Laporan Pendahuluan Pk

18
LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN I. Kasus (Masalah Utama) Perilaku Kekerasan II. Proses Terjadinya Masalah A. Pengertian Perilaku Kekerasan Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orag lain maupun lingkungan (Stuart dan Sendeen, 1995). Perilaku kekerasan merupakan setiap aktivitas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Stuart dan Sendeen, 1995). B. Tanda dan Gejala 1. Fisik : mata melotot / pandangan tajam, tangan mengepal,rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku. 2. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata – kata kotor, berbicara dengan nada keras, kasar dan ketus. 3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri / orang lain, merusak lingkungan, amuk / agresif.

description

perilaku kekerasan

Transcript of Laporan Pendahuluan Pk

Page 1: Laporan Pendahuluan Pk

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

I. Kasus (Masalah Utama)

Perilaku Kekerasan

II. Proses Terjadinya Masalah

A. Pengertian Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai orag lain maupun lingkungan (Stuart dan Sendeen,

1995).

Perilaku kekerasan merupakan setiap aktivitas bila tidak dicegah dapat

mengarah pada kematian (Stuart dan Sendeen, 1995).

B. Tanda dan Gejala

1. Fisik : mata melotot / pandangan tajam, tangan mengepal,rahang

mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.

2. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata – kata kotor, berbicara

dengan nada keras, kasar dan ketus.

3. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri / orang lain, merusak

lingkungan, amuk / agresif.

4. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,

dendam, jengkel, tidak beraya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,

menyalahkan, dan menuntut

5. Intelektua : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan

tidak jarang mengeluarkan kata – kata bernada sarkasme.

6. Spiritual : merasa dirinya berkuasa, merasa dirinya benar, keragu – raguan,

tidak bermoral, dan kreativitas terhambat

7. Sosial : Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan

sindiran

Page 2: Laporan Pendahuluan Pk

8. Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual.

C. Rentang Respons

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Keterangan :

1. Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang

lain dan memberikan ketenangan

2. Frustasi : Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak

dapat menemukan alternative

3. Pasif : Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya

4. Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk

menuntut tetapi masih terkontrol

5. Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya

control

D. Faktor Predisposisi

Menurut Townsend (1996) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan

tentang faktor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya sebagai berikut :

1. Teori Biologik

Berdasarkan teori biologic, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

seseorang melakukan perilaku kekeasan, yaitu sebagai berikut :

a. Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen system neurologis

mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls

agresif. Sistem limbic sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya

perilaku bermusuhan dan respons agresif.

Page 3: Laporan Pendahuluan Pk

b. Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalm Townsend (1996)

menyatakan bahwa berbagai neurotransmitter (epinefrin,

norepinefrin,dopamine,asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan

dalam memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Peningkatan

hormone andogen dan norepinefrin serta penurunan serotonin dan

GABA (6 dan 7) pada cairan serebrospinal merupakan faktor

predisposisi pentng yang menyebabkan timbulna perilaku agresif pada

seseorang.

c. Pengaruh genetic, menuut penelitian perilaku agresif sangat erat

kaitannya dengan genetic termasuk genetic tipe kerotipe XYY, yang

umumnya dimiliki oleh penghuni penjara pelaku tindak criminal

(narapidana).

d. Gangguan otak, sindrom otak organic berhubungan dengan berbagai

gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada limbic dan lobus

temporal), trauma otak, penyakit ensafilitis, eilepsi (epilepsy khasn

temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindakan

kekerasan.

2. Teori Psikologik

a. Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya

kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya

ego dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat

memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri

serta memberikan arti dalam kehidupannya. Teori lainnya berasumsi

bahwa perilaku agresif dan tindakan kekerasan merupakan

pengungkapan secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaannya dan

rendahnya harga diri pelaku tindakan kekerasan.

b. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilkau yang

dipelajari, individu yang memeiiki pengaruh biologic terhadap reilaku

kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran

eksternal dibandingkan anak – anak tanpa faktor predisposisi biologic.

Page 4: Laporan Pendahuluan Pk

3. Teori Sosiokultural

Kontrol masyarakat yang rendah dan kecendrugan menerima perilaku

kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan

faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.

E. Faktor Presipitasi

Faktor pesipitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal.

Iternal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan,,

menurunnya percaya diri, rasa takut sakit, hilang control dan lain – lain. Eksternal

adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis dan lain – lain.

Menurut Shives (1998) hal hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan

atau penganiayaan fisik antara lain sebagae berikut :

1. Kesulitan kondisi sosial ekonomi

2. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu

3. Ketidaksiapan seseorang ibu dalam merawat anaknya dan

ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa

4. Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisocial seperti penyalahgunaan

obat dan alcohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat

menghadapi rasa frustasi

5. Kematian anggota keluarga yang terpententing, kehilangan pekerjaan,

perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan atau

perubahan tahap perkembangan keluarga.

F. Mekanisme Koping

Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme kopinh klien, sehingga dapat

membantu klien unuk mengembangkan mekanisme koping yang knstruktif dalam

mengekspresikan kemarahannya. Mekanisme koping yang umum digunakan

adalah emkanisme pertahanan ego seperti displacement,sublimasi, proyeksi,

represif, denial, dan reaksi formasi.

Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang

berkepanjanngan dari seseorang karena ditinggal oleh orang yang dianggap sangat

Page 5: Laporan Pendahuluan Pk

berpengarh dalam hidupnya. Bila kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat

menyebabkan seseorang rendah diri (harga diri rendah), sehingga sulit untuk

bergaul denan orang lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain ini

tidak diatasi akan memunculkan halusinasi berupa suara – suara atau bayangan

yang memita klien untuk melakukan tindakan kekerasan. Hal tersebut dapat

berdampak pada keslamatan dirinya dan orang lain (resiko tinggi mencederai diri,

orang lain dan lingkungan)

III. A. Pohon Masalah

Resiko Tinggi Mencederai Diri, Orang lain, dan Lingkungan

PPS : Halusinasi

Koping Keluarga Berduka Disfungsional

Tidak Efektif

B. Masalah Perawatan dan Data yang Perlu Dikaji

Masalah keperawatan yang mungkin muncul yaitu :

1. Perilaku kekerasan

2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi

4. Harga diri rendah kronis

5. Isolasi sosial

Perilaku Kekerasan

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Regimen Teraputik Inefektif

Harga Diri Rendah Kronis

Page 6: Laporan Pendahuluan Pk

6. Berduka disfungsional

7. Penatalaksanaa regimen teraupitik inefektif

8. Koping keluarga inefektif

Data yang Perlu Dikaji

Masalah Keperawatan Data yang Perlu DikajiPerilaku Kekerasan Subyektif :

1. Klien mengancam2. Klien mengumpat dengan kata – kata kotor3. Klien mengatakan dendam dan jengkel4. Klien mengatakan ingin berkelahi5. Klien menyalahkan dan menuntut6. Klien meremehkan

Obyktif :1. Mata melotot / pandangan tajam2. Tangan mengepalRahang mengatupWaah memerah dan tegangPostur tubuh kakuSuara keras

Faktor yang berhubungan dengan asalah perilaku kekerasan, antara lain

sebagai berikut :

1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah

2. Stimulus lingkungan

3. Konflik Interpersonal

4. Status mental

5. Putus Obat

6. Peyalahgunaan narkoba / alcohol

IV. Diagnosa Keperawatan

Perilaku kekerasan

Page 7: Laporan Pendahuluan Pk

V. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Tindakan keperawatan untuk klien

Tujuan :

a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

b. Klien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan

c. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekersan

d. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukannya

e. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya

f. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,

sosial, dengan terapi psikofarmaka

Tindakan :

a. Bina hubungan saling percaya. Dalam membina hubungan saling

percaya perlu dipertimbangkan agar klien merasa aman dan nyaman saat

berinteraksi dengan Saudara. Tindakan yang harus Saudara lakukan

dalam rangka BHSP adalah mengucapkan salam teraputik, berjabat

tangan, menjelaskan tujuan interaksi, serta membuat kontrak topic,

waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.

b. Diskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan yang terjadi di

masa lalu dan saat ini.

c. Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.

Diskusikan bersama klien mengenai tanda dan gejala perilaku kekerasan,

baik kekerasan fisik, psikologis, spiritual dan intelektual

d. Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang biasa dilakukan

pada saat marah baik terhadap diri sendiri, orang lain maupunn

lingkungan

e. Diskusikan bersama klien sebab akibat yang ditimbulkan dari perilaku

marahnya. Diskusikan bersama klien agar mengontrol perilaku

kekerasan baik secara fisik (pukul kasur atau bantar serta tarik nafas

dalam), obat – obatan, sosial atau verbal (dengan mengungkapkan

Page 8: Laporan Pendahuluan Pk

kemarahannya secara asertif), ataupun spiritual (Shalat atau berdoa

sesuai keyakinan klien)

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga

Tujuan :

Keluarga dapat merawat klien dirumah

Tindakan :

a. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan meliputi

penyebab, tanda dan gejala, perilkau yang sering muncul,serta akibat

dari perilaku tersebut

b. Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku

kekerasan.

1) Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien agar melakukan

tindakan yang telah dajarkan olh perawat

2) Ajarkan keluarga untuk membrikan pujian kepada klien bila anggota

keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat

3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan klien

bila klien menunjukkan gejala – gejala perilaku kekerasan.

c. Diskusikan dengan keluarga kondisi - kondisi klien yang perlu segera

dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda /

orang lain

Page 9: Laporan Pendahuluan Pk

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP

HARI

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien :

klien tampak mondar mandir, pandangan mata tajam, wajah tegang,

serta sekali tampak memukul – mukul dinding.

2. Diagnosa keperawatan :

Perilaku kekerasan

3. Tujuan khusus :

a. Membina hubungan saling percaya

b. Menyebutkan penyebab dari perilaku marah yang ditampilkan

c. Menyebutkan perilaku yang biasa dilakukan jika marah

d. Terhindar dari ccedera.

4. Tindakan keperawatan :

a. Membina hubugan saling percaya :

1) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien

2) Berkenalan dengan klien, meliputi nama dan panggilan yang disukai

dan nama panggilan pasien

3) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini

4) Buat kontrak asuhan meliputi apa yang akan dilakukan bersama

pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana

5) Jelaskan akan merahasiakan setiap informasi yang diperoleh untuk

kepentingan terapi

6) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien

7) Penuhi kebutuhan dasar pasien.

b. Identifikasi tanda – tanda yang menunjukkan perilaku kekerasan

c. Monitor klien selama masih melakukan tindakan yang mengarah pada

perilaku kekerasan

Page 10: Laporan Pendahuluan Pk

d. Lakukan pendekatan dengan teknik komunikasi teraputik

e. Tangani kondisi kegawatdaruratan dengan kondisi isolasi dan fiksasi.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN ORIENTASI

1. Salam terapautik

“Selamat pagi mas, perkenalkan nama saya perawat nilam, saya yang

akan merawat mas hari ini. Nama mas siapa, senangnya dipanggil

apa?”

2. Evaluasi / validasi

“Sekarang mas bisa mulai menceritakan apa yang menyebabkan mas

memukul – mukul dinding. Apa yang mas rasakan saat ini ?”

(Dengarkan ungkapan kemarahan klien dan tetap bersikap empati

selama mengungkapkan kemarahannya)

“Apa yang biasa mas lakukan jika mas merasa marah / kesal seperi

ini?”

“Bagaimana menurut mas dengan tindakan mas tersebut ?”

“Baiklah mas, untuk semetara waktu mas boleh menyendiri di ruangan

ini dulu sampai marahnya hilang, tujuannya agar mas lebih aman dan

tenang, karena jika dalam kondisi kesal mas tetap diluar,

dikhhawatirkan mas akan mengalami hal – hal yang tidak diinginkan,

misalnya terjatuh / terluka.”

“Mas akan dikeluarkan dari ruangan ini sampai kondisi mas lebih

tenang dan jika mas perlu sesuatu, saya ada di ruangan depan dan saya

siap membantu mas kapan saja.”

3. Kontrak

Topik : BHSP, pengkajian perilaku kekerasan dan mengajarkan cara

menyalurkan rasa marah

“Saya perhatikan mas mondar – mandir sambil memukul - mukul

dinding, bisa kita berbincang – bincang sekarang tentang apa yang

Page 11: Laporan Pendahuluan Pk

menyebabkan mas memukul – mukul dinding ?” (memberikan

sentuhan dengan perlahan serta menunjukkan sikap empati)

Waktu : “Berapa lama mas ingin berbincang – bincang ?”

Tempat : “Dimana enaknya kita berbincang – bincang mas ?”

Kerja: (Langkah – langkah tindakan keperawatan)

1. Membina hubungan saling percaya, pengkajian perilaku kekerasan dan

mengajarkan cara menyalurkan rasa marah

2. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik

3. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara verbal

4. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

5. Latihan mengontol perilaku kekerasan dengan obat

6. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien

perilaku kekerasan di rumah

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.

Evaluasi klien subyektif

“Bagaimana perasaan mas setelah berada di ruangan ini ?”

Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcemen)

Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan

yang telah dilakukan) : “Sekarang mas bisa menenangkan diri di

ruangan ini sambil mas pikirkan hal lain yang bisa membuat mas

kesal / marah”

2. Kotrak yang akan datang

Topik: latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik

Waktu: “Saya akan kembali 15 menit lagi untuk melihat kondisi mas,

dan jika kondisi mas sudah lebih tenang saya akan mengajarkan cara

menghilangkan perasaan kesal / marah supaya mas tidak dimasukkan

ke ruangan lagi”

Tempat: “tempatnya di ruangan makan saja ya mas.”

Page 12: Laporan Pendahuluan Pk

Daftar Pustaka

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan

dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta :

Salemba Medika

Dr.Keliat, Budi Anna, S.Kp.M.App.Sc, dkk. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa

Komunitas CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC