Laporan Pkl Rs.hji Selesai

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Hal ini dapat terwujud bila seseorang ahli farmasi dapat terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelayanan di bidang farmasi, baik managerial, pengetahuan tentang obat, komunikasi, serta ketepatan dalam pelayanan obat. Dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan para calon Ahli Madya Farmasi dapat memahami dan menerapkan kegiatan Unit Farmasi Rumah Sakit Haji Jakarta, sekaligus menambah 1

Transcript of Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Page 1: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks,

menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan

oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi

dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-

sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan

kesehatan yang baik.

Hal ini dapat terwujud bila seseorang ahli farmasi dapat terus

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelayanan di bidang farmasi,

baik managerial, pengetahuan tentang obat, komunikasi, serta ketepatan

dalam pelayanan obat.

Dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan para

calon Ahli Madya Farmasi dapat memahami dan menerapkan kegiatan

Unit Farmasi Rumah Sakit Haji Jakarta, sekaligus menambah pengetahuan

mengenai peran dan tanggung jawab Ahli Madya Farmasi di Rumah Sakit.

1.2 Tujuan PKL

a. Untuk memahami dan menerapkan ilmu farmasi di Rumah Sakit Haji

Jakarta sehingga dapat membandingkan dengan teori Farmasi Rumah

Sakit yang sudah didapat selama pendidikan.

1

Page 2: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

b. Untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai

Rumah Sakit Haji Jakarta khususnya Instalasi Farmasi.

2

Page 3: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

2.1 Sejarah Rumah Sakit Haji Jakarta

Rumah Sakit Haji Jakarta adalah salah satu Rumah Sakit Haji yang

ada di Indonesia setelah Rumah Sakit Haji Medan, Ujung Pandang, dan

Surabaya. Rumah Sakit Haji Jakarta dibangun sebagai wujud gagasan para

Hujjaj ( persaudaraan haji ) untuk mengenang tragedi trowongan Al-

Muslim Mina yang menelan korban lebih dari 600 jemaah haji Indonesia

yang terjadi pada tahun 1990.

Rumah Sakit Haji Jakarta diresmikan pada tanggal 12 November

1994 oleh Bapak Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden

RI, pembangunannya menghabiskan dana kurang lebih Rp 23,9 miliyar.

2.2 Profil Rumah Sajit Haji Jakarta

Rumah Sakit Haji Jakarta beralamatkan di Jalan Raya Pondok

Gede No. 4 Jakarta Timur di atas tanah seluas 1 Ha dan dibangun dengan

6 lantai dengan tipe kelas C+ . Keberadaaannya tidak berbeda dengan

rumah sakit lainnya, yaitu merupakan bagian dari sistem pelayanan

kesehatan masyarakat yang juga melayani masyarakat umum tanpa

memandang suku, agama, ras, dan budaya.

3

Page 4: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

2.3 Susunan Organisasi PT. Rumah Sakit Haji Jakarta

Secara lengkap struktur organisasi Rumah Sakit Haji Jakarta dapat

dilihat pada lampiran 2 dan 3

2.4 Visi dan Misi Rumah Sakit Haji Jakarta

Visi

Dari pemberdayaan dan pemfokusan SDM kami dan kualitas

sistem manajemen, kami akan bertumbuh menjadi institusi layanan

kesehatan Islami modern, dan sejajar dengan rumah sakit di seluruh

Indonesia.

Misi

Meningkatkan kualitas hidup manusia sebagai ibadah kami kepada

Allah SWT melalui penyediaan pelayanan kesehatan Islami modern,

paripurna dan berkualitas.

2.5 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Haji Jakarta

Sarana dan prasarana yang tersedia adalah sebagai berikut :

Luas Tanah : 1 Ha

Luas Bagunan ( 6 Lantai ) : 15.000 m2

Listrik : 935 KVA + Genset

Air Bersih : Kapasitas 144 m3 di bawah, 36 m3

diatas

Incenerator : 1000 liter

4

Page 5: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Telepon : 28 saluran

Ambulance : 3 unit

Ambulance jenazah : 3 unit (2 unit kerjasama dengan

pihak ketiga)

Kendaraan Operasional : 4 unit

Alat – alat kantor , Alkes dan inventaris ruangan pasien sesuai dengan

kelas Rumah Sakit Tipe C+, dilaksanakan secara bertahap sesuai

dengan perkembangan Rumah Sakit Haji Jakarta

Perpustakaan

Koperasi dan Kantin

Anjungan Tunai Mandiri

2.6 Pelayanan Yang disediakan Rumah Sakit Haji Jakarta

2.6.1 Pelayanan rawat jalan

Rumah Sakit Haji Jakarta menyediakan 16 jenis pelayanan rawat

jalan yang dibuka untuk umum pada pagi hari ( pukul 08.00 – 12.00 WIB )

dan siang hari ( pukul 14.00 – 20.00 WIB ), jenis pelayanan yang

diberikan antara lain :

5

Page 6: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

a. Poliklinik anak

b. Poliklinik saraf

c. Poliklinik kulit dan

perawatan wajah

d. Poliklinik kandungan dan

kebidanan

e. Poliklinik gigi

f. Poliklinik akupuntur

g. Poliklinik THT

h. Poliklinik mata

i. Poliklinik umum

j. Poliklinik paru

k. Poliklinik penyakit dalam

l. Poliklinik bedah

m. Poliklinik kesehatan jiwa

n. Poliklinik gizi

o. Poliklinik medis

6

Page 7: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

2.6.2 Pelayanan rawat inap

Pelayanan rawat inap ditujukan untuk sub bagian gawat darurat

( sub bagian ini juga menerima rujukan dari rumah sakit lain ). Jenis

pelayanannya dapat dilihat pada lampiran 19.

2.6.3 Pelayanan rawat bedah (OK)

Sub bagian ini melayani operasi besar, sedang, operasi khusus juga

operasi yang sifatnya hanya satu perawatan ( One Day Care ). Jumlah

ruangan berjumlah tiga ruangan yang digunakan untuk semua jenis

operasi. Sedangkan pasien untuk kamar bedah ini biasa berasal dari pasien

rawat jalan, rawat inap, ruangan bersalin, dan gawat darurat. Pasien yang

telah selesai di operasi di observasi terlebih dahulu dikamar pulih (

recovery room ) sampai pasien dalam keadaan stabil setelah itu baru di

bawa keruang perawatan, lain halnya dengan One Day Care jika pasien

sudah stabil maka pasien dapat dibawa pulang.

2.6.4 Pelayanan ruang bersalin (RB)

Sub bagian ini merupakan salah satu sub Departement keperawatan

yang memiliki kapasitas sembilan tempat tidur dan tiga ruangan tindakan.

7

Page 8: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Pasien yang datang di observasi terlebih dahulu sampai tiba saat kelahiran

normal ( kegiatan ini dilakukan di ruang tindakan ).

2.6.5 Pelayanan ruang ICU/ICCU

Sub Bagian ICU/ICCU diperuntukkan kepada pasien yang

memerlukan perawatan intensif atau pasien dalam keadaan kritis. Sub

Bagian ICU/ICCU terdiri dari lima tempat tidur yang melayani pasien dari

unit Rawat Inap, Rawat Jalan, Ruang Bersalin, Gawat Darurat dan Kamar

Bedah. Selain perawatan intensif untuk orang dewasa, Rumah Sakit Haji

memiliki kapasitas intensif untuk bayi (NICU/PICU).

2.6.6 Pelayanan gawat darurat

Sub Bagian Gawat Darurat Rumah Sakit Haji Jakarta melayani dari

luar maupun pasien poliklinik. Pasien yang baru datang diobservasi

terlebih dahulu di ruang triase sebelum dilakukan tindakan bedah kecil

maupun non bedah yang sifatnya emergency.

2.6.7 Pelayanan farmasi

Sub Bagian Farmasi merupakan salah satu bagian pelayanan untuk

pasien. Kegiatan yang dilaksanakan dalam Sub Bagian Farmasi Rumah

Sakit Haji Jakarta meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, dan

penyimpanan, distribusi dan evaluasi. Perencanaan persediaan barang

farmasi dibuat tahunan, tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan dua kali

seminggu yaitu setiap hari Senin dan Kamis. Pengadaan persediaan barang

8

Page 9: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

farmasi menggunakan metode yang sama seperti unit yang lain yaitu

melalui bagian pembelian. Untuk penerimaan dan penyimpanan dilakukan

di Sub Bagian Farmasi. Dalam pendistribusian, untuk pasien Rawat Inap

maupun Ruang Bersalin, ICU/ICCU obat diambil oleh POS (Pembatu

Orang Sakit/Asisten Perawat) yang akan diserahkan kepada perawat jaga

ruangan untuk diberikan kepada pasien yang dirawat sesuai dengan jadwal

pemberian obatnya. Untuk pasien rawat jalan, pasien menunggu di ruang

tunggu farmasi atau obat dipesan dan diantar sampai rumah karena Unit

Farmasi Rumah Sakit Haji Jakarta menyediakan fasilitas antar obat untuk

pasien rawat jalan, sedangkan untuk evaluasi (laporan kegiatan farmasi)

dilaksanakan tiap bulan.

2.6.8 Pelayanan laboratorium

Sub Bagian Laboratorium Rumah Sakit Haji Jakarta menyediakan

fasilitas pemeriksaan hematologi (pemeriksaan darah lengkap, golongan

darah, retikulosit), pemeriksaan kimia klinik (pemeriksaan ginjal, liver,

lemak, fungsi test), pemeriksaan immunoserologi, urinalisa dan feces,

serta bakteriologi. Pasien yang dilayani berasal dari pasien rawat jalan

Rumah Sakit Haji Jakarta atau pasien dari rumah sakit lain yang membawa

surat pengantar dari dokter, di Sub Bagian ini ada Bank Darah yang

berfungsi untuk menyediakan darah. Dalam menyediakan darah

laboratorium Rumah Sakit Haji Jakarta bekerja sama dengan Palang

Merah Indonesia (PMI).

9

Page 10: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

2.6.9 Pelayanan radiologi

Sub Bagian Radiologi Rumah Sakit Haji Jakarta menyediakan

fasilitas konvesional (foto organ tubuh), USG, CT Scan, Dental dan

Panoramic. Sub Bagian Radiologi melayani pasien rawat jalan serta pasien

dari luar yang membawa surat dari dokter yang merujuk. Sebelum

dilakukan tindakan, biasanya pasien harus menyediakan terlebih dahulu

pembayaran kemudian pasien dapat dilayani, lalu radiografer mencetak

foto dikamar gelap sebelum diserahkan kepada dokter spesialis radiologi

untuk membaca foto lalu diberi keterangan. Kemudian pasien dapat

memperoleh hasil foto untuk diserahkan kepada dokter yang memberikan

surat pengantar rujukan.

2.6.10 Sub bagian pengolahan makanan

Sub Bagian Pengolahan Makanan Rumah Sakit Haji Jakarta adalah

salah satu bagian penunjang Pelayanan Keperawatan. Sub Bagian ini

melayani pasien yang sedang menjalani perawatan dan karyawan di bagian

ini mempunyai resiko terjadinya infeksi nosokomial. Makanan yang

diberikan disesuaikan dengan kondisi dan jenis penyakit serta jenis diet

yang diberikan oleh dokter yang merawat. Setiap pasien diberikan makan

sebanyak tiga kali sehari dan dua kali makanan ringan serta segelas susu.

Untuk makan pagi, khususnya pasien VIP dan S. VIP dapat memesan

menu yang diinginkan.

2.6.11 Sub bagian pemeliharaan alat kesehatan

10

Page 11: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Pemeliharaan Alat Kesehatan di Rumah Sakit Haji Jakarta

mempunyai dua metode, preventive maintenance yaitu memelihara alat

kesehatan secara rutin dan corecctive maintenance yaitu pemeliharaan

perbaikan alat kesehatan yang rusak. Untuk perawatan pencegahan

dilakukan sewaktu-waktu. Setiap bagian dapat langsung menghubungi

petugas alat kesehatan untuk memperbaiki alat yang rusak. Alat Kesehatan

memerlukan perawatan dan perbaikan dapat dilakukan di tempat atau

dibawa ke workshop jika tidak dapat diselesaikan ditempat (bagian yang

bersangkutan).

2.7 Prosedur operasional baku pelayanan resep rawat jalan

Prosedur :

1. Penerimaan Resep Farmasi dan Pembayaran Resep Farmasi

a) Petugas penerima resep menerima resep dari pelanggan

(umum/jaminan/karyawan).

b) Petugas penerima resep memberi nomor urut pada lembar

resep.

c) Petugas penerima resep menanyakan ulang identitas

pelanggan meliputi nama pelanggan dan nomor telepon

pelanggan.

d) Petugas penerima resep melakukan input data dan

melakukan pemeriksaan terhadap ketersediaan obat yang

tertulis pada lembar resep. Bila obat tidak ada akan dicarikan

11

Page 12: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

substitusinya dengan menghubungi dokter penulis terlebih

dahulu.

e) Petugas penerima resep menghitung dosis obat yang

dibutuhkan dan tersedia.

f) Petugas penerima resep menghitung harga obat (sesuai

dengan jenis pelanggan) yang dibutuhkan dan tersedia.

g) Petugas penerima resep melakukan validasi terhadap hasil

kerjanya dengan membubuhkan paraf pada kolom H dari

kolom HTKP yang tertera pada lembar resep.

h) Petugas farmasi menerima data harga obat.

i) Petugas farmasi memanggil nama pelanggan dan

menginformasikan harga obat kepada pelanggan.

j) Petugas farmasi mendapatkan persetujuan dari pelanggan

terhadap harga obat yang diinformasikan.

k) Pelanggan melakukan transaksi pembayaran secara tunai,

menggunakan kartu kredit dan pelanggan jaminan

perusahaan.

l) Petugas farmasi melakukan validasi pekerjaannya dengan

mencetak kuitansi tiga rangkap dengan tanda lunas (kuitansi

asli diserahkan kepada pelanggan sedangkan kopi kuitansi

diarsipkan bersama dengan resep asli di farmasi).

m) Petugas farmasi menyerahkan kuitansi asli dan potongan

nomor urut resep kepada pelanggan sebagai bukti

pengambilan obat.

12

Page 13: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

2. Proses Peracikan Obat Non Racikan

a) Resep yang telah dilampiri kuitansi lunas diterima oleh

petugas peracikan.

b) Petugas peracikan mengambil obat dan sejumlah yang

tertulis pada resep.

c) Petugas peracikan melakukan validasi pekerjaan dengan

membubuhkan tanda tangannya pada kolom T dari kolom

HTKP yang tertera pada lembar resep.

3. Proses Peracikan Obat Racikan

a) Resep yang telah dilampiri kuitansi lunas diterima oleh

petugas peracikan.

b) Petugas peracikan mengambil jenis dan jumlah obat yang

akan diracik sesuai dengan yang tertera pada resep.

c) Petugas peracikan menulis etiket yang memuat informasi

tanggal, nomor resep, nama pasien, aturan dan cara pakai

obat.

d) Petugas peracikan melakukan pencampuran/penggerusan dan

membagi racikan sejumlah yang tertulis dilembar resep

secara visual, membungkus atau memasukkan kedalam

kapsul atau pot salep.

e) Petugas peracikan menempel etiket pada setiap jenis obat

racikan yang diresepkan.

13

Page 14: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

f) Petugas pengemasan melakukan validasi terhadap

pekerjaannya dengan membubuhkan tanda tangannya pada

kolom T dari kolom HTKP yang tertera pada lembar resep.

4. Proses Pengemasan

a) Petugas pengemasan membaca resep dan memeriksa

kesesuaian obat yang telah diracik dengan penulisan resep.

b) Petugas pengemasan memasukkan obat yang telah dikemas

ke dalam klip plastik.

c) Petugas pengemasan memasukkan obat yang telah dikemas

kedalam kantong plastik.

d) Petugas melakukan validasi terhadap pekerjaannya dengan

membubuhkan tanda tangannya pada kolom K dari kolom

HTKP yang tertera pada lembar resep.

5. Proses Penyerahan Obat

a) Petugas penyerahan obat menerima obat dan resep dari

petugas pengemasan.

b) Petugas penyerahan obat memeriksa antara kesesuaian obat

yang disiapkan, penulisan etiket dengan yang tertulis pada

lembar resep.

c) Petugas penyerahan obat memanggil pelanggan dan

menanyakan potongan nomor urut obat untuk disesuaikan

14

Page 15: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

dengan nomor urut yang tercantum pada lembar resep

dengan yang tertulis pada etiket obat.

d) Petugas penyerahan obat melakukan validasi terhadap

pekerjaannya dengan membubuhkan tanda tangannya pada

kolom P pada kolom HTKP yang tertera pada lembar resep.

2.8 Prosedur operasional baku floor stock

1. Proses Penerimaan Formulir Floor Stock

a) Petugas floor stock menerima formulir dari petugas sub

bagian/bagian pengguna yang telah disetujui oleh

penanggung jawab sub bagian/bagian pengguna.

b) Petugas akhir floor stock memeriksa daftar persediaan akhir

dan kebutuhan barang farmasi pada formulir floor stock.

2. Proses Persiapan dan Verifikasi

a) Petugas floor stock melakukan input data kebutuhan barang

farmasi yang meliputi nama bagian/sub bagian pengguna

serta jenis data dan jumlah barang farmasi

b) Petugas floor stock menghitung jumlah harga barang farmasi

yang dibutuhkan.

c) Petugas floor stock membuat kuitansi sebagai data pembelian

barang farmasi oleh bagian atau sub bagian pengguna serta

formulir pengeluaran barang sebagai bukti mutasi barang

farmasi.

15

Page 16: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

3. Petugas Penyerahan

a) Petugas barang floor stock mencetak kuitansi dan daftar

kebutuhan barang farmasi yang dapat dipenuhi oleh bagian

farmasi sebanyak tiga rangkap.

b) Petugas floor stock memeriksa kesesuaian antar barang

farmasi yang telah disiapkan dengan daftar kebutuhan

barang farmasi yang dapat dipenuhi oleh bagian farmasi.

c) Petugas floor stock menyerahkan barang farmasi ke bagian

pengguna.

d) Petugas bagian/sub bagian pengguna yang menerima barang

membubuhkan tanda tangannya pada daftar kebutuhan

barang farmasi yang dapat dipenuhi.

2.9 Prosedur operasional baku (obat/alkes) kadaluarsa atau rusak

1. Petugas Stock Opname memilih barang yang batas tanggal

kadaluarsanya kurang dari enam bulan (terhitung pada saat dilakukan

stock opname).

2. Setelah dipilah, maka diinformasikan ke dokter supaya di resepkan

dan bila ada barang yang rusak maka bisa dimusnahkan atau kalau

bisa ditukar maka barang tersebut dapat ditukar kepada dstributor

yang bersangkutan.

16

Page 17: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

3. Proses Pemusnahan

Proses pemusnahannya dapat dilakukan dengan cara :

a) Petugas gudang mengumpulkan barang yang akan

dimusnahkan

b) Petugas gudang membuat berita acara

c) Petugas gudang melakukan pemusnahan dengan cara :

- Bahan padat dilarutkan terlebih dahulu kemudian

dibuang melalui kran

- Bahan cair langsung dibuang melalui kran

- Alkes dikumpulkan telebih dahulu kemudian

masukkan ke dalam incenerator untuk dibakar.

17

Page 18: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Upaya Kesehatan dan Sarana Kesehatan

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan

berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan

rujukan dan / upaya kesehatan penunjang, selain itu sarana kesehatan dapat

juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta

penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

kesehatan. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan diperlukan

perbekalan kesehatan lainnya, sedangkan sediaan farmasi meliputi obat,

bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik (Siregar, 2003).

3.2 Definisi Rumah Sakit

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

159/MenKes/PER/II/1998 mendefinisikan rumah sakit sebagai sarana

kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta

dapat dimanfaatkan untuk pendidikan kesehatan dan penelitian (Depkes

RI, 1998).

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai

kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

18

Page 19: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama - sama dalam

maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang

baik (Siregar, 2003).

3.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit bertugas menyediakan kebutuhan bagi pemeliharaan

dan pemulihan kesehatan bagi penderita. Selain itu, rumah sakit memiliki

empat fungsi dasar, yaitu (Depkes RI, 1992) :

1. Fungsi perawatan penderita meliputi diagnosis dan pengobatan penyakit

atau kecelakaan, pengobatan, pencegahan, rehabilitasi, perawatan

pemulihan, perawatan gigi dan pelayanan pribadi. Dalam menyediakan

perawatan penderita, rumah sakit biasanya mempunyai dua jenis dasar

akomodasi berdasarkan kemampuan penderita untuk membayar, yaitu

penderita pribadi yang membayar penuh atau dengan biaya tanggungan

atau jaminan.

2. Fungsi pendidikan yaitu pendidikan tenaga medik dan tenaga profesi

kesehatan lain yang berhubungan, dan pendidikan kepada penderita serta

masyarakat sekitar. Pendidikan kepada masyarakat sekitar dilakukan

untuk kesejahteraan masyarakat terutama dalam pencegahan penyakit

antara lain imunisasi, penggunaan obat yang tepat, penggunaan obat

adiktif dan lain – lain.

19

Page 20: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

3. Fungsi penelitian bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan medis

mengenai penyakit dan perbaikan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

merupakan tempat untuk melakukan penelitian obat – obat baru, yang

dilakukan bermacam – macam departemen di rumah sakit oleh personil

medis dan non medis.

4. Fungsi kesehatan masyarakat mempunyai tujuan utama yaitu untuk

membantu masyarakat dalam mengurangi jumlah penyakit dan

memperbaiki kesehatan umum populasi.

3.4 Klasifikasi Rumah Sakit

Penggolongan rumah sakit di Indonesia berdasarkan beberapa

kriteria, yaitu :

a.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 9837

MenKes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum,

rumah sakit diklasifikasikan menjadi (Depkes RI, 1992) :

1) Rumah sakit pemerintah yaitu rumah sakit yang dimiliki dan

diselenggarakan oleh pemerintah yaitu Departemen Kesehatan,

Pemerintah Daerah, Angkatan Bersenjata dan Badan Usaha Milik

Negara ( BUMN ).

2) Rumah sakit swasta yaitu rumah sakit yang dimiliki dan

diselenggarakan oleh yayasan yang disahkan oleh badan hukum

atau badan hukum lain yang bersifat sosial. Rumah sakit swasta

20

Page 21: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

terbagi atas rumah sakit yang mencari keuntungan, dimiliki dan

dikelola oleh yayasan bagian yang bukan milik pemerintah dengan

tujuan mencari keuntungan, sedangkan rumah sakit yang tidak

mencari keuntungan, dimiliki dan dikelola oleh organisasi atau

yayasan keagamaan, kekeluargaan, dan lain – lain. Biasanya

didirikan untuk kepentingan sosial.

b. Berdasarkan tipe pelayanan yang diberikan kepada pasien, rumah sakit

dibagi menjadi ( Dpkes RI, 1978 ) :

1) Rumah sakit umum, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan untuk semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar,

spesialistik dan subspesialistik.

2) Rumah sakit khusus, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau

disiplin ilmu tertentu seperti Rumah Sakit Jiwa.

c.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.

983/MenKes/SK/XI/1992 tentang Kedudukan, Susunan dan Tata Kerja

Rumah Sakit Umum, rumah sakit dibagi menjadi lima kelas, yaitu

( Depkes RI,1992 ) :

1) Rumah Sakit Kelas A, yaitu rumah sakit yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan

21

Page 22: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

subspesialistik luas, dengan kapasitas tempat tidur lebih dari 1000

tempat tidur.

2) Rumah Sakit Kelas B I, yaitu rumah sakit yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan

subspesialistik terbatas, denga kapasitas tempat tidur yaitu 500

sampai dengan 1000 tempat tidur.

3) Rumah Sakit Kelas B II, yaitu rumah sakit yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang – kurangnya

empat jenis spesialistik dasar lengkap, dengan kapasitas tempat

tidur antara 300 hingga 500 buah.

4) Rumah Sakit Kelas C, yaitu rumah sakit yang mempunyai fasilitas

dan pelayanan medis sekurang – kurangnya empat jenis spesialistik

dasar lengkap, dengan kapasitas tempat tidur antara 100 sampai

dengan 300 buah.

5) Rumah Sakit Kelas D, yaitu rumah sakit yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan sekurang – kurangnya pelayanan medis dasar,

dengan kapasitas tempat tidur kurang dari 100 tempat tidur.

22

Page 23: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

d. Berdasarkan jenis penderita dan pelayanan yang diberikan, rumah sakit

dibagi menjadi dua jenis, yaitu ( Siregar, 2003 ) :

1) Pelayanan yang diberikan kepada penderita sakit yang secara fisik

tinggal di ruang perawatan di rumah sakit, disebut pelayanan

penderita rawat tinggal.

2) Pelayanan yang diberikan pada penderita sakit yang datang ke

rumah sakit, yang tidak memerlukan tinggal di ruang perawatan

rumah sakit disebut pelayanan penderita rawat jalan.

3.5 Visi,Misi dan Tujuan Rumah Sakit

Visi Rumah Sakit

Visi rumah sakit adalah mengorganisasikan secara bersama – sama

semua praktisi kesehatan, fasilitas diagnosis dan terapi, alat dan

perlengkapan fasilitas fisik ke dalam suatu sistem yang terkoordinasi

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Misi Rumah Sakit

Misi rumah sakit adalah melaksanakan fungsi sebagai institusi

yang memberikan pelayanan terhadap penderita seperti memberikan

pelayanan kepada penderita di rumah sakit itu sendiri sebagai penderita

rawat tinggal, poliklinik untuk penderita rawat jalan, unit gawat darurat,

pusat layanan gawat darurat, kantor dokter di rumah sakit, di rumah jika

23

Page 24: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

diperlukan pelayanan kesehatan di rumah, di pusat kesehatan dan klinik

kesehatan masyarakat.

Tujuan Rumah Sakit

Tujuan ruamh sakit adalah menyediakan pelayanan penderita yang

bermutu tinggi sesuai harapan dan tuntutan masyarakat (Depkes RI, 1992).

3.6 Jenis Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23

tahun 1992, tentang Jenis Tenaga Kesehatan, yang terdiri dari (Depkes RI,

1992) :

1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi

2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan

3. Tenaga kefarmasian meliputi Apoteker dan Asisten

Apoteker

4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi penyuluh

kesehatan

5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis

6. Tenaga keterapian

7. Tenaga keteknisian medis meliputi radioterapi, teknisi

dan perekam medis.

3.7 Farmasi Rumah Sakit

24

Page 25: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Unit Farmasi Rumah Sakit dapat didefinisikan sebagai suatu

departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan

seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang asisten apoteker yang

memenuhi persyaratan peraturan perundang – undangan yang berlaku dan

kompeten secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang

bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan atau pelayanan kefarmasian,

yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup perencanaan, pengadaan,

produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan / sediaan farmasi, dispensing

obat berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan,

pengendalian mutu, dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh

perbekalan kesehatan di rumah sakit, pelayanan farmasi klinik umum dan

spesialis, mencakup pelayanan langsung kepada penderita dan pelayanan

klinik yang merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.

3.7.1 Tujuan IFRS

Tujuan kegiatan harian Instalasi Farmasi Rumah Sakit antara lain :

a.Memberi manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat profesi

kesehatan, dan kepada profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit

yang kompeten dan memenuhi syarat.

b.Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh apoteker

rumah sakit yang memenuhi syarat.

c.Menjamin praktek profesional yang bermutu tinggi melalui penetapan

dan pemeliharaan standar etika professional, pendidikan dan

pencapaian, dan melalui peningkatan kesejahteraan ekonomi.

25

Page 26: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

d.Meningkatkan penelitian dalam praktik farmasi rumah sakit dan dalam

ilmu farmasetik pada umumnya.

e.Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran

informasi antara para apoteker rumah sakit, anggota profesi, dan

spesialis serumpun.

f. Memperluas dan memperkuat kemampuan apoteker rumah sakit.

g.Meningkatkan pengetahuan dan pengertian praktik farmasi rumah sakit

kontemporer bagi masyarakat, pemerintah, industri farmasi, dan

professional kesehatan lainnya.

h.Membantu menyediakan personel pendukung yang bermutu untuk IFRS.

i. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian.

3.7.2 Tugas utama IFRS

Tugas utama IFRS adalah mengelola mulai dari perencanaan,

pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung

kepada penderita sampai dengan pengendalian semua perbekalan

kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit baik untuk

penderita rawat tinggal, rawat jalan maupun untuk semua unit termasuk

poliklinik rumah sakit ( Siregar, 2003 ).

Kegiatan farmasi rumah sakit meliputi perencanaan, penyimpanan

dan pendistribusian perbekalan farmasi ( Depkes RI, 1986 ).

3.7.3 Perencanaan perbekalan farmasi

26

Page 27: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Dalam melakukan pengadaan obat di fasilitas kesehatan,

diperlukan suatu perencanaan pengadaan. Perencanaan pengadaan

perbekalan farmasi dilakukan melalui pembelian dari luar atau membuat

atau memproduksi sendiri sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

Pembelian perbekalan farmasi dilakukan dalam empat metode

yaitu penawaran terbuka, penawaran terbatas, penawaran kompetitif dan

pembelian secara langsung ( Rankin, 1997 ).

3.8 Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit

Pendistribusian obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak

setelah sediaan disiapkan oleh IFRS sampai dengan diantarkan kepada

perawat, dokter, atau professional lain untuk diberikan kepada penderita.

Sistem distribusi obat di rumah sakit adalah tatanan jaringan

sarana, personel, prosedur, dan jaminan mutu yang serasi, terpadu dan

berorientasi penderita dalam kegiatan penyampaian sediaan obat beserta

informasinya kepada penderita.

Sistem distribusi obat harus menjamin :

Instruksi pengobatan dari dokter harus jelas

Obat yang tepat diberikan kepada pasien yang tepat

Dalam dosis dan jumlah yang tepat

Dikemas dalam kemasan yang menjamin mutu obat

Macam – macam sistem distribusi obat bagi pasien rawat inap:

Total Floor Stock : Total sediaan stock obat di setiap ruangan

27

Page 28: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Individual Prescription : Hanya untuk masing – masing resep per

individu

Kombinasi : Gabungan antara individual prescription dan unit dose

Semua sistem tersebut dapat dilakukan secara sentralisasi ( semua

obat dari Farmasi obat ) ataupun desentralisasi ( adanya satelit / depo

farmasi di setiap satu / lebih ruang perawat ).

28

Page 29: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

BAB IV

KEGIATAN PKL

4.1 Unit Farmasi Rawat Jalan

Sirkulasi resep rawat jalan RSHJ adalah :

a. Pelanggan jaminan, pelanggan karyawan, pelanggan umum membawa

resep dan diterima oleh bagian penerimaan resep untuk dimasukkan

datanya dalam komputer sehingga dapat diketahui harganya.

b. Resep asli, kwitansi, dan nomor urut resep dikirim ke ruang peracikan

resep dengan memakai lift obat.

c. Di ruang racikan obat diambil sesuai dengan resep, diracik, diberi

etiket dan dikemas.

d. Obat yang sudah jadi dikirim ke dalam ruang penyerahan dengan

menggunakan lift.

e. Obat diserahkan kepada pasien dan dijelaskan aturan pakai dan

kegunaan obat.

Para petugas yang mengisi resep harus mengisi HTKP yaitu :

H (harga) : petugas yang menerima resep dan melakukan proses harga

T (etiket) : pemberi etiket

K (kemas) : petugas yang megisi, mengecek, mengemas obat

P (penyerahan): petugas mengecek obat dan menyerahkan ke pasien

29

Page 30: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Kegiatan PKL di unit Farmasi rawat jalan adalah membantu

mengerjakan resep baik itu resep racikan atau non racikan, menghitung

waktu tunggu, memberi etiket, dan mengemas obat.

4.2 Unit Farmasi Rawat Inap

Sirkulasi resep rawat inap RSHJ

a. Perawat (POS) dari masing – masing ruang membawa resep rawat inap

ke unit Farmasi

b. Mengambil obat / alkes sesuai dalam resep

c. Pada resep racikan dihitung dulu obatnya, diracik, lalu diberi etiket dan

dikemas

d. Data dalam resep dimasukkan dalam komputer untuk mengetahui total

harga lalu diprint untuk mengetahui rincian biayanya

e. Alkes diserahkan pada perawat untuk dibawa ke masing – masing

ruangan.

Kegiatan PKL di unit Famasi rawat jalan adalah mengambil obat,

menghitug dosis, meracik, mengambil alkes.

Pembayaran di Unit Farmasi Rawat Inap RSHJ dilunasi oleh

pasien ketika hendak meniggalkan rumah sakit dengan bukti kwitansi

penagihan atau jika pasien ingin membayar kontan dengan menebus resep

ke Unit Farmasi RSHJ.

Unit Farmasi RSHJ menyediakan layanan pengantaran obat pasien

rawat jalan bila total harga resep minimal Rp. 50.000 dan dengan batas

wilayah pengantaran tertentu yang telah ditetapkan.

30

Page 31: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Resep – resep yang masuk ke Unit Farmasi RSHJ diarsipkan

perbulan disesuaikan apakah resep tersebut rawat inap atau rawat jalan dan

disimpan selama 3 tahun. Pemusnahan resep tersebut dilakukan dengan

cara dibakar atau di potong – potong.

4.3 Floor Stock Instalasi Gawat Darurat

Kegiatan PKL di Instalasi Gawat Darurat RSHJ ialah:

1. Menulis obat dan alkes yang dibutuhkan ruangan IGD di buku defekta

sesuai dengan kebutuhan yang sudah disepakati bersama.

2. Memindahkan data obat dan alkes yang akan diambil dari buku defekta

ruangan IGD ke buku pengambilan obat dan alkes yang ada di Unit

Farmasi

3. Mengambil obat dan alkes yang dibutuhkan sesuai dengan ruangan di

IGD yaitu ruangan bedah, non bedah, dan resusitasi di Unit Farmasi.

4. Mengirim obat dan alkes ke ruangan IGD dengan memakai troli.

Penyediaan obat dan alkes di lemari emergency ruangan IGD

RSHJ bersifat life saving, yaitu obat dan alkes yang bersifat darurat dan

menyelamatkan kehidupan pasien seperti obat anti kejang, obat penurun

panas tinggi, obat anti hipertensi, obat anti alergi, cairan infuse, dll yang

harus selalu tersedia di lemari emergency masing – masing ruangan.

31

Page 32: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

4.4 Logistik Barang Farmasi di Unit Farmasi

Gudang farmasi RSHJ merupakan gudang administrasi, dimana

setelah barang – barang diinput dalam komputer langsung disimpan di

bagian distribusi.

Alur Gudang Farmasi

Rawat jalan dari poli – poli yaitu resep atau bebas

Rawat inap yaitu resep rawat inap atau alkes

Total Floor Stock untuk kebutuhan per ruangan

Amprahan untuk kebutuhan per bulan tiap ruangan

Alur Pengadaan

Jenis barang

Tiap barang yang berada di Instalasi Farmasi sudah melalui proses

standarisasi terlebih dahulu oleh KFT (Komite Farmasi Terapi).

Pemesanan Barang

Perencanaan persediaan barang farmasi dibuat tahunan, tetapi dalam

pelaksanaannya dilakukan 2x seminggu yaitu setiap hari senin dan

kamis. Pengadaan persiapan barang farmasi dilakukan melalui bagian

pembelian.

Penerimaan barang

Prosedur penerimaan barang farmasi ialah :

a. Periksa dulu kecocokan spesifikasi barang dengan buku

permintaan / defecta

b. Periksa jumlah dan spesifikasi barang dengan catatan di faktur

32

Page 33: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

c. Tulis juga tanggal kadaluarsa / expired date pada faktur, barang

dengan kadaluarsa dekat tidak diterima, khusus untuk barang slow

moving kadaluarsa min 2 tahun

d. Bubuhkan tanda tangan beserta nama serta distempel di tempat

yang telah disediakan

e. Ambil salinan faktur 3 lembar untuk arsip gudang farmasi

Pendistribusian obat dan alkes dilakukan setelah penerimaan

dengan ditempatkan langsung di rak – rak obat.

4.5 Sistem Penyimpanan

Penempatan barang dibedakan berdasarkan jenis barangnya.

Sedangkan penyimpanan barang disusun berdasarkan bentuk sediaan dan

urutan abjad serta menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan

FEFO (First Expired First Out).

4.6 Produksi Unit Farmasi

Pada bagian unit produksi farmasi membuat produk obat / sediaan

farmasi yang dibutuhkan untuk rumah sakit dimana hasil produksi tersebut

tidak dikomersilkan atau jika diproduksi sendiri akan lebih menghasilkan

keuntungan. Dalam kegiatan pelaksanaannya unit produksi perlu

menerapkan standar sistem mutu dilengkapi dengan Cara Pembuatan Obat

yang Baik (CPOB).

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam unit produksi diantaranya,

melaksanakan pengemasan kembali obat / sediaan farmasi dan

33

Page 34: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

pengemasan dosis tunggal / dosis yang merupakan salah satu bentuk

produksi obat non steril seperti gargarisma khan, boorschood mixture,

alkohol 70%, asam cuka 3%, H2O2 3%, borax glycerin, lotio

kummerfeldi, betadini sol, dll. Pengemasan kembali bertujuan untuk

mengemas obat dalam bentuk / kekuatan dan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan.

4.7 Pengawasan Barang

Mengadakan stock opname tiap 6 bulan sekali

Menghitung fisik barang

Memasukan datanya ke komputer

34

Page 35: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Rumah Sakit Haji Jakarta merupakan salah satu Rumah Sakit Haji yang

ada di Indonesia, dibangun sebagai wujud gagasan untuk mengenang

tragedi terowongan AL-Muaisim Mina yang menelan korban lebih dari

600 jemaah haji Indonesia tahun 1990. Rumah Sakit Haji Jakarta

diresmikan pada tanggal 12 November 1994 oleh Presiden Soeharto

yang terletak di Jalan Raya Pondok Gede No. 4 Jakarta Timur dengan

standar rumah sakit kelas C+.

2. Unit Farmasi Rumah Sakit Haji Jakarta merupakan salah satu unit

pelayanan medik yang dipimpin oleh seorang Apoteker yang

mengkoordinasi seluruh pekerjaan kefarmasian dan berkoordinasi

dengan bagian lain dalam penggunaan obat di rumah sakit.

3. Penerimaan, penyimpanan dan pengawasan obat dan alkes dilaksanakan

di Unit Farmasi Rumah Sakit Haji Jakarta sendiri dan langsung

ditempatkan di rak-rak obat karena Instalasi Farmasi tidak memiliki

gudang penyimpanan disebabkan tempat yang terbatas serta pembelian

obat dan alkes hanya untuk persediaan 1 minggu.

4. Pendistribusian untuk pasien rawat inap maupun ruang bersalin,

ICU/ICCU, IGD obat diambil oleh POS (Pembantu Orang Sakit/Asisten

35

Page 36: Laporan Pkl Rs.hji Selesai

Perawat) yang diserahkan kepada perawat jaga ruangan untuk diberikan

pada pasien rawat sesuai dengan jadwal pemberian obat. Sedangkan

untuk rawat jalan, pasien dapat menunggu di ruang tunggu Unit Farmasi

atau obat diantar ke rumah.

5. Kegiatan pelayanan informasi obat yang terdapat di Unit Farmasi saat

PKL berlangsung belum aktif.

5.2 Unit Farmasi Rawat Jalan

1. Pengaktifan kembali rungan PIO yang telah ada di Unit Farmasi Rumah

Sakit Haji Jakarta.

2. Penambahan Apotek untuk meningkatkan pelayanan obat dan waktu

yang efektif.

3. Penempatan obat dan alkes saat penyimpanan harus diletakkan di tempat

semula.

4. Peningkatan pengadaan obat yang sering digunakan untuk menghindari

kekosongan barang.

36