LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT -...
Transcript of LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT -...
1
LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN SUMBER DAYA MANUSIA BAGI
PERANGKAT DESA/KELURAHAN DI KECAMATAN KUTOARJO
KABUPATEN PURWOREJO
Oleh:
Agus Dwi Atmoko, SE, MM
NIDN : 0609098001
PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
POLITEKNIK SAWUNGGALIH AJI
TAHUN 2016
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat-
Nya dan kasih-Nya, sehingga pengabdian kepada masyarakat ini kami selesaikan. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
pengabdian pada mayarakat ini.
Salah satu kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah Pengembangan Sumber Daya
Manusia di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo isi dari materi adalah Pemberdayaan
Ekonomi Dan Sumber Daya Manusia di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.
Pengabdian ini di lakukan untuk meningkatkan kineja SDM Perangkat Desa di
Kecamatan Kutoarjo. Tempat pelaksanaan pengabdian masyarakat ada di Kecamatan Kutoarjo
Kabupaten Purworejo.
Sekali lagi kami mengucapkan banyak terima kasih dari hati yang paling dalam semoga
berkah rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita semua. Semoga
pengabdian masyarakat yang telah kami lakukan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang
memerlukannya.
Purworejo, 20 Maret 2016
Penyusun
Agus Dwi Atmoko
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
LAMPIRAN................................................................................................................ .... .
BAB I PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN SDM
A. ANALIS SITUASI...................................................................................
B. SASARAN...............................................................................................
C. OUTPUT..................................................................................................
D. OUTCOME..............................................................................................
E. WAKTU PELAKSANAAN....................................................................
F. ANGGARAN...........................................................................................
LAMPIRAN
4
4
5
5
5
5
A. SURAT TUGAS
B. SURAT UCAPAN TERIMA KASIH
C. DAFTAR HADIR
D. FHOTO KEGIATAN
MODUL PEMBERDAYAAN EKONOMI A. EKONOMI PERDESAAN DAN PERANAN PEMERINTAH
B. KOPERASI PRODUK UNGGULAN DESA
C. RANCANGAN KEBUN TEKNOLOGI
D. KONSEP DASAR PENDAMPINGAN
MODUL SUMBER DAYA MANUSIA A. MANFAAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
B. KONSEP PENGEMBANGAN
C. IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SDM
4
1. 1 ANALIS SITUASI
Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat adalah lembaga yang mencakup
layanan pelatihan dan sertifikasi bagi masyarakat umum, industri, lembaga, perusahaan
pemerintah/ swasta, (secara kelompok maupun individual), baik ditangani lembaga P3M
secara langsung atau bekerjasama dengan lembaga lain. Untuk menyongsong Era
Globalisasi dan menabah wawasan bagi Para Pegawai Pemerintah P3M POLSA
melakukan kerjasama di Bidang Sumber Daya Manusia Untuk Perangkat Desa di
Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.
Pada pelaksanaan program layanan tersebut, proses belajar mengajar dan substansinya
dirancang dan diajukan berdasarkan pada:
Kemampuan sumber daya Dosen Politeknik Sawunggalih Aji,
Pemberdayaan dan peningkatan sumber daya di Politeknik Sawunggalih Aji;
Kebutuhan masyarakat yang mengacu pada upaya peningkatan SDM secara global
dan kemitraan.
Disamping itu, bidang ini juga melaksanakan beberapa bentuk kegiatan yang berorientasi
pada program layanan masyarakat. Kegiatan bidang ini dirancang dan diusulkan
berdasarkan pada:
Kebutuhan masyarakat yang mengacu pada pengembangan & kajian teknologi dan
manajemen industri, peningkatan ketrampilan SDM, atau penyelesaian masalah yang
berkembang di masyarakat;
Penerapan dan produksi (manufacturing) hasil-hasil penelitian dalam upaya
sosialisasi karya cipta seseorang (sekelompok);
Peningkatan ekonomi dan kemitraan;
Pemberdayaan dan peningkatan sumber daya di Politeknik Sawunggalih Aji.
1. 2 SASARAN
Sasaran kegiatan dalam Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Perangkat
Desa di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo antara Lain:
1. Membangun dan mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia yang mampu
berkiprah dalam pembangunan dan mengikuti perkembangan teknologi
2. Menciptakan situasi kondusif bagi kegiatan pengabdian pada masyarakat bagi
Perangkat Desa di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo.
5
3. Mendukung pembangunan dan pengembangan Pemerintah Daerah dan membantu
mencari solusi untuk mengatasi berbagai kendala khususnya dalam bidang IPTEKS.
1.3 Output
Pengabdian kepada Masyarakat merupakan pengamalan iptek yang dilakukan secara
melembaga melalui metode ilmiah langsung kepada masyarakat, dalam upaya
mensukseskan pembangunan dan pengembangan manusia pembangunan.
Berdasarkan sumber dana yang digunakan, program pengabdian kepada masyarakat
dibedakan dalam:
1. Pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui Pemberdayaan Kelompok
Masyarakat Desa.
2. Pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Desa.
3. Pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui Pemberdayaan SDM.
1.4 Outcome
Outcome merupakan tolak ukur keberhasilan program, yang disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui Pemberdayaan Kelompok
Masyarakat Desa dapat meningkatkan Kinerja dan Produktifitas masing masing
kelompok
2. Pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui pemberdayaan Ekonomi dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat desa
3. Pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia melalui Pemberdayaan SDM dapat
meningkatkan Kinerja Perangkat Desa dalam pengelolaan SDM di tiap tiap bidang .
1.5 Waktu Pelaksanaan
Peserta : Perangkat Desa di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo
Tempat : Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo
Waktu : 11 -20 Januari 2016
Materi :
1. Pemberdayaan Ekonomi
2. Pemberdayaan SDM.
6
1.6 Anggaran
Anggaran Pelatihan sebesar Rp 3.000.000 (tiga juta rupiah)
Purworejo, 20 Maret 2016
Penyusun
Agus Dwi Atmoko
7
Undangan Narasumber
8
SURAT TUGAS
9
Ucapan Terima Kasih
10
DAFTAR HADIR
11
FHOTO KEGIATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN PENINGKATAN SDM
BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN
PURWOREJO TAHUN 2016
12
13
MODUL PEMBERDAYAAN EKONOMI PEDESAAN
BAB I.
EKONOMI PERDESAAN DAN PERANAN PEMERINTAH
Pembangunan sektor-sektor perdesaan (= tradisional; agrokompleks) dapat mendorong
pertumbuhan sektor industri melalui penyediaan bahan pangan yang cukup, tenaga kerja, pemanfaatan
sumberdaya lahan dan modal. Pola pembangunan pertanian (seperti di Jepang ) dapat menganut pola
Rural Sector-Led Growth. Peningkatan produktivitas sektor-sektor perdesaan dapat memberikan
rangsangan bagi pengembangan produksi industri barang-barang konsumsi. Ada dua unsur penting yang
berperan dalam konteks ini. Pertama, pemanfaatan teknologi berlandaskan kemajuan llmu pengetahuan
(change from resource base to science agricultural development), yang didukung oleh pengembangan
kapital dalam bentuk prasarana irigasi dan transportasi, kredit pertanian, pengembangan industri pupuk,
lembaga penyuluhan dan pemasaran. Ke dua, kebijakan nilai tukar petani yang memadai. Pengembangan
industri memerlukan akumulasi kapital, yang terjadi karena peningkatan produktivitas sektor-sektor
agrokompleks melalui inovasi teknologi padat karya (labor intensive innovation). Interaksi sektor
pertanian (pedesaan) dengan sektor industri (perkotaan) bukan saja ditandai oleh arus modal, tetapi juga
arus perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri.
Pembangunan ekonomi Indonesia telah menimbulkan dampak serius, yaitu antara lain
kesenjangan pembangunan antara sektor perkotaan dan perdesaan atau sektor modern dengan sektor
tradisional (sektor-sektor kerakyatan). Untuk mengatasi maslaah ini, harus diprioritaskan upaya-upaya
untuk memperkuat sektor-sektor tradisional dan kerakyatan dan pemerintah menjadi fasilitator
penggeraknya. Sektor-sektor ini harus terbuka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan dan
kesempatan-kesempatan domestik dan global.
Dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas, maka sektor-sektor kerakyatan (tradisional dan
pedesaan) harus menjadi kuat; dan untuk itu sangatlah dibutuhkan pemerintahan yang kuat. Hal ini
berarti pemerintah perlu menyusun rencana yang rasional, dan mempunyai daya gerak fasilitatif yang
kuat untuk pelaksanaannya. Dalam hubungan ini sangat diperlukan situasi stabil yang dinamis untuk
berlangsungnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pada tahap awal campur tangan pemerintah
cukup besar sehingga terlihat seperti otoriter. Tetapi sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi,
negara akan menjadi semakin lebih demokratis. Keadaan semacam ini memang diperlukan karena proses
transformasi dalam kondisi proses globalisasi tidak dapat hanya didasarkan pada kebijaksanaan
mekanisme pasar saja.
Dalam sistem perekonomian Indonesia, proses transformasi berlangsung dalam situasi ketidak-
seimbangan dan respon unit-unit ekonomi tidak begitu fleksibel terhadap insentif harga karena
sumberdaya tidak dapat bergerak cepat (peculiary immobile), terutama tenaga kerja. Dengan demikian
untuk menjaga keseimbangan pembangunan, maka diperlukan campur tangan pemerintah. Apabila
pembangunan daerah berlangsung tanpa adanya campur tangan pemerintah secara memadai, maka
tingkat pembangunan akan menjadi tidak seimbang karena di daerah tertinggal lebih banyak kendala
daripada faktor pendorongnya.
STRATEGI pemberdayaan sistem perekonomian harus didukung oleh langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mobilisasi sumber keuangan (financial resources mobilization). Untuk mendorong akumulasi
modal di perdesaan, maka perlu dibangun lembaga ekonomi rakyat yang mengakar dan mandiri.
Lembaga ini digunakan bagi peningkatan tabungan masyarakat dan investasi untuk diversifikasi
ekonomi rakyat di pedesaan. Lembaga ini dikelola secara amanah dan profesional oleh tenaga-
tenaga muda desa, yang didampingi oleh “supervisor” tenaga terdidik perbankan. Peranan
14
pemerintah adalah pendidikan dan pelatihan tenaga-tenaga muda perbankan, bekerja-sama dengan
lembaga -lembaga perbankan. Untuk memberdayakan kelembagaan ekonomi ini diperlukan
kebijakan publik yang memihak kepada rakyat banyak.
2. Nilai Tukar Desa (Terms of trade). Nilai tukar desa yang tinggi perlu diupayakan pemerintah
melalui keterpaduan ekonomi pedesaan ke dalam reformasi nasional dan internasional. Untuk itu
perlu ketersediaan prasarana komunikasi dan teknologi tepat guna. Upaya lainnya ialah peningkatan
kelancaran arus barang dan jasa. Untuk itu alokasi dana pembangunan perlu ditekankan pada
pembangunan prasarana fisik dan perbaikan sistem transportasi ke wilayah perdesaan yang
langsung berkaitan dengan kegiatan ekonomi rakyat. Sasarannya adalah rendahnya biaya transpor
dan peningkatan keuntungan yang diterima oleh pengusaha-pengusaha di desa.
3. Program Paritas Pendapatan (Income Parity Program). Maksud dari kebijaksanaan sektor-sektor
perdesaan ini adalah menjaga kesetimbangan tingkat pendapatan antara perdesaan dan perkotaan.
Program ini terdiri atas: (a). pengembangan struktur ekonomi pedesaan untuk mencapai skala
ekonomi. (b). perluasan sistem produksi secara selektif, yang sesuai dengan perubahan permintaan.
(c) kebijaksanaan harga pangan untuk pemantapan nilai tukar produk-produk perdesaan.
4. Peningkatan kemampuan teknologi tepat guna. Kemampuan teknologi perlu diarahkan untuk
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam di pedesaan. Alokasi dana dan anggaran
pembangunan untuk biaya penelitian (research and development) teknologi desa perlu mendapat
prioritas. Pola penelitian partisipatif perlu dikembangkan, bekerjasama dengan lembaga-lembaga
penelitian pemerintah dan swasta.
5. Pemberdayaan kelompok-kelompok fungsional masyarakat di wilayah perdesaan menjadi
“Receiving Systems” yang mampu mengakses dan mengadopsi berbagai peluang inovasi dari
berbagai sumber inovasi yang umumnya berada di wilayah perkotaan.
BAB II.
KOPERASI PRODUK UNGGULAN DESA
2.1. Produk Unggulan Wilayah Desa
Komoditas unggulan wilayah merupakan produk hasil usaha masyarakat desa yang memiliki
peluang pemasaran yang tinggi dan menguntungkan bagi masyarakat desa. Produk unggulan wilayah ini
dapat berupa komoditi pertanian, pertambangan, peternakan, perikanan, kehutanan, kerajinan/industri
kecil, dan lainnya.
2.2. Koperasi Pengelola Produk Unggulan
Pengembangan produk-produk unggulan wilayah dalam rangka untuk memberdayakan
ekonomi rakyat setempat dapat dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan Koperasi Pengelola Produk
Unggulan Desa sebagai “LEMBAGA EKONOMI RAKYAT YANG MENGAKAR & MANDIRI”.
Koperasi seperti ini dapat dikembangkan dari lembaga-lembaga ekonomi tradisional yang telah ada, atau
melalui rekayasa sosial yang sesuai. Konsep pemberdayaan Koperasi ini dapat diabstraksikan dalam
bagan berikut.
2.3. Strategi Pengembangan Sentra Produksi
Beberapa macam kendala dalam pemberdayaan ekonomi rakyat di wilayah pedesaan ialah (1) keterbatasan kapabilitas sumberdaya alam, (2) masih adanya lokasi yang terisolir dan terbatasnya sarana dan prasarana fisik, (3) keterbatasan penguasaan modal dan teknologi, (4) lemahnya kemampuan kelembagaan penunjang pembangunan di tingkat perdesaan, dan (5) masih rendahnya akses masyarakat
15
terhadap peluang-peluang bisnis. Berdasarkan faktor pembatas & kendala tsb disusunlah konsep strategi pemberdayaan sbb:
2.4. Kelompok sasaran dan Lingkup Kegiatan
Kelompok sasaran:
a. Kelembagaan sosial -tradisional yang ada di masyarakat, seperti koperasi, kelompok tani, kelompok
peternak, Paguyuban dan lainnya
b. Kelompok-kelompok fungsional yang telah ada di masyarakat.
c. Warung pengecer bahan pokok, baik milik perorangan, kelompok (pra koperasi), maupun waserda
milik koperasi untuk diberdayakan / dikembangkan usahanya.
d. Pengusaha dan Pengusaha Kecil, baik perorangan maupun kelompok, terutama jama'ah
masjid/Kopontren yang bersangkutan yang bergerak di bidang produksi agribisnis/agroindustri dan
sektor lainnya untuk diberdayakan/dikembangkan, sehingga pada gilirannya dapat memperluas
kesempatan kerja (menyerap tenaga kerja).
e. Tenaga Kerja Terampil untuk dilatih dan ditempatkan sebagai pendamping dan atau tenaga
profesional / pengelola unit-unit usaha.
Lingkup Kegiatan:
a. Sosialisasi konsep pemberdayaan ekonomi rakyat dan identifikasi kelompok sasaran yang akan
mengembangkan unit usaha produk unggulan,
b. Rekruitmen tenaga terampil terdidik (yang nganggur ) untuk dijadikan petugas pendamping
lapangan (PPL)
c. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dengan thema:
(a) Pengembangan KUBA pengelola usaha produk unggulan wilayah
(b) Pra-koperasi simpan-pinjam pola perkreditan sederhana
(c) Usaha di berbagai sektor riil seperti agribisnis/agroindustri,
d. Penyaluran modal bergulir dan pendampingan untuk: (a) unit simpan-pinjam; (b) modal kerja
penyalur (grosir dan sub grosir) dan (c) modal kerja untuk mendukung usaha masyarakat di berbagai
sektor riil, terutama kelompok usaha bersama Agribisnis/agroindustri (KUBA).
e. Penyaluran dana, sesuai dengan tahapan pelaksanaan program, dilakukan langsung pengelola KUBA
melalui Bank yang ditunjuk setelah persetujuan diberikan oleh Tim Pembina atas usulan tim teknis
daerah.
f. Tim Pembina dan Tim Teknis melaksanakan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
program dan menyampaikan laporan kemajuan program secara periodik (bulanan dan triwulanan).
2.5. RANCANGAN KEBUN TEKNOLOGI:
PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TEKNOLOGI DESA
Penerapan teknologi tepat guna diharapkan dapat membantu pengembangan usaha produksi
produk unggulan di wilayah pedesaan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Beberapa kriteria yang dikemukakan oleh para pakar agar supaya suatu teknologi dapat disebut “TEPAT
GUNA” adalah:
1. Mampu menciptakan lapangan kerja atau kesempatan kerja
2. Menggunakan lebih banyak tenaga manusia
3. Pemeliharaannya mudah
4. Menggunakan lebih banyak bahan baku lokal
5. Pemanfaatan modal setempat
6. Pemanfaatan teknologi menengah/madya
7. Tidak boros sumberdaya alam dan tidak mengganggu lingkungan hidup.
16
Proses alih teknologi yang efektif mensyaratkan beberapa hal penting, a.l.:
1. Peran-serta secara aktif semua instansi terkait dan masyarakat penerima/pengguna untuk menghadapi
dan mengatasi kendala yang ada
2. Kerjasama dan komunikasi yang terprogram dalam suatu forum dialogis yang melibatkan semua
komponen yang terkait
3. Tersedianya wadah bagi forum dialogis antara masyarakat, pembawa, dan sumber teknologi yang
berada dekat dengan masyarakat dan mudah diakses oleh segenap masyarakat.
4. Adanya kelembagaan yang akomodatif dan partisipatif, didukung oleh adanya iklim inovatif dan
tenaga yang terlatih, serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang dan sistem informasi yang memadai.
5. Adanya tokoh panutan masyarakat yang mampu menggalang segenap potensi masyarakat untuk
diarahkan dan disiapkan untuk mengadopsi teknologi.
Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, tampaknya keberadaan “POSYANTEKDES” di
bawah kendali Koperasi Produk Unggulan dan bermitra dengan Instansi teknis / Perguruan Tinggi
mampu menjadi wahana yang efektif dalam proses alih teknologi tepat guna di wilayah pedesaan. Kebun
Teknologi ini dapat berfungsi ganda sebagai:
(1). Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Tepat-guna, yang dapat diakses oleh para anggaota dan
oleh masyarakat sekitar
(2). Pusat Penyuluhan, DEMOPLOT Ujicoba Penerapan Teknologi, dan Kaji Tindak
(3). Pusat Pelayanan dan Informasi IPTEK yang mampu menjalin hubungan dengan jaringan informasi
IPTEk yang lebih luas..
POSYANTEKDES ini secara operasional berada di bawah koordinasi dari Lembaga KOPERASI
PRODUK UNGGULAN yang ada di wilayah. POSYANTEKDES ini dapat melibatkan beberapa divisi
penting seperti MISALNYA:
I. DIVISI TEKNOLOGI BENIH DAN BIBIT UNGGUL
Lingkup Kerja Divisi ini adalah:
1. Teknik-teknik penanganan/ penyimpanan benih/ bibit
2. Teknologi perbanyakan benih
3. Teknologi pembibitan dengan cara grafting dll
4. Teknologi penanaman benih dan bibit
5. Teknologi pengelolaan kebun bibit dan kebun induk/koleksi.
II. DIVISI AGROTEKNOLOGI DAN AGROBISNIS /AGROINDUSTRI/Kerajinan
Lingkup Kerja Divisi ini adalah:
1. Teknologi budidaya tanaman/ Silvikultur
2. Teknologi Proses Manufaktur Kerajinan
3. Teknologi Perancangan produk kerajinan rakyat / industri kecil
4. Teknologi Pengemasan
5. Teknologi pemasaran dan promosi produk olahan pedesaan
III. DIVISI TEKNOLOGI PASCAPANEN DAN MAKANAN TRADISIONAL
Lingkup Kerja Divisi ini adalah:
1. Teknologi penanganan panen dan pasca panen
2. Teknologi pengolahan pangan nabati
3. Teknologi pengolahan pangan hewani dan ikani
4. Teknologi mekanisasi pertanian
17
IV. DIVISI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK DAN PAKAN TERNAK
Lingkup Kerja Divisi ini adalah:
1. Teknologi inseminasi buatan/kawin suntik
2. Teknologi perkandangan
3. Teknologi produksi unggas dan ruminansia
4. Teknologi ransum pakan alternatif
5. Teknik perawatan kesehatan ternak
6. Teknologi pengawetan/pengolahan pakan
V. DIVISI TEKNOLOGI LIMBAH DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
Lingkup Kerja Divisi ini adalah:
1. Teknologi penyediaan air bersih, pembuangan dan pengelolaan limbah domestik rumahtangga
2. Teknologi jamu /obat tradisional/TOGA
3. Teknologi daur ulang/pemanfaatan limbah pertanian
4. Teknologi pengolahan pangan dengan nilai gizi tinggi
5. Teknologi penyuluhan kesehatan yang efektif
6. Teknologi pemutusan rantai penularan penyakit, dan lainnya
VI. DIVISI TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN INFORMASI
Lingkup Kerja Divisi ini adalah:
1. Teknik komunikasi massal
2. Teknologi komputer / komputasi dan informatika
3. Teknik rekayasa sosial
4. Manajemen sistem informasi
5. Teknik dokumentasi dan publikasi.
VII. DIVISI TEKNOLOGI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN KEUANGAN
Lingkup Kerja Divisi ini adalah:
1. Teknik pembukuan keuangan sederhana
2. Teknik analisis usaha agribisnis/agroindustri
3. Teknik penyusunan kelayakan proyek/kegiatan produktif
4. Perkreditan & Kontrak bisnis
5. Baitul Ma’al/Perkoperasian/kelompok usaha bersama.
18
BAB III. KONSEP DASAR PENDAMPINGAN
3.1. Hakekat Pendampingan
3.1.1. Kegagalan Pasar dan Nilai-Nilai Subjektivitas
Alasan utama perlunya intervensi pemerintah dalam hal memberikan pemberdayaan masyarakat
perdesaan / petani adalah adanya fenomena kegagalan pasar (market failure). Kegagalan pasar membuat
petani tidak dapat berpartisipasi secara baik dalam struktur dan sistem yang ada.
Berdasarkan hal tersebut, maka pemberdayaan petani dalam bentuk pendampingan patut
dilakukan, karena apabila ini tidak dilakukan maka sistem dan struktur pasar yang tercipta cenderung
akan bias dari tujuan memberdayakan petani sebagai stakeholder utama pembangunan pertanian.
Apabila tidak dilindungi dan diberikan perlakuan khusus, misalnya dalam bentuk pendampingan, maka
petani sebagai bagian terbesar rakyat Indonesia akan tergilas oleh sistem ekonomi pasar yang bersaing
secara sempurna.
3.1.2. Ketidak-berdayaan Aparatur dan Prasarana Penunjang
Pemberdayaan petani dalam bentuk kegiatan pendampingan adalah tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui lembaga pemerintah yang berada di tingkat
pusat dan daerah bersama-sama dengan lembaga-lembaga sosial-tradisional yang telah mengakar di
masyarakat.
Dengan kelembagaan yang ada saat ini, sudah seharusnya bahwa kegiatan pembinaan dan
pemberdayaan petani dapat berlangsung dengan baik. Namun demikian karena keterbatasan tenaga atau
sumberdaya manusia, contohnya yaitu rendahnya jumlah dan mutu penyuluh pertanian, maka fungsi
manajemen pemerintah ini tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna. Fungsi ini makin sulit
direalisasikan karena jumlah petani yang sangat banyak yang tersebar di berbagai daerah yang kurang
atau rendah fasilitas transportasi dan komunikasi.
3.1.3. Ketidaksiapan Sistem Pengelolaan
Sistem formal pengelolaan pertanian belum tertata dengan baik dan juga dapat dikatakan tidak
antisipatif terhadap perubahan-perubahan. Lebih banyaknya kegiatan proyek dari pada kegiatan rutin
adalah salah contoh bahwa memang pengelolaan pembangunan pertanian belum berkembang. Banyak
kegiatan yang seharusnya menjadi tugas rutin pemerintah serta lembaga dan aparat pemerintahan
akhirnya diproyekan (dijadikan kegiatan proyek) karena secara rutin kegiatan-kegiatan itu tidak berjalan.
Hal ini terjadi karena memang lembaga dan aparat yang menanganinya tidak mampu melaksanakannya
yang pada dasarnya merupakan kelamahan sistem manajemen (pengelolaan).
Dalam kondisi dimana sistem pengelolaan belum dapat diandalkan ini maka perlu ada upaya
khusus untuk membina petani. Pembinaan tersebut dapat dalam bentuk pendampingan terhadap petani.
3.2. Pokok-pokok Program Pendampingan
Salah satu cara untuk memberdayakan masyarakat adalah melalui program pendampingan.
Kegiatan pendampingan terhadap masyarakat lebih banyak diawali oleh LSM melalui program-program
pembangunan masyarakat. Para pendamping (“Community workers”) tinggal dan bekerja di tengah
masyarakat sasaran dengan tujuan utama adalah mensukseskan program pembangunan melalui
pemberdayaan masyarakat. Dengan cara ini maka target dan tujuan dapat dicapai pada waktunya dan
bahkan dapat dipercepat. Pemberdayaan masyarakat dengan cara ini memiliki kesan bahwa kelompok
sasaran (petani) dimanjakan. Kesan ini barangkali benar bila pendamping atau pekerja masyarakat tidak
konsisten dengan tujuan akhirnya. Namun kesan ini akan dengan sendirinya hilang apabila pendamping
19
menyadari bahwa apapun yang dilakukan adalah dalam konteks tujuan akhir untuk memberdayakan
masyarakat .
3.2.1. Pendampingan Partisipasif dan Purna Waktu
Kegiatan pendampingan memang harus dilakukan terus menerus secara partisipatif sehingga
tujuannya dapat dicapai secara bertahap dan berkelanjutan.
Apabila ada teknologi inovatif yang diperkenalkan dan harus diadopsi oleh petani, maka
mekanisme pendampingan harus mampu memberdayakan petani dan kelompok tani menjadi “Receiving
Systems” yang layak.
3.2.2. Kejelasan Tujuan dan Sasaran
Kegiatan pendampingan baik sebagai rule atau discretion perlu memiliki tujuan dan sasaran
yang jelas. Tujuan dan sasaran bukan merupakan sesuatu abstrak tapi sebaliknya adalah sesuatu yang
dapat diukur. Dengan demikian maka evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran dapat dilakukan dengan
akurat.
Kegiatan pencapaian tujuan dan sasaran akan lebih terarah apabila tujuan dan sasaran
dirumuskan secara berjenjang dan bertahap. Dengan cara ini maka dengan mudah dapat dievaluasi
apakah pendampingan memiliki kema-juan atau malah stagnan dan tidak menunjukkan adanya dampak
yang berarti. Supaya kegiatan pendampingan dapat dievaluasi dengan baik maka paling tidak harus
dirumuskan tiga tujuan yaitu dasar, umum, dan operasional.
3.2.3. Jadwal kerja
Dengan jadwal program yang jelas maka kegiatan akan lebih terarah dan yang lebih penting lagi
yaitu dapat dipahami kapan program akan berakhir. Jadwal pada hakekatnya menyatakan target atau
sasaran yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu, kegiatan apa yang harus dilakukan untuk
pencapaian target itu, serta apa saja yang harus dikorbankan atau dikeluarkan sebagai biaya
3.3. Kriteria dan Karakteristik Pendamping
Pekerjaan sebagai pendamping bukan merupakan suatu tugas yang mudah. Pendampingan
adalah suatu keahlian dan dapat dianggap sebagai suatu misi. Tiga syarat pokok sebagai pendamping
(facilitator) masyarakat desa adalah : (1) Pendamping harus memiliki kompetensi dan kapasitas kognitif
serta pengetahuan yang dalam dan luas di bidangnya; (2) Pendamping memiliki komitmen profesional,
motivasi serta kematangan seperti yang ditujukan dalam pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
sebelumnya; dan (3) Pendamping memiliki kemauan yang sangat kuat untuk membagi apa yang
dianggapnya baik bagi sesamanya (orang lain).
Selain syarat-syarat ini, pendamping perlu memiliki kemampuan untuk dapat berfungsi sebagai
(1) pemrakarsa, (2) penunjuk jalan, (3) pendorong, (4) pendamai, (5) pengumpul fakta, dan (6) pemberi
fakta. Apabila mereka bekerja dalam kelompok maka pendamping harus difasilitasi untuk dapat
bekerjasama, memiliki kesamaan persepsi tentang tugas dan tanggung jawab mereka. Supaya fungsi
sebagai fasilitator dapat berjalan dengan baik maka kemampuan berikut perlu dimiliki: (1)
mengumpulkan data, (2) analisis dan identifikasi masalah, (3) melakukan interaksi atau membangun
hubungan dengan setiap kalangan, (4) kemampuan berorganisasi, (5) kemampuan menata proyek, dan
(6) kemampuan memberikan pelatihan.
20
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah suatu proses peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan kapasitas dari semua penduduk suatu masyarakat. Pengertian
pengembangan sumber daya manusia baik secara makro maupun secara mikro.
Pengembangan sumber daya manusia secara makro adalah suatu proses peningkatan kualitas
atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa yang
mencakup perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan. Sedangkan pengembangan sumber
daya manusia secara mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan,pelatihan dan
pengelolaan tenaga kerja atau karyawan untuk mancapai suatu hasil yang optimal
Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia
1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi : tidak terjadinya pemborosan, karena
kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerja sama antara berbagai satuan
kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda dan bahkan spesialistik,
meningkatkan tekad mencapai sasaran yang ditetapkan serta lancarnya koordinasi
sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang utuh.
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dengan bawahan : adanya
pendelegasian wewenang , interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa baik secara
teknikal maupun intelektual, saling menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan
untuk berpikir dan bertindak secara inovatif.
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat : dimana dalam
hal ini melibatkann para pegawai yang bertanggungjawab menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan operasional dan tidak hanya sekedar diperintahkan oleh para
manajer
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang
partisipatif.
6. Mempelancar jalannya komunikasi yang efektif : dimana dalam hal ini dapat
memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan operasionalisasinya.
7. Penyelesaian konflik secara fungsional : dalam hal ini memiliki dampak tumbuh
suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di kalangan para anggota
organisasinya.
21
Manfaat Pengembangan Bagi Para Karyawan
1. Membantu para karyawan membuat keputusan dengan lebih baik.
2. Meningkatkan kemampuan para pekerja dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
3. Terjadinya internalisasi dan operasional faktor-faktor motivasi.
4. Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk meningkatkan kemampuannya.
5. Peningkatan kemampuan karyawan untuk mengatasi stress dan konflik.
6. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para
pegawai dalam rangka pertumbuhan teknikal dan intelektual.
7. Meningkatnya kepuasan kerja.
8. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang.
9. Besarnya tekat pekerja untuk lebih mandiri
10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas baru dimasa depan.
Konsep Pengembangan
Pengembangan adalah setiap usaha untuk memperbaiki pekerjaan yang sekarang
maupun yang akan datang, dengan memeberikan informasi, mempengaruhi sikap atau
menambah kecakapan. Dengan kata lain pengembangan adalah setiap kegiatan yang
dimaksudkan untuk mengubah perilaku yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan dan sikap
(Moekijat 1982 ; 8 ). Menurut Drs. Hendayat Soetopo dan Drs. Wasty Soemantio (1982 : 45),
istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara
yang baru, dimana selama kegiatan tersebut terus-menerus dilakukan. Bila setelah
mengalami penyempurnaan penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup
mantap untuk digunakan seterusnya maka berakhirlah dengan kegiatan pengembangan.
22
Konsep Sumber Daya Manusia
Faktor manusia merupakan sumber daya sebagai titik sentral berpikir, perencanaan,
perekayasa, perancang bangunan dan pelaksana ataupun penyelenggara pembangunan dan
atau pelaku pembangunan. Kata “Sumber Daya” menurut Poerwadarminta (1984 : 223,974),
menjelaskan bahwa dari sudut pandang etimologis kata “sumber” diberi arti “asal” sedangkan
kata “daya” berarti “kekuatan” atau “kemampuan”. Dengan demikian sumber daya artinya
“kemampuan”, atau “asal kekuatan”.Pendapat lain mengatakan bahwa Sumber Daya diartikan
sebagai alat untuk mencapai tujuan atau kemampuan memperoleh keuntungan dari
kesempatan-kesempatan tertentu, atau meloloskan diri dari kesukaran sehingga perkataan
sumber daya tidak menunjukkan suatu benda, tetapi dapat berperan dalam suatu proses atau
operasi yakni suatu fungsi operasional untuk mencapai tujuan tertentu seperti memenuhi
kepuasan. Dengan kata lain sumber daya manusia merupakan suatu abstraksi yang
mencerminkan aspirasi manusia dan berhubungan dengan suatu fungsi atau operasi (Martoyo,
1992 :2).
KONSEP PENGEMBANGAN SDM
Pengembangan mengacu pada aktivitas-aktivitas yang diarahkan untuk meningkatkan
kompetensi selama periode waktu lebih panjang yang melampaui jabatan saat ini, guna
mengantisipasi kebutuhan masa depan organisasi yang terus berkembang dan berubah.
Merupakan proses persiapan individu dalam organisasi untuk mempersiapkan tanggung
jawab yang berbeda/ lebih tinggi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan
intelektual untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Didalamnya terdiri dari
perencanaan, pendidikan dan pelatihan dan pengelolaan ( management)
Langkah-langkah Pelaksanaan Pelatihan atau Pengembangan
1. Menganalisis kebutuhan pelatihan organisasi, yang sering disebut need assessment.
2. Menentukan sasaran dan materi program pelatihan.
3. Menentukan metode pelatihan dan prinsip-prinsip belajar yang digunakan.
4. Mengevaluasi program.
23
Analisis Kebutuhan Pelatihan atau Pengembangan
Mengingat bahwa pelatihan atau pengembangan pada dasarnya diselenggarakan
sebagai sarana untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara
kondisi yang ada saat ini dengan kondisi standard atau kondisi yang diharapkan, maka dalam
hal ini analisis kebutuhan pelatihan/ pengembangan merupakan alat untuk menganalisis gap-
gap yang ada tersebut dan melakukan analisa apakah gap-gap tersebut dapat dikurangi atau
dihilangkan melalui suatu pelatihan. Selain itu dengan analisis kebutuhan pelatihan maka
pihak penyelenggara pelatihan dapat memperkirakan manfaat-manfaat apa saja yang bisa
didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi partisipan sebagai individu, lembaga, maupun
pihak penyelenggara pelatihan itu sendiri.
Jika ditelaah secara lebih lanjut, maka analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa
tujuan, diantaranya adalah:
• Memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk
memperbaiki masalah atau meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok
sasaran.
• Memastikan bahwa para partisipan baik individu maupun lembaga yang mengikuti
pelatihan benar-benar sasaran yang tepat.
• Memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang menjadi pembelajaran selama
pelatihan benar-benar sesuai dengan elemen-elemen yang dituntut dari suatu capaian
tertentu.
• Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema
atau materi pelatihan.
• Memastikan bahwa masalah yang ada adalah disebabkan karena kurangnya
pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap tertentu bukan oleh alasan-alasan lain
yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan.
• Memperhitungkan untung-ruginya melaksanakan pelatihan mengingat bahwa sebuah
pelatihan pasti membutuhkan sejumlah dana.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kebutuhan pelatihan adalah selisih/gap
antara pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan/diminta dengan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang telah dimiliki oleh seseorang atau lembaga serta selisih/gap
antara kondisi yang diminta dengan kondisi yang telah dicapai.
24
Dengan analisa ini, maka akan diketahui adanya "gap" dari kebutuhan. Gap inilah
yang menjadi dasar ditetapkannya program pelatihan.Artinya, pelatihan yang dilakukan
didasarkan pada kebutuhan bukan pada pemenuhan semata adanya pelatihan.Proses pelatihan
akan berjalan lebih optimal jika diawali dengan analisa kebutuhan pelatihan yang tepat. Ada
tiga jenis analisa kebutuhan pelatihan yang bisa dijadikan sebagai alat untuk menilai
kebutuhan pelatihan, yakni: task-based analysis, person/individu-based analysis, dan
organizational-based analysis (Cascio, 1992; Schuler, 1993).
Didalam era globalisasi dengan hambatan-hambatan antar negara yang semakin
rendah kita sebagai negara berkembang perlu mempersiapkan karyawan, baik secara mental
dan material. Mental berarti mempersiapkan rasa percaya diri berbasis budaya bangsa, bahwa
kita sama dengan karyawan dari negara manapun. Basis budaya ini yang menjadi nilai
tambah bagi SDM Indonesia yang akan.memjadikan SDM Indonesia menjadi unik dan
mempunyai keunggulan kompetitif lebih.Material berarti kemampuan dari segi pengetahuan,
keahlian dan perilaku.
Dari hal yang diuraikan diatas dapat dirasakan pentingnya pengembangan bagi
karyawan.Muncul pertanyaan bagaimana selama ini perusahaan perusahaan mengupayakan
pengembangan bagi SDM nya?Disini kami memberikan contoh kasus yang sebelumnya
telah dilakukan penelitian terhadap PT WHY yang bergerak dibidang jasa keuangan dan
berkedudukan di Jakarta.Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk dapat lebih memahami
pentingnya pengembangan bagi karyawan dalam suatu perusahaan.Dari contoh kasus ini
kami mencoba memahami kondisi dan membandingkan antara teori dan realita serta fata dari
fungsi pengembangan pada PT WHY tanpa mencari hubungan sebab dan akibat.
25
Kerangka teori
Dalam model sistem program pengembangan ini ada beberapa fase yang perlu diamati
sebelumnya. (Bohlander and Snell, 2004)
1. Need Assessment
2. Design
3. Implementation
4. Evaluation
Kita akan berfokus pada Analisa Kebutuhan atau Need Assesment. Ada 3 aspek yang perlu di
perhatikan dalam fase ini yaitu:
- Kebutuhan organisasi
- Kebutuhan unit
- Kebutuhan individu
Dalam fase ini perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pengembangan yang sesuai
dengan kecenderungan strategi perusahaan.dengan demikian pebgembangan yang
dilalsanakan dapat diaplikasikan dalam perusahaan pada saat itu karena jenis pengenmbangan
yang dilaksanakan merupakan jenis yang dibutuhkan saat itu sehingga karyawan tidak
ketinggalan.dibanding dengan kompetitor. Kebutuhan unit akan kompetensi SDM yang
dibutuhkan perlu dikaji begiru juga dengan kebutuhan individu tersebut.
Dari pengertian pengembangan yang dijelaskan sebelumnya, esensi diklat cenderung
pada pendidikan sehingga akan menimbulkan reaksi. Reaksi itu memberikan 2 opsi yaitu
tertarik atau tidak tertarik
2) Seminar Dan Workshop
Kedua jenis diklat ini sangat diminati perusahaan karna sifatnya yang lebih private
dalam arti jumlah peserta lebih sedikit, materi lebih focus, sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi antar sesame peserta.Dalam hal ini PT WHY mengirimkan kaeyawan
untuk mengikuti seminar, baik di bidang industry ataupun bidang umum lainnya.Dapat
dikatakan seminar dan workshop merupakan diklat yang paling dominan dilakukan.
3) Fasilisator Ujian Gelar Profesi
PT WHY mencantumkan kepemilikan gelar profesi sebagai persyaratan mengikuti
diklat penjenjangan jabatansehingga banyak karyawan yang berminat.Namun kondisi ini
26
mengakibatkan 2 sisi yang bertolak belakang.Satu sisi karena merupakan persyaratan
mendapatkan promosi, yang mendorong karyawan untuk ikut serta.Namus, hanya sebatas
kepentingan tersebut, sehingga banyak yang tidak mengetahui secara benar tentang tujuan
dan manfaat pelatihan.
27
4) Program Beasiswa Pendidikan Formal
Pertimbangan pelaksanaan program ini adalah untuk menciptakan profesionalisme
dalam kinerja perusahaan, dan karena program kerja ini masih baru mulai dan masih berjalan,
dampak kegiatan ini belum berjalan.
Implementasi Program Pengembangan SDM
Organisasi sebagai wadah SDM pada umumnya masih menganggap karyawan / SDM
hanya cost center atau sumber biaya. Memang benar, untuk jangka pendek SDM adalah cost
center, tetapi dalam jangka panjang SDM adalah profit center bagi perusahaan. Salah satu
fungsi SDM yang dianggap sebagai cost center adalah pengembangan. Meski demikian,
pentingnya sumber daya untuk pengembangan merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri.Penyebab utama organisasi tidak menyediakan sumber daya pengembangan yang
cukup adalah karena tidak memahami pentingnya pengembangan.Pengembangan yang baik
memerlukan investasi yang tepat, baik dalam bentuk uang maupun waktu.Tanpa keduanya
pengembangan sulit dilaksanakan.
Berdasarkan konsep pengembangan menurut Bohlander (2004), diperlukan
perencanaan yang sangat baik dan terintegrasi antara visi dan misi perusahaandengan konsep
diklat.Dengan demikian diharapkan dapat meminimalkan gap antara harapan dan kenyataan.
Bohlander and Snell (2004) mengatakan bahwa development which tends to be more
toward boardening an individual’s skill for the future responsibility”. Pengembangan lebih
berorientasi jangka panjang yang bertujuan meningkatkan knowledge, skill dan attitude SDM
Berikut akan ditelaah tentang implementasi pada PT WHY secara partial dari keempat
jenis diklat yang dilaksanakan.
1) Diklat Promosi
Dari permasalahan yang timbul, dapat dikembangkan system yang dapat lebih membantu
pelaksanaan diklat sehingga tepat sasaran. :
i. Pada tingkat organisasi perlu dengan jelas ditetapkan pengertian, visi dan
implementasi diklat sehingga sebelum mencari metode yang tepat , SDM sudah
mengetahui dengan jelas hal yang menjadi tanggung jawabnya, lingkup pekerjaan,
28
batas wewenang, serta jenis pekerjaannya (Margaret Dale 2003). Apabila pekerjaan
tersebut cenderung didominasi tugas administrasi maka sebaiknya pelatihan yang
diberikan berorientasi jangka pendek berupa pelatihan. Tetapi apabila pekerjaan
tingkat manager, baik top, middle, atau lower yang diperlukan adalah kemampuan
konseptual, manajerial dan administrasi, sehingga diperlukan pelatihan yang bersifat
jangka panjang dan aplikasi.
ii. Melihat kebutuhan unit kerja yang membutuhkan SDM yang berkompetensi untuk
unit kerjanya maka kriteria yang diajukan sebagai syarat keikutsertaan sebaiknya
bukan hanya berdasarkan administrasi misalnya, masa kerja, gelar profesi, tetapi
mungkin lebih baik berdasarkan kompetensi yang dimiliki calon peserta. Karena
kompetensi bukan hal yang mudah untuk dicapai. Jumlah atau kuantitas peserta
sebaiknya jangan menjadi pertimbangantetapi kualitas peserta harus menjadi suatu
keharusan.
2) Seminar Atau Workshop
Seminar atau workshop akan bermanfaat jika materi yang disampaikan bukan merupakan hal
yang teknis hanya bersifat informasidan menambah pengetahuansebab hal teknis tidak
mungkin dapat dipelajari dalam wktu 1-2 hari sehingga dirasa kurang efektifmengikuti
pelatihan untuk pekerjaan teknis.
Pelaksanaan seminar atau workshop harusnya mempunyai kriteria peserta yang dianggap
cocok untuk materi tersebut.Hal ini sangat perlu untuk diperhatikan agar tujuan pembelajaran
tercapai. Sehingga pada saat penunjukan peserta sudah dipersiapkandegan baik, di lihat dari
segi:
- Instruksional objective (tujuan pembelajaran)
- Trainee readliness (kesiapan calon peserta)
- Learning principles (makna pembelajaran
29
3) Gelar Profesi
Sebaiknya perusahaan mempunyai kebijakan bahwa. Gelar profesi merupakan kebijakan
umum yang berlaku bagi seluruh karyawan dan merupakan standar dasar untuk kualifikasi
segala lapisan jabatan sebagai bentuk pembelajaran agar mengetahui alur bisnis perusahaan
dan bukan hanya menjadi syarat untuk promosi , maka standar SDM akan lebih baik.
4) Beasiswa Formal
Kondisi persaingan saat ini memang memerlukan perjuangan ekstra agar dapat bersaing
dengan competitor, perjuangan tersebut harus dibekali dengan pengetahuan, keahlian,
perilaku, dan wawasan yang handal.Hal ini juga menjadi pertimbangan perusahaan untuk
memutuskan memberikan kesempatan bagi karyawan yang mampu lolos seleksi untuk
melanjutkan pendidikan formal lebih tinggi.
30
Daftar Pustaka
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA . Prof. Dr. Sondang P. Siagian Bohlander and Snell .2004 .“Human Resource Management”; International
Student Edition Thompson South – Western
Dale, Margareth. 2003 Developing Management Skill techniques for
improving &performance terj.Ramelan , PT Bhuana Ilmu Populer Jakarta
Dessler, Gerry . 2005. Human Resource Management. 9th edition terj. Elly Tanya, PT Indeks Gramedia, Jakarta
Moekijat. 1998. Perencanaan dan Pengembangan Karier Pegawai.
31