Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

11

Click here to load reader

Transcript of Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

Page 1: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN

Disusun guna memenuhi tugas Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH:

Lilik Budi Setiawan

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PSIK STIKES WIDYA HUSADA

SEMARANG

2013

Page 2: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

2

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

A. Masalah Utama:

Perilaku kekerasan/amuk.

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan

kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)

Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi

atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum

dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman,

kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain.

Tanda dan Gejala

Tanda dan Gejala yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan

didapatkan melalui pengkajian meliputi : muka merah, pandangan tajam, otot

tegang, nada suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan

kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang (Keliat, 2004).

2. Penyebab

Untuk menegaskan keterangan di atas, pada klien gangguan jiwa, perilaku

kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah.

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan

harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang

kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Tanda dan Gejala

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap

penyakit (rambut botak karena terapi)

b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)

Page 3: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

3

c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang

suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya (Keliat, 1999).

3. Akibat

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan

berbahaya atau mencederai dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti

menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah, dll.

Tanda dan gejala:

a. Memperlihatkan permusuhan.

b. Keras dan menuntut.

c. Mendekati orang lain dengan ancaman.

d. Memberi kata-kata ancaman.

e. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan.

f. Rencana melukai diri sendiri dan orang lain

C. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

1. Masalah keperawatan:

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Perilaku kekerasan / amuk

c. Gangguan harga diri : harga diri rendah

Perilaku Kekerasan/amuk Core Problem

Page 4: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

4

2. Data yang perlu dikaji

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

1). Data Subyektif :

a) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

b) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika

sedang kesal atau marah.

c) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Objektif :

a) Mata merah, wajah agak merah.

b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,

memukul diri sendiri/orang lain.

c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

d) Merusak dan melempar barang-barang.

b. Perilaku kekerasan/amuk

1). Data Subyektif :

a) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

b) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika

sedang kesal atau marah.

c) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

2). Data Obyektif

a) Mata merah, wajah agak merah.

b) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

c) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

d) Merusak dan melempar barang-barang.

c. Gangguan harga diri : harga diri rendah

1). Data subyektif:

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri

sendiri.

2). Data obyektif:

Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif

tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

Page 5: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

5

D. Diagnosa Keperawatan

a. Perilaku kekerasan

b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.

E. Rencana Tindakan

1. Perilaku kekerasan

a. Tujuan Umum :

Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkunganya.

b. Tujuan Khusus:

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Rasional: Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran

interaksi

Tindakan:

a) Bina hubungan saling percaya :

(1) Beri salam terapeutik

(2) Perkenalkan diri

(3) Tanyakan nama dan nama panggilan

(4) Jelaskan tujuan interaksi

(5) Buat kontrak setiap interaksi (topik, waktu, tempat )

(6) Bicara dengan rileks dan tenang tanpa menantang

b) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

c) Lakukan kontak singkat tetapi sering

2) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

Rasional: Setelah diketahui penyebabnya, maka dapat dijadikan titik awal

penanganan

Tindakan:

a) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan jengkel / kesal

b) Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal

c) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan dengan

sikap tenang

3) Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.

Rasional: Untuk mengetahui hal yang dialami dan dirasakan saat melakukan

perilaku kekerasan

Page 6: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

6

Tindakan :

a) Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakannya

saat jengkel/marah.

b) Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien

c) Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel/kesal yang dialami

klien.

4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

Rasional: Untuk mengetahui perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan

dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dengan

destruktif

Tindakan:

a) Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan klien (verbal, pada orang lain, pada lingkungan dan pada diri

sendiri)

b) Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan.

c) Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan

masalahnya selesai

5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

Rasional: Dengan mengetahui akibat perilaku kekerasan diharapkan klien

dapat mengubah perilaku destruktidf menjadi konstruktif.

Tindakan:

a) Bicarakan akibat/ kerugian dari cara yang telah dilakukan klien

b) Bersama klien simpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien.

c) Tanyakan pada klien apakah ”apakah ingin mempelajari cara baru yang

sehat”

6) Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku

kekerasan.

Rasional: Penyaluran rasa marah yang konstruktif dapat menghindari

perilaku kekerasan

Tindakan:

a) Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

Page 7: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

7

b) Beri reinforcement positif atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan

klien.

c) Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk

mencegah perilaku kekerasan, yaitu: tarik nafas dalam dan pukul kasur

dan bantal.

d) Diskusikan cara melakukan tarik nafas dalam dengan klien

e) Beri contoh kepada klien tentang cara menarik nafas dalam

f) Minta klien untuk mengikuti contoh yang diberikan sebanyak 5 kali

g) Beri pujian positif atas kemampuan klien mendemonstrasikan cara

menarik nafas dalam

h) Diskusikan dengan klien mengenai frekuensi latihan yang akan

dilaksanakan sendiri oleh klien

i) Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari

j) Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara pencegahan perilaku

kekerasan yang telah dilakukan dengan mengisi jadwal kegiatan harian

(self evaluation)

7) Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku

kekerasan.

Rasional: dengan berbicara yang baik (meminta, menolak dan

mengungkapkan perasaan) dapat menhindari perilaku kekerasaan.

Tindakan :

a) Diskusikan cara bicara yang baik pada klien.

b) Beri contoh cara bicara yang baik: meminta dengan baik, menolak

dengan baik dan mengungkapkan perasaan yang baik).

c) Minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik.

d) Diskusikan dengan klien tentang waktu dan kondisi cara bicara yang

dapat dilakukan diruangan.

e) Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik dengan

mengisi jadwal kegiatan harian (self evaluation)

Page 8: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

8

8) Klien dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku

kekerasan

Rasional: ibadah yang biasa dilakukan dapat digunakan untuk menetramkan

jiwa sehingga perilaku kekerasan dapat terhindar

Tindakan:

a) Diskusikan dengan klien tentang kegiatan ibadah yang pernah dilakukan

b) Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapt dilakukan

c) Diskusikan dengan klien tentang waktu pelaksanan kegiatan ibadah

d) Klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi jadwal

kegiatan harian (self evaluation)

9) Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku

kekerasan.

Rasional: Klien dapat memiliki kesadaran pentingnya minum obat dan

bersedia minum obat dengan kesadaran sendiri.

Tindakan:

a) Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (nama,

warna, besar); waktu minum obat;cara minum obat.

b) Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur.

c) Jelaskan prinsip benar minum obat (nama, dosis, waktu, cara minum).

d) Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu.

e) Anjurkan klien melapor kepada perawat/ dokter bila merasakan efek

yang tidak menyenangkan.

f) Berikan pujian pada klien bila minum obat dengan benar.

10) Klien dapat mengikuti TAK: stimulasi persepsi pencegahan perilaku

kekerasan.

Rasional: dengan mengikuti TAK klien bisa mengungkapan perasaan yang

berhubungan dengan perilaku kekerasan kepada temen dan perawat.

Tindakan:

a) Anjurkan klien untuk ikut TAK: stimulasi persepsi pencegahan perilaku

kekerasan.

b) Fasilitasi klien untuk mempraktikan hasil kegiatan TAK dan beri pujian

atas keberhasilanya.

Page 9: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

9

11) Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam melakukan penjegahan

perilaku kekerasan.

Rasional: Keluarga adalah orang yang terdekat dengan klien, dengan

melibatkan keluarga, maka mencegah klien kambuh.

Tindakan:

a) Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan

yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini

b) Jelaskan cara-cara merawat klien: terkait dengan cara mengontrol

perilaku marah secara konstruktif, sikap dan cara bicara.

c) Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda marah, penyebab

marah dan cara menghadapi klien saat marah

d) Beri reinforcement positif pada hal-hal yang dicapai keluarga

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

a. Tujuan Umum :

Klien tidak mengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah

b. Tujuan Khusus:

1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Rasional: Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran

interaksi

Tindakan:

a) Bina hubungan saling percaya :

(1) Salam terapeutik

(2) Perkenalkan diri

(3) Tanyakan nama dan nama panggilan

(4) Jelaskan tujuan interaksi

(5) Buat kontrak setiap interaksi (topik, waktu, tempat )

(6) Bicara dengan rileks dan tenang tanpa menantang

b) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaanya

c) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Rasional: Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran

interaksi

Page 10: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

10

Tindakan:

a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b) Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien

c) Utamakan pemberian pujian yang realitas

3) Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri

dan keluarga

Rasional: Setelah diketahui penyebabnya, maka dapat dijadikan titik awal

penanganan

Tindakan:

Diskusikan kemampuan positif yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan

keluarga

4) Klien dapat memilih atau merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai

kemampuan yang dimiliki

Rasional: Setelah pulang ke rumah, klien siap melakukan aktivitas sesuai

dengan kemampuan dan norma

Tindakan :

a) Rencanakan aktifitas yang dapat dilakukan klien setiap hari

b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Rasional: mengoptimalkan kemampuan klien dalam melakukan kegiatan

dan klien dapat melakukan dengan senang hati

a) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

b) Beri pujian atas keberhasilan klien

c) Diskusikan kemungkinan pelaksanan di rumah

6) Keluarga mampu memberikan dukungan pada klien untuk memenuhi

kebutuhan klien

Tindakan:

Diskusikan dengan keluarga cara merawat klien dan memberikan

dukungan pada klien

Page 11: Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan

11

F. Daftar Pustaka

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr.

Amino Gonohutomo

Keliat B. A. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I. Jakarta : EGC

Keliat B. A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi II. Jakarta : EGC

Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th

ed.). St.Louis Mosby Year Book

Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1,

Bandung, RSJP Bandung