LAPORAN PENDAHULUAN SELULITIS

10
LAPORAN PENDAHULUAN SELULITIS A. Definisi Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses inflamasi, yang um dianggap sebagai penyebab adalah bakteri S.aureus dan atau Streptococcus ( Arif 2011 . Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian jaringan subkutan ( Mansjoer, 2000! "2 . Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar kedalam bidang jaringan ( #runner Suddarth, 2000 $ %&' . B. Klasifikasi Menurut #erini, et al (1&&& selulitis dapat digolongkan menjadi$ 1. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasia jelas batasnya. nfeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sang spongius. )enamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat. 2. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut )rosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infek tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. )enamaan berdasarkan spasia dikenainya. *ika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh berten membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengo infeksi. +. Selulitis ifus Akut ibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu$ a. -ud ig/s Angina b.Selulitis yang berasal dari inframylohyoid . Selulitis Senator/s ifus )eripharingeal d. Selulitis asialis ifus e. as itis e roti3ing dan gambaran atypi al lainnya %. Selulitis 4ronis Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat ka 5irulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. #iasanya terjadi pada pasien selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan pera atan yang adekuat drainase. 6. Selulitis ifus yang Sering ijumpai Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah )hlegmone 7 Angin Angina -ud ig/s merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia

description

selulitis

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN SELULITIS

LAPORAN PENDAHULUAN SELULITIS

A. Definisi Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses inflamasi, yang umumnya dianggap sebagai penyebab adalah bakteri S.aureus dan atau Streptococcus ( Arif Muttaqin, 2011 ).Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian jaringan subkutan ( Mansjoer, 2000; 82 ).Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar kedalam bidang jaringan ( Brunner dan Suddarth, 2000 : 496 ).

B. KlasifikasiMenurut Berini, et al (1999) selulitis dapat digolongkan menjadi:1. Selulitis Sirkumskripta Serous AkutSelulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat lunak dan spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.2. Selulitis Sirkumskripta Supurartif AkutProsesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendensi membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi.3. Selulitis Difus AkutDibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:a. Ludwigs Anginab. Selulitis yang berasal dari inframylohyoidc. Selulitis Senators Difus Peripharingeald. Selulitis Fasialis Difuse. Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya4. Selulitis KronisSelulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang adekuat atau tanpa drainase.5. Selulitis Difus yang Sering DijumpaiSelulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina Ludwigs . Angina Ludwigs merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang sampai mengenai spasia pharingeal (Berini, Bresco & Gray, 1999 ; Topazian, 2002).Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.

C. EtiologiInfeksi bakteri dan jamur : 1. Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus2. Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B3. Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang Aeromonas Hydrophila.4. S. Pneumoniae (Pneumococcus)Faktor Resiko Terjadinya Selulitis1. Gigitan dan sengatan serangga, gigitan hewan, gigitan manusia.2. Luka di kulit3. Riwayat penyakit pembuluh darah perifer, diabetes4. Baru menjalani prosedur jantung, paru-paru atau gigi5. Pemakaian obat imunosupresan atau kortikosteroid

D. Manifestasi KlinisMenurut Mansjoer ( 2000 : 82 ) manifestasi klinis selulitis adalah Kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstrimitas, kelainan kulit berupa infiltrat difus subkutan, eritema local, nyeri yang cepat menyebar dan infitratif ke jaringan dibawahnya, Bengkak, merah dan hangat nyeri tekan, Supurasi dan lekositosis.

E. Faktor yang Memperparah Perkembangan Selulitis1. UsiaSemakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi mengalami infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya memprihatinkan.2. Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah terjadinya infeksi. Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang baru transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.3. Diabetes mellitusTidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi sistem immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi. Diabetes mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.4. Cacar dan ruam sarafKarena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk bakteri penginfeksi.5. Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema) Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.6. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kakiInfeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan menambah resiko bakteri penginfeksi masuk7. Penggunaan steroid kronikContohnya penggunaan corticosteroid.8. Penyalahgunaan obat dan alcoholMengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi berkembang.9. MalnutrisiSedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran, mempermudah timbulnya penyakit ini.

F. PatofisiologiPatofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu :Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang pengobatannya tidak adekuat. Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia. Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran. Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah

G. Pemeriksaan Lab1. Pemeriksaan darah, menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih, eosinofil dan peningkatan laju sedimentasi eritrosit ( Tucker, 1998 : 633 ).2. Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan, menunjukkan adanya organisme campuran ( Issebacher,2009)3. Rontgen Sinus-sinus para nasal (selulitis perioribital).

H. PenatalaksanaanRawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada keadaan terbentuk abses. Pemberian antibiotik intravena seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat atau tidak digunakan, infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada pasien diluar rumah sakit, analgesik, antipretik. Posisi dan imobilisasi ekstrimitas, Bergantian kompres lembab hangat ( Long, 2006 )Pathway

I. TerapiPengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ lainnya. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin). Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan). Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik jika :1. Penderita berusia lanjut2. Selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya3. Demam tinggi.Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi terangkat dan dikompresdingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.Terapi rawat jalan dengan injeksi ceftriakson (rocephin) memberi perlindungan 24 jam dan dapat menjadi pilihan bagi beberapa pasien selulitis.J. Pencegahan Jika memiliki luka,1. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air2. Oleskan antibiotic3. Tutupi luka dengan perban4. Sering-sering mengganti perban tersebut5. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksiJika kulit masih normal,1. Lembabkan kulit secara teratur2. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati3. Lindungi tangan dan kaki4. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

K. Komplikasi 1. Bakteremia2. Nanah atau local Abscess3. Superinfeksi oleh bakteri gram negative4. Lymphangitis5. Trombophlebitis6. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan meningitis sebesar 8%.

L. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan.2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor sirkulasi dan edema.3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi menyebabkan penatalaksanaan perawatan dirumah.4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan glukoneogenesis.

M. Rencana Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringanTujuan: Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang.Kriteria hasil :a. Pasien menampakkan ketenanganb. Ekspresi muka rileksc. Ketidaknyamanan dalam batas yang dapat ditoleransi.Intervensi :a. Kaji intensitas nyeri menggunakan skala / peringkat nyeriR/ mengetahui berat nyeri yang dialami pasien.b. Jelaskan pada pasien tentang sebab sebab timbulnya nyeriR/ pemahaman pesien tentang penyebab nyeri yg terjadi akan mengurangi ketegangan pasien.c. Berikan anal gesik jika diperlukan, kaji keefektifanR/ obat obatan analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.d. Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis tubuh untuk menccegah penekanan dan kelelahanR/ posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.e. Bantuan dan ajarkan penanganan terhadap nyeri, penggunaan imajinasi, relaksasi dan distraksiR/ teknik relaksasi dsan distraksi bisa mengurangi rasanyeri yang dirasakan pasien.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor sirkulasi dan edema.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 2x24 jam diharapkan menunjukkan regenerasi jaringan.Kriteria hasil :a. Lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut,b. kulit bersih,c. kering dan area sekitar bebas dari edema,Intervensi :a. Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman warna cairanR/ pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya.b. Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peningkatan ekstremitas dan mobilitasasiR/ sirkulasi yang lancar bisa mempercepat proses penyembuhan luka..c. Pertahankan teknik asepticR/ dapat mempercepat proses penyembuhan luka.d. Gunakan kompres dan balutanR/ kompres dan balutan bisa mengurangi kontaminasi dari luar.e. Pantau suhu laporan, laoran dokter jika ada peningkatanR/ indikasi dini terhadap komlikasi infeksi.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi menyebabkan penatalaksanaan perawatan dirumah.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 2x24 jam diharapkan pasien mengerti tentang perawatan dirumahKriteria hasil :a. Melaksanakan perawatan luka dengan benar menggunakan: tindakan kewaspadaan aseptic yang tepat.b. Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang diharapkan tanpa infeksi dan jadwal obat.Intervensi :a. Demonstasikan perawatan luka dan balutan, ubah prosedur, tekankan pentingnya teknik asepticR/ agar keluarga dapat melkukan perawatan secara aseptik di rumah sehingga luka bisa sembuh. b. Dorong melakukan aktivitas untuk mentoleransi penggunaan alat penyokongR/ peningkatan perilaku yang adiktif pada pasien.c. Jelaskan tanda-tanda dan gejala untuk dilaporkan ke dokterR/ deteksi dini terhadap kegawatan dan penanganan yang sesuai.d. Tekankan pentingnya diet nutrisiR/ nutrisi yang adekuat mempercepat proses penyembuhan luka.

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan glukoneogenesis.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 2x24 jam nutrisi dapat terpenuhi secara adekuat.Kriteria hasil :a. Mencerna jumlah kalori / nutrient yang tepatb. Menunjukkan tingkat energi biasanyac. Mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan kearah rentang biasanya / yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal.Intervensi :a. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien R/ Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutikb. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasiR/ Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas / fungsi lambung (distensi / ileus paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensic. Identifikasi makanan yang disukai / dikehendaki termasuk kebutuhan etnik / culturalR/ Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, kerja sama ini dapat diupayakan setelah pulangd. Observasi tanda-tanda hipoglikemiaR/ Karena metabolisme karbohidrat mulaai terjadi (gula darah akan berkurang, dan sementara tetap diberikan insulin, maka hipoglikemia dapat terjadi)e. Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan (finger stick)R/ Analisa di tempat tidur terhadap gula darah lebih akuratf. Pantau pemeriksaan laboratorium, seperti glukosa darah, aseton, Ph dan HCO3R/ Gula darah akan menurun perlahan dengan penggantian cairan dan terap insulin terkontrolg. Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan metode IV secara intermitenR/ Insulin regular memiliki awitan cepat dangan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam selh. Lakukan konsultasi dengan ahli dietR/ Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

DAFTAR PUSTAKA

Berini, et al, 1997,Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4, (p337-50).

Brunner dan Suddarth. (2000). Kapita selekta kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;Jakarta

Doenges (2000). Rencana asuhan keperawatan; pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGCIsselbacher, Kurt 2009, Harrison: Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam: (Harrison's Principles of Internal Medicine); Volume 1 .penerbit buku kedokteran jakartaLong, Barbara C. (2006). Perawatan Medikal Bedah. Volume 1. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung.Mansjoer. (2000).Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system pencernaan. SelembaMedika;Jakarta.