Laporan pendahuluan fraktur femur
-
Upload
sma-negeri-8-bekasi -
Category
Health & Medicine
-
view
1.744 -
download
19
Transcript of Laporan pendahuluan fraktur femur
Fildzah Tamimi
NIM : P3.73.20.3.12.069
POLITEKNIK KESEHATAN KEMKES JAKARTA 3
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PERSAHABATAN
IT
FRAKTUR FEMUR
Fraktur adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan
luasnya. Fraktur terjadi jika tulang
dikenai stress yang lebih besar
dari yang dapat diabsorpsinya.
Fraktur dapat disebabkan oleh
pukulan langsung, gaya meremuk,
gerakan puntir mendadak, dan
kontraksi otot ekstrem.
(Brunner dan Suddarth, 2000)
PENGERTIAN FRAKTUR
Fraktur fermur merupakan gangguansistem muskuluskeletal, dimana terjadipemisahan atau patahnya tulang yangdisebabkan oleh trauma atau tenagafisik (Doenges E Marilyn, 2000).
Fraktur adalah rusaknya kontinuitastulang yang disebabkan tekananeksternal yang datang lebih besar dariyang dapat diserap oleh tulang,frakturpatologis terjadi tanpa trauma padatulang yang lemah karena dimineralisasiyang berlebihan. (Linda Juall C, 2002).
LANJUTAN PENGERTIAN
JENIS – JENIS FRAKTUR
C:\Users\USER\Documents\Folder\Commminuted Right Femur
Fracture.mp4
Menurut Sachdeva (1996), penyebabfraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Cedera traumatic
a) Cedera langsung, berarti pukulanlangsung pada tulang sehinggatulang patah secara spontan.
b) Cedera tidak langsung, berartipukulan langsung berada jauh daribenturan, misalnya jatuh dengantangan menjulur dan menyebabkanfraktur klavikula.
c) Fraktur yang disebabkan kontraksikeras dari otot yang kuat.
ETIOLOGI
2. Fraktur patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibatproses penyakit, diman dengan traumaminor dapat mengakibatkan fraktur, dapatjuga terjadi pada keadaan :
a) Tumor tulang (jinak atau ganas)
b) Infeksi seperti osteomielitis
c) Rakhitis, suatu penyakti tulang yangdisebabkan oleh devisiensi vitamin D yangmempengaruhi semua jaringan skelet lain.
3. Secara spontan, disebabkan oleh stresstulang yang terus menerus misalnya padapenyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
ETIOLOGI LANJUTAN
Penyebab fraktur menurut Barbara (1999)
1. Fraktur terjadi ketika tekanan yang menimpa tulang lebih besar
daripada daya tahan tulang, seperti benturan dan cedera.
2. Fraktur terjadi karena tulang yang sakit, ini dinamakan fraktur
patologi yaitu kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau
osteoporosis.
PENYEBAB FRAKTUR FEMUR
(Heryati, Suratun 2008) Fraktur pada tulang dapat menyebabkan :
1. Edema.
2. Jaringan lemak.
3. Persyarafan ke otot dan sendi terganggu.
4. Dislokasi sendi.
5. Ruptur tendo.
6. Kerusakan saraf.
7. Kerusakan pembuluh darah.
LANJUTAN ..
Menurut Apley dan Salomon (1995),fraktur dapat disebabkan oleh :
1. Cedera dan benturan sepertipukulan langsung, gayameremuk, gerakan puntirmendadak, kontraksi ototekstrim.
2. Letih karena otot tidak dapatmengabsorbsi energi sepertiberjalan kaki terlalu jauh.
3. Kelemahan tulang akibatpenyakit kanker atauosteoporosis pada frakturpatologis.
LANJUTAN ...
Menurut Hardiyani (1998), fraktur dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan tempat
2. Berdasarkan luas dan garis fraktur
3. Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah.
4. Berdasarkan posisi fragmen
5. Berdasarkan hubungan fraktur dengan dunia luar
6. Berdasarkan bentuk garis fraktur dan hubungan dengan
mekanisme trauma
7. Berdasarkan kedudukan tulangnya
KLASIFIKASI FRAKTUR
1. Fraktur humerus.
2. Tibia.
3. Clavicula, dan
4. Cruris.
BERDASARKAN TEMPAT
1. Fraktur komplit Garis patah melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua korteks tulang.
2. Fraktur tidak komplit Bila garis patah tidak melalui seluruh
garis penampang tulang.
BERDASARKAN LUAS DAN GARIS
FRAKTUR
1. Fraktur kominit garis patah lebih dari satu dan
saling berhubungan.
2. Fraktur segmental garis patah lebih dari satu
tapi tidak berhubungan.
3. Fraktur Multipel garis patah lebih dari satu tapi
pada tulang yang berlainan tempatnya, misalnya
fraktur humerus, fraktur femur dan sebagainya.
BERDASARKAN BENTUK DAN
JUMLAH GARIS PATAH
1. Undisplaced (tidak bergeser)
garis patah komplit tetapi
kedua fragmen tidak
bergeser.
2. Displaced (bergeser)
terjadi pergeseran fragmen
fraktur.
BERDASARKAN POSISI FRAGMEN
1. Tertutup
2. Terbuka
BERDASARKAN HUBUNGAN
FRAKTUR DENGAN DUNIA LUAR
1. Garis patah melintang.
2. Oblik (miring).
3. Spiral (melingkari tulang).
4. Kompresi.
5. Alvusi (trauma tarikan atau insersi otot pada insersinya).
BERDASARKAN BENTUK GARIS
FRAKTUR DAN HUBUNGAN DENGAN
TRAUMA
a. Tidak adanya dislokasi.
b. Adanya dislokasi
- At axim : membentuk sudut.
- At lotus : fragmen tulang berjauhan.
- At longitudinal : berjauhan memanjang.
- At lotus cum contractiosnum : berjauhan dan memendek.
BERDASARKAN KEDUDUKAN
TULANG
1. Fraktur komplit adalah patah pada
seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergeseran.
2. Fraktur inkomplit, patah hanya
terjadi pada sebagian dari garis
tengah tulang.
3.Fraktur tertutup (fraktur simple),
tidak menyebabkan robekan kulit.
PATOFISIOLOGI FRAKTUR
FERMUR
Fraktur terbuka (fraktur komplikata/kompleks), merupakan fraktur
dengan luka pada kulit atau membrana mukosa sampai ke patahan
tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi : Grade I dengan luka
bersih kurang dari 1 cm panjangnya dan sakit jelas, Grade II luka
lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif dan Grade
III, yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan
lunak ekstensi, merupakan yang paling berat.
LANJUTAN ...
1. Nyeri terus menerus danbertambah beratnyasampai fragmen tulang diimobilisasi.
2. Deformitas dapatdisebabkan pergeseranfragmen pada frakturlengan dan eksremitas.
3. Pemendekan tulang,karena kontraksi otot yangmelekat diatas dandibawah tempat fraktur.Fragmen sering salingmelingkupi satu sama lainsampai 2,5 sampai 5,5 cm.
MANIFESTASI KLINIS
4. Krepitasi yang teraba
akibat gesekan antar fragmen
satu dengan lainnya.
5. Pembengkakan dan
perubahan warna lokal pada
kulit terjadi akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti
fraktur.
LANJUTAN ..
1. Malunion
2. Delayed union
3. Nonunion
4. Compartment syndroma
5. Shock.
6. Fat embalism syndroma
7. Tromboembolic complicastion
8. Infeksi.
9. Avascular necrosis
10. Refleks symphathethic dysthropy
KOMPLIKASI
1) Laboratorium Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan,
laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak
sangat luas
2) Radiologi X-Ray, deformitas dan metalikment., venogram atau
anterogram, dan CT scan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada prinsipnya penangganan fraktur meliputi reduksi (terbuka dan
tertutup), imobilisasi dan pengembalian fungsi dan kekuatan normal
dengan rehabilitasi.
PENANGANAN FRAKTUR
1. Reduksi fraktur terbuka dilakukanuntuk mengembalikan fragmentulang pada kesejajarannya danrotasi anatomis.
2. Reduksi tertutup dilakukan untukmengembalikan fragmen tulangke posisinya (ujung-ujung salingbehubungan) dengan manipulasidan traksi manual.
3. Traksi, digunakan untukmendapatkan efek reduksi danimobilisasi.
LANJUTAN PENANGANAN
FRAKTUR
Imobilisai fraktur, setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di
imobilisasi atau di pertahankan dalam posisi dan kesejajaranyang
benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan
dengan fiksasi eksternal atau inernal. Fiksasi eksternal meliputi
pembalutan, gips, bidai, traksi kontinui, pin dan teknik gips atau
fiksator eksternal. Fiksasi internal dapat dilakukan implan logam
yang berperan sebagai bidai inerna untuk mengimobilisasi fraktur.
Pada fraktur femur imobilisasi di butuhkan sesuai lokasi fraktur yaitu
intrakapsuler 24 minggu, intra trohanterik 10 s.d. 12 minggu, batang
18 minggu dan supra kondiler 12 s.d. 15 minggu.
LANJUTAN ...
1. Imobilisasi fragmen tulang.
2. Kontak fragmen tulang
minimal.
3. Asupan darah yang memadai.
4. Nutrisi yang baik.
5. Latihan pembebanan berat
badan untuk tulang panjang.
6. Hormon-hormon pertumbuhan
tiroid, kalsitonin, vitamin D,
steroid anabolik.
7. Potensial listrik pada patahan
tulang.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN TULANG
MEKANISME PENYEMBUHAN