Laporan PKL SG.doc
-
Upload
della-fajar-p -
Category
Documents
-
view
48 -
download
11
Transcript of Laporan PKL SG.doc
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
LEMBAR PENGESAHAN I
LAPORAN PRAKERIN( PRAKTEK KERJA INDUSTRI )
DI PT. SEMEN GRESIK ( PERSERO ).TbkPABRIK TUBAN
Jl.Raya Sumber Arum Kerek-Tuban Kode Pos 62356.
Periode : 1 Mei s/d 29 Juni 2012
Disusun Oleh :Andes Bagaskoro.
Siti Fatimah.Nurul Nadia.Dela Fajar P.
Setia Ningrum.
Telah di periksa dan disetujui oleh :
Kepala SMK NEGERI 1 TUBAN Guru pembimbing
Drs. Gatoet Sudjito, ST ,Msi Rosita Sri M,SPdNIP.130 920 083 NIP .132046329
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
LEMBAR PENGESAHAN II
LAPORAN PRAKERIN( PRAKTEK KERJA INDUSTRI )
DI PT. SEMEN GRESIK ( PERSERO ).TbkPABRIK TUBAN
Jl.Raya Sumber Arum Kerek-Tuban Kode Pos 62356.
Periode : 1 Mei s/d 29 Juni 2012
Mengetahui / Menyetujui
Kabiro. Pendidikan dan Pelatihan
Drs. Aris Suroso
Kasi. Penyelenggaraan Diklat
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Bambang Eddy Subandi
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
LEMBAR KERJA PENGESAHAN III
LAPORAN PRAKERIN( PRAKTEK KERJA INDUSTRI )
DI PT. SEMEN GRESIK ( PERSERO ).TbkPABRIK TUBAN
Jl.Raya Sumber Arum Kerek-Tuban Kode Pos 62356.
Periode : 1 Mei s/d 29 Juni 2012
Telah diperikasa dan disetujui oleh
Pembimbing lapangan
ACHMAD FARHAN
Kepala Seksi Jaminan Mutu
BAGUS WISNU AJI
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa : Andes Bagaskoro
2. Tempat / Tanggal lahir : Wanena, 29 April 1995
3. Jenis Kelamin : Laki – Laki
4. Golongan Darah : -
5. Nomor Induk Siswa : 12246/ 073 052
6. Sekolah : SMK Negeri 1 Tuban
7. Alamat : Jl.KH Agus Salim, Rt.001, Rw.002, Tuban.
8. No. Telepon : 08983894133.
9. Catatan Kesehatan : -
10. Nama Orang Tua : Suwarno.
11. Alamat Orang Tua : Jl.KH Agus Salim, Rt.001, Rw.002, Tuban.
Tuban, 29 Juni 2012
(Andes Bagaskoro)
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa : Siti Fatimah.
2. Tempat / Tanggal lahir : Tuban, 22 Maret 1996.
3. Jenis Kelamin : Perempuan.
4. Golongan Darah : -
5. Nomor Induk Siswa : 12268/ 095 052.
6. Sekolah : SMK Negeri 1 Tuban.
7. Alamat : Ds.Sumberejo, Dsn.Beteng Rowo,
Rt.006, Rw.004, Rengel-Tuban.
8. No. Telepon : 085732397916.
9. Catatan Kesehatan : -
10. Nama Orang Tua : Sadar.
11. Alamat Orang Tua : Ds.Sumberejo, Dsn.Beteng Rowo,
Rt.006, Rw.004, Rengel-Tuban.
Tuban, 29 Juni 2012
(Siti Fatimah)
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa : Nurul Nadia.
2. Tempat / Tanggal lahir : Selangor D.E, 29 Juni 1994.
3. Jenis Kelamin : Perempuan.
4. Golongan Darah : A.
5. Nomor Induk Siswa : 12264/
6. Sekolah : SMK Negeri 1 Tuban.
7. Alamat : Jl. Trunojoyo No.127 Tuban.
8. No. Telepon : 085730545087
9. Catatan Kesehatan : -
10. Nama Orang Tua : Suratno.
11. Alamat Orang Tua : Jl. Trunojoyo No.127 Tuban.
Tuban, 29 Juni 2012
(Nurul Nadia)
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa : Della Fajar Puspitasari.
2. Tempat / Tanggal lahir : Tuban, 14 Maret 1995.
3. Jenis Kelamin : Perempuan.
4. Golongan Darah : O.
5. Nomor Induk Siswa : 12280/ 250 053.
6. Sekolah : SMK Negeri 1 Tuban.
7. Alamat : Ds.Prunggahan Kulon, Rt.002, Rw.001.
8. No. Telepon : 08983765721.
9. Catatan Kesehatan : -
10. Nama Orang Tua : Suparjo.
11. Alamat Orang Tua : Ds.Prunggahan Kulon, Rt.002, Rw.001 .
Tuban, 29 Juni 2012
( Della Fajar P.)
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa : Setia Kusuma Ningrum.
2. Tempat / Tanggal lahir : Tuban, 29 Agustus 1994.
3. Jenis Kelamin : Perempuan.
4. Golongan Darah : -
5. Nomor Induk Siswa : 12299/ 269 053.
6. Sekolah : SMK Negeri 1 Tuban.
7. Alamat : Ds.Karang Agung, Rt.002, Rw.001 Palang-Tuban.
8. No. Telepon : 085649423608.
9. Catatan Kesehatan : -
10. Nama Orang Tua : Eddy Yuwanto.
11. Alamat Orang Tua : Ds.Karang Agung, Rt002, Rw.001 Palang-Tuban.
Tuban, 29 Juni 2012
(Setia Kusuma Ningrum)
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan
kurnia-Nya sehingga kami dapat melakukan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN ) sebagai
salah satu program belajar mengajar dan syarat untuk lulus di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Tuban dengan sebaik – baiknya.
Kami melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT.SEMEN Gresik ( Persero ) Pabrik
Tuban mulai tanggal 1 Mei s/d 29 Juni 2012 dengan tujuan untuk mengetahui secara
langsung mengenai tata cara analisa semen yang dilakukan untuk menjaga mutu dan kualitas
semen.
Pada Dasa Warsa yang lalu, umumnya kimia analisa kimia semen dilakukan dengan
metode Konvensional yaitu Gravimetri dan Titrasi. Dengan perkembengan ilmu dan
teknologi, khususnya dalam bidang semen, memacu para ahli untuk mencari metode –
metode alternatif yang dapat digunakan, Baik untuk proses control maupun untuk riset
dalam bidang semen. Dan metode instrumentasi merupakan alternative yang dapat di
gunakan, meskipun metode ini tidak dapat dijadikan metode standar yang di karenakan
adanya variable – variable analisa yang menyebabkan data tidak dapat dibandingkan.
Karenanya metode konvensional masih digunakan secara internasional dan metode
instrumentasi dapat digunakan sebagai metode alternative untuk proses control dan berperan
adalah pada penelitian.
Kami merasakan bahwa dalam pelaksanaan Prakerin dan penyusunan laporan ini
sangat banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka kami
ingin mengucapkan Terima Kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Drs.Gatoet Sudjito,S.T,M.Sc, Selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Tuban.
2. Bapak Pimpinan PT.Semen Gresik ( Persero ) atas penyediaan tempat untuk
melaksanakan PRAKERIND.
3. Bapak Bambang,Eddy Subandi selaku Kasi Penyelenggaraan Diklat yang memberi
kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PRAKERIN di PT.Semen Gresik
(Persero )Tbk, Pabrik Tuban.
4. Bapak Achmad Farhan, selaku Pembimbing dari Industri pada saat PRAKERIN di
PT.Semen Gresik ( Persero ) Pabrik Tuban.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
5. Bapak Bagus Wisnu Aji, selaku Kasi Jaminan Mutu di PT.Semen Gresik
(Persero),Tbk
6. Ibu Rosita Sri M,SPd , selaku Ketua Jurusan Kimia SMK Negeri 1 Tuban yang
memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PRAKERIND di
PT.Semen Gresik ( Persero ),Tbk.
7. Bapak – Bapak pembimbing Lapangan yang selalu sabar dalam membimbing kami
setiap hari selama PRAKERIND.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan Prakerin dan
penyusunan laporan ini.
9. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberi dorongan dan motivasi kepada
kami yang tidak akan pernah kami lupakan jasa – jasanya ‘ Where are not without
you “.
Kami menyadari bahwa banyaknya kekurangan dalam penyusunan dan penulisan
laporan Prakerind ini,maka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sehingga dapat menyempurnakan laporan ini.
Harapan kami semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi kami sendiri dan
bagi pembaca pada umumnya.
Tuban , 29 Juni 2012
Penyusun
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
D A F T A R I S I
HALAMAN JUDUL………………………………………………………
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………..
IDENTITAS SISWA ……………………………………………………...
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………….
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Semen…………………………………………...
1.2. Sejarah Berdirinya PT.Semen Gresik
1.3. Visi dan Misi PT.Semen Gresik…………………………….
1.4. Struktur Organisasi …………………………………………
1.5. Sistem Managemen PT.Semen Gresik …………..
1.6. Anak Perusahaan, AFILIASI, dan Lembaga Penunjang …….
1.6.1. Anak Perusahaan Penghasil Semen ……………
1.6.2. Anak Perusahaan Bukan Penghasil Semen …………
1.6.3. AFILIASI ………………………………
1.6.4. Lembaga Penunjang …………………..
1.7. Profil Produk………………………………………………………
1.8. Lokasi Pabrik……………….
1.9. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ………………………..
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Semen …………………………………………..
2.2. Komposisi semen …………………………………………..
2.3. Bahan Baku Semen ………………………………………...
2.3.1 Bahan Utama ……………………………….
2.3.2 Bahan Korektif ……………………………………..
2.3.3 Bahan Bakar …………………………………………
2.3.4 Bahan Tambahan atau Bahan Penolong …………....
2.4. Sifat Kimia Semen ………………………………………....
2.5 Sifat Fisika Semen ………………………………………….
2.5.1 Kehalusan …………………………………………..
2.5.2 Pengembangan / Soudnes / Kekenyalan ……………
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
2.5.3 Setting Time ………………………………………..
2.5.4 Konsistensi ………………………………………….
2.5.5 Kekuatan Komperensif / Compressive Strengt…..
2.5.6 Panas Hidrasi ……………………………………
2.5.7 False Set …………………………………………….
2.6 Type Dan Macam Semen…………………………………………..
2.6.1 Ordinary Portland dan Pozolan Portland Cement……..
2.6.2 Moderate Sulfate Resistance dan Moderate Heat Of
Hydration ( ASTM TYPE II )…………………………
2.6.3 High Early Strengt Cement ( ASTM TYPE III )……… ..
2.6.4 Low Heat Hydration Cement (ASTM TYPE IV)……...
2.6.5 High Sulfate Resistance Cement (ASTM TYPE V)…...
2.6.6 White Cement………………………………………….
2.6.7 Colloid Cement………………………………………..
2.6.8 Blended Cement ………………………………………
2.7 Tahapan Pembuat Semen ……………………………………..
2.7.1 Penyediaan Bahan Baku………………………………
2.7.2 Pengolahan Bahan Baku ……………………………...
2.7.3 Pembakaran Bahan Baku Dan Pendinginan Terak…….
2.7.4 Penggilingan Klinker Dan Gypsum …………………...
2.7.5 Unit Pengilingan Akhir ………………………………...
2.8 Proses Pembuatan Semen………………………………………
2.8.1 Proses Basah …………………………………………...
2.8.2 Proses Kering ………………………………………….. BAB III. METODOLOGI BAGIAN JAMINAN MUTU TUBAN
3.1 Laboratorium Bahan Baku ........................................................
3.1.1.Analisa Kadar Air Bahan Mentah ………………………………
3.2 Laboratorium Batu Bara …………………………...............................3.2.1. Moisture Analysis …................
3.2.2. Ash Content Analysis ...............
3.2.3. Gross Caloric Value Analysis ..........................
3.2.4. Volatile Matter Analysis ……………….................
3.3 Laboratorium Kimia ( Semen ) ………..………...........
3.3.1. Blaine Analysis …………...........……
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
3.3.2. Mesh Analysis ………………
3.3.3. Free Lime Analysis ……………
3.3.4. Loss On Ignation Analysis ………..
3.3.5. Insoluble Matter Analysis ………..
3.4 Laboratorium Fisika ( Semen ) .................................................
3.4.1. Analisa Normal Konsistensi (False Set)....................…………..
3.4.2. Analisa Setting time .......
3.4.3. Analisa Ekspansi Pemuaian ………………..............……..
3.4.4. Analisa Kuat Tekan ………………………….............
3.4.5. Colorimetri Analysis …..........................
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Uji Kehalusan (Mesh) ………………………………………….
4.2 Free Lime ………………………………………………………
4.3 Loss In Ignition (LOI) …………………………………………
4.4 Insoluble Residu ……………………………………………….
4.5 Colorimetri Analysis …………………………………………………
4.6 Uji Pemuaian …………………………………………………..
4.7 Uji Kuat Tekan …………………
4.8 Uji False Set ………………….
4.9 Uji Setting Time ………………………..
4.10 Ash Content Analysis ……………….
4.11 Fixed Carbon Analysis ……………..
4.12 Moisture Analysis …………….
4.13 Gross Caloric Value Analysis ……………
4.14 Volatille Matter Analysis ……………..
4.15 Total Sulphur Analysis ………………
BAB V. DATA DAN PERHITUNGAN5.1 Analisa Bahan Bakar …………………………………………..
5.1.1 Analisa Kadar Abu / Ash Content …………………….
5.1.2 Analisa Kadar Air Bebas ………………. …………….
5.1.3 Analisa Kadar Air Kelembaban ……………………….
5.1.4 Penentuan Nilai Kalor Batu Bara dengan Parr
Adiabatic Calorimeter …………………………………
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
5.2 Analisa Bahan Mentah …………………………………………
5.2.1 Analisa kadar Air bahan Mentah ………………………
5.2.2 Analisa Kadar Air Bebas Dari kadar Air Terikat
Untuk Gysum …………………………………………..
5.3 Analisa Semen ………………………………………………….
5.3.1 Analisa LOI / Hilang Pijar …………………………….
5.3.2 Analisa Bagian Tak Larut ……………………………..
5.3.3 Penerapan Kadar CaO Bebas dari Sample Semen
( Free Lime ) ………………………………………….
5.3.4 False Set ( Kekakuan Palsu ) …………………………
5.3.5 Penguji Kuat Tekan……………………………………
5.3.6 Ekspansi Pemuaian …………………………………….
BAB VI. PROSES PEMBUATAN SEMEN
11.1 Crusher ………………………………………………………..
11.2 Raw Mill ………………………………………………………
11.3 Kiln ……………………………………………………………
11.4 Funish Mill ……………………………………………………
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan ……………………………………………………
b. Saran …………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah semen pertama kali digunakan untuk setiap bahan pengikat yang
kokoh. Pada zaman Mesir kuno, Yunani dan Romawi bahan perekat untuk batu-
batuan dalam konstruksi yang digunakan adalah bahan inorganic seperti kapur,
gamping, gypsum dan pozzolan. Bahan perekat tersebut akhirnya dikenal
sebagai semen.
Pada tahun 1756, John Smeaton, menemukan hydraulic lime. Kemudian
pada tahun Istila1797, James Parker, menemukan suatu pembaruan dengan
menggunakan semen hydraulic dengan cara membakar batu kapur dan batu
silica. Semen inilah yang kemudian dikenal dengan nama “Roman Cement”
yang banyak digunakan pada periode trsebut.
Pada tahun 1824, John Aspeden menyempurnakan temuan semen
dengan cara pembuatan batu buatan. Semen yang dipakai akhirnya disebut
“Portland Cement”. Kurang lebih 20 tahun kemudian barulah diproduksi semen
dengan kualitas yang dapat diandalkan.
Dalam hal penelitian mengenai pembuatan semen ini I.C. Johnson mulai
mengembangkan teknologi pembuatan semen dengan memperhatikan proses-
proses kimia yang terjadi serta komposisi kimia bahan- bahan penyusunnya.
Pada awal abad ke 19, semen Portland dengan mutu yang baik telah dikembangkan dan
diproduksi dalam skala pabrik di negara-negara Eropa, Amerika dan Jepang.
1.2 Sejarah Berdirinya PT. Semen Gresik
Pada tahun 1935 – 1938, Ir. Van Es mengadakan survei di daerah
Gresik Jawa Timur ternyata daerah tersebut banyak mengandung batu
kapur dan tanah liat yang merupakan bahan dasar semen. Pemerintah
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Hindia Belanda setelah mengetahui hal itu bermaksud mendirikan pabrik
Semen di Gresik, tetapi tidak terwujud karena pecah perang dunia ke-2.
Bapak Drs. Moh. Hatta pada tahun 1950 berusaha untuk
memprakarsai berdirinya pabrik semen di Gresik. Pada tahun 1951 oleh
Dr. F. Lauver dan Dr. A. kraef dari Jerman mengadakan penyelidikan
secara intensif terhadap batu kapur dan tanah liat di daerah Gresik.
Pada tahun 1953 tepatnya pada tanggal 25 Maret 1953 pemerintah
RI menugaskan Bank Industri Negara (BAPINDO) untuk membentuk
badan hukum NV di pabrik Semen Gresik dengan akta notaris No. 14 dari
Raden Master Soemandi di Jakarta dan yang ditunjuk sebagai Komisaris
Dirut adalah bapak Ir. Ibrahim bin Moh Zahier.
Pada tanggal 1 April 1955 pembangunan fisik pertama semen
Gresik dimulai. Pabrik Semen Gresik diresmikan oleh Prsiden Soekarno
pada tanggal 7 Agustus 1957 dan merupakan pabrik semen pertama di
Indonesia dengan kapasitas produksi 250.000 ton/tahun.
P.T Semen Gresik menjadi BUMN pertama yang diakui sebagai P.T
Persero pada tanggal 24 Oktober 1969. Setelah menjadi BUMN bentuk
perseroan terbatas banyak keuntungan yang diperoleh antara lain :
1. Mudah memperoleh modal
2. Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
3. Para pemegang saham mempunyai tanggung jawab
terbatas
4. Pelaksaanaan kepemilikan perusaaan terpisah satu
sama lain
5. Adanya efisiensi dalam menjalankan perusahaan
P.T. Semen Gresik mendapat ISO 9002 yang merupakan pengakuan
jaminan mutu dalam produksi oleh dunia Internasional pada tanggal 29
Mei 1996 yang dapat memperlancar aspek pemasaran produk P.T.
Semen Gresik. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik melakukan go
publik dengan menjual 400.000 lembar saham, karena semakin
meningkatnya permintaan pasar maka dilakukan perluasan dengan
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
membangun unit produksi yang baru. Perluasan yang dilakukan antara
lain:
a. Pada tahun 1961 dengan membangun pabrik unit produksi
berkapasitas 125.000 ton/tahun.
b. Pada tanggal 10 juli 1979 dengan menambah kapasitas produksi
1.250.000 ton/tahun.
c. Pada tanggal 2 agustus 1979 dengan menambah kapasitas
produksi 1.000.000 ton/tahun.
d. Pada tanggal 26 september 1994 dengan membangun pabrik
Semen Gresik unit 3 di Tuban, dengan kapasitas produksi
2.300.000 ton/tahun.
P.T. Semen Gresik mengadakan konsolidasi dengan Pabrik Semen
milik BUMN yang lain yaitu P.T. Semen Padang dan P.T.Semen Tonasa
pada tanggal 15 September 1995. Ketiga perusahaan ini memberikan
sinergi dalam bidang pemasaran, distribusi proyek, investasi, keuangan,
teknik, sumber daya manusia, penelitian, pengembangan , sistem
informasi logistik infentori serta pengawasan intern hukum. Dari hal
tersebut diharapkan diperoleh pengelolaan perusahaan yang lebih efektif
dan efisien sehingga dapat memberikan keuntungan yang maximal pada
semua pemegang saham. Pada bulan itu juga dilakukan penjualan saham
pada masyarakat untuk kedua kalinya sehingga komposisi kepemilikan
saham menjadi 65% milik pemerintah dan 35% milik masyarakat.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
1.3 Visi dan Misi PT. Semen Gresik
VISI
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia
Tenggara.
MISI
1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait
lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan
menggunakan tekhnologi yang ramah lingkungan.
2. Mewujudkan management perusahaan yang berstandart
internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat
kebersamaan serta bertindak proaktif, efisien, dan inovativ dalam
setiap karya.
3. Meningkatkan keunggulan bersaing dalam industry semen
domestic dan internasional.
4. Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategis
untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
5. Mengembangkan komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan
pemangku kepentingan (Stakeholders) terutama pemegang
saham, karyawan, dan masyarakat sekitar.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
1.4 Struktur Organisasi
Dari segi eksternal perusahaan dibagi menjadi Perusahaan Induk
(PT.Semen Gresik) dan anak perusahaan sebagai penunjang yang
merupakan suatu badan hukum.
Dilihat dari segi internal struktur organiasasi dibagi menjadi dua yaitu :
a. Struktur organisasi untuk Gresik Office
b. Struktur organisasi untuk Plant site Tuban
Pembagian ini dikarenakan proses basah pada pabrik Semen Gresik
sudah tidak layak sehingga tidak dapat beroperasi secara maximal.
Direktur yang berhubungan dengan produksi pabrik (plant)
berkedudukan di Tuban.
Direktur yang tidak berhubungan dengan proses produksi
berkedudukan di Gresik antara lain meliputi :
a. Direktur Utama
b. Direktur Litbang
c. Direktur Pengembangan korporaso
d. Direktur Pemasaran
e. Direktur Keuangan
Agar produksi optimal maka pegawai di P.T. Semen Gresik dibagi 3 shift :
a. Shift I : 07.30-16.30
b. Shift II : 15.30-23.
c. Shift III : 23.00-07.30
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Struktur Organisasi PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Direktur Utama
Dep.Produksi III
Dep. RancangBangun
Dep. Pabrik Tuban
SekretarisPerusahaan
DepartemenPemasaran
DepartemenPabrik Tuban
DepartemenPabrikGresik
Dep.Produksi II
Dep.Produksi I
DepartemenRancangBangun
DepartemenTekhnik
Dep.Pemasaran
Dep.Pembelian
Pergudangan
Departemen Litbang Jamut
HubunganPesaham
Dep.keuangan &Akuntansi
SekretarisPerusahaan
DepartemenSumber Daya
Manusia
SatuanPengawasan
Intern
Dep. Pengenbangan
Perusahaan
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
FASILITATOR
Trie Eddy Susanto, ST
KOORDINATOR
Fajar Soleh Faqi Effendi
AREA LAB BAHAN AREA LAB FISIKA
& GUDANG
AREA LAB
KIMIA
Ichwanul Arifin
Rusli Tjahyadi
M. Hasan
A. Farchan
M. Teguh W
STRUKTUR ORGANISASI SEKSI JAMINAN MUTU
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
1.5 Sistem Management PT.Semen Gresik
Sistem Management Semen Gresik (SMSG) meliputi :
Sistem Management Mutu ISO 9001:2000 Sistem Management Lingkungan (SML) ISO 14001:2004 Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Sistem Management Laboratorium ISO/IEC 17025:2005 API Monogram Sertifikat no.1 OA-0044 dari American Petrolieum
Institute New York OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series)
18001:2007
Semua Sistem Management di atas diimplementasikan dengan mempersyaratan Management Continuous Improvement dan penerapan Sub Sistem Management yang meliputi :
Gugus Kendali Mutu (GKM) 5R Sistem Saran (SS) Total Productive Maintenance (TPM)
Semua ini di tunjang dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Management Risiko yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
1.6 Anak Perusahaan, Afiliasi & Lembaga Penunjang
1.6.1 Anak Perusahaan Penghasil Semen
-PT. Semen Padang
-PT. Semen Tonasa
1.6.2 Anak Perusahaan Bukan Penghasil Semen
-PT. United Tractors Semen Gresik
-PT. Industri Kemasan Semen Gresik
-PT. Kawasan Industri Gresik
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
-PT. Swadaya Graha
-PT.Varia Usaha
-PT. Eternit Gresik
1.6.3. AFILIASI
-PT. Varia Usaha Beton
-PT. waru Abadi
-PT. Varia Usaha Bahari
-PT. Varia Usaha Dharma Segara
-PT. Varia Usaha Lintas Segara
-PT. Varia Usaha Barito
-PT. Swabina Gatra
-PT. Konsulta Semen Gresik
1.6.4. Lembaga Penunjang
-Koperasi Warga Semen Gresik
-PT. Cipta Nirmala
-Dana Pensiunan Semen Gresik
-Yayasan Wisma Semen Gresik
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
1.7 Profil Produk
Perseroan memproduksi berbagai jenis semen. Semen utama yang di produksi adalah Semen Portland Tipe I (OPC). Di samping itu juga memproduksi berbagai tipe khusus dan semen campuran (mixed cement), untuk penggunaan yang terbatas dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada OPC. Berikut ini penjelasan mengenai jenis semen yang di produksi serta pengunaannya. ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE I
Semen hidrolis yang dipergunakan secara luas untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara lain bangunan perumahan, gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
PORTLAND CEMENT TIPE II
Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.
ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE III
Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya,
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
bangunan tingkat tinggi dan bandar udara.
ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE V
Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)
Adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak, gypsum, dan bahan pozzolan. Digunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya : jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi, dan fondasi pelat penuh.
PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC)
Adalah bahan pengikat hidrolis haisl penggilingan bersama-sama terak, gypsum, dan satu atau lebih anorganic. Kegunaan semen jenis ini untk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, dan paving block.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
SUPER MASONARY CEMENT (SMC)
Adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton hollow brick, paving block, dan tegel.
OIL WELL CEMENT, CLASS G-HSR (HIGH SULFATE RESISTANCE)
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan kontruksi sumur minyak di bawah permukaan laut dan bumi. OWC yang telah diproduksi adalah Class G, High Sulfat Resistance (HSR) disebut juga sebagai (Basic OWC". Aditif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur tertentu.
SPECIAL BLENDED CEMENT(SBC)
Adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek jembatan Surabaya MAdura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
1.8 LOKASI PABRIK.
Lokasi pabrik sangat strategis di Sumatera, Jawa dan Sulawesi menjadikan Semen Gresik Group (SGG) mampu memasok kebutuhan semen di seluruh tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan toko-toko. Selain penjualan di dalam negeri, SGG juga mengekspor ke beberapa negara antara lain: Singapura, Malaysia, Korea, Vietnam, Taiwan, Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA, Australia, Canary Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, Gambia, Benin dan Madagaskar.
1. Semen Padang. Semen Padang memiliki 4 (empat) pabrik semen, kapasitas terpasang 6 juta ton semen pertahun berlokasi di Indarung, Sumatera Barat. Semen padang memiliki 5 pengantongan semen, yaitu : Teluk Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok dan Ciwandan.
2. Semen Gresik. Semen Gresik memiliki 3 pabrik dengan kapasitas terpasang 8,5 juta ton semen per tahun yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur. Semen Gresik memiliki 2 pelabuhan, yaitu : Pelabuhan khusus Semen Gresik di Tuban dan Gresik. Semen Gresik pabrik Tuban berada di Desa Sumberarum, Kec Kerek.
3. Semen Tonasa. Semen Tonasa memiliki 3 pabrik semen, kapasitas terpasang 3,48 juta ton semen per tahun, berlokasi di Pangkep, Sulawesi Selatan. Semen Tonasa memiliki 7 (tujuh) pengantongan semen, yaitu : Biringkasi, Makassar, Samarinda, Banjarmasin, Bitung, Palu, Ambon, Celukan Bawang, Bali.
1.9 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
PKL yang diadakan bertujuan untuk :
Untuk mengenalkan dunia kerja bagi para peserta
Sebagai bekal untuk melangkah ke dunia kerja
Untuk mencetak/menghasilkan tenaga kerja yang profesional
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Semen
Semen adalah bahan perekat yang berbentuk bubuk halus jika
ditambahkan air akan terjadi reaksi hidrasi. Hidrasi adalah reaksi terjadinya
komponen semen Portland dengan air yang dapat mengeras dan mempunyai
sifat sebagai perekat (Bending material) yang dipakai bersama material lain.
Penyusun semen terdiri dari persenyawaan antara Calsium oksida dengan silica
, alumina, dan besi oksida.
Semen Portland menurut SNI-15-2009-1994 adalah semen hidrolis yang
dihasilkan dengan menggiling terak semen Portland yang terutama terdiri dari
kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan
tambah. Semen Portland tersusun atas lime(CaO), silica (SiO2), alumina (Al2O3),
besi oksida (Fe2O3), dan sulfur trioksida (SiO3), dan terkandung pula sedikit
impuritas dalam bentuk magnesia (MgO), Free lime, insoluble residu, dan alkali
(Na2O dan K2O). sedangkan mineral-mineral kristal yang paling banyak terdapat
adalah trikalsium silica (3CaO.SiO2 atau C3S), dikalsium silica (2CaO.SiO2 atau
C2S), trikalsium alumina (4CaO.Al2O3 atau C4AF), dan gypsum (CaSO4.2H2O).
Semen Portland menurut umum adalah semen hidrolis blinder yang
dibuat dengan cara menggiling halus clinker dengan menambahkan 4-5%
gypsum. Binder adalah material-material yang mempunyai sifat-sifat
adhesive dan cohesive.
Semen Portland dibuat dengan cara mereaksikan keempat oksida
yaitu oksida kalsium, oksida silika, oksida alumina dan oksida besi.
2.2 Komposisi Semen
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Komposisi pembuatan semen meliputi Kalsium Oksida (CaO), Silika
Dioksida (SiO2), Aluminium Oksida (Al2O3), dan Besi oksida (Fe2O3). Bahan
– bahan tersebut akan mambentuk senyawa oksida yang merupakan
komponen utama penyusun semen Portland yaitu :
a. Tri calsium Silikat : (CaO)3 SiO2 atau C3S
b. Dikalsium Silikat : ( CaO)2 SiO2 atau C2S
c. Tri Calsium Aluminat : (CaO)3 Al2O3 atau C3A
d. Tetra Calsium Alumino Ferrit : (CaO)4 Al2Fe2O3 atau C4AF
Sifat-sifat senyawa penyusun semen :
a. C3S : Menyusun terbentuknya kuat tekan awal tinggi 1 sampai 7 hari
b. C2S : Menyusun kuat tekan awal rendah maksimal pada 28 hari dan
stabil untuk waktu yang lama
c.C3A : Membantu terbentuknya kuat tekan awal 1-3 hari bersama-
sama dengan gypsum
d.C4AF : Sedikit membantu terbentuknya kuat tekan awal dan memberi
warna pada semen
2.3 Bahan Baku SemenBahan baku pembuatan semen terdiri dari bahan utama ,
bahan korektif dan bahan penolong atau tambahan .
2.3.1 Bahan Utama
Bahan utama merupakan bahan baku mentah untuk pembuatan semen
yang terdiri dari batuan alam yang dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu :
a. Calcareous minerals atau Carbonatic material
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
b. Argillacerous minerals atau Silicous material
I. Calcareous minerals atau Carbonatic material
Calceroues minerals atau Carbonatic material adalah
merupakan batuan alami yang banyak mengadung kadar CaCO3
lebih dari 75% . Adapun batuan yang sering ditemukan adalah
bentuk high - grade, limestone , marly limostone , chalk, coral
limestone , marble lime sand dan lain- lain .
II. Argillacerous mineral atau Silicous material .
Argillacerous mineral atau siliceous material di dapatkan
sebagai bantuan alam yang banyak mengandung silica ( SiO2 ),
banyak mengandung alumina besi
( Al2Fe2O3 ) dan kandungan CaCO3 nya kurang dari 35%,yang terdapat
pada permukaan
kulit bumi. Batuan yang biasa di gunakan adalah Clystone, motstune,
siltone, marly clay, dan lain–lain.Clay mineral biasanya merupakan
Caulite atau illite. Pada dasarnya clay banyak variasi komposisinya, yang
pada umumnya merupakan senyawa aluminat silikat hydrat
2.3.2 Bahan Korektif
Bahan mentah ini digunakan apabila terjadi kekurangan komposisi
kimia dalam pembuatan semen (di gunakan untuk menutupi kekurangan
CaO, SiO2, Al2O3 atau
Fe2 O3 ) bahan ini dapat berupa batuan dari alam atau hasil samping
industri, antara lain:
a. Bahan yang banyak mengandung silica
Mineral yang tergolong dalam silika rich rock antara lain sandstone,
chert, flints diatoma ceouse, diatomites dan quartizitis.
b. Bahan yang mengandung banyak besi :
Sumber zat besi pada mineral alam antara lain: iron stone, iron ore
(Hematic dan magnetic). Di gunakan untuk kekurangan Fe2O3.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Sumber zat besi ini adalah dari hasil industri yaitu pyrite cinder
scrap iron.
2.3.3 Bahan Bakar Bahan bakar adalah bahan yang di gunakan untuk mendapatkan
kualitas semen yang baik. Misalnya: batu bara dan minyak IDO.
2.3.4 Bahan Ikutan
Bahan ikutan adalah bahan yang tidak diharapkan jumlahnya dalam
material antara lain :
a) Titanium Oksida
b) Jenis alkali yang biasa di jumpai dalam bahan baku semen adalah
K2O dan Na2O.
c) Sulfur
d) Klorida.
2.3.5 Bahan Tambahan (Bahan Penolong )
Bahan ini ditambahkan dalam klinker atau raw mix dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat – sifat tertentu, misalnya :
a) Gypsum di tambahkan pada penggilingan klinker, untuk mengatur
waktu pengerasan / pengeringan semen
b) CaF2 di tambahkan ke raw mix untuk memperbaiki pembakaran.
c) Blast Furnace, Slag , Fly ash, natural pozzoland, di gunakan untuk
sifat – sifat tertentu seperti kombinasi mineralogi, pengaruh
kualitas, pengaruh ekonomis dan lain sebagainya.
2.4 Sifat Kimia SemenKimia semen meliputi komposisi zat yang ada pada semen, reaksi-
reaksi kimia yang terjadi dan perubahan kimia pada setiap pembentukan
terak.
Komponen-komponen dalam senyawa yaitu: SiO2, Al2O3 , CaO, MgO, SO3,
kapur bebas dan material tak larut. Dimana keempat komponen utama
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
terdapat dalam bentuk C3S, C2S, C3A dan C4 AF. Reaksi kimia yang terjadi
pada saat pembakaran dalam tanur putar (pada suhu 600 – 1400) adalah
sebagai berikut :
C + A CA H = - 87,3 Kkal / Kg
2C + F C2F H = + 0,0 Kkal / Kg
C3S = 4,071 CaO - 7,6 SiO2 - 6,781 Al2O3 - Fe2O3
C2S = 2,867 SiO2 - 0,754 C3S
C3A = 2,65 Al2O3 - 1,692 Fe2O3
C4AF = 3, 043 Fe2O3
****************
Salah satu sifat kimia semen adalah LOI ( Lost On Ignition ) ,
yaitu pengukuran jumlah material yang hilang akibat pemijaran.
Pengukuran LOI ini dilakukan dengan cara menimbang contoh, dan
memanaskan contoh pada suhu 900 oC - 1000 oC .kemudian contoh di
timbang sehingga di ketahui selisih berat awal dan berat akhir . Berat
yang hilang di hitung sebagai pengukuran LOI. Nilai LOI yang tinggi dapat
disebabkan oleh kesalahan teknis saat proses penggilingan semem atau
penyimpanan semen yang terlalu lama.
2.5 Sifat Fisika SemenSifat fisika semen sangat mempengaruhi kualitas dan penampilan
semen. Sifat-sifat fisika tersebut antara lain:
a) Kehalusan
b) Pengembangan Volume
c) Waktu Pengeringan / Pengikatan semen
d) Kekuatan Kompresif atau compressive strength
e) Panas hidrasi
f) Kekuatan palsu
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
2.5.1 Kehalusan
Kehalusan sangat mempengaruhi kecepatan hidrasi dari semen.
Hidrasi semen merupakan reaksi yang terjadi antara komponen semen
dengan air. Semakin halus butiran semen akan mempercepat terjadinya
reaksi hidrasi yang mengakibatkan peningkatan panas hidrasi,
kebutuhan air dan terjadi drying shrinkage. Dan bila kurang halus, maka
kekuatan plastisitas, dan kestabilan berkurang. Alat pengukur kehalusan
semen adalah ayakan dan blaine.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi hidrasi semen adalah :
a) Kehalusan semen
b) Jumlah air yang digunakan
c) Temperature .
d) Bahan tambahan (gypsum)
Sifat kimia dan sifat fisika dapat mempengaruhi kualitas dari semen
2.5.2 Pengembangan / Soudness / Kekenyalan
Sifat ini mempengaruhi pada kemampuan dan pengembangan
volume semen setelah bereaksi dengan air. Terjadinya pengembangan
volume disebabkan karena jumlah CaO bebas, MgO, N2O dan K2O yang
ada pada semen. Pada ordinary cement kandungan tersebut dibatasi
masing-masing: MgO maksimum 6%, SO3 maksimum 3,5%, total alkali
maksimum 0,8% dan freelime maksimum 1%. Alat yang digunakan
adalah Autoclave dan Mikrometer comparator .
2.5.3 Setting Time
Setting time menunjukkan waktu yang dibutuhkan semen untuk
mengeras. Analisa setting time menunjukkan normal dan tidaknya hidrasi
semen. Menurut metode Gilmore, initial time of set lebih besar dari 1 jam
dan final setting time kurang dari 10 jam. Test setting time dipengaruhi
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
oleh temperatur dan kelembaban relatif. Alat pengujiannya adalah Vicate
Apparatus.
2.5.4 Konsitensi
Konsitensi semen merupakan kemampuan semen untuk mengalir
setelah dicampur dengan air . Alat yang digunakan adalah alat Vicate .
2.5.5 Kekuatan kompresif (compressive strengt)
Kekuatan kompresif dipengaruhi oleh:
a. jenis
b. komposisi mineral
c. kandungan CaO bebas dan MgO serta gypsum
d. temperature air
e. besarnya rasio air semen
f. kualitas agregat
g. homogenitas dan kehalusan semen.
Alat yang digunakan adalah Mesin kuat tekan
2.5.6 Panas hidrasi
Panas hidrasi merupakan panas yang ditimbulkan pada saat semen
bereaksi dengan air yang juga merupakan reaksi eksotermis. Besarnya
panas hidrasi dipengaruhi oleh komposisi dan kehalusan semen , serta
temperature proses. Panas hidrasi yang terlalu tinggi akan menimbulkan
keretakan pada beton. Alat yang digunakannya adalah Calorimeter.
2.5.7 False set
False set atau pengikatan semu terjadi karena semen kehilangan
sifat plastinnya setelah semen dicampur dengan air. False set dapat
dihilangkan dengan pengadukan kembali atau penambahan sedikit air.
False set dapat dihindari dengan menambahkan sejumlah zat kimia
tertentu. Bila adonan mengeras dalam waktu singkat akan terjadi false
set. False set pada semen dapat dihindari dengan proes weathering,
sehingga alkali karbonat terbentuk dari alkali dalam semen dan CO2 dari
udara.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
2.6. Type Dan Macam Semen
2.6.1 Ordinary Portland Cement ( OPC )
OPC merupakan semen yang digunakan untuk semua macam
konstruksi , apabila tidak diperlukan suatu sifat-sifat khusus , misalnya
ketahanan sifat , panas hidrasi dan sebagainya .
2.6.2 Moderate Sulfate Resistance dan Moderat Heat of
Hydration (ASTM type II)
Dipakai untuk semua kebutuhan kontruksi yang memerlukan sifat
tahan asam dalam tingkatan sedang, atau mempunyai ketahanan
terhadap sulfat yang tinggi. Semen mengandung C3A (7% ) dan banyak
mengandung C3S (31%) Batasan kandungan sulfat yang
direkomendasikan sebagai SO3 adalah 0,19-0,9 ppm untuk ground water
dan 125 ppm untuk tanah.
2.6.3 High Early Strengt Cement ( ASTM type III )
Type semen ini mempunyai kandungan C3S sebanyak 55% dan
lebih halus di banding tipe OPC, sehingga selama hidrasi sejumlah besar
tobermorite gel dihasilkan kekuatan awalnya sangat tinggi. HESC
digunakan pada pengecoran untuk keadaan khusus musim dingin, dan
prestress concrete.
2.6.4 Low Heat Hidration Cement (ASTM type IV )
LHHC tersusun dari C3S dan C3A tetapi C22 yang banyak dan
digunakan untuk kontruksi dan hydraulic enginering. Karena ketahanan
sulfatnya rendah dan shrinkagenya juga rendah .
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Beton yang dibuat dari semen ini bersifat :
1. Tahan terhadap serangan sulfat
2. Panas hidrasinya rendah sehingga cocok untuk mass concrete
contruction
3. Kuat tekan awal rendah, tetapi kuat tekan akhir hampir sama
dengan OPC
2.6.5 High Sulfate Resistance Cemen ( ASTM type V )
Sifat yang diinginkan yaitu ketahanan yang tinggi terhadap sulfat
apabila beton berada pada lingungan dengan kadar sulfat yang tinggi.
Untuk ground water 0,17-1,67 ppm , sedangkan untuk tanah 125-1250
ppm .
2.6.6 White Cement
Tujuan pembuatan white cement adalah untuk kebutuhan
dekoratif. Untuk pembuatan white cemen kandungan Fe2O3 harus
rendah sehingga dalam pembuatan memerlukan prasyarat seleksi raw
material proses khusus .
2.6.7 Colloid Cement
Dipakai dalam bentuk slurry (koloid) yang dipompakan , contohnya
oil wet cement (OEC) menggunakan bahan retarder khusus : Boric Acid ,
Casein , Lignin atau Asama organic hidraksi dengan fungsi untuk
mengurangi kecepatan pengerasan semen , sehingga semen ini memiliki
viskositas tertentu pada saat di pompakan dan segera mengeras saat
pemompaan berakhir .
2.6.8 Blended Cement
Semen dibuat dengan mencampur Portland semen dengan bahan
campuran baik dari alam maupun industri. Semen ini dalam kategori
semen PPC.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
2.7. Tahapan Pembuatan Semen
Tahapan proses pembutan semen dibagi menjadi 4 tahapan , yaitu :
a. Penyediaan bahan baku.
b. Pengolahan bahan baku.
c. Pembakaran bahan baku dan pendinginan Terak.
d. Penggilingan klinker dan gypsum menjadi semen .
e. Unit penggilingan akhir.
2.7.1 Penyediaan bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah batu kapur (CaCO3), tanah liat
(Al2O3.SiO2.H2O), pasir besi (Fe2O3), pasir silika (SiO2), dan gypsum
(CaSO4.2H2O) sebagai bahan retenfer
Sebagi bahan koreksi digunakan :
a. High grade limestone, untuk tambahan CaO.
b. Bauxite, untuk kekurangan AI2O3.
c. Quartz, untuk kekurangan SiO2.
d. Iron ore atau phirite, untuk kekurangan Fe2O3 .
Sebagai bahan tambahan di gunakan:
a. CaF2 dapat ditambahkan ke rawmix untuk memperbaiki
pembakaran.
b. Bast furnace, Coper slag, flyash, natural pozzolan.
2.7.2 Pengolahan bahan baku
Bahan baku berupa batu kapur, tanah liat, pasir silika, dan pasir
besi diolah menjadi campuran Feed kering untuk umpan rotary kilen.
Proses pengolahan ada 3 bagian yaitu :
a. Storage batu kapur.
b. Pengeringan tanah liat.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Tanah liat dikeringkan dalam rotary dryer untukmenurunkan kadar
air.
c. Roller mill.
Alat ini berfungsi sebagai penggilingan, pengeringan, serta
pencampuran material yaitu batu kapur, tanah liat ,pasir silika dan
pasir besi .
2.7.3 Pembakaran Bahan Baku dan pendinginan terak
Alat –alat yang digunakan pada proses pembakaran adalah :
a) Rotary kiln.
Rotary kiln berupa silinder panjang berbentuk horizontal. Rotary
kiln terbagi 4 zone :
1. Zone penguapan
Pada zone ini terjadi pemanasan awal dan penguapan air
bebas dengan suhu berkisar 250 oC – 300 oC. Terdapat rantai
yang berguna untuk :
a. Membantu transfer panas .
b. Membantu mengalirkan material.
c. Filter .
2 Zone pengeringan .
Proses pengeringan terjadi pada suhu 350 oC – 500o C.
3. Zone calsinasi .
Pada zone ini suhu berkisar antara 500 oC – 1000 oC, dan
terjadi penguapan gas CO2
Reaksi :
CaCO3 CaO + CO2
MgCO3 MgO + CO2
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
4. Zone pembakaran.
Pada zone ini suhu berkisar antara 1000 oC – 1450 oC. Dan
terjadi reaksi klinkerisasi. CaO yang tidak bereaksi
pada saat klinkerisasi akan menjadi CaO bebas (free lime ).
b) Clinker cooler .
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan terak yang keluar dari
kiln.cooler di bagi menjadi 2 bagian :
I. Bagian bawah di hubungkan langsung dengan bolwer untuk
menarik udara .pendingin
II. Bagian atas berhubungan langsung dengan terak panas .
2.7.4 Penggilingan Kilnker dan Gypsum
Dalam proses ini, hasil penggilingan klinker dan gypsum langsung masuk
ke Finish Mill
2.7.5 Unit Penggilingan Akhir
Alat yang digunakan pada proses ini adalah Tube Mill. Alat ini dilengkapi
dengan air separator yang berfungsi sebagai pemisah material kotor dan
halus. Suhu material yang masuk 80oC dan suhu material yang keluar
adalah 120oC.
2.8 Proses Pembuatan Semen
proses pembuatan semen dalam rotary kiln yang masing-masing
mempunyai keuntungan dan kerugian dikenal 2 jenis yaitu: Proses basah,
dan proses kering.
2.8.1 Proses Basah
Pada proses ini material digiling dengan kadar air 25 % -27 %. Slury
yang memenuhi syarat dimasukkan kedalam kiln untuk dibakar dengan
panas sebesar 1200 –1300 Kkal / Kg Clinker .
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Keuntungan proses basah :
a. Umpan kiln lebih homogen
b. Tidak dipengaruhi oleh fluktuasi kadar air
c. Kadar alkalis klorida dan sulfat tidak menimbulkan gangguan
penyempitan dalam saluran .
Kerugian proses basah :
a. Kiln yang digunakan relatif lebih panjang 22 % dibanding proses
kering.
b. Rata-rata kapasitas kiln lebih besar
c. Butuh panas dan biaya produksi yang tinggi
2.8.2 Proses Kering
Pada proses ini di tentukan prinsip preblending dengan sistem
homogenisasi dan draw. Dimana umpan tanurnya berupa butiran tepung
baku berkadar air 0,1 %- 1 % Penguapan air proklasinasi di laksanakan di
suspensi preheater. Pada tebur putar dilaksanakan kalsinasi sisa dan
pembentukan mineral. Sedangkan kebutuhan panasnya sekitar 700-800
Kkal / Kg clinker.
Keuntungan proses kering :
a. Kiln yang di gunakan relatif lebih pendek
b. Pemakaian bahan bakar lebih hemat
c. Pemakaian panas lebih sedikit dan efisien
Kerugian proses kering :
a. Banyak menimbulkan debu
b. Campuran tepung baku kurang homogen di banding dengan proses
basah, sehingga mutu semen kurang baik
c. Fluktuasi kadar air sangat menggangu operasi karena material
lengket di inlet
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
BAB III
METODOLOGI BAGIAN JAMINAN MUTU TUBAN
3.1 Laboratorium Bahan Baku (semen)
3.1.1 Analisa Kadar Air Bahan Mentah
bahan mentah terdiri dari :
- Pasir Silika
- Trass
- Copper Slag
- Fly Ash
- Gypsum
Alat yang digunakan :
- Kaca Arloji
- Oven
Langkah Kerja :
Siapkan bahan yang akan dianalisa
Timbang bahan dalam kaca arloji
Bahan dipanaskan dalam oven pada suhu 105 oC selama 2
jam.
Dinginkan.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Timbang kembali, maka didapatkan nilai kadar air.
% H2O = [(berat awal – berat akhir) / berat awal] x
100 %
Untuk menganalisa kadar CaO, SiO2, Al2O3, Fe2O3 dan MgO :
Bahan baku yang sudah dipanaskan dan ditimbang
dimasukkan kedalam grinding dengan berat bahan baku 10 gr
Lalu masukkan kedalam mesin press
Analisa dengan alat X-Ray
Maka didapatkan komposisi bahan baku yang diinginkan
Tabel Persyaratan kimia fisika bahan baku semen
Standard
(%)
Batu Kapur Tanah Liat Pasir Silika Pasir Besi
H2O
CaO
SiO2
Al2O3
Fe2O3
MgO
-
Max 48
-
-
-
Max 5
Max 10
-
56-57
Max 20
-
-
Max 12
Min 88
-
-
-
-
Max 10
-
-
-
Min 63
-
3.2 LABORATORIUM BATUBARA
3.2.1 Analisa Kelembaban (Moisture)
Bahan : - Batu Bara
Alat yang digunakan : - crus platina
- furnace
Langkah kerja :
Batu Bara ditimbang sebesar 1 gram
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Dipanaskan didalam furnace dengan suhu 107 oC selama 1-2
jam
Didinginkan
Timbang
M = [ (A - B) / C ] x 100 %
Ket : A = berat botol timbang + sample sebelum dipanaskan
B = berat botol timbang + sample setelah dipanaskan
C = berat sample batu bara 1 gram
3.2.2Analisa Ash Content (Kadar Abu)
Bahan : Batu bara
Alat yang digunakan :
- Crusble Platina
- Furnace
Langkah Kerja :
Timbang batu bara seberat 1 gram didalam crusble platina
Panaskan didalam furnace dengan suhu 500 oC waktu 30
mnt, suhu 600 oC waktu 1 jam dan suhu 800 oC waktu 1
jam
Dinginkan
Timbang
Ac = [ (E – F) / C ] x 100 %
Ket : E = berat crusible platina + sample setelah dipanaskan
F = berat crusible platina + sample sebelum dipanaskan
C = berat sample batu bara 1 gram
3.2.3 Analisa GCV (Gross Caloric Value)
Bahan :
- Batu bara
- O2
Alat yang digunakan :
- Timbangan
- Cawan baja
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
- Oksigen bomb
- Inlet gas O2
- Parr Adiabatic Calorimeter 1621
Langkah Kerja :
Timbang 1 gram batu bara dalam cawan baja
Masukkan cawan kedalam cawan penguji oksigen bomb
Masukkan gas oksigen dari tabung kedalam oksigen bomb
dengan menyambungkan konektor ke tabung inlet gas
Buka dnegan hati-hati valve regulator dan biarkan gas
mengalir perlahan kedalam oksigen bomb
Tutup segera valve regulator manakala tekanan sudah
menunjukan tekanan 441 psi lepaskan konketor dari oksigen
bomb
Lalu masukkan oksigen bomb kedalam bucket yang telah diisi
aquadest dengan suhu 24 oC.
Jalankan peralatan Parr Adiabatic Calorimeter
Catat suhu sebelum dan sesudah pembakaran
Hitung nilai kalor batubara berdasarkan selisih suhu
Nilai kalor = (selisih suhu x factor) – koreksi kkal/kg
Keterangan :
- selisih suhu = (suhu akhir – suhu awal )
- factor = hasil kalibrasi aquadest dengan benzoid acid
3.2.4 Volatille Matter Analysis
Bahan : Batu bara
Alat yang digunakan :
- Crusbel platina tertutup
- Furnace
Langkah Kerja :
Timbang batu bara seberat 1 gram didalam crusble platina
tertutup.
Panaskan didalam furnace dengan suhu 950oC selama 7menit.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Dinginkan
Timbang
VM = {[ (A - B) / C ] x 100 %} - %IM.
Ket : A = berat botol timbang + sample sebelum dipanaskan
B = berat botol timbang + sample setelah dipanaskan.
C = berat sample batu bara 1 gram.
%IM = Kadar Inherent Misture.
3.3 Laboratorium Kimia (Semen)
Dalam proses analisa ini bahan yang digunakan adalah produk dari finish
mill 1-8
3.3.1 Pengujian Kehalusan Semen (Blaine)
Bahan : Sample semen finish Mill dan out silo
Alat yang digunakan :
- Perforated disk
- Cell
- Filter paper
- Timbangan
- Alat Uji Blaine
- Timer
- Tabel Blaine
Langkah Kerja :
Masukkan perforated disk kedalam cell
Masukkan filter paper kedalam cell, ratakan
Timbang sample semen sebanyak 1 gram, masukkan
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Tutup dengan filter paper
Ukur dengan alat blaine
Lihat hasil pengukuran, dan cocokkan dengan table blaine
yang telah dibuat pada saat kalibrasi
3.3.2 Analisa Kehalusan Semen (Mesh)
Bahan : Sample semen Finish Mill dan out silo
Alat yang digunakan :
- Timbangan
- Tabung saringan 325 Mesh
- Air bertekanan 10 Psi
- Hotplate
Langkah Kerja :
Timbang 1 gram sample semen
Masukkan kesaringan 325 mesh
Semprot dengan air bertekanan 10 psi
Keringkan di hotplate
Timbang
Mesh = ( 1 – residu ) x 100 %
3.3.3 Analisa Free Lime Terak dan Semen
Bahan :
- Sample semen finish Mill dan out silo
- Larutan Gliserin : Etanol (1:5)
- BaCl2
- Ammonium asetat
Alat yang digunakan :
- Timbangan
- Erlenmeyer
- Hotplate dan stirrer
- Buret (alat titrasi)
Langkah kerja :
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Timbang contoh semen sebanyak 1 gram dan masukan
dalam erlenmeyer
Larutkan sample dengan larutan gliserin-alkohol (1:5)
sebanyak 60 ml
Tambahkan BaCl2 sebanyak 2 gram sebagai katalisatornya
Panaskan pada suhu 250-300 oC dengan magnetic stirer
selama 20 menit
Titrasi dengan larutan baku Ammonium Acetat hingga warna
merah hilang
Catat titik akhir titrasi
Lihat nilai % CaO bebas pada table yang telah
dibuat pada saat kalibrasi
3.3.4 Pengujian Hilang Pijar dalam Semen (LOI)
Bahan : sample semen Finish Mill dan out silo
Alat yang digunakan :
- Timbangan
- Crush Platina
- Furnace
Langkah Kerja :
Timbang krus platina, catat beratnya
Timbang 1 gram sample semen
Masukkan krus platina dalam furnace pada suhu 950 – 1000 oC
Dinginkan. Timbang
Hilang pijar = (berat awal contoh – berat akhir) /
berat awal x 100 %
3.3.5 Pengujian Insoluble dalam Semen OPC dan PPC
Bahan :
- Sample semen finish mill dan out silo
- HCl (1:1)
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
- Aquadest
- NaOH
- Indikator Methyl Red
- NH4Cl
Alat yang digunakan :
- Timbangan
- Gelas kimia
- Kertas Saring Whatman 41
- Spatula
- Hotplate
- Cruss platina
- Furnace
Langkah Kerja :
Timbang sample semen 1 gram untuk PPC dan 0,5 gram
untuk OPC, masukkan dalam Erlenmeyer
Tambahkan 2 ml aquadest dan 10 ml HCl (1:1)
Didihkan diatas hotplate dan tambahkan aquadest 100 ml
Saring dengan kertas saring whatman 41
Cuci endapan dengan aquadest panas dengan cara dekantasi
Ambil kertas saring dan masukkan kedalam gelas semula,
tambahkan 100 ml NaOH 10 %. Didihkan diatas hotplate,
tambahkan 2-3 indikator Methylred dan asamkan dengan HCl
sampai warna merah. Didihkan selama 5 menit
Saring. Semprot endapan yang tertinggal dengan NH4Cl
panas
Ambil kertas saring yang berisi endapan, masukkan dalam
crus platina yang telah ditimbang
Masukkan dalam furnace pada suhu 1000 oC selama 1 jam
Timbang crus platina
% Insoluble = Berat endapan x 100 %
3.4 Laboratorium fisika (semen)
3.4.1 Pengujian Normal Konsistensi
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Bahan :
- Semen
- Aquadest
Alat yang digunakan :
- Timbangan
- Mangkok
- Mortar Mixer
- Timer
- Cone
- Alat Vicat
Langkah Kerja :
Timbang sample semen sebanyak 650 gram masukkan dalam
mangkok tambahkan aquadest 154 ml
Biarkan 30 detik sampai air meresap
Mixer dengan kecepatan rendah (1) selama 30 detik
Hentikan pengadukan selama 15 detik, jalankan lagi dengan
kecepatan sedang (2) selama 1 menit
Ambil pasta semen dan lempar dengan kedua tangan
Masukkan dalm cone
Tempatkan cone pada alat vicat dan luncurkan jarum vicat
selama 30 detik
Konsistensi yang tepat di daptkan bila angka menunjukan 9-
11 mm
Normal Konsistensi = ( jumlah air / berat contoh ) x
100 %
3.4.2 Pengujian Setting Time
Bahan :
- Semen
- Aquadest
Alat yang digunakan :
- Timbangan
- Mangkok
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
- Mortar Mixer
- Timer
- Cone
- Alat Vicat
- Almari lembab
Langkah Kerja :
Lakukan pengerjaan seperti pada pengujian normal
konsistensi. Contoh pasta semen pada cone disimpan pada
almari lembab
Selang waktu 30 menit di tes dengan jarum vicat kecil
Turunkan jarum sampai tepat menempel pada permukaan
pasta
Kecangkan sekrup pada bagian bawah dan tepatkan indicator
pada skala nol. Bebaskan jarum vicat dan biarkan jarum
turun selama 30 detik
Ulangi lagi tiap 15 menit. Bila tembusnya jarum sudah
mendekati skala 25, interval diperpendek menjadi 10 menit
Apabila jarum menembus sampai skala 25 ini menunjukan
pengerasan awal. Catat waktunya
Ulangi tiap 5 menit sampai jarum tidak tampak terbenam di
pasta semen. Menunjukkan waktu pengerasan akhir. Catat
waktunya
Kecepatan mengeras awal = waktu pengerasan
awal – waktu pembuatan
Kecepatan mengeras akhir = waktu pengerasan
akhir – waktu pembuatan
3.4.3 Pengujian Pemuaian (Ekspansi)
Bahan :
- Semen
- Aquadest
Alat yang digunakan :
- Timbangan
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
- Mangkok
- Mortar Mixer
- Cetakan Bars
- Timer
- Almari lembab
- Komparator
- Autoclave
Langkah Kerja :
Timbang contoh semen sebanyak 700 gram, masukkan
kedalam mangkok yang telah diisi dengan aquadest
sebanyak 700/650 x air normal konsistensi dan biarkan
selama 30 detik
Aduk selama 30 detik dan mixer dengan kecepatan 1
Hentikan pengadukan selama 15 detik, ubah pada kecepatan
sedang (2) selama 1 menit
Masukkan kedalam cetakan bars. Beri tanda
Simpan dalam kamar lembab selama 24 jam
Ukur panjangnya dengan komparator
Masukkan benda uji kedalam autoclave dengan tekanan 2000
Kpa, pertahankan tekanan dengan mengatur heat detector
thermoregulator pada skala 40-50 % selama 3 jam. Selang 3
jam tekanan diturunkan samapi mencapai nol
Benda uji dikelurakan dari autoclave, dinginkan pada suhu
kamar. Kemudian diukur panjangnya dan ditimbang
beratnya.
% Ekspansi = [(panjang akhir – panjang semula) /
250] x 100
3.4.4 Pengujian Kuat Tekan
Bahan :
- Semen
- Aquadest
- Pasir Ottawa
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Alat yang digunakan :
- Timbangan
- Mortar Mixer
- Timer
- Cetakan Kubus
- Almari lembab
- Ruang Rendam
- Mesin Uji Kuat Tekan
Langkah Kerja :
Timbang 987 gram semen tambahkan aquadest sebanyak
480 ml. Mixer dengan kecepatan rendah selama 30 detik.
Masukkan 2713 gram pasir Ottawa, mixer perlahan-lahan
selama 30 detik
Matikan mixer, ubah posisi pada kecepatan 2 selama 30
detik. Hentikan pengadukan dan diamkan selama 1,5 menit.
Aduk algi selama 1 menit dengan kecepatan sedang.
Hentikan pengadukan. Aduk kembali dengan kecepatan
sedang selama 15 detik
Cetak dalam cetakan kubus
Simpan dalam kamar lembab selama 20-40 jam
Benda uji direndam dalam bak perendam
Untuk umur 3 hari direndam selama 2 hari
Untuk umur 7 hari direndam selama 6 hari
Untuk umur 28 hari direndam selama 27 hari
Keterangan : 1 hari untuk pengeringan
Benda uji siap di uji dengan mesin kuat tekan
3.4.5 Pengujian Warna dengan Colorimeter
Bahan : Sample semen
Alat yang digunakan :
- Mangkok
- Cover sample
- Alat Colorimeter
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Langkah Kerja :
Masukkan semen kedalam mangkok sample kurang lebih
setengahnya
Lihat bagian bawah mangkok pastiakn sample yang ada di
bawah rata (tidak ada rongga)
Letakkan mangkok kedalam tempat analisa dan tutup
dengan cover sample
Ukur warna sample dengan alat colorimeter
BAB IV
PEMBAHASANPembahasan Analisa Bahan Mentah
Analisa kandungan kadar air pada bahan baku bertujuan agar pada
saat penggilingan dan pencampuran bahan baku proses pembentukan
semen mudah untuk mengontrol temperatur yang digunakan. Hal ini
dikarenakan proses pembuatan semen di pabrik Tuban menggunakan
proses kering.
Sementara analisa kandungan kimia dengan menggunakan radiasi
sinar-X adalah untuk mengetahui apakah bahan kimia yang terkandung
pada bahan mnetah tersebut memenuhi syarat dalam pembuatan semen
atau tidak.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
4.1 Uji kehalusan (Mesh dan Blaine)
Semen perlu diuji kehalusannya, hal ini dikarenakan kehalusan
semen berpengaruh pada ikatan yang terebntuk antar partikel yang
terrdapat dalam semen. Semakin halus semen maka luas permukaan
spesifik yang dimilikinya juga akan semakin luas, sehingga semen
tersebut akan reaktif jika direaksikan dengan air. Karena partikel yang
terlibat makin banyak, sehingga daya ikat antar parikel pun akan
semakin meningkat.
Dalam uji kehalusan semen dikenal dua macam cara yaitu dengan
menggunakan metode Blaine dan menggunakan cara saringan
menggunakan Mesh-325. perbedaan prinsip dari kedua cara tersebut
adalah dengan metode Blaine yang diukur adalah waktu yang diperlukan
suatu cairan untuk turun dari media semen (permeabilitasnya). Semakin
banyak waktu yang diperlukan untuk mengalir maka semen itu semakin
halus, karena jarak antar aprtikel sendiri semakin dekat sehingga
kerapatannya semakin besar. Sedangkan pada cara saringan adalah
berdasarkan banyaknya semen yang lolos dari saringan. Semakin banyak
yang lolos maka residu yang didapat akan semakin sedikit, sehingga
semen tersebut semakin halus.
4.2 Free Lime
Pada penetapan Free Lime atau penetapan kadar CaO bebas, ada
beberapa pereaksi yang digunakan yaitu larutan Gliserin-aalkohol (1:5),
NaOH, SrNO3 dan indicator PP. adapun fungsi adri amsing-masing
pereaksi tersebut adalah :
1.Campuran Gliserin-alkohol berfungsi sebagai pengarbsorbsi CaO bebas
yang dihasilkan. Yang berperan sebagai pengabsorbsi CAO ebbas adalah
larutan gilserin sedangkan alhokol berfunsi sebagai medium titrasi bebas
air.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
2.Larutan CaO bebas oleh gliserin akan lebih optimal pada suasana basa.
Jika suasanya asam maka pengabsorpsiannya tidak maksimal. Sehingga
CaO bebas yang ada tidak tertritasi sebelumnya.
3.SrNO3 berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat pelepasan CaO
bebas dalam semen.
Pada dasarnya jika kadar free lime itu semakin besar maka kualitas
semen tidak bagus. Hal ini dikarenakan adanya CaO bebas yang banyak
berasal dari senyawa kalsium yang berada dalam kesetimbangan berakibat
cenderung paad pengembangan atau pemuaian semen dan juga mempengaruhi
efek mineralizer pada fasa cair.
4.3 Loss On Ignition ( LOI )
Penentuan hilang pijar atau Lost On Ignition (LOI) dimaksudkan
untuk mengetahui banyaknya air kelembaban, air terikat dan air dari free
lime dan juga memberikan gambaran tentang banyaknya karbonat dari
batuan kapur. Semakin besar kadar LOI, maka kualitas semen tersebut
kurang baik, hal ini dikarenakan dengan adanya air yang terlalu banyak,
maka semen cenderung akan lebih mudah menggumpal (mengeras),
sehingga penyimpanan semen tidak bertahan lama.
LOI menyatakan bagian dari zat yang akan terbebaskan sebagai
gas pada saat terpanaskan atau dibakar (temperatur tinggi). Pada bahan
baku umpan kiln ini berarti bahwa semakin tinggi LOI-nya maka semakin
sedikit umpan kiln yang menjadi produk klinker. Oleh karena itu LOI
bahan baku maximum dipersyaratkan untuk mengurangi in-effisiensi
proses karena adanya mineral-mineral yang dapat diuraikan pada saat
pembakaran. Komponen utama loss on ignition adalah uap air yang
berasal dari kandungan air (moisture) dalam bahan baku (raw mix) dan
gas CO2 yang akan dihasilkan dari proses kalsinasi.
4.4 Insoluble Residu
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Hilang pijar = (berat awal contoh – berat akhir) / berat awal x
100 %
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Penetapan Insoluble Metter (insol) adalah penetapan SiO2 bebas
yang tidak larut dalam larutan HCl encer (biasanya berkonsentrasi 5-7
M). Pada pengasaman dengan HCl awalnya akan terbentuk SiO2.H2O dari
silikatnya akan tetapi SiO2.H2O ini akan larut dalam larutan NaOH encer.
Sedangkan sebagai SiO2 bebas, tidak
Yaitu impurities atau zat pengotor yang tetap tinggal setelah
semen tersebut direaksikan dengan Asam Khlorida (HCl) dan Na2CO3.
Insoluble residu dibatasi untuk mencegah terjadinya semen Portland
dengan bahan-bahan alami lainnya yang tidak dapat dibatasi dari
persyaratan fisika.
4.5 Analisa Warna
Analisa warna pada semen ditujukan untuk mengetahui kestabilan
warna dari semen yang diahsilkan setiap harinya. Hal ini dikarenakan jika
ada perbedaan warna dari hasil produksi harian semen, maka akan
berpengaruh pada pemasaran semen itu sendiri.
4.6 Uji pemuaian
Uji pemuaian pada semen bertujuan untuk mengetahui kandungan
kapur bebas yang ada pada semen secara fisika. Apabila pada analisis
kimia pada sample semen terdapat kapur bebas yang tinggi maka pada
nilai pemuaian semen tersebut akan tinggi pula. Nilai pemuian yang
tinggi ini disebabkan karena CaO yang ada pada semen jika dipanaskan
akan segera memuai. Sehingga semakin banyak CaO maka semakin
cepat semen tersebut memuai.
Apabila suatu semen memiliki CaO tinggi maka kualitas semen
tersebut kurang baik hal ini dikarenakan CaO mudah mengikat uap air
untuk membentuk Ca(OH)2. Hal ini mengakibatkan semen akan segera
dalam keadaan lembab sehingga semen akan menggumpal, selain itu jka
semen mudah mengalami pemuaian maka peluang untuk pecah ketika di
pakai semakin besar.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
% Insoluble = Berat endapan x 100
%
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
4.7 Uji Kuat Tekan
Uji kuat tekan pada semen bertujuan untuk mengetahui
kemampuan semen dalam menahan suatu beban yang di pengaruhi oleh
jenis, komposisi mineral, kandungan CaO bebas, gypsum, temperatur air,
rasio semen, kualitas agregat, homogenitas, dan kehalusan semen.
4.8 Uji False Set (pengikat semu)
Uji False set bertujuan untuk menanggapi gejala terjadinya
pengembangan sifat kekakuan adonan semen, mortar/beton tanpa
terjadinya pelepasan panas yang banyak.
4.9 Uji Setting Time
Uji setting time bertujuan untuk mengetahui waktu yang
diperlukan oleh semen sejak dijadikan adonan hingga semen menjadi
kaku (menyatakan kecepatan semen untuk mengeras).
Ada dua waktu dalam uji setting time ini :
1. Waktu awal, adalah waktu yang diperlukan hingga
semen tidak bisa di bentuk lagi.
2. Waktu akhir, adalah waktu yang diperluka hingga
semen tidak bisa dihancurkan lagi.
4.10 Ash Content Analysis
Analisisnya dilakukan secara gravimetri. Tujuan analisis Ash
conent (kadar abu) ini adalah untuk mengetahui banyaknya abu yang
setelah contoh batu bara dibakar pada saat analisis dilakukan
pemanasan secara bertahap, tujuan pemanasan 500 oCadalah untuk
menghilangkan uap air dan senyawa pengganggu lainnya yang menguap
pada temperature tersebut. Sedangkan tujuan mengalirkan udara selama
15menit adalah untuk menyuplai oksigen agar pada saat pemanasan
selanjutnya sample mudah terbakar. Pemanasan dengan temperature
600 oC adalah sebagai tahap pemanasan awal dan pemanasan pada
temperature 800 oC sebagai tahap pemijaran sample batu bara tersebut.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Apabila batubara memiliki kadar abu yang besar maka batu bara
tersebut kualitasnya jelek karena akan menghasilkan banyak abu pada
bekas pembakarannya dan panas yang dihasilkan pada saat pembakaran
rendah karena jika batu bara memiliki kadar abu yang besar maka kadar
karbon padat (Fixed Carbon) kecil.
4.11 Fixed Carbon Analysis (Analisa karbon padat). Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui panas pembakaran dari suatu batubara. Jika karbon padat dari batubara tersebut memiliki nilai yang kecil,maka panas yang dihasilkan akan kecil pula. Begitu pula sebaliknya, jika nilai carbon padat dari batubara tersebut tinggi maka energi panas yang dapat di hasilkan dari batubara tersebut tinggi pula.
4.12 Moisture Analysis (Analisa kadar air lembab). Analisa kadar air lembab dilakukan secara gravimetri. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui kelembaban dari suatu sample batubara. Pada analisis kadar air lembab ini dilakukan dengan cara cepat yaitu dengan memanaskan kedalam oven pada temperature 107oC selama 1jam. Hal ini bertujuan untuk menghemat waktu yang relatif lama karena harus didiamkan dalm udara bebas selama 24jam. Kandungan air lembab ini berpengaruh terhadap umur dari batubara itu. Apabila suatu batu bara memiliki kadar air lembab yang tinggi maka kualitasnya kurang baik, karena batubara tersebut umurnya masih muda, sehingga panas yang dihasilkannya pula kurang tinggi, dan jika batubara tersebut memiliki kandungan air yang kelembabanya lebih kecil maka batubara tersebut kualitasnya akan baik karena umurnya tua dan panas ang di hasilkannya semakin tinggi.
4.13 Gross Caloric Value (Penentuan nilai kalor). Analisanya menggunakan Parr Adiabatic Calorimeter. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui nilai kalor dari suatu batubara, karena batubara yang memiliki nilai kalori tinggi akan lebih banyak digunakan sebagai bahan bakar. Hal ini dikarenakan batubara tersebut dapat memberikan panas yang cukup tinggi.
4.14 Volatile Matter analysis. Analisa Volartile matter (bahan-bahan yang mudar menguap/ terbakar) ini dilakukan secara gravimetri. Prinsip kerja dari analisis ini adalah untuk mengetahui nilai terbakar dari zat-zat yang mudah terbakar pada temperature 900 oC selama 7menit dalam wadah tertutup.
4.15 Total Suphur Analysis. Analisa penentuan total sulfur ini menggunakan sebuah instrument yang didasarakan atas besar penyerapan cahaya (absorbansi) dari suatu sampel batubara yang menggunakan radiasi sinar Infra Red.
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
BAB VI
DATA DAN PERHITUNGAN
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
5.1 Analisa Bahan Bakar ( Batu Bara )
5.1.1Analisa Kadar Abu ( Ash Content ) Batu bara
Berat cawan = 14,3320 gr
Berat sampel = 0,5738 gr
Berat cawan + sisa abu= 14,3966 gr
(Berat cawan + sisa abu)- Berat cawan
% Abu = ------------------------------------------------ X 100%
Berat sampel
14,3966 – 14,3320
= ------------------------- X 100 %
0,5738
0,046
= --------- x 100 %
0,5738
= 11,25 %
5.1.2Analisa Kadar Air Bebas pada Batubara
Berat Loyang =198,5
Berat Loyang + Berat sampel = 525,6
Berat Loyang + Berat sampel setelah dipanaskan = 514,3
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Berat awal – Berat akhir
Kadar air bebas = ------------------------------- X 100 %
Berat awal
( 525,6 – 198,5) – ( 514,3 – 198,5 )
= ------------------------------------------------- X 100 %
(514,3 – 198,5 )
11,3
= --------- X 100 %
315,8
= 3,57 %
5.1.4 Analisa Kadar Air Kelembaban
Berat cawan = 48,4725 gr
Berat sampel = 1,0893 gr
Berat cawan + Sampel setelah dipanasakan = 49,5015 gr
Berat awal – Berat akhir
%IM = --------------------------------- X 100 %
Berat awal
1,0893 – (49,5015 – 48,4725 )
= ------------------------------------------ X 100 %
1,0893
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
0.0603
= - ---------- X 100 %
1,0893
= 5,53 %
( 100 – Fw ) X IM
% TMC = ---------------------------- + Fw
100
( 100 – 3,46 ) X 5,53
= ---------------------------- + 3,46
100
533,86
= --------------- + 3,46 = 8,79 %
100
5.1.4 Penentuan Nilai Kalor Batubara dengan Parr Adiabatic
Calorimeter
Berat sampel = 1,0000 gr
Suhu awal = 25,7525 º C
Suhu setelah = 28,3300 º C
Faktor = 2421
Keroksi = 25
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Nilai Kalori = {(Suhu akhir – suhu awal) X Faktor}
– 25
= {(28,3300 – 25,7525 ) X 2421}- 25
= 6215 kkal/kg
5.2 Analisa Bahan Mentah
5.2.1 Analisa Kadar Air Bahan Mentah
Berat cawan = 45,2208 gr
Berat cawan + berat sampel = 86,4570 gr
Berat cawan + berat sampel setelah dipanaskan = 78,8319 gr
Berat awal – berat akhir
Kadar Air = ----------------------------------- X 100 %
Berat awal
( 86,4570- 45,2208 ) – (78,8319 - 45,2208 )
= ------------------------------------------------------- X 100 %
( 86,4570 – 45,2208 )
41,2362 - 33,6111
= -------------------------------------------------------- X 100 %
41,2362
7,6251
= --------- X 100 % = 18,49 %
41,2362
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
5.2.2 Analisa Kadar Air Bebas dan Kadar Air Terikat untuk
gypsum
a. Analisa Kadar Air Bebas
Berat cawan = 51,5080 gr
Berat sampel = 64,5740 gr
Berat cawan + sisa abu= 63,9939 gr
Berat awal – Berat akhir
Kadar Air Bebas = ------------------------------ X 100 %
Berat awal
( 64,5740 – 51,5080 ) – ( 63,9939 – 51,5080 )
=-------------------------------------------------------x100%
( 64,5740 – 51,5080 )
71,5274 – 54,9652
= ----------------------- X 100 %
13,066
= 4,43 %
b. Analisa Kadar Air Terikat
Berat cawan = 48,4689
Berat sampel = 1,0825
Berat cawan + berat sampel pada T 45 o C = 49,5518
Berat cawan + berat sampel pada T 225 o C = 49,3496
Berat awal – berat akhir
Kadar Air Terikat =--------------------------------- X 100 %
Berat awal
( 49,5518 – 49,3496 )
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
= -------------------------------- X 100 %
( 49,5518 – 48,4689 )
0,2022
= ---------- X 100 %
1,0829
= 18,57 %
Cara mencari kadar CaSO4 . 2H2O
BM CaSO4 . 2H2O
Kadar CaSO4 . 2H2O =--------------------------- X kadar Air Terikat
BM 2H2O
172
= -------------- X 18,57 %
36
= 88,73 %
5.3 Analisa Semen
5.3.1 Analisa Hilang Pijar ( LOI )
Berat cawan = 13,5385 gr
Berat contoh = 1,0384 gr
Berat cawan + contoh setelah dipijarkan = 14,5600 gr
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
( Berat cawan + berat contoh) – Berat akhir
% Hilang Pijar =--------------------------------------------------- X 100 %
Berat contoh
( 13,5385 + 1,0384 ) – 14,5600
= --------------------------------------- X 100 %
1,0384
0,0169
= ----------- X 100 %
1,0384
= 1,62 %
5.3.2 Analisa Bagian Tak Larut ( Insolube )
Berat sampel = 0,5000 gr
Berat cawan kosong = 11,9979 gr
Berat cawan + insoluble = 12,0351 gr
% insoluble = (Berat akhir – berat cawan) x 2 :100%
= ( 12,0351 – 11,9979 ) X 2 :100 %
= 7, 44 %
5.3.3Penetapan Kadar CaO bebas dari Sampel Semen ( Free
Lime )
Berat sampel = 1,0000 gr
Titik akhir titrasi = 0,51 ml
Titik awal = 0,00 ml
Vol. Titrasi = 0,51 ml
Faktor larutan CH3COONH4 = 0,00513
% CaO Bebas = E . V . 100 %
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
= 0,00513 X 0,51 X 100%
= 0,26 %
5.4 Analisa Fisika
5.4.1 False set (kekakuan semu)
Penetrasi awal = 30
Penetrasi akhir = 25
% Penetrasi akhir 5 menit
% Pengikatan semu = --------------------------------- X 100 %
Penetrasi awal
25
=------------- X 100 %
30
= 83 %
5.4.2Pengujian Kuat Tekan
Penyimpanan 3 hari
Sampel 1 kuat tekan = 4980 gr
Sampel 2 kuat tekan = 4580 gr
Sampel 3 kuat tekan = 4650 gr
4980 + 4580 + 4650
Rata – rata tekan = ---------------------------
3
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
= 4737 Kg
Kuat tekan
Kuat tekan tiap cm 2= --------------------------------
Luas permukaan benda uji
4737
= ------------
25
= 189 kg / cm2
Penyimpanan 7 hari
Sampel 1 kuat tekan = 6390 gr
Sampel 2 kuat tekan = 6100 gr
Sampel 3 kuat tekan = 5920 gr
6390 + 6100 +5920
Rata-rata kuat tekan = --------------------------
3
= 6137 kg
Kuat tekan
Kuat tekan tiap cm2 = ---------------------------------
Luas permukaan benda uji
6137
= ---------
25
= 245 kg/cm2
Penyimpanan 28 hari
Sampel 1 kuat tekan = 9990 gr
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Sampel 2 kuat tekan = 10270 gr
Sampel 3 kuat tekan = 9800 gr
9990 + 10270 + 9800
Rata-rata kuat tekan = --------------------------
3
= 10020 kg
Kuat tekan
Kuat tekan tiap cm2 = ---------------------------------
Luas permukaan benda uji
10020
= --------
25
= 401 kg/cm2
5.4.3Ekspansi Pemuaian
Panjang awal = 3345
Panjang akhir = 3492
Panjang akhir - Panjang awal
% ekspansi = ------------------------------------ x 100 %
250
3492-3345
= --------------- x 100%
250
= 0,059 %
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
1. Untuk menjaga kualitas semen yang di keluarkan oleh pabrik
maka setiap harinya dilakukan analisis semen yang siap di
pasarkan . adapun analisis ini dilakukan oleh bagian pengendalian
mutu.
2. Analisis yang dilakukan oleh pengendalian mutu di pabrik tuban
adalah analisis mengenai :
a. Bahan baku
b. Bahan penolong
c. Semen
d. Terak
3. Adapun analisis – analisis tersebut meliputi :
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
a. Untuk bahan baku analisis yang di lakukan adalah :
1. Analisa kadar air bahan mentah yang di analisa secara
gravi meter
2. Analisa kandungan kimia yang di analisa dengan
menggunakan radiasi sinarX ( X – ray )
3. Analisa kadar air bebas dan terikat pada gypsum
b. Untuk bahan penolong ( Batu bara ) analisa yang dilakukan
adalah :
1. Analisa kadar air yang di analisis dengan metoda
gravimetric
2. Penentuan nilai kalor Batubara yang di analisis dengan
menggunakan bomb kalori meter
3. Analisa kadar abu yang di analisa secara gravimetric.
4. Analisa penentuan kadar volatile.
5. Analisa total sulfur dengan prinsip absorbansi.
6. Analisa carbon padat.
c. Untuk semen analisis yang dilakukan adalah :
* Analisa Fisika adalah :
1. Uji kehalusan
2. Uji pemuaian
3. Uji kuat tekan
4. Uji konsistensi
5. Uji setting time
* Analisis kimia adalah :
1. LOI ( hilang pijar )
2. Uji insoluble meter
3. Uji kadar CaO bebas (free lime)
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
d. Analisis terak dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar X
(X – ray)
4. Jenis semen yang diproduksi oleh PT . Semen Gresik pabrik
Tuban adalah semen jenis PPC dan OPC .
5. Kapasitas produksi semen pabrik tuban adalah 10 juta ton per
tahun .
II. Saran
1. Pihak perusahaan sebaiknya melakukan sosialisasi
mengenai bahaya semen yang dihasilkan khususnya pada
karyawan yang terlibat dalam proses produksi karena debu
semen dapat mengganggu kesehatan .
2. Penghijauan di sekitar pabrik harus digalakkan ,
mengingat suasana disekitar pabrik yang sangat panas .
3. Pemberian air yang teratur, agar tanaman yang ada
di sekiter pabrik dapat tumbuh dengan baik, sehingga polusi
udara disekitar pabrik berkurang
DAFTAR PUSTAKA
Australian standart , “ Methods for the Analisis and Testing of Coal and
Cake “ 1994.
Parray E Kurt , “ Cement Manufacture Hand Book “ chemical publishing
co inc , NewYork , 1979 .
Pwerry Robert H , Perry Chemical Engineer “ s Hand Book “ , 6 th
edition , Mc Graw-Hill , New York . 1984
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
Shreve , “ Chemical proses Industries “, 3 rd edition , Mc Graw – Hill ,
New York , 1967
Watson W , “ Carddock Q . L , “ Cement Chemist and wowks Manager “ s
Hand Book”. 2 nd edition , concrete Publication Limited , London .
----------- , “ Seksi Analisa Proses “ , PT . Semen Gresik .
----------- , “ Tekhnologi Semen “ , Pusat pendidikan dan pelatihan PT .
Semen Gresik ,
1983 .
1 Mei s/d 29 Juni 2012
Laporan PKL di PT. Semen Gresik (Persero), Tbk Pabrik Tuban
1 Mei s/d 29 Juni 2012