LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - repositori.unud.ac.id fileLAPORAN PENELITIAN MANDIRI ... KATA PENGANTAR...

22
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI PEMANFAATAN BUNYI DARI SINGING BOWL DENGAN MENGGUNAKAN TENAGA DALAM UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI ETEC B2432 Oleh: Ni Luh Putu Trisnawati, S.Si., M.Si. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2014

Transcript of LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - repositori.unud.ac.id fileLAPORAN PENELITIAN MANDIRI ... KATA PENGANTAR...

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

PEMANFAATAN BUNYI DARI SINGING BOWL DENGAN

MENGGUNAKAN TENAGA DALAM UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN

BAKTERI ETEC B2432

Oleh:

Ni Luh Putu Trisnawati, S.Si., M.Si.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

ii

1 Judul Penelitian : Pemanfaatan Bunyi Dari Singing Bowl Dengan

Menggunakan Tenaga Dalam Untuk Menghambat

Pertumbuhan Bakteri Etec B2432

2 Ketua Peneliti

a. Nama lengkap dengan gelar : Ni Luh Putu Trisnawati, S.Si., M.Si.

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Tingkat I/III-B/19720212 200003 2 001

d. Jabatan Fungsional : Lektor

e. Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika

f. Universitas : Udayana

g. Bidang Ilmu yang diteliti : Biofisika

3 Jumlah Tim Peneliti : 1(satu) orang

4 Lokasi Penelitian : Laboratorium Biofisika Jurusan Fisika FMIPA Unud

5 Kerjasama

a. Nama Instansi : -

6 Jangka Waktu Penelitian : 5(lima) bulan

7 Biaya Penelitian : Rp. 7.500.000,-

Denpasar, Desember 2014

Mengetahui, Ketua Peneliti

Dekan FMIPA Unud

Ir. A.A. Gde Raka Dalem, M.Sc(Hons) NLP Trisnawati, S.Si., M.Si.

NIP. 196507081992031004 NIP. 19720212 200003 2 001

iii

Daftar Isi

RINGKASAN

SUMARRY

KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN ……………………………………………………..... 1

II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………...…………. 2

2.1 Singing Bowl .................................................................................... 2

2.2 Tenaga Dalam ................................................................................... 2

2.2.1 Kemagnetan Tubuh Manusia ............................................................................ 2

2.2.2 Penyimpanan Tenaga Biomagnetik ……………………………………………. 3

2.3 Tingkat Intensitas Bunyi atau Sound Intencity Level (SIL) …………………. 3

2.4 Escherichia coli (E.coli) …………………………………………………………. 4

2.5 Pengaruh Gelombang Bunyi Terhadap Bakteri ……………………………………… 5

III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ……………………………………..…..6

3.1 Tujuan Penelitian …………………………………………………………...……6

3.2 Manfaat Penelitian .................................................................................................6

IV METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………………..7

4.2 Alat dan Bahan Penelitian ……………………………………………………….7

4.3 Jumlah Sampel …………………………………………………………..………..7

4.4 Metode Analisa Data .........................................................................................................7

V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................10

VI SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………....13

6.1 Simpulan ................................................................................................................13

6.2 Saran ..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv

PEMANFAATAN BUNYI DARI SINGING BOWL DENGAN MENGGUNAKAN

TENAGA DALAM UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN

BAKTERI ETEC B2432

Ni Luh Putu Trisnawati

RINGKASAN

Alkamo E (1986) menyatakan bahwa penggunaan gelombang bunyi memiliki manfaat

yaitu jika suatu bakteri terpapar oleh gelombang bunyi, maka dapat mempengaruhi

pertumbuhan pada bakteri. Hal ini disebabkan oleh efek yang ditimbulkan oleh taraf

intensitas bunyi dari suatu gelombang bunyi tersebut. Bakteri yang terpapar dalam

gelombang bunyi tersebut akan mengalami getaran hebat, tegangan yang besar, dan pada

dinding sel bakteri yang tipis akan terjadi kerapatan dan peregangan.

Pada uji ANOVA ini, menggunakan juga nilai dari p-value (nilai signifikansi) sebesar

= 0,05. Jika data yang dihitung dengan uji ANOVA ini, jika nilai p- value yang didapat

lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut menolak H0. Cara untuk mencari nilai dari p-value

paqda uji ANOVA ini menggunakan uji One way ANOVA dengan program SPSS 15. Uji

ANOVA ini juga digunakan untuk mengetahui beda variasi dari setiap kelompok perlakuan

yang dilakukan pada penelitian ini, sehingga dapat mempermudah peneliti untuk menarik

kesimpulan pada hasil penelitian yang didapat.

Singing Bowl adalah suatu mangkok yang terbuat dari tujuh jenis logam yaitu, emas,

perak, tembaga, timah, besi, mangan, dan seng yang dapat menghasilkan bunyi untuk

menghambat pertumbuhan bakteri E.coli yaitu Bakteri ETEC B2432 yang merupakan bakteri

patogen penyebab penyakit diare. Taraf rata-rata intensitas bunyi yang diukur menggunakan

Sound Level Meter dari Singing Bowl dengan menggunakan tenaga dalam (88,30dB) dan

taraf rata-rata intensitas bunyi dari Singing Bowl tanpa tenaga dalam (70,85dB). Telah

dilakukan penelitian yang membuktikan bahwa taraf intensitas bunyi dari Singing Bowl

dengan menggunakan tenaga dalam dapat menghambat pertumbuhan bakteri ETEC B2432

sebesar 74,88%.

v

THE UTILIZATION OF SINGING BOWL SOUND

BY USING HUMAN POWER TO INHIBIT GROWTH OF

THE ETEC BACTERIA B2432

Ni Luh Putu Trisnawati

SUMARRY

Alkamo E (1986) suggest that the use of sound waves has the benefit that if the

bacteria are exposed to sound waves, it can affect the growth of bacteria. This is caused by

the effects of sound intensity level of a sound wave is. Bacteria that are exposed in the sound

wave will experience the thrill of a great, great tension, and the bacterial cell wall is thin

density and stretching will occur.

In the ANOVA test, using also the value of the p-value (significance value) for =

0.05. If the data are calculated by ANOVA test, if the p-value obtained is less than 0.05 then

the data is rejected H0. How to find the value of the p-value of ANOVA test was used paqda

One way ANOVA test with SPSS 15. ANOVA test was also used to determine the different

variations of each treatment group who carried out the study, so as to facilitate the

researchers to draw conclusions on the research results obtained.

Singing Bowl is a bowl made of seven kinds of metals, namely, gold, silver, copper,

tin, iron, manganese, and zinc which can produce sounds to inhibit the growth of the bacteria

E. coli ETEC B2432 which is a bacterial diarrheal disease-causing pathogens. The average

level of sound intensity is measured using a Sound Level Meter from Singing Bowl by using

energy in (88.30 dB) and the average intensity level of the Singing Bowl sound without

power in (70.85 dB). Has done research that proves that the sound intensity level of the

Singing Bowl with the use of force in ETEC bacteria can inhibit the growth of 74.88%

B2432.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Penelitian ini

dengan judul: “Pemanfaatan Bunyi Dari Singing Bowl Dengan Menggunakan Tenaga Dalam

Untuk Menghambat Pertumbuhan Bakteri Etec B2432” sesuai dengan jadwal.

Penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada: I N Artawan, M.Si., Ir. Ida Bagus Sujana Manuaba, M.Sc dan sahabat-

sahabat di Lab. Bioisika Jurusan Fisika FMIPA Unud yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk berdiskusi, saling memberikan masukan, dan saran demi terselesaikannya

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Maka dari itu segala koreksi dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Denpasar, Desember 2012

Penyusun

1

I. PENDAHULUAN

Penelitian tentang pemanfaatan gelombang bunyi sebagai penghambat pertumbuhan

bakteri telah banyak dilakukan. Irman Jaya (2007) telah melakukan penelitian menggunakan

gelombang bunyi dengan frekuensi 50 kHz, dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri

E.coli sebesar 38,8%. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Suarteja

(2008) menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi 65 kHz dan jarak 10 cm, dapat

menghambat pertumbuhan bakteri E.coli gram positif (G+) sebesar 43,5% dan bakteri E.coli

gram negatif (G-) sebesar 57,9%.

Alkamo E (1986) menyatakan bahwa penggunaan gelombang bunyi memiliki manfaat

yaitu jika suatu bakteri terpapar oleh gelombang bunyi, maka dapat mempengaruhi

pertumbuhan pada bakteri. Hal ini disebabkan oleh efek yang ditimbulkan oleh taraf

intensitas bunyi dari suatu gelombang bunyi tersebut. Bakteri yang terpapar dalam

gelombang bunyi tersebut akan mengalami getaran hebat, tegangan yang besar, dan pada

dinding sel bakteri yang tipis akan terjadi kerapatan dan peregangan. Bila regangan pada

dinding sel bakteri ini besar sampai melampaui batas elastisitasnya, maka dinding sel ini akan

robek sehingga mengakibatkan pertumbuhan pada bakteri tersebut terhambat.

Pada penelitian ini sumber bunyi berupa energi dalam manusia yang dibangkitkan

melalui pola pernafasan. Pengolahan pada pernafasan ini didapatkan dari tata gerak

perguruan sinar putih. Dari mekanisme tata gerak ini, secara implisit akan mengakibatkan

adanya peningkatan kadar dan volume oksigen yang memaksimalkan metabolisme sel serta

tingkat utama peningkatan potensial sel. Karena secara biofisika proses metabolisme

merupakan proses polarisasi dan depolarisasi ion struktur fluida sel melalui membran sel.

Fluktuasi, polarisasi, dan depolarisasi sel akan menghasilkan pola gelombang

elektromagnetik sel.

2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Singing Bowl

Singing Bowl termasuk benda magnetik karena mengandung bahan logam yaitu besi

dan mangan yang bersifat magnetik dan memancarkan medan magnet. Para pendeta Budha

menggunakan Singing Bowl sebagai alat bantu untuk meditasi dan berdoa. Singing Bowl

dapat dibunyikan dengan memukul mangkok secara keras menggunakan gagang kayu dan

menekankan gagang kayu di tepi luar mangkok dan diputar searah jarum jam untuk

menghasilkan bunyi dan terus bersuara. (Anneke Huyser. 2002).

Efek suara dari mangkok untuk terapi ini sudah diterapkan di negara Barat, yaitu

dengan memberikan terapi pada pasien kanker dengan menggunakan terapi suara dari Singing

Bowl. Pada terapi tersebut, pasien menerima suara atau bunyi dari Singing Bowl tepat pada

cakra (pusat energi) tempat kanker itu berada sehingga terjadi penyembuhan. Berikut adalah

gambar yang menunjukkan terapi pengobatan pada pasien kanker dengan menggunakan

Singing Bowl. (Jansen, Eva Rudy. 1992).

2.3 Tenaga Dalam

2.2.1 Kemagnetan Tubuh Manusia

Seseorang yang mempelajari tenaga dalam melalui ilmu pernafasan mendapatkan

kemanfaatan kesehatan jasmani dan mempunyai kemampuan tertentu. Berdasarkan

pengetahuan tentang bagaimana cara bernafas dan gejala-gejalanya, disimpulkan bahwa

terjadi perubahan atau penguatan sifat fisis tertentu pada tubuh manusia. Tubuh manusia

terbentuk dari molekul-molekul protein yang mengandung unsur-unsur antara lain C

(karbon), H (hidrogen), O (oksigen), Cl (chlor), N (Nitrogen), I (yodium), P (Fosfor) dan

mengandung unsur logam seperti Fe (besi). (Hendrajaya L. 2007).

Kemagnetan bahan pada tingkat atomik ditentukan oleh suseptibilitas magnetik bahan

tersebut, melalui peran spin magnetik elektron valensi dari unsur-unsur tersebut. Sifat

kemagnetan bahan akan meningkat, jika jumlah orientasi spin magnetik atomiknya berarah

konstruktif (searah). Dalam sistem transportasi tubuh manusia, hasil pemecahan senyawa

kompleks menjadi senyawa sederhana membutuhkan suplay oksigen yang ditransmisikan

oleh darah dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Struktur darah didominasi oleh hemoglobin yang mengandung sebagian besar ion Fe.

Melalui ion Fe ini darah merah dapat mengikat oksigen setelah melewati paru-paru. Dengan

3

menyerap sari makanan dari alat-alat pencernaan makanan dan oksigen, darah merah

mengganti sel-sel yang rusak dengan mengoksidasinya (membakarnya dengan oksigen) dan

membentuk sel baru. Jika dalam darah, molekul-molekul hemoglobin berposisi acak maka

kekuatan magnetik tubuh kecil, karena sifat vektor medan magnet yang dapat saling

meniadakan sehingga manusia dapat mengarahkannya dengan melakukan latihan dengan

memfungsikan kekuatan pikiran dan mengatur nafas secara lambat. (Hendrajaya L. 2008).

2.2.2 Penyimpanan Tenaga Biomagnetik

Beberapa bagian tubuh tertentu peka pada medan biomagnetik, yang paling mungkin

adalah telapak tangan. Karena pada telapak tangan memiliki fungsi peraba mekanik, hal ini

disebabkan adanya medan biomagnetik luar yang akan mempengaruhi medan magnet

pembuluh darah pada telapak tangan dan menghasilkan gerakan mekanik dorongan, tarikan,

atau getaran dan ini dapat dirasakan oleh telapak tangan (dengan sendirinya perlu melalui

latihan).

Medan magnetik tubuh yang berasal dari hemoglobin merupakan medan dasar

(rujukan) dari variasi perubahan medan. Medan ini lebih bersifat dekat dengan statik

karena frekuensi yang rendah atau gelombang panjang. Pada posisi medan dasar ini

perubahan medan magnetik dapat terjadi karena perubahan harmonik (getaran) atau

perubahan tambahan yang sifatnya kejutan.

Secara fisika perubahan medan magnet terhadap waktu akan menimbulkan

gelombang elektromagnetik yang mempunyai komponen magnetik dan listrik. Dengan

adanya sifat elektromagnetik ini, maka informasi magnetik dapat terpancar jauh jika

penerima dapat melakukan “tuning” atau resonansi secara baik dan akan membentuk

gelombang koheren yang memudahkan proses transmisi informasi. Frekuensi gelombang

bioelektromagnetik ini diduga dibawah 10Hz. (Hendrajaya L. 2007.)

2.3 Tingkat Intensitas Bunyi atau Sound Intencity Level (SIL)

Tingkat intensitas bunyi adalah perhitungan nilai logaritma dari perbandingan antara

intensitas bunyi (sound intencinty) pada sebuah tempat yang bunyi diukur terhadap tekanan

ambang bunyi. Intensitas bunyi adalah daya rata-rata persatuan luas yang datang tegak

lurus terhadap arah penjalaran gelombang bunyi.

Intensitas bunyi dinyatakan dengan persamaan :

A

PI (2.1)

4

Dimana:

I = Intensitas bunyi ( W/ m2 )

P = Daya bunyi (Watt)

A = Luas bidang yang ditembus gelombang bunyi (m2)

Tingkat intensitas bunyi diukur dengan sound level meter yang terdiri dari mikrophon,

penguat, dan instrumentasi keluaran (output) yang mengukur tingkat intensitas bunyi dalam

decibel.

Decibel (dB) adalah satuan bunyi yang dipergunakan untuk membandingkan kuantitas

logaritmik dari stimulus akustik yang diterima oleh telinga manusia dari luar. Jarak sumber

bunyi ke sampel akan mempengaruhi taraf intensitas bunyi yang diterima oleh sampel dan

dapat diungkapkan sebagai berikut: (Benjamin S T. 2005.)

0

log10I

ISIL (2.2)

Dimana:

SIL = Taraf Intensitas bunyi (dB)

I = Intensitas bunyi (W/m2)

I0 = Intensitas ambang bunyi 10-12 W/m2

2.4 Escherichia coli (E.coli)

Escherichia coli (E.coli) adalah bakteri yang termasuk dalam famili

Enterobacteriaceae, berbentuk batang atau kokobasil dan bersifat gram negatif. Bakteri ini

merupakan salah satu bakteri flora normal pada saluran pencernaan bagian bawah manusia

dan hewan berdarah panas. Bakteri ini memproses sisa-sisa makanan dan produksi

vitamin K. Bakteri ini dapat membantu penyerapan sari makanan pada saat terjadi penurunan

daya tahan tubuh atau terjadi gangguan pada sistem pencernaan yang menyebabkan kondisi

sistem percernaan tidak seimbang. Bakteri E.coli yang tidak patogen akan menjadi patogen

dan menyebabkan infeksi pada inangnya. Penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi E.coli

pada saluran pencernaan adalah diare.

Bakteri E.coli yang menyebabkan diare pada tubuh inangnya disebut diarreaghenic

E.coli. Saat ini E.coli mempunyai lima strain yang patogenesisnya berbeda yaitu : (Nataro,

J.P., and J.B. Kaper. 1998).

1. ETEC ( Enterotoxigenic Eschericha Coli ).

2. EPEC ( Enterophatogenic Eschericha Coli ).

5

3. EIEC ( Enteroinvassive Eschericha Coli).

4. EHEC ( Enterohemorrhagic Eschericha Coli ), dan

5. EAEC (Enteroaggregative Eschericha Coli).

Terdapat tiga model yang dapat mendeskripsikan mekanisme infeksi E.coli yang

menyebabkan terjadinya diare pada inang, yaitu dengan produksi enterotoksin (ETEC dan

EAEC), invasi ke dalam sel inang (EIEC) dan melakukan pengenalan, perlekatan kemudian

melepaskan eksotoksin atau enterotoksin ke dalam sel inang (EPEC dan EHEC). (Prescot L

M,. J P. Harley. 1991).

2.5 Pengaruh Gelombang Bunyi Terhadap Bakteri

Susunan sel bakteri diantaranya terdiri dari protein dan asam nukleat. Hidupnya suatu

sel bergantung pada terpeliharanya molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan

alamiah. Apabila kondisi luar mengubah keadaan ini, maka akan berakibat bakteri mati.

Gelombang bunyi yang dipaparkan pada suspensi akan menimbulkan panas akibat absorbsi.

Akibatnya apabila dalam suspensi terdapat bakteri, maka panas yang timbul akan

mengakibatkan koagulasi protein dan merusak molekul-molekul asam nukleat, karena

molekul protein dan asam nukleat rusak dan tidak berfungsi lagi sehingga dapat

mengakibatkan pertumbuhan pada bakteri terhambat. (Prescot L M,. J P. Harley dan D A.

Klein. 1991).

Kerusakan sel-sel dalam suspensi terjadi apabila ada kavitasi (pecahnya zat cair).

Kavitasi terjadi karena tekanan lokal pada gelombang bunyi menurun sehingga

mengakibatkan zat cair pecah. Pecahnya zat itu membentuk rongga-rongga kecil yang hampir

berbentuk bola-bola yang disebut kaviti. Bakteri yang berada dalam medan sonik akan

mengalami getaran hebat, tegangan yang besar, dan pada dinding sel tipis akan terjadi

kerapatan dan peregangan. Bila regangan pada dinding sel ini besar, maka dinding sel pada

bakteri akan robek sehingga mengakibatkan pertumbuhan pada bakteri terhambat karena

tekanan mekanis yang disebabkan oleh gelombang bunyi. (Eugene Ackerman.1988).

6

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh taraf intensitas bunyi dari Singing Bowl dalam

menghambat pertumbuhan bakteri ETEC B2432 dengan mengukur bunyi yang

dihasilkan dari Singing Bowl tersebut menggunakan sound level meter.

2. Untuk mengetahui presentase dari pertumbuhan bakteri ETEC B2432 setelah

menerima bunyi dari Singing Bowl dengan menggunakan tenaga dalam.

3.3 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dapat

menambah informasi tentang pemakaian bunyi dari Singing Bowl sebagai alat untuk

menghambat pertumbuhan bakteri ETEC B2432 yang kemudian dapat diterapkan untuk

pengobatan alternatif terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

7

IV. METODE PENELITIAN

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan

Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Udayana Bukit

Jimbaran. Penelitian dilakukan mulai Bulan Agustus 2009 sampai Bulan September 2009.

4.6 Alat dan Bahan Penelitian

Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari Balai Laboratorium

Kesehatan Denpasar dan dibiakkan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F.MIPA

UNUD. Adapun mekanisme persiapan terhadap perlakuan sampel yaitu bakteri ETEC B2423.

4.7 Jumlah Sampel

Jumlah minimal sampel yang dipilih untuk menentukan kekuatan energi dipakai rumus:

15)1)(1( tn , dimana :

15)1)(1( tn

16

151

1511

15121

n

n

n

n

n = jumlah sampel

t = jumlah perlakuan

Dari rumus di atas diperoleh minimal 16 orang yang memiliki tenaga dalam.

4.8 Metode Analisa Data.

Dari data yang diperoleh selanjutnya akan ditentukan. Nilai rata-rata hambatan

pertumbuhan bakteri ETEC B2423 yang terpengaruh untuk tiap taraf intensitas bunyi

adalah :

X =n

X i (4.2)

Dimana :

X = Nilai rata-rata hasil pengamatan

(4.1)

8

X i = Hasil pengamatan

n = Jumlah sampel

Menentukan standar deviasi dengan rumus :

S = )1(

)( 2

nn

XXi (4.3)

Dimana :

S = Standar deviasi

Uji statistik Shapiro Wilk dengan rumus :

2

1

2

1

1

3

)(

n

i

i

k

i

iini

XX

XXa

T (4.4)

Dimana :

ai = Koefisient test Shapiro Wilk (lampiran 8)

X n-i+1 = Angka ke n – i + 1 pada data

Xi = Angka ke i pada data

X = Rata-rata data

4. Uji statistik One-way ANOVA :

Jumlah Kuadrat Total :

k

i

ni

j

ijn

TxJKT

1 1

2

..2

Jumlah Antar Kuadrat Kolom :

k

i i

i

n

T

n

TJKK

1

2

..

2

.

Jumlah Kuadrat Residu : JKR = JKT – JKK

Dimana :

ni = besar sampel kolom ke-i

k = jumlah perlakuan dan kontrol

k

i

ki nnnnn1

21 ....

Uji Shapiro-Wilk digunakan pertama kali untuk mengetahui data yang didapat pada

penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan unutk kedua uji ini adalah

data pada tabel 4.4, yaitu data berdasarkan rata-rata dari jumlah bakteri yang masih hidup.

Diketahui bahwa pada uji Shapiro-Wilk ini menggunakan hipotesis yaitu :

9

H0 = data berdistribusi normal.

H1 = data tidak berdistribusi normal.

Hipotesa ini diambil berdasarkan nilai p-value (nilai signifikansi) sebesar = 0,05.

Jika data yang kita hitung dari uji Shapiro-Wilk ini nilai p- value yang didapat lebih besar dari

0,05, maka data yang didapat menerima H0 atau data tersebut berdistribusi normal. Cara

untuk mencari nilai dari p-value ini terlampir pada lampiran 2.

Setelah diketahui data tersebut berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji ANOVA untuk

mengetahui ada atau tidak manfaat pada penelitian ini. Dimana pada uji ANOVA ini

menggunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 = tidak ada pengaruh bunyi dari Singing Bowl dengan menggunakan tenaga dalam untuk

menghambat pertumbuhan bakteri ETEC B2432.

H1 = ada pengaruh bunyi dari Singing Bowl dengan menggunakan tenaga dalam untuk

menghambat pertumbuhan bakteri ETEC B2432.

Pada uji ANOVA ini, menggunakan juga nilai dari p-value (nilai signifikansi) sebesar

= 0,05. Jika data yang dihitung dengan uji ANOVA ini, jika nilai p- value yang didapat

lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut menolak H0. Cara untuk mencari nilai dari p-value

paqda uji ANOVA ini menggunakan uji One way ANOVA dengan program SPSS 15. Uji

ANOVA ini juga digunakan untuk mengetahui beda variasi dari setiap kelompok perlakuan

yang dilakukan pada penelitian ini, sehingga dapat mempermudah peneliti untuk menarik

kesimpulan pada hasil penelitian yang didapat.

10

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan uji statistik parametrik

terdistribusi normal. Pembuktian data berdistribusi normal tersebut perlu dilakukan uji

normalitas terhadap data. Uji normalitas berguna untuk membuktikan data dari sampel yang

dimiliki dari populasi berdistribusi normal atau data populasi yang dimiliki berdistribusi

normal.Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuktikan suatu data berdistribusi

normal atau tidak. Jenis uji statistik yang dapat digunakan diantaranya Kolmogorov Smirnov,

Lilliefors, Chi-Square, Shapiro Wilk atau menggunakan soft ware berupa SPSS 15, Minitab

14, Simstat, Microstat, dsb. Pada hakekatnya soft ware tersebut merupakan hitungan uji

statistik Kolmogorov Smirnov, Lilliefors, Chi-Square, Shapiro Wilk yang telah diprogram

dalam soft ware komputer. Masing-masing hitungan uji statistik normalitas memiliki

kelemahan dan kelebihannya.

Pada penelitian ini menggunakan soft ware SPSS 15 yang merupakan hitungan uji

statistik Shapiro Wilk dan uji One-way ANOVA. Uji statistik Shapiro Wilk dan uji One-

way ANOVA digunakan karena jumlah data yang didapat pada penelitian ini kurang dari 50

dan pengujiannya bersifat parametrik (menggunakan parameter sebagai acuan) yang berguna

untuk menghitung suatu data dalam jumlah yang besar. Jumlah data yang digunakan terdapat

pada tabel 5.1.Metode Shapiro Wilk menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel

distribusi. Data diurut, kemudian dibagi dalam dua kelompok untuk dikonversi dalam

Shapiro Wilk yang menghasilkan nilai uji statistik (T3). Berdasarkan hasil analisis

menggunakan uji Shapiro Wilk, ketiga data jumlah koloni yang masih hidup dari kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan berdistribusi normal. Nilai uji statistik Shapiro Wilk

menggunakan soft ware SPSS 15 dari ketiga kelompok data tersebut adalah 0,948, 0,921, dan

0,962 dengan nilai probabilitas masing-masing (p-value) > 0,05. Dimana nilai dari p-value

merupakan batas terbawah dari nilai signifikansi. Sehingga berapapun hasil dari nilai p-value

kesimpulannya tetap akan menerima H0, dan hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1

berikut.

11

Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas Data Jumlah Koloni yang Masih Hidup dengan Uji

Shapiro-Wilk

Kelompok

percobaan

Statistik Uji

T3

df

(degree of freedom)

Nilai p

(p-value)

K 0,948 16 0,464

T1 0,921 16 0,173

T2 0,962 16 0,693

Keterangan :

K : Kontrol

T1 : Perlakuan dari Singing Bowl tanpa tenaga dalam

T2 : Perlakuan dari Singing Bowl dengan tenaga dalam

Perbedaan efek perlakuan terhadap jumlah koloni yang masih hidup dari ketiga kelompok

percobaan, diuji dengan uji One-way ANOVA. One Way ANOVA atau sering disebut dengan

perancangan satu faktor, yang merupakan salah satu alat analisis statistik ANOVA yang

bersifat satu arah (satu jalur). Alat uji ini untuk menguji apakah dua populasi atau lebih

memiliki rata-rata yang dianggap sama atau tidak sama.

Teknik ANOVA akan menguji variabilitas dari observasi masing-masing kelompok

dan variabilitas antar mean kelompok. Melalui kedua variabilitas tersebut, akan dapat ditarik

kesimpulan mengenai mean populasi. Hasil analisis menunjukan bahwa ketiga kelompok

percobaan tersebut menghasilkan rata-rata jumlah koloni yang masih hidup sangat berbeda.

Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, maka terlebih dahulu perlu diuji nilai dari

homogenitas varians (varian). Karena salah satu asumsi penggunaan ANOVA untuk

pengujian hipotesis adalah varian antar kelompok harus homogen. Hasil uji nilai

homogenitas varian disajikan pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Hasil Uji Nilai Homogenitas Varian Pada Jumlah Koloni yang Masih Hidup

Antara Kelompok Perobaan

Sumber variasi Jumlah

kuadrat

df

(degree of

freedom)

Varian Rasio varian

(F) Nilai p

Anatara

kelompok 479.412,10 2 239.706,063 813,77 0,000

Eror percobaan 13255,18 45 294,560

Total 492.667,30 47

Dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai F ratio di dapat dari varian antar kelompok dibagi

dengan eror percobaan sebesar 813,77 dengan nilai p-value sebesar 0,000.

12

Tabel 5.3 Hasil Analisis Perbedaan Rata-Rata Jumlah Koloni yang Masih Hidup

Antara Kelompok Percobaan

Kelompok yang

dibandingkan Beda rata-rata Std. Error Nilai p

CI 95%

Batas

bawah

Batas

atas

K-T1 156,87 7,208 0,000 138,103 175,647

K-T2 241,19 3,307 0,000 232,745 249,629

T1 - T2 84,31 6,896 0,000 66,082 102,543

Keterangan :

K : Kontrol

T1 : Perlakuan dari Singing Bowl tanpa tenaga dalam

T2 : Perlakuan dari Singing Bowl dengan tenaga dalam

Hasil menunjukkan bahwa, kelompok percobaan Singing Bowl tanpa tenaga dalam

dan dengan tenaga dalam memilki efek yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Kelompok

perlakuan Singing Bowl tanpa tenaga dalam menghasilkan rata-rata jumlah koloni yang

masih hidup yaitu sebesar 156,87 koloni lebih sedikit dari kontrol. Sedangkan kelompok

perlakuan Singing Bowl dengan tenaga dalam menghasilkan rata-rata jumlah koloni yang

masih hidup sebesar 241,19 koloni lebih sedikit dari kontrol. Secara statistik perbedaan

jumlah koloni tersebut sangat bermakna dimana nilai p–value sebesar 0,000.

Bila jumlah koloni yang masih hidup setelah mendapat perlakuan antara perlakuan

Singing Bowl tanpa tenaga dalam dan perlakuan Singing Bowl dengan tenaga dalam

dibandingkan, maka kelompok perlakuan Singing Bowl dengan tenaga dalam memberikan

efek yang lebih besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri daripada perlakuan Singing

Bowl tanpa tenaga dalam.

Perlakuan Singing Bowl dengan tenaga dalam menghasilkan jumlah koloni bakteri

yang masih hidup yaitu 84,31 koloni lebih sedikit dari kelompok perlakuan Singing Bowl

tanpa tenaga dalam. Perbedaan tersebut juga sangat bermakna dimana nilai p–value sebesar

0,000. Hasil analisis didapat dari hasil uji ANOVA satu arah dengan menggunakan soft ware

SPSS 15 yang disajikan pada tabel 5.3.

13

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan:

1. Semakin tinggi taraf intensitas bunyi yang dihasilkan oleh Singing Bowl, semakin

besar hambatan pertumbuhan bakteri E. coli ETEC B2432.

2. Persentase hambatan pertumbuhan bakteri ETEC B24232 untuk perlakuan Singing

Bowl tanpa Tenaga Dalam adalah 43,61% sedangkan untuk perlakuan Singing Bowl

dengan Tenaga Dalam adalah 74,88%

3. Perlakuan Singing Bowl dengan Tenaga Dalam memberikan efek yang lebih besar

dalam menghambat pertumbuhan bakteri daripada perlakuan Singing Bowl tanpa

tenaga dalam.

6.2 Saran

Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek dari Singing Bowl terhadap

pertumbuhn bakteri E.coli lainnya, dan diharapkan melalui penelitian ini dapat dikembangkan

lebih dalam lagi tentang manfaat Singing Bowl dan Tenaga Dalam (Biomagnetik) khususnya

di bidang Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan.

14

DAFTAR PUSTAKA

Alkamo E. Ph.D. 1986. Fundamental of Mikrobiology, FIFTH Edition.

Anneke Huyser. 2002 . Singing bowls for personal harmony.

Anonim. 2007. singing bowl.

Available at :

http://en.wikipedia.org/wiki /singing bowl.

Opened : 14 Agustus 2007.

Benjamin S T. 2005. Kebisingan Ditempat Kerja, Penerbit Andi Jogyakarta.

Brock, T.D. and M. T. Madigan. 1988. Biology of Microorganisms. Prentice Hall

International Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Pp. 60-112.

Eugene Ackerman.1988. Ilmu Biofisika. Erlangga University Surabaya.

Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Penerbit Hipokrates, Jakarta.

Hallyday D & R Resnick. 1997. Physics nd Edition, Terjemahan Pantur Silaban.

Hendrajaya L.,Memahami Tenaga Dalam Sinar Putih Sebagai Tenaga Medan Kemampuan

biomagnetik dan BioElektromagnetik, 2008.

Hendrajaya L, A.Nasution.Ilmu Pernafasan,Yogjakarta, 2007.

Irman Jaya, Perancangan Generator Ultrasonik Sebagai Pembunuh Bakteri E. coli. Jurusan

Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana,

2007.

I Wayan Suarteja, Generator Ultrasonik Sebagai Pembunuh Bakteri Gram + dan Gram -.

Jurusan Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Udayana, 2008.

Jansen, Eva Rudy (1992). Singing bowls: a practical handbook of instruction and use.

Nataro, J.P., and J.B. Kaper. 1998. Diarrheagenic Escherichia coli. Center for Vaccine

Development, Departments of Medicine, Pediatrics, and Microbiology &

Immunology, University of Maryland School of Medicine, Baltimore, Maryland.

Prescot L M,. J P. Harley dan D A. Klein. 1991. Microbiology 2 nd Edition, Penerbit Wm. C.

Brown Publisher, Oxford England.

Soejoeti, Zanzawi, 1984/1985, Buku Materi Pokok Metode Statistik II STA 202/3 SKS/Modul

1-5, Jakarta : Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

15

Soepeno, Bambang, 1997, Statistik Terapan (Dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan

Pendidikan), Jakarta ; PT. Rineka Cipta.

Sujana, 1992, Metoda Statistika, edisi ke 5, Bandung : Tarsito.

Wirawan Nata. 2001. Cara Mudah Memahami Statistik 1, Edisi kedua, Penerbit Keraras

Emas.

16

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI

Nama Ni Luh Putu Trisnawati, S.Si, M.Si.

Tempat dan Tanggal Lahir Dalung, 12 Pebruari 1972

Jenis Kelamin Perempuan

Status Perkawinan Kawin

Agama Hindu

Perguruan Tinggi Universitas Udayana

Alamat Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali

Telp./Faks. (0361) 701954 ext. 246

Alamat Rumah Jl. Tunjung Sari, Gg. Menuri I/B9 Denpasar

Telp./Faks. (0361) 8444090

Alamat e-mail [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun Lulus Pendidikan Perguruan Tinggi Jurusan/Program Studi

1998 Sarjana (S-1) Universitas Udayana Fisika

2001 Magister (S-2) Institut Teknologi Bandung Fisika

KARYA ILMIAH

A. Jurnal

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

2001 DNA on Quantum Formulation Buletin Fisika Vol. 2 No. 1 Feb. 2001

2005 Pengaruh Geometri Profil Filter Terhadap

Profil Berkas Radiasi

Buletin Fisika ISSN: 1411-4690,

Vol. 5 Agustus 2005

2009 Penentuan Dosis Radiasi Primer Berkas Sinar

Gamma Pesawat Teleterapi Cobalt-60 FCC

8000F

Buletin Fisika ISSN: 1411-4690,

Vol. 10 Februari 2009

2010 Pengaruh Beda Massa Bilah Baling-baling

Tradisional Bali terhadap Parameter

Aerodinamika: Rasio Gaya Dorong dengan

Gaya Angkat

Buletin Fisika Vol.11 No 1 Peb. 2010