LAPORAN PILGUB PANWASLU KOTA BANDAR LAMPUNG

38
BAB I PENDAHULUAN  Amanat amandemen Undang -undang Dasar Negara RI tahun 1945 mengisy aratkan bah wa kedaulatan berada di tangan raky at dan dil aksan akan menuru t Undang Undang. emilihan !e"ala Daerah dan #akil !e"ala Daerah adalah salah satu sarana "elaksanaan kedaulatan rak ya t diw ila ya h "r$"insi atau !abu"aten ber dasar kan an%asila dan Undang-undang Dasar Negara Re"ublik Ind$nesia tahun 1945 untuk memilih !e"ala Daerah dan #akil !e"ala Daerah. emilihan !e"ala Daerah dan #akil !e" ala Daerah se%ara lang sun g $leh raky at meru"akan "r$ses "$litik bagi bangsa Ind$nesia menu&u kehidu"an "$litik yang lebih dem$kratis dan bertanggung&aw ab' sedang kan engaw asan emilihan !e"ala Daerah dan #a kil !e" ala Daerah dilakukan $leh (ad an en gaw as emilu yan g dibentuk se%ara ber&en&ang ) (awaslu r$*insi' anwaslu !abu"aten+!$ta ' anwaslu ,ingkat !e%amatan' dan engawas emilu a"angan . anitia engawas emilihan Umum melakukan engawasan atas seluruh taha"an "elaksanaan emilihan !e"ala Daerah dan #a kil !e" ala Daerah' anitia en gaw as emilihan Umum menerima a" $ran "elanggaran "erundang-undangan emilihan !e"ala Daerah dan #akil !e"ala Daerah dan mengka&inya dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam undang-undang. anitia engawas "emilihan Umum menerus kan temuan dan la"$ran yang meru"aka n "elanggaran Administrati/ ke"ada !UD serta meneruskan temuan dan la"$ran yang meng andu ng unsur "ida na ke"a da "eny idik . anitia en gaw as emilihan !e" ala Daerah dan #ak il !e" ala Daerah meny elesaikan sen gket a sesu ai tah a"an yan g ditentukan undang – undang. emlilihan Umum !e"ala Daerah dan #akil !e"ala Daerah )emilukada meru"akan sal ah satu bentuk "en ye len gga raan dem$k rasi ya ng memiliki kar akt eri stik ya ng berbeda dibandingkan dengan bentuk emilu lainnya baik emilu Angg$ta egislati/ mau"un emilu residen dan #akil residen. 0al ini da"at dilihat dari tingkat k$m"etisi dan k$ntestasi "asangan %al$n' besarnya k$n/lik antar "endukung "asangan %al$n' ketidak netra lan dan "arsialitas "e nyele nggar a emilukada. (egit u &ug a den gan tingginya "$tensi "elanggaran terutama menyangkut isu-isu s"esi/ik' antara lain "$litik uang' abuse $/ "$wer' dan mani"ulasi dana kam"anye. e%ara umum "engawasan emilu di lak ukan $le h selur uh la" isa n mas ya rak at' akan teta"i se%ara s"esi"i k dilakukan $leh (aw aslu' an wa slu r$ *ins i' an was lu !ab u"at en+ !$t a' anwaslu !e%amatan dan engawas emilu a"angan. e ng awas e mi lu me m" un yai tu ga s' wewenan g se rt a ke wa& ib an te rsen di ri sebagaimana diatur dalam UU N$. 15 ,ahun 2311 tentang enyelenggara emilu mulai

description

LAPORAN AKHIR PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI LAMPUNG 2014

Transcript of LAPORAN PILGUB PANWASLU KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB IPENDAHULUANAmanat amandemen Undang-undang Dasar Negara RI tahun 1945 mengisyaratkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah salah satu sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat diwilayah propinsi atau Kabupaten berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat merupakan proses politik bagi bangsa Indonesia menuju kehidupan politik yang lebih demokratis dan bertanggungjawab, sedangkan Pengawasan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilakukan oleh Badan Pengawas Pemilu yang dibentuk secara berjenjang ( Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota , Panwaslu Tingkat Kecamatan, dan Pengawas Pemilu Lapangan ). Panitia Pengawas Pemilihan Umum melakukan Pengawasan atas seluruh tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Panitia Pengawas Pemilihan Umum menerima Laporan pelanggaran perundang-undangan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan mengkajinya dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.

Panitia Pengawas pemilihan Umum meneruskan temuan dan laporan yang merupakan pelanggaran Administratif kepada KPUD serta meneruskan temuan dan laporan yang mengandung unsur pidana kepada penyidik. Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah menyelesaikan sengketa sesuai tahapan yang ditentukan undang undang.

Pemlilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan demokrasi yang memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan bentuk Pemilu lainnya baik Pemilu Anggota Legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kompetisi dan kontestasi pasangan calon, besarnya konflik antar pendukung pasangan calon, ketidak netralan dan parsialitas penyelenggara Pemilukada. Begitu juga dengan tingginya potensi pelanggaran terutama menyangkut isu-isu spesifik, antara lain politik uang, abuse of power, dan manipulasi dana kampanye. Secara umum pengawasan Pemilu dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, akan tetapi secara spesipik dilakukan oleh Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/ Kota, Panwaslu Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan.Pengawas Pemilu mempunyai tugas, wewenang serta kewajiban tersendiri sebagaimana diatur dalam UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu mulai dari pasal 73 sampai dengan pasal 84.Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersifat tetap sedangkan Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan bersifatad hoc.Sifatad hocini-lahsalah satuyangmengakibatkan kurang epektifnya kinerja pengawasan. Hal ini disebabkan karena proses rekrutmen memakan waktu yang tidak singkat sehingga terkadang sudah berjalan beberapa tahapan baru selesai rekrutmen anggota panwas. Seperti yang terjadi di Kota Bandar Lampung, dimana anggota Panwaslu kecamatan di kota ini selesai dibentuk pada bulan Maret tahun 2014, dimana tahapan Pemilukada sudah berjalan pada penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT).Penyelenggaraan Pemilukada di Kota Bandar Lampung berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku meskipun ada beberapa kendala yang dihadapi. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap praturan perundang-undangan begitu juga dengan pengalaman para penyelenggara pemilikada merupakan faktor utama yang menjadi kendala dalam pesta demokrasi di daerah ini. Ketidak tahuan dan ketidak ingin tahuan masyarakat terhadap proses penyelenggaran Pemilukada juga dapat mengakibatkan kurang efektifnya penyelenggaraan Pemilu.Laporan Akhir hasil pengawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 di wilayah Kota Bandar Lampung ini diharapkan bisa memberikan gambaran terhadap pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014 yang pelaksanaan pemungutan suara nya bersamaan dengan pemungutan suara Pemilu Legislatif tahun 2014.

Secara umum dari hasil Pengawasan Panwaslu Kota Bandar Lampung terhadap pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 khususnya di Kota Bandar Lampung telah berjalan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai pada Pelaksanaan Pemilu tersebut, serta suasana yang kondusif pasca Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 yang berjalan dengan aman dan tentram.

Penyusunan laporan akhir hasil pangawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 ini bertujuan :

a. Sebagai bahan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sebagai Panitia Pengawas Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 atas keseluruhan pelaksanaan tugas selama masa bakti.

b. Memberikan gambaran umum hasil pengawasan pada setiap tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 di wilayah Kota Bandar Lampung.

c. Sebagai bahan analisis dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014.

d. Sebagai tuntunan normatif peraturan perundang-undangan tentang Pengawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 mengenai laporan pertanggungjawaban.

e. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pelaksanaan tugas Panitia Pengawas Pemilihan di masa yang akan datang.

BAB II

ORGANISASI PENGAWAS PEMILUA.Tugas dan WewenangPanwaslu Kota

Bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggara pemilihan umum yang berintegritas dan berkredibilitas serta penyelenggaraan pemilihan umum yang berasaskan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan demokratis, diperlukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilihan Umum.

Pasal 69 ayat (1) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan bahwa Pengawasan penyelenggaraan Pemilu dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri.

Sedangkan pasal 70 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan bahwa Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri dibentuk paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan Pemilu dimulai dan berakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu selesai.

Dasar :

Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 pasal 77 bahwa Panwaslu Kota mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

A. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupaten/kota yang meliputi:

1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan danpenetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap;

2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pencalonan bupati/walikota;

3. Proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan calon Kepala Daerah;

4. Penetapan calon Kepala Daerah;

5. Pelaksanaan kampanye;

6. Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;

7. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu;

8. Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara;

9. Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;

10. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dari seluruh kecamatan;11. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; dan12. Proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pemilihan Kepala Daerah;B. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;C.Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana;D.Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU kabupaten/kota untuk ditindaklanjuti;E.Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

F.Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraanPemilu oleh penyelenggara Pemilu di tingkat kabupaten/kota;G.Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU kabupaten/kota, sekretaris dan pegawai Sekretariat KPU kabupaten/kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung;H.Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu; danI.Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Panwaslu KotaDalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada Point diatas, Panwaslu Kota dapat:

a. Memberikan rekomendasi kepada KPU untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada Point diatas huruf (g);

b. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilu.

Panwaslu Kabupaten/Kota berkewajiban:

a. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Panwaslu pada tingkatan di bawahnya;c. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;d. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan;e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Provinsiberkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU kabupaten/kota yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat kabupaten/kota; danf. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.B.Struktur Organisasi1.Struktur organisasiBawaslu merupakan induk organisasi lembaga pengawas Pemilu diseluruh wilayahNegara Kesatuan RepobelikIndonesia.Peraturan Bawaslu nomor 30 tahun 2009 tentang susunan organisasi dan tata kerja Panitia Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupten/Kota, dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatanmerupakan panduan dan acuan dalam menyusun struktur organisasi pengawas Pemilu disetiap jenjang. Bawaslu telah menetapkan bentuk organisasi Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan, yang masing-masing terdiri atas: Ketua : 1 orang

Anggota : 2 orang

Kepala Sekretariat : 1 orang

Bendahara : 1 orang

Pegawai Sekretariat : 2 orang

Tenaga Kontrak (Non PNS) : 9 orang

Alat Kelengkapan : Divisi Pokja

Panwascam

: 60 orang (3 org x 20 Kecamatan)

Sedangkan mempermudah kelancaran dalam melaksanakan tugas, Panwaslu Kota Bandar Lampung melakukan pembagian tugas diatur sebagai berikut :

a. Ketua : Divisi Pengawasan

b. Anggota : Divisi SDM

c. Anggota : Divisi Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran

d.KeSekretariatan Panwaslu Kota bertugas membantu kelancaran tugas dan wewenang Panwaslu Kota. Kepala Sekretariat Panwaslu Kota Bandar Lampung bertanggung jawab kepada Panwaslu Kota Bandar Lampung.

Anggota Panwaslu Kota Bandar Lampung terdiri dari 3 (tiga) orang, dimana satu orang menjadi Ketua merangkap anggota dan 2 (dua) orang anggota. Ketua diangkat berdasarkan hasil Rapat Pleno anggota Panwas tersebut. Sekretariat tediri dari Kepala Sekretariat, Bendahara dan Pegawai Sekretariat (Staff PNS dan Tenaga Kontrak Non PNS) . Sedangkan alat kelengkapan ini terdiri dari Divisi-divisi dan Pokja. Anggota Panwaslu tidak bisa bekerja dengan baik tanpa didukung oleh Sekretariat dan alat kelengkapan lainnya.Berdasarkan uraian tersebut diatas, susunan organisasi Panwaslu Kota dapat dilihat dalam skema berikut:

C.Rekrutmen Anggota 1.Pengaturan rekrutmenBahwa yang mengatur Rekrutmen Panwaslu Kota adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhirkalinyadengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.Secara teknis rekrutmen Panwaslu Kota juga diatur dalam Peraturan Bawaslu nomor 10 Tahun 2012 tentang tata cara Pengangkatan Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan.2.Rekrutmen AnggotaBahwa Proses rekrutmen anggota Panwaslu Kota sesuai dengan pasal 70 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri dibentuk paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan Pemilu dimulai dan berakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu selesai.Dalam hal ini Panwaslu Kota untuk tahapan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 diseleksi dan ditetapkan oleh Bawaslu Provinsi Lampung. Bawaslu Provinsi Lampung Menetapkan dan Mengangkat Panitia Panwaslu Kota Bandar Lampung yang sebelumnya telah di tetapkan sebagai Panwaslu Kota Tahapan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014 sebagai Panwaslu Kota Bandar Lampung Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2014. Sesuai dengan Rapat Pleno Bawaslu Provinsi Lampung Nomor 003/Ba/Bawaslu-Lpg/II/2014 Tanggal 28 Februari 2014 Tentang Penetapan Anggota Panwaslu Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014 tingkat Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung sebagai Anggota Panwaslu Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Masa Jabatan 2014 2019.Setelah rangkaian kegiatan Penetapan Panwaslu Kota Bandar Lampung dalam rangka Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Tahun2014 selesai, Panwaslu Kota Bandar Lampung melaksanakan pelantikan Panwaslu Kecamatan se-Kota Bandar Lampung dengan pengucapan Sumpah Janji sekaligus penerimaan SK (surat keputusan) secara simbolis di Sekretariat Panwaslu Kota Bandar Lampung, tanggal 15 Maret 2014.Sama halnya dengan penetapan Panwaslu Kota Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014, Panwaslu Kecamatan Pemilu Legislatif Tahun 2014 di tetapkan kembali sebagai Panwaslu Kecamatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014. Sesuai dengan Rapat Pleno Panwaslu Kota Bandar Lampung Nomor 07/RP/Panwaslu-Balam/III/2014 tanggal 6 Maret 2014 dan Surat Bawaslu Nomor 040/Bawaslu-Lpg/III/2014 tanggal 3 Maret 2014 perihal penetapan pelaksana pengawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung di tingkat Kecamatan dan Desa/kelurahan.Pada hari yang sama, setelah selesai pelantikan seluruh anggota Panwascam diberikan bimbingan tekhnis (bimtek)/ pembekalan tentang penyelenggaraan Pemilukada, dan dilanjutkan dengan rapat pleno pertama untuk memilih ketua Panwaslu di kecamatan masing-masing.Sejalan dengan uraian diatas Panwaslu kecamatan merencanakan rekrutmen/seleksi calon anggota Pengawas Pemilu lapangan dengan berkoordinasi kepada Panwaslu Kota Bandar Lampung, dengan memperhatikan peraturan Bawaslu Nomor 10 Tahun 2012 tentang tata cara pengangkatan Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan. D.Penyiapan SekretariatDalam menjalankan tugasnya, Panwaslu Kota Bandar Lampung dibantu oleh Sekretariat, sebagai mana diatur dalam Pasal 107 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, dimana untuk mendukung tugas danwewenang Panwasludibentuk Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota.Untuk menjamin terselenggaranya Pemilu sesuai dengan prinsip-prinsip Pemilu dan Peraturan Perundang-undangan, sesungguhnya Sekretariat harus dapat difungsikan untuk mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis dalam Pengawasan Pemilu. Pemberdayaan Sekretariat secara optimal dalam melaksanakan kerja-kerja pengawasan menjadi tantangan tersendiri bagi Ketua/Anggota Panwaslu Kota.Dalam rangka mengoptimalkan pendayagunaan SDM, pasal 13 Peraturan Bawaslu Nomor 30 Tahun 2009 secara teknis telah diatur sesuai dengan kebutuhan Panwaslu Kabupaten/Kota, pihak-pihakyang berperan dalam membantu penyiapan Sekretariat Panwaslu Kota dalam hal ini tentunya Panwaslu Kota berkoordinasi dengan pemerintah ditingkat Kotamadya dengan mengusulkan permohonan Pegawai Sekretariat Panwaslu Kota kepada Walikota untuk mengirimkan nama-nama calon Pegawai Sekretariat Panwaslu Kota agar dapat di verifikasi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Walikota dan Keputusan Panwaslu Kota Bandar Lampung. E.Peningkatan Kapasitas1.Up-Grading Panitia Pengawas PemiluPanwas dalam tugasnya harus mampu memebangun sebuah pondasi, prisai, atap yang kokoh, kuat dan rapat terhadap kepemiluan. Apa-apa saja yang menjadi tugas dan wewenang serta kewajiban dari Panwas terkait dengan kepemiluan. Menjalankan danmengamankan kepentingan-kepentingan yang ada untuk tujuan tegaknya demokrasi yang telah di amanatkan oleh Undang-undang sesuai dengan visi misi serta asas-asas Pemilu, memahami aturan dan bekerja sesuai dengan aturan, lalu tegakkan kode etik, dan melaksanakan tugas sesuai tupoksi yang ada (diskription). Bertindak sesuai dengan prosedur standar, membangun motivasi kerja dengan cara transparansi, profesionalitas dan akuntabilitas.Kegiatan yang pernah diikuti Panwaslu Kecamatan Se-Kota Bandar Lampung dalam rangka meningkatkan kapasitas kerjanya antara lain:a. Kegiatan Bimbingan Teknis Panwaslu Kecamatan se- Kota Bandar Lampung dalam rangka Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014, yang mengadakan kegiatan tersebut adalah Panwaslu Kota Bandar Lampung di Hotel Kurnia 2 Kota Bandar Lampung.b. Rapat-rapat koordinasi dalam rangka memantapkan pengawasan dan laporan hasil pengawasan, kegiatan ini di fasilitasi oleh Panwaslu Kota Bandar Lampung yang bertempat di Hotel Kurnia 2 Bandar Lampung.F.Kooordinasi dan Kerjasama Dalam rangka mengoptimalkan Pengawasan Pemilu Kada, Panitia Pengawas Pemilu Kota melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan (stac holder) yang memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan Pemilu Kada. Panwaslu Kota Bandar Lampung tidak bisa berdiri sendiri tanpa kerjasama dan koordinasi dengan pihak lain, baik dalam organisasi Panwaslu pada jenjang yang berbeda maupun dengan organisasi atau lembaga lain. Bentuk kerjasama tersebut harus berkaitan dengan peningkatan pengawasan Pemilu. Adapun kerjasama yang sudah dilaksanakan oleh Panwaslu Kota Bandar Lampung yaitu sebagai berikut:

NoNama LembagaBentuk Kerjasama

1.Bawaslu ProvinsiKoordinasi

2.KPU KotaPerbaikan DPT

3.Satpol PPPenertiban alat peraga kampanye

4.KepolisianPenertiban alat peraga kampanye dan Sentra Gakkumdu

5.Kejaksaan NegeriSentra Gakkumdu

6.Tim pemenanganPenegakan Hukum Pemilu

G.Fasilitas dan Pendanaan1.Pengupayaan dan Penggunaan FasilitasPanwaslu Kota Bandar Lampung mendapatkan fasilitas untuk melakukan tugas dan kewenangannya dengan melakukan koordinasi dengan Bawaslu Provinsi Lapung, dimana agar Dana yang bersumber dari APBD Provinsi Lampung dapat di upayakan dalam memenuhi kelengakapan fasilitas keSekretariatan untuk menunjangpelaksanaan berbagai program kegiatan yang berkenaan dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab pengawasan tahapan Pemilu ditingkat Kabupaten/Kota. Adapun fasilitas tersebut diantaranya:NoJenis FasilitasJumlahKeterangan

1.Ruangan kantor1 BangunanKontrak

2.Komputer Empat setBelanja langsung

3.Meja15 BuahBelanja langsung

4.Kursi 25 buahBelanja langsung

5.Lemari7 buahBelanja langsung

6.Plang merk1 buahBelanja langsung

7.Buku agenda3 buahBelanja langsung

8.Fail surat5 buahBelanja langsung

9.Papan informasi1 buahBelanja langsung

2.Pengupayaan dan Penggunaan Sumber DanaDari uraian pada poin satu diatas bahwa disamping kebutuhan kelengkapan keSekretariatan Panwaslu Kota mendapatkan Dana Operasinal Pengawasan. Pengupayaan dana tersebut melalui usulan tertulis yang dibuat Panwaslu Kota kepada Pemerintah Provinsi Lampung dan direalisasikan kepada Panwaslu Kabupaten/Kota sampai dengan keseluruh Kecamatan se-Kota Bandar Lampung.BAB IIIPENYELENGGARAAN PEMILUA.Pengaturan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi LampungBahwa pengaturan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung tidak terlepas dari aturan yang berlaku menurut Peraturan Perundang-unadangan sebagai bahan rujukan untuk menyelenggaraan Pemilu. Yang mencakup pengaturan tersebut adalah sebagai berikut:1.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagamana telah diubah terakhir kali Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah;2.Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum;3.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;4.Peraturan dan Keputusan KPU; dan5.Peraturan dan keputusan Bawaslu Republik Indonesia.B.Tahapan dan JadwalKPU Provinsi Lampung sesuai dengan tugas dan wewenangnya dapat merencanakan program, anggaran, dan jadwal Penyelanggaraan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur, menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dengan berpedoman kepada Peraturan perundang-undangan, berkonsultasi dengan DPRD, Pemerintah untuk menetapkan Program Tahapan, Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung.C.Pelaksanaan Pemilu Kepala Darah dan Wakil Kepala Daerah 1.Penyusunan Daftar Pemiliha.KPU Prov/Kab/Kota memberitahukan kepada Pemprov/Pemkab/Pemkot untuk menyampaikan data kependudukan 6 (enam) Bulan sebelum pemungutan suara. Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Lampung menyerahkan data DP4 kepada KPU Provinsi Lampung .

b.Penyusunan daftar pemilih oleh KPU Prov/Kab/Kota sebanyak jumlah PPS dan RT/RW untuk di umumkan pada tempat-tempat yang mudah di jangkau masyarakat. Data yang sudah disusun diserahkan kepada PPS melalui PPK dan hal inilah yang dijadikan sebagai DPS. c.PPS melakukan perbaikan DPS jika ada kekeliruan serta memasukkan pemilih yang belum terdaftar dalam DPS ke dalam daftar pemilih tambahan. Perbaikan DPS dilaksanakan selama 3 hari.Daftar pemilih yang digunakan pada saat pelaksanaan Pemilihan Umum terakhir di daerah dan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dari Pemerintah Daerah Provinsi Lampung , digunakan sebagai data awal daftar pemilih untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014. Daftar pemilih tersebut dimutakhirkan dan divalidasi oleh PPS dengan dibantu oleh Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) untuk digunakan sebagai bahan penyusunan Daftar Pemilih Sementara (DPS),

Hasil pemutakhiran DP4 tersebut disusun menjadi Daftar Pemilih Sementara (DPS), kemudian DPS tersebut diumumkan oleh PPS pada tempat yang mudah terjangkau oleh masyarakat untuk mendapat tanggapan dari masyarakat sehingga dapat memberikan kesempatan kepada hak pilih yang belum terdaftar sebagai pemilih.

Daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tambahan yang telah diperbaiki disahkan dan diumumkan oleh PPS dan di tetapkan pada tanggal 19 Maret 2014 oleh KPU Kota Bandar Lampung untuk menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK). Dari hasil pemutakhiran data pemilih di wilayah Kota Bandar Lampung diketahui bahwa jumlah hak pilih berdasarkan DPT pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 adalah sebanyak 634.041 Pemilih dan DPK sebanyak 6.649 Pemilih.Sedangkan untuk pendaftaran dan penetapan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi Lampung melakukan penelitian terhadap surat pencalonan serta melakukan klarifikasi pada instansi yang berwenang memberikan surat keterangan. Apabila dari hasil penelitian telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan KPU Provinsi Lampung, selanjutnya KPU Provinsi Lampung menetapkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung dan mengumumkannya.

Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 KPU Provinsi Lampung menetapkan 4 (empat) pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 yang memenuhi persyaratan. Berdasarkan hasil rapat pleno undian nomor urut pasangan calon, KPU Lampung menetapkan nomor 1 jatuh pada pasangan Berlian Tihang-Mukhlis Basri, nomor 2 pasangan Ridho Ficardo-Bakhtiar, nomor 3 pasangan Herman HN-Zainuddin Hasan dan nomor urut 4 Alzier Dianis Tabrani-Lukman Hakim.

Ketua KPU Lampung, Nanang Trenggono menetapkan 4 (empat) pasangan tersebut dinyatakan sehat dan layak mengikuti Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung 2014.

2.Kampanye dan Dana Kampanye Kampanye merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan atau tim kampanye/ pelaksana kampanye/ petugas kampanye untuk menyakinkan para pemilih dalam rangkan mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya, dengan menawarkan visi, misi dan program pasangan calon secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat. Bentuk kampanye yang diselenggarakan oleh pasangan calon atau tim kampanye, yaitu sebagai berikut:Pertemuan terbatasTatap muka dan dialogPenyebaran melalui media cetak dan media elektronikPenyebaran melalui radio dan televisiPemasangan alat peraga di tempat umumRapat umumDebat publik/ debat terbuka antar calon, danKegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undanganKampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung tahun 2014 dilaksanakan selama 14 (empat belas) hari, yang berakhir 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara, yaitu dari tanggal 24 Maret s/d 06 April 2014.Sedangkan untuk dana kampanye tiap pasangan calon Gubernur didasarkan pada undang-undang No. 32 Tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pasal 83 dan 84 yaitu :Pasal 83

(1) Dana kampanye dapat diperoleh dari:

a. Pasangan calon;

b. Partai politik dan/atau gabungan partai politik yang mengusulkan;

c.Sumbangan pihak-pihak lain yang tidak mengikat yang meliputi sumbangan perseorangan dan/atau badaa hukum swasta.

(2)Pasangan calon wajib memiliki rekening khusus dana kampanye dan rekening yang dimaksud didaftarkan kepada KPUD.

(3) Sumbangan dana kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dari perseorangan dilarang melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan dari badan hukum swasta dilarang melebihi Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah).

(4) Pasangan Calon dapat menerima dan/atau menyetujui pembiayaan bukan dalam bentuk uang secara langsung untuk kegiatan Kampanye.

(5) Sumbangan kepada pasangan calon yang lebih dari Rp 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) baik dalam bentuk uang maupun bukan dalam bentuk uang yang dapat dikonversikan ke dalam nilai uang wajib dilaporkan kepada KPUD mengenai jumlah dan identitas pemberi sumbangan.

(6) Laporan sumbangan dana kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dan ayat (5) disampaikan oleh pasangan calon kepada KPUD dalam waktu 1 (satu) hari sebelum masa kampanye dimulai dan 1 (satu) hari sesudah masa kampanye berakhir.

(7)KPUD mengumumkan melalui media massa laporan sumbangan dana kampanye setiap pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kepada masyarakat satu hari setelah menerima laporan dari pasangan calon.

Pasal 84

(1)Dana kampanye digunakan oleh pasangan calon, yang teknis pelaksanaannya dilakukan oleh tim kampanye.

(2)Dana kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh pasangan calon kepada KPUD paling lambat 3 (tiga) hari setelah hari pemungutan suara.

(3) KPUD wajib menyerahkan laporan dana kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada kantor akuntan publik paling lambat 2 (dua) hari setelah KPUD menerima laporan dana kampanye dari pasangan calon.

(4) Kantor akuntan publik wajib menyelesaikan audit paling lambat 15 (lima belas) hari setelah diterimanya laporan dana kampanye dari KPUD.

(5) Hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diumumkan oleh KPUD paling lambat 3 (tiga) hari setelah KPUD menerima laporan hasil, audit dari kantor akuntan publik.

(6) Laporan dana kampanye yang diterima KPUD wajib dipelihara dan terbuka untuk umum.KPU Provinsi Lampung Mengumumkan rincian Laporan Dana Kampanye 4 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 pada tanggal 2 April 2014, yaitu sebagai berikut :

1. Berlian Tihang Mukhlis Basri : 4,6 Miliar Rupiah

2. Ridho Ficardo Bakhtiar : 12 Miliar Rupiah

3. Herman HN Zainuddin Hasan : 520 Juta Rupiah

4. Alzier Dianis Tabrani - Lukman Hakim : 4,6 Miliar Rupiah

3. Masa Tenang3 (tiga) hari sebelum Pemungutan dan Penghitungan suara merupakan masa tenang, dan seluruh alat peraga kampanye harus dibersihkan serta Pasangan Calon tidak dibenarkan untuk melaksanakan kampanye dalam bentuk apapun. Pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014, tanggal 25 Maret - 5 April 2014 merupakan masa tenang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014.4. Perlengkapan Pemungutan Suara

Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 66 Tahun 2009 tentang Penetapan Norma, Standar, Prosedur, dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dimaksud dalam Norma, Standar, Prosedur, dan Kebutuhan Pengadaan serta Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah, meliputi Perlengkapan Penyelenggaraan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Kelengkapan Administrasi lainnya sebagaimana dimaksud berupa tanda khusus/tinta, alat pencoblos dan alas pencoblosan surat suara, template penyandang cacat, segel Pemilu, formulir berita acara Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS (formulir seri C-KWK-KPU beserta lampirannya), dan alat kelengkapan lainnya terdiri dari lem, karet/tali pengikat, label, spidol hitam, sampul kertas, kantong plastik, dan ballpoint.5. Pemungutan dan Penghitungan Suara

Beberapa hari menjelang Pemungutan dan Penghitungan suara, Logistik Pemilu untuk Pemungutan Suara khususnya di Kota Bandar Lampung telah didistribusikan oleh Tiap-tiap PPS ke Tiap TPS 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara. Pendistribusian perlengkapan pemungutan suara di Kota Bandar Lampung berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak ada kekurangan logistik yang diterima oleh TPS.

Pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi Lampung yaitu tanggal 9 April 2014. Pemungutan Suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dimulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB.6. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara

Penghitungan suara di setiap TPS pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 dilaksanakan mulai pukul 13.00 sampai selesai.

Jumlah TPS di wilayah Kota Bandar Lampung pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 berjumlah 1.639 TPS yang tersebar di 20 (Dua puluh) Kecamatan. Hasil rekapitulasi suara dari TPS dikirim ke Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk selanjutnya dikirim ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk dilakukan rekapitulasi perolehan suara di tingkat kecamatan.

Pelaksanaan Rekapitulasi hasil Penghitungan suara di TPS dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014, dan Rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat PPS dilaksanakan tanggal 9 - 10 April 2014. Pelaksanaan Rekapitulasi hasil Penghitungan suara di PPK dilaksanakan pada 11 12 April 2014. Adapun pelaksanaan rekapitulasi di KPU Kota Bandar Lampung dilaksanakan pada tanggal 14 16 April 2014. BAB IVPENGAWASAN PEMILUA.Pengertian Pengawasan PemiluPengawasan merupakan kegiatan pengawasan Pemilu adalah kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa, dan menilai proses Penyelenggaraan Pemilu sesuai Peraturan Perundang-undangan.Pengawasan Pemilukada bertujuan untuk menegakkan integritas penyelenggara dan menegakkan hasil Pemilu yang berintegritas dan berkredibilitas untuk mewujudkan Pemilu yang demokratis, serta untuk memastikan terselenggaranya Pemilukada secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan berkualitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemilukada secara menyeluruh. Strategi pengawasan Pemilukada dilaksanakan dengan menggunakan cara pencegahan terhadap potensi pelanggaran dan penindakan terhadap dugaan pelanggaran.B.Pengawasan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung1.Penyusunan Daftar PemilihDalam pelaksanaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaran dalam pelaksanaan tahapan tersebut. Untuk itu Panwaslu Kota harus menentukan potensi dan titik rawan terjadinya pelanggaran Pemilu, misalnya dalam tahapan penyusunan daftar pemilih. Adapun potensi pelanggaran dalam tahapan ini antara lain:a.Pemilih yang mempunyai hak pilih tapi tidak terdaftarb.Pemilih yang berdomisi kurang dari 6 (enam) di daerah pemilihan sebelum disahkannya DPS yang dibuktikan dengan KTPc.Pemilih terdaftar lebih dari satu kalid.Pemilih yang sudah meninggal dunia tetapi masih terdaftar dalam DPTe.WNI yang masih dibawah umur terdaftar dalam DPTAdapun masalah yang dihadapi Panwaslu dalam mencegah terjadinya pelanggara yaitu ketidakpedulian masyarakat terhadap Pemilu, ketidak jujuran masyarakat terhadap identitas para pemilih dan kerjasama antara penyelenggara Pemilu dengan Pasangan calon/ tim Kampanye untuk menggelembungkan suara.Panwaslu Kota Bandar Lampung dalam melakukan pengawasan Pemilukada, menggunakan strategi pengawasan:a.Pencegahan terhadap potensi pelanggaran dengan melakukan tindakan, langkah-langkah, dan upaya optimal mencegah secara dini terhadap potensi pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran.b.Penindakan terhadap dugaan pelanggaran dengan melakukan tindakan penangangan secara cepat dan tepat terhadap temuan atau laporan dugaan pelanggaran Pemilukada.c.Mengupayakan secara optimal untuk mendapatkan salinan daftar pemilih dari KPUD dan jajarannya.d.Melakukan pengawasan langsung secara cermat untuk memastikan bahwa pengumuman DPS, perbaikan DPS, rekapitulasi DPT, dan penetapan DPT untuk dilaksanakan sesuai aturan dan tepat waktu.e.Melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang peraturan perundang-undangan pemillukada dan sanksi terhadap pelanggarannya.f.Mengajukan nota keberatan secara tertulis dan terbuka kepada KPU dan jajarannya, apabila KPU dan jajarannya tidak menindaklanjuti teguran, peringatan, dan rekomendasi Panwaslu.2.Kampanye dan Dana KampanyePelaksanaan Kampanye pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 dilaksanakan selama 14 (empat belas) hari yang berlangsung dari tanggal 24 Maret 2014 sampai dengan 5 April 2014. Bersama-sama dengan PPL dan Panwaslu Kecamatan Se-Kota Bandar Lampung, Panwaslu Kota Bandar Lampung melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan kampanye yang dilaksanakan di wilayah Kota Bandar Lampung dan sekitarnya.

Berdasarkan hasil pengawasan dilapangan, kegiatan kampanye diwilayah Kota Bandar Lampung pada umumnya dilakukan dengan cara pemasangan Alat Peraga Kampanye (baliho, stiker, spanduk) di tempat umum, ada juga yang melakukannya dalam bentuk rapat terbatas, atau kegiatan sosial.

Adapun potensi terjadinya pelanggaran dalam pelaksanaan kampanye yaitu kampanye diluar jadwal yang sudah ditentukan oleh KPU, mengunakan fasilitas pemerintah, melibatkan PNS dan anak-anak, menggunakan isu SARA, black campagn, merusak dan menghilangkan alat peraga pasangan lain dan Dana Kampanye yang tidak jelas.Panwaslu Kota Bandar Lampung dalam melakukan pencegahan pelanggaran terhadap pelaksanaan kampanye dengan mengambil tindakan:a.Mengirim surat kepada pasangan calon/ tim kampanye untuk mematuhi jadawal kampanye dan larangan kampanye.b.Mengingatkan peserta Pemilu (melalui surat dan media lainnya) tentang ketentuan kampanye serta sanksi terhadap ketentuan tersebut.c.Mengikuti dan mendampingi setiap pertemuan atau kampanye yang dilakukan oleh pasangaan calon/ tim kampanye.d.Merekomendasikan kepada KPU Kota terkait dengan pelanggaran administrasi dan/ atau tindak lanjut ke penyidik terkait dugaan pelanggaran pidana kampanye.e.Membangun dukungan dan partisipasi kepada masyarakat untuk turut mengawasi proses pelaksanaan kampanye.3. Masa TenangSementara itu, pada masa tenang (3 hari sebelum pemungutan suara) yaitu tanggal 6 April sampai dengan 8 April 2014, berdasarkan hasil pengawasan dilapangan sama sekali tidak ditemukan kegiatan kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon maupun oleh Tim Kampanye pasangan calon, hanya saja masih terdapat alat peraga kampanye dari tiap pasangan calon yang masih terpasang.

Pada tahap masa tenang kami bekerjasama dengan Satpol PP Kota Bandar Lampung untuk menertibkan/membersihkan alat peraga kampanye yang masih terpasang di wilayah Kota Bandar Lampung.

4. Perlengkapan Pemungutan Suara

Panwaslu Kota Bandar Lampung bersama Panwaslu Kecamatan dan PPL melakukan pengawasan terkait kesesuaian perlengkapan dan jadwal pendistribusian perlengkapan pemungutan suara mulai dari tingkat KPU Kota Bandar Lampung sampai dengan tingkat PPS. Penerimaan surat suara, serta alat dan kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara di tingkat KPU Kota dimulai sejak Tanggal 31 Maret 2014. Adapun pendistribusian ke tiap- tiap TPS dimulai sejak tanggal 1 April sampai dengan 8 April 2014.5. Pemungutan dan Penghitungan suara

Pada tahap Pemungutan dan Penghitungan suara, baik di TPS, PPS maupun di PPK Panwaslu Kota bersama dengan Panwascam dan PPL selalu mengadakan pengawasan yang optimal. Pelaksanaan Penghitungan Suara pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 di tingkat PPS dilaksanakan pada tanggal 10 - 11 April 2014. Sementara pelaksanaan Rekapitulasi perolehan suara di KPU Kota Bandar Lampung dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 . 6. Rekapitulasi dan Penghitungan suara

Pada tahap Rekapitulasi dan Penghitungan suara, baik di TPS, PPS maupun di PPK Panwaslu Kota bersama dengan Panwascam dan PPL selalu mengadakan pengawasan yang optimal. Pelaksanaan Rekapitulasi dan Penghitungan Suara pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 di tingkat PPS dilaksanakan pada tanggal 10 - 11 April 2014. Sementara pelaksanaan Rekapitulasi perolehan suara di KPU Kota Bandar Lampung dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 . Berikut hasil penghitungan di KPU Kota Bandar Lampung: 1. Berlian Tihang Mukhlis Basri : 65.440 (15,08 persen),

2. Ridho Ficardo Bakhtiar : 99.548 (22,19 persen),

3. Herman HN Zainuddin Hasan : 243.368 (56,09 persen),

4. Alzier Dianis Tabrani - Lukman Hakim : 25.509(5,88 persen).

Suara sah di BandarLampung 433.865, tidak sah: 39.695, total partisipasi: 473.560. Jumlah DPT 634.041, jumlah DPK 6.649.

Total pemilih: 640.690. Golput: 167.130.

Berikut daftar kegiatan aspek pengawasan Panwaslu Kota Bandar Lampung :

Aspek Pengawasan

1. Bahwa berdasarkan Surat Berita acara KPU Kota Bandar Lampung, Berita acara No : 09/BA/I/2014 tentang perbaikan Daftar Pemilih Tetap Tahun 2014 Kota Bandar Lampung, Hari Sabtu tanggal 18 Januari 2014

2. Berdasarkan surat keluar Panwaslu Kota Bandar Lampung No : 08/Panwaslu-Balam/I/2014 tanggal 24 Januari 2014 perihal Penyampaian Hasil Pengawasan berkaitan dengan menindak lanjuti surat Ketua Bawaslu Provinsi Lampung No: 022/Bawaslu-LPG/I/2014 tanggal 23 Januari 2014 tentang Pengawasan Hasil Perbaikan Daftar Pemilih Tetap

3. Berdasarkan surat Keputusan Bawaslu Provinsi Lampung No: 006/SK/Bawaslu-Lpg/II/2014 tentang Penetapan Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014 tingkat Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung sebagai Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Masa Jabatan 2014 2019

4. Berdasarkan atas Surat Bawaslu Provinsi Lampung No: 040/Bawaslu-Lpg/III/2014 tanggal 3 Maret 2014 tentang Penetapan Pengawasan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tingkat Kecamatan dan Desa/ Kelurahan

5. Bahwa berdasarkan surat Panwaslu Kota Bandar Lampung No : 26/Panwaslu-Balam/III/2014 tentang Penetapan Pelaksanaan Pengawasan Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Lampung Tingkat Kelurahan Tahun 2014 tanggal 12 Maret 2014

6. Bahwa berdasarkan Surat Panwaslu Kota Bandar Lampung No: 28/Panwaslu-Balam/III/2014 tanggal 14 Maret 2014 perihal Pengukuhan dan Bimtek Panwaslu Kecamatan untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 2014

7. Bahwa berdasarkan Surat Panwaslu Kota Bandar Lampung No : 36/Panwaslu-Balam/IV/2014 tanggal 01 April 2014 Perihal Alat Peraga Kampanye Partai Politik

8. Berdasarkan Surat Perintah Tugas Sdr. Dharma Setiawan, SH, MH No : 038/Panwaslu-Balam/III/2014 atas dasar Surat Bwaslu Provinsi Lampung No: 083/Bawaslu-Lpg/III/2014 tanggal 20 Maret 2014 perihal undangan Rapat Koordinasi Daerah Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Sentra Gakkumdu).

9. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekretariat Panwaslu Kota Bandar Lampung No : 40/Panwaslu-Balam/IV/2014 tanggal 5 Maret 2014 tentang Penetapan Staff PNS dan Tenaga Pendukung pada Sekretariat Panwaslu Kota Bandar Lampung Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 2019 dan Penetapan Sekretaris, Pembantu Bendahara dan Staff PNS pada Sekretariat Panwascam se-Kota Bandar Lampung pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 -2019.

BAB VPELANGGARAN PEMILU DAN PENANGANANNYAA.Pengertian Pelanggaran Pemilu1.Pelanggaran Administrasi PemiluPelanggaran Administrasi Pemilu adalah pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang nomor 32 tahun 2004 jo. Undang-undang nomor 12 tahun 2008 yang bukan merupakan ketentuan Pidana Pemilu dan terhadap ketentuan lain yang diatur dalam ketentuan KPU terkait Penyelenggara Pemilu kada.Yang terkait dalam pelangggaran Administrasi Pemilu adalah Penyelenggara Pemilu, Pasangan Calon dan Tim Kampanye.2.Pelanggaran Pidana PemiluPelanggaran Pidana Pemilu adalah pelanggaran terhadap Ketentuan Pidana Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 jo. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 yang penyelesaiannya dilaksanakan melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan umum. Ketentuan Pidana Pemilukada terdapat dalam Pasal 115 UU Nomor 12 tahun 2008 dan pasal 116, pasal 117, pasal 118 dan pasal 119 UU nomor 32 tahun 2004. Yang terkait dalam Pelanggaran Pidana Pemilukada yaitu setiap orang, pasangan calon, tim kampanye dan Penyelenggara Pemilukada.3.Pelanggaran Kode Etik PemiluPelanggaran Kode Etik Pemilu adalah pelanggaran yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu terhadap prinsip-prinsip moral dan etika penyelenggara Pemilu yang berpedoman kepada sumpah/janji yang diucapkan sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara Pemilu dan asas penyelenggara Pemilu. Yang terkait dalam pelanggaran kodeetik Pemilu adalah penyelenggara Pemilukada baik staf Sekretariat dari KPU beserta seluruh jajarannya maupun Bawaslu beserta seluruh jajarannya. Akibat daripada pelanggaran atas kode etik penyelenggara Pemilu DKPP dapat menjatuhi saksi dan rehabilitasi. Yang dimaksud sanksi dapat berupa teguran tertulis, pemberhentian semenatra dan pemberhentian tetap.4.Sengketa PemiluSelain tiga jenis pelanggaran Pemilukada di atas, dalam penegakan hukum Pemilukada juga dikenal istilah sengketa Pemilu kada yang penyelesaiannya menjadi kewenangan Panwaslukada. Kewenangan Panwaslu untuk penyelesaian sengketa Pemilukada merupakan kewenangan sisa atau kewenangan residu yang diperoleh melalui pasal 66 ayat (4) huruf c UU nomor 32 tahun 2004 jo. Pasal 111 ayat (4) dan pasal 112 PP nomor 6 tahun 2005. Sengketa Pemilukada adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilukada. Penyelesaian sengketa Pemilukada adalah proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh Panwaslu.B.Pelanggaran Administrasi Pemilu dan PenanganannyaPanwaslu Kota Bandar Lampung melakukan penanganan pelanggaran admnistrasi dengan membuat langkah-langkah sebagai berikut:1.Menerima laporan atau temuan tentang pelanggaran administrasi melalui petugas penerima laporan/ temuan di bawah divisi penanganan pelanggaran.2.Memeriksa dan meneliti laporan/ temuan apakah memenuhi persyaratan formal dan material dan/ataupun tidak memenuhi persaratan formal atau material yang dituangkan dalalm formulir penerimaan laporan formulir model A-1KWK dan formulir model A-2KWK diberikan kepada pelapor sebagai tanda bukti tanda terima laporan/ temuan.3.Diteruskan kepada Divisi Penanganan Pelanggaran Panwaslu Kota Bandar Lampung untuk dilakukan pengkajian. Panwaslu Kota Bandar Lampung mengkaji setiap laporan yang diterima dan memutuskan untuk menindaklanjuti paling lama 7 (tuju) hari setelah laporan diterima.4.Dalam hal Panwaslu Kota memerlukan keterangan tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporan, keputusan dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari setelah laporan diterima.5.Pengawas Pemilu mengkaji pelanggaran Pemilukada menggunakan acuan formilir medel A-1KWK dalam Peraturan Bawaslu Nomor 2 tahun 2012.6.Dalam hal proses pengkajian laporan pelanggaran, Panwaslu dapat meminta kehadiran pelapor, terlapor, saksi dan/ atau ahli untuk didengar keterangan dan/ atau klarifikasinya di bawah sumpah.7.Meneruskan hasil pengkajian dan klarifikasi laporan pelanggaran kepada Sentra Gakkumdu Panwaslu Kota Bandar Lampung untuk di kaji.8.Mengumumkan status laporan, dalam hal ini keputusan Panwaslu Kota dalam penanganan laporan pelanggaran diputuskan dalam Rapat Pleno Gakkumdu. Dan keputusan atas penanganan laporan pelanggaran tersebut disampaikan kepada pelapor dan di umumkan di Sekretariat Panwaslu.1. Penyusunan Daftar Pemilih

Jenis pelanggaran administrasi yang terjadi di wilayah kerja Panwaslu Kota Bandar Lampung pada tahapan penyusunan daftar pemilih yaitu :

a. Kesalahan Penulisan Nama Dalam Daftar Pemilih, b. Ditemukan Data Pemilih Yang Sudah Meninggal Duniac. Ditemukan Data Pemilih Ganda

d. Masih Terdapat Warga Masyarakat Yang Sudah Mempunyai Hak Pilih Tapi Belum Terdaftare. Tidak Mengumumkan Daftar Pemilih Di Tempat Yang Strategis Untuk Dijangkau Masyarakat.Dalam hal ini kami memberikan rekomendasi kepada KPU Kota Bandar Lampung agar Warga Masyarakat yang terlewat untuk segera dapat dimasukan pada Daftar Pemilih.

2. Kampanye dan Dana Kampanye

Kegiatan kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 di wilayah Kota Bandar Lampung berjalan sesuai dengan tahapan yang ditetapkan KPU Provinsi Lampung, tidak terjadi kegiatan kampanye yang melanggar perundang-undangan Pemilu. Hanya saja pada masa tenang masih terdapat alat peraga kampanye dari tiap pasangan calon yang masih terpasang, kami bekerjasama dengan Satpol PP Kota Bandar Lampung menertibkan/membersihkan alat peraga kampanye yang masih terpasang di wilayah Kota Bandar Lampung.

Pada pelaksanaan kampanye terdapat beberapa laporan dan temuan dugaan pelanggaran kampanye, namun setelah Panwaslu Kota Bandar Lampung melakukan klarifikasi dan kajian terhadap laporan dan temuan tersebut, maka berdasarkan Pleno dan Rapat Pleno Sentra Gakkumdu Panwaslu Kota Bandar Lampung menyimpulkan bahwa laporan dan temuan tersebut tidak termasuk kepada pelanggaran kampanye, sehingga tidak dapat ditindaklanjuti dengan alasan tidak cukup bukti/tidak memenuhi syarat (baik syarat formal maupun syarat material).

3. Masa Tenang

Kegiatan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 di wilayah Kota Bandar Lampung berjalan sesuai dengan tahapan yang ditetapkan KPU Provinsi Lampung, tidak terjadi kegiatan kampanye yang melanggar Perundang-undangan Pemilu. Hanya saja pada masa tenang masih terdapat alat peraga kampanye dari tiap pasangan calon yang masih terpasang, kami bekerjasama dengan Satpol PP Kota Bandar Lampung menertibkan/membersihkan alat peraga kampanye yang masih terpasang di wilayah Kota Bandar Lampung.4. Perlengkapan Pemungutan Suara

Pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pelaksanaan pemilihan dilaksanakan sesuai jadwal (tidak ada pelanggaran).5. Pemungutan dan Penghitungan Suara

Pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 pukul 07.00 WIB sesuai jadwal / tidak ada pelanggaran, sedangkan penghitungan suara dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB s/d selesai.

6. Rekapitulasi Hasil Pemungutan Suara

Rekapitulasi pelaksanaan hasil penghitungan suara mulai dari TPS hingga Rekapitulasi penghitungan suara di tingkat KPUD Kota dan Provinsi sudah sesuai dengan jadwal.

C.Pelanggaran Pidana Pemilu dan PenanganannyaPanwaslu Kota Bandar Lampung melakukan penanganan pelanggaran pidana Pemilu dengan membuat langkah-langkah sebagai berikut:1.Menerima laporan atau temuan tentang pelanggaran pidana Pemilu melalui petugas penerima laporan/ temuan di bawah divisi penanganan pelanggaran.2.Memeriksa dan meneliti laporan/ temuan apakah memenuhi persyaratan formal dan material dan/ataupun tidak memenuhi persaratan formal atau material yang dituangkan dalam formulir penerimaan laporan formulir model A-1KWK dan formulir model A-2KWK diberikan kepada pelapor sebagai tanda bukti tanda terima laporan/ temuan.3.Diteruskan kepada pengawas Pemilu untuk dilakukan pengkajian. Panwaslukada mengkaji setiap laporan yang diterima dan memutuskan untuk menindaklanjuti paling lama 7 (tujuh) hari setelah laporan diterima.4.Dalam hal Panwaslukada memerlukan keterangan tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporan, keputusan dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari setelah laporan diterima.5.Pengawas Pemilu mengkaji pelanggaran pidana Pemilukada menggunakan acuan formilir model A-1KWK dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Bawaslu Nomor 2 tahun 2012.6.Dalam hal proses pengkajian laporan pelanggaran, Panwaslu dapat meminta kehadiran pelapor, terlapor, saksi dan/ atau ahli untuk didengar keterangan dan/ atau klarifikasinya di bawah sumpah7.Meneruskan Laporan Pelanggaran TIndak Pidana Pemilukada kepada Sentra Gakkumdu Panwaslu Kota Bandar Lampung.8.Mengumumkan status laporan, dalam hal ini keputusan Panwaslu dalam penanganan laporan pelanggaran diputuskan dalam Rapat Pleno Gakkumdu. Dan keputusan Panwaslu atas penanganan laporan pelanggaran disampaikan kepada pelapor dan di umumkan di Sekretariat Panwaslu.1.Penyusunan Daftar PemilihDalam penyusunan daftar pemilih tidak ada pelanggaran pidana.2.KampanyeDalam masa kampanye ada beberapa laporan yang diduga merupakan tindak pidana Pemilukada. Yakni ditemukannya beberapa laporan dugaan terkait money politic dan pelanggaran tindak pidana Pemilukada di beberapa titik wilayah di sekitar Bandar Lampung. Namun setelah di klarifikasi dan dikaji oleh pihak Panwaslu Kota beserta Sentra Gakkumdu, laporan- laporan tersebut tidak memenuhi unsur dan tidak terbukti melanggar unsur-unsur tindak pidana Pemilukada. Penjelasan mengenai rangkaian kejadian dan penanganannya terdapat pada lampiran II Laporan Penanganan Pelanggaran Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Lampung Tahun 2014. 3.Masa TenangDalam masa tenang tidak ada pelanggaran pidana.4.Pengadaan dan Distribusi Perlengkapan Pemungutan SuaraDalamPengadaan dan Distribusi Perlengkapan Pemungutan Suara tidak ada pelanggaran pidana.5.Pemungutan dan PenghitunganDalam pemungutan dan penghitungan suara tidak ada pelanggaran pidana.6.Rekapitulasi Hasil Penghitungan SuaraDalam rekapitulasi hasil penghitungan suara baik oleh PPS hingga KPU tidak ada pelanggaran tindak pidana Pemilukada. Aspek tindak lanjut penanganan laporan dugaan pelanggaran

1. Bahwa untuk memperoleh data dan informasi tentang Laporan indikasi penimbunan gula di kelurahan Sumur Putri Kecamatan Teluk betung Selatan, Panwascam, Panwaslu Kota Bandar Lampung, Camat, Lurah, beserta unsur Kepolisian Polsek dan Poltabes Kota Bandar Lampung mwelakukan investigasi ke lapangan di kediaman Saudara Rohim Jln. Raden Imba Kesuma No. 10 Kelurahan Sumur Putri Kecamatan Teluk Betung Selatan.

2. Bahwa atas temuan tersebut, Panwaslu Kota Bandar Lampung Mengambil langkah dan kompromi kepada Sdr.Rohim agar gula tersebut dititipkan ke Kantor Panwaslu Kota Bandar Lampung karena di indikasikan gula tersebut akan digunakan untuk kepentingan salah satu calon Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi Lampung tahun 2014. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran PemiluKada.

3. Bahwa berdasarkan hasil investigasi diatas, Panwaslu Kota Bandar Lampung bersama jajaran yang terkait maka Panwaslu Kota Bandar Lampung Mengirimkan Undangan kepada : Sdr. Rohim, Sdr.Lukman dan Sdr.Haerudin untuk Di Klarifikasi di kantor Panwaslu Kota Bandar Lampung.

4. Klarifikasi Sdr. Rohim (yang dititipkan Gula) Pada Tanggal 13 Maret 2014 pukul 15.00 WIB dengan Hasil Klarifikasi sebagai berikut ; bahwa Sdr.Rohim mengakui bahwa ia dititipkan Gula oleh Sdr. Lukman pada tanggal 5 Maret 2014 dengan biaya upah penitipan sebesar Rp.250.000,-. Menurut keterangan Sdr.Rohim gula tersebut akan diambil oleh Sdr.Lukman dan akan dibagikan pada hari Minggu Tanggal 16 Maret 2014 dengan kisaran porsi 2Kg/KK (Kepala Keluarga) atau 2 Ton/kelurahan. Atau dengan asumsi 10 Ton untuk seluruh Kepala Keluarga Se-Kecamatan Teluk Betung Selatan.

5. Atas keterangan Sdr. Rohim, Panwaslu Kota Bandar lampung memutuskan untuk mengklarifikasi Sdr.Lukman sebagai pemilik gula. Setelah melakukan klarifikasi terhadap Sdr.Lukman pada Tanggal 13 Maret 2014, Sdr.Lukman menyangkal bahwa gula tersebut bukanlah miliknya, akan tetapi dia mengakui bahwa dia hanyalah perantara, dan dia menyebutkan bahwa pemilik sah gula tersebut adalah Sdr. Haerudin.

6. Atas keterangan Sdr.Lukman, Panwaslu Kota Bandar lampung memutuskan untuk mengklarifikasi Sdr. Haerudin (selaku Pemilik Gula). Hasil Klarifikasi Panwaslu Kota Bandar Lampung terhadap Sdr.Haerudin, ia mengakui bahwa benar gula tersebut adalah miliknya dengan alasan dia adalah seorang pedagang. Sesuai dengan Klarifikasi, pada tanggal 17 Februari 2014 Sdr.Haerudin membeli gula tersebut dari seseorang (kenal muka tak kenal nama) sebanyak kurang lebih 10 Ton dengan harga beli Rp.9000,-/Kg. dengan harapan memperoleh keuntungan dari penjualan yang kemudian barang (gula) tersebut diserahkan kepada Lukman. Sdr.Haerudin mengenal Lukman kurang lebih satu tahun lamanya. Haerudin menyerahkan penitipan Gula kepada Lukman dikarenakan pada tanggal 1-9 Maret 2014 Sdr.Haerudin akan melaksanakan ibadah umroh. Haerudin tidak mengetahui kalau gula yang dia beli tersebut akan dititipkan ke Pak Rohim oleh Sdr.Lukman. oleh karena itu, Haerudin sangat menyesalkan kejadian ini.

7. Setelah Panwaslu Kota Bandar Lampung melakukan Klarifikasi terhadap pihak terkait yaitu Sdr.Rohim, Lukman dan Haerudin Panwaslu Kota Bandar Lampung pada tanggal 14 Maret 2014 melaksanakan Rapat Pleno bersama Sentra Gakkumdu Kota Bandar Lampung . Hadir dalam Rapat Pleno tersebut :

a. Bpk. Akhmad Hidayat, S.Sos, MM (Ketua Panwaslu Kota Bandar Lampung)

b. Bpk. Yusrizal, S.Ip, M.Ip (Pimpinan Panwaslu Kota Bandar Lampung)

c. Bpk. Dharma Setiawan, SH, MH (Pimpinan Panwaslu Kota Bandar Lampung)

d. Bpk. Derry Agung Wijaya (Kasat Reskrim Kota Bandar Lampung)

e. Bpk. Aristiyanto Budi S. (Kanit Tipiter Polresta Bandar Lampung)

f. Bpk. Sugi Haryanto (unsur Polresta Bandar Lampung)

g. Bpk. M. Yani SH (unsur Polresta Bandar Lampung)

h. Bpk. Hartono SH (Unsur Kejari Bandar Lampung)

Dengan kesepakatan :

1. Setelah diadakan penelitian ternyata dugaan adanya pelanggaran tindak pidana pemilu terhadap barang titipan dimaksud tidak terbukti (tidak adanya alat peraga Kampanye, yang bersipat ajakan dari calon tertentu)

2. Berkaitan dengan Poin satu (1) diatas, karna merupakan barang titipan maka gula tersebut harus segera dikembalikan kepada pihak penitip Sdr. Rohim dengan syarat penitip membuat pernyataan bahwa benar gula tersebut tidak akan dipergunakan dalam pelanggaran Pemilu baik Pemilu LEGISLATIF maupun PILGUB tahun 2014.

3. Sdr. Haerudin Saleh (diakuinya sebagai pemilik barang yang dibuktikan dengan kwitansi jual beli) harus membuat pernyataan bahwa gula tersebut bukan barang yang akan dipergunakan dalam pelanggaran Pemilu baik Pemilu LEGISLATIF maupun PILGUB tahun 2014, dan bahwa benar Sdr. Haerudin Saleh adalah pemilik Sah barang tersebut, dan apabila dikemudian hari ada pihak yang mengakui sebagai pemilik gula tersebut diatas, maka Sdr. Haerudin Saleh akan bertanggung jawab atas hal tersebut.

4. Panwaslu Kota Bandar Lampung, membuat berita acara serah terima barang pada saat pengambilan barang oleh pihak penitip ( Sdr. Rohim)

5. Jika ada bukti kepemilikan yang dapat ditunjukan oleh pihak pemilik (Sdr. Haerudin Saleh) maka bukti tersebut dicopy sebagai alat bukti. hasil keputusan rapat pleno Panwaslu Kota Bandar Lampung bersama GAKKUMDU ditanda tanggani oleh semua peserta rapat.

6. Bahwa Berdasarkan Laporan Panitia Pengawas Kecamatan Kemiling No :04/Panwascam-Kmlg/III/2014 tanggal 13 Maret 2014 terkait perihal Dugaan Indikasi di temukannya gula sebagai alat sosialisasi untuk kepentingan salah satu calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung.

7.Bahwa berdasarkan atas Laporan Panwascam Kemiling No:04/Panwascam-Kmlg/III/2014 dilakukannya Klarifikasi dan investigasi di tempat kejadian pelaporan yaitu di kediaman Sdr.Sunyoto beralamat di Jln Sejahtera Kelurahan Sumberejo Sejahtera Kemiling.

8.Bahwa berdasarkan atas hasil investigasi di tempat kejadian Peristiwa, pada hari Kamis tanggal 13 Maret 2014 sebanyak kurang lebih 3,2 ton gula di rumah salah satu warga yang bernama Sdr. Sunyoto yang diindikasi sebagai salah satu Tim sukses calon Gubernur tidak terbukti dan tidak memenuhi unsur pelanggaran pemilu. Turut disertakan surat pernyataan tentang diakuinya barang tersebut sebagai milik Sdr. Iwan Sarwani dan dijelaskan di surat tersebut bahwa gula tersebut akan dipergunakan untuk berdagang atau di perjual belikan.

Keterangan Panwaslu Kota Bandar Lampung Berkaitan dengan Pokok Permasalahan (Laporan) diatas1. Bahwa terhadap pengkajian terkait laporan Panwascam Teluk Betung Selatan No : 02/Panwascam-TBS/III/2014 tanggal 12 Maret 2014 Pukul 11.00 WIB yang diteruskan oleh Panwaslu Kota Bandar Lampung No: 02/LP/Panwaslu-Balam/III/2014 tanggal 12 Maret 2014 Pukul 15.00 WIB.2. Kajian Klarifikasi Laporan point 1 (satu) diatas, berdasarkan Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah khususnya Pasal 117 ayat 2 (dua) yang berbunyi Setiap orang yang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak pilihnya, atau memilih pasangan calon tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1000.000,-(satu juta rupiah) dan paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh Juta rupiah).dan Pasal 119 yang berbunyi.Jika tindak pidana dilakukan dengan sengaja oleh penyelenggara atau pasangan calon, ancaman pidana nya ditambah 1/3 (satu pertiga) dari pidana yang diatur dalam pasal 115, 116, 117 dan pasal 118.Bahwa terkait undang-undang No.32 tahun 2004 pasal 117 ayat 2 (dua) dan pasal 119 diatas, maka Panwaslu Kota Bandar Lampung bersama jajaran Sentra Gakumdu Kota Bandar Lampung memutuskan bahwa Laporan terkait indikasi dugaan Gula sebanyak kurang lebih 10 Ton yang diduga akan dipergunakan untuk kepentingan salah satu calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 2019, tidak diteruskan karena tidak mengandung unsur Tindak Pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal 117 ayat 2 (dua) dan pasal 119 Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.BAB VIPENUTUPA.Kesimpulan1.Bahwa penyelenggaraan pemilihan umum yang berkualitas diperlukan sebagai sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota secara demokratis dalam Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.3.Salah satu faktor penting bagi keberhasilan penyelenggaraan Pemilu terletak pada kesiapan dan profesionalitas penyelenggara itu sendiri, yaitu Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan Kohormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu. Ketiga institusi ini telah diamanatkan oleh undang-undang untuk menyelenggarakan Pemilu menurut fungsi, tugas dan kewenangannya masing-masing.4.Bahwa penyelenggaraan pemilihanGubernur dan Wakil Gubernur Lampung tahun 2014 berjalan sesuai dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi Lampung.5.Angka tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Tahun 2014 semakin meningkat dari Pemilu-Pemilu sebelumya mencapai diatas 50%.B.Rekomendasi 1.Sistem Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daeraha.Kelemahan- kelemahan Undang-undang PemilukadaSosialisasi dan diseminasi peraturan perundang - undangan tentang Pilkada sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pelaksanaannya, kurang sekali disosialisasikan kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat kurang memahami aturan main, semangat dan jiwa, serta konsekuensi - konsekuensi yang bakal terjadi pada Pilkada, sehingga dalam pelaksanaannya menimbulkan multi - interpretasi dan persepsi yang berbeda - beda;

b. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Sosialisasi tentang Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada dalam hal ini Pemilu Gubernur dan wakil Gubernur Lampung perlu ditingkatkan mengingat masyarakat sangat apatis tehadap kepemimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terhadap penyelenggaraan pemerintahan.2. Hak Pilih

a.Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Permasalahan yang muncul terkait Hak Pilih yang paling mendasar yaitu daftar pemilih yang tidak akurat dalam Pilkada. Selain itu juga Hasil penetapan DPT dan DPK oleh KPU dan jajarannya tidak semuanya diumumkan dan dipasang di tempat-tempat yang dapat dijangkau oleh masyarakat sekitar.b. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Berdasar Pasal 47 UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu menyebutkan bahwa PPS mempunyai tugas dan wewenang antara lain mengangkat petugas pemutakhiran data pemilih dan membantu KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK melakukan pemutakhiran data pemilih, daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan daftar pemilih tetap. Melalui pengaturan ini jika dalam pemutakhiran data pemilih, melibatkan RT/RW sebagai petugas pemutakhiran, maka permasalahan data pemilih yang tidak akurat akan dapat diminimalisir, karena RT/RW adalah lembaga yang paling mengetahui penduduknya.

3.Persengketaan Kampanyea.Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Kewenangan Panwaslu untuk penyelesaian sengketa Pemilukada merupakan kewenangan sisa atau kewenangan residu yang diperoleh melalui pasal 66 ayat (4) huruf c UU nomor 32 tahun 2004 jo. Pasal 111 ayat (4) dan pasal 112 PP nomor 6 tahun 2005. Sengketa Pemilukada adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilukada. Penyelesaian sengketa Pemilukada adalah proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh Panwaslu. Dalam hal ini undang-undang nomor 32 tahun 2004 hanya menerangkan sebatas peranan Panwaslu dalam menyelesaikan sengketa antara peserta Kampanye Pemilukada tanpa dijelaskan secara mendalam dan sistematis terkait penanganan pelanggarannya. b. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Sebaiknya Peraturan perundang-undangan mengenai sengketa Pemilu dan Penanganan pelanggarannya dijelaskan secara lebih rinci akan Tugas dan wewenang Panwaslu Kota dikarenakan tidak jarang terjadinya persengketaan dalam Pemilukada khususnya di Kota Bandar Lampung itu sendiri.4.Penyelenggaraana.Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Rekrutmenpenyelenggara Pemilukada antara KPU dengan Panwaslu sesuai dengan tingkatannya harus bersamaan, karena ketidak bersamaan pembentukan penyelenggara Pemilu sesuai dengan tingkatannya mengakibatkan hasil penyelenggaraan Pemilu kurang optimal. Selain itu juga Penegakan hukum terhadap para pelanggar Pemilu baik itu dari pihak Pemilih, Calon Pasangan maupun dari pihak Penyelenggara Pemilu harus ditegakkan dengan sebaik-baiknya, supaya Pemilu bisa dikatakan sukses dan berhasil serta berkualitas.

b. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Undang-undang terkait tentang Penyelenggaraan khususnya tahapan Pemilukada harus lebih di intensifkan lagi. Baik itu dari segi sanksi maupun unsur-unsur yang dapat menjerat pelaku pelanggaran penyelenggaraan Pemilu. Hal ini diperlukan agar Pemilukada dapat dikatakan sukses dan berkualitas serta terlaksananya Penegakkan hukum yang adil khususnya bagi pelanggar tindak pidana Pemilukada.5.Masa Tenang

Masa Tenang merupakan Tahapan dimana semua kegiatan Kampanye Pilkada tidak diperbolehkan lagi baik itu oleh tim sukses calon maupun pasangan Calon. Namun dibalik itu semua, Masa Tenang dapat dijadikan celah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini terkait UU No 32 tahun 2004 Pasal 75 ayat (2) berbunyi dimaksud pada ayat (1) dilakukan selama 14 (empat belas) hari dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara (masa tenang), dengan terbatasnya waktu untuk kampanye maka sering terjadi curi start kampanye dan kampanye diluar waktu yang telah ditetapkan. Kampanye yang diharapkan dapat mendorong dan memperkuat pengenalan pemilih terhadap calon kepala daerah agar pemilih mendapatkan informasi yang lengkap tentang semua calon, menjadi tidak tercapai. Untuk itu ke depan perlu pengaturan masa kampanye yang cukup dan peningkatan kualitas kampanye agar dapat mendidik pemilih untuk menilai para calon dari segi program.6.Perlengkapan Pemungutan Suara

Perlengkapan Pemungutan Suara sangat erat kaitannya dengan terlaksananya proses pemungutan suara yang dapat dikatakan sukses. Dalam hal ini, sebaiknya pendistribusian Logistik Pemilu harus lah tepat waktu sehingga semua tahapan yang telah dijadwalkan dapat berjalan dengan optimal, efektif dan efisien.

7. Pemungutan dan Penghitungan SuaraPermasalahan Pemungutan dan Penghitungan suara sebagian besar adalah disebabkan oleh banyaknya TPS yang tersebar dalam wilayah yang luas. Dengan banyaknya TPS yang tersebar luas membuat para Panwaslu dan jajarannya tidak dapat bekerja secara efektif dan efisien dikarenakan jumlah PPL yang sangat terbatas untuk dapat memantau langsung kondisi per TPS yang jumlahnya jauh lebih banyak. Di lain pihak hal itu, memunculkan konflik pasca pilkada. Munculnya konflik pasca pilkada dapat terjadi akibat kecurangan-kecurangan pada saat seperti, kempanye, manipulasi data berupa penggelembungan suara dan rasa tidak puas akibat calon pasangannya kalah.8. Rekapitulasi Hasil Penghitungan SuaraManipulasi perhitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara dapat terjadi di setiap tingkatan, yaitu di KPPS, PPK, KPU Kabupaten, dan KPU Provinsi. Permasalahan penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara akan rentan sekali terjadinya manipulasi, disebabkan oleh banyaknya TPS yang tersebar dalam wilayah yang luas. Dengan banyaknya TPS yang tersebar luas membuat para pasangan calon sulit mengontrolnya karena memerlukan saksi yang banyak dan biaya besar. Di lain pihak jumlah PPL yang belum memadai dibandingkan dengan jumlah TPS yang mereka pantau. Hal itu, memunculkan konflik pasca pilkada. Munculnya konflik pasca pilkada dapat terjadi akibat kecurangan-kecurangan pada saat seperti, kampanye, dan manipulasi data berupa penggelembungan suara.9. Penetapan HasilRekapitulasi perolehan suara di KPU Kota Bandar Lampung dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 . Berikut hasil penghitungan di KPU Kota Bandar Lampung: 1. Berlian Tihang Mukhlis Basri : 65.440 (15,08 persen),

2. Ridho Ficardo Bakhtiar : 99.548 (22,19 persen),

3. Herman HN Zainuddin Hasan : 243.368 (56,09 persen),

4. Alzier Dianis Tabrani - Lukman Hakim : 25.509(5,88 persen).

Suara sah di BandarLampung 433.865, tidak sah: 39.695, total partisipasi: 473.560. Jumlah DPT 634.041, jumlah DPK 6.649. Total pemilih: 640.690. Golput: 167.130.Dengan demikian berdasarkan hasil rekapitulasi diatas untuk wilayah Kota Bandar Lampung Pasangan Calon Nomor urut 3 Herman HN Zainuddin Hasan menempati urutan teratas dengan perolehan sebesar 56,09 %. Dan untuk keseluruhan Provinsi Lampung, Pasangan Nomor urut 2 Ridho Ficardo Bakhtiar yang menempati urutan teratas sehingga Pasangan Calon yaitu Ridho Ficardo dan Bakhtiar memenangkan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung Periode 2014 2019. 10.Kepengawasana.Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Di wilayah Kota Bandar Lampung terdapat 20 (dua puluh) kecamatan, dimana pada pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung Tahun 2014 terdapat 1.639 TPS. Mengingat jumlah TPS yang begitu banyak, sementara anggota Panwaslu kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) sangat terbatas maka kami tidak bisa melakukan pengawasan secara optimal. Pengawasan hanya difokuskan di TPS-TPS yang dimungkinkan terjadinya kecurangan-kecurangan dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara.b. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Agar kepengawasan Pemilukada khususnya pada saat Pemungutan dan Penghitungan Suara di tiap-tiap TPS lebih maksimal diharapkan untuk Pemilu yang akan datang ada penambahan jumlah anggota Pengawas Pemilu Lapangan (PPL). Karena dengan kondisi yang ada sekarang ini Kami Panwas sangat kesulitan untuk melakukan pengawasan yang lebih optimal. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan Pemilu yang lebih berkualitas. Oleh karena itu diharapkan agar adanya penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan Pemilukada yang menjelaskan tentang proporsional jumlah Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) yang sebandding dengan jumlah TPS yang diawasi.11.Persengketaan Kampanyea.Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Kewenangan Panwaslu untuk penyelesaian sengketa Pemilukada merupakan kewenangan sisa atau kewenangan residu yang diperoleh melalui pasal 66 ayat (4) huruf c UU nomor 32 tahun 2004 jo. Pasal 111 ayat (4) dan pasal 112 PP nomor 6 tahun 2005. Sengketa Pemilukada adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilukada. Penyelesaian sengketa Pemilukada adalah proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh Panwaslu. Dalam hal ini undang-undang nomor 32 tahun 2004 hanya menerangkan sebatas peranan Panwaslu dalam menyelesaikan sengketa antara peserta Kampanye Pemilukada tanpa dijelaskan secara mendalam dan sistematis terkait penanganan pelanggarannya. b. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Sebaiknya Peraturan perundang-undangan mengenai sengketa Pemilu dan Penanganan pelanggarannya dijelaskan secara lebih rinci akan Tugas dan wewenang Panwaslu Kota dikarenakan tidak jarang terjadinya persengketaan dalam Pemilukada khususnya di Kota Bandar Lampung itu sendiri.12.Pemantauan

a.Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Pemantauan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah khususnya di daerah Kota Bandar Lampung dilihat dari Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 Pasal 113 ;(1) Pemantauan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dapat dilakukan oleh pemantau pemilihan yang meliputi lembaga swadaya masyarakat, dan badan hukum dalam negeri (2)Pemantau pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaratan yang meliputi: a. Bersifat independen; dan

b. Mempunyai sumber dana yang jelas.

(3)Pemantau pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus mendaftarkan, dan memperoleh akreditasi dari KPUD.

b. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang PemilukadaSejauh ini peranan Pemantau Pemilu termasuk Relawan pemantau Pemilu sudah cukup. Namun didalam UU nomor 32 tahun 2004 tidak dijelaskan fungsi dan tugas pokok pemantau sehingga dalam tugasnya memantau kondisi pelaksanaan pemilu khususnya pada saat pemungutan suara berlangsung dapat terlaksana dengan baik.13.Penegakkan Hukum Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daeraha. Administrasi

1)Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Pelanggaran administrasi pemilu adalah pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang Pemilu yang bukan merupakan ketentuan pidana pemilu dan terhadap ketentuan lain yang diatur dalam peraturan KPU. Ketentuan dan persyaratan menurut undang-undang pemilu tentu saja bisa berupa ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang diatur, baik dalam undang-undang pemilu maupun dalam keputusan-keputusan KPU yang bersifat mengatur sebagai aturan pelaksanaan dari Undang-undang pemilu. Undang-Undang Pemilu hanya menyatakan bahwa laporan yang merupakan pelanggaran administrasi diserahkan kepada KPU. Jadi tidak jelas bagaimana KPU menyelesaikan pelanggaran administrasi ini serta berapa lama KPU dapat menyelesaikannya.2) Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Bawaslu dan KPU menetapkan secara bersama-sama sanksi terhadap pelanggaran administrasi oleh pelaksana dan peserta kampanye, selain sanksi administrasi yang terdapat dalam UU No.10/2008 dan UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah. Hal tersebut tidak tepat karena KPU dan Bawaslu/Panwaslu adalah pelaksana dan pengawas pemilu, bukan pembuat norma penting pemilu, apalagi menentukan sanksi. Jadi semestinya UU Pemilu menetapkan secara jelas apa saja pelanggaran administrasi pemilu serta sanksi untuk masing-masing pelanggaran itu. Sayangnya, pembuat UU Pemilu tidak melakukan itu, justru hanya membuat definisi umum dari pelanggaran administrasi dan membiarkan apa sanksi pelanggaran itu kepada KPU dan Bawaslu/Panwaslu. Pada UU Pemilu kedepan,mestinya kekurangan ini diperbaiki.b. Tindak Pidana Pemilu1)Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Perkembangan penting dalam penyelesaian tindak pidana Pemilu paling tidak menyangkut lima hal, yaitu: (1) waktu penyelidikan/penyidikan, penuntutan, serta pemeriksaan di pengadilan lebih cepat; (2) waktu dan mekanisme alur pergerakan berkas perkara diatur lebih detail; (3) pemeriksaan perkara dilakukan oleh hakim khusus; (4) putusan pengadilan negeri boleh dibanding ke pengadilan tinggi, tanpa membedakan besar ancaman hukumannya; dan (5) adanya keharusan pengadilan untuk memutus perkara pidana pemilu yang dapat mempengaruhi perolehan suara peserta pemilu, paling lambat lima hari sebelum hasil pemilu ditetapkan secara nasional. Ketentuan tersebut pada kenyataannya telah mengubur banyak laporan tindak pidana pemilu baik yang sedang diproses pengawas pemilu, disidik polisi, ditangani jaksa, ataupun yang masuk pengadilan. Selain dari pada itu, pada kenyataannya kesiapan dan kemampuan Hakim Kasus Pemilu khusus ini tentang berbagai peraturan pemilu masih kurang, sehingga perlu ditingkatkan lagi.2) Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Terkait dengan hal- hal yang telah dijelaskan diatas, maka ke depannya sebaiknya Peraturan Perundang-undangan Pemilukada khususnya, harus lebih memperhatikan kembali singkatnya waktu yang dibutuhkan agar proses jalannya penyidikan perkara laporan pelanggaran tindak pemilu dapat berjalan dengan maksimal. Selain daripada itu juga terkait Hakim khusus yang menangani perkara pelanggaran tindak pidana Pemilu ini mestinya bukan hakim yang sekadar mendapat surat perintah sebagai hakim khusus pemilu,tetapi mesti disiapkan secara mendalam tentang kepemiluan dan tentang kepidanaan. Jadi, para hakim tersebut tidak cukup hanya menguasai hukum pidana dan acara pidana, tetapi seluk-beluk kepemiluan juga mesti dikuasai.c. Kode Etik

1)Kelemahan- kelemahan Undang-undang Pemilukada

Sejauh ini proses penanganan pelanggaran Kode Etik sudah berjalan dengan cukup baik. Di dalam UU Penyelenggara Pemilu Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (yang memeriksa pelanggaran kode etik, baik untuk KPU maupun Bawaslu) atau disingkat DKPP bersifat permanen dan bertugas menangani pelanggaran kode etik serta berkedudukan di ibukota negara. Keanggotaannya pun lebih beragam, yaitu ada unsur KPU, Bawaslu, partai politik, masyarakat, dan unsur pemerintah.

2) Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan tentang Pemilukada

Tidak jauh berbeda dengan point (1) diatas, peran serta DKPP dalam menangani jenis pelanggaran kode etik sudah berjalan dengan cukup baik sesuai dengan yang diamanahkan dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Penyelenggara Pemilu. Untuk kedepannya agar seluruh proses jalannya penanganan pelanggaran Kode etik Pemilu dapat berjalan dengan baik dan optimal, diharapkan seluruh pihak yang terkait baik itu dari jajaran KPU beserta Bawaslu/ Panwaslu dan jajarannya dapat bekerjasama dan saling berkoordinasi dengan baik.Dari uraian di atas, secara ringkas dapat dilihat beberapa persoalan dalam penanganan pelanggaran pemilu.Pertama, kriminalisasi yang banyak dilakukan di dalam UU No. 10/2008 masih belum menemui sasaran, dengan banyak ancaman sanksi pidana atas hal-hal yang lebih tepat dikenakan sanksi lainnya, baik sanksi administrasi maupun kode etik.Kedua, efektivitas penggunaan ketentuan pidana terkait dana kampanya kurang terbukti, baik karena proses dan mekanisme audit maupun karena sulitnya membongkar pelaporan dana kampanye yang tidak akurat atau yang fiktif. Begitu juga ketentuan pidana terkait money politics justru menimbulkan ironi, di satu sisi sulit membuktikan praktik politik uang dalam jumlah besar oleh pelaku elite dengan mengatasnamakan berbagai jenis sumbangan atau sayembara. Sementara pelaku kelas bawah mudah terkena pasal politik uang hanya dengan tindakan-tindakan sepele.Ketiga, batasan waktu dalam pelaporan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di pengadilan, serta proses banding ternyata di satu sisi bermaksud baik agar proses dan hasil pemilu tidak banyak diungkit-ungkit, tapi juga berdampak buruk berupa musnahnya banyak perkara yang mungkin secara materiil memang memenuhi unsur tindak pidana pemilu.Keempat, pengaturan pelanggaran administrasi sangat lemah karena diatur terlalu umum, tidak diatur jenis pelanggaran administrasi serta jenis sanksinya, serta bagaimana proses penyelesaiannya. Selain itu, di tubuh KPU juga tidak dibentuk unit atau bidang khusus yang bertugas dan berwenang menerima, menangani, dan menyelesaikan pelanggaran administrasi.Kesimpulan tersebut memperlihatkan bahwa masih harus dilakukan sejumlah perbaikan untuk pengaturan penanganan pelanggaran pemilu serta penguatan dalam pelaksanaannya nanti.Sebagai kalimat Penutup tentunya kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya,meskipun demikian kami terus berbuat, introspeksi diri dan mengharapkanbimbingan danbinaan agar lebih maksimalke depan. Pembuatanlaporanini merupakan bagian dari tugas penyelenggara Pemilu yang diamanaholeh konstitusi. Mudah-mudahan tugasdan amanah ini bisa kami emban sesuai dengan peraturan perundang-undangandemi terwujudnya pemilihan umum yang bersih, jujur dan adil.Demikian laporan ini dibuat dan disampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.28