Laporan Poli Juni-Agustus 2012 Dari Fahmi Baru
Transcript of Laporan Poli Juni-Agustus 2012 Dari Fahmi Baru
PENDAHULUAN
Laporan ini merupakan hasil kegiatan Poliklinik Umum Anak dari tanggal 1 Juni 2012 – 31 Agustus 2012. Pada periode ini bertugas 2 orang residen yaitu :
1. Dr. Martin Satriyadi2. Dr. Fahmi Hasan
Tujuan dari kegiatan di Poliklinik Anak adalah memberikan pelayanan kepada anak secara menyeluruh. Kegiatan tersebut meliputi beberapa aspek terutama aspek promotif, preventif dan kuratif. Secara umum kegiatan di Poliklinik Anak meliputi : 1. Pengobatan2. Pendidikan kesehatan3. Rujukan4. Konsultasi5. Membimbing mahasiswa
PengobatanMerupakan kegiatan rutin yang ditujukan kepada pengobatan anak secara menyeluruh. Di samping tindakan kuratif dan perawatan terhadap penyakitnya, juga diperhatikan beberapa aspek yaitu aspek sosial, ekonomi, psikologis, lingkungan yang berhubungan dengan penyakitnya dan atau pencegahan untuk berulangnya penyakit yang sama terhadap anak yang datang berobat.
Pendidikan kesehatanDilakukan setiap ada kesempatan pada waktu pengobatan. Pada umumnya yang dilakukan adalah memberikan penjelasan sambil melayani dan membicarakan pokok persoalan khusus. Pokok penjelasan juga meliputi makanan sehat untuk bayi/ anak, ASI, kebersihan perorangan dan lingkungan, imunisasi, KB, diare, pemakaian oralit dan lain-lain yang berhubungan dengan penyakitnya.Penjelasan bersifat dua arah, dimaksudkan agar ibu-ibu/ pengantar benar-benar mengerti masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan anaknya serta dapat melaksanakan nasihat yang diajarkan. Bila dianggap perlu. Diberikan contoh nyata dengan mengambil salah satu anak sakit sebagai contoh.
RujukanUntuk keperluan diagnostik atau tindakan pengobatan lebih lanjut pada penderita tertentu, dilakukan rujukan ke poliklinik khusus anak sesuai dengan penyakitnya. Penderita yang tidak dapat dirawat secara poliklinik langsung dirawat inap ke bangsal anak RSMH Palembang.
KonsultasiDalam upaya memberikan pelayanan kasus-kasus tertentu, penderita juga memerlukan pelayanan secara multidisiplin ilmu di lingkungan/bagian RSMH Palembang, dilakukan konsultasi antarpoliklinik bagi penderita rawat jalan sesuai dengan penyakit dan standar profesi masing-masing. Bila ditemukan kesulitan dalam bertindak selaku konsultan maka dilakukan konsultasi dengan supervisor. HASIL KEGIATAN Pengunjung berobat ke poliklinik : 303 kunjungan Penderita yang dirujuk untuk dirawat : 27 penderitaPenderita yang dirujuk kepoliklinik khusus/bagian lain : 90 penderitaKunjungan baru : 209 kunjunganKunjungan lama : 94 kunjunganKunjugan askes : 43 kunjunganKunjungan askin : 115 kunjunganKunjungan swasta : 145 kunjungan
1
Distribusi 10 penyakit terbanyak di Poliklinik Anak RSMH Palembang sebagai berikut :1. ISPA Atas : 87 penderita2. Diare Akut : 29 penderita3. TB Paru : 29 penderita4. Batuk Kronik Berulang : 20 penderita5. Epilepsi : 18 penderita6. Asma Bronkiale : 12 penderita7. Bronkiolitis : 8 penderita8. Limfadenopati : 6 penderita9. Dispepsia : 6 penderita10. Urtikaria : 6 penderita
ISPA atas sebanyak 87 penderita, terdiri dari : Tosilofaringitis akut : 39 penderita Rhinofaringitis akut : 34 penderita Faringitis akut : 14 penderita
ISPA bawah sebanyak 10 penderita, terdiri dari : Bronkiolitis : 8 penderita Bronkopneumonia : 2 penderita
Batuk kronik berulang sebanyak 20 penderita, setelah dilakukan pengobatan non spesifik, pemeriksaan darah, mantoux tes, rontgen dada dan foto sinus (atas indikasi), maka yang sudah terdiagnosa : Tuberkulosis paru : 11 penderita Asma bronkial : 7 penderita Belum diketahui : 2 penderita
Limfadenopati sebanyak 6 penderita, setelah dilakukan pengobatan non spesifik, pemeriksaan darah, mantoux tes dan biopsi (atas indikasi), maka yang sudah terdiagnosa Limfadenopati karena ISPA atas : 5 penderita Limfadenopati karena tuberculosis : 1 penderita
Penyakit jantung bawaan sebanyak 4 penderita, setelah dilakukan pemeriksaan EKG dan foto dada serta dikonsulkan ke bagian Kardiologi Anak, maka yang sudah terdiagnosa : Patent duktus arteriosus : 2 penderita Defek Septum Ventrikel : 2 penderita Defek Septum Atrium : - penderita Stenosis Pulmonal : - penderita
2
Table 2. Penderita yang dirujuk untuk dirawat sebanyak 27 penderita, terdiri dari :1. - Diare akut dehidrasi ringan-sedang dengan gagal URO 12 penderita2. - Bronkiolitis 4 penderita3. - TDBD II 4 penderita4. - Sindrome Nefrotik 3 penderita5. - Demam Tifoid 2 penderita6. - Bronkopneumonia 2 penderita
Table 3. Penderita yang dirujuk ke poliklinik khusus/bagian lain sebanyak 90 penderita, terdiri dari :
ADHD 1 penderitaAnemia 1 penderitaAsma bronkiale 12 penderita
Cerebral Palsy 2 penderitaEpilepsi 18 penderitaGangguan bicara 1 penderitaHidrosefalus 1 penderitaHirschsprung disease 2 penderitaISK 2 penderitaMarasmus kondisi V 2 penderitaOtitis Media Akut 1 penderita Penyakit Jantung Bawaan asianotik 4 penderitaPenyakit Jantung Rematik 4 penderitaSefalgia 3 penderitaSindrom Nefrotik 6 penderitaSoft Tissue Tumor 1 penderitaTB paru 29 penderita
Konsul dari bagian lain sebanyak 30 penderita.Table 4. konsul Dari poliklinik bedah (pro operasi) 27 penderita :
1. Soft tissue tumor 14 penderita2. Labiognatopalatoschizis 4 penderita3. Hirschsprung 2 penderita4. Hernia inguinalis 2 penderita5. Hidrocele 1 penderita6. Hipospadia 1 penderita7. CTEV 1 penderita8. Labioscizis 1 penderita 9. Palatoschizis 1 penderita
Dari poliklinik mata (pro operasi) 1 penderita :-Katarak kongenital : 1 penderita
Dari poliklinik THT (pro operasi) 2 penderita-Tonsilitis kronis pro tonsilektomi : 2 penderita
Menerima kiriman dari luar selain rujukan askes/askin : Puskesmas : 15 penderita Dokter Umum : 8 penderita Dokter spesialis : 4 penderita
3
PENUTUPTerimakasih kami sampaikan kepada Ketua Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNSRI, Ketua
Program Studi dan Supervisor Poliklinik Umum dr. Hj. Rismarini, SpA(K)yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan dalam melaksanakan pelayanan penderita di Poliklinik Umum Anak RSMH Palembang.
4
5
6
BKB
Kelai
nan
Norm
al
Anam
nesis
Pem
eriks
aan
Fisik
Pem
eriks
aan
Lab
(LED
& L
ekos
it)
Tes
Man
toux
Foto
Thor
ak
Mas
ihBa
tukl
Batu
kBe
rkur
ang
Pem
beria
nBr
onko
dilat
or
Hipe
reak
tifita
s(A
sma)
Ront
gen
Sinu
s
Norm
al
Psiko
genik
Bariu
m
Radi
ologi
Sinu
sitis
Norm
alAb
norm
al
Obse
rvas
i1-
2 Bu
lanGa
stroe
sofa
geal
Reflu
ksTr
ache
osef
agus
Fist
ulaTr
ache
oRi
ng
Obstr
uksi
Abno
rmal
Infe
ksi
Irita
si/At
opik
Kelai
nan
Paru
TBC
Pertu
sis
Klam
idia
Miko
plasm
a
Sinu
sitis
Antib
iotik
/ OA
T Se
suail
Obse
rvas
i7-
10 h
aril
Rinit
isAl
ergi
Asap
Roko
k
Hipe
reak
tivita
s
BKB
Kelai
nan
Norm
al
Anam
nesis
Pem
eriks
aan
Fisik
Pem
eriks
aan
Lab
(LED
& L
ekos
it)
Tes
Man
toux
Foto
Thor
ak
Mas
ihBa
tukl
Batu
kBe
rkur
ang
Pem
beria
nBr
onko
dilat
or
Hipe
reak
tifita
s(A
sma)
Ront
gen
Sinu
s
Norm
al
Psiko
genik
Bariu
m
Radi
ologi
Sinu
sitis
Norm
alAb
norm
al
Obse
rvas
i1-
2 Bu
lanGa
stroe
sofa
geal
Reflu
ksTr
ache
osef
agus
Fist
ulaTr
ache
oRi
ng
Obstr
uksi
Abno
rmal
Infe
ksi
Irita
si/At
opik
Kelai
nan
Paru
TBC
Pertu
sis
Klam
idia
Miko
plasm
a
Sinu
sitis
Antib
iotik
/ OA
T Se
suail
Obse
rvas
i7-
10 h
aril
Rinit
isAl
ergi
Asap
Roko
k
Hipe
reak
tivita
s
7
AnamnesaBangun pagi hari/dini hari dengan nyeriNyeri epigastriumGejala refluksMudah kenyangNyeri postprandial, tidak tergantung komposisi makananAda riwayat keluarga
Belum pernah ada riwayat sebelumnyaTerapi inisial dengan bloker H2, dua kali sehari selama 4-6 minggu
Respon jelek, riwayat berulang atau kronisLakukan pemeriksaan gastrointestinal atas termasuk ususHalus untuk mengeksklusi penyakit refluks, obstruksi atau Penyakit inflamasiLakukan endoskopi dengan biopsi untuk mengeksklusi infeksi Helicobactor pylori, esofagitis eosinofilik atau gastritis, ataupenyakit peptik resisten
Infeksi H.pylori positif Resisten peptik esofagitis/ gastritisTerapi quadripel dengan terapi dengan proton pump inhibitor Supresi asam lambung, selama 8 mingguAmoksilin atau kloritromisinMetronidasolDan bismuth subsalisilat
Konfirmasi endoskopi melihat penyembuhan
Gambar 4. Algoritme Gangguan Peptik / Gastritis (dikutip dariLakeAllan, Chronic Abdominal Pain in Childhood: Diagnosis and Management, Am Fam Physician 1999;59:7)
8
ALGORITME 1NYERI KEPALA PRIMER
Tidak
Ya
Ya
Ya Tdk
TidakTidak Ya
Ya ya
ya Tdk Tidak
tdk
Ya
Ya
tdk
Tidak Ya
Sumber: Levittown Health Center Headache Working Group New York Chiropractic College. 2003
Divisi Neurologi Anak 2011
9
Pasien dengan keluhan nyeri kepala
Disertai tanda peringatan/
Red flag
Nyeri kepala primer
Migren tanpa auraLanjut ke protokol
terapi
Disertai 2 gejala berikut?:- Berdenyut, sedang- Intesitas berat,
diperberat aktivitas rutin
Singkirkan penyebab sekunder
Langsung ke Algoritme 2
Disertai 1 gejala berikut?:- Mual, muntah-Foto/fonofobia
Ada gejala prodormal?
Rasa seperti ditekan, tegang, tak berdenyut, ringan atau sedang, tidak diperberat aktivitas fisik
Migren dengan aura,Lanjut ke protokol terapi
Riwayat/PemeriksaanTanda peringatan/
red flag1. Nyeri kepala < 6 bulan2. Peningkatan frekuensi atau
derajat nyeriKepala
3. Adanya gangguan SSP atau saraf kranialis
4. Trauma
Nyeri kepala tension episodicLanjut ke protokol terapi≥15x/bulan selama
minimal 6 bulan, dan mual, ataufoto/fonofobia
Nyeri kepala tension kronikLanjut ke protokol terapi
Nyeri kepala belakang menjalar kedepan dan nyeri leher, diperberat oleh gerakan/posisi leher, disertai keterlibatan v. servikalis secara fisik/radiologis
Nyeri kepala servikogenikLanjut ke protokol terapi
Berulang, nyeri kepala berat unilateral dengan durasi singkat
Nyeri kepala clusterLanjut ke protocol terapi
ALGORITME 2 NYERI KEPALA SEKUNDER
Ya
Ya
Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Tidak
Ya Ya Tidak Ya
Tidak
Sumber: Levittown Health Center Headache Working Group New York Chiropractic College.2003
Kemungkinan nyeri kepala sekunder
Arteritis temporalis Rujuk ke pusat
pelayanan primer
Tumor Rujuk ke neurologis
Sindrom post trauma (termasuk tipe tension dan
migren) Kembali ke algoritme nyeri
kepala primer
Subdural hematom kronik
Rujuk ke neurologis
Arteri temporalis nyeri, teraba keras
LED meningkat
Pandangan kabur dan nyeri di sekitar mata
Nyeri kepala atipikal primer Langsung ke protokol terapi
Meningitis Rujuk segera ke UGD
Perdarahan subarahnoid Rujuk segera ke UGD
Glaukoma akut Rujuk ke oftalmologis
Gangguan sistem saraf dan atau SSP (termasuk status mental)
Riwayat trauma kepala
Kemungkinan trauma meragukan (dianggap
sepele/lupa)
Demam
Nuchal rigidity
10
PANDUAN PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PADA INFEKSI SALURAN NAFAS ATAS (ISPA)
NO PENYAKIT INDIKASI ANTIBIOTIKA PATOGEN TERAPI ANTIBIOTIKA1. ISPA
NONSPESIFIK
Tidak diberikan antibiotika:Sakit tenggorokan, bersin, batuk ringan, demam < 3 hari, rhinorrhea, nasal congestifSelf limited (5-14 hari)
Virus Intake cairan cukup, istirahat, terapi simptomatik (nasal dekongestan, antitusif, ekspektoran)
Tidak ada
2. FARINGITIS Diberikan antibiotika:Streptococcus pyogenes (Grup A Strep) : gejala sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, mual, muntah, nyeri perut. Tonsil dan faring hiperemis, eksudat, ptekiae palatum, KGB servikal membesar dan nyeri. Diagnosis dikonfirmasi dengan kultur swab tenggorok atau antigen strep (ASTO). ASTO (-) harus dikonfirmasi dengan hasil kultur swab.
Tidak diberikan antibiotika:Disebabkan oleh virus: konjungtivitis, batuk, coryza, diare
S. pyogenes
Respiratory virus
Strep. Grup A:Terapi diberikan pada pasien dengan ASTO (+) atau kultur swab tenggorok (+)
First Line:Penisilin VBenzatin Penisilin GAlternatif:AmoksisilinSefalosporin generasi 1 atau 2KlindamisinMakrolid
3. BRONKITIS AKUT
Diberikan antibiotika:Batuk > 10 hari. Secara klinis bedakan dengan pneumonia. Pertusis harus dilaporkan ke instansi yang berwenang. C. pneumonia dan M. pneumonia sering ditemukan pada anak yang lebih tua (biasanya ≤5 tahun)
Tidak diberikan antibiotika:Batuk nonspesifik
>90 %: virus<10 %: B. pertusisC. pneumoniaM. pneumoniae
Terapi diberikan untuk B. pertusis, C. pneumonia, M. pneumoniae
MakrolidTetrasklin untuk anak ≥ 8 tahun
4. OTITIS MEDIA
Diberikan antibiotika:Otitis media akut dengan nyeri telinga, demam, membran timpani hiperemis atau bulging. Otoskopi atau timpanometri diperlukan untuk melihat adanya efusi pada telinga tengah.
Tidak diberikan antibiotika:Otitis media dengan efusi pada pasien OMA asimptomatik
S. pneumoniaH. influenzaMoraxella catarrhalis
First Line:Amoksisilin (80-90 mg/kgBB/hari)Alternatif:Amoksisilin-klavulanatCefuroksimKlindamisin
5. SINUSITIS BAKTERIALI
S AKUT
Diberikan antibiotika:Rhinorrhea persisten (10-30 hari), batuk tanpa perbaikan. Sinusitis berat dengan demam ≥ 39 C selama 3-4 hari, rhinorrhea purulen, nyeri pada fasial, bengkak pada periorbita, anak tampak sakit. Diperlukan pemeriksaan pencitraan untuk sinusitis berulang, kasus yang memerlukan pembedahan atau kasus tidak jelas
Tidak diberikan antibiotikaRhinitis alergi dengan bersin, konjungtivitis
S. pneumoniaH. influenzaMoraxella catarrhalis
First Line:Amoksisilin Alternatif:Amoksisilin-klavulanatCefuroksimKlindamisinMakrolid
Sumber : CDC dan AAP Guideline. Principles for The Judicious Use of Antibiotics in Common Pediatric Respiratory Tract Infections. 1998
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Ferrer R. Lymhadenopathy. Dalam : Differential Diagnosed and Evaluation. San Antonio. 1998.
2. North American Society for Pediatrict Gastroenterology and Nutrition (NASPGHAN).3. Allan L. Chronic Abdominal Pain in Chilhood. Dalam : Diagnose and Management.
Am Fam Physician.1999; 59: 7.4. Levittown Healt Center Headache Working Group New York Chlopractic
College.2003.5. CDC-AAP Guideline Principles for the judicious use of antibiotics in common
Pediatrict Respiratory Tract Infection.1998.
12