LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

11
LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA 1. DEFINISI Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang mengenai bronkus dan juga alveolus disekitarnya, yang sering terjadi pada anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Bennete,2013) Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronkhi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya. (Smeltzer dan Suzanne C, 2002) Bronkopneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapa hari. Yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti : bakteri, virus, jamur dan benda asing lainnya. (Dep. Kes. 1996: Halaman 106) 2. ETIOLOGI 1

description

LP bronkopneumonia

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA

1. DEFINISI

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu

peradangan pada parenkim paru yang mengenai bronkus dan juga alveolus

disekitarnya, yang sering terjadi pada anak-anak dan balita, yang disebabkan

oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Bennete,2013)

Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai

pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di

dalam bronkhi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya.

(Smeltzer dan Suzanne C, 2002)

Bronkopneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada

jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus

bagian atas selama beberapa hari. Yang dapat disebabkan oleh bermacam-

macam etiologi seperti : bakteri, virus, jamur dan benda asing lainnya. (Dep.

Kes. 1996: Halaman 106)

2. ETIOLOGI

2.1 Faktor Infeksi

a) Pada Neonatus : Streptokokus group B, Respiratory Sincytial Virus

(RSV)

b) Pada Bayi :

Virus : Virus parainfluensa, virus influensa, Adenovirus, RSV,

Cytomegalovirus

Organisme Atipikal : Chlamidia trachomatis, Pneumocytis

Bakteri : Streptokokus pneumoni, Haemofilus inflenza, Mycobakterium

tuberculosa, Boedetella pertusis

c) Pada Anak-anak:

Virus : Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSV

Organisme Atipikal : Mycoplasma pneumonia

Bakteri : Pneomokokus, Mycobakterium tuberculosis

1

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

d) Pada Dewasa:

Organisme Atipikal: Mycoplasma pneumonia, Chlamidia trachomatis

Bakteri : Pneomokokus, Mycobakterium tuberculosis, Bordetella

pertusis.

2.2 Faktor Non Infeksi

Terjadi akibat gangguan menelan atau refluks esophagus meliputi:

a) Bronkopneumonia lipoid:

Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung banyak minyak secara

intranasal, pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau

pemaksaan pemberian minyak ikan pada anak yang sedang menangis.

2.3 Faktor Predisposisi

a. Usia

b. Genetik

2.4 Faktor Presipitasi

a. Gizi buruk/ gizi kurang

b. Tidak Mendapatkan ASI yang memadai

c. Imunisasi tidak lengkap

d. Pendidikan ibu

e. Polusi udara

f. Kepadatan tempat tinggal

3. KLASIFIKASI

Beberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan

etiologi terbukti secara klinis dan memberikan terapi yang relevan (Bradley

et.al.,2011)

3.1 Berdasarkan asal infeksi

a. Pneumonia yang didapat dari masyarakat (community acquired

pneumonia = CAP)

b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (Hospital-based pneumonia)

3.2 Berdasarkan mikroorganisme penyebab

a. Pneumonia bakteri

b. Pneumonia virus

c. Pneumonia jamur

2

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

3.3 Berdasarkan karakteristik penyakit

a. Pneumonia Tipikalb. Pneumonia Atipikal

3.4 Berdasarkan lama penyakit

a. Pneumonia Akutb. Pneumonia persisten

4. PATOFISIOLOGI

3

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

5. MANIFESTASI KLINIS

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas

selama beberapa hari.

1. Demam sampai 390-400C

2. Dapat terjadi kejang

3. Anak sangat gelisah, dipsnu, pernapasan cepat dan dangkal disertai

pernafasan cuping hidung, dan sianosis di sekitar hidung dan mulut.

4. Batuk biasanya dijumpai pada beberapa hari setelah terserang, berupa batuk

kering yang beruubah menjadi batuk produktif.

5. Retraksi dinding dada

6. Vokal fremitus

7. Bunyi crekles sedang nyaring

6. PEMERIKSAN PENUNJANG

a. Sinar X:

Mengidentifikasi distribusi struktural, dapat juga menyatakan adanya abses

luas/ infiltrat.

b. GDA:

Dapat terjadi hipoksia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi

asidosis respiratorik.

c. Pemeriksaan kultur sputum dan darah:

Mengetahui mikroorganisme penyebab dan menentukan antibiotik yang

efektif

d. Darah lengkap:

Infeksi Virus: Leukosit normal atau meningkat (tidak lebih dari 20.000/nm3)

dengan limfosit predominan.

Infeksi Bakteri : Leukosit meningkat 15.000-40.000/nm3 dengan neutrofil

yang predominan.

e. LED: menunjukan peningkatan

f. Pemeriksaan fungsi paru:

Volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar), tekanan jalan

napas mungkin meningkat dan hipoksemia.

4

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

g. Elektrolit : Natrium dan Klorida mungkin rendah

h. Bilirubin : Mungkin meningkat

i. Biopsi jaringan paru: Adanya mikroorganisme patologis yang berkembang.

7. KRITERIA DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakan jika ditemukan 3 dari 5 gejala berikut: (Bradley, et.al,

2011):

a. Sesak nafas disertai dengan pernapasan cuping hidung dan tarikan

dinding dada.

b. Demam.

c. Ronchi basah halus-sedang nyaring (crakles)

d. Foto thorax menunjukan gambaran infiltrate difuse

e. Leukositas (Leukosit normal atau meningkat (tidak lebih dari

20.000/nm3) dengan limfosit predominan. Infeksi Bakteri : Leukosit

meningkat 15.000-40.000/nm3 dengan neutrofil yang predominan.)

8. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan keperawatan yang dapat diberikan pada klien

bronkopneumonia adalah:

1. Menjaga kelancaran pernafasan.

2. Kebutuhan istirahat

3. Kebutuhan nutrisi dan cairan

4. Mengontrol suhu tubuh

5. Mencegah koplikasi

Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan:

1. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan)

2. Pemasangan NGT jika pasien mengalami sesak dan kesulitan

makan

3. Pemberian Nebul (inhalasi beta antagonis)

5

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

Farmakoterapi:

a. Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh

Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada

umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara

praktis dipakai :

Kombinasi :

Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan

Kloramfenikol 50-100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.

Atau kombinasi :

Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50

mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.

Atau kombinasi :

Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol

(dosis sda).

b. Umur < 2 bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia,

Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.

Kombinasi :

Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan

Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.

Atau kombinasi :

Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7

mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.

Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan

malnutrisi berat atau penderita immunocompromized.

c. Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :

Streptokokus pneumonia :

- Penisilin prokain IM atau

- Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral, 4 kali sehari

atau

6

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

- Eritromisin (dosis sda) atau

- Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.

Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).

d. Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat

(misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu

dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.

Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :

- kemajuan klinis penderita

- jenis kuman penyebab

9. KOMPLIKASI

Komplikasi Bronkopneumonia adalah:

a. Atelektasis adalah pengembangan alveolus yang tidak sempurna akibat

adanya kolaps pada alveoli sehingga menyebabkan refleks batuk hilang.

b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam

rongga pleura.

c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang

meradang.

d. Infeksi sistemik

e. Endokarditis yaitu peradangan pada ktup endokardial jantung.

10. PENCEGAHAN

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini merupakan upaya untuk mempertahankn orang yang

sehat agar tetap sehat atau mencegah agar tidak sakit. Pencegahan primer

bertujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap kejadian

bronkopneumonia. Upaya yang dilakukan adalah:

a) Memberikan imunisasi BCG satu kali (pada usia 0-11 bulan),

campak satu kali (usia 9-11 bulan), DPT (Dhipteri, Pertusis,

Tetanus) sebanyak 3 kali (Usia 2-11 bulan), dan Hepatitis B

sebanyak 3 kali (0-9 bulan).

7

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKOPNEUMONIA

b) Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada

bayi neonatal sampai berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi

pada anak.

c) Mengurngi polusi lingkungan udara.

d) Tidak merokok.

e) Makan tidak tergesa-gesa

f) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

2. Pencegahan Sekunder

Tingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya untuk mempercepat proses

penyembuhan penyakit, menghambat progesifitas penyakit, menghindari

komplikasi. Pencegahan sekunder ini meliputi diagnosis dini dan pengobatan

yang tepat. Upaya yang dapat dilakukan :

a) Bronkopneumoni: di rumah sakit, berikan terapi Oksigen, antibiotik

benzilpenisilin, obati demam, beri perawatan suportif.

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dimaksudkan untuk menguragi resiko keparahan kecacatan

dan rehabilitasi. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

a) Pengobatan secara intensif sampai tuntas

b) Tingkatkan asupan nutrisi secara adekuat

c) Mematuhi setiap advis dari dokter

8