Laporan PI Erlin
Transcript of Laporan PI Erlin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Begitu pesatnya perkembangan teknologi saat ini sehingga memberikan
inspirasi untuk dapat terus mengembangkannya baik dari segi akademis maupun
non akademis. Sehingga diharapkan mahasiswa nantinya tidak hanya mahir dalam
pengetahuan akademis saja melainkan juga mahir dalam mengaplikasikan
pengetahuan akademis tersebut ke dalam dunia industri.
Tujuan umum pendidikan di perguruan tinggi adalah membentuk sarjana
yang mandiri, yang dicapai melalui kegiatan akademik dan non akademik. Untuk
itu, seorang mahasiswa dituntut harus mampu menyerap ilmu pengetahuan
sebanyak mungkin dan teknologi yang akan menunjang pengabdian di
masyarakat.
Kerjasama yang baik antara dunia perguruan tinggi sebagai penghasil
tenaga kerja bermutu dengan semua unsur di luar perguruan tinggi sebagai
pengguna tenaga kerja sangat menentukan tercapainya cita-cita tersebut. Sehingga
arah pendidikan kita dapat berorientasi pada dunia kerja. Sementara itu, praktek
industri merupakan salah satu mata kuliah yang harus diselesaikan oleh setiap
mahasiswa jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Praktek industri
ini bertujuan untuk upaya pemberian pengalaman kerja berdasarkan pengetahuan
yang sebenarnya di lapangan.
1
Dengan mengikuti praktek industri (PI), mahasiswa dapat melihat,
memahami, menganalisa, dan mempelajari secara langsung sistem-sistem pada
dunia kerja, baik sistem produksi maupun sistem manajemennya. Melalui praktek
industri ini ketrampilan, kemandirian serta rasa tanggung jawab mahasiswa dapat
dilatih dan dapat menjadikan mahasiswa sebagai seorang jauh lebih baik dan
berguna bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.
Praktek industri yang dilaksanakan di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(selanjutnya disebut sebagai PT Telkom) Kantor Cabang Mojokerto berguna
sekali bagi mahasiswa yang akan memfokuskan kegiatannya setelah kuliah pada
dunia industri. Melalui lembaga yang berada di bawah PT Telkom sebagai salah
satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mahasiswa bisa mendapatkan
pengetahuan dan aplikasi praktis pada dunia industri Telekomunikasi yang ada di
Indonesia, lebih khususnya dalam bidang informatika. Dengan sarana dan
prasarana yang memadai seperti BLC (Broadband Learning Center) sebagai
sarana praktek langsung yang berfungsi sebagai tempat latihan dan pengajaran
para peserta diklat sangat menunjang mahasiswa untuk bisa memahami cara
melatih peserta diklat dan membagikan informasi ilmu yang telah didapatkan
sebelumnya selama kuliah. Hal yang sangat logis sebagai sebuah alasan kenapa
mahasiswa yang akan memasuki dunia industri mengambil praktek industri di
sini, karena Telkom adalah lembaga kedinasan yang fokus pada bidang
komunikasi dan merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.
PT Telkom merupakan suatu industri telekomunikasi yang memiliki
produk-produk berteknologi canggih dan selalu berinovasi dalam mengem-
bangkan produk-produk telekomukasinya. Sehingga komunikasi pun tidak lagi
2
menjadi sesuatu yang mahal. Disamping itu, jarak yang jauh pun akan terasa dekat
dengan adanya komunikasi. Perkembangan teknologi menjadikan komunikasi
semakin mudah, praktis, dan canggih.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan praktek industri di
PT Telkom Kantor Cabang Mojokerto (Telkom Mojokerto) dengan mengambil
spesifikasi pada divisi speedy mengenai analisa dan penanganan gangguan produk
SEN (Solution Enterprise Network) secara khusus pada perusahaan.
1.2 Tujuan
Ada beberapa tujuan yang dicapai sehubungan dengan pelaksanaan
praktek industri yang dilaksanakan di PT Telkom Kantor Cabang Mojokerto.
1.2.1 Tujuan Umum
Kegiatan praktek industri ini bertujuan agar mahasiswa bisa memperoleh
pengalaman kerja dan pengetahuan praktis sehingga mahasiswa dapat lebih
memahami dunia kerja. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh perkuliahan pada dunia kerja di
PT Telkom Mojokerto.
Melalui kegiatan praktek industri ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas dan kerjasama antara PT Telkom Mojokerto dengan civitas akademika
tiap mahasiswa.
Di sisi lain kegiatan praktek industri ini juga bertujuan untuk menambah
pemahaman dan pengalaman guna menghadapi permasalahan-permasalahan
praktis dalam bidang informatika agar terwujud tenaga kerja yang terampil,
profesional, dan kreatif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di masa
mendatang.
3
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari praktek industri ini adalah sebagai berikut :
(1) Memahami dunia industri pada dunia luas dan dunia telekomunikasi pada
perusahaan-perusahaan beserta perangkat dan analisa masalahnya.
(2) Membentuk sikap professional dan etos kerja yang kuat sehingga dapat
diterapkan sebagai personal dalam dunia industri.
(3) Mampu menghadapi persaingan dunia kerja dengan bekal yang sudah
didapatkan dari kegiatan praktek industri.
(4) Wawasan dan pengetahuan tentang telekomunikasi pada industri dapat
digunakan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja dengan standar kerja
industri.
(5) Memahami prinsip kerja yang diterapkan pada industri.
(6) Melatih mental dan sikap dalam bekerja agar nanti pada saat mendapatkan
pekerjaan sudah terbiasa dengan kondisi apapun.
(7) Mengetahui sejarah singkat dan organisasi perusahaan.
(8) Mengenal proses-proses kontrol jaringan yang digunakan secara umum dan
proses pada alat-alat yang digunakan pada industri tersebut.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktek industri ini dapat dirasakan oleh
beberapa pihak, yaitu :
1.3.1 Bagi Mahasiswa
(1) Menambah pengalaman dan bekal dalam memasuki dunia kerja serta dapat
mengaplikasikan teori yang diperoleh dengan praktek yang ada di lapangan.
4
(2) Memperluas pengetahuan dan pergaulan dalam masyarakat luar.
(3) Dapat melatih diri agar dapat tanggap dan peka dalam menanggapi masalah di
lingkungan kerja.
1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi
(1) Sebagai masukan untuk mengevaluasi dan sinkronisasi kurikulum yang telah
ada dengan kebutuhan industri.
(2) Mencetak tenaga kerja yang terampil dan jujur dalam menjalankan tugas.
1.3.3 Bagi Perusahaan
(1) Sarana alih informasi di bidang teknologi elektro bagi kemajuan perusahaaan.
(2) Menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi guna mendapat sumber daya
manusia yang berkualitas.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT Telkom
Sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraf dibentuk
pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1842. Pada awalnya PT
Telkom dikenal dengan nama Perumtel kemudian bergabung dengan pos dan giro
menjadi Post dan Telegraafdienst. Dinas ini merupakan suatu badan resmi yang
didirikan oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1884 dengan Staatsblad
No. 52/1884. Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang
mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegraf
dan Telepon atau Post, Telegraph en Telephone Dienst (yang selanjutnya disebut
PTT) pada tahun 1906. Kemudian di tahun 1961, Status Jawatan diubah menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (yang selanjutnya disebut PN Postel).
Selanjutnya di tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Giro (yang selanjutnya disebut PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara
Telekomunikasi (yang selanjutnya disebut PN Telekomunikasi).
Di tahun 1974 PN Telekomunikasi dipecah menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (yang selanjutnya disebut Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
telekomunikasi nasional maupun internasional dan PT INTI yang memproduksi
peralatan telekomunikasi. Selanjutnya didirikan PT Indonesian Satellite
Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi
internasional, terpisah dari Perumtel pada tahun 1980.
6
Pada tahun 1989 diberlakukan Undang-undang Nomor 3/1989 tentang
Telekomunikasi, yang antara lain mengatur peran serta swasta dalam
penyelenggaraan telekomunikasi.
PT Telekom. yang memperoleh status dari Perumtel pada tanggal 4
September 1991 memiliki sejarah pertelekomunikasian yang cukup panjang,
dimulai dengan pendirian, mempertahankan pada masa perjuangan sampai dengan
perubahan status berakhir yang dilakukan terhadap perusahaan.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang selanjutnya disebut Telkom atau
Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (yang selanjutnya
disebut InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap
(full service and network provider) yang terbesar di Indonesia.
PT Telkom menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa
telepon tetap (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data dan
internet serta melalui perusahaan asosiasi. Pada akhir September 2006, PT
Telkom memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,3 juta sedangkan
pelanggan tetap selular berjumlah 32,5 juta
Penawaran umum perdana saham PT Telkom (Initial Public Offering/IPO)
dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak itu saham PT Telkom tercatat
dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (yang selanjuntnya disebut BEJ), Bursa
Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock
Exchange (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public
Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange. Berdirinya Telkomsel
pada tanggal 26 Mei dengan pemegang sahamnya adalah PT Telkom sebesar 51%
7
dan Indosat sebesar 49%. Telkom merupakan emitmen yang memiliki kapitalisasi
pasar terbesar di BEJ. Adapun struktur korporasi dapat dilihat di lampiran.
Kemudian di tahun 1996 Kerja Sama Operasi (KSO) mulai
diimplementasikan pada tanggal 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I
Sumatra, dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional
III Jawa Barat dan Banten, dengan mitra PT Aria West International (AWI);
Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dengan mitra PT Mitra
Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan,
dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra) dan Divisi Regional VII
Kawasan Timur Indonesia dengan mitra PT Bukaka SingTel. KPN dan Sedco
masuk ke Telkomsel sehingga komposisi kepemilikan saham Telkomsel adalah
Telkom 42,72%, Indosat 35%, KPN 17,28% dan Sedco 5%.
Di tahun 1999 diterbitkan Undang-undang Nomor 36/1999 tentang
Telekomunikasi yang berlaku efektif sejak tanggal 8 September 2000 dan antara
lain berisi penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. Kemudian
pada tahun 2001, Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari Indosat sebagai
bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia,
yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang
antara Telkom dengan Indosat. Setelah transaksi ini, Telkom menguasai 77,72%
saham Telkomsel. Telkom membeli 90,32% saham Dayamitra dan
mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan
Telkom.
Pada tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3
tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli tanggal
8
15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada
tanggal 31 Desember 2004. Telkom menjual 12,72% saham Telkomsel kepada
Singapore Telecom Mobile Pte, Ltd. (SingTel) sehingga setelah penjualan ini
Telkom memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli
penyelenggaraan jasa telekomunikasi lokal.
Selanjutnya, Telkom membeli seluruh saham AWI di tahun 2003. Telkom
melakukan pelepasan kepemilikan pada PT Telekomunikasi Selular Raya, PT
Komunikasi Selular Indonesia, PT Menara Jakarta dan PT Metro Selular
Indonesia serta meningkatkan kepemilikan saham pada PT Pro Infokom
Indonesia, PT Multimedia Nusantara, PT Indonusa Telemedia, PT Napsindo
Primatel International dan PT Pasifik Satelit Nusantara.
2.2 Urutan Peristiwa
2.2.1 Perkembangan Telegraf
Jasa telekomunikasi elektronik yang pertama adalah telegraf, sedangkan
telepon baru ditemukan pada tahun 1870 oleh Alexander Graham Bell. Di
Indonesia, telegraf sudah digunakan sejak tahun 1856 untuk kepentingan
pemerintah Belanda. Pengiriman telegraf dilakukan antar kepala Dinas Telegraf,
Ir. Grole dengan Gubernur Jendral Belanda yang bernama C.F. Pakud.
Telegraf untuk umum dimulai pada tahun 1857, setelah penarikan Jakarta–
Surabaya. Pada tahun 1869 jaringan telegraf diperluas dengan memasang kabel
Jakarta–Mentok dan Singapura. Akan tetapi hubungan ini tidak dipergunakan lagi
karena sering mengalami kerusakan.
Jaringan Internasional dimulai dengan dibangunnya hubungan telegraf
melalui kabel dari Jawa ke Singapura dan Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Port
9
Darwin). Perusahaan yang diserahi tugas untuk membangun jaringan ini adalah
Perusahaan Telegraph British Australian yang dilaksanakan pada tahun 1870.
Terputusnya hubungan telegraf melalui kabel antara Indonesia dengan
Eropa yang diakibatkan oleh perang dunia pertama (1914-1918), maka untuk
dapat melaksakan hubungan telegraf antara Indonesia dengan Belanda harus
melalui media transmisi lain yaitu berupa hubungan melalui radio. Hubungan
telegraf in dilaksanakan melalui stasiun pemancar di Makassar dengan negeri
Belanda yang dimulai tahun 1923.
2.2.2 Perkembangan Telepon
Jasa telepon di Indonesia dilaksanakan pada tahun 1880 beberapa tahun
setelah ditemukan telepon oleh Alexander Garaham Bell. Pelayanan jasa telepon
ini diselenggarakan oleh swasta.
Pada tahun 1882 Pemerintah Belanda memberikan ijin kepada perusahaan
swasta untuk mengelola perusahaan antara Jakarta, Jatinegara, Semarang, dan
Surabaya. Ijin tersebut berakhir pada tahun 1906 dan dianggap sebagai awal
dimulainya jenis PTT Indonesia.
Pada tahun 1907 pemerintah mengambil alih jaringan telepon di Bandung,
Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Madiun, dan Jakarta. Tahun 1910 didirikan
jaringa telepon di Jambi dan Palembang.
Pada tanggal 1 Agustus 1921 pemerintah mengambil alih jaringan telepon
di Padang sehingga semua jasa telepon dikelola oleh pemerintah, kecuali jaringan
telepon PJKA.
10
2.2.3 Pembentukkan Oranisasi PTT
Pada tahun 1906 stasiun dimana Pos dan Telegram diubah menjadi Post
Telegraaph dan Telefoon Dient. Dinas PTT ini pada tahun 1907 merupakan
bagian dari depertemen perusahaan pemerintah yang dipimpin oleh kepala dinas
PTT (Chep Van de PTT Dients) yang berkantor pusat di Bandung.
Wilayah PTT dibagi dalam tujuh daerah inspeksi pos dan telegraf dan
tujuh distrik telegraf dan telepon. Tiap daerah inspeksi dipimpin oleh inspektur
dan tiap distrik dipimpin oleh kepala distrik. Kepala daerah inspeksi mengawasi
seluruh dinas pos dan operasi telegraf dan mengawasi teknik telegraf. Pada tahun
1931 jawatan PTT ditempatkan sebagai Perusahaan sebagai Perusahaan dan
Negara berdasar Indische Bedrijvan Wet (yang selanjutnya disebut IBW) yang
mulai berlaku pada 1 Januari 1932. berada di bawah kekuasaan angkatan perang
Jepang, yang dibagi dalam 3 daerah pemerintah militer yaitu :
(1) Sumatera, di bawah komando AD ke-25 yang berkedudukan di Bukit Tinggi
(2) Jawa, di bawah komando AD ke-16 yang berkedudukan di Jakarta
(3) Indonesia lainnya di bawah armada AL ke-3 yang berkedudukan di Ujung
Pandang (Makasar)
Jawatan PTT pada masa itu terpecah-pecah mengikuti strukstur organisasi
militer Jepang, sehingga terdapat jawatan PTT Sumatera, PTT Jawa dan Madura,
serta PTT Sulawesi. Kantor pusatnya berada di Singapura, Bandung, dan Ujung
Pandang.
Stasiun radio pemancar Dayeuh Kolot Bandung dikelola oleh perusahaan
telekomunikasi terbesar di asia Tenggara ini hanya merupakan hubungan Jepang
11
dan Jerman. Dengan adanya pemusatan pemerintah Jepang di Bukit Tinggi, maka
disana terdapat sarana telekomunikasi milik PTT.
2.2.4 PTT Pada Masa Perang Kemerdekaan
Pada masa peperangan antara Jepang dengan Sekutu bagi bangsa
Indonesia adalah masa yang penuh penderitaan tetapi juga masa bagi bangsa
Indonesia. Pemuda-pemuda Indonesia diberi latihan kemiliteran yang dijadikan
ajang persiapan untuk merebut kemerdekaan.
Pada pemuda PTT sudah menyadari betapa pentingnya alat komunikasi
dalam rangka perjuangan nasional. Mereka mengadakan jaringan dengan pejuang-
pejuang lainnya secara sembunyi-sembunyi. Sistem penyampaian informasi yang
cepat, tepat dan aman karena dapat diselenggarakan dengan sarana PTT untuk
kepentingan bawah. Perjuangan PTT di pulau Jawa antara lain pada tanggal 24
September 1945, AMPT bersama Soekarno dan Diyar melalui pimpinan PTT
Jepang, mengusahakan supaya pimpinan jawatan diserahkan pada bangsa
Indonesia.
Kemudian pada tanggal 19 Desember 1948, PTT Yogyakarta menjalankan
peranan penting dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia untuk menjaga
kesinambungan Republik. Walaupun ibukota RI di Yogyakarta sudah diduduki,
tetapi pemerintah RI tetap hidup. Setelah Belanda meninggalkan kota Yogyakarta
dan pemerintah RI dipindahkan, pimpinan PTT RI berada di tangan R. Diyar, ke
dalam jawatan PTT RIS yang secara formal dilakukan di kantor pusat PTT di
Bandung pada tanggal 7 Februari 1950.
12
2.2.5 PTT Pada Masa Pemerintah RIS
Dengan terbentuknya kabinet RIS, maka jawatan PTT berada di bawah
Departemen Perhubungan Tenaga dan Pekerjaan Umum (yang selanjutnya disebut
PTPU). Melalui keputusan Menteri PTPU pada awal tahun 1950, ditetapkan
struktur organisasi jawatan PTT.
Terbentuknya Negara kesatuan RI, Depatemen PTPU dipisahkan menjadi
Departemen Perhubungan dan Departemen Teknik Pekerjaan Umum (TPU).
Jawatan PTT termasuk di bawah lingkungan Depatemen Perhubungan. Pada
pertengahan tahun 1954, istilah kepala jawatan diganti menjadi Dirjen. Tahun
1955 merupakan tahun sibuk bagi PTT, karena perusahaan ini banyak diperlukan
oleh kegiatan komunikasi untuk membantu kelancaran Konfrensi Asia Afrika di
Bandung dan Pemilu pertama di Indonesia.
Pada bulan Maret 1956, pimpinan PTT mengadakan rapat kerja. Dalam
Raker inilah Dirjen PTT pertama kali mengusulkan perubahan status PTT, karena
PTT tunduk kepada IBW. Di bawah kabinet presidential Ir. Soekarno, jawatan
PTT termasuk dalam lingkungan Departemen Perhubungan Darat dan PTT.
2.2.6 PTT Menjadi PN Postel
Pada tahun 1956 diadakan konferensi dinas PTT di Bandung, Dirjen PTT
menyarankan perlunya status perubahan PTT, dari jawatan menjadi Perusahaan
Negara. Dan pada tahun 1960 pemerintah meneluarkan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU (yang selanjutnya disebut Perpu) No. 19/1960 yang mengatur
bentuk perusahaan Negara. Pada tanggal 21 Desember 1961 pemerintah
mengeluarkan PP No. 240/1961 yang mengubah jawatan PTT menjadi PN Postel.
13
Pada tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi PN Pos dan Giro dengan
Peraturan Pemerintah (yang selanjutnya disebut PP) No. 29/1965 dan PN Telkom
dengan PP No. 30/1965, karena Perusahaan Negara yang dibentuk berdasarkan
Perpu No. 19/1960 secara teknis dan ekonomis tidak efisien lagi.
2.2.7 Perubahan Status Dari PN Telekomunikasi Menjadi Perumtel
Berdasarkan TAP MPRS No. XXIII/1965, peranan pemerintah di bidang
ekonomi lebih di tekankan pada pengawasan dan pengarahan kegiatan ekonomi.
UU No. 9/69 pemerintah menggolongkan perusahaan negara menjadi 3
bentuk yaitu :
(1) Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)
(2) Perusahaan Negara Umum (Perum)
(3) Perusahaan Negara Perseroan (PT Persero)
PN Telekomunikasi diubah menjadi bentuk Perum yang disebut Perumtel.
Perubahan didasarkan pada PP No. 36/74 pada tanggal 11 Oktober 1974. PP ini
memperkokoh kelangsungan Perumtel yaitu membangun, mengembangkan, dan
mengusahakan telekomunikasi untuk umum guna mempertinggi kelancaran
hubungan masyarakat dalam menunjang pembangunan nasional.
Berdasarkan SK Presiden No. 35/M/1978 diangkat direksi baru untuk
mengelola Perumtel dalam dalam periode 1978–1983.
2.2.8 Perusahaan Status Perumtel Menjadi PT Telkom
Setelah sekian lamanya Perumtel membangun dan mengembangkan dunia
pertelekomunikasian di Indonesia, dan melayani masyarakat dengan
profesionalisme yang tinggi, sehingga menjadi negara yang cukup pesat
perkembangannya di bidang pertelekomunikasian nasional. Hasil-hasilnya dapat
14
dilihat di seluruh Indonesia dan sesuai dengan tuntutan kemajuan di abad
informasi ini, Perumtel telah menyediakan sarana-sarana komunikasi yang telah
dipakai oleh masyarakat kita.
Dari kemajuan-kemajuan di atas, maka pemerintah melalui Departemen
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi dan dipimpin oleh Menteri Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi, pada tanggal 24 September 1991 Perumtel beralih status menjadi
PT Telkomunikasi Indonesia yang disingkat PT Telkom. Pendirian PT Telkom ini
ditandatangani pada akte pendirian No. 128 tanggal 24 September 1991 yang
merupakan tindak lanjut dari PP No. 25 tahun 1991.
2.3 Latar Belakang Berdirinya PT Telkom
Pemerintah merasakan perlunya percepatan akan pembangunan
telekomunikasi sebagai infrastruktur yang diharapkan dapat memacu
pembangunan di berbagai sektor sehingga penyelenggaraan telekomunikasi
membutuhkan manajemen yang lebih profesional. Untuk itu Perumtel yang
dulunya berbentuk perusahaan umum (yang selanjutnya disebut Perum) dialihkan
menjadi Persero yang ditetapkan dengan Undang-undang No. 9 tahun 1969 yaitu
Perusahaan Perseroan Telekomunikasi Indonesia atau PT Telkom.
Mengantisipasi era globalisasi dan menyambut era milenium baru, seperti
diterapkannya dalam memperkenalkan PT Telkom di dunia internasional, maka
pada tahun 1995 PT Telkom melaksanakan tiga program besar secara simultan.
Program-program ini adalah restrukturisasi internal, penerapan Kerja Sama
Operasi (KSO) dan persiapan go public atau internasional yang dalam dunia
global dikenal dengan Initial Public Offering. Adapun struktur bisnis PT Telkom
dapat dilihat lebih jelas pada lampiran.
15
Restrukturisasi internal meliputi bidang usaha sekaligus
pengorganisasiannya. Bidang usaha Telkom dibagi tiga yaitu :
(1) Bidang Usaha Umum
Adalah menyelenggarakan jasa telepon lokal dan jarak jauh di wilayah
dalam negeri.
(2) Bidang Usaha Terkait
Termasuk Sistem Telepon Bergerak Selular (yang selanjutnya disebut
STBS), sirkit langganan, teleks, penyewaan transponder satelit, VSAT dan jasa
nilai tambah tertentu serta menyelenggarakan kerja sama dengan pihak ketiga
melalui perusahaan patungan.
(3) Bidang Usaha Pendukung
Bidang usaha yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan jasa
telekomunikasi namun keberadaannya mendukung bidang usaha utama dan
bidang usaha terkait termasuk pelatihan, sistem informasi, satelit, properti dan
riset teknologi informasi.
2.4 Restrukturisasi Internal
Untuk menampung bidang-bidang usaha yang dikelola Telkom maka sejak
1 Juli 1995 Telkom telah menghapus struktur Wilayah Usaha Telekomunikasi
(yang selanjutnya disebut Witel) dan secara de facto meresmikan dimulainya era
Divisi. Sebagai pengganti Witel, bisnis bidang utama dikelola oleh tujuh Divisi
Regional dan satu Divisi Network. Divisi Regional menyelenggarakan jasa
telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui pengoperasian jaringan transmisi
jalur utama nasional.
16
Divisi Regional Telkom mencakup wilayah-wilayah yang dibagi sebagai
berikut :
(1) Divisi Regional I, Sumatera.
(2) Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.
(3) Divisi Regional III, Jawa Barat.
(4) Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
(5) Divisi Regional V, Jawa Timur.
(6) Divisi Regional VI, Kalimantan.
(7) Divisi Regional VII, Kawasan Timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Bali,
Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.
Adapun pembagian divisi regional PT Telkom Indonesia, Tbk. dapat dilihat
dilihat lebih jelas pada lampiran.
Seluruh Divisi Regional tersebut didukung oleh Divisi Penunjang yaitu :
(1) Divisi Riset dan TI.
(2) Divisi Aelir.
(3) Divisi Properti.
(4) Divisi Pelatihan.
(5) Divisi Sistem Informasi.
(6) Divisi Multimedia.
(7) Divisi Pembangunan.
2.5 Tujuan Pokok PT Telkom
PT Telkom mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu khususnya di
bidang informasi dan komunikasi untuk memberikan kemudahan dalam
berkomunikasi seefisien mungkin, meningkatkan keperluan dalam bidang ilmu
17
pengetahuan dan teknologi serta menyebarluaskan informasi yang relevan dengan
dunia luar pada saat ini dan yang akan datang.
Gambar 2.1 Logo PT Telkom, Tbk.
(Sumber : http://www.c4.telkom.co.id/v2/index.php)
2.6 Visi dan Misi PT Telkom
2.6.1 Visi
To become a leading InfoCom player in the region
Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom
terkemuka dalam bidang kinerja finansial, pasar dan operasional di kawasan Asia
dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
2.6.2 Misi
(1) Memberikan layanan “One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and
Competitive Price and To Be The Role Model as The Best Managed
Indonesian Corporation” dengan jaminan bahwa pelanggan akan
mendapatkan layanan terbaik berupa kemudahan, produk dan jaringan
berkualitas dengan harga kompetitif.
(2) Mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimali-
sasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang
kompetitif serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan
saling mendukung secara sinergis.
18
2.7 Kegiatan Usaha PT Telkom
Jasa telekomunikasi yang disediakan Telkom dibagi dalam dua kelompok
yaitu jasa telekomunikasi dasar dan jasa telekomunikasi bukan dasar.
Pengelompokan tersebut belum dapat dilaksanakan secara tegas mengingat
teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat. Bisnis utama Telkom
sampai saat ini adalah menyediakan Public Switch Telephone Network (yang
selanjunya disebut PTSN) dan menyelenggarakan jasa melalui PTSN. Jenis jasa
telekomunikasi yang sudah beroperasi sebagian besar adalah dalam bentuk :
(1) Jasa Telepon Dalam Negeri meliputi :
(a) Telepon Tetap, layanan telepon tetap yang hingga kini masih menjadi
monopoli Telkom di Indonesia.
(b) Telkom Flexi, layanan telepon fixed wireless CDMA.
(2) Jasa Telepon Luar Negeri
(3) Jasa Telepon Bergerak Selular
(4) Jasa Akses Internet, meliputi :
(a) TELKOMNet Instan, layanan akses internet dial up
(b) TELKOMNet Astinet, layanan akses internet berlangganan dengan fokus
perusahaan
(c) Speedy, layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (broad band)
menggunakan teknologi ADSL
(d) e-Bussiness (i-deal, i-manage, i-settle, i-xchange, Telkom Web Kiostron,
Telkom Web Plazatron)
(e) Solusi Enterprise-INFONET
19
(f) TELKOMLink DINAccess
(g) TELKOMLink VPN IP, layanan komunikasi data any to any connection
berbasis IP MPLS.
(h) TELKOMNet Whole Sale (VPN Dial). Layanan akses dial up ke intranet
suatu perusahaan yang dilakukan secara remote dan mobile melalui
jaringan data berbasis TCP IP (MPLS/tunneling) pada TELKOMNet.
(i) TELKOM ISDN, jaringan digital yang menyediakan layanan
telekomunikasi multimedia, merupakan pengembangan dari sistem telepon
yang telah terintegrasi.
(5) Jasa Interkoneksi kepada Penyelenggara Telekomunikasi Lain
(6) Jasa Satelit, meliputi :
(a) Telkom Satelit (Sewa Transponder)
(b) Telkom VSAT (VSAT)
(7) Jasa lain-lainnya.
Jasa Telekomunikasi Dalam Negeri merupakan kegiatan usaha Telkom
yang memberikan pendapatan terbesar. Komponen pendapatan jasa ini meliputi
biaya pasang, biaya abonemen (langganan) bulanan dan biaya pemakaian telepon
untuk panggilan lokal dan jarak jauh. Dari catatan tahun 1994, ternyata kontribusi
terbesar berasal dari biaya pemakaian telepon. Pelayanan jasa telepon dalam
negeri ini juga termasuk penyediaan Telepon Umum, baik kartu maupun koin.
Disamping memperoleh pendapatan dari pelanggan untuk jasa telepon dalam
negeri, Telkom juga menerima pendapatan interkoneksi dari penyelenggara
telekomunikasi lainnya, seperti dari penyelenggara telekomunikasi Internasional
dan STBS.
20
Pendapatan interkoneksi antara lain diperoleh dari PT Indosat dan
Satelindo. Selain pendapatan interkoneksi, Telkom juga berpartisipasi dalam
penyelenggaraan STBS, melalui usaha patungan ataupun pola bagi hasil.
Sementara itu penyewaan transponder satelit mulai tahun 1996 beralih kepada
Satelindo, namun Telkom terus melanjutkan jasa stasiun bumi untuk hubungan
telekomunikasi melalui sistem satelit komunikasi.
Jasa telekomunikasi lainnya adalah VSAT, e-mail, calling cards, telex dan
telegram. Jasa telex dan telegram mengalami penurunan tiap tahunnya sehingga
bergeser dengan penggunaan faksimili. Menghadapi kondisi ini Telkom pun
menandatangani Memorandum of Understanding dengan PT Pos Indonesia pada
tanggal 9 Agustus 1995 mengenai pengalihan pengoperasian dan pengelolaan
usaha telegraf.
2.8 Struktur Organisasi Kantor Cabang Telkom Mojokerto
Telkom mojokerto merupakan cabang Telkom divisi regional Jawa Timur
bagian Surabaya Timur. Telkom mojokerto merupakan sentral dari beberapa
wilyah di Mojokerto yang meliputi Mojokerto sendiri, Mlirip, Dlanggu, Pacet,
Mojosari dan Ngoro Industri. Kantor Cabang Telkom di Mojokerto dipimpin
seorang JM (Junior Manager).
Di Kantor Cabang Telkom di Mojokerto memiliki 2 struktur organisasi,
yaitu struktur organisasi Telkom dan struktur organisasi bagian/dinas metro
Surabaya Timur terkait. Struktur organisasi bagian/dinas metro Surabaya Timur
terkait adalah suatu bagian yang menangani masalah internet yaitu speedy,
sebagai produk dari Telkom. Strutur organisasi Telkom dibagi menjadi tiga
Asisten Junior Manager (yang selanjutnya disebut AJM) yang meliputi :
21
(1) AJM Service yang terbagi atas 2 Officer 3 service dan supervisor plaza
(2) AJM Operation dan Maintenance Access Network yang terbagi atas 3
supervisor operation dan maintenance access network yaitu Mojokerto,
Mojosari I, dan Mojosari II.
(3) AJM Administration Support terbagi atas 2 Officer 3 office administration
Sementara itu, struktur organisasi bagian/dinas Metro Surabaya Timur terkait
terbagi atas lima tim. Berikut adalah rinciannya :
(1) CCAN (Corporation Customer Access Network) yang terdiri atas supervisor
dan senior technical.
(2) Senior Technical Public Phone Mojokerto
(3) Officer 2 Wartel/Net dan Public Phone Representative
(4) Officer 3 data validation, Senior Technical Fiber dan Radio Access Preventive
Maintenance Mr, Senior Technical Fiber dan Radio Access Curative
Corrective Maintenance Mr, Officer 3 COS dan SLG, Officer 3 Sales, Officer
3 Sales.
(5) Officer 3 safety dan Security
Struktur organisasi di Kantor Cabang Telkom Mojokerto tersebut lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
22
BAB III
KEGIATAN KHUSUS
ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN
PRODUK SEN (SOLUTION ENTERPRISE NETWORK)
3.1 Produk SEN (Solution Enterprise Network)
Dengan berkembangnya teknologi saat ini terutama dalam hal komukasi.
Perkembangan komunikasi yang terjadi dengan pesat tersebut karena semakin
besarnya kebutuhan manusia akan komunikasi. Di samping hal tersebut semakin
mudah dan murahnya komunikasi pun menjadi salah satu alasan berkembang
pesatnya komunikasi. Komunikasi internet pun menjadi salah satu teknologi yang
tidak asing lagi saat ini. Banyak informasi yang berhubungan dengan pendidikan,
komunikasi, perdagangan, berita, dan lain sebagainya dapat kita ketahui lebih
cepat dan mudah melalui internet.
PT Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia pun
juga selalu melakukan inovasi-inovasi dalam mengembangkan produknya.
Awalnya hanya tercipta komunikasi suara (voice) melalui telepon kabel (telepon
rumah), yang selanjutnya disempurnakan menjadi cordless phone dan kemudian
disempurnakan kembali menjadi wireless phone. Seiring dengan perkembangan
teknologi telepon pun dapat juga digunakan bersamaan dengan komukasi data
melalui internet. Dan teknologi yang sedang dikembangkan saat ini adalah telepon
yang dapat digunakan bersamaan dengan data (internet), suara (telepon), dan
acara televisi (TV kabel).
23
24
Produk Solution Enterprise Network (yang selanjutnya disebut SEN)
merupakan salah satu produk yang dikeluarkan oleh PT Telkom dengan sasaran
korporasi. Produk SEN terdiri dari berbagai macam antara lain : TELKOMLink
DINAccess, TELKOMLink VPN GOLD, TELKOMLink VPN DIAL,
TELKOMLink VPN IP, TELKOMLink ISDN dan TTELKOMNet Astinet.
Setiap produk tersebut memiliki konfigurasi dan penanganan gangguan
yang berbeda. Begitu pula dengan keuntungan yang akan di dapat oleh pelanggan
akan berbeda untuk tiap jenis produk SEN ini.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dengan meng-
gunakan jasa melalui produk-produk tersebut. Keuntungan menggunakan produk-
produk tersebut antara lain untuk mempermudah proses pengiriman data pada
perusahaan, mempercepat proses reservasi, memudahakan perusahaan dalam
melakukan proses pelaporan (reporting), dan masih banyak keuntungan-
keuntungan lain yang didapat dengan menggunakan produk SEN ini.
Produk SEN biasanya digunakan untuk perusahaan-perusahaan besar yang
memiliki banyak anak perusahaan di kota yang berbeda. Sehingga produk ini
dapat mempercepat proses komunikasi antar perusahaan baik komunikasi antara
perusahaan tersebut dengan kantor cabangnya, komunikasi antara perusahaan
tersebut dengan perusahaan rekan bisnis lainnya, maupun komunikasi antara
perusahaan dengan dengan pelanggannya. Komunikasi berjalan dengan baik tidak
dapat menguntungkan dari segi ekonomis namun juga dari sisi waktu.
25
3.2 Jenis Produk SEN
Dengan adanya berbagai macam jenis produk dari SEN. Beberapa
diantaranya akan dijelaskan konfigurasi, keunggulan, fitur yang tersedia, dan lain
sebagainya.
3.2.1 TELKOMLink DINAccess
TELKOMLink DINAccess merupakan suatu produk sarana komunikasi
akses dedicated dengan kecepatan sesuai permintaan pelanggan berkecepatan 64
Kbps sampai dengan 2048 Kbps atau n×64 kbps. DINAccess pada produk ini
memiliki kepanjangan kata Digital Intellegent Network Access. Produk ini
memberikan kenyaman pada pelanggannya untuk dapat menentukan sendiri
kecepatan access internet yang diinginkan. Tarif dasar yang debebankan pun
tergantung dari kecepatan yang diinginkan oleh pelanggan tersebut.
Produk DINAccess ini berfungsi untuk melalukan interkoneksi antar LAN
(Local Area Network) serta memberikan jaminan keamanan data, reliability
layanan dengan pengendalian Network Management Systems (yang selanjutnya
disebut NMS) secara terpusat. Dan implementasi DINAccess ini dilakukan pada
berbagai macam perusahaan antara lain, pabrik, bank, perusahaan perminyakan,
perusahaan persewaan, perusahaan asuransi, agen travel, hotel, maskapai
penerbangan, departemen-departemen pemerintahan, dan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Aplikasi yang diterapkan pada perusahaan pun bermacam-
macam seperti, pemesanan, persediaan barang, pengiriman data, dan pelaporan
(seperti pelaporan keuangan).
DINAccess merupakan jenis layanan Virtual Private Network (yang
selanjutnya disebut VPN) paling sederhana yang memanfaatkan teknologi Time
26
Division Multiplexing (yang selanjutnya disebut TDM) dengan perangkat node
berupa Intelligent Multiplexer (yang selanjutnya disebut IMUX). DINAccess
memiliki latar belakang teknologi end-to-end solution sesuai dengan gambar 3.1.
Gambar 3.1 Network Management system pada DINAccess
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
Konfigurasi teknis yang diterapkan pada produk TELKOMLink
DINAccess ini adalah dengan menyambung saluran lokal yang ada pada kantor ke
port akses include modem yang terpasang. Dari port akses include modem
tersebut akan disambungkan ke TDM yang merupakan link yang akan
disambungkan kembali ke port akses include modem yang terdapat pada kantor
yang lain. Port akses include modem yang kedua ini akan disambungkan ke
saluran lokal lain yang terdapat pada kantor yan lainnya. Akses pada kedua akses
ini akan diatur oleh group.
27
Gambar 3.2 Konfigurasi Teknis pada TELKOMLink DINAccess
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
3.2.2 TELKOMLink VPN GOLD
Layanan TELKOMLink VPN GOLD (frame relay) adalah Produk untuk
layanan akses yang efektif untuk closed user group dengan koneksi point to
point/multi-point. Produk TELKOMLink VPN GOLD (frame relay) ini
merupakan produk layanan yang biasa ditujukan pada pelanggan korporasi dengan
fungsi multi lokasi yang tersentralisasi datanya di suatu tempat/kantor pusat. Jenis
layanan ini memberikan alternatif solusi bagi pelanggan korporasi sesuai dengan
aplikasi yang digunakan.
Produk ini merupakan hasil penyempurnaan dari produk sebelumnya,
yakni TELKOMLink DINAccess. Pada produk DINAccess merupakan jenis
layanan VPN yang paling sederhana yang memanfaatkan teknologi TDM dengan
perangkat node berupa IMUX. DINAccess memiliki latar belakang teknologi end-
to-end solution. Sedangkan pada VPN GOLD digunakan latar belakang teknologi
frame relay.
28
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa produk VPN GOLD
ini merupakan penyempurnaan dari produk DINAccess. Sehingga konfigurasi
teknis yang diterapkan oleh Telkom pada produk ini pun merupakan hasil
penyempurnaan dari produk DINAccess. Konfigurasi yang diterapkan pada
produk VPN GOLD dengan teknologi frame relay ini memiliki sistem pengaturan
jaringan multi point atau point-to-point dimana setiap kantor cabang perusahaan
tersebut memiliki link atau jaringan yang langsung terhubung dengan kantor pusat
perusahaan tersebut. Pada tiap kantor cabang semua data baik berupa suara, video
maupun data tertulis dapat langsung dikirimkan ke kantor pusat melalui jaringan
yang telah terhubung dengan Committed Information Rate (yang selanjutnya
disebut CIR) sebesar 32 Kbps sebelum akhirnya terhubung dengan kantor pusat.
Hal tersebut dilakukan dengan teknologi layanan WAN (Wide Area Network)
yang diterapkan. Untuk dapat melakukan teknologi akan dibutuhkan beberapa
peralatan, baik untuk digunakan pada kantor pusat maupun pada kantor cabang.
Pada setiap kantor cabang dibutuhkan peralatan komunikasi antara lain, telepon,
PC (Personal Computer) sebagai server, router, dan beberapa workstation. Saat
data akan masuk ke kantor pusat sebelumnya akan melalui firewall, kemudian
menujua router dan hub. Setelah itu data akan masuk ke PC server untuk
kemudian bisa diterima oleh kantor pusat, dalam bentuk suara, video, maupun
data tertulis. Router yang dibutuhkan pada produk VPN GOLD ini adalah jenis
router yang support FRAD (Frame Relay Access Devices).
29
Gambar 3.3 Network Management system pada VPN GOLD
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
Keuntungan yang dapat dirasakan pelanggan jika menggunakan VPN
GOLD antara lain, alokasi bandwidth on demand, yaitu koneksi per CIR dengan
menggunakan latar belakang konfigurasi semi-mesh sebagai jaminan reliabilty.
Selain itu VPN GOLD pun juga memiliki keuntungan melalui bentuk transfer
frame yang berupa bi-directional (full - duplex) dan memiliki deteksi eror saat
transmisi, serta menggunakan format dan operasional DLCI (Data Link
Connection Identifier)
Aplikasi yang mungkin dibangun dengan menggunakan produk ini adalah
aplikasi korporasi dengan multi-branches atau banyak cabang serta aplikasi yang
dapat dibangun dengan multi-protokol di atas frame relay. Pada produk ini akan
disediakan modem secara cuma-cuma oleh Telkom sebagai salah satu promosinya
30
3.2.3 TELKOMLink VPN DIAL
Produk layanan yang ditawarkan pada produk TELKOMLink VPN DIAL
ini merupakan sebuah layanan akses yang efektif untuk closed user group/
intranet perusahaan yang menjamin solusi scalable, secure, dan flexible untuk
lingkungan bisnis yang dinamis dan mempunyai cabang tersebar di cakupan
nasional dengan transfer data yang tidak besar melalui PSTN.
Latar belakang teknologi yang digunakan dalam VPN DIAL ini adalah
point-to-point dengan pengoptimalisasian penggunaan ports RAS TELKOMNet
(idle capacity), dapat digunakan (kompatibel) pada radius standar.
Pada dasarnya konfigurasi teknis port jaringan pada VPN DIAL berbasis
Layer Two Tunelling Protocol (yang selanjutnya disebut L2TP). L2TP ini
memungkinkan frame point-to-point protocol (PPP) untuk dibungkus
(encapsulate) di dalam paket IP protokol, sehingga kemudian tunnel dapat
dibangun pada jaringan IP dasar. RAS TELKOMLink sebagai L2TP Access
Consentrator (LAC) akan membangun tunnel ke L2TP Network Server (LNS).
Konfigurasi teknis dari VPN DIAL hampir sama dengan konfigurasi yang
dimiliki oleh VPN GOLD.
Gambar 3.4 Network Management System VPN DIAL
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
31
Banyak keutungan yang bisa didapatkan dengan menggunakan VPN DIAL
antara lain, hemat, jangkauan luas (nasional), fleksibel, dan aman. VPN DIAL
dapat dikaatakan lebih hemat karena tidak diperlukan pengoperasian dan
pembangunan infrastruktur remote akses (modem pool) dan backbone ip untuk
kebutuhan akses dial up intranet. Dapat berlangganan solusi layanan hosting dan
email sehingga korporate tidak harus memiliki dan mengoperasikan server dan
aplikasi tersendiri. Jangkuan yang luas sehingga mendukung mobilitias user
koroporasi dengan single number (080988XXX) dan jangkauan layanan yang
sudah mencapai tingkat nasional. Sedangkan VPN DIAL dikatakan fleksibel
karena sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan dengan mudah dilakukan
penambahan kapasitas. Dan kemanan VPN DIAL sangat terjamin karena VPN
DIAL merupakan layanan yang mempunyai keamanan yang sama dengan layer 2
security seperti frame relay maupun leased line.
3.2.4 TELKOMLink VPN IP
TELKOMLink VPN IP merupakan sebuah layanan dari Telkom sebagai
layanan komunikasi data any to any connection berbasis IP Multi Protocol Label
Switching (yang selanjutnya disebut MPLS). Layanan ini memiliki kelebihan
dibandingkan dengan layanan komunikasi data melalui leased line maupun
layanan VPN berbasis frame relay. VPN IP digunakan untuk merealisasikan
control of service dimana pelanggan dapat mengimplementasikan aplikasinya baik
berupa aplikasi yang delay sensitive, mission critical maupun non mission critical
pada satu platform jaringan privat IP MPLS.
VPN IP muncul dari pertumbuhan yang cepat dari teknologi internet akan
teknologi forwarding dari label (trouble dan performance) yang berhubungan
Head Office
Regional Office
Branch Office
Remote Office
AC
B
Dynamic Connection on DemandAny-to-Any
Routing (layer 3) handled in the Core
Single Pipe all services
nx64kpbs
32
dengan routing layer 3. Kemudian timbul inovasi teknologi yang lebih unggul
dari teknologi yang sebelumnya, bahkan teknologi tersebut dapat beroperasi di
atas bermacam teknologi seperti sonet, frame relay, ATM, ethernet maupun token
ring. VPN IP sendiri merupakan kombinasi teknologi switching layer 2 dan layer
3 yang dapat mengurangi biaya operasi dan kompleksitas.
Layanan ini banyak digunakan oleh berbagai macam perusahaan.
Perushaaan yang menggunakan layanan ini adalah perusahaan yang memiliki
banyak cabang dan menyebar, perusahaan yang memiliki konfigurasi network
multi hub/full mesh, perusahaan yang menjalankan multi aplikasi, dan perusahaan
yang memilih outsourcing untuk pengaturan jaringannya
Gambar 3.5 Konfigurasi Layanan VPN IP
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
33
Gambar 3.5 merupakan gambar konfigurasi dari VPN IP, dimana head
yang tertulis pada gambar tersebut merupakan contoh gambaran dari kantor pusat
sedangkan regional merupakan gambaran dari kantor daerah. Pada gambar
konfigurasi di atas juga digambarkan sebagai remote yang disimbolkan dengan
gambar komputer dan laptop yang juga setara kedudukan dengan brach atau
kantor cabang.
Koneksi dalam VPN IP bukan merupakan sirkit-sirkit yang dibangun dari
suatu titik ke titik lain, sehingga tidak distance sensitive, melainkan berupa
keanggotaan dalam suatu cloud network, sehingga setiap titik yang dibangun
secara default akan terhubung ke semua titik dalam cloud tersebut.
Untuk keperluan monitoring, Telkom telah memiliki NMS atau
pengaturan sistem jaringan yang mampu memonitor network dan trafiknya. Jika
pelanggan memerlukan Telkom dapat menyediakan. Jika pelanggan menghendaki
memonitor sendiri diperlukan tools seperti MRTG, HP Open View, Cisco Works.
Sedangkan untuk speed yang mendukung untuk VPN IP adalah 64 Kbps–2 Mbps
dengan kelipatan 64 Kbps.
Untuk dapat memperoleh layanan ini, pihak Telkom akan menyediakan
modem yang sudah termasuk dalam biaya pasang baru di setiap site pelanggan.
Router akan disediakan Telkom bekerjasama dengan Mitra Telkom yang tidak
termasuk dalam biaya pasang baru, sehingga pelanggan cukup menyediakan LAN
konfigurasi (seperti: hub, switch, cabling, server).
VPN IP dapat digunakan bersamaan dengan layanan voice atau suara
secara bersamaan. Dengan memilih paket yang sesuai, MPLS akan menjamin
paket voice yang dilewatkan akan diperlakukan dengan treatment khusus,
34
sehingga standar-standar kualitas suara bisa terjaga. Tak hanya suara, video
maupun data pun dapat digunakan pada paket VPN IP ini. Hal tersebut menjadi
keuntungan pelanggan selaku pengguna layanan paket VPN IP pada bagian
multiservices offering. Untuk dapat menyambungkannya ke internet pelanggan
cukup menhubungkannnya ke gateway internet. Sedangkan aplikasi yang dapat
diterapkan pada produk VPN IP ini pun sangat beragam. Hal tersebut menjadi
keuntungan lain dari VPN IP, mendukung berbagai macam aplikasi. Aplikasi-
aplikasi tersebut antara lain, internet (HTTP, FTP, Telnet, email), Database (SAP,
BAAN), VoIP, Video Conference, Streaming.
Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan VPN IP adalah
multiservices offering, provisioning scalabitility, manageability, dan cost saving
opportunity. Multiservices offering tersebut dapat berupa data, voice atau suara
maupun video. Selain itu VPN IP juga mendukung berbagai aplikasi bisnis dan
dapat melakukan beberapa akses sekaligus (multiple access atau last mile
independent). Provisioning Scalability yang dimaksudkan di sini adalah fleksibel,
pengembangan jaringan bertahap, mudah dan cepat melakukan rekonfigurasi/tidak
diperlukan konfigurasi any-to-any, lingkup nasional POP. Sedangkan manage-
ability sebagai keuntungan VPN IP tersebut karena VPN IP End to End
Manageable, NMS untuk monitoring atau pengontrolan, user friendly, berbasis
web (real time) reporting. Keuntungan cost saving opportunity pada VPN IP
disini dimaksudkan bahwa harga tidak tergantung jarak, CPE terintegrasi, tidak
diperlukan banyak pegawai terlatih.
Produk SEN ini memiliki enam paket layanan yang tersedia yang
dibedakan atas porsi bandwidth tiga aplikasi yg tersedia. Aplikasi yang dimiliki
35
produk VPN IP dikelompokkan oleh Telkom jenis aplikasi dalam tiga jenis:
Interaktif, Gold, dan Silver. Interaktif untuk aplikasi VoIP dan Vicon, Gold untuk
aplikasi Database Client Server (seperti SAP, BAAN), dan Silver untuk non
critical data (seperti email, web). Masing-msaing jenis aplikasi memerlukan
tingkat layanan (Quality of Service) yang berbeda.
Tabel 3.1 Paket Layanan pada Produk VPN IP
Package
VPN IP Interactive VPN IP Gold VPN IP Silver
1* 100%
2 30% 40% 30%
3 100%
4 70% 30%
5 30 % 70%
6 100%
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
% bandwidth yang dialokasikan dan dijamin dari port akses sesuai dengan kebutuhan pelanggan
* Special package untuk operators/carriers
Tabel 3.1 menjelaskan paket layanan dari Telkom dengan produk VPN IP
berbagai tipe. Tiap produk tersebut memiliki keuntungan dan berbeda pada tiap
jenisnya, baik VPN IP, VPN IP Gold, maupun VPN IP Silver.
Jika dibandingkan dengan DINAccess maupun frame relay, VPN IP
memiliki flexibilitas yang lebih tinggi disamping adanya jaminan Quality of
36
Services yang tidak dimiliki DINAccess maupun frame relay. Disamping itu, jika
dibandingkan dengan provider lain yang berbasis teknologi sama, selain cakupan
yang lebih luas produk ini lebih dulu masuk ke pasar.
3.2.5 TELKOMLink Astinet
Astinet yang merupakan singkatan dari Access Service Dedicated To
Internet adalah layanan akses internet dan multimedia TELKOMNet untuk Akses
Internet menuju global internet. Layanan ini menyediakan fasilitas koneksi akses
ke internet yang disediakan pada port router TELKOMNet. Fasilitas ini dapat
digunakan untuk akses internet secara dedicated dengan menggunakan beragam
fasilitas saluran akses yang tersedia, misalnya melalui akses leased line, akses
DSL (HSMA), dedicated VSAT, akses radio dan sebagainya. Layanan akses
internet ini menggunakan saluran kabel yang memiliki kualitas transmisi serta
sekuriti sangat tinggi sehingga tidak bisa disadap orang lain. Berbeda dengan
transmisi radio yang bersifat broadcast dan dapat didengar oleh pengguna lain,
saluran kabel sangat aman dan komunikasi data tidak dapat disadap.
Astinet dedicated menyediakan layanan akses internet dedicated dengan
kecepatan bervariasi dari 64 Kbps sampai dengan 2 Mbps yang dapat digunakan
untuk akses internet secara terus menerus selama 1x24 jam dengan reliabilitas
yang handal dan performansi akses yang baik yang ditunjang dengan ketersediaan
bandwidth ke global internet. Kecepatan akses internet Astinet merupakan
kelipatan dari bandwith 64 Kpbs. Astinet memiliki rasio 1:1, tanpa Trouble
shaping ke internet, dengan tingkat pemeliharaan 80% maksimum trafik di link
dan router sepanjang lintasan.
37
Produk Astinet tercipta karena pertumbuhan jaringan internet yang
semakin besar dan pertumbuhan LAN (Local Area Network) untuk jaringan
komputer internal perusahaan terutama ethernet. Disamping itu, produk ini
muncul disebabkan oleh perkembangan PC (personal computer) semakin canggih
dan murah serta pertumbuhan penggunaan software di area business application
untuk efisiensi dan efektifitas perusahaan.
Gambar 3.6 Network Management system pada Astinet
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
Layanan internet Astinet ini memiliki karakteristik:
(1) Fully dedicated high speed connection untuk Global Internet
(2) Connecting customer Local Area Network untuk Internet melalui router
TELKOMNet
(3) Guaranteed Quality of Service for customer satisfaction
Sehingga bukan hal yang mengherankan jika Astinet lekat dengan karakteristik
dedicated dan always on.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan banyaknya
pelanggan sehingga layanan terhadap pelanggan Astinet pun terus ditingkatkan.
38
Layanan produk dari Astinet saat ini antara lain meningkatnya kecepatan
bandwith dari 64 Kbps, menuju minimal 2 Mbps. Disamping itu, speedy juga
mulai mengimplementasikan kecepatan akses 1Mbps. Hal tersebut didasarkan
pada keyakinan bahwa “more files need more storage and bandwidth”
Astinet merupakan salah satu produk unggulan Telkom, oleh sebab itu
Terlkom berusaha menjaga kualitasnya dengan menentukan standar layanan
produk Astinet. Standar kualitas Astinet adalah router border – router backbone
share utilitas maks 80%, router gateway – kapasitas bandwidth (nx16) Kbps,
delay time dari CPE ke router gateway adalah 400 ms, dan pelanggan-gateway
maksimum 8 hop. Gambar 3.7 merupakan konfigurasi dari layanan produk astinet
dengan standard kualitas yang yang di unggulkan tersebut. Hal tersebut
menyebabkan pergerakan dari global internet hingga sampai ke pelanggan hanya
membutuhkan waktu yang singkat. Hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas
dari produk Telkom.
Gambar 3.7 Konfigurasi Layanan Produk Astinet
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
39
Layanan yang dikembangkan adalah rasio 1:1 (upstream:downstream)
tanpa batasan ke global internet. Telkom juga menerapkan alokasi bandwith n×64
Kbps dan rata-rata Quality of Service pun sampai dengan n×64 Kbps. Sedangkan
fasilitas yang tersedia pada layanan ini adalah 8 IP statik (3 network, interface
dan broadcast, 5 free user define). Dapat ditambah sesuai kebutuhan melalui
mekanisme SB dan free web dan mail hosting di IDC TELKOMNet.
Disamping itu, masih banyak keuntungan yang bisa didapatkan oleh
pelanggan dengan menggunakan produk Telkom astinet ini antara lain, dengan
kemudahan dalam transfer IP, kemudahan dalam melakukan transfer domain,
kemudahan dalam mendapatkan DNS listing, dan kemudahan dalam melakukan
transfer mail dan web serta kemudahan dalam melakukan migrasi perangkat dan
service eksisting milik calon pelanggan yang sebelumnya berlanggan ke ISP lain
Tarif yang dibebankan pada pelanggan astinet terdiri dari biaya pasang
baru (instalasi) dan biaya pemakaian bulanan.
3.2.6 TELKOM ISDN
TELKOM ISDN yang memiliki kepanjangan Integrated Service Digital
Network atau Paduan Solusi Pelayanan Teknologi Informasi (PASOPATI) adalah
jaringan digital yang menyediakan layanan telekomunikasi multimedia,
merupakan pengembangan dari sistem telepon yang telah terintegrasi. Sistem ini
bekerja dengan bandwidth yang lebih lebar dan sistem digital dari ujung ke ujung
(terminal ke terminal) sehingga mampu mengirimkan suara, data, dan video
sekaligus dengan kecepatan, kualitas dan kapasitas tinggi hanya dengan satu
saluran.
40
Gambar 3.8 Contoh Aplikasi Layanan TELKOM ISDN
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
Berdasarkan kecepatannya, layanan dapat dikelompokkan menjadi dua:
(1) TELKOM ISDN BRA (Basic Rate Access/Micro Access)
Akses BRA mempunyai kecepatan total 144 Kbps, yang terdiri dari 2
kanal B dan 1 kanal D (2 kanal B masing-masing 64 Kbps dan 1 kanal D 16
Kbps). Satu kanal B dapat membawa informasi (suara, teks, data, gambar atau
video) dengan kecepatan 64 Kbps, sedangkan kanal D membawa pensimenyalan
dan paket data sampai 16 Kbps.
(2) TELKOM ISDN PRA (Primary Rate Access/Macro Access)
Akses PRA mempunyai kecepatan total 1984 Kbps, yang terdiri dari 30
kanal B dan 1 kanal D (30 kanal B, masing-masing 64 Kbps dan 1 kanal D 64
Kbps). Satu kanal B dapat membawa informasi (suara, teks, data, gambar atau
video) dengan kecepatan 64 Kbps, sedangkan kanal D membawa pensimenyalan
dan paket data sampai 64 Kbps.
Gambar 3.9 Konfigurasi Layanan TELKOM ISDN
(Sumber: St. Dwi Hendro K, powerpoint Modul-1 Produk dan Layanan SEN)
41
Fitur yang disediakan yang pada layanan TELKOM ISDN ini antara lain: Calling
Line Identification Presentation (CLIP), Calling Line Identification Restriction
(CLIR), Connected Line Identification Presentation (COLP), Connected Line
Identification Restriction (COLR), Close User Group (CUG), Direct Dialing In
(DDI), Multi Subscriber Number (MSN), Sub Adressing (SUB), User to User
Signaling (UUS), dan Call Waiting dan Terminal Portability (TP).
Keuntungan produk TELKOM ISDN adalah dapat digunakan untuk
aplikasi layanan Video Conference, PC Multimedia (ISDN Phone), G4-Fax (Hi-Q
Fax), Wide Voice, Tele-doctor, Tele-disket, Remote Security Control, PC Work
Group, Inter LAN dan Internet Access. Selain itu, produk ini juga efisien, hanya
dengan satu saluran dapat digunakan untuk mengirimkan suara, gambar dan
data/teks sekaligus. Disamping efisien, produk ini juga fleksibel, dalam pemilihan
dan penggantian terminal sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan karena
mempergunakan interface yang berlaku di seluruh dunia. Produk ini pun dapat
digunakan untuk jenis jasa telekomunikasi digital atau non digital.
3.3 Penanganan Gangguan Pada Produk Layanan SEN
Gangguan layanan yang biasa dikeluhkan pelanggan dapat berupa trouble
dan komplain. Kedua hal tersebut memiliki definisi maupun penanganan yang
berbeda.
3.3.1 Definisi Komplain dan Trouble
Definisi komplain adalah keluhan pelanggan terhadap kinerja suatu
layanan atau produk sebuah perusahaan sehingga mengganggu kenyamanan yang
bersangkutan (pelanggan) dalam menggunakan layanan tersebut.
42
Sedangkan definisi dari trouble adalah terjadinya suatu masalah terhadap
layanan atau produk sebuah perusahaan yang biasannya bersifat teknis yang
menyebabkan layanan atau produk tersebut tidak optimal penggunaannya.
3.3.2 Komplain dan Trouble pada Produk SEN
Dalam Costumer Service tidak semua komplain pelanggan dikelompokan
atau digolongan dalam klasifikasi trouble (gangguan). Adakala terjadinya
gangguan teknis (trouble), namun karena sifat layanan dan teknologi yang
digunakan.
Oleh sebab itu diperlukan edukasi atau pengetahuan bagi pelanggan dan
pegawai yang menangani produk SEN dalam memahami keluhan pelangggan
yang bukan merupakan gangguan teknis, sehingga tidak mengutak-atik perangkat
yang justru akan menimbulkan gangguan teknis.
3.3.3 Pelaporan dan Penanganan Troubleshooting
Pelaporan gangguan produk layanan Telkom terutama produk layanan
SEN dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Pelanggan dapat melaporkan
kerusakan atau gangguan yang terjadi via telepon ke nomor 147. Pelanggan juga
dapat datang langsung ke kantor Telkom terdekat untuk membuat laporan
mengenai kerusakan ataupun gangguan yang terjadi. Pelanggan pun juga dapat
mengakses situs resmi Telkom dalam menangani gangguan layanan ini melalui
http://www.c4.telkom.co.id/ .
43
Gambar 3.10 Layanan Corporate Costumer Care Center pada situs
(Sumber: http://www.c4.telkom.co.id/index.)
Pada situs Corporate Costumer Care Center tersebut pelanggan dapat login pada
kolom yang telah tersedia untuk dapat melaporkan gangguan yang terjadi maupun untuk
dapat memperoleh info troubleshooting dari produk yang dimiliki oleh pelanggan.
Corporate Customer Care Center tercipta ditengah era kompetisi yang semakin
tajam sekarang ini, TELKOM dituntut mampu memenangkan persaingan di High
End Market (HEM). Keberadaan Customer Care yang excellent menjadi suatu
fokus manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip Customer Relationship
Management (CRM).
44
Gambar 3.11 Formulir Pengisisan Keluhan Pelanggan pada C4
(Sumber: http://www.c4.telkom.co.id/keluhan.php)
Corporate Customer Care Center adalah unit yang berada di Divisi
Enterprise Service yang kehadirannya diharapkan mampu menjawab persaingan
di HEM, dan suppoting bagi Account Manager dalam mengelola pelanggan
korporasi secara personalize dan customized. Corporate Customer Care Center
terlahir melalui evolusi yang cukup panjang dari pola konvensional ke mekanisme
45
integrated yang didukung IT yang real time dan aplikasi yang handal (T3-online,
CINTA, Network Monitoring System).
Corporate Customer Care Center beroperasi 24 jam sehari dan tujuh hari
dalam seminggu, berada pada tujuh titik lokasi layanan yang melingkupi area
sebagai berikut:
(1) C4 Unit Corporate Customer I Medan, Area Divisi Regional 1 meliputi
cakupan operasional pulau Sumatra.
(2) C4 Nasional Jakarta , Area Divisi Regional 2 meliputi cakupan operasional
Daerah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek)
(3) C4 Unit Corporate Customer III Bandung, Area Divisi Regional 3 meliputi
cakupan operasional Daerah Jawa Barat dan Banten.
(4) C4 Unit Corporate Customer IV Semarang, Area Divisi Regiona 4 meliputi
cakupan operasional Daerah Jawa Tengan dan DIY.
(5) C4 Unit Corporate Customer V Surabaya, Area Divisi Regional 5 meliputi
cakupan operasional Daerah Jawa Timur.
(6) C4 Unit Corporate Customer VI Balikpapan, Area Divisi Regional 6 meliputi
cakupan operasional pulau Kalimantan.
(7) C4 Unit Corporate Customer VII Makassar, Area Divisi Regional 7 meliputi
cakupan operasional Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Corporate Customer Care Center menyediakan berbagai media akses bagi
pelanggan korporasi untuk berinteraksi dalam hal komplain, informasi produk,
dan informasi pasang baru, yaitu:
(1) Toll Free : 0-800-1-TELKOM (835566),
(2) Web : www.c4.telkom.co.id
46
(3) E-mail : [email protected]
(4) Direct akses alternatif : 021 3863000
(5) Seluler : 0811989372
(6) Fax : 0-800-1-135135
Untuk menjawab berbagai tantangan bisnis kedepan, masalah sumber
daya, dukungan IT dan bisnis proses menjadi suatu keharusan pemenuhan
operasional Corporate Customer Care Center. Dari aspek bisnis proses,
Corporate Customer Care Center telah menstandarisasi bisnis proses melalui
implementasi ISO 9001:2000 sejak September 2005 dan memperoleh sertifikasi
dari Lembaga Sertifikasi PT TUV International Indonesia diserahkan pada hari
Senin, 24 April 2006 di Grand Ballroom Hotel Dharmawangsa oleh Senior
Manager Marketing TUV Catarina Castellanos. Dengan standarisasi ini, PT
Telkom memiliki komitmen untuk mencapai visi dan misi yang pada akhirnya
demi kepuasan pelanggan. Pelanggan tidak lagi akan mengalami ketidakjelasan
dan keraguan kepada siapa harus komplain dan meminta informasi terhadap
semua layanan korporasi.
Gambar 3.12 Layanan Produk Corporate Customer Care Center (C4)
(Sumber: http://www.c4.telkom.co.id/v2/tentang.php)
47
Dalam menangani gangguan atau troubleshooting bisa dilakukan berbagai
upaya. Dan penanganan untuk setiap produk berbeda-beda. Untuk menangani
gangguan pada VPN GOLD, pengaduan gangguan pada layanan VPN GOLD,
maka Telkom akan melakukan pengecekan dari NMS untuk mengetahui apakah
ada indikasi gangguan pada jaringan Telkom, dan juga Telkom melakukan
pengecekan Status PVC (Permanent Virtual Circuit) pada frame relay.
(1) Kondisi Frame relay Normal dan Status UP ditandai dengan :
protocolStatus = normalCondition
networkSideEventHistory = ++++
(2) Kondisi Frame relay Down ditandai dengan :
protocolStatus = errorCondition
networkSideEventHistory = xxxx
(3) Kondisi Frame relay UP namun masih dirasakan gangguan oleh pelanggan
ditandai dengan :
protocolStatus = normalCondition
networkSideEventHistory = +x+x
Untuk mengetahui indikasi gangguan awal, bisa dilihat berdasarkan
Lampu indikasi modem (setelah di restart) yang terdapat pada pelanggan,
diantaranya:
(1) Lampu modem 103 sampai 109 hidup normal
(2) Lampu modem 103 dan 105 mati berarti ada permasalahan di router
pelanggan. Koordinasikan dengan pelanggan untuk me-reset modem dan
router dan mengecek kabel V35 dan port-portnya.
(3) Lampu modem 104 dan 109 mati berarti gangguan jaringan lokal.
48
(4) Lampu modem 105 dan 106 mati berarti cek koneksi yang masuk ke router
pelanggan (tidak ada komunikasi ke router). Koordinasikan dengan
pelanggan untuk.mengecek kabel V35 dan port-portnya.
(5) Lampu modem 103 mati berarti ada permasalahan di router pelanggan.
Koordinasikan dengan pelanggan untuk.me-reset modem dan router dan
memeriksa konfigurasi di router.
(6) Lampu modem LA (Local Alarm) menyala dan 109 mati berarti gangguan
jarlok.
(7) Lampu modem 104 mati, gangguan di sisi jaringan transmisi Telkom
(8) Lampu modem 142 menyala berarti sedang proses loop/bertest
Sedangkan pada laporan pengaduan gangguan pada layanan VPN IP dan
ASTINET, maka Telkom akan melakukan pengecekan interface pelanggan pada
router Telkom (router PE) dan monitoring layanan melalui NMS. Ada empat
interface status, yaitu:
(1) Sexx/yy/zz: is up, line protocol is up, artinya kondisi normal.
(2) Sexx/yy/zz: is up, line protocol is down, artinya gangguan di sisi akses atau
CPE.
(3) Sexx/yy/zz: is down, line protocol is down, artinya interface PE tidak
tersambung.
(4) Sexx/yy/zz: is administrtively down, line protocol is down, artinya interface
di shutdown dengan sengaja.
49
Untuk mengetahui indikasi gangguan awal, bisa dilihat berdasarkan lampu
indikasi modem yang terdapat pada pelanggan, diantaranya :
(1) Untuk Modem Tellbas STU
(a) Lampu modem 103 sampai 109 hidup normal.
(b) Lampu modem 103 dan 105 mati berarti ada permasalahan di router
pelanggan. Koordinasikan dengan pelanggan untuk me-reset modem dan
router dan mengecek kabel V35 dan port-portnya.
(c) Lampu modem 104 dan 109 mati berarti gangguan jaringan lokal.
(d) Lampu modem 105 dan 106 mati berarti cek koneksi yang masuk ke
router pelanggan (tidak ada komunikasi ke router). Koordinasikan dengan
pelanggan untuk.mengecek kabel V35 dan port-portnya.
(e) Lampu modem 103 mati berarti ada permasalahan di router pelanggan.
Koordinasikan dengan pelanggan untuk.me-reset modem dan router dan
memeriksa konfigurasi di router.
(f) Lampu modem LA (Local Alarm) menyala dan 109 mati berarti gangguan
jaringan lokasi.
(g) Lampu modem 104 mati, gangguan di sisi jaringan transmisi Telkom
(h) Lampu modem A menyala berarti sedang proses loop/bertest.
(2) Untuk Modem Tellbas CTU-S
(a) Lampu modem Line 1, Line2 ON dan power ON jaringan Normal
(b) Lampu modem Line 1, Line2 OFF, PMA menyala merah indikasi jaringan
Telkom terganggu.
(c) Lampu modem DMA menyala Merah kondisi loop/ber test.
(3) Untuk Modem Zyxel Prestige
50
(a) Lampu modem DSL ON, PPP/ACT Blinking jaringan Telkom normal.
(b) Lampu modem 10/100 LAN, Menyala orange maka LAN terkoneksi
(c) Lampu modem DSL Blinking, jaringan Telkom intermitten/kualitas
terdegradasi.
Untuk pengecekan awal dari sisi pelanggan jika terjadi gangguan (layanan
down) pada layanan ASTINET dan VPN IP adalah dengan melakukan Tes Ping
ke IP GW dan IP CE (jika ping ke IP GW dan IP CE bagus, maka dilanjutkan
ping ke IP PE, tetapi jika ping ke IP GW tidak bagus, maka pelanggan bisa cek
internal Local Area Network pelanggan). Dan sebaliknya pelanggan juga
melakukan simulasi langsung satu PC ke modem sebagai identifikasi awal untuk
mengetahui letak gangguan yang terjadi. Namun jika hasil test Ping IP PE tidak
bagus, maka pelanggan bisa melapor ke Helpdesk Telkom.
Untuk pengecekan awal dari sisi pelanggan jika terjadi gangguan (layanan
lambat) dan tidak dapat membuka web domain tertentu) pada layanan ASTINET,
maka coba lakukan ping dan trace ke salah satu web domain. Kemudian hasil ping
dan trace di capture dan dikirim hasil capture ke mail: [email protected]
dan [email protected] untuk dilakukan analisa lebih lanjut
Layanan DINAccess dalam jaringan TELKOMNet menempati Layer 1
yang menggunakan jaringan backbone IMUX. Monitoring layanan ini dapat
dilakukan menggunakan NMS untuk kedua lokasi pelanggan dari modem di satu
sisi sampai modem di sisi lainnya. Layanan DINAccess menggunakan modem
Martis dari Tellabs. Hubungan antara modem dengan node terdekat adalah
melalui jaringan lokal (jarlok), sedangkan hubungan antar node menggunakan
trunking.
51
Untuk mengetahui indikasi gangguan awal, bisa dilihat berdasarkan lampu
indikasi modem yang terdapat pada pelanggan, diantaranya :
(1) Lampu modem 103 sampai 109 hidup berarti normal
(2) Lampu modem 103 dan 105 mati berarti ada permasalahan di router
pelanggan. Koordinasikan dengan pelanggan untuk me-reset modem dan
router dan mengecek kabel V35 dan port-portnya.
(3) Lampu modem 104 dan 109 mati berarti gangguan jaringan lokal.
(4) Lampu modem 105 dan 106 mati berarti cek koneksi yang masuk ke router
pelanggan (tidak ada komunikasi ke router) koordinasikan dengan pelanggan
untuk.mengecek kabel V35 dan port-portnya.
(5) Lampu modem 103 mati berarti ada permasalahan di router pelanggan.
Koordinasikan dengan pelanggan untuk me-reset modem dan router dan
memeriksa konfigurasi di router.
(6) Lampu modem LA (Local Alarm) menyala dan 109 mati berarti gangguan
jarlok.
(7) Lampu modem 104 mati, gangguan di sisi jaringan transmisi Telkom
(8) Lampu modem 142 menyala berarti sedang proses loop/bertest.
Untuk menangani gangguan yang pada layanan VPN DIAL, maka
diperlukan informasi awal tentang data user name, password, nomor telepon
untuk dial, Dial ke nomor berapa dan pesan error code yang muncul. Setelah
informasi awal laporan diketahui, maka Telkom akan melakukan pengecekan
pada Radius Telkom.
Dengan melakukan pengecekan terhadap username dan password
pelanggan apakah benar/valid, lalu dilakukan pengecekan berdasar nomor dial,
52
dan dari hasil pengecekan ini akan diketahui nomor dial tujuan pelanggan, durasi
dan pada tanggal pemakaian (dial), user domain yang dipakai, serta IP yang
didapat pada saat melakukan koneksi. Setelah data-data tersebut diketahui, maka
akan dilakukan pengecekan lebih lanjut dilakukan oleh pihak Telkom untuk
memastikan letak gangguan yang terjadi.
BAB IV
PENUTUP
Sebagai penutup laporan kerja praktek di Kantor Cabang Telkom
Mojokerto ini, penyusun mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih karunia, penyertaan serta berkat-Nya sehingga penyusun dapat
melaksanakan praktek kerja ini sesuai rencana. Penyusun juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak Kantor Cabang Telkom Telkom Mojokerto
yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk melaksanakan kerja
praktek di Kantor Cabang Telkom Telkom Mojokerto dan memberikan
pengalaman bagi penyusun untuk dapat mengetahui dunia industri secara luas.
Semoga yang apa yang telah diperoleh penyusun dapat menjadi tumpuan
untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi pada dunia kerja
maupun dunia industri kelak.
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek Industri di Kantor Cabang Telkom Mojokerto,
penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
(1) Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar dan tertua di Indonesia
terbagi menjadi tujuh Divisi Regional.
(2) Telkom selalu memberikan layanan yang terbaik bagi para pelanggannya.
Hal tersebut nampak dalam misi yang selalu berdedikasi tinggi.
(3) Produk yang dikembangkan oleh Telkom selalu mengalami perbaikan untuk
menyempurnakan produk yang sudah ada sebelumnya.
58
54
(4) Telkom memiliki beberapa produk layanan, salah satunya adalah SEN.
Layanan pada produk SEN sendiri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
(a) TELKOMLink DINAccess,
(b) TELKOMLink VPN GOLD,
(c) TELKOMLink VPN DIAL,
(d) TELKOMLink VPN IP,
(e) TELKOMLink ISDN, dan
(f) TELKOMNet Astinet.
(5) TELKOMLink DINAccess merupakan suatu produk sarana komunikasi
akses dedicated dengan kecepatan sesuai permintaan pelanggan dengan
teknologi end-to-end solution.
(6) Layanan TELKOMLink VPN GOLD (frame relay) adalah Produk untuk
layanan akses yang efektif untuk intranet perusahaan dengan koneksi point
to point/multi-point.
(7) TELKOMLink VPN DIAL ini merupakan sebuah layanan akses yang
efektif untuk intranet perusahaan yang menjamin solusi scalable, secure,
dan flexible untuk lingkungan bisnis yang dinamis dan mempunyai cabang
tersebar di cakupan nasional dengan transfer data yang tidak besar melalui
PSTN.
(8) TELKOMLink VPN IP merupakan sebuah layanan dari Telkom sebagai
layanan komunikasi data any to any connection berbasis IP Multi Protocol
Label Switching (MPLS).
(9) Astinet yang merupakan singkatan dari Access Service Dedicated To
Internet adalah layanan akses internet dan multimedia TELKOMNet untuk
55
Akses Internet menuju global internet dengan menggunakan port router
TELKOMNet dan dapat digunakan melalui berbagai saluran akses yang
tersedia.
(10) TELKOM ISDN adalah jaringan digital yang menyediakan layanan
telekomunikasi multimedia, merupakan pengembangan dari sistem telepon
yang telah terintegrasi.
(11) Komplain adalah keluhan pelanggan terhadap kinerja suatu layanan atau
produk sebuah perusahaan sehingga mengganggu kenyamanan yang
bersangkutan (pelanggan) dalam menggunakan layanan tersebut. Sedangkan
definisi dari trouble adalah terjadinya suatu masalah terhadap layanan atau
produk sebuah perusahaan yang biasannya bersifat teknis yang
menyebabkan layanan atau produk tersebut tidak optimal penggunaannya.
(12) Demi pelayanan yang memuaskan Telkom telah memiliki website tersendiri
agar pelanggan dapat sesegera mungkin melaporan kerusakan jaringan yang
terjadi. Layanan tersebut adalah Corporate Costumer Care Center atau C4
(http://www.c4.telkom.co.id/)
4.2 Saran
4.2.1 Saran Untuk Peserta Praktek Industri
(1) Dalam pelaksanaaan praktek industri, peserta harus memperhatikan langkah-
langkah dan prosedur yang berlaku di tempat praktek.
(2) Memperdalam teori yang ada hubungannya dengan bidang yang dikerjakan
dalam praktek indutri sebelum melakukan praktek industri.
(3) Ketekunan, ketelitian dan ketertiban kerja sangat diperlukan untuk mencapai
hasil kerja yang maksimal.
56
(4) Mampu menyesuaikan diri/beradaptasi dengan lingkungan perusahaan
sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis dengan karyawan.
(5) Kedisiplinan dan keuletan sangat penting untuk diterapkan di tempat praktek.
(6) Usahakan praktek yang dilakaukan dapat memberikan suatu inovasi atau
gagasan produk maupun program baru bagi perusahaan yang menjadi lokasi
praktek industri.
4.2.2 Saran Untuk Perusahaan
(1) Sebelum peserta praktek industri mulai bekerja hendaknya peserta mendapat
pengarahan seputar kerja yang akan dilaksanakannya serta aturan-aturan yang
berlaku pada perusahaan tersebut.
(2) Sebaiknya Kantor Cabang Telkom Mojokerto lebih mempromosikan produk
SEN dan tidak hanya terfokus pada speedy. Sebab di kota maupun kabupaten
Mojokerto terdapat banyak korporasi / industri.
(3) Kurangnya pengetahuan para teknisi lapangan (tenaga outsourcing) mengenai
pemasangan modem, penginstallan modem maupun penanganan gangguan.
(4) Kurangnya sosialisasi pada pelanggan dalam menangani produk layanan
Telkom dalam memahami keluhan pelangggan yang bukan merupakan
gangguan teknis, sehingga tidak mengutak-atik perangkat yang justru akan
menimbulkan gangguan teknis.
(5) Kurangnya pengarahan bagi pelanggan dalam merawat hardware produk
layanan, penanggan awal saat terjadi gangguan dan lain sebagainya sebagai
penunjang kualitas layanan jasa dari produk Telkom.
57
4.2.3 Saran Untuk Jurusan Elektro UM
(1) Membangun kerjasama yang baik antara jurusan dan Universitas Negeri
Malang pada umumnya dengan instansi, perusahaaan atau pabrik tempat
praktek industri.
(2) Sarana menempatkan mitra kerja antara perusahaan dengan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang di masa yang akan datang, khususnya mengenai
rekruitment tenaga kerja.
(3) Kurangnya pengarahan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama
melakukan praktek kerja di industri.
DAFTAR PUSTAKA
Kristiono, Stephanus Dwi Hendro. 2008. PPT Trouble Shooting Product Solution
Entreprise Network (SEN). Mojokerto : Telkom Mojokerto.
PT. TELKOM INDONESIA. 2006. Pojok TELKOMLink VPN IP, (Online),
(http://www.telkom.net/info_layanan_jt.php, diakses 28 Juli 2009)
PT. TELKOM INDONESIA. 2006. Corporate Costumer Care Center, (Online),
(http://www.c4.telkom.co.id/kenalilayanan, diakses 28 Juli 2009)
PT. TELKOM INDONESIA. 2009. ASTINet - akses internet dedicated, (Online),
(http://www.sijiwae.net/astinet/, diakses 28 Juli 2009)
PT. TELKOM INDONESIA. 2009. TELKOMNet Astinet, (Online),
(http://www2.telkom.net/index, diakses 28 Juli 2009)
UM. 2003. Pedoman Penlisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,
Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Penerbit UM
58