: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

5

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 35 Tahun 2018

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Bab VI Pasal

348 Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mempunyai

tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk

pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran

industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan

prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,

perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan

teknis pengembangan industri di bidang industri permesinan dan alat mesin

pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal

348, Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian mempunyai

fungsi meliputi:

1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan

pengembangan industri permesinan dan alat mesin pertanian;

2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi

industri permesinan dan alat mesin pertanian;

3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan

industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri,

pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana

industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,

penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri permesinan dan alat mesin

pertanian;

4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur,

kriteria di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri

permesinan dan alat mesin pertanian;

Page 6: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

6

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang

perencanaan, perizinan, data dan informasi industri di bidang industri

permesinan dan alat mesin pertanian;

6. Pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri

hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri

permesinan dan alat mesin pertanian; dan

7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

1.2 Peran Strategis Direktorat IPAMP

Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Eletronika adalah salah satu unit

kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian yang bertanggung jawab

terhadap pengembangan industri permesinan dan alat mesin pertanian

berkontribusi cukup signifikan pada perindustrian nasional. Industri

permesinan dan alat mesin pertanian merupakan subsektor industri yang

bercirikan padat modal, memiliki keterkaitan tinggi mulai dari hulu hingga

hilir, dan menjadi komoditas subtitusi impor. Dengan memperhatikan

karakteristik tersebut, Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

berupaya untuk mengembangkan industri binaannya melalui program kegiatan

yang aspiratif, fasilitatif, dan akomodatif. Sesuai Rencana Strategis (Renstra)

Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Tahun 2020 – 2024,

kondisi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang diharapkan dalam

jangka menengah pada tahun 2020 – 2024 adalah sebagai berikut:

1. Terselesaikannya permasalahan yang menghambat, dan rampungnya

program revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian Nasional;

2. Semakin meningkatnya daya saing industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian Nasional;

3. Tumbuh berkembangnya Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Nasional;

4. Tumbuhnya industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang mampu

menciptakan lapangan kerja yang besar.

Page 7: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

7

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Permesinan dan Mesin

Pertanian tersebut dijabarkan ke dalam program-program yang didasarkan

pada arahan seperti pengembangan klaster, peningkatan utilisasi kapasitas

produksi, daya saing industri mencakup pengembangan industri yang berdaya

saing global dan berbasis sumberdaya alam lokal, serta pengembangan

ekspor.

Kegiatan yang mendukung pencapaian program-program tersebut adalah

1. Penumbuhan Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan

2. Penumbuhan Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian

3. Penumbuhan Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat dan Mesin Pelestari

Lingkungan

4. Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian

Lingkup Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terbagi dalam 8

(delapan) kelompok sebagai acuan dalam menyusun program pengembangan

industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian yang tertuang dalam kegiatan-

tersebut, penjabaran tersebut adalah :

1. Industri Konstruksi Baja, yang terdiri dari : Struktur Bangunan, Pintu

Air, Jembatan, dan Tower.

2. Industri Alat Konstruksi, yang terdiri dari : Alat Pemindah Barang

(crane), Alat Berat (buldozer, forklift, excavator, loader, road roller),

Mesin Konstruksi (asphalt mixing plant, stone crusher, concrete mixer).

3. Industri Alat Mesin Pertanian, yang terdiri dari : Mesin Penyiapan

Lahan (traktor), Mesin Pemeliharaan Tanaman (sprayer), Mesin Panen &

Pasca Panen (rice milling unit, thresher, dryer).

4. Industri Mesin Proses, yang terdiri dari : Mesin Tekstil (mesin ekstrusi,

penarik, tekstur, pemintal, tenun, rajut, jahit ), Mesin Fluida (Pompa,

Kompresor), Peralatan Pendingin & Pemanas, Peralatan Pengukur &

Pengatur, Tangki, Mesin Proses lainnya (mesin peralatan pabrik pupuk,

mesin peralatan pabrik semen, mesin peralatan pabrik kertas, mesin

peralatan pabrik kelapa sawit, mesin peralatan pabrik gula, mesin

peralatan pabrik susu, mesin peralatan pabrik coklat, mesin peralatan

pabrik makanan-minuman, mesin peralatan pabrik plastik, mesin

peralatan migas)

Page 8: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

8

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

5. Industri Alat Energi, yang terdiri dari : Turbin (uap, air, gas), Motor

Pembakaran Dalam (bensin, diesel), Heat Exchanger, Boiler, Pressure

Vessels.

6. Industri Alat Penunjang, yang terdiri dari : Machine Tools (lathe,

milling, sharpening, honing, drilling, shaping, cutting, shearing machine,

sawing, grinding machine, tooling), Alat Penunjang Lainnya.

7. Industri Alat Kelistrikan, yang terdiri dari : Generator Listrik, Motor

Listrik, Transformator, Panel listrik, Alat Kelistrikan lainnya.

8. Industri Alat Kesehatan yang terdiri dari alat kesehatan sekali pakai

(disposal product seperti jarum suntik, infus), alat kesehatan tindakan

(alat pacu jantung dan inkubator), dan alat kesehatan pelayanan rumah

sakit (meja operasi, tempat tidur, dan kursi roda).

1.3 Struktur Organisasi Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian

Nomor 135 Tahun 2018 pasal 348 sampai 367 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian dipimpin oleh Direktur yang membawahi 5 (lima) unit yang

terdiri atas 4 (empat) subdirektorat dan 1 (satu) subbagian, yaitu:

1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

Subdirektorat Program Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan

penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan,

pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang

industri permesinan dan alat mesin pertanian. Fungsi dari Subdirektorat

Program Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian antara

lain :

a. penyiapan bahan perumusan dan penyusunan rencana, program, dan

anggaran di bidang industri permesinan dan alat mesin pertanian; dan

Page 9: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

9

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

b. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan

data, serta penyajian informasi di bidang industri permesinan dan alat

mesin pertanian.

Subdirektorat Program Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian terdiri atas :

a. Seksi Program

Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan

dan penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang industri

permesinan dan alat mesin pertanian.

b. Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta

penyajian informasi di bidang industri permesinan dan alat mesin pertanian.

2. Subdirektorat Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan

Subdirektorat Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan mempunyai

tugas melaksanakan fasilitasi penyiapan perumusan dan pelaksanaan

penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan

sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan

penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas

industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri

mesin peralatan listrik dan alat kesehatan.

Subdirektorat Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan, penyebaran industri ke

seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan

sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam,

pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi,

serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan

pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis

dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta

penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan

Page 10: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

10

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri mesin

peralatan listrik dan alat kesehatan; dan

b. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri

strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan

bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan

penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman

modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan

pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri mesin peralatan listrik dan alat

kesehatan.

Subdirektorat Industri Mesin Peralatan Listrik dan Alat Kesehatan terdiri atas:

a. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana

Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri

ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan

sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam,

pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi,

serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan

pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan

supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan

bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri mesin peralatan listrik

dan alat kesehatan.

b. Seksi Pemberdayaan Industri

Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan

penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama

internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri,

penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian

fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri

hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di

bidang industri mesin peralatan listrik dan alat kesehatan.

Page 11: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

11

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

3. Subdirektorat Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat, dan Mesin Pelestari

Lingkungan

Subdirektorat Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat, dan Mesin Pelestari

Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan

pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,

pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan

dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas

industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri

peralatan pabrik, alat berat, dan mesin pelestari lingkungan.

Subdirektorat Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat, dan Mesin Pelestari

Lingkungan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke

seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan

sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam,

pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi,

serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan

pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis

dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta

penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri peralatan

pabrik, alat berat, dan mesin pelestari lingkungan; dan

b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri

strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan

bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan

penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman

modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan

pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri peralatan pabrik, alat berat, dan

mesin pelestari lingkungan.

Subdirektorat Industri Peralatan Pabrik, Alat Berat, dan Mesin Pelestari

Lingkungan terdiri atas:

Page 12: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

12

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

a. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana;

Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran

industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan

pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya

alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan

inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan

standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi,

penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi

industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional

Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang

industri peralatan pabrik, alat berat, dan mesin pelestari lingkungan

b. Seksi Pemberdayaan Industri.

Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,

peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja

sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan

industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan

pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan

standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri peralatan pabrik, alat berat, dan

mesin pelestari lingkungan.

4. Subdirektorat Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian

Subdirektorat Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran

industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan

prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri,

perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan

teknis pengembangan industri di bidang industri mesin perkakas dan alat

mesin pertanian.

Subdirektorat Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian

menyelenggarakan fungsi:

Page 13: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

13

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke

seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan

sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam,

pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi,

serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan

pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis

dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta

penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri mesin

perkakas dan alat mesin pertanian; dan

b. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri

strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan

bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan

penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman

modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan

pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri mesin perkakas dan alat mesin

pertanian.

Subdirektorat Industri Mesin Perkakas dan Alat Mesin Pertanian terdiri atas:

a. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana;

Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran

industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan

pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya

alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan

inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan

standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi,

penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi

industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional

Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang

industri mesin perkakas dan alat mesin pertanian.

b. Seksi Pemberdayaan Industri.

Page 14: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

14

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis,

peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja

sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan

industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan

pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan

standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis

pengembangan industri di bidang industri mesin perkakas dan alat mesin

pertanian.

5. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan

rumah tangga direktorat.

Dalam menjalankan tugasnya, masing-masing subdirektorat dan subbagian

saling berkoordinasi dan bekerjasama untuk mencapai sasaran dan tujuan

yang telah ditetapkan. Struktur organisasi Direktorat Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian berdasarkan Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018, dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

Page 15: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

15

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

BAB II

RENCANA KINERJA

2.1 Rencana Strategis Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

Draft Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian tahun 2020-2024 dimaksudkan untuk merencanakan

kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan

industri barang modal dalam negeri sebagaimana diamanatkan pada Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Renstra Direktorat

Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian tahun 2020-2024 disusun

berdasarkan analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis,

perubahan paradigma peningkatan daya saing dan kecenderungan

pengembangan industri barang modal dalam negeri.

a. Visi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Visi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebagai

turunan dari visi Ditjen ILMATE dan Kementerian Perindustrian tahun 2020 –

2024 adalah “Terwujudnya Industri Permesinan Nasional yang Berdaya Saing”

dalam rangka mewujudkan visi “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat,

Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

b. Misi Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Mengacu berdasarkan visi Presiden dan Wakil Presiden diatas berusaha

untuk dicapai melalui 9 (sembilan) misi yang telah dimandatkan melalui

Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, maka 9 (sembilan) Misi

Presiden dan Wakil Presiden yang juga merupakan Misi Direktorat IPAMP

sebagai bagian dari Direktorat Jenderal ILMATE dan Kementerian Perindustrian

yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia indonesia;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;

Page 16: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

16

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya;

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada

seluruh warga;

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan

9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

Untuk mewujudkan misi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata

dalam bentuk 3 (tiga) langkah sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat

Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian sebagai berikut:

1. Memperkuat dan memperdalam struktur industri permesinan dan alat

mesin pertanian untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri,

berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan;

2. Meningkatkan nilai tambah industri permesinan dan alat mesin

pertanian di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri

yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan

inovasi;

3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

c. Tujuan Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi pembangunan industri,

Direktorat IPAMP menetapkan tujuan pembangunan industri 5 (lima) tahun ke

depan yaitu “Meningkatnya Peran Sektor Industri Permesinan Dan Alat

Mesin Pertanian dalam Perekonomian Nasional“.

Pencapaian tujuan secara khusus akan dipantau melalui pengukuran

indikator kinerja tujuan yang juga menjadi indikator kinerja utama, yaitu:

1. Pertumbuhan PDB Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian pada

tahun 2020 ditargetkan sebesar 3,91% menjadi sebesar 8,60% pada

tahun 2024; dan

2. Kontribusi PDB Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian pada tahun

2020 ditargetkan sebesar 0,80% menjadi sebesar 0,79% pada tahun

2024.

Page 17: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

17

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

3. Tenaga kerja di sektor Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

pada tahun 2020 ditargetkan sebanyak 569,91 Ribu orang menjadi

sebanyak 629,87 Ribu orang pada tahun 2024.

4. Nilai ekspor produk Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian pada

tahun 2020 ditargetkan sebesar US$ 4,46 Miliar menjadi sebesar US$

7,11 Miliar pada tahun 2024.

d. Sasaran Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Sasaran strategis pembangunan sektor Industri Permesinan Dan Alat

Mesin Pertanian merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh Direktorat IPAMP

sebagai suatu impact/outcome dari 1 (satu) program yang dilaksanakan oleh

Direktorat IPAMP. Pada peta strategi Direktorat Industri Permesinan Dan Alat

Mesin Pertanian dapat digambarkan beberapa sasaran strategis yang ingin

dicapai selama 5 tahun ke depan. Sasaran strategis tersebut dicapai melalui

indikator kinerja kegiatan (indikator kinerja pada unit organisasi setingkat

Eselon II. Peta strategi Direktorat IPAMP sebagaimana pada Gambar 2.1

diatas, sedangkan Indikator Kinerja Sasaran dijabarkan pada 2 sudut pandang

yaitu prespektif pemangku kepentingan (stakeholder prespective) dan

prespektif pelanggan (custumer prespective) dibawah ini.

1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholders Prespective)

Sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai yaitu “Meningkatnya

Daya Saing dan Kemandirian Industri Permesinan Dan Alat Mesin

Pertanian”, dengan indikator kinerja:

a. persentase tenaga kerja di sektor Industri Permesinan Dan Alat

Mesin Pertanian terhadap total pekerja pada tahun 2020 ditargetkan

sebesar 0,44 persen menjadi sebesar 0,44 persen pada tahun 2024.

b. produktivitas tenaga kerja sektor Industri Permesinan Dan Alat

Mesin Pertanian pada tahun 2020 ditargetkan sebesar Rp. 151,58

Juta/Orang/Tahun menjadi sebesar Rp. 176,05 Juta/Orang/Tahun

pada tahun 2024.

c. nilai investasi sektor Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

pada tahun 2020 ditargetkan sebesar Rp. 6,6 Triliun menjadi Rp.

19,23 Triliun pada tahun 2024.

Page 18: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

18

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)

Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai adalah “Penguatan

Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri Permesinan Dan

Alat Mesin Pertanian”, dengan indikator kinerja:

• kontribusi ekspor produk Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi

dan Elektronika berteknologi tinggi pada tahun 2020 ditargetkan

sebesar 0,17 persen menjadi sebesar 0,23 persen pada tahun 2024.

Sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya

Kemampuan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian”, dengan

indikator kinerja:

• Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang) sektor

Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian pada tahun 2020

ditargetkan sebesar 42,81 persen menjadi sebesar 46,34 persen

pada tahun 2024.

Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah

“Meningkatnya Penguasaan Pasar sektor Industri Permesinan Dan Alat

Mesin Pertanian”, dengan indikator kinerja:

a. pertumbuhan ekspor sektor Industri Permesinan Dan Alat Mesin

Pertanian pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 3,95 persen

menjadi sebesar 14,73 persen pada tahun 2024.

b. kontribusi ekspor produk sektor Industri Permesinan Dan Alat Mesin

Pertanian terhadap total ekspor pada tahun 2020 ditargetkan

sebesar 2,49 persen menjadi sebesar 2,99 persen pada tahun 2024.

c. rasio impor bahan baku Industri Permesinan Dan Alat Mesin

Pertanian terhadap PDB sektor industri nonmigas pada tahun 2020

ditargetkan sebesar 1,03 persen menjadi sebesar 1,01 persen pada

tahun 2024.

e. Sinkronisasi Sasaran Strategis dengan Strategi dan Aktivitas Utama

(Intermediate Outcome)

Direktorat Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian sebagai bagian

dari Direktorat Jenderal ILMATE yang telah menyusun dan menetapkan

sebuah konsep Sasaran Strategis Antara (Intermediate Outcome) beserta

dengan strategi dan aktivitas utama dengan tujuan Sasaran Strategi dapat

tercapai dengan aktivitas utama yang fokus pada pencapaian target yang

Page 19: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

19

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

ditetapkan. Berikut Peta Strategis - Sasaran Strategis Antara (Intermediate

Outcome) beserta dengan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal ILMATE

sebagaimana Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Peta Strategis – Sasaran Startegis Antara (Intermediate

Outcome) dan Indikatornya

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA2020-2024

SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN

DIREKTORAT

IL IET IMATAP IPAMPSETDITJE

N1 Terwujudnya Industri Logam, Mesin,

Alat Transportasi dan Elektronika yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan

1 Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasidan Elektronika

Persentase

2 Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat

Transportasi dan Elektronika (Otomotif, Elektronika, Peralatan Listrik danLogam)

Milliar USD

3 Indeks kesiapan industri sektor ILMATE dalam penerapan Industri 4.0 Indeks (INDI 4.0)

4 Industri sektor ILMATE dengan Nilai INDI 3 Jumlah Industri

5 Investasi LCEV dan komponen EV Milliar USD

2 Terbangunnya Struktur Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang kuat

6 Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah dan subtitusi impor Industri Terbangun

7 Tingkat Penyerapan Produk Industri Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah Persentase

3 Terwujudnya inovasi pada Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

8 Industri yang didampingi dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatanpenguasaan teknologi

Jumlah Industri

9 Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam, mesin, alat transportasi danelektronika

Jumlah Inovasi

4 Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang berkualitas

10 Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik yang melakukanPendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja, pemagangan, dan lataupembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya

manusia berbasis kompetensi tertentu)

Industri

11 Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi Orang

5 Tersedianya Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan

Pengembangan Daya Saing Industri yang efektif dan efesien

12 Tersusunnya peraturan perundangan PP/ Permen

13 Tersusunnya Regulasi Teknis Standard SNI/ ST/ PTC/ RSNI

14 Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri RSKKNI

6 Terwujudnya Birokrasi ILMATE yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

15 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional

Persen

16 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

Nilai

17 Nilai maturitas SPIP Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

Nilai

Sasaran Strategis Antara (Intermediate Outcome) DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA

INP

UT

PR

OC

ES

SO

UT

PU

TO

UT

CO

ME

Input modal yangharus dimiliki

Proses kerja yangdilakukan

Apa yangdiinginkan olehCustomer

Dampak dan

HarapanStakeholder

Sta

ke

ho

lde

r

Pe

rsp

ect

ive

Cu

sto

me

r

Pe

rsp

ect

ive

Inte

rna

l Pro

cess

Pe

rsp

ect

ive

Le

arn

an

d G

row

th

Pe

rsp

ect

ive

SS1

Terbangunnya Struktur

Industri Logam, Mesin,Alat Transportasi, danElektronika yang kuat

SS2

Terwujudnya inovasi pada

Industri Logam, Mesin,Alat Transportasi danElektronika

SS3

Meningkatnya

produtivitas SDM sektorIndustri Logam, Mesin,Alat Transportasi dan

Elektronika yangberkualitas

SS4

Tersedianya Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan

Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan danPengembangan Daya Saing Industri yang efektif danefesien

SS5

Terwujudnya Birokrasi

ILMATE yang efektif,efisien dan berorientasipada layanan prima

SS6

Terwujudnya Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi danElektronika yang Berdaya saingdan Berwawasan lingkungan

Page 20: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

20

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Peta Strategis diatas diharapkan akan memudahkan sinkronisasi output

(keluaran) beserta dengan detail target (volume), serta aktivitas utama

dengan pencapaian indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Rencana Strategis Direktorat ILMATE Tahun

2020-2024. Berikut gambaran sinkronisasi antara Sasaran Strategis dengan

Peta Strategis – Sasaran Startegis Antara (Intermediate Outcome) pada

Rencana Strategis Direktorat ILMATE Tahun 2020-2024 pada Gambar 2.5.

Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional

1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

terhadap PDB

Meningkatnya daya saing dan kemandirian

industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

di sektor industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor

ILMATE terhadap total pekerja2. Produktivitas tenaga kerja sektor

ILMATE

3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE

1. Perusahaan dengan nilai Indonesia

Industry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATE

berteknologi tinggi

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)

Tujuan Direktorat Jenderal

ILMATE 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, danElektronika

4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATEterhadap total ekspor

3. Rasio impor bahan baku ILMATE

terhadap PDB sektor industri nonmigas

Direktorat Jenderal ILMATE

(Ultimate Outcome)

POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Berdaya saing dan

Berwawasan lingkungan

Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika

Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika (Otomotif,

Elektronika, Peralatan Listrik dan Logam)

Industri yang melakukan transformasi IR 4.0 (pilot project dan pendampingan terhadap perusahaan)

Industri sektor ILMATE dengan Nilai INDI 3 (Kumulatif)

Investasi Kendaraan Ramah Lingkungan (Kumulatif)

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

31

2

14

Direktorat Jenderal ILMATE

(Intermediate Outcome)

POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional

1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

terhadap PDB

Meningkatnya daya saing dan kemandirian

industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

di sektor industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor ILMATE

terhadap total pekerja2. Produktivitas tenaga kerja sektor ILMATE3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE

1. Perusahaan dengan nilai Indonesia

Industry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATE

berteknologi tinggi

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)

Tujuan Direktorat Jenderal

ILMATE

Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Berdaya saing dan

Berwawasan lingkungan

(1) Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika

(2) Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika(Otomotif, Elektronika, Peralatan Listrik dan Logam)

(3) Industri yang melakukan transformasi IR 4.0 (pilot project dan pendampingan terhadap perusahaan)(4) Industri sektor ILMATE dengan Nilai INDI 3 (Kumulatif)

(5) Investasi Kendaraan Ramah Lingkungan (Kumulatif)

Terbangunnya Struktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,

dan Elektronika yang kuat

Terwujudnya inovasi pada Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika

Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam, Mesin,

Alat Transportasi dan Elektronika yang berkualitas

(1) Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah,peningkatan ekspor dan subtitusi impor

(2) Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek

Pemerintah

(1) Fasilitasi pada industri dalam pengajuan insentif riset dalampeningkatan penguasaan teknologi

(2) Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam, mesin, alat

transportasi dan elektronika

(1) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik yangmelakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja,pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan

dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensitertentu)

(2) Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi

3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, danElektronika

4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATEterhadap total ekspor

3. Rasio impor bahan baku ILMATE

terhadap PDB sektor industri nonmigas

Direktorat Jenderal ILMATE

(Intermediate Outcome)

ALIGNED

Direktorat Jenderal ILMATE

(Ultimate Outcome)

Page 21: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

21

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Gambar 2.2 Pohon Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi dan Elektronika.

Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional

1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

terhadap PDB

Meningkatnya daya saing dan kemandirian

industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

di sektor industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor

ILMATE terhadap total pekerja2. Produktivitas tenaga kerja sektor

ILMATE

3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE

1. Perusahaan dengan nilai Indonesia

Industry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATE

berteknologi tinggi

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)

Tujuan Direktorat Jenderal

ILMATE 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATEterhadap total ekspor

3. Rasio impor bahan baku ILMATE

terhadap PDB sektor industri nonmigas

Direktorat Jenderal ILMATE

(Ultimate Outcome)

POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Terbangunnya Struktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang kuat

Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan subtitusi impor

Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah

1

4

1

2 2

Direktorat Jenderal ILMATE

(Intermediate Outcome)

2 1 1 2 3

Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional

1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

terhadap PDB

Meningkatnya daya saing dan kemandirian

industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor

ILMATE terhadap total pekerja2. Produktivitas tenaga kerja sektor

ILMATE

3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE

1. Perusahaan dengan nilai Indonesia

Industry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATE

berteknologi tinggi

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)

Tujuan Direktorat Jenderal

ILMATE 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, danElektronika

4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATEterhadap total ekspor

3. Rasio impor bahan baku ILMATE

terhadap PDB sektor industri non

migas

Direktorat Jenderal ILMATE

(Ultimate Outcome)

POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Terwujudnya inovasi pada Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

Fasilitasi pada industri dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatan penguasaan teknologi

Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika

1

3

2

Direktorat Jenderal ILMATE

(Intermediate Outcome)

Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional

1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

terhadap PDB

Meningkatnya daya saing dan kemandirian

industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0

di sektor industri Logam, Mesin, Alat

Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Persentase tenaga kerja di sektor

ILMATE terhadap total pekerja2. Produktivitas tenaga kerja sektor

ILMATE

3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE

1. Perusahaan dengan nilai Indonesia

Industry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATE

berteknologi tinggi

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri

(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)

Tujuan Direktorat Jenderal

ILMATE 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

Meningkatnya penguasaan pasar industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan

Elektronika

1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE

2. Kontribusi ekspor produk ILMATEterhadap total ekspor

3. Rasio impor bahan baku ILMATE

terhadap PDB sektor industri nonmigas

Direktorat Jenderal ILMATE

(Ultimate Outcome)

POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024

Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika

yang berkualitas

Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis

Vokasi (praktik kerja, pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangansumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu)

Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi

1

2

1 2

Page 22: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

22

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Adapun detail aktivitas utama berupa rencana output (keluaran) yang

akan dilaksanakan pada tahun 2020 – 2024 dalam rangka mencapai Sasaran

Strategis terdapat pada lampiran dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Renstra Direktorat Industri Permesinan Dan Alat Mesin

Pertanian dan Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2020.

f. Strategi Pengembangan

Industri barang modal dalam negeri dibangun dan dikembangkan dengan

mengacu pada penyusunan dan penerapan standardisasi, pengembangan

komptensi SDM, penguatan lembaga uji, penguatan posisi dalam kerjasama

luar negeri, penguatan sistem informasi dan penguasaan teknologi.

Gambar 2.3. Strategi Pengembangan Industri Barang Modal Dalam

Negeri

Oleh karena itu, Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

merumuskan strategi pengembangan yang berorientasi pada penguatan

struktur industri barang modal dalam negeri.

Matriks Kinerja Direktorat IPAMP tahun 2020-2024 berdasarkan turunan dari

Renstra Kementerian perindustrian dan Ditjen ILMATE adalah sebagai berikut :

Page 23: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

23

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian 2020* 2021 2022 2023 2024

Tj Meningkatnya Peran Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian dalam Perekonomian Nasional

1 Pertumbuhan PDB industri permesinan dan

alat mesin pertanian

Persen 3.91 4.62 6.23 7.55 8.60

2 Kontribusi PDB industri permesinan dan

alat mesin pertanian terhadap PDB nasional

Persen 0.71 0.79 0.79 0.79 0.79

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri

permesinan dan alat mesin pertanian

Ribu Orang 570.74 581.14 595.19 611.70 629.87

4 Nilai ekspor produk industri permesinan

dan alat mesin pertanian

US$ Miliar 4.57 4.91 5.47 6.20 7.11

SK

1

Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri

permesinan dan alat mesin pertanian

terhadap total pekerja

Persen 0.44 0.44 0.44 0.44 0.44

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri

permesinan dan alat mesin pertanian

Rp Juta

/orang/tahun

151.85 155.08 160.40 167.39 176.05

3 Nilai realisasi investasi industri permesinan

dan alat mesin pertanian

Rp. Triliun 7.30 8.30 10.72 14.19 19.23

SK

2

Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Kontribusi ekspor produk industri

permesinan dan alat mesin pertanian

berteknologi tinggi

Persen 0.184 0.21 0.22 0.22 0.26

SK

3

Meningkatnya Kemampuan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 TKDN industri permesinan dan alat mesin

pertanian (rerata tertimbang)

Persen 43.23 43.66 44.54 45.43 46.34

SK

4

Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Pertumbuhan ekspor produk industri

permesinan dan alat mesin pertanian

Persen 8.49 10.04 11.49 13.22 14.73

2 Kontribusi ekspor produk industri

permesinan dan alat mesin pertanian

terhadap total ekspor

Persen 2.47 2.60 2.72 2.85 2.99

3 Rasio impor bahan baku industri

permesinan dan alat mesin pertanian

terhadap PDB sektor industri permesinan

dan alat mesin pertanian

Persen 1.03 1.03 1.03 1.02 1.01

*Renstra 2020-2024 masih dalam bentuk Draft saat Renkin Disusun

2.2 Rencana Kinerja Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian Tahun 2020

Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun dengan dukungan

pembiayaan yang telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkan kinerja

yang akan dicapai. Dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan

Page 24: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

24

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan

Kementerian Perindustrian, Direktorat IPAMP telah membuat Perjanjian

Kinerja tahun 2020.

Perjanjian kinerja merupakan tekad atau janji rencana kerja tahunan yang

akan dicapai antara Direktur IPAMP dengan Direktur Jenderal ILMATE untuk

pengembangan industri di tahun 2020. Penetapan kinerja ini menggambarkan

capaian kinerja pembangunan industri yang akan diwujudkan tahun 2020

dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Perjanjian kinerja

ini ditetapkan pada bulan Januari 2020 dan perubahannya (bila ada) dengan

asumsi bahwa indikator-indikator yang dipergunakan sebagai alat ukur

pencapaian kinerja dapat diperoleh dalam kurun waktu tahun berjalan.

Pada tahun 2020 telah ditetapkan Indikator Kinerja Tujuan (IKT) dan Indikator

Kinerja Utama (IKU) dari Tujuan (Tj) dan masing-masing sasaran strategis

(SS) yang akan dicapai Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin

pertanian sesuai rincian sebagai berikut:

1. Meningkatnya peran industri permesinan dan alat mesin pertanian dalam

perekonomian nasional (Tj)

Peningkatan Peran Industri diindikasikan melalui Indikator Kinerja Utama,

diantaranya :

a. Pertumbuhan PDB Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

dengan target pada tahun 2020 sebesar 3.95 persen.

b. Kontribusi PDB Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap

PDB nasional dengan target pada tahun 2020 sebesar 0.71 persen

c. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian dengan target pada tahun 2020 sebesar 570.74 Ribu Orang

d. Nilai ekspor produk industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

dengan target pada tahun 2020 sebesar US$ 4.577 Juta

2. Meningkatnya daya saing dan kemandirian Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian (SS1)

Peningkatan daya saing dan kemandirian dicapai melalui Indikator Kinerja

Utama diantaranya :

Page 25: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

25

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

a. Persentase tenaga kerja di sektor industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian terhadap total pekerja dengan target pada tahun 2020

sebesar 0.44 Persen

b. Produktivitas tenaga kerja sektor industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian dengan target pada tahun 2020 sebesar Rp. 151.85

Juta/orang/tahun

c. Nilai realisasi investasi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

dengan target pada tahun 2020 sebesar Rp. 7.303 Milliar

3. Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (SS2)

Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 dicapai melalui Sasaran

Strategis:

• Kontribusi ekspor produk Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

berteknologi tinggi dengan target pada tahun 2020 sebesar 0.184

Persen dari total Ekspor

4. Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri (SS3)

Peningkatan Kemampuan Industri Dalam Negeri dicapai melalui Sasaran

Strategis:

• Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sektor Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian (Rerata Tertimbang) dengan target pada

tahun 2020 sebesar 43.23 Persen

5. Meningkatnya penguasaan pasar Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian (SS4)

Peningkatan penguasaan pasar industri dalam negeri dicapai melalui

Sasaran Strategis:

a. Pertumbuhan ekspor produk Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian dengan target pada tahun 2020 sebesar 8.49 persen

b. Kontribusi ekspor produk industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

terhadap total ekspor dengan target pada tahun 2020 sebesar 2.47

persen

Page 26: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

26

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

c. Rasio impor bahan baku Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

terhadap PDB sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

dengan target pada tahun 2020 sebesar 1.03 persen

2.3 Rencana Anggaran

Untuk mewujudkan perjanjian kinerja Direktorat Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian tahun 2020 sesuai dengan arah dan kebijakan yang

telah ditetapkan, maka telah disediakan dukungan anggaran berdasarkan

DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) No. SP DIPA-

019.04.1.423089/2020 sebesar Rp 20.167.945.000, dalam Kegiatan

Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian. Pagu Anggaran Direktorat IPAMP tahun 2020 sampai dengan bulan

Desember 2020 yang terinci pada tabel berikut.

Kode Output Sasaran Pagu

(Ribu)

1850 Penumbuhan dan Pengembangan Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

002 Penyusunan Profil Investasi Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian 4 Profile Investasi

6.000.000

003 Kebijakan Pengembangan Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian

2 Dokumen

Kebijakan

3.000.000

005 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 2 RSNI

1.400.000

006 Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 1 SNI Wajib

700.000

010

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Industri (RSKKNI) dalam Mendukung Produktivitas

SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 RSKKNI 700.000

015

Peningkatan Kerjasama Pusat Pengembangan

Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

1 Pusat

Pengembanga

900.000

018 Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian 1 Peta Jalan

6.000.000

022 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan, dan Tata

Usaha 2 Dokumen 1.467.945

Total 20.167.945

Page 27: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

27

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

2.4 Perjanjian Kinerja Tahun 2020

Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian telah menetapkan

Perjanjian Kinerja Tahun 2020 sebagai berikut.

No Tujuan (Tj) /Sasaran

Strategis (SS)

Indikator Kinerja Tujuan (IKT)/ Indikator

Kinerja Utama (IKU) Target Satuan

1. Meningkatnya peran

Industri Permesinan

dan Alat Mesin

Pertanian dalam

perekonomian nasional

1. Pertumbuhan PDB Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian

3.95 Persen

2. Kontribusi PDB Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian terhadap PDB

nasional

0.71 Persen

3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

570.74 Ribu Orang

4. Nilai ekspor produk industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian

4.577 US$ Juta

2. Meningkatnya daya

saing dan kemandirian

Industri Permesinan

dan Alat Mesin

Pertanian

1. Persentase tenaga kerja di sektor industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

terhadap total pekerja

0.44 Persen

2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

151.85 Rp.Juta/or

ang/

tahun

3. Nilai realisasi investasi Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

7.303 Rp. Miliar

3. Penguatan

Implementasi Making

Indonesia 4.0 di sektor

Industri Permesinan

dan Alat Mesin

Pertanian

1. Kontribusi ekspor produk Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

berteknologi tinggi

0,184 Persen

4. Meningkatnya

Kemampuan Industri

Dalam Negeri

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian (Rerata Tertimbang)

43.23 Persen

5. Meningkatnya

penguasaan pasar

Industri Permesinan

dan Alat Mesin

Pertanian

1. Pertumbuhan ekspor produk Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

8.49 Persen

2. Kontribusi ekspor produk industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

terhadap total ekspor

2.47 Persen

3. Rasio impor bahan baku Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

terhadap PDB sektor Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian

1.03 Persen

Page 28: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

28

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja yang diukur dalam rangka menggambarkan capaian

kinerja Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian hingga

Triwulan II 2020 mencakup analisis kinerja berdasarkan perjanjian kinerja

serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Kinerja sasaran yang ditetapkan dalam penetapan kinerja Industri Direktorat

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian tahun 2020, mencakup 1 (satu) Tujuan

yang diukur dengan 4 (empat) Indikator Kinerja Tujuan (IKT) dan 4 (empat)

sasaran strategis dalam perspektif pemangku kepentingan yang diukur melalui

8 (delapan) Indikator Kinerja Utama (IKU):

1. Meningkatnya peran industri permesinan dan alat mesin pertanian

dalam perekonomian nasional (Tj)

Peningkatan Peran Industri diindikasikan melalui Indikator Kinerja Utama,

diantaranya :

a. Pertumbuhan PDB Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

dengan target pada tahun 2020 sebesar 3.95 persen.

b. Kontribusi PDB Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap

PDB nasional dengan target pada tahun 2020 sebesar 0.71 persen

c. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian dengan target pada tahun 2020 sebesar 570.74 Ribu Orang

d. Nilai ekspor produk industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

dengan target pada tahun 2020 sebesar US$ 4.577 Juta

Pertumbuhan PDB industri permesinan dan alat mesin pertanian yang tumbuh

dihitung atas dasar peningkatan nilai tambah atas sektor industri spesifik

(berdasarkan KBLI), yang dipublikasikan oleh BPS. Dari data pertumbuhan

nilai tambah spesifik yang dibawah pembinaan Direktorat IPAMP (per KBLI 2

Digit yaitu KBLI 27, KBLI 28 dan KBLI 33) yang dikeluarkan oleh BPS

menunjukna kinerja indstri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ketika

Page 29: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

29

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

suatu sektor itu tumbuh maka iklim usaha disektor tersebut bisa dipastikan

kondusif untuk mengembangkan usaha. Sedangkan Kontribusi terhadap PDB

nasional menunjukkan share peran Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian dibandingkan peran sektor-sektor lainnya. Jumlah tenaga kerja

menunjukkan peran Industri terhdap pemberdayaan SDM tenaga Kerja

Indonesia yang saat ini pada periode bonus demografi. Ekspor produk Industri

merupakan salah satu komponen pertumbuhan ekonomi, sedangkan ekspor

secara sektoral menujukan peran terhadap PDB sektor tersebut. Semua

Indikator Tujuan tersebut merupakan potret peran sektor industri permesinan

dan alat mesin pertanian terhadap perekonomian nasional.

Tabel 3.1 Capaian Tujuan Meningkatnya Peran Industri Permesinan Dan Alat

Mesin Pertanian Dalam Perekonomian Nasional

Indikator Kinerja Tujuan (IKT)

Output/Sub/ komp/

subkomp kegiatan

2020

Kinerja Anggaran

Satuan

Target Real TW I

Real TW2*

Capaian

TW2%

Pagu

(Rp

Jt)

Realis

asi

(Rp

Jt)

Capaian

%

1. Pertumbuhan PDB Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Kebijakan Pengembangan Kemampuan Industri Permesinan Dalam Negeri (1850.003.52)

Persen

3.95 -7.89 -6.19 -156.71 % 563,73 51,84 9.20%

2. Kontribusi PDB Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap PDB nasional

Perumusan Regulasi Pemberlakuan SNI Wajib Sektor IPAMP (1850.006.51)

Persen

0.71 0.77 0.78 108.45% 203,75 24,00 11.78%

3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Menyusun Profil Investasi Industri Peralatan Kelistrikan (1850.002.51) Menyusun Profil Investasi Industri Alat Berat (1850.002.52) Menyusun Profil Investasi Industri Alat Mesin Pertanian (1850.002.53)

Ribu Orang

570.74 555.81 527.26 92.38% 912,28 173,17 18.98%

4. Nilai ekspor produk industri Permesinan dan Alat Mesin

Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

US$ Juta

4577 2000 1510 32.99% 1.217,26

179,04 14.71%

Page 30: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

30

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Pertanian (1850.018.51A) Penyusunan Rencana, Program, dan Anggaran (1850.022.51) Tata Usaha dan Rumah Tangga (1850.022.52)

Pertumbuhan PDB industri permesinan dan alat mesin pertanian pada Triwulan

II 2020 diperkirakan sebesar -6.19 % dari target yang diharapkan pada akhir

tahun sebesar 3.95%. Dengan demikian, Capaian pada periode ini -156.71%

dari target. Pada tahun 2020 ini dirasakan sangat berat dikarenakan dampak

resesi ekonomi global dan gejolak ekonomi nasional karena wabah Covid-19.

Industri Permesinan dan alat mesin pertanian merupakan sektor sekunder

sehingga sangat dibatasi operasionalnya dalam kondisi pandemi. Kondisi

tersebut sangat menekan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian,

walaupun telah dilakukan bebagai strategi seperti Izin operasional dan

Mobilitas industri (IOMKI) dan insentif keringanan bagi industri. Semenjak

bulan April – Juni 2020 industri melakukan berbagai langkah untuk

mempertahankan usahanya dengan mengurangi shift produksi, menghentikan

sementara produksi , hingga terpaksa menutup secara permanen usahanya.

Khusus untuk subsektor industri Alat Kesehatan yang terkait dengan

penanganan covid mengalami peningkatan yaitu industri masker, Alat

Pelindungan Diri (APD), Hospital Furniture, hand Sanitizer, Disinfektan, dll.

Diperlukan terobosan dan langkah khuhus agar pada akhir periode 2020 dan

diharapkan mencapai target. Apabila berlanjut kondisinya belum pulih dalam

triwulan III maka akan semakin sulit untuk memperbaiki ekonomi di tahun ini.

Diharapkan setelah kondisi membaik pada periode-periode berikutnya langkah

pemulihan ekonomi yang saat ini sedang dijalankan membantu menggirahkan

dunia industri.

Untuk Kontribusi terhadap PDB, berdasarkan data yang diperoleh dari BPS

yang telah diolah Pusdatin, kontribusi sektor permesinan dan alat mesin

pertanian pada Triwulan II tahun 2020 adalah sebesar 0.78 % dari target

yang diharapkan pada akhir tahun sebesar 0.71%. Dengan demikian, Capaian

pada periode ini mencapai 108.45% dari target. Untuk kontribusi dengan

Page 31: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

31

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

satuan prosentase masih akan berfluktuatif, dan capaian pada periode ini

belum akan menggambarkan kontribusi terhadap PDB secara keseluruhan,

walaupun terjadi penurunan hampir menyeluruh pada semua sektor.

Untuk Jumlah tenaga kerja, berdasarkan data IBS terbaru (2019) dengan

akumulasi tenaga kerja untuk investasi baru, diperoleh capaian Triwulan II

sebesar 527.26 ribu Orang, dari target sebanyak 570.74 ribu orang diakhir

tahun 2020 dengan Capaian yang diperoleh sebesar 92.38%. Pada triwulan II

ini, cenderung perlambatan penyerapan tenaga kerja baru, bahkan mulai

banyak PHK karena banyak industri yang tidak bisa bertahan dalam masa

pandemi Covid -19.

Demikian juga untuk nilai Ekspor pada periode triwulan II ini hanya mencapai

US$ 1.510 Juta dari target yang diharapkan US$4.577 Juta. Dengan

demikian, Capaian pada periode ini masih 32.99% dari target. Sebagaimana

indikator kinerja yang lain, pada tahun 2020 ini diperkirakan akan sulit untuk

mencapai target di akhir tahun 2020 karea dampak pandemi.

Dalam rangka mencapai target dari Tujuan peningkatan peran industri

permesinan dan alat mesin pertanian dalam perekonomian nasional, sampai

dengan Triwulan II Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

harus melakukan penyesuain anggaran dikarenakan pengalihan anggaran

hingga 60% dari DIPA awal untuk penanganan pandemi Covid 19 oleh

pemerintah. Sehingga untuk pelaksanan program kegiatnn yang ada untuk

prioritas tertentu saja. Beberapa hal yang bisa dilakukan selama WFH dan

melalui media komunikasi online pada Triwulan II diantaranya :

• Koordinasi perumusan Peraturan kebijakan (permenperin 31/2017 dan

permenperin 54/2012)

• Koordinasi Penyunanan KAK dan Persiapan Lelang

• Rapat-rapat koordinasi dengan stakehoder terkait untuk permasalahan-

permasalahan industri. Khususunya kondisi terkini dari masing-masing

industri.

2. Meningkatnya daya saing dan kemandirian Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian (SS1)

Peningkatan daya saing dan kemandirian dicapai melalui Indikator Kinerja

Utama diantaranya :

Page 32: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

32

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

a. Persentase tenaga kerja di sektor industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian terhadap total pekerja dengan target pada tahun 2020

sebesar 0.44 Persen

b. Produktivitas tenaga kerja sektor industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian dengan target pada tahun 2020 sebesar Rp. 151.85

Juta/orang/tahun

c. Nilai realisasi investasi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

dengan target pada tahun 2020 sebesar Rp. 7.303 Milliar

Untuk Prosentase tenaga kerja sektor IPAMP terhadap Tenaga Kerja industri

secara nasional, diperoleh capaian Triwulan II sebesar 0.45%, dari target

sebanyak 0.44 % diakhir tahun 2020. Nilai yang diperoleh pada frame yang

berbeda dan mungkin perbedaan subset data yang diperoleh sehingga nilainya

mungkin agak sulit untuk dibandingkan apple to apple. Akan dilakukan

verifikasi data kedepannya.

Untuk produktivitas tenaga kerja sektor IPAMP diperoleh capaian sebesar

Rp.134.68 Juta/orang/tahun dari target pada akhir tahun 2020 sebesar

Rp.151.85 Juta/orang/tahun. Dengan demikian, capaian yang diperoleh

sebesar 88.69%. Akan tetapi capaian tersebut belum menggambarkan nilai di

akhir tahun karena nilai produktifitas merupakan akumulasi sehingga belum

bisa diambil kesimpulan.

Untuk realisasi investasi sektor IPAMP diperoleh capaian sebesar US$ 1260

Miliar dari target pada akhir tahun 2020 sebesar US$ 7303 Millar. Dengan

demikian, capaian yang diperoleh hanya sebesar 17.25%. Promosi Investasi

dan kebijakan terobasan diperlukan untuk mengembalikan gairah invetasi di

Indonesia walapun kondisi pandemi yang diharapkan segera berakhir.

Tabel 3.2 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Daya Saing dan

Kemandirian Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Output/Sub/ komp/

subkomp kegiatan

2020

Kinerja Anggaran

Satuan Target Real TW1

Real TW2*

Capaian

%

Pagu

(Rp Jt)

Realisasi

(Rp Jt)

Capaian

%

1. Persentase tenaga kerja di sektor industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap

Perumusan RSKKNI Sektor IPAMP (1850.010.51)

Persen 0.44 0.45 0.45 102.27% 205,034 26,00 12.68%

Page 33: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

33

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

total pekerja

2. Produktivitas tenaga kerja sektor industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Pendampingan dan Pembinaan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (1850.002.56)

Persen 142.27 135.69 134.68 88.69% 127,31 40,25 31.62%

3. Nilai realisasi investasi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Fasilitasi Temu Bisnis Calon Investor (1850.002.55)

Ribu Orang

7360 1280 1260 17.25% 327,80 33,50 10.22%

Dalam rangka mencapai target dari Sasaran Strategis Peningkatan daya saing

dan kemandirian industri IPAMP, sampai dengan Triwulan II Direktorat

Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian masih dalam tahap persiapan

dan rapat-rapat koordinasi juga dengan stakehoder terkait untuk

permasalahan-permasalahan industri. Kondisi WFH belum memungkinkan

untuk merealisasikan program secara signifikan. Selain karena penyesuaian

anggaran, beberapa hal yang bisa dilakukan selama WFH dan melalui media

komunikasi online pada Triwulan II diantaranya :

• Koordinasi persiapan kegiatan penyusunan RSKKNI,

• Penghapusan rencana kegiatan pendampingan dan pembinaan industri

serta fasilitasi temu bisnis yang terkait dengan forum-forum dan pameran

internasional karean anggaran telah disesuaikan.

3. Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (SS2)

Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 dicapai melalui Sasaran

Strategis:

• Kontribusi ekspor produk Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian berteknologi tinggi dengan target pada tahun 2020 sebesar

0.184 Persen dari total Ekspor

Page 34: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

34

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Tabel 3.3 Capaian Sasaran Strategis Penguatan Implementasi

Making Indonesia 4.0 di sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Output/Sub/ komp/

subkomp kegiatan

2020

Kinerja Anggaran

Satuan Target Real TW1

Real TW2*

Capaian

%

Pagu

(Rp Jt)

Realisasi

(Rp Jt)

Capaian

%

1. Kontribusi ekspor produk Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian berteknologi tinggi

Menyusun Profil Investasi Industri Alat Kesehatan (1850.002.54) Pemetaan Kesiapan Implementasi 4.0 pada Sektor Industri Permesinan (1850.018.51H)

Persen 0.184 0.19 0.19 103.26% 1.309,12 506,44 38.69%

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, kontribusi ekspor sektor

permesinan berteknologi tinggi terhadap ekspor nasional diperkirakan akan

mencapai 0.19 % di periode Triwulan II tahun 2020 dari target kontribusi

sebesar 0.184% diakhir tahun 2020. Pencapaian tersebut adalah sebesar

103.26 % dari target yang telah ditetapkan. Sektor barang modal masih

memiliki ketergantungan yang tinggi pada impor, apalagi yang berteknologi

tinggi, sehingga perkembangannya di dalam negeri masih kurang. Namun,

ada beberapa produk sektor permesinan yang telah berorientasi ekspor dan

berkontribusi pada ekspor nasional antara lain produk alat berat, alat

kelistrikan, dan alat kesehatan.

Ditengah pandemi nasional dan global, perdagangan internasional sangat

terbatas, sejak akhir 2019 China menutup akses keluar dan memfilter arus

masuk barang, dan kemudian diikuti oleh negara-negara lainnya seperti Eropa

dan Amerika. Sebagain Industri mengalihkan ke pasar dalam negeri untuk

mempertahankan operasional industrinya. Pengetatan arus barang dengan

protokol kesehtan menambah biaya logistik, disamping itu pengalihan sourcing

kepada negara-negara yang sudah aman untuk industri dapat bertahan hidup.

Dalam rangka mencapai target dari Sasaran Strategis Penguatan

Implementasi Making Indonesia 4.0 sektor industri IPAMP, sampai dengan

Triwulan II Direktorat Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian masih

dalam tahap persiapan dan rapat-rapat koordinasi juga dengan stakehoder

terkait untuk permasalahan-permasalahan industri. Selain karena penyesuaian

Page 35: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

35

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

anggaran, beberapa hal yang bisa dilakukan selama WFH dan melalui media

komunikasi online pada Triwulan II diantaranya :

• Penyusunan KAK, RAB dan Koordinasi persiapan kegiatan penyusunan

profil investasi.

• Kegiatan pemetaan kesiapan industri dalam menerapkan industri 4.0

melalui pembuatan prototipe ventilator sebagai referensi produksi dabgi

industri dalam negeri sekaligus salah satu upaya membantu penanganan

Covid secara nasional.

4. Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri (SS3)

Peningkatan Kemampuan Industri Dalam Negeri dicapai melalui Sasaran

Strategis:

• Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sektor Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian (Rerata Tertimbang) dengan target pada

tahun 2020 sebesar 43.81 Persen

Tabel 3.4 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kemampuan

Industri Dalam Negeri

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Output/Sub/ komp/ subkomp

kegiatan

2020

Kinerja Anggaran

Satuan Target Real TW1

Real TW2*

Capaian

%

Pagu

(Rp Jt)

Realisasi

(Rp Jt)

Capaian

%

1. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (Rerata Tertimbang)

Peninjauan Regulasi Terkait P3DN Infrastruktur Ketenagalistrikan (1850.003.51)

Persen 43.81 34.03 46.23 105.52% 512,65 110,39 21.53%

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat P3DN, yaitu unit Kementerian

Perindustrian yang menangani sertifikasi TKDN untuk semua produk

industri, serta dari surveyor independen (PT. SI dan PT Sucofindo) sebagai

pelaksana, nilai TKDN sektor permesinan dan alat mesin secara rata-rata

tertimbang untuk data yang masuk mencapai 46.23 % dari 273 sertifikat

produk IPAMP hingga periode Triwulan II 2020 dari target kontribusi

Page 36: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

36

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

sebesar 43.81% diakhir tahun 2020. Pencapaian tersebut adalah sebesar

105.52% dari target yang telah ditetapkan. Karena sertifikat TKDN berlaku

3 tahun sehingga hanya yang masa berlakunya habis atau perusahaan

baru yang melakukan sertifikasi. Data yang masuk diantaranya panel

listrik, transformator daya dan transformator distribusi, pompa industri,

katup, isolator listrik dan sekering.

Dalam rangka mencapai target dari Sasaran Strategis meningkatnya industri

dalam negeri sektor industri IPAMP, sampai dengan Triwulan II Direktorat

Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian masih dalam tahap persiapan

dan rapat-rapat koordinasi juga dengan stakehoder terkait untuk

permasalahan-permasalahan industri. Selain karena penyesuaian anggaran,

beberapa hal yang bisa dilakukan selama WFH dan melalui media komunikasi

online pada Triwulan II diantaranya :

• Koordinasi perumusan Peraturan kebijakan (permenperin 31/2017 dan

permenperin 54/2012)

• Koordinasi bagaimana mengoptimalkan penggunaan dalam negeri pada

proyek-proyek strategis pemerintah dan BUMN

5. Meningkatnya penguasaan pasar Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian (SS4)

Peningkatan penguasaan pasar dalam negeri dicapai melalui Sasaran

Strategis:

a. Pertumbuhan ekspor produk Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian dengan target pada tahun 2020 sebesar 8.49 persen

b. Kontribusi ekspor produk industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

terhadap total ekspor dengan target pada tahun 2020 sebesar 2.47

persen

c. Rasio impor bahan baku Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

terhadap PDB sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

dengan target pada tahun 2020 sebesar 1.03 persen

Page 37: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

37

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Tabel 3.5 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Penguasan Pasar

Dalam Negeri

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Output/Sub/ komp/

subkomp kegiatan

2020

Kinerja Anggaran

Satuan Target Real TW1

Real TW2*

Capaian

%

Pagu

(Rp Jt)

Realisa

si (Rp

Jt)

Capaian

%

1. Pertumbuhan ekspor produk Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Peningkatan Kerjasama Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (1850.015.51)

Persen 8,49 8.17 -21.38 -251.82%

233,63 48,40 20.72%

2. Kontribusi ekspor produk industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap total ekspor

RSNI Industri Permesinan (1850.005-1) RSNI Industri Alat Mesin Pertanian (1850.005-2)

Persen 2,47 4.79 4.36 176.51% 373,38 42,30 11.33%

3. Rasio impor bahan baku Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap PDB sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Pohon Industri Sektor Alat Mesin Pertanian (1850.018.51B) Pohon Industri Sektor Alat Kesehatan (1850.018.51C) Pohon Industri Sektor Mesin Perkakas (1850.018.51D) Pohon Industri Sektor Alat Berat (1850.018.51E) Pohon Industri Sektor Alat Pabrik (1850.018.51F) Pohon Industri Sektor Alat Kelistrikan (1850.018.51G)

Persen 1,03 6.5 5.67 550.49% 1.014,02 111,00 10.95%

Pertumbuhan ekspor produk industri permesinan dan alat mesin pertanian

pada Triwulan II 2020 diperkirakan melambat (negatif) yaitu sebesar -21.38

% dari target yang diharapkan pada akhir tahun sebesar 8.49%. Dengan

demikian, Capaian pada periode ini masih -251.82% dari target. Akan tetapi

lebih baik daripada capaian apda triwulan sebelumnya. Pada masa resesi

ekonomi global dan gejolak ekonomi nasional karena wabah Covid-19 ekspor

Page 38: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

38

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

produk dipastikan berkurang sigifikan, perlu dlakukan upaya-upaya ekstra

untuk mendorong ekspor kembali nanti di triwulan III dan IV, pada masa

pemulihan ekonomi di Indonesia.

Untuk Kontribusi ekspor produk IPAMP terhadap total ekspor pada Triwulan II

tahun 2020 adalah sebesar 4.36 % dari target yang diharapkan pada akhir

tahun sebesar 2.47%. Dengan demikian, Capaian pada periode ini 176.51 %

dari target. Untuk kontribusi dengan satuan prosentase masih akan

berfluktuatif, dan capaian pada periode ini belum akan menggambarkan

kontribusi terhadap ekspor secara keseluruhan.

Untuk Rasio impor bahan baku terhadap PDB sektor industri IPAMP,

berdasarkan data Input output industri untuk impor bahan baku, barang

modal dan barang konsumsi oleh Industri Sektor dengan KBLI pembinaan

IPAMP (KBLI 27, 28 dan 33), diperoleh capaian Triwulan II sebesar 5.67% dari

target sebanyak 1.03% diakhir tahun 2020. Capaian yang diperoleh sebesar

550.49%

Dalam rangka mencapai target dari sasaran strategis peningkatan penguasan

pasar dalam negeri, sampai dengan Triwulan II Direktorat Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian masih dalam tahap persiapan dan rapat-rapat

koordinasi dengan stakehoder terkait untuk permasalahan-permasalahan

industri. Selain karena penyesuaian anggaran, beberapa hal yang bisa

dilakukan selama WFH dan melalui media komunikasi online pada Triwulan II

diantaranya :

• Koordinasi terkait kerjasama pemanfaatan Pusat Pengembangan Teknologi

Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan (PPTI MP-AK) yang berlkoasi di ITB,

serta rencana bantuan mesin oleh Pemerintah Korea.

• Koordinasi lanjutan atas review Mou New Midec atas bantuan Pemerintah

Jepang kepada Industri mold and dies di Indonesia

• Koordinasi penyusunan RSNI industri IPAMP

• Koordinasi penyusnan pohon industri sektoral serta penyunan KAK dan

RAB untuk dapat dilakukan proses lelang saat ULP sudah aktif kembali.

Rekapitulasi capaian kinerja dan anggaran perjanjian kinerja serta korelasinya

hingga periode Triwulan II 2020 yang tersaji pada tabel 3.6.

Page 39: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

29

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Tabel 3.6 Capain Perjanijan Kinerja Direktorat IPAMP dengan Output pada Kegiatan

No Sasaran Strategis

(SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Output/Sub/ komp/ subkomp Kegiatan

Kinerja Anggaran

Satuan Target Real TW1

Real TW2

Capaian TW2%

Pagu (Rp Jt)

Realisasi TW 2

(Rp Jt)

Capaian %

1 Meningkatnya peran Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian dalam perekonomian nasional

1 Pertumbuhan PDB Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Kebijakan Pengembangan Kemampuan Industri Permesinan Dalam Negeri (1850.003.52)

Persen -8.09 -7.89 -6.19 130.69 % 563,73 51,84 9.20%

2 Kontribusi PDB Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap PDB nasional

Perumusan Regulasi Pemberlakuan SNI Wajib Sektor IPAMP (1850.006.51)

Persen 0.73 0.77 0.78 106.85% 203,75 24,00 11.78%

3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Menyusun Profil Investasi Industri Peralatan Kelistrikan (1850.002.51)

Ribu Orang

548.50 555.81 527.26 96.13% 912,28 173,17 18.98%

Menyusun Profil Investasi Industri Alat Berat (1850.002.52)

Menyusun Profil Investasi Industri Alat Mesin Pertanian (1850.002.53)

4 Nilai ekspor produk industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (1850.018.51A)

US$ Juta 3990 2000 1510 37.84% 1.217,26 179,04 14.71%

Penyusunan Rencana, Program, dan Anggaran (1850.022.51)

Tata Usaha dan Rumah Tangga (1850.022.52)

2 Meningkatnya daya saing dan kemandirian Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Persentase tenaga kerja di sektor industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap total pekerja

Perumusan RSKKNI Sektor IPAMP (1850.010.51)

Persen 0.44 0.45 0.45 102.27% 205,034 26,00 12.68%

2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Pendampingan dan Pembinaan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (1850.002.56)

Rp.Juta/ orang/thn

142.27 135.69 134.68 94.67% 127,31 40,25 31.62%

3 Nilai realisasi investasi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Fasilitasi Temu Bisnis Calon Investor (1850.002.55)

Rp. Miliar 7360 1280 1260 17.11% 327,80 33,50 10.22%

3 Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Kontribusi ekspor produk Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian berteknologi tinggi

Menyusun Profil Investasi Industri Alat Kesehatan (1850.002.54)

Persen 0.18 0.19 0.19 105.56% 1.309,12 506,44 38.69%

Pemetaan Kesiapan Implementasi 4.0 pada Sektor Industri Permesinan (1850.018.51H)

Page 40: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

30

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

No Sasaran

Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Output/Sub/ komp/ subkomp Kegiatan

Kinerja Anggaran

Satuan Target Real TW1

Real TW2

Capaian Tw2%

Pagu (Rp Jt)

Realisasi TW 1 (Rp

Jt)

Capaian %

4 Meningkatnya Kemampuan Industri Dalam Negeri

1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (Rerata Tertimbang)

Peninjauan Regulasi Terkait P3DN Infrastruktur Ketenagalistrikan (1850.003.51)

Persen 42.81 34.03 46.23 107.99% 512,65 110,39 21.53%

5 Meningkatnya penguasaan pasar Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1 Pertumbuhan ekspor produk Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Peningkatan Kerjasama Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (1850.015.51)

Persen -6.94 8.17 -21.38

-32.46% 233,63 48,40 20.72%

2 Kontribusi ekspor produk industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap total ekspor

RSNI Industri Permesinan (1850.005-1) Persen 2.54 4.79 4.36 171.65% 373,38 42,30 11.33%

RSNI Industri Alat Mesin Pertanian (1850.005-2)

3 Rasio impor bahan baku Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian terhadap PDB sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Pohon Industri Sektor Alat Mesin Pertanian (1850.018.51B)

Persen 0.96 6.5 5.67 590.62% 1.014,02 111,00 10.95%

Pohon Industri Sektor Alat Kesehatan (1850.018.51C)

Pohon Industri Sektor Mesin Perkakas (1850.018.51D)

Pohon Industri Sektor Alat Berat (1850.018.51E)

Pohon Industri Sektor Alat Pabrik (1850.018.51F)

Pohon Industri Sektor Alat Kelistrikan (1850.018.51G)

Page 41: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

31

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

3.2. Realisasi Anggaran

Anggaran yang dialokasikan untuk program pengembangan industri

permesinan dan alat mesin pertanian di tahun 2020 adalah sebesar Rp.

20.167.945.000 (Dua Puluh Miliar Seratus Enam Puluh Tujuh Juta sembilan

Ratus Empat puluh Lima Ribu Rupiah). Akan tetapi karena pengalihan

anggaran dalam rangka penanganan Pandemi Covid-19 oleh pemerintah di

sesuaikan pada bulan Mei Pagu Anggaran Direktorat IPAMP tahun 2020

menjadi 7.000.000.000,- sampai dengan bulan Desember 2020 diikuti

perubahan sasaran yang terinci pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Detail Capaian Anggaran dan Fisik Program Pengembangan IPAMP

Tahun 2020 Berdasarkan Aplikasi E-Monitoring Kementerian Perindustrian

KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU

Realisasi REAL. FISIK Hingga TW2 %

8 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika

7.000.000.000 1.346.353.053 19,23 31,76

1850 Penumbuhan Dan Pengembangan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

7.000.000.000 1.346.353.053 19,23 31,76

1850.002 Penyusunan Profil Investasi Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

1.735.098.000 329.798.284 19,01 36,22

1850.003 Kebijakan Pengembangan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

1.076.388.000 162.241.760 15,07 26,76

1850.005 Rancangan Standar Nasional Indonesia (rsni) Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

373.384.000 42.300.000 11,33 16,00

1850.006 Standar Nasional Indonesia (sni) Wajib Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

203.754.000 24.000.000 11,78 24,00

1850.01 Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (rskkni) Dalam Mendukung Produktivitas Sdm Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

205.034.000 26.000.000 12,68 20,00

1850.015 Peningkatan Kerjasama Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

233.632.000 48.401.400 20,72 24,00

1850.018 Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian

2.523.120.000 613.163.909 24,30 34,25

1850.022 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan Dan Tata Usaha

649.590.000 100.447.700 15,46 36,50

T O T A L 7.000.000.000 1.346.353.053 19,23 31,76

Page 42: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

32

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

Realisasi anggaran kegiatan Direkorat Industri Permesinan dan Alat

Mesin Pertanian sampai dengan periode Triwulan II tahun 2020 sesuai

aplikasi e-monitoring Kementerian Perindustrian adalah sebesar

19.23% (Rp 1.346.353.053,00).

Page 43: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

33

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

3.3. Kondisi Sektoral IPAMP Pada Triwulan II

Kondisi beberapa sektor dan Permasalahan Industri pada periode triwulan II

khususnya masa resesi ekonomi dan gejolak ekonomi saat pandemi Covid-19

yang menyebabkan belum tercapainya target pada Triwulan II.

a. Industri Alat Berat

Saat ini produksi mengalami penurunan yang dikarenakan turunnya

permintaan konsumen. Penurunan produksi tersebut telah terjadi sejak kuartal

2 tahun 2019 yang disebabkan demand dari sektor pertambangan mengalami

penurunan. Dengan wabah Covid -19 ada penambahan penurunan, rata-rata

Produksi Anggota Asosiasi Hinabi turun di level - 45%, ditambah penurunan

dari tahun lalu 10 % (2019), jadi total penurunan hingga tahun ini (2020)

adalah 55%. Kesimpulan pada sektor ini, Tahun 2018 utilisasi 90 %, kemudian

tahun 2019 turun menjadi 60% dan 2020 sebelum covid 53 %, kemudian ada

covid merevisi utilisasi menjadi 30%.

b. Industri Mesin/Rantai Pendingin

Industri cold chain (manufaktur insulated panel, assemby condensing unit,

manufaktur reefer box, rental reefer truck, rental cold logistics, dan

kontraktor), menyampaikan bahwa terus terjadi penurunan produksi karena

permintaan makin menurun diperkirakan akan terus hingga saat ini triwulan 2

(April-Juni). Cashflow yang kurang lancar dari custumer membuat daya saing

industri makin berat maka akan ada pengurangan tenaga kerja. Kesimpulan

industri mesin/rantai pendingn dengan Utilisasi di 2019 sebesar 100%, 2020

bulan Maret saat covid-19 menjadi 70 % dan bulan juni ini menjadi 50%.

c. Industri Regulator Tabung LPG

Kondisi umum Industri Regulator tabung gas LPG sangat lesu, pasar sulit

menghabiskan stok gudang yang ada. Regulator tabung LPG dari impor

membanjiri pasar dalam negeri sejak pemberlakuan kebijakan Post Border

barang jadi (2017) dan border bahan baku komponen. Utilisasi sebelum Covid

tidak lebih dr 35% sedangkan setelah Covid, beberapa Industri/produsen

yang ada saat ini sudah berhenti produksi sementara, informasinya

menunggu semua negara selesai penanganan Covid-19 baru boleh melakukan

Page 44: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

34

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

pengiriman, baik untuk impor bahan baku dan akses pasar. (sampai waktu

belum ditentukan).

Informasi dari Pembina Asosiasi APKOGI, Apabila ada industri anggota APKOGI

yang masih beroperasi karena masih ada stok bahan baku yang cukup dan

karena empati terhadap buruh lepas dan keadaannya sangat berat. Beberapa

perusahaan yang memiliki fasilitas produksi kompor gas (Rinnai) hanya

beroperasi 30% dari kapasitasnya. Harapan kepada pemerintah melarang

impor semua barang yang sudah dapat diproduksi dalam negeri. Misal nya

barang barang yang terbuat dari kuningan dan regulator kompor gas.

Kesimpulannya, Utilisasi Industri Regulator Tabung LPG sebelum Covid adalah

< 35 % dan setelah terjadi covid di Triwulan II menjadi hampir 0 %.

d. Industri Fabrikasi Permesinan dan Konstruksi

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi industri fabrikator utilisasinya hanya

40% (sebelum covid). Dengan adanya musibah Covid 19, kondisinya sudah

makin parah, terjadi penurunan utilisasi sebesar 50% dari semula menjadi

20%, ditambah kemungkinan kerlambatan pembayaran dari pemesan barang

dan kebijakan fisical distance, sehingga karyawan masuk diatur bergantian.

Tingginya nilai tukar USD terhadap rupiah menjadi permasalahan juga karena

bahan baku maupun komponen sebagian besar diperoleh dari impor yg tidak

ada kepastian delivery, sehingga pekerjaan yg sudah kontrak menjadi tidak

layak. Kesimpulannya utilisasi industri fabikasi sebelum covid adalah 40% dan

setelah covid menjadi 20%.

e. Industri Alat Kesehatan

Industri alat kesehatan secara umum juga mengalami penurunan

utilisasi dan pengurangan shift produksi. Khusus untuk subsektor

industri Alat Kesehatan yang terkait dengan penanganan covid

mengalami peningkatan yaitu industri masker, Alat Pelindungan Diri

(APD), Hospital Furniture, hand Sanitizer, Disinfektan, dll.

Page 45: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

35

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Laporan PP 39 Triwulan II ini menggambarkan kinerja Direktorat Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian hingga bulan Januari hingga Juni 2020 dimana masih

realisasi anggaran sebesar 19.23%. Sedangkan dari sisi pencapaian fisik

mencapai 31.76 %. Pencapaian Anggaran belum maksimal dikarenakan masa

pandemi Covid -19 membuat program-program peningkatan kinerja sektor

IPAMP belum berjalan sehingga pada TW II sebagain besar masih tahap

persiapan-persiapan dan koordinasi. Pada triwulan berikutnyaperlu

dioptimalkan kembali walaupun telah ada penyesuaian anggaran karena

pandemi covid 19.

4.2 Tindak Lanjut

Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti terkait kendala yang dihadapi selama

Triwulan II antara lain:

� Mengoptimalkan belanja APBN pada Triwulan 3 dan 4 untuk membantu

pemulihan ekonomi sektor industri pasca wabah Covid-19.

� Berkoordinasi dengan stakehoder dan dengan lembaga terkait untuk

langkah-langkah dan kebijakan membantu pemulihan operasioanal industri

dibawah binaan Dit IPAMP.

� Berkoordinasi untuk membuat program-program terobosan untuk

memanfaatkan balik kondisi pandemi covid-19 seperti memproduksi alat

kesehatan yang massal dan lebih dibutuhkan pasar nasional dan

internasional, seperti APD, masker, Ventilator, Hospital furniture, dll.

Page 46: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

31

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

FORMULIR A LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2020 DIREKTORAT INDUSTRI PERMESINAN DAN ALAT MESIN PERTANIAN

I. DATA UMUM 1. Nomor Kode dan Nama Unit Organisasi : (423089) DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2. Nomor Kode dan Nama Fungsi : 04. Ekonomi 3. Nomor Kode dan Nama Sub Fungsi : 04.07. Industri Dan Konstruksi 4. Nomor Kode dan Nama Program : 04.07.08. Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika 5. Indikator Hasil : 6. Nomor Kode dan Nama Kegiatan : 1850 - Penumbuhan dan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 7. Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan/Tahun Ke : 1/1 8. Penanggung Jawab Kegiatan : Ir. Herman Supriadi, MM 9. Tempat Kedudukan Penanggung Jawab Kegiatan : Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lt. 11 10. Nomor Surat Pengesahan DIPA : SP DIPA- 019.04.1.423089/2020

II. DATA KEUANGAN DAN INDIKATOR KELUARAN PER OUTPUT KEGIATAN

Nomor Kode dan Nama Output Anggaran (Rp. 000)

Indikator Keluaran (Output) Satuan (Unit) No. Loan PHLN Rupiah Total

1 2 3 4 5 6 7

002 Penyusunan Profil Investasi Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

- 1,735,098 1,735,098 2 Profile Investasi

003 Kebijakan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin

Pertanian

- 1,076,388 1,076,388 1 Dokumen

Kebijakan

005 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

-

373,384 373,384 2 RSNI

006 Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

-

203,754 203,754 1 SNI Wajib

010 Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri (RSKKNI) dalam Mendukung Produktivitas SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

-

205,034 205,034 1 RSKKNI

015 Peningkatan Kerjasama Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

-

233,632 233,632 1 Pusat Pengembangan

018 Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

-

2,523,120 2,523,120 1 Peta Jalan

022 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha -

649,590 649,590 2 Dokumen

Total -

7,000,000 7,000,000

Page 47: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

32

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

III. TARGET DAN REALISASI PELAKSANAAN PER OUTPUT

Output

S.D. Triwulan Lalu (%) Triwulan Ini (%) S.D. Triwulan Ini (%)

Lokasi Kegiatan Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik

S R S R S R S R S R S R

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

002 Penyusunan Profil Investasi Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian 6.66 5.97 10.91 18.23 12.28 - 21.94 17.99 18.94 5.97 32.85 36.22 DKI JAKARTA

003 Kebijakan Pengembangan Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian 6.65 8.40 13.88 16.91 7.81 1.44 9.70 9.86 14.46 9.84 23.58 26.76 DKI JAKARTA

005 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 3.21 0.08 5.00 6.50 8.30 - 9.75 9.50 11.51 0.08 14.75 16.00 DKI JAKARTA

006 Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri

Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 3.17 2.55 5.00 11.00 8.04 - 17.00 13.00 11.21 2.55 22.00 24.00 DKI JAKARTA

010 Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Industri (RSKKNI) dalam Mendukung Produktivitas SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

1.95 - 5.00 6.00 10.24 - 15.00 14.00 12.19 - 20.00 20.00 DKI JAKARTA

015 Peningkatan Kerjasama Pusat Pengembangan

Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

4.77 0.13 3.75 3.00 14.30 8.23 19.82 21.00 19.07 8.36 23.57 24.00 DKI JAKARTA

018 Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan

dan Alat Mesin Pertanian 2.63 0.74 8.48 12.56 21.27 0.67 23.22 21.69 23.91 1.42 31.70 34.25 DKI JAKARTA

022 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata

Usaha 3.39 4.44 20.08 31.16 5.08 1.71 16.03 5.34 8.47 6.15 36.11 36.50 DKI JAKARTA

Jumlah 4.42 3.53 10.44 15.48 13.84 0.90 18.90 16.29 18.26 4.43 29.35 31.76

Page 48: Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

33

Laporan PP. 39 Triwulan II Tahun Anggaran 2020

IV. KENDALA DAN LANGKAH TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN

No Output Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu

Penyelesaian Masalah

1 2 3 4 5

1. 002 Penyusunan Profil Investasi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

- Koordinasi dan persiapan pelaksanaaan tertunda karena pandemi covid 19, banyak Industri belum melengkapi data yang diperlukan sedangkan Komunikasi terbatasi menggunakan media online yang ada,

- berkoordinasi lebih intensif dengan industri dan asoisasi terkait

- Asosiasi terkait

2. 003 Kebijakan Pengembangan Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian - Koordinasi perumusan Peraturan kebojakan

(permenperin 31/2017 dan permenperin 54/2012) dan Persiapan Lelang yang terhambat terhambat karena pandemi

- melanjutkan koordinasi lebih intensif dan mengejar waktu agar berjalan dengan lancar

- Surveyor Independen, Pusat P3DN, Kementerian ESDM, ULP

3. 005 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian - Koordinasi perumusan Standar juga tertunda karena

pandemi, Rencana 4 Judul RSNI harus di kurangi karena Anggaran dialihkan untuk Penanganan pandemi Pemerintah

- berkorodinasi ulang untuk menentukan Judul yang akan dibahas untuk dapt dilanjutkan dalam Rapat Teknis

- Komite Teknis, Pustan, BSN

4. 006 Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

- Perumusan Peraturan SNI wajib harus melalui tahapan tambahan yaitu harmonisasi kebijakan di Kemenkumham sehingga proses penandatangan belum dapat dilakukan dalam waktu cepat

- menfollup status Peraturan menteri di Kemnekumham melalui Biro Hukum

- Biro Hukum, Pustan

5. 010 Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Industri (RSKKNI) dalam Mendukung Produktivitas SDM Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

- Kooridnasi Tim Perumsan RSKKNI tertunda karena pandemi covid

- melanjutkan korodinasi lebih intensif agar sesuai jadwal

- BPSDMI, Kemenaker, Industri

6. 015 Peningkatan Kerjasama Pusat Pengembangan Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

- masa Pandemi Covid sehingga berkoordinasi dengan memanfaatkan media online

- Koordinasi dengan ITB dan KIAT Korea

- Ditjen KPAII

7. 015 Peningkatan Kerjasama Pusat Pengembangan

Teknologi Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

- Review kembali MoU dengan Korea untuk pemberian bantuan Mesin Peralatan (mesin perkakas) untuk PPTI MPAK

- Menindaklnjuti setiap pembahasan terbaru

- Ditjen KPAII, Sesditjen ILMATE

8. 018 Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian - penyusunan KAK dan proses lelang tertunda karena

Pandemi - meneyelasaikan tahaoan lelang

sesuai ketentuan - ULP, Surveyor Independen

9. 018 Peta Jalan Pengembangan Industri Permesinan dan

Alat Mesin Pertanian - waktu yang semakin terbatas dalam penyusunan - Melaksanakan Lelang dan

Penyusunan Peta jalan - Surveyor independen, ULP

Jakarta Selatan, 5 Juli 2020 Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

Ir. Herman Supriadi, MM