LAPORAN POROSITAS

download LAPORAN POROSITAS

of 12

Transcript of LAPORAN POROSITAS

DASAR-DASAR ILMU TANAH

POROSITAS NAMA NIM KELOMPOK HARI/TANGGAL ASISTEN : I KOMANG TRI WIDYA PUTRA : G111 09 327 : X (SEPULUH) : SELASA/ 24 NOVEMBER 2009 : YULFIRA

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman. Porositas merupakan gabungan dari pori-pori tanah, baik pori tanah yang ditempati udara atau yang ditempati air. Porositas tanah sangat menentukan

penggunaaan tanah tersebut. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu

tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan

berikutnya.

Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan

yang berupa celah besar di tanah. Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori besar ; (2) pori meso atau pori sedang ; dan (3) pori mikro atau pori kecil. Masingmasing kelompok ini menempati lapisan-lapisnaan tanah yang berbeda. Pada

lapisan pertama banyak terdapat pori makro dan pori mikro hampir tidak ada. Lapisan kedua pada umumnya pori meso banyak dan juga ada pori mikro dan pori makro tetapi tidak terlalu banyak. Yang menempati pori-pori tanah ini tergantung pada musim. Hampir semua musim dipengaruhi oleh udara, walaupun ditempati udara tetepi sebagian kecil masih terdapat air, terutama pada musim hujan banyak terdapat pori mikro. Berdasarkan uraian di atas porositas sangat menemtukan nilai bulk density. Semakin besar pori maka semakin rendah kerapatan massanya dan semakin rendah jumlah pori maka semakin tinggi nilai kerapatan massa. Jumlah pori dari permukaan sampai lapisan dalam semakin berkurang, hal ini menyebabkan semakin dalam lapisan tanah maka semakin besar nilai bulk density. 1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui porositas tanah pada tanah AlfisolI. Kegunaan praktikum ini adalahsebagai bahan informasi untuk menentukan tingkat pengolahan tanah yang memiliki nilai porositas tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruangpori, dimana keberadaan ruang pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh udara dan air. Jumlah air yan g bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran dan jumlah pori yang ada dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah nervariasi, dari satu horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah yang lainnya dan keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah (Hakim, dkk, 1996). Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994). Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1985). Tanah pertanaman cenderung mempunyai ruang pori yang rendah, jika dibandingkan dengan tanah asli. Pengurangan ini biasanya dihubungkan dengan menurunnya bahan organik yang menyebabkan kurangnya butiran-butiran tanah. Jumlah pori dalam sub soil tanah pertanaman menjadi berkurang meskupun berkurangnya agak lambat. Penanaman secara terus-menerus terutama pada tanah

yang mula-mula tinggi bahan organiknya kerap kali mengakibatkan pori-pori makro (Buckman dan Brandy, 1992). Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jika tanh tidal poreus (Hakim ,1996). Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar tanaman.( Anonim 2009) Tekstur tanah sangat berperan dalan porositas hal ini dapat dilihat apabila maki kecil ukuran separate berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaan per satuan bobot tanah , yang menunjukkan makin padatnya partikel partikel per satuan volume tanah. Hal ini berati makin banyaka ukuran pori mikro yang terbentuk , sebaliknya jika ukuran separate makin besar. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori pori meso , Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkanluas situs yang dapat

bersentuhan dengan air , energy atau bahan lain , sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya menahan terhadao ketiga material ini , dan sebaliknya(Hanafiah ,2005).

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat & Waktu

Praktikum Porositas Tanah dilaksanakan di laboraotorium kimia dan dan kesuburan tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar. pada hari Selasa, 24 Nopember 2009, pukul 09:00 WITA- selesai. 3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah pengaduk, timbangan, oven, dan tabung slinder. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel tanah dan air biasa. 3.3. Prosedur Kerja a. Menghitung hasil analisa bulk density (BD) dan particle density (PD) sampel tanah. b. Menghitung porositas tanah dengan rumus : BD Porositas = ( 1 ------ ) X 100 % PD

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasi pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Pengamatan porositas (%) pada Lapisan I dan II tanah alfisol. Jenis Tanah Alfisols Porositas (%) 39,9 %

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2009.

4.2. Pembahasan

Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai porositas pada Tanah Alfisols sebasar yang berarti bahwa bahan organik yang lebih rendah. Tanah Alfisols memilki nilai porositasnya tinggi karena kandungan bahan organiknya rendah, hal ini sesuai dengan pernyataan Pairunan dkk (1985) bahwa porositas di pengaruhi oleh tinggi rendahnya kandungan bahan organik. Ini berarti masih rendahnya nilai bulk density dan particle density suatu tanah, maka semakin tinggi nilai porositasnya. Tanah Alfisols memilki nilai porositasnya rendah karena bahan organiknya rendah maka dengan demikian volume yang ditempati pori-pori kecil dalam

tanah adalah rendah yang disebabkan oleh sedikitnya kandungan pori. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim, dkk (1986) bahwa jika suatu tanah mempunyai jenis butiran tanah yang susunan dan kandungan porinya sedikit maka kandungan

bahan organiknya rendah yang menyebabkan volume dalam tanah mempuyai pori yang kecil Selain itu faktor yang lain yang mempengaruhi porosiotas adalah kandungan bahan organic di dalam tanah hal ini sesiai denag pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan apabila di dalam tanah memilki pori - pori yanag besar makaq tanah akan lebih mudah menyerap air ini berarti tanah tersbut nmemilki tingkat poritas yang tinggi pula , selain itu tanah yanmh memilki twkstur liat memilkji8 pori ingga tanah yang lebih kecil bila dibandingkan tanah yang memilki tekstur pasir sehingga tanah yang memilki tekstur pasir umumnya lebih banyak menyerap air , dan daya serap tanah terhadapa ir juga tinggi hal ini dikarenakan pasir memilki daya melewatkan air yang lebih cepat dibandingkan liat sehingga tanah tersebut memilki porositas yang berbedah pula.bertekstur liat Sehingga dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa porositas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu faktor terhadap kandunga bahan organic semakin banyak kandungan bahan organic di dalam tmah maka tanh tersebut akan menunjukkan tekstur liat , tanah ayang bertekstur liat umunya memilkji pori yanag kecil sehingga tingkat porositasnaya juga renadah sebaliknya tanah yanag memilki kandungan bana organic yanag sedikit umumnya bertekstur pasi, pasir memilki pori pori yang besar sehingga daya serap tanah akan lebih besar , selain itu tanah Alfisols memiliki sikap yang bertekstur liat sehingga porositasnya juga akan rendah , hal ini juga di pengaruhi pada tanah Alfisols umunya terletak pada daerah yang topografinya datar sehingga daya serap terhadap air juga akan semakin tinggi pula

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Tanah Alfisols memiliki nilai porositas sebesar 39,9 % 5.2. Saran

Lahan pertanian sebaiknya dipilih yang memiliki porositas kapiler dan porositas aerasi yang cukup besar dan diolah pada saat lembab supaya mempermudah dalam pengolaha dan mendapatkan hasil yanag baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1 ; www.gbkppontianak-serbaserbi.blogspot.com/2009/05/petani-pun- dapatmenganalisa-tanah-nya.htm 29 11 2009. Buckman.H. dan N.C. Brandy, 1982. Ilmu Tanah. Brata Karya Aksara, Jakarta. Foth, H.D., 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.. Edisi VI. Erlangga, Jakarta. Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.Ghani, Nugroho, M.R.Soul, M.A.Diha, G.B.Hong, N.H.Balley., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung. Pairunan ,A.K., JL.Nanere, Arifin. S.R.Samosir, R.Tangkai Sari, J.R.Lalopouo, B.Ibrahim, H.Asmadi., 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Ujung Pandang.

LAMPIRAN

Perhitungan Porositas pada tanah Alfisol Lapisan I. Dik : Bulk density (BD) = 1,09 Particle density (PD) = 2,66 Peny : Bulk Density Porositas = ( 1 ----------------------- ) Partikel Density X 100 %

1, 09 = ( 1 --------- ) X 100 % 2,66

= 39,9 %