Laporan Pkl

76
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari Link and Matchdalam proses pelaksanaannya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Sekolah dan di Dunia Usaha/Industri/Lembaga. Upaya di atas dilaksanakan dalam meningkatkan kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Studi Keahlian Teknologi dan Rekayasa guna mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan tuntunan kebutuhan tenaga kerja. Selain itu yang diharapkan dari kegiatan penyelenggaraan praktik di Dunia Usaha/Industri/Lembaga yaitu siswa akan memiliki etos kerja yang meliputi : 1.Kemampuan kerja; 2.Motivasi kerja; 3.Inisiatif; 4.Kreativitas; 5.Hasil pekerjaan yang berkualitas; 6.Disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja; Laporan hasil prakerin ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dan sebagai bukti bahwa seorang

Transcript of Laporan Pkl

Page 1: Laporan Pkl

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) sebagai

perwujudan kebijaksanaan dari “Link and Match” dalam proses

pelaksanaannya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Sekolah dan di Dunia

Usaha/Industri/Lembaga. Upaya di atas dilaksanakan dalam meningkatkan

kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Studi Keahlian

Teknologi dan Rekayasa guna mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan

tuntunan kebutuhan tenaga kerja. Selain itu yang diharapkan dari kegiatan

penyelenggaraan praktik di Dunia Usaha/Industri/Lembaga yaitu siswa akan

memiliki etos kerja yang meliputi :

1. Kemampuan kerja;

2. Motivasi kerja;

3. Inisiatif;

4. Kreativitas;

5. Hasil pekerjaan yang berkualitas;

6. Disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja;

Laporan hasil prakerin ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dan

sebagai bukti bahwa seorang siswa/siswi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) telah mengikuti Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).

B. Tujuan PRAKERIN

Tujuan PRAKERIN pada dasarnya adalah memberikan kesempatan pada

siswa Sekolah Menengah Kejuruan untuk mendalami dan menghayati situasi

dan kondisi dunia usaha yang sesuai dengan Program Keahliannya secara

rinci tujuan dan maksud dapat disebutkan:

1. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan siswa

sebagai bekal memasuki lapangan kerja.

1

Page 2: Laporan Pkl

2

2. Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya sebagai usaha

memasyarakatkan diri sebelum terjun ke lapangan kerja dan massyarakat

pada umumnya

3. Menumbuh-kembangkan dan memantapkan sikap profesional sesuai yang

disyaratkan Dunia Usaha/Dunia Industri

4. Memperluas cakrawala pandangan terhadap dunia usaha dibidangnya,

struktur organisasi, jenjang karir, asosiasi usaha, manajemen, usaha dan

lain-lain

5. Memberikan kesempatan untuk mempromosikan diri kepada DU/DI

C. Pembatasan Masalah

Dalam melaksanakan PRAKERIN di Laboratorium Lingkungan Hidup

Daerah BPLHD Provinsi DKI Jakarta selama 3 bulan sejak tanggal 02 April

hingga 02 Juli 2012, penulis mendapatkan berbagai jenis kegiatan di

antaranya Parameter Sulfat, Parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD),

Parameter Chemical Oxygen Demand (COD), Parameter Nilai Organik

(Angka Permanganat), Parameter Ammonia, Parameter Minyak dan Lemak,

Parameter MPN Coliform, Parameter Tes Antibiotik.

Dalam laporan ini penulis hanya membahas satu masalah yaitu pada

Penentuan Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB) dalam contoh uji air limbah

domestik.

D. Sistematika Penulisan

Cover

Lembar Judul

Lembar Pengesahan Sekolah

Lembar Pengesahan Industri

Kata Pengantar

Daftar Isi

Page 3: Laporan Pkl

3

Daftar Tabel

Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Tujuan PRAKERIN

C. Pembatasan Masalah

D. Sistematika Penulisan

BAB II PROFIL LEMBAGA/INDUSTRI/PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

B. Struktur Organisasi

C. Sumber Daya Manusia dan Fasilitas

D. Kegiatan Bidang/usaha yang di lakukan

E. Program Corporate Social Responsibility

BAB III KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Analisis

B. Uraian Alat

C. Uraian Bahan

BAB IV PROYEK PRAKERIN

A. Prinsip Kerja

B. Alat

C. Bahan

D. Langkah Kerja

1. Persiapan

2. Pengukuran

3. Perhitungan

Page 4: Laporan Pkl

4

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

B. Pembahasan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Laporan Pkl

5

BAB II

PROFIL LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP DAERAH BPLHD

PROVINSI DKI JAKARTA

A. Sejarah Pendirian Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah BPLHD

Provinsi DKI Jakarta

Laboratoriuum Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) Provinsi DKI Jakarta

merupakan salah satu bagian dari instansi BPLHD Provinsi DKI Jakarta dan

telah terakreditasi sesuai sistem menejemen mutu dan akreditasi laboratorium

sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 tertanggal 30 Desember 2002 dengan

No.akreditasi LP-126-IDN. Laboratorium ini sebagai Laboratorium

Lingkungan Hidup Daerah BPLHD yang disahkan dengan keputusan

Gubernur DKI Jakarta Nomor 189 tahun 2009 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

(BPLHD) Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin oleh seorang Kepala

Laboratorium dan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya bertanggung jawab

kepada kepala BPLHD Provinsi DKI Jakarta.

Dalam perkembangannya, laboratorium Lingkungan Hidup Daerah

BPLHD Provinsi DKI Jakarta mengalami beberapa kali pergantian nama dari

instansi yang bersangkutan, yaitu:

1972: Laboratorium Pusat Pengkajian Masalah Perkotaan di Lingkungan

(PPMPL).

1980: Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkotaan dan

Lingkungan (P4L).

1991: Laboratorium Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan (KP2L).

1998: Laboratorium Lingkungan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Daerah (BAPELDA) Provinsi DKI Jakarta.

5

Page 6: Laporan Pkl

6

2000: Laboratorium Lingkungan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta.

2002: Unit Pelaksanaan Teknis Laboratorium Lingkungan BPLHD Provinsi

DKI Jakarta.

2009: Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah BPLHD DKI Jakarta memiliki visi

dan misi yaitu sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi laboratorium lingkungan terbaik yang senantiasa mengutamakan

kepuasan pelanggan dan bertanggung jawab secara hukum dan teknis.

b. Misi

Mengembangkan daya dan upaya dalam rangka pelayanan pengujian dan

analisis laboratories dengan cara :

1. Mengutamakan pelayanan prima melalui penyajian data dan informasi

yang cepat, akurat dan terpercaya;

2. Melakukan pelatihan dan memberikan kesempatan pendidikan kepada

personil laboratorium agar mampu memberikan pelayanan yang

professional;

3. Melakukan pengelolaan laboratorium secara professional dengan

mengacu pada system mutu manajemen laboratorium pengujian SNI

ISO/IEC 17025 : 2008 agar tercapai efisiensi dan efektifitas;

4. Melakukan upaya secara berlanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan

kepada pelanggan;

5. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait dan laboratorium lainnya.

Page 7: Laporan Pkl

7

B. Struktur Organisasi Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah BPLHD

Provinsi DKI Jakarta

1. Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 189 tahun

2009, Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah

BPLHD Provinsi DKI Jakarta memiliki struktur sebagai berikut:

dsws

KEPALALLHD

SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI LABORATORIUM

PENGUJIAN

SEKSI FASILITAS DANEVALUASI

MANAJEMEN MUTU

SUB KELOMPOK JABATAN DAN FUNGSIONAL

Gambar 1. Struktur Organisasi Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah

BPLHD Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi

DKI Jakarta No. 189 tahun 2009.

Page 8: Laporan Pkl

8

2. Berdasarkan Sistem Manajemen Mutu dan untuk memenuhi standar SNI

ISO/IEC 17025 : 2008 ditetapkan struktur organisasi yang memberikan

pengakuan kompetensi teknis dalam rangka akreditasi laboratorium,

struktur organisasi tersebut adalah :

Manajer Puncak(Kepala)

Manajer Mutu (Seksi Fasilitas dan Evaluasi

Manajemen Mutu)

Pengendali Dokumen (Team)

Audit Internal (Team)

Manajer Penunjang (Team)

Manajer Teknis (Seksi Lab.Pengujian)

Manajer Administrasi (Sub.Bag Tata Usaha Lab.)

Penyelia Laboratorium

Penyelia Pengambil Contoh Uji

Laboratorium

Tim Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Laboratorium

Tim Pengelolaan

Limbah

Analis Laboratorium

Petugas Pengambil Contoh

Uji

Gambar 2. Struktur Organisasi Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah BPLHD Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan Sistem Manajemen Mutu dan untuk memenuhi standar SNI ISO/IEC 17025 : 2008

Page 9: Laporan Pkl

9

C. Sumber Daya Manusia dan Fasilitas

Sumber Daya Manusia yang terdapat di Laboratorium Lingkungan Hidup

Daerah BPLHD Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut:

NO Personil Jumlah Karyawan

PNS CPNS Total

1. Kepala LLHD 1 - 1

2. Sub.Bag Tata Usaha 8 2 10

3. Seksi Laboratorium

Pengujian

17 3 20

4. Seksi Fasilitas dan

Evaluasi Manajemen

Mutu

2 - 2

Jumlah 28 5 33

Sarana dan Prasarana yang terdapat di Laboratorium Lingkungan Hidup

Daerah BPLHD Provinsi DKI Jakarta:

1. Sarana

1) Laboratorium Pengujian :

Laboratorium kimia/fisika termasuk Toksikologi

Laboratorium Mikrobiologi

Laboratorium udara dan kebisingan

2) Sub Tata Usaha / Penerimaan sampel

3) Fasilitas dan Evaluasi Manajemen Mutu

4) Ruang Reagent

5) Ruang Limbah B3

6) Mushola

7) Toilet

8) Kantin

Tabel 1. Jumlah Kepegawaian Laboratorium Lingkungan Hidup BPLHD Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Page 10: Laporan Pkl

10

9) Ruangan staf

2. Prasarana

Peralatan Pengujian Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah BPLHD

Provinsi DKI Jakarta terdiri dari :

Peralatan Pengujian yang berada di gedung Kantor BPLHD Provinsi

DKI Jakarta, seperti:

1) Spectrophotometer UV-VIS

2) Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

3) Gas Chromatography (GC)

4) Conductivity Meter

5) Mercury Analyzer

6) Fuel Gas Analyzer

7) pH Meter

8) Incubator

9) Microscope

10) Autoclave

11) Laminair, dan lain-lain

Peralatan pengujian yang berada di luar Kantor BPLHD Provinsi DKI

Jakarta, seperti:

1) Peralatan otomatis: Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU)

Ambient, SPKU Roadside, SPKU Bergerak/Mobile Station.

2) Peralatan manual: SPKU manual aktif.

D. Jenis Bidang Usaha Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah BPLHD

Provinsi DKI Jakarta

Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah BPLHD Provinsi DKI Jakarta

memiliki jenis pelayanan, kemampuan analisa, dan sasaran pelayanan

diantaranya sebagai berikut:

Jenis Pelayanan

a. Pengambilan dan pengujian contoh uji air limbah, air sungai, air situ,

air tanah dan air laut

Page 11: Laporan Pkl

11

b. Pengambilan dan pengujian contoh uji tanah / lumpur

c. Pengambilan dan pengujian contoh uji benthos dan plankton

d. Pengambilan dan pengujian contoh uji udara ambient

e. Pengukuran emisi sumber bergerak dan sumber tidak bergerak

f. Pengukuran tingkat kebisingan

g. Pengukuran getaran

h. Pelatihan analisa laboratorium untuk swapantau

Kemampuan Analisa

1. Analisa Parameter Kimia Fisik:

1) Daya hantar listrik

2) Kekeruhan

3) Warna

4) Suhu

5) Salinitas

6) Zat Padat Tersuspensi (TSS)

7) Zat Padat Terlarut (TDS)

8) Zat Padat Total

9) Khlorida

10) Ammonia

11) Nitrat

12) Nitrit

13) pH

14) Phospat

15) Sulfat

16) Sulfida

17) Kesadahan Total (CaCO3)

18) Kesadahan Kalsium (CaCO3)

19) Kesadahan Magnesium ( MgCO3)

20) Flourida

21) Khlorin Bebas

22) COD (Kebutuhan Oksigen Kimia)

Page 12: Laporan Pkl

12

23) BOD (Kebutuhan Oksigen Biologi)

24) DO (oksigen terlarut)

25) Organik (KMnO4)

26) Phenol

27) Detergen

28) Natrium (Na)

29) Kalium (K)

30) Kalsium (Ca)

31) Magnesium (Mg)

32) Mangan (Mn)

33) Timah Hitam (Pb)

34) Kadmium (Cd)

35) Besi (Fe)

36) Khromium (Cr)

37) Khromium Hexavalent

38) Tembaga (Cu)

39) Nikel (Ni)

40) Seng (Zn)

41) Air Raksa (Hg)

2. Analisa Parameter Mikrobiologi:

1) MPN Coliform

2) MPN Fecal Coli

3) Total Plate Count (TPC)

4) Escherichia Coli

5) Benthos

6) Plankton

7) Tes Antibiotika

8) Salmonella

3. Analisa Parameter Udara dan Bising:

1) Gas Karbon Monoksida (CO)

2) Gas Karbon Dioksida (CO2)

Page 13: Laporan Pkl

13

3) Gas Sulfur Dioksida (SO2)

4) Gas Nitrogen Monoksida (NO)

5) Gas Nitrogen Dioksida (NO2)

6) Gas Ozon (O3)

7) Logam dalam debu

8) Gas Amonia (NH3)

9) Gas Hidrogen Sulfida (H2S)

10) Gas Total Hidrokarbon (HC/Methan dan Non Methane)

11) Gas Suspendid Solid

12) Partikulat Matter (PM10)

13) Getaran

14) Bising

15) Humadity

16) Temperatur

17) Arah dan Kecepatan Angin

4. Analisa Parameter Toksikologi:

1) Pestisida golongan organofosfat (Diazinon, Fenitrotion,

Klorpirifos)

2) Pestisida golongan organoclorin

Sasaran Pelayanan

1. Kelompok Internal

Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) bekerjasama

dengan bidang-bidang yang ada di lingkungan BPLHD Provinsi DKI

Jakarta dalam menunjang tugas pokok BPLHD, yaitu dengan

melakukan pengambilan contoh uji di lapangan dan proses analisa di

laboratorium:

1) Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan Pada kegiatan

pemantauan lingkungan : air sungai, situ, air sumur, teluk Jakarta,

prokasih, udara ambient dan kebisingan

Page 14: Laporan Pkl

14

2) Bidang Pengendalian Pencemaran dan Sanitasi Lingkungan Dalam

rangka pengawasan sumber pencemaran baik instansional maupun

non instansional (inspeksi industri)

3) Bidang Pencegahan Dampak Lingkungan dan Pengelolaan

Sumberdaya Perkotaan : Dalam kegiatan IPLC, penanganan kasus,

AMDAL serta RKL/RPL

4) Bidang Penegakan Hukum Lingkungan :

Dalam rangka uji petik emisi kendaraan, kawasan dilarang

merokok

5) KLH Wilayah Kotamadya :

Dalam rangka kegiatan pengawasan dan penanganan kasus.

2. Kelompok Eksternal

1) Pihak Swasta Dalam rangka menunjang sistem pengawasan limbah

cair dari kegiatan industri, rumah sakit, hotel, restauran,

perkantoran dan apartemen dalam memenuhi kewajiban

berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 582 Tahun 1995

2) Instansi terkait

Diantaranya adalah Dinas Kebersihan, Dinas Perhubungan, Dinas

Perindustrian serta instansi lainnya

3) Mahasiswa

4) Masyarakat umum lainnya

E. Program Corporate Social Responsibility Di Laboratorium Lingkungan

Hidup Daerah BPLHD DKI Jakarta

Dalam melaksanakan kegiatan industri di Laboraturium Lingkungan

Hidup Daerah BPLHD Provinsi DKI Jakarta, untuk Laboratorium

Lingkungan Hidup Daerah (LLHD) tidak memiliki program corporate social

responsibility.

Page 15: Laporan Pkl

15

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Analisis

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 Tahun 2003

tentang Baku Mutu Limbah Domestik disebutkan pada pasal 1 ayat 1, bahwa

air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau

kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan

asrama. Dengan demikian tidak hanya limbah industri yang dapat

menyebabkan pencemaran. Masalah ini jika tidak ditangani secara seksama

akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbah cair domestik memiliki

beban pencemaran yang tinggi terutama pada dua jenis limbah cair yaitu

detergen dan tinja.

Salah satu cara untuk menilai seberapa jauh air lingkungan telah

tercemar adalah dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air

berdasarkan SNI 06-6989.14-2004 Cara Uji Oksigen Terkarut Secara

Yodometri (Modifikasi Azida). Iodometri merupakan titrasi yang berdasarkan

reaksi redoks antara iodin dengan larutan standart ( larutan natrium tiosulfat )

indikator yang digunakan dalam titrasi ini adalah amylum. Amylum tidak

mudah larut dalam air serta tidak stabil dalam suspensi dengan air,

membentuk kompleks yang sukar larut dalam air bila bereaksi dengan

iodium, sehingga tidak boleh ditambahkan pada awal titrasi. Penambahan

amylum ditambahkan pada saat larutan berwarna kuning pucat dan dapat

menimbulkan titik akhir titrasi yang tia-tiba. Titik akhir titrasi ditandai

dengan terjadinya hilangnya warna biru dari larutan menjadi bening.

Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan

oksigennya sangat rendah. Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air

diserap oleh mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi bahan buangan

Page 16: Laporan Pkl

16

organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai dengan

bau busuk). Bahan buangan organik dapat bereaksi dengan oksigen yang

terlarut di dalam air organik yang ada di dalam air, sehingga semakin sedikit

sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya. Bahan buangan organik

biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan kulit, industri

pengolahan bahan makanan (seperti industri pemotongan daging, industri

pengalengan ikan, industri pembekuan udang, industri roti, industri susu,

industri keju dan mentega), bahan buangan limbah rumah tangga,

bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia dan

lain sebagainya

Tanaman yang ada di dalam air, dengan bantuan sinar matahari,

melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Oksigen yang dihasilkan

dari fotosintesis ini akan larut di dalam air. Selain dari itu, oksigen yang ada

di udara dapat juga masuk ke dalam air melalui proses difusi yang secara

lambat menembus permukaan air. Selain dari itu suhu air dapat

mempengaruhi konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air. Tekanan udara

dapat pula mempengaruhi kelarutan oksigen di dalam air karena tekanan

udara mempengaruhi kecepatan difusi oksigen dari udara ke dalam air.

Parameter Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB), secara umum banyak

dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Sehingga makin

banyak bahan organik dalam air, makin besar KOB-nya sedangkan Oksigen

terlarut akan makin rendah. Apabila sesuatu badan air dicemari oleh zat

organis, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses

oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan, keadaan menjadi

anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air. Selama pemeriksaan

KOB, contoh yang diperiksa harus bebas dari udara luar untuk rnencegah

kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas. Penentuan waktu inkubasi

adalah 5 hari, dapat mengurangi kemungkinan hasil oksidasi ammonia (NH3)

yang cukup tinggi. Sebagaimana diketahui bahwa, ammonia sebagai hasil

sampingan ini dapat dioksidasi menjadi nitrit dan nitrat, sehingga dapat

Page 17: Laporan Pkl

17

mempengaruhi hasil penentuan KOB. Reaksi kimia yang dapat terjadi

adalah :

2NH3 + 3O2  2NO2 - + 2H+ + 2H2O

2NO2 + O2  2 NO3-

B. Uraian Alat

Alat yang dipakai pada uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB) ialah;

1. DO meter

DO meter digunakan untuk mengukur jumlah oksigen terlarut di dalam air,

2. Labu Erlenmeyer

Labu Erlenmeyer adalah peralatan gelas (Glass ware equipment) yang

seringkali di gunakan untuk analisa dalam laboratorium. Berfungsi untuk

mengukur dan mencampur bahan-bahan analisa, menampung larutan,

bahan padat ataupun cairan, dan sebagai tempat untuk melakukan titrasi

bahan.

Labu erlenmeyer kebanyakan terbuat dari kaca borosilikat sehingga dapat

dipanaskan di atas api atau di autoklaf. Ukuran yang paling umum adalah

erlenmeyer 250 mL dan 500 mL. Namun ada juga Erlenmeyer yang

berukuran  50 mL, 100 mL, 125 mL, dan 1000 mL. Biasanya erlenmeyer

tidak mempunyai tutup. Untuk penutup dapat digunakan plastik atau gabus

penyumbat. Namun ada juga Erlenmeyer yang khusus di buat dengan

penutup yang juga terbuat kaca, disebut erlenmeyer asah.

Gambar 3. DO meter

Page 18: Laporan Pkl

18

Erlenmeyer yang digunakan pada uji KOB adalah erlenmeyer yang

berukuran 100 mL

3. Pipet ukur

Pipet ukur adalah alat yang terbuat dari gelas, Pipet ini memiliki skala.

Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan

bola hisap untuk menyedot larutan.

Pipet ukur yang digunakan berukuran 0,2 ml, 1 ml, dan 10 ml

4. Bola hisap

Bola hisap digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan.

Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan

(suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).

Gambar 4. Labu erlenmeyer

Gambar 5. Pipet ukur

Page 19: Laporan Pkl

19

5. Botol Winkler

Botol winkler yang digunakan berukuran 60 mL, botol winkler ini

digunakan sebagai tempat untuk pengujian oksigen terlarut pada contoh

uji.

6. Lemari inkubator, suhu 20o C ± 1o C

Lemari inkubator untuk inkubasi bakteri dalam air limbah dalam pengujian

BOD5.

Gambar 6. Bola hisap

Gambar 7. Botol winkler

Page 20: Laporan Pkl

20

7. Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan

tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu, terbuat dari kaca atau

plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

8. Botol gelas 5 L – 20 L

Botol gelas 5 L – 20 L digunakan untuk menyimpan larutan air pengencer.

Gambar 8. Lemari Inkubator, suhu 20o C ± 1o C

Gambar 9. Gelas ukur

Page 21: Laporan Pkl

21

9. Aerator

Aerator digunakan untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut pada

aquades atau pada pembuatan larutan air pengencer.

10. Buret

Buret digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam

eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi.

Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan

0,05 cm. Menggunakan buret oleh karena presisi buret yang tinggi,

kehati-hatian pengukuran volume dengan buret sangatlah penting untuk

menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret, mata harus tegak

lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks.

Bahkan ketebalan garis ukur juga mempengaruhi; bagian bawah

meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. Kaidah yang

umumnya digunakan adalah dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian

bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis ukur.

Gambar 10. Botol gelas 20 L

Gambar 11. Aerator

Page 22: Laporan Pkl

22

Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung

pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan

menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan

dengan pelarut. Buret yang digunakan pada uji KOB menggunakan buret

digital.

11. Termometer Digital

Termometer digunakan untuk mengatur suhu ruangan pada saat

pembuatan larutan pengencer pada suhu 20OC ± 1oC .

Gambar 12. Buret digital

Gambar 13. Termometer Digital

Page 23: Laporan Pkl

23

C. Uraian Bahan

Bahan yang dipakai untuk cara uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB)

ialah:

1. Larutan Nutrisi

Larutan Nutrisi digunakan sebagai bahan makanan untuk bakteri pada

proses pembuatan larutan air pengencer adapun bahan-bahan yang

dipakai ialah sebagai berikut:

a. CaCl2 anhidrat

Berat Jenis : 1,850

Titik Didih : > 1600° C

Rumus molekul : CaCl2

Tekanan Uap : 0,01 mm 20° C

Penampilan dan Bau: Serpihan Putih/tidak bau

b. MgSO4.7H2O

Bentuk: Solid

Penampilan: transparan

Rumus Molekul: MgSO4.7H2O

Bau: tidak berbau

pH: Tidak tersedia.

Tekanan Uap: <0,1 mm Hg

Kepadatan uap: <0,01

Tingkat Penguapan: Tidak tersedia.

Gambar 14. CaCl2 anhidrat

Page 24: Laporan Pkl

24

Viskositas: Tidak tersedia.

Titik Didih: terurai

c. FeCl3.6H2O

Bentuk: Kristal

Penampilan: kuning sampai coklat

Bau: tidak berbau

pH: 2 (0,1 M dalam air)

Tekanan Uap: diabaikan

Kepadatan uap: Tidak tersedia

Tingkat Penguapan: diabaikan

Viskositas: diabaikan

Titik Didih: 280-285oC

d. Dihidrogen fosfat (KH2PO4)

Bentuk: Kristal

Penampilan: halus - tidak berwarna ke putih

Bau: berbau

Gambar 15. MgSO4.7H2O

Gambar 16. FeCl3.6H2O

Page 25: Laporan Pkl

25

pH: Tidak tersedia

Tekanan Uap: Tidak tersedia

Kepadatan uap: Tidak tersedia

Tingkat Penguapan: Tidak tersedia

Viskositas: Tidak tersedia

Titik didih: Tidak tersedia

Pembekuan / lebur Point: 252,6o C

e. Amonium klorida (NH4Cl)

Berat Jenis: 1,5

Titik Didih: 520°C

Tekanan Uap: 1 mm Hg @ 160 ° C

Kepadatan uap: 1,9

Penampilan dan Bau: padat butiran putih / tidak bau

2. Mangan Sulfat (MnSO4)

Gambar 17. Dihidrogen fosfat (KH2PO4)

Gambar 18. Amonium klorida (NH4Cl)

Page 26: Laporan Pkl

26

Mangan Sulfat berfungsi untuk mengikat oksigen menjadi Mn(OH)2 yang

kemudian akan teroksidasi menjadi MnO2 berhidrat. Adapun bahan yang

dipakai untuk membuat Mangan Sulfat ialah

MnSO4.H2O

Bentuk: Solid

Penampilan: merah muda

Bau: tidak berbau

pH: Tidak tersedia

Uap: Tidak tersedia

Kepadatan uap: Tidak tersedia

Tingkat Penguapan: Tidak tersedia

Viskositas: Tidak tersedia

3. Larutan Alkali iodida azida

Larutan Alkali iodida azida sebagai katalisator karena zat organik sangat

sukar bereaksi. Larutan alkali iodida azida terdiri dari bahan sebagai

berikut;

a. KOH

Bentuk: Solid

Penampilan: putih atau kuning

Bau: tidak berbau

pH: 13,5 (0,1 M larutan)

Tekanan Uap: Tidak tersedia

Kepadatan uap: Tidak tersedia

Tingkat Penguapan: Tidak tersedia

Gambar 19. MnSO4.H2O

Page 27: Laporan Pkl

27

Viskositas: Tidak tersedia

Titik Didih: 2408 deg F

b. KI

Penampilan: Putih kristal

Bau: Tidak berbau

Kelarutan: 140 grams/100 gm dalam air

Kepadatan: 3.1

pH: 7-9

Rumus Molekul: KI

c. Sodium Azide (NaN3)

Penampilan dan Bau: Oblong putih tes kaset plastik dengan ventilasi,

bau Tidak ada

Rumus molekul: NaN3

Gambar 20. KOH

Gambar 21. KI

Page 28: Laporan Pkl

28

4. Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat digunakan untuk melarutkan endapan coklat pada uji KOB .

Berat Molekul : 98.01

Ujud: Cairan kental, bening kekuningan

Titik leleh : 10oC

Titik didih : 330oC

Tekanan uap : 1 mmHg (146oC)

Berat jenis : 1.84 (100%)

Berat jenis uap : 3.4 (udara = 1)

5. Sodium Thiosulfat Penta hidrat Na2S2O3.5H2O

Penampilan: kristal putih atau bubuk atau butiran

Bau: Tidak ada

Kelarutan: Mudah larut dalam air

Gambar 22. NaN3

Gambar 23. H2SO4

Page 29: Laporan Pkl

29

pH: 6-9 pada larutan 1% pada 25 C (77F)

Densitas: 1,73

Berat Molekul: 248,18

Rumus molekul: Na2S2O3.5H2O

6. Kalium Dikromat (K2Cr2O7)

Kalium dikromat

Berat molekul : 294,21

Ujud zat : kristal, tak berbau

Warna : kuning sampai coklat kemerahan

Ttik leleh : 396o C

Titik didih : 500o C (tarurai)

Berat jenis (air=1) : 2,676 (25o C)

Kelarutan dalam air :49 g/L (dingin) dan 1,02 kg/L (panas)

pH : 1 % larutan air : 4,04

Tidak larut dalam alkohol

Gambar 24. Na2S2O3.5H2O

Gambar 25. Kalium Dikromat K2Cr2O7

Page 30: Laporan Pkl

30

7. Amilum

Amilum digunakan sebagai indikator pada titrasi yodometri yang

mengikat I2 yang ada pada larutan Alkali iodida azida.

Gambar 26. Amilum

Page 31: Laporan Pkl

31

BAB IV

PROYEK PRAKERIN

A. Prinsip Kerja

Sejumlah contoh uji ditambahkan ke dalam larutan jenuh oksigen yang

telah ditambahkan larutan nutrisi dan bibit mikroba, kemudian diinkubasi

dalam ruang gelap pada suhu 20 oC ± 1 oC selama 5 hari. Nilai KOB dihitung

berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlarut 0 (nol) hari dan 5 (lima) hari.

Bahan kontrol standar dalam uji KOB ini, digunakan larutan glukosa-asam

glutamat.

B. Reaksi

MnSO4 + 2 KOH Mn (OH)2 + K2SO4

Mn (OH)2 + ½ O2 MnO2 + H2O

pH rendah

MnO2 + KI + H2O Mn (OH)2 + I2 + 2 KOH

I2 + 2 S2O3 2- S4O6

- + 2 I -

C. Alat

Botol Winkler

Botol dari gelas 5 L – 20 L

Pipet Volumetrik 0,2 ml, 1 ml, dan 10 ml

Labu erlenmeyer 100 ml

DO meter

Aerator

Lemari Inkubator, suhu 20o C ± 1o C

Buret Digital

Gelas ukur

Bola Hisap

31

Page 32: Laporan Pkl

32

D. Bahan

Bahan yang dipakai untuk penetapan Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB)

antara lain yaitu:

1. Air Bebas Mineral

2. Larutan Nutrisi :

a. Larutan Buffer Fosfat

b. Larutan Magnesium Sulfat (MgSO4)

c. Larutan Kalsium Klorida (CaCl3)

d. Larutan Feri Klorida (FeCl3)

3. Larutan Glukosa-asam glutamat

4. Larutan Asam Sulfat pekat (H2SO4)

5. Larutan Kalium Dikromat K2Cr2O7

6. Larutan Sodium Thiosulfat 0,025 N

7. Larutan Mangan Sulfat (MnSO4)

8. Larutan Alkali Iodida Azida

9. Larutan Kanji

E. Langkah Kerja

1. Persiapan

a. Pembuatan pereaksi

1) Larutan Mangan Sulfat (MnSO4)

Larutkan 480 g MnSO4.4H2O atau 400 g MnSO4.2H2O atau 364 g

MnSO4.H2O dengan air suling kedalam labu ukur 1000 mL,

tepatkan sampai tanda tera.

2) Larutan alkali yodida azida

Larutkan 500 g NaOH atau 700 g KOH dan 135 g NaI atau 150 g

KI dengan air suling, encerkan sampai 1000 mL. Tambahkan 10 g

NaN3 dalam 40 mL air suling.

3) Larutan sodium thiosulfat 0,025 N

Timbang 6,205 g Na2S2O3.5H2O dan larutkan dengan air suling

yang telah diddidihkan (bebas oksigen), tambahkan 1,5 mL NaOH

Page 33: Laporan Pkl

33

6 N atau 0,4 g NaOH dan encerkan hingga 1000 mL. Lakukan

standarisasi dengan larutan kalium dikomat.

4) Larutan baku kalium dikromat, K2Cr2O7 0,025 N

Larutkan 1,2259 g K2Cr2O7 (yang telah dikeringkan pada 150oC

selama 2 jam dengan air suling dan tepatkan sampai 1000 mL.

5) Larutan Buffer Fosfat

a) Cara 1

Larutkan 8,5 g kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4); 21,75 g

dikalium dihidrogen fosfat (K2HPO4); 33,4 g dinatrium

dihidrogen fosfat heptahidrat (Na2HPO4.7H2O) dan 1,7 g

amonium klorida (NH4Cl) dalam air bebas mineral, kemudian

encerkan hingga 1 L. Larutan ini mengahasilkan pH 7,2.

b) Cara 2

Larutkan 42,5 g kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4); 1,7 g

amonium klorida (NH4Cl) dalam 700 mL air bebas mineral, atur

pH larutan sampai 7,2 dengan penambahan larutan NaOH 30 %,

kemudian encerkan hingga 1 L.

6) Larutan Magnesium Sulfat (MgSO4)

Larutkan 22,5 g MgSO4.7H2O dengan air bebas mineral, kemudian

encerkan hingga 1 L.

7) Larutan Kalsium Klorida (CaCl3)

Larutkan 27,5 g CaCl2 anhidrat dengan air bebas mineral,

kemudian encerkan hingga 1 L.

8) Larutan Feri Klorida (FeCl3)

Larutkan 0,25 g FeCl3.6H2O dengan air bebas mineral, kemudian

encerkan hingga 1 L.

9) Larutan Kanji

Larutkan 2 g amilum dan 0,2 g asam salisilat, HOC6H4COOH

sebagai pengawet dalam 100 mL air suling yang dipanaskan

(mendidih).

Page 34: Laporan Pkl

34

b. Persiapan suspensi bibit mikroba

1) Ambil supernatan dari sumber bibit mikroba (limbah domestik atau

efluen pengolahan limbah);

2) Lakukan aerasi dengan segera terhadap supernatan tersebut, sampai

akan digunakan.

c. Pembuatan Larutan air pengencer

1) Siapkan air bebas mineral yang jenuh oksigen atau minimal 7,5

mg/L, dalam botol gelas yang bersih, kemudian atur suhunya pada

kisaran 20oC ± 3oC;

2) Tambahkan ke dalam setiap 1 L air bebas mineral jenuh oksigen

tersebut, masing-masing 1 mL larutan nutrisi yang terdiri dari

larutan bufer fosfat, MgSO4, CaCl2, dan FeCl3;

3) Tambahkan juga bibit mikroba ke dalam setiap 1 L air bebas

mineral untuk 1 mL sampai dengan 3 mL dan aduk hingga

homogen.

d. Pengujian

1) Siapkan 2 buah botol DO, tandai masing-masing botol dengan

notasi A1; A2 untuk contoh uji, B1; B2 untuk blanko, C1; C2 untuk

standar pengerjaan dilakukan duplo.

2) Dilakukan pengenceran contoh uji dan masukkan ke botol A1; A2,

3) Masukkan larutan glukosa asam-glutamat 1 mL ke botol C1; C2.

4) Masukkan larutan air pengencer ke botol contoh uji A1; A2, standar

C1; C2 dan blanko B1; B2.

5) Pisahkan botol untuk 0 hari dan 5 hari, botol A2; B2; C2 ditutup dan

simpan di lemari inkubator 20oC ± 1oC selama 5 hari untuk DO 5

hari dan untuk DO 0 hari botol A1, B1, C1 ditambahkan Mangan

Sulfat 0,2 mL dan Alkali yodida azida 0,2 mL ke masing-masing

botol yang telah diberi larutan air pengencer kemudian ditutup

segera dan dihomogenkan hingga terbentuk gumpalan sempurna .

6) Tambahkan 1 mL H2SO4 pekat ke dalam botol A1, B1, C1 dan

masukkan ke dalam labu erlenmeyer 100 mL.

Page 35: Laporan Pkl

35

7) Lakukan titrasi dengan Na2S2O3 dengan indikator amilum/kanji

sampai warna biru tepat hilang.

8) Setelah 5 hari botol dilakukan pengujian seperti poin (e, f, g)

e. Standarisasi larutan thio sulfat dengan kalium dikromat

1) Larutkan 4,904 g K2Cr2O7 dalam air suling dan larutkan hingga

1000 mL untuk mendapatkan larutan 0,1000 N. Simpan di botol

tertutup.

2) Kedalam 80 mL air suling, tambahkan sambil diaduk 1 mL H2SO4

pekat, 10,00 mL. 0,1000 N K2Cr2O7 dan 1 g KI, aduk dan simpan

ditempat gelap selama 6 menit.

3) Titrasi dengan 0,1 N Na2S2O3 sampai terjadi perubahan warna.

4) Hitung normalitas larutan Na2S2O3 dengan rumus sebagai berikut :

N Na2S2O3 ¿N 2 x V 2

V 1

Dengan pengertian :

N adalah normalitas Na2S2O3;

V1 adalah mL Na2S2O3;

N2 adalah normalitas K2Cr2O7;

V2 adalah mL K2Cr2O7 yang digunakan normalitas K2Cr2O7

2. Perhitungan

Oksigen Terlarut (mg/L) = V x N x 8000 x F

60

Dengan pengertian:

V adalah mL Na2S2O3;

N adalah normalitas Na2S2O3;

F adalah faktor (volume botol dibagi volume botol dikurangi volume

pereaksi MnSO4 dan alkali iodida azida)

Page 36: Laporan Pkl

36

Nilai KOB5 contoh uji dihitung sebagai berikut:

KOB5 = ( A1 – A2 )−((B1 – B2)

V B)V C

P

VC = 60−[ 60

Fp ]x 600

20.000

VB = [ 6020.000 ] x600

Dengan pengertian:

KOB5 adalah nilai KOB5 contoh uji (mg/L)

A1 adalah kadar oksigen terlarut contoh uji sebelum inkubasi

(0 hari) (mg/L);

A2 adalah kadar oksigen terlarut contih uji setelah inkubasi 5 hari

(mg/L);

B1 adalah kadar oksigen terlarut blanko sebelum inkubasi (0 hari)

(mg/L);

B2 adalah kadar oksigen terlarut blanko setelah inkubasi 5 hari

(mg/L);

VB adalah volume suspensi mikroba (mL) dalam botol DO blanko;

VC adalah volume suspensi mikroba dalam botolcontoh uji (mL);

P adalah perbandingan volume contoh uji (V1) per volume total

(V2)

20.000 adalah mL air yang digunakan untuk larutan air pengencer

600 adalah banyaknya mL bibit mikroba

3. Contoh perhitungan

Diketahui : Volume titrasi 1830 0 hari = 2,74 mL

Volume titrasi 1830 5 hari = 0,96 mL

Volume titrasi blanko1 0 hari = 2,91 mL

Page 37: Laporan Pkl

37

Volume titrasi blanko1 5 hari = 2,41 mL

Volume titrasi blanko2 0 hari = 2,92 mL

Volume titrasi blanko2 5 hari = 2,32 mL

Faktor pengenceran = 30x

Normalitas Na2S2O3 = 0,025 N

Ditanyakan : Nilai KOB ?

Jawaban :

Oksigen Terlarut (mg/L) = V x N x 8000 x F

60

F={ 60

[60−(0,2+0,2 ) ] }= 6059,6

=1,0067

DO0 1830 ¿2,74 x0,025 x 8000 x1,0067

60=551,67

60=9,194 mg / L

DO5 1830 ¿0,96 x0,025 x 8000 x 1,0067

60=193,28

60=3,221 mg / L

DO0 Bl 1 ¿ 2,91 x 0,025 x8000 x1,006760

=585,8960

=9,76 mg / L

DO5 Bl 1 ¿ 2,41 x 0,025 x8000 x1,006760

=485,2260

=8,08 mg / L

DO0 Bl 2 ¿ 2,92 x 0,025 x8000 x1,006760

=587,9160

=9,79mg /L

DO5 Bl 2 ¿ 2,32 x 0,025 x8000 x1,006760

=467,10860

=7,78mg / L

KOB5 = ( A1 – A2 )−((B1 – B2)

V B)V C

P

B1 = Bl1(0 hari)+Bl2(0 hari)

2=9,76+9,79

2=9,77

Page 38: Laporan Pkl

38

B2 = Bl1(5 hari)+Bl2(5 hari)

2=8,08+7,78

2=7,93

VC = 60−[ 60

30 ] x600

20.000=1,74

VB = [ 6020.000 ] x600=1,8

KOB5 = (9,194 – 3,221 )−( (9,77 – 7,93)

1,8 )1,74

260

= 5,973−(1,84

1,8 )1,74

260

= 5,973 – 1,77

260

= 4,203 x602

=252,182

=126,09 mg / L

Page 39: Laporan Pkl

39

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Pemeriksaan Analisis KOB dalam contoh uji air limbah domestik

Dilakukan pengukuran nilai KOB5 terhadap 10 contoh uji air limbah

domestik yang berasal dari pelanggan BPLHD dengan metode winkler, data

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.

No Contoh Uji Satuan Hasil Analisis Baku Mutu

1 1880 mg/L 0,89 50

2 1881 mg/L 29,34 50

3 1882 mg/L 6,07 50

4 1883 mg/L 1,81 50

5 1884 mg/L 13,27 50

6 1885 mg/L 13,92 50

7 1886 mg/L 3,04 50

8 1888 mg/L 160,94 50

9 1889 mg/L 12,25 50

10 1890 mg/L 6,41 50

D. Pembahasan

Tabel 2. Nilai KOB air limbah domestik

Page 40: Laporan Pkl

40

Dilakukan pengukuran nilai KOB5 dari 10 contoh uji air limbah domestik

yang berasal dari pelanggan BPLHD, pembahasan selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 3 dan gambar 27.

No Contoh Uji Satuan Hasil Analisis Baku Mutu Pembahasan

1 1880 mg/L 0,89 50 < BM

2 1881 mg/L 29,34 50 < BM

3 1882 mg/L 6,07 50 < BM

4 1883 mg/L 1,81 50 < BM

5 1884 mg/L 13,27 50 < BM

6 1885 mg/L 13,92 50 < BM

7 1886 mg/L 3,04 50 < BM

8 1888 mg/L 160,94 50 > BM

9 1889 mg/L 12,25 50 < BM

10 1890 mg/L 6,41 50 < BM

Ket;

BM = Baku Mutu

Grafik Nilai KOB dari 10 contoh uji air limbah domestik

39

Tabel 3. Pembahasan Hasil Analisis

Page 41: Laporan Pkl

41

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Hasil Uji 0.89 29.34 6.07 1.81 13.27 13.92 3.04 160.94

12.25 6.41

10

30

50

70

90

110

130

150

170

Hasil Nilai KOB Contoh Uji

Bak

u M

utu

(50

mg/

L)

Pada Analisa Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB) penulis menganalisa

contoh uji air limbah domestik yang berasal dari pelanggan BPLHD,

berdasarkan tabel dan grafik dapat diketahui dari 10 contoh uji nilai tertinggi

KOB terdapat pada contoh uji air limbah domestik nomor 8, yaitu sebesar

160,94 mg/L contoh uji ini memiliki nilai KOB diatas baku mutu, limbah

yang sudah melewati baku mutu memiliki kadar oksigen yang rendah

akibatnya yang bekerja adalah bakteri anaerob dengan hasil akhir amonia

yang menimbulkan bau pada air sehingga berpotensi mencemari lingkungan

sementara itu untuk contoh uji yang lain berada di bawah baku mutu sehingga

tidak berdampak untuk mencemari lingkungan.

Gambar 27. Grafik Nilai KOB

Page 42: Laporan Pkl

42

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

C. Simpulan

Dari hasil penentuan kebutuhan oksigen biokimia (KOB) dalam

contoh uji air limbah domestik penulis dapat menyimpulkan dari 10 contoh

uji yang di analisis nilai KOB tertinggi terdapat pada contoh uji 8 yaitu

160,94 mg/L, limbah domestik contoh uji 8 belum memenuhi ketentuan

tentang baku mutu air limbah domestik (lampiran 3 peraturan gubernur

No. 122 tahun 2005) dan berpotensi untuk mencemari badan air, sementara

itu nilai KOB untuk contoh uji yang lain berada dibawah nilai baku mutu

yang sudah memenuhi ketentuan tentang baku mutu air limbah domestik.

B. Saran

Page 43: Laporan Pkl

43

Setelah penulis menganalisis 10 contoh uji air limbah domestik yang

berasal dari pelanggan BPLHD, dengan parameter Kebutuhan Oksigen

Biokimia (KOB) penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Perlu ditingkatkan pengawasan terhadap kualitas limbah cair industri

besar maupun kecil, baik yang telah maupun yang belum mempunyai

sarana pengolahan limbah industri dari segi cara, tenaga dan fasilitas

untuk pengambilan contoh, pemeriksaan laboratorium, pengamatan

terhadap sarana pengolahan dalam industri dan lingkungannya.

2. Perlu adanya tenaga ahli pengolahan limbah industri pada tiap industri

yang potensial mencemari lingkungan.

3. Perlu adanya pengaturan tata guna lahan yang lebih mantap sehingga

perubahan lingkungan di sekitar industri tidak menyimpang dari

perkiraan pada saat sarana pengolahan tersebut dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu

Limbah Domestik

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 122 Tahun

2005 Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Provinsi Daerah

Khusus Jakarta.

SNI 06-6989.72.2009 Cara Uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical

Oxygen Demand/BOD)

SNI 06-6989.14-2004 Cara Uji Oksigen Terkarut Secara Yodometri (Modifikasi

Azida)

42

Page 44: Laporan Pkl

44

Kusuma, Piti., 2011, Pengukuran Nilai BOD Pada Air, [online],

(http://pitikusuma.wordpress.com/2011/04/11/pengukuran-nilai-bod-pada-

air, diakses tanggal 08 Mei 2012)

Chemistry,. 2011, Biological Oxygen Demand BOD, [online],

(http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/biological-oxygen-demand-

bod.html, diakses tanggal 15 Mei 2012)

Dekha,. 2009, Iodometri, [online], (http://dekha.blogdetik.com/2009/11/21/iodo-

metri/, diakses tanggal 29 Juli 2012)

Page 45: Laporan Pkl

45

LAMPIRAN

LAPORANPRAKTIK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN)

PENENTUAN KEBUTUHAN OKSIGEN BIOKIMIA (KOB) DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH DOMESTIK

Diajukan untuk memenuhi persyaratan pesertaUjian Nasional Tahun Pelajaran 2012 / 2013

Page 46: Laporan Pkl

46

Disusun Oleh :

Nama : Annisa Nurul RafiqaNIS : 101110224Kelas/Program : XI Kimia Analisis 1

PEMERINTAH KOTA BEKASIDINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 5 KOTA BEKASI

JL. KH MOCHTAR TABRANI PERUMAHAN TYTYAN KENCANAKEL. MARGA MULYA KEC. BEKASI UTARA

KOTA BEKASI Telp/Fax. (021)88878048 KODE POS: 17142Email : [email protected]

2 0 1 2

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN OLEH SEKOLAH

Telah diperiksa dan dinilai oleh Tim Penilai

SMK NEGERI 5 KOTA BEKASI

Dinyatakan

DITERIMA/DITOLAK

Page 47: Laporan Pkl

47

Sebagai salah satu syarat guna mengikuti Ujian Nasional (UN)

Tahun pelajaran 2012/2013

Menyetujui/mengesahkan :

a.n Kepala SMK Negeri 5 Kota Bekasi Guru Pembimbing

Wakasek Hubungan Industri

Ratnawati, ST Dwiana Yulianita, S.Pd NIP.19750712 200902 2 002 NIP.-

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN DI TEMPAT PRAKERIN

DINILAI OLEH TIM PENILAI

LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

Sebagai Hasil Laporan Kegiatan PRAKERIN

Page 48: Laporan Pkl

48

Dari Tanggal 2 April 2012 s/d 2 Juli 2012

Menyetujui/Mengesahkan :

Kepala Laboraturium Lingkungan Pembimbing/Instruktur Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta

Drs. Joni Tagor. H, MM Vera Dwisanti, BSc NIP.195804111983091002 NIP.196411221998032002

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr,Wb.

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat. Hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Kegiatan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) sesuai

dengan waktu yang ditentukan, dimana penulis telah melaksanakan prakerin

Page 49: Laporan Pkl

49

selama 3 bulan sejak tanggal 02 April hingga 02 Juli 2012, di Laboratorium

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta .

Semoga dengan adanya laporan ini mampu membantu penulis untuk lebih

mendalami materi dan hal-hal yang telah dilakukan selama PRAKERIN di

laboratorium. Laporan ini berisikan mengenai kegiatan analisis penulis.

Penulis merasa bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri

ini bukanlah jerih payah sendiri, melainkan berkat bimbingan dari berbagai pihak,

oleh karena itu dengan rasa hormat dan rendah hati penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dra. Dyah Sulistyaningsih, Kepala SMKN 5 Kota Bekasi.

2. Ratnawati, ST , Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri.

3. Joni Tagor. H, MM , Kepala Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah

Provinsi DKI Jakarta yang telah memberikan izin serta memberikan

fasilitas untuk praktik kerja industri.

4. Tuty Ermawati, ST. Kepala seksi laboratorium pengujian.

5. Vera Dwisanti, BSc. Pembimbing prakerin di Laboratorium Lingkungan

Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta .

6. Martha Solinda Sinaga, S.Si Pembimbing parameter Kebutuhan Oksigen

Biokimia (KOB) yang telah banyak memberikan motivasi serta

memberikan pengarahan.

7. Tri Lestari, ST yang telah memberikan nasihat serta motivasi kepada

penulis.

8. Analis Laboratorium Kimia Fisik (Ibu Vera, Ibu Irza, Ibu Martha, Ibu

Kristin, Ibu Rahma, Ibu Tri, Ibu Ani, Ibu Vina, Ibu Desy, Ibu Maslina, Ibu

Rossana, Ibu Ida, Bapak Dasiman, Bapak Saih, serta seluruh staff dan

pegawai di Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta)

yang telah membantu penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri

i

Page 50: Laporan Pkl

50

9. Analis Laboratorium Mikrobiologi (Bapak Andy, Bapak Fadli, Ibu Ira, Ibu

Yulianti) yang telah membantu penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja

Industri

10. Dwiana Yulianita, S.Pd, Kepala Program Keahlian Kimia Analisis dan

Pembimbing Prakerin

11. Masitah, A.Ma, Ajeng Listyowati, S.Pd, dan Siti Nurlaela, ST, Guru

Produktif Kimia Analisis.

12. Bambang Ariyanto, S.Pd, Wali Kelas XI Kimia Analisis 1.

13. Ayah, Ibu, serta Adikku yang telah memberi dukungan baik dari materi

maupun moril serta semangat .

14. Astri Septiani Utami, Mega Imasriani, dan Anisa Nurul Rafiqa adalah

teman seperjuangan di Laboraturium Lingkungan Hidup Daerah DKI

Jakarta.

15. Seluruh teman-teman Kelas Kimia Analisis .

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari

pembaca, agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb

Bekasi, Juli 2012

Penulis

Daftar Isi

COVER

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

ii

Page 51: Laporan Pkl

51

LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI

Kata Pengantar…………….………………………..…………………….... i

Daftar Isi…….…………………………………..…………….………….... iii

Daftar Tabel...................................................................................................v

Daftar Gambar...............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

E. Latar Belakang Masalah..................................................................1

F. Tujuan PRAKERIN.........................................................................1

G. Pembatasan Masalah....................................................................... 2

H. Sistematika Penulisan......................................................................3

BAB II PROFIL LEMBAGA/INDUSTRI/PERUSAHAAN

F. Sejarah Perusahaan........................................................................ 5

G. Struktur Organisasi........................................................................ 7

H. SumberDayaManusiadanFasilitas................................................. 9

I. KegiatanBidang/usaha yang di lakukan........................................ 10

J. Program Corporate Social Responsibility......................................14

BAB III KAJIAN PUSTAKA

D. Latar Belakang Analisis................................................................. 15

E. Uraian Alat..................................................................................... 17

F. Uraian Bahan................................................................................. 23

BAB IV PROYEK PRAKERIN

E. Prinsip Kerja................................................................................ 31

F. Alat.............................................................................................. 31

G. Bahan........................................................................................... 32

H. LangkahKerja

4. Persiapan............................................................................... 32

iii

Page 52: Laporan Pkl

52

5. Perhitungan............................................................................ 36

6. Contoh Perhitungan............................................................... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Hasil............................................................................................. 39

F. Pembahasan.................................................................................. 39

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

D. Simpulan...................................................................................... 42

E. Saran............................................................................................. 42

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Kepegawaian LLHD Provinsi DKI Jakarta................................ 9

Tabel 2. Nilai KOB air limbah domestik.............................................................. 39

Tabel 3. Pembahasan Hasil Analisis..................................................................... 40

iv

Page 53: Laporan Pkl

53

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi LLHD Provinsi DKI Jakarta............................ 7

Gambar 2. Struktur Organisasi LLHD Provinsi DKI Jakarta............................ 8

Gambar 3. DO meter........................................................................................17

Gambar 4. Labu erlenmeyer.............................................................................. 18

v

Page 54: Laporan Pkl

54

Gambar 5. Pipet ukur.........................................................................................18

Gambar 6. Bola hisap....................................................................................... 19

Gambar 7. Botol winkler....................................................................................19

Gambar 8. Lemari Inkubator............................................................................. 20

Gambar 9. Gelas ukur....................................................................................... 20

Gambar 10. Botol gelas 20 L............................................................................. 21

Gambar 11. Aerator........................................................................................... 21

Gambar 12. Buret digital....................................................................................22

Gambar 13. Termometer Digital........................................................................22

Gambar 14. CaCl2 anhidrat................................................................................ 23

Gambar 15. MgSO4.7H2O..................................................................................24

Gambar 16. FeCl3.6H2O.................................................................................... 24

Gambar 17. Dihidrogen fosfat (KH2PO4).......................................................... 25

Gambar 18. Amonium klorida (NH4Cl).............................................................25

Gambar 19. MnSO4.H2O....................................................................................26

Gambar 20. KOH............................................................................................... 27

Gambar 21. KI................................................................................................... 27

Gambar 22. NaN3...............................................................................................28

Gambar 23. H2SO4.............................................................................................28

Gambar 24. Na2S2O3.5H2O................................................................................ 29

vi

Page 55: Laporan Pkl

55

Gambar 25. Kalium DikromatK2Cr2O7............................................................. 29

Gambar 26. Amilum.......................................................................................... 30

Gambar 27. Grafik Nilai KOB...........................................................................40

vii

Page 56: Laporan Pkl

56