laporan PKL

download laporan PKL

of 40

description

Laporan Pkl

Transcript of laporan PKL

BAB IPENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang ketenagalistrikan, maka sebagai mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian, pengalaman dan kepekaan dalam mengatasi dan menghadapi berbagai permasalahan serta tantangan yang terjadi di dunia kerja, sehingga kita dapat mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menghadapi kemajuan teknologi tersebut. Oleh karena itu maka khusunya Jurusan Teknik Elektro program study Teknik Listrik, berusaha untuk berpartisipasi dalam mengantisipasi perkembangan tersebut dengan menerapkan beberapa program yang wajib untuk dilaksanakan oleh mahasiswa sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan kompeten yang dapat mengembangkan keahliannya masing-masing di dunia kerja.

Untuk mendapatkan hal tersebut, maka perlu dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan salah satu mata kuliah yang diwajibkan kepada setiap mahasiswa pada semester terakhir atau semester VI di Politeknik Negeri Padang khusus untuk D3. Praktek Kerja Lapangan ini sangat membantu mahasiswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan atau keahlian dan sebagai gambaran agar tidak asing lagi ketika memasuki dunia kerja. Selain itu mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan disiplin ilmu yang sudah dipelajari dibangku kuliah serta mendapatkan pengetahuan baru yang sangat berguna nantinya. 1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan.

Pelaksanaan atau pengalaman Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa pada dasarnya bertujuan untuk mambekali mahasiswa dengan pengalaman langsung dalam berbagai kegiatan perusahaan atau industry sehingga mahasiswa dapat menerapkan apa yang diperolehnya di bangku perkuliahan dan juga bisa memperoleh pengetahuan baru yang tidak mereka dapatkan di bangku perkuliahan.

Sesara umum pelaksanaan pengalaman Praktek Kerja Lapangn (PKL) dijelaskan dalam buku panduan PKLyang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dibidang teknologi melalui ketertiban langsung dalam kegiatan di perusahaan dan industry.Sedangkan kegiatan khusus meliputi pengenalan alat- alat yang digunakan di Rayon Lubuk Alung, kemudian penulis mengambil salah satu topik untuk diamati dan dituangkan kedalam bentuk laporan.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengikuti program Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut : 1. Dapat diikuti oleh semua mahasiswa dari semua program studi dengan melalui seleksi.

2. Mendapat izin pimpinan perguruan tinggi dan dari orang tua. 3. Minimal duduk di bangku kuliah. 4. Memiliki semangat kerja dan dapat bersosialisasi dalam suatu organisasi/dunia kerja. 5. Memiliki motivasi yang tinggi, ketekunan, dan ketahanan mental.

6. Mentaati peraturan yang berlaku di tempat kerja yang bersangkutan.Dengan adanya program Praktek Kerja Lapangan ini mendatangkan banyak manfaat Diantaranya :

A. Perusahaan :

1. Mempermudah perusahaan dalam merekrut calon karyawan yang professional.

2. Membantu perusahaan dalam meningkatkan mutu karyawan.

3. Menghemat dana untuk pengembangan SDM.

4. Membina hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dan perusahaan.

B . Perguruan Tinggi :

1. Menyesuaikan metode dan isi kuliah agar lebih relevan dengan dunia kerja.

2. Meningkatkan kemampuan tenaga pengajar agar memberikan kuliah yang relevan dengan dunia kerja disamping mutu akademisnya.

3. Membina hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dan perusahaan dalam sarana dan prasarana pendidikan.

4. Membekali kemampuan dasar yang memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam pekerjaan.

5. Meningkatkan kualitas program praktek Kerja lapangan untuk mahasiswa tingkat akhir D3 pada Politeknik Negeri Padang.

C. Mahasiswa :

1. Memiliki pengalaman kerja di suatu perusahaan. 2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari perguruan tinggi dalam dunia kerja. 3. Memberikan kesempatan kerja yang lebih besar.

4. Memperoleh insentif sesuai dengan kemampuannya.

5. Memberikan kesempatan mencari pengalaman, promosi, dan peningkatan karir. 6. Memperoleh pengalaman berorganisasi dalam tim kerja nyata.1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melaksanakan praktek Kerja lapangan tiga bulan diantaranya adalah :A. Mahasiswa dapat mengenal dan memahami permasalahan yang terjadi pada PT. HALEYORA POWERINDO dan PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung baik masalah teknis, maupun non teknis pada perusahaan.

B. Mendapatkan pengetahuan baru serta pengalaman yang sangat berharga terutama dalam mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja.C. Dapat mencoba mengaplikasikan ilmu teoritis yang telah diperoleh pada masa perkuliahan dalam praktek dilapangan.D. Dapat lebih mengenal secara visual dan nyata peralatan peralatan yang selama ini hanya siswa lihat pada buku buku materi kuliah.E. Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa dapat mencoba menganalisa serta mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang mungkin timbul, khususnya di bidang ketenaga listrikan.1.4Batasan Masalah

Mengingat kompleksnya permasalahan mulai dari prosedur aktivitas kerja dan ruang lingkup dari wilayah cakupan kerja serta dengan terbatasnya waktu praktek Kerja lapangan, tidaklah memungkinkan semua persoalan dan permasalahan dapat di bahas dan dimasukkan kedalam laporan praktek kerja lapangan kali ini, maka permasalahan Pembahasan dari laporan ini membahas tentang Mengukur Beban Trafo Distribusi Feeder Tapakis 24 Jam.1.5 Identifikasi Masalah. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, saya memilih bidang garapan Penyeimbangan beban trafo distribusi. Khususnya ketidakstabilan tegangan yang di terima pelanggan dan kecilnya tengangan listrik pada bagian ujung JTR. 1.6Metode Penulisan

Metode yang dilakukan penulis untuk menyusun laporan ini adalah dengan : 1.Metode Observasi Dengan cara ini kami mencari data dengan melihat langsung ke lapangan, sehingga data yang dibutuhkan dapat diperoleh secara langsung melalui peralatan yang ada melalui bimbingan dosen. 2.Metode WawancaraKami melakukan wawancara secara langsung dengan mentor atau operator agar mendapatkan penjelasan mengenai bidang yang ditekuninya untuk mendapatkan data dan informasi.3.Metode Studi LiteraturKami mengumpulkan data melalui beberapa buku referensi, baik buku-buku kuliah, buku dari dosen maupun buku dari perpustakaan yang menunjang terhadap judul yang sedang dibahas.1.7 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan . Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. HALEYORA POWERINDO Jln. Azizi Andalas Padang dan PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung Jln. Tapakis Lubuk Alung, lama waktu Pratek Kerja Lapangan ini selama tiga bulan yaitu tanggal 9 Februari 2015 sampai dengan 30 April 2015. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Industri mengikuti jadwal kerja karyawan PT. HALEYORA POWERINDO dan PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung, yaitu lima hari kerja dari hari senin hingga hari jumat dan hari sabtu-minggu libur.1.8 Sistematika Penulisan Laporan

Untuk memudahkan pembahasan dalam laporan kerja praktek ini, maka laporan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I

Berisi Pendahuluan

Berisikan tentang Latar Belakang, Tujuan, Batasan masalah, Sistematika laporanBAB IIDeskripsi PT. PLN (PERSERO) Rayon Lubuk AlungBerisikan tentang sejarah berdiri, Struktur Organisasi, Deskripsi Jabatan dan Aspek kegiatan Perusahaan

BAB IIILandasan Teori Trafo Distribusi

Berisikan tentang landasan teori trafo distribusi BAB IVPembahasanBerisikan tentang Pengukuran Beban Trafo Distribusi Feeder Lubuk Alung selama 24 jam di PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.BAB VPenutup

Berisikan tentang kesimpulan dan penutup

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN PT.PLN (PERSERO)

2.1.Sejarah Singkat PT PLN (Persero)

Sejarah ketenaga listrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pusat tenaga listrik untuk pemakaian sendiri. Selanjutnya perusahaan Listrik tersebut berkembang menjadi perusahaan untuk kepentingan umum. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik terebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945, kemudian diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk jawatan listrik dan gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja. Tanggal 1 Januari 1961, jawatan Listrik dan Gas tersebut diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang Ketenagalistrikan, Gas dan Kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrk Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola Gas.

Pada saat itu kapasitas pembangkit listrik PLN sebesar 300 MW, tahun 1972 Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrk Negara (PLN). Tahun 1990 melalui peraturan pemrintah No.17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kapada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan diatas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari perusahaan umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

2.1.1 Falsafah Perusahaan PT. PLN (Persero) Falsafah Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah :

- Membawa kecerahan dan kegairahan dalam kehidupan masyarakat yang produktif.

2.1.2 Visi Perusahaan PT. PLN (Persero) Visi Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah :

-Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2.1.3 Misi Perusahaan PT. PLN (Persero) Misi Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah :

- Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

- Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

- Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

- Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.1.4 Motto Perusahaan PT. PLN (Persero) Motto Perusahaan PT. PLN (Persero) adalah :

- Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a better Life).

2.1.5 Nilai- nilai Perusahaan - Peka dan tanggap kebutuhan pelanggan

Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat, dan sesuai.

- Penghargaan pada harkat dan martabat manusia

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak- hak asasi dalam menjalankan bisnis.

-Integritas

Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam pengelolaan bisnis.

-Kualitas produk

Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

-Peluang untuk maju

Memberikan peluang yang sama dan seluas- luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

- Inovatif

Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan semua anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif. - Mengutamakan kepentingan perusahaanKonsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin didalam setiap keputusan yang diambil demi kepentingan perusahaan.

-Pemegang saham

Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

2.1.6Lambang Perusahaan PT. PLN (Persero)

Berdasarkan SK Direksi No. 013/DIR/1976 tentang Lambang PLN, dijelaskan sebagai berikut :

1.Gambar lambang PLN tercantum dalam suatu bidang datar :

a. Warna kuning keemasan.

b. Bentuk segi empat dan berskala panjang 3:4.

c.Tanpa garis pinggir bila diperlukan penggambaran segi empat tersebut pada titik dapat dipergunakan garis pinggir sebagai batas.

d. Tanpa tulisan Listrik Negara, ataupun tulisan lain di dalamnya.

2.Gambar lambang PLN terdiri dari (lihat gambar) :

a.Petir atau kilat yang berbentuk seperti gambar, di sebelah atas tebal dan meruncing di sebelah bawah, berwarna merah darah dan memotong/ menembus ketiga garis gelombang.

b.Tiga buah gelombang yang berbentuk sinusoida (2,5 perioda), berwarna biru laut, tersusun sejajar dalam arah mendatar, terletak di tengah- tengah segi empat pada dasar kuning keemasan tersebut.

3.Gambar lambang PLN diartikan sebagai berikut :

a. Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya.

b.Lambang gelombang dipergunakan dalam lambang PLN, karena segala macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya, listrik, akustik, dll). Kegiatan PLN antara lain mencakup konversi segala macam tenaga / energi menjadi tenaga listrik. c.Tiga buah gelombang sejajar diartikan tiga sikap karyawan PLN dalam melaksanakan tugas negara yaitu bekerjan keras, bergerak cepat dan bertindak cepat. Arti yang lain adalah bahwa pelaksanaan tugas PLN harus serempak dalam tiga bidang, pembangkitan, penyaluran dan pendistribusian tenaga listrik.

4. Warna gambar lambang PLN diartikan sebagai berikut :

a.Warna kuning keemasan melambangkan Keagungan Tuhan Yang Maha Esa, serta agungnya kewajiban PLN.

b.Warna merah darah melambangkan keberanian dan dinamika dalam melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran pembangunan.

c.Warna biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia seperti yang dinyatakan dalam PP 18 Tahun 1972.

5. Penempatan tulisan- tulisan yang menyatakan satuan PLN adalah sebagai berikut :

a. Dicantumkan di sebelah kanan lambang pada papan nama PLN tersebut.

b.Pada benda- benda, peralatan, kendaraan dan sebagainya di sebelah atas lambang di cantumkan Satuan Induknya (PLN Pst, PLN Wilayah/ Unit Bisnis, PLN Proyek dan sebagainya) di bawah lambang dicantumkan satuan eselon berikutnya (PLN Cabang, Sektor dan sebagainya).

6. Standar bentuk gambar/ lambang PLN adalah sebagai berikut :

Standar bentuk lambang serta ukuran- ukurannya di bakukan seperti tertera pada gambar. Semua lambang di buat sesuai kelipatan 1/10, 1/5, , 1, 2, 3, dari lambang tersebut. Gambar lambang perusahaan PT. PLN (Persero)

2.1.7Aspek-aspek Kegiatan Perusahaan Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT PLN (persero) secara umum meliputi hal-hal berikut :

a. Produksi transmisi dan distribusi tenaga listrik.

b. Perencanaan dan pembangunan bidang kelistrikan.

c. Pengendalian dan pengembangan tenaga listrik.

d. Pengusaha jasa-jasa di bidang tenaga listrik.

Sedangkan kegiatan usaha yang berhubungan dengan penyediaan tenaga listrik, antara lain :

a.Pembangunan Jaringan

Merupakan pembangunan hantaran udara, yang meliputi. Tegangan rendah, tegangan menengah, dan jaringan dibawah tanah (kabel TR dan TM)

b.Pembangunan gardu-gardu Distribusi

Merupakan gardu yang mendistribusikan Kwh atau menyalurkan tenaga aliran listrik kepada pelanggan melalui jaringan tegangan rendah atau TR, termasuk perlengkapan Kwh.

c. Pembangunan Tiang.

d. Pemeliharaan gardu jaringan, sambungan rumah dan memelihara gedung.

e.Penyambungan baru. Mengadakan kegiatan pemasangan atau penyambungan listrik rumah-rumah konsumen baru.

f.Tambah daya.

Mengadakan perubahan beban penambahan maupun penurunan daya.g.Perubahan tarif.

Merupakan perubahan tarif dari pelanggan umum ke kelompok lainnya atau sebaliknya, misalnya dari ruma tinggal ke tarif industri atau usaha

h.Pelayanan kepada pelanggan.

1. Permintaan sambungan baru dan perubahan daya

2. Permintaan penerangan sementara

3. Permintaan perbaikan atau pembongkaran sambungan rumah

i.Pembacaan meteran listrik.

Melakukan pencatatan stan meter

j.Pembuatan rekening listrik.

Pembuatan rekening listrik atas pemakaian tenaga listrik

2.2 Sejarah Kelistrikan Sumatera Barat Pada zaman Hindia Belanda atas dasar Lembaran Negara (Staatsblad) No. 312 tanggal 1 Juli 1918, sejak permulaan tahun 1868 daerah Ombilin Sawahlunto menjadi terkenal dan penting pada saat Ir.W.H.De Greve menemukan lapisan-lapisan dan ladang-ladang batubara (kolenvelden) ditepi sungai Ombilin. Begitu pesatnya eksplorasi Pemerintahan Belanda, sehingga produksi berlimpah ruah dan menumpuk, sedangkan transportasi belum ada untuk mengangkutnya ke pelabuhan Teluk Bayur (dulu bernama Emmahaven).

Setelah tambang Ombilin berhasil menemukan daerah pengolahan batu bara dibawah tanah perbukitan (tunnelbouw) dirasakan sanggat diperlukan aliran listrik guna menggerakkan motor-motor transporband (belt conveyor), lori-lori, rumah sakit, bengkel besar, lampu-lampu penerangan rumah, beding-beding pekerja, lampu-lampu penerangan jalan, dsbnya, maka pada tahun 1892 didirikan sebuah Sentral Listrik Tenaga Uap di desa Salak yang berjarak 10 KM dari Sawahlunto didekat Sungai Batang Ombilin.

Pemerintah Belanda kemudian membuka perusahaan kereta api yang dulu bernama Sumatra Staats Spoorwegen (S.S.S), yang tujuan utamanya mengangkut batubara dari Sawahlunto ke Teluk Bayur guna diekspor untuk keperluan kapal-kapal uap di Hindia Belanda. Setelah adanya beberapa daerah yang dijangkau perkereta apian, maka S.S.S pada tahun 1912 membangun sebuah sentral listrik dengan tenaga uap yang bernama Sentral Listrik Tenaga Uap Kampung Durian (Electrische Stoom Centrale Kampung Durian) berlokasi ditepi Sungai Batang Arau, dengan pemasangan perdana 2 buah turbin uap merk Gbrs Stork Hengelo berikut dengan Generatornya masing-masing 650 kVA, kapasitas 500 kW merk Willwm Smit Slikkerveer Holland. Ketel-ketel uap (stoomketels) memakai bahan bakar batubara yang sudah dicuci bersih jenis notjes (ukuran biji jagung).

Pada tahun 1914 sentral listrik tenaga uap kampung durian tersebut telah beroperasi (inbedrijf) dan menyalurkan aliran listrik untuk kepentingan-kepentingan:

1. Pelabuhan kapal Teluk Bayur (Emmahaven)

2. Bengkel besar kereta api (S.S.S Werkplaats) di Simpang Haru Padang.

Pada tahun 1918 Sentral Listrik Kampung Durian diperluas lagi dengan pemasangan 1 buah lagi turbin uap Ptent Curtis merk A.E.C dengan generatornya 1430 kVA kapasitas 1.000 kW. Dengan tambahan mesin baru inilah Sentral mempunyai stand bye Unit. Oleh karena beban puncaknya (peak load) masih rendah, maka pihak Ombilin mengadakan agreement dengan pemerintahan kota Padang (staads gemeente) masalah kelistrikan yang dapat disupply kedalam kota Padang yang pada saat itu belum ada listrik sama sekali.

Pada tahun 1924 karena kelebihan energi maka pemerintah kota Padang mulai membangun gardu-gardu Transformator dibeberapa lokasi, mendirikan saluran udara tegangan rendah (SUTR) yang berasal dari rel-rel kereta api, pipa-pipa baja, tiang vakwerk dan penarikan kawat-kawat saluran udara tegangan rendah dan pengamanannya. Pekerjaan didalam kota Padang tersebut berada dibawah Gemeentclijke Electiciteit Bedrijf (G.E.B). Setelah itu barulah sentral listrik Kampung Durian menyalurkan arus listrik tegangan tinggi 6 kV melalui kabel-kabel tanah sampai pada gardu induk yang terletak didekat persimpangan jalan Proklamasi, dan karena perkembangan kota gardu induk itu dipindahkan ketempat lain. Jadi Sentral Listrik Kampung Durian hanya sebagai pembangkit, sedangkan untuk distribusinya ditangani langsung oleh G.E.B Padang.

Pada tahun 1942-1945 masa pendudukan Jepang Sentral Listrik Kampung Durian Padang tetap jalan seperti biasa dan tetap berpusat pada Ombilin Sawahlunto yang bernama Padang Hatsudensho, dan pendistribusian tetap ditangani oleh Balai Kota Padang (Padang Shiakusho).

Pada tahun 1945 setelah Jepang kalah dan menyusul Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Sentral Listrik masih tetap dibawah naungan P.N.T.B.O Sawahlunto.

Pada tanggal 10 Oktober 1945 tentara sekut (Allied Forces) mendarat dipelabuhan Teluk Bayur dengan tujuan untuk mengembalikan kekuasaan Pemerintahan Belanda dari pemerintahan Jepang, tetapi Kemerdekaan Republik Indonesia teah diproklamirkan, dan diseluruh Nusantara telah berkibar bendera sangsaka merah putih dengan jayanya. Pada akhir tahun 1946 setelah tentara sekutu meninggalkan kota Padang dan sekitarnya, tentara Belanda dan NICA yang membonceng sekutu mendarat dan mengambil kantor Balai Kota Padang yang dipakai sebagai headquarter dari tangan Jepang.

Serangan yang membabi buta oleh Belanda mengakibatkan pengiriman batubara dari Sawahlunto ke Sentral Listrik Kampung Durian Padang terhalang, akan tetapi pegawai tetap bekerja mempertahankan perusahaan vital tersebut tetap menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia, jadi semangat Merdekalah yang mendorong pegawai untuk bekerja.

Pada tanggal 19 Desember 1948 hubungan administratif dan teknis antara Sentral Listrik Kampung Durian dengan PN.TBO Sawahlunto terputus, persediaan batubara sudah habis dan pemerintah Belanda yang berkuasa ingin agar listrik kota Padang tetap menyala maka mereka mendatangkan batu bara halus (gruis kolen) dari Bukit Asam Palembang. Akhirnya Sentral Listrik dikuasai pemerintah Belanda dan berada dibawah Verkeer & Waterstaat (V&W) yang ditangani langsung oleh perusahaan listrik kota yang bernama Gemeertelijkc Electriciteit Bedrijf (GEB).

Tidak lama kemudian terjadilah perubahan status negara yaitu menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) yang tidak bertahan lama. Pemerintah Belanda serta orang-orangnya berangsur-angsur meninggalkan Indonesia. GEB berubah menjadi perusahaan listrik Kota Praja, berpusat dikantor Balai Kota yang menangani pendistribusian aliran listrik dalam kota. Setelah hapusnya RIS dari bumi Indonesia dan kita hanya mengakui satu Republik saja yaitu Republik Indonesia, maka pengiriman batubara untuk Sentral mulai normal kembali. Penguasaan berpindah dari Balai Kota ke Eksploitasi P.N.K.A Padang dan berpusat kejawatan Tenaga di Jl. Hayam Wuruk No. 3 Jakarta.

Pada tahun 1952 Sentral Listrik berpindah ke Perusahaan Negara untuk Distribusi Tenaga Listrik (PENUDITEL) Sumatera Tengah, berkantor di Jl. Lurus Bukittinggi dan tetap berpusat di Jawatan Tenaga di Jakarta. PENUDITEL mulai merehabilitasi, menormalisir, dan membangun beberapa PLTD didaerah Sumbar & Riau, dengan 3 (tiga) wilayah kerja yaitu:

1. PLN Eksploitasi Cabang Padang.

2. PLN Eksploitasi Cabang Bukittinggi

3. PLN Eksploitasi Cabang Pekanbaru.

Pada tahun 1965 Sumatera Barat dan Riau menjelma menjadi Wilayah kerja PLN Eksploitasi XIV. Tidak lama kemudian seluruh Perusahaan Listrik berada dibawah satu Kementrian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) di Jakarta. Dan barulah pada tahun 1971 terjadi serah terima pendistribusian listrik antara Balai Kota Padang kepada PLN.

Pada pertengahan tahun 1964, karena Sentral Listrik Kampung Durian tidak ekonomis lagi, bahkan rendemen harga 1 kg bahan batubara lebih tinggi dan mahal dari 1 kWh yang dihasilkan, apalagi ongkos transport batu bara yang tidak sedikit terpaksa ditutup dan tidak dioperasikan. Aliran listrik untuk kota disupply dari PLTD Simpang Haru.

Pada tahun 1969 pemerintah mulai dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) pertama. Perlistrikan berangsur-angsur baik, tidak hanya untuk kota Padang dan sekitarnya saja, tetapi mencakup seluruh wilayah kerja PLN Eksploitasi XIV baik Sumbar maupun di Riau. Kondisi yang membaik tersebut juga ditandai dengan telah selesainya PLN Pikitring membangun PLTA Maninjau dan PLTG Pauh Limo. Masyarakat ikut bergembira dan berterima kasih kepada Pemerintah khususnya PLN karena listrik telah masuk sampai ke desa.

PLN di Sumatera Barat beberapa kali mengalami perubahan struktur organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. PT. PLN (Persero) Wilayah III, ditetapkan melalui Keputusan Direksi No. 019.K/023/DIR/1997, dengan wilayah kerja meliputi daerah Sumatera Barat dan Riau.

2. PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sumbar dan Riau, ditetapkan dengan Keputusan Direksi No. 113.K/023/DIR/2001 tanggal 25 Mei 2001. Restrukturisasi dari Wilayah III menjadi Unit Bisnis Sumbar dan Riau ini dalam rangka optimasi Corporat Gain, dimana wilayah diarahkan menjadi strategic business unit / investment centre.

3. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumbar, yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi No. 304.K/023/DIR/2003 tanggal 19 Nopember 2003. Perubahan organisasi ini diawali dengan keluarnya Keputusan Direksi No. 089.K/023/DIR/2002 tentang perubahan organisasi Unit Bisnis di lingkungan PT. PLN (Persero), dimana telah dibentuk Unit Bisnis kelistrikan baru dibeberapa wilayah kerja diantaranya Wilayah Riau. Dengan keluarnya Keputusan Direksi ini maka wilayah kerja Sumbar dan wilayah kerja Riau masing-masing berdiri sendiri, dimana Wilayah Sumbar saat ini memiliki 3 (tiga) Cabang yaitu Cabang Padang, Cabang Bukittinggi, dan Cabang Solok.dan terakhir di tahun 2008 dioperasionalkan PLN Cabang Payakumbuh.

2.3. Struktur Organisasi PT PLN (Persero)Wilayah Sumbar Area Padang Rayon Lubuk Alung

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PLN (Persero) Wilayah Sumbar Area Padang Rayon Lubuk Alung2.4 Peta Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumbar Area Padang Rayon Lubuk Alung

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Wilayah Sumbar Area Padang Rayon Lubuk AlungBAB III

LANDASAN TEORI TRAFO DISTRIBUSI

3.1 Pengertian Transformator

Transformator merupakan suatu alat listrik statis, yang diprgunakan untuk memindahkan daya dari suatu rangkaian ke rangkaian lain, dengan mengubah tengangan, tanpa mengubah frekuensi. Dalam bentuk yang paling sederhana transformator terdiri dari dua kumparan dan satu induktansi mutual. Kumparan Primer adalah yang menerima day dan kumparan sekunder tersambung pada beban. Kedua kumparan di belit pada suatu inti yang terdiri atas material magnetic berlaminasi.

Landasan fisik transformator adalah induktansi muatual (timbale balik) antara kedua rangkaian yang di hubungkan oleh suatu fluks magnet bersama yang melewati suatu jalur dengan reluktansi rendah. Kedua kumparan memiliki induktansi mutual yang tinggi. Jika suatu kumparan di sambung pada suatu sumber tegangan bolak balik, suatu fluks bolak balik terjadi di dalam inti berlaminasi, yang sebagian besar akan mengait pada kumparan lainnya, dan didalamnya akan terinduksi suatu gaya gerak listrik (GGL) sesuai dengan hokum hokum induksi magnetitik Fraday :

e = M. di/dt

dengan :

e = gaya gerak listrik yang diinduksikan

M = induktansi mutual 3.2 Prinsip Kerja TransformatorPrinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Pada skema transformator di bawah, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

Gambar 3.1 Prinsip kerja transformator

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Gambar 3.2 Lilitan Prime dan Sekunder Transformator

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:

Vp = tegangan primer (volt)Vs = tegangan sekunder (volt)Np = jumlah lilitan primerNs = jumlah lilitan sekunder

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:

1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder(Vs ~ Ns).

2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer( VS ~ VP).

3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

Sehingga dapat dituliskan:

3.3 Konstruksi Bagian-bagian Transformator Distribusi

Transformator terdiri dari :a. Bagian Utama.

1. Inti besi

Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

2. Kumparan Transformator

Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

3. Minyak Transformator

Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

4. Bushing

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.

Gambar 3.3 Contoh Bushing transformator

Gambar 3.4 Konstruksi Bushing transformator

5. Tangki Konservator

Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

b. Peralatan Bantu1. Tap Changer

Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan /primer yang berubah-ubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut Off Load Tap Changer dan hanya dapat dioperasikan manual.

Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator berbeban disebut On Load Tap Changer dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.

Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio) trafo.

Ada dua cara kerja tap changer:

1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban.

2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban (On Load Tap

Changer / OLTC).

Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban.

OLTC terdiri dari :

1. Selector Switch

2. diverter switch

3. transisi resistor

Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank). Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena.

elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun. tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.

2. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)

Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan transformator.

c. Peralatan Proteksi 1. Rele Bucholz

Rele bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh karena :

a. Hubung singkat antar lilitan /dalam phasa

b. Hubung singkat antar phasa

c. Hubung singkat antar phasa ke tanah

d. Busur api listrik antar laminasi

e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik

2. Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate

Alat ini berupa membrane yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di dalam tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator.

3. Rele tekanan lebih (Sudden Pressure Relay)

Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni pengaman terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT.

4. Rele pengaman tangki

d. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator.

1. Rele Differensial (Differential Relay)

Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan di dalam transformator antara lain, Flash Over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dala kumparan ataupun beda kumparan.

2. Rele arus lebih (Over current Relay)

Berfungsi mengamankan transformator dari arus yang melebihi dari arus yang telah diperkenankan lewat dari transformator tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.

3. Rele hubung tanah (Ground Fault Relay)

Berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi gangguan satu phasa ke tanah.4. Rele thermis (Thermal Relay)

Berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan akibat arus lebih. Besarnya yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.

3.4. Macam-macam gangguan pada TRANSFORMATOR

A. Jenis - jenis gangguannya :Gangguan pada trafo bisa digolongkan oleh 2 faktor, diantaranya :1. Gangguan internal, merupakan gangguan yang disebabkan oleh trafo itu sendiri-.Gangguan antar Fasa

-.Gangguan Fasa ke Tanah

1. Bushing TM/TR dan packing body yang kurang kencang / kendur.

2. Penyambungan Kumparan yang kurang baik

3. Kerusakan isolasi

4. Gangguan Sistem Pendingin2.Gangguan Eksternal , merupakan gangguan yang di sebabkan faktor luar.

-.Gangguan Hubung Singkat pada penyulang (feeder),rel,dan incoming feeder

-.Pembebanan trafo yang tidak seimbang, melebihi dari kapasitas 80% kapasitas daya trafo. Semakin besarnya kebutuhan listrik pada konsumen dan semakin bertambahnya juga beban/konsumen,menyebabkan trafo mengalami Over Load atau beban lebih.

-.Sistem pemeliharaan yang kurang tepat

Pemeliharaan yang tidak rutin dan tidak terencana, metodeyang salah dapat mengurangi keandalan trafo.

4.Cuaca dan lokasi penempatan trafo

Cuaca yang buruk dapat mengakibatkan berkurangnya keandalan trafo. Salah satu contohnya bisa diakibatkan karena adanya sambaran petir (Gelombang Surja), sambaran petir melalui sistem transmisi dalam waktu singkat saja dapat berakibat fatal karena dapat merambat ke gardu terdekat dimana trafo terpasang.

B. Penyebab Gangguan Gangguan biasanya diakibatkan oleh kegagalan isolasi di antara penghantar phasa atau antara penghantar phasa dangan tanah. Secara nyata kegagalan isolasi dapat menghasilkan beberapa efek pada sistem yaitu menghasilkan arus yang cukup besar, atau mengakibatkan adanya impedansi diantara konduktor phasa atau antara penghantar phasa dan tanah.

Penyebab terjadinya gangguan pada jaringan distribusi disebabkan karena

a. kesalahan mekanis

b.kesalahan thermis

c. karena tegangan lebih

d.karena material yang cacat atau rusak

e. gangguan hubung singkat

f. konduktor putus

Faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan pada jaringan distribusi adalah

a. Surja petir atau surja hubung

b.Burung atau daun-daun

c. Polusi debu

d.Pohon-pohon yang tumbuh di dekat jaringan

e. Keretakan pada isolator

f.Andongan yang terlalu kendor

Secara umum gangguan dibedakan pada dua kondisi tegangan saat terjadinya gangguan, yaitu gangguan terjadi pada tegangan normal dan gangguan terjadi pada tegangan lebih.

3.5. Gangguan Terjadi Pada Kondisi Tegangan Normal.Gangguan pada kondisi tegangan normal terjadi dikarenakan pemerosotan dari isolasi dan kejadian-kejadian tak terduga dari benda asing. Pemerosotan isolasi dapat terjadi karena polusi dan penuaan. Saat ini batas ketahanan isolasi tertinggi (high insulation level) sekitar 3-5 kali nilai tegangan nominalnya. Tapi dengan adanya pengotoran (pollution) pada isolator yang biasanya disebabkan oleh penumpukan jelaga (soot) atau debu (dust) pada daerah industri dan penumpukan garam (salt) karena angin yang mengandung uap garam menyebabkan kekuatan isolasi akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan penurunan resistansi dari isolator dan menyebabkan kebocoran arus. Kebocoran arus yang kecil ini mempercepat kerusakan isolator. Selain itu pemuaian dan penyusutan yang berulang-ulang dapat juga menyebabkan kemerosotan resistansi dari isolator.

3.6. Gangguan Terjadi Pada Kondisi Tegangan LebihGangguan pada kondisi tegangan lebih salah satunya disebabkan sambaran petir yang tidak cukup teramankan oleh alat-alat pengaman petir. Petir menghasilkan surja tegangan yang sangat tinggi pada sistem tenaga listrik, besarnya tegangan dapat mencapai jutaan volt dan ini tidak dapat ditahan oleh isolasi. Surja ini berjalan secepat kilat pada jaringan listrik, faktor yang membatasinya adalah impedansi dan resistansi dari saluran. Untuk mengatasi surja petir ini sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada isolasi dan peralatan sistem tenaga lainnya, diperlukan suatu peralatan proteksi khusus untuk dapat mengatasi surja petir ini.

3.7. Akibat dari GangguanAkibat yang paling serius dari gangguan adalah kebakaran yang tidak hanya akan merusak peralatan dimana gangguan terjadi tetapi bisa berkembang ke sistem dan akan mengakibatkan kegagalan total dari sistem. Berikut ini akibat- akibat yang disebabkan oleh gangguan:a. Penurunan tegangan yang cukup besar pada sistem daya sehingga dapat merugikan pelanggan atau mengganggu kerja peralatan listrik. b. Bahaya kerusakan pada peralatan yang diakibatkan oleh arcing (busur api listrik).c. Bahaya kerusakan pada peralatan akibat overheating (pemanasan berlebih) dan akibat tekanan mekanis (alat pecah dan sebagainya).d. Tergangguanya stabilitas sistem dan ini dapat menimbulkan pemadaman menyeluruh pada sistem tenaga listrik.e. Menyebabkan penurunan tegangan sehingga koil tegangan relai gagal bertahan.

3.8. Statistik Gangguan Pada sistem tenaga listrik terjadinya gangguan hampir sebagian besar dialami pada saluran udara. Dalam sistem tiga phasa kegagalan isolasi antara satu phasa dengan tanah disebut gangguan saluran ke tanah atau gangguan satu phasa ke tanah, sedangkan kegagalan isolasi di antara dua phasa disebut gangguan saluran ke saluran, kegagalan isolasi dua phasa ke tanah disebut gangguan dua saluran ke tanah, menurunnya isolasi di antara tiga phasa disebut gangguan tiga phasa.

Frekuensi timbulnya gangguan dari sistem tenaga listrik berbeda-beda. Informasi ini akan membantu dalam menentukan disain dan aplikasi suatu proteksi. Bermacam - macam frekuensi gangguan dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini.

Gangguan yang terjadi pada sistem distribusi biasanya merupakan gangguan gangguan yang terkait dengan saluran penghantar dan peralatan peralatan gardu distribusi seperti trafo distribusi, kawat pentanahan dan sebagainya. Seperti pada sistem tenaga umumnya, maka gangguan yang terjadi pada sistem distribusi dapat dikategorikan sebagai berikut:

3.9. Gangguan hubung singkatA. Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2fase) atau fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.

B. Gangguan permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, (tembusnya isolasi).

C.Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin. 3.10. Gangguan beban lebihGangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan. Beban lebih adalah sejumlah arus yang mengalir yang lebih besar dari arus nominal. Hal ini terjadi karena penggunaan daya listrik oleh konsumen melampuai kapasitas nominal mesin. Hal ini tidaklah segera merusak perlengkapan listrik tetapi mengurangi umur peralatan listrik.

Untuk waktu yang singkat arus lebih tidaklah memebawa akibat yang jelek terhadap perlengkapan listrik, umpamanya pada waktu menjalankan motor-motor,arus mulanya cukup besar dalam waktu yang singkat tetapi tidak banyak berpengaruh terhadap peralatan listrik. 3.11. Gangguan tegangan lebih Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas 2 hal:

a. Tegangan lebih power frekwensi. Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.

b. Tegangan lebih surja Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surja petir.

Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih sering terjadi dan berdampak sangat besar bagi sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat. Sehingga istilah gangguan pada sistem distribusi lazim mengacu kepada gangguan hubung singkat dan peralatan proteksi yang dipasang cenderung mengatasi gangguan hubung singkat ini.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari Praktek kerja lapangan yang telah di laksanakan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumbar Area Padang Rayon Lubuk Alung, didapatkan beberapa masalah yang cukup sering terjadi dalam proses penyaluran energi listrik terhadap konsumen yang mengakibatkan tidak optimalnya energi listrik yang di terima oleh konsumen, yaitu drop tegangan yang di sebabkan tidak seimbangnya pembebanan trafo, banyak konsumen yang belum bisa memasukkan listrik ke rumah pada bagian ujung TR yang disebabkan turunnya tegangan ujung TR, seringnya pemadaman listrik yang di sebabkan adanya gangguan pada jaringan TR maupun TM.

Dalam praktek kerja lapangan (PKL) yang telah dilakukan ada berbagai macam kegiatan atau pekerjaan yang telah di lakukan diantaranya :

a. Memasang kWh migrasiMemasang kWh migrasi ini untuk konsumen yang ingin daya listrik nya di naikkan atau pun diturunkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.b. Meng-inject kWh Prabayar

Inject kWh prabayar ini di lakukan oleh PLN bertujuan untuk memeriksa kwh prabayar yang baru tersebut dalam kondisi baik dan bisa digunakan oleh konsumen. Inject kwh prabayar ini menggunakan PAPINPRA (Papan Pintar Prabayar)c. Pengukuran Beban Trafo

Pengukuran ini di lakukan saat beban puncak tafo, yaitu diantara jam 19:00 sampai 20:30. Dalam pengukuran beban ini banyak di jumpai beban trafo yang tidak seimbang.

d. Mengatasi gangguan yang ada di lapangan atau gangguan yang di laporkan oleh konsumen ke PLN.e. Dan lainnya.Perhitungan Arus Beban Penuh Transformator

Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan sebagai berikut :

S = 3 . V . I

dimana :

S :daya transformator (kVA)

V:tegangan sisi primer transformator (kV)

I:arus jala-jala (A)

Sehingga untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan rumus :

IFL

dimana :

IFL :arus beban penuh (A)

S :daya transformator (kVA)

V:tegangan sisi sekunder transformator (kV)Pengumpulan Data :

Spesifikasi Trafo Tiang adalah sebagai berikut :Buatan Pabrik

: UNINDOTipe

: Outdoor

Daya

: 160 kVA

Arus

: 4,62 230,9 A

Hubungan

: Yzn5

Impedansi

: 4,2%

Trafo

: 1 x 3 phasa

Gambar 1. Trafo Distribusi 160 kVA

Gambar 2. Single Line Trafo Distribusi 200 kTabel 1. Hasil Pengukuran Trafo Distribusi 160 kVAFasaS

(kVA)Vp-n

(V)I

(A)

R68,22225303,6

S42,42226187,7

T37,38226165,4

Ukuran kawat untuk penghantar netral trafo adalah 50 mm2 dengan R = 0,6842 ( / km, sedangkan untuk kawat penghantar fasanya adalah 70 mm2 dengan R = 0, 5049 ( / km. Analisa Pembebanan Trafo

S = 160 kVA

V = 0,4 kV phasa - phasa

IFL = = = 230,94 Ampere

Irata malam = = = 218,90 Ampere

Pada malam hari :

= = 75.83 %Dari perhitungan di atas terlihat bahwa pada saat malam hari (WBP = Waktu Beban Puncak) persentase pembebanan cukup tinggi yaitu 75.83 %.BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Presentase ketidakseimbangan beban sesuai dengan perhitungan diperoleh pada malam hari sebesar 75,83% .5.2. Saran Untuk mendesain sebuah instalasi pada sebuah gedung harus memperhatikan peraturan perundang-undangan dan perda yang berlaku guna mencapai keamanan dan keselamatan. Serta harus menyertakan sistem proteksi yang baik guna menghindari segala kemungkinan terjadinya gangguan.DAFTAR PUSTAKA

1) Abdul Kadir, Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, Jakarta : UI - Press, 2000.

2) Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Jakarta : Badan Standarisasi Nasional, 2000.

3) James J.Burke, Power Distribution Engineering Fundamentals And Applications, New York : Marcel Dekker Inc., 1994.4) Sulasno, Ir., Teknik Tenaga Listrik, Semarang : Satya Wacana, 1991.

5) Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung : ITB, 1991.6) Abdul Kadir, Transformator, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1989.

143

_1494143091.unknown

_1494143093.unknown

_1494143095.unknown

_1494143096.unknown

_1494143094.unknown

_1494143092.unknown

_1494143090.unknown