LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

114
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN 2017 PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

Transcript of LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Page 1: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

2017 PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 2: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

1

TATA KELOLA

Penerapan tata kelola yang baik merupakan fondasi bagi terbentuknya infrastruktur

perbankan dan budaya perusahaan yang kokoh. Dalam rangka meningkatkan kinerja,

melindungi kepentingan para pemangku kepentingan dan untuk menjaga kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum

pada industri perbankan, PT. Bank BPD DIY melaksanakan kegiatan usahanya dengan

berpedoman pada prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

PT. Bank BPD DIY menerapkan pelaksanaan tata kelola berdasarkan lima prinsip dasar,

yaitu:

1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material

dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan

keputusan. Prinsip transparansi dilaksanakan antara lain:

a. PT. Bank BPD DIY melakukan keterbukaan informasi secara jelas benar dan

akurat dengan memperhatikan prinsip kerahasiaan bank sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Keterbukaan informasi yang dilakukan Bank dapat diakses oleh seluruh

pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.

c. Kebijakan Bank tertulis dan dikomunikasikan kepada pemangku

kepentingan yang berhak memperoleh informasi tersebut.

2. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ

Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Prinsip akuntabilitas

dilaksanakan antara lain:

a. PT. Bank BPD DIY menetapkan sasaran dan strategi usaha yang dapat

dipertanggung jawabkan kepada pemangku kepentingan.

b. Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh jajaran dibawahnya memiliki tugas

dan tanggung jawab yang jelas sesuai visi misi, budaya dan nilai

perusahaan, serta kode etik yang selaras dengan sasaran dan strategi

Bank.

c. Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh jajaran dibawahnya mempunyai

kompetensi sesuai tugas dan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan tata

kelola perusahaan.

Page 3: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

2

d. Bank memiliki ukuran penilaian kinerja untuk seluruh jajaran sesuai dengan

sasaran dan strategi Bank.

3. Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat.

Prinsip pertanggung jawaban dilaksanakan antara lain:

a. PT. Bank BPD DIY berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dan

senantiasa memperhatikan kepatuhan terhadap ketentuan dan

perundang-undangan yang berlaku.

b. PT. Bank BPD DIY peduli dalam pengelolaan lingkungan dan masyarakat

dengan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan yang wajar.

4. Independensi, yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan

dari pihak manapun. Prinsip independensi dilaksanakan antara lain:

a. PT. Bank BPD DIY dalam melaksanakan kegiatan usahanya tidak

mendapatkan tekanan yang tidak wajar dari pihak manapun serta terbebas

dari pengaruh benturan kepentingan.

b. PT. Bank BPD DIY dalam pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif

dan berdasarkan kepentingan Bank.

5. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku

kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-

undangan. Prinsip kewajaran dilaksanakan antara lain:

a. PT. Bank BPD DIY senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

pemangku kepentingan berdasarkan azas keadilan dan kesetaraan.

b. PT. Bank BPD DIY membuka akses informasi sesuai prinsip keterbukaan

serta memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk

memberikan saran dan pendapatan demi kemajuan Bank.

Dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan tata kelola, Bank telah

melakukan penilaian sendiri terhadap kecukupan pelaksanaan tata kelola sebagaimana

telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 55/POJK.03/2016

tanggal 7 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum.

Page 4: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

3

PENERAPAN TATA KELOLA BANK

Sesuai dengan POJK tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, PT. Bank BPD DIY

melaksanakan penerapan tata kelola yang terwujud dalam :

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris

2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite dan satuan kerja yang menjalankan

fungsi pengendalian intern

3. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern

4. Penerapan manajemen risiko

5. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar

6. Rencana strategis

7. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

HASIL PENILAIAN SENDIRI ATAS TATA KELOLA

Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas penerapan tata kelola, PT. Bank BPD

DIY secara berkala melakukan penilaian sendiri (self assessment) untuk mengukur

pelaksanaan tata kelola terhadap kebijakan – kebijakan yang berlaku. Hasil penilaian

sendiri atas tata kelola PT. Bank BPD DIY berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan nomor 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum,

posisi akhir tahun 2017 yaitu peringkat 2.

Rincian hasil penilaian sendiri pada posisi Desember tahun 2017 adalah sebagai berikut :

No Faktor Penilaian Skor (1-5) Bobot Skot

Terbobot

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan

Komisaris

1,92 10% 0,19

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 1,92 20 % 0,38

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 1,92 10% 0,19

4 Penanganan Benturan Kepentingan 2,20 10% 0,22

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 2,20 5% 0,11

6 Penerapan Fungsi Audit Intern 1,96 5% 0,10

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 1,64 5% 0,08

8 Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem

Pengendalian Internal

2,20 7,5% 0,17

Page 5: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

4

No Faktor Penilaian Skor (1-5) Bobot Skot

Terbobot

9 Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party)

dan penyediaan dana besar (large exposure)

1,96 7,5% 0,15

10 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan,

laporan pelaksanaan Good Corporate Governance dan

pelaporan internal

1,92 15% 0,29

11 Rencana Strategis Bank 1,92 5% 0,10

Total Skor: 1,97

Peringkat: 2

Index Self Assessment GCG Score posisi Desember selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah

sebagai berikut :

Tahun 2015 2016 2017

Index Self Assessment GCG Score 1,81 1,80 1,97

Predikat 2 1 2

STRUKTUR ORGANISASI TATA KELOLA

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 7

Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, struktur organisasi GCG

PT. Bank BPD DIY disusun sebagai berikut :

RUPS

Dewan Komisaris

Direksi

Komite Manajemen Risiko

Komite Kebijakan Perkreditan

Komite ALCO Komite SDM Komite Pengarah TI

Komite Audit Komite Remunerasi

& Nominasi Komite Pemantau

Risiko

Page 6: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

5

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi perusahaan yang

berfungsi sebagai forum bagi para pemegang saham untuk mengambil keputusan yang

berkaitan dengan perusahaan. Dalam RUPS, para pemegang saham menggunakan

haknya, mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya dalam proses pengambilan

keputusan. RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan

Dewan Komisaris sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan dan

peraturan perundangan yang berlaku.

Ruang Lingkup RUPS

Berdasarkan Akta PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2

tanggal 5 April 2013, RUPS meliputi RUPS Tahunan, dan RUPS lainnya/Luar Biasa. Ruang

lingkup RUPS Tahunan meliputi:

1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca, laba rugi tahun buku yang baru

berlalu yang telah diperiksa (diaudit) oleh akuntan publik serta penjelasan atas

dokumen tersebut untuk mendapatkan pengesahan rapat.

2. Penyampaian Laporan Tahunan mengenai keadaan dan jalannya perusahaan,

hasil yang telah dicapai, perkiraan perkembangan perusahaan di masa yang akan

datang, kegiatan utama perusahaan dan perubahannya selama tahun buku serta

rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan

perusahaan, untuk mendapatkan persetujuan rapat.

3. Penetapan penggunaan laba bersih, jika perusahaan mempunyai saldo laba

positif.

4. Penetapan akuntan publik untuk mengaudit buku perusahaan yang sedang

berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris.

5. Penetapan hal-hal lain yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan

memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan anggaran dasar.

Prosedur dan pelaksanaan RUPS mengacu pada Akta PT. Bank Pembangunan Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 tanggal 5 April 2013 dan tata perundang-undangan

yang berlaku.

Page 7: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

6

Pelaksanaan RUPS Tahun 2017

Selama tahun 2017, RUPS dilaksanakan sebanyak 1 kali, yaitu :

Tanggal Pelaksanaan

Agenda RUPS Keputusan RUPS

21 April 2017 Pengesahan Laporan Keuangan

Pengesahan Modal

Penunjukan KAP

Mengesahkan Laporan Keuangan

Mengesahkan Modal

Menunjuk KAP

Pemegang Saham Bank BPD DIY

Sampai akhir tahun 2017, Pemegang Saham PT. Bank BPD DIY adalah sebagai berikut:

Keterangan Rupiah % Jumlah Lembar Saham

Pemerintah Daerah DIY 510.000.000.000 51,00 510.000

Pemerintah Kota Yogyakarta 117.000.000.000 11,70 117.000

Pemerintah Kabupaten Sleman 148.200.000.000 14,82 148.200

Pemerintah Kabupaten Bantul 98.200.000.000 9,82 98.200

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul 67.300.000.000 6,73 67.300

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo 59.300.000.000 5,93 59.300

Jumlah 1.000.000.000.000 100,00 1.000.000

DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang memiliki tugas pokok untuk melakukan

pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan perusahaan, dan memberikan

nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris juga bertugas untuk memastikan

terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola dalam setiap kegiatan usaha

perusahaan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi PT. Bank BPD DIY.

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan

Komisaris PT. Bank BPD DIY telah membentuk komite-komite yang terdiri dari Komite

Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

Page 8: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

7

Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

Selama tahun 2017, tidak terdapat perubahan pada susunan Dewan Komisaris PT. Bank

BPD DIY. Susunan Dewan Komisaris PT. Bank BPD DIY terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu 1

(satu) orang ketua dan 2 (dua) orang anggota. Jumlah tersebut telah sesuai dengan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember

2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, bahwa Bank wajib memiliki

anggota Dewan Komisaris dengan jumlah paling kurang sebanyak 3 (tiga) orang dan

paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi.

Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris

Komposisi Dewan Komisaris PT. Bank BPD DIY telah mencerminkan keberagaman

anggotanya, baik dalam hal pendidikan, pengalaman kerja, usia, maupun keahlian, dan

masing-masing memiliki kompetensi tinggi yang mendukung peningkatan kinerja

perusahaan.

Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris

Untuk pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan terselenggaranya prinsip-prinsip tata

kelola yang efektif, PT. Bank BPD DIY menyusun Pedoman dan Tata Tertib Dewan

Komisaris yang meliputi hal-hal berikut :

• Ketentuan Umum

• Independensi

• Pengangkatan dan pengunduran diri

• Tugas, wewenang dan tanggung jawab

Nama Jabatan Berlaku Efektif

Persetujuan OJK Persetujuan RUPS

Prof. Ainun Na’im, Ph.D. Komisaris Utama (Independen)

Surat OJK No. S-211/KO41/2015 tanggal 29 April 2015 tentang Perpanjangan Masa Jabatan Anggota Dewan Komisaris bank Saudara

- Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3, tanggal 6 April 2015

Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A.

Komisaris Independen

Drs. Bambang Wisnu Handoyo Komisaris

Page 9: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

8

• Transparansi dan larangan bagi Dewan Komisaris

• Etika dan waktu kerja

• Rapat Dewan Komisaris

• Komite-komite

• Pelaporan

• Ketentuan penutup

Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris

Tugas dan wewenang Dewan Komisaris tertuang dalam Anggaran Dasar PT. Bank

Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tanggal 5 April 2013 dan

Akta Keputusan Sirkuler Pemegang Saham PT. Bank Pembangunan Daerah DIY Nomor 3

Tanggal 13 September 2013, yaitu:

1. Tugas Dewan Komisaris

a. Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan good

corporate governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh

tingkatan atau jenjang organisasi.

b. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasehat kepada

Direksi.

c. Dalam melakukan pengawasan, Komisaris wajib mengarahkan, memantau

dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank.

d. Dalam melakukan pengawasan, Komisaris dilarang terlibat dalam

pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali:

1) Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dengan

ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit

Bank Umum, dan

2) Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Pengambilan keputusan Dewan Komisaris merupakan bagian dari tugas

pengawasan oleh Komisaris sehingga tidak meniadakan tanggung jawab

Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank.

Page 10: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

9

f. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta

menandatangani laporan tersebut.

2. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan

audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern Bank, Auditor Eksternal,

Hasil Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas

lain.

Kriteria Dewan Komisaris

Untuk dapat diangkat menjadi Dewan Komisaris, harus memenuhi persyaratan umum

dan persyaratan khusus yang diatur dalam Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan

Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tanggal 5 April 2013. Seluruh anggota

Dewan Komisaris PT. Bank BPD DIY telah dinyatakan lulus dalam Fit and Proper Test serta

mendapat persetujuan RUPS.

Hubungan Afiliasi Dewan Komisaris dengan Dewan Komisaris Lainnya dan/atau Direksi

dan Pemegang Saham

Selama tahun 2017, seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan afiliasi,

mencakup hubungan keluarga, hubungan keuangan, serta kepengurusan dan

kepemilikan saham di Perseroan dengan sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi

ataupun Pemegang Saham.

Nama

Hubungan Keluarga Dengan Hubungan Keuangan Dengan Kepengurusan dan Kepemilikan

Saham Pada Perseroan Lain

Dewan Komisaris

Direksi Pemegang

Saham Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Direksi Pemegang

Saham

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

Prof. Ainun Na’im, Ph.D.

- √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A.

- √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Drs. Bambang Wisnu Handoyo

- √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Page 11: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

10

Pernyataan Independensi Dewan Komisaris

Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

kepemilikan saham, hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota

Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali, atau

hubungan dengan PT. Bank BPD DIY, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk

bertindak independen.

Anggota Komisaris Independen PT. Bank BPD DIY telah memenuhi persyaratan utama

yang mencakup persyaratan sebagai berikut:

1. Tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota

Komisaris lainnya, Anggota Direksi dan Pemegang Saham ataupun hubungan lainnya

yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

2. Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris,

Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada lebih dari 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan

keuangan, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik

Swasta dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit

and Proper Test).

4. Diusulkan oleh Pemegang Saham dan dipilih dalam RUPS.

5. Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya:

- Tidak pernah dinyatakan pailit.

- Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau

anggota Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu

Perseroan dinyatakan pailit.

- Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan

Negara dan/ atau BUMN dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

Page 12: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

11

Rapat Dewan Komisaris, Rapat Gabungan dan Tingkat Kehadiran Anggota Dewan

Komisaris

Dewan Komisaris dapat menyelenggarakan rapat dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara berkala, paling kurang 4

(empat) kali dalam setahun, dihadiri secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam

setahun dan dapat menggunakan sarana teknologi telekonferensi.

2. Panggilan rapat Dewan Komisaris dilakukan Komisaris Utama selambat-lambatnya 1

(satu) hari sebelum rapat diadakan.

3. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila Komisaris

Utama berhalangan, maka Komisaris Utama dapat menunjuk salah seorang anggota

untuk memimpin rapat.

4. Rapat Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya

apabila lebih dari ½ (setengah) dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau

diwakili dalam Rapat.

5. Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk

mufakat. Dalam hal tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan

suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (setengah) jumlah suara yang

dikeluarkan dalam rapat.

6. Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan (termasuk jika terdapat

perbedaan pendapat/dissenting opinion) dalam Rapat Dewan Komisaris harus

dibuat berita acara. Berita Acara Rapat Dewan Komisaris harus ditandatangani oleh

Ketua Rapat dan sekurang-kurangnya oleh seorang anggota Dewan Komisaris

lainnya yang hadir.

Dewan Komisaris juga dapat mengadakan rapat dengan Direksi dengan sebagai berikut:

1. Pertemuan Dewan Komisaris dengan Direksi dapat dilakukan secara berkala atau

sewaktu-waktu apabila dianggap perlu atas undangan Komisaris Utama dan atau

permintaan Direksi.

2. Acara rapat/pertemuan dimaksud, ditetapkan oleh Komisaris Utama dan atau

permintaan Direksi.

Page 13: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

12

Frekuensi rapat dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris PT. Bank BPD DIY yang

diselenggarakan selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Anggota Dewan Komisaris Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran % Kehadiran

Prof. Ainun Na’im, Ph.D. 5 5 100%

Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A. 5 5 100%

Drs. Bambang Wisnu Handoyo 5 5 100%

Frekuensi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank BPD DIY dan tingkat

kehadiran anggota Dewan Komisaris pada Rapat Gabungan yang diselenggarakan selama

tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Anggota Dewan Komisaris Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran % Kehadiran

Prof. Ainun Na’im, Ph.D. 5 5 100%

Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A. 5 5 100%

Drs. Bambang Wisnu Handoyo 5 5 100%

Materi Rapat Dewan Komisaris PT. Bank BPD DIY yang diselenggarakan selama tahun

2017 adalah sebagai berikut:

Tanggal Materi Rapat Dewan Komisaris

04 Februari 2017 Pembahasan POJK nomor 56/POJK.03/2016 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum

12 Februari 2017 1. Pembahasan modal PT Bank BPD DIY 2. Tindak lanjut temuan KAP terkait sistem akuntansi 3. Remunerasi sesuai POJK nomor 45/POJK.03/2015

28 April 2017 Tindak lanjut hasil RUPS terkait Dana Kesejahteraan dan Jasa Produksi

22 Juli 2017 1. Pembahasan progress penyelesaian kredit bermasalah 2. Close monitoring 25 debitur besar

17 September 2017 1. Persetujuan BPP APU PPT 2. Program leadership bekerjasama dengan perguruan tinggi

Materi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank BPD DIY yang

diselenggarakan selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tanggal Materi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi

03 Maret 2017 Action plan penyelesaian kredit bermasalah

30 Maret 2017 1. Persiapan RUPS Tahunan dan RUPSLB 2. Pembahasan POJK nomor 45/POJK.03/2015 tentang

Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum dan POJK nomor 56/POJK.03/2016 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum

Page 14: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

13

Tanggal Materi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi

11 Juni 2017 1. Pembahasan NPL dan kredit sektor perhotelan 2. Evaluasi kinerja triwulan 1 tahun 2017 3. Perubahan RBB tahun 2017 4. Perubahan job description Unit Kerja Pengelola Restrukturisasi

Kredit

30 Agustus 2017 1. Close monitoring 25 debitur besar 2. Penunjukan Kantor Akuntan Publik

29 Oktober 2017 Program leadership

Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris

Salah satu tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah memberikan nasihat

kepada Direksi untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan

perusahaan. Selama tahun 2017, Dewan Komisaris telah memberikan nasihat dan

rekomendasi terhadap Direksi melalui pertemuan-pertemuan yang membahas strategi

Bank.

Direksi membuat kebijakan dan ketentuan internal dengan selalu memperhatikan

rekomendasi yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Dengan rekomendasi tersebut,

Direksi akan selalu berada dalam arah yang sesuai untuk meraih tujuan yang telah

ditetapkan dengan strategi yang efektif. Sehingga pada akhirnya tujuan yang tertuang

dalam visi dan misi Bank dapat terukur dan dicapai sesuai yang diharapkan oleh seluruh

shareholder.

Pelatihan Dewan Komisaris

Selama tahun 2017, Dewan Komisaris telah mengikuti beberapa kali pelatihan. Adapun

pelatihan yang telah diikuti Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

No Anggota Dewan Komisaris Jenis Pelatihan

1 Prof. Ainun Na'im, Ph.D -

2 Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A 1. Seminar & Munas VI FKDK-P BPD-SI Tahun 2017

2. Pelatihan Komite Remunerasi : Tata Cara Melakukan Uji Kemampuan &Kepatutan bagi Calon Direktur Bank (Sudut Pandang Regulator, Komisaris & Direktur)

3. Workshop Peningkatan Kompetensi MR Program Internasional

3 Drs. Bambang Wisnu Handoyo Pelatihan “Good Corporate Governance (GCG) Implementation”

Page 15: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

14

Penilaian Kinerja Dewan Komisaris

Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan Pemegang Saham dalam RUPS.

Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris

Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris :

Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun dan mengevaluasi system

penggajian, tunjangan dan fasilitas Dewan Komisaris.

Komite Remunerasi dan Nominasi memastikan bahwa kebijakan remunerasi

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Komite Remunerasi dan Nominasi memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris tentang remunerasi Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris mengusulkan hasil evaluasi kepada Pemegang Saham dalam

RUPS.

DIREKSI

Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan

untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan

berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola dan menjalankan tugas-tugasnya,

Direksi telah membentuk :

1. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor 0307/OM 1006 tanggal 30 Desember

2016 tentang Buku Pedoman Perusahaan Bidang Organisasi PT. Bank BPD DIY, SKAI

dipimpin oleh Pemimpin SKAI yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Sedangkan kelompok dibawah Pemimpin SKAI adalah :

a. Kelompok Audit Kredit

b. Kelompok Audit Umum dan Teknologi Informasi

c. Unit Anti Fraud

d. Kontrol Internal Cabang

Page 16: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

15

2. Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko

Dalam Surat Keputusan Direksi nomor 0307/OM 1006 tanggal 30 Desember 2016

tentang Buku Pedoman Perusahaan Bidang Organisasi PT. Bank BPD DIY, Satuan

Kerja Manajemen Risiko tersusun dalam bentuk Divisi Manajemen Risiko dan

Kepatuhan yang dipimpin oleh Pemimpin Divisi. Pemimpin Divisi Manajemen Risiko

dan Kepatuhan bertanggung jawab kepada Direktur Kepatuhan dan membawahi dua

kelompok, yaitu :

a. Kelompok Manajemen Risiko

b. Kelompok Kepatuhan dan UKPN

Dalam Surat Keputusan Direksi tersebut diatur pula mengenai struktur Komite

Manajemen Risiko dengan tugas melakukan penilaian profil risiko, good corporate

governance, dan tingkat kesehatan Bank. Selama tahun 2017, susunan anggota

Komite Manajemen Risiko masih mengikuti Surat Keputusan Direksi nomor 0001/OM

0103 tanggal 2 Januari 2013. Dengan adanya perubahan struktur Organisasi, maka

surat keputusan tersebut dicabut dan diperbarui melalui Surat Keputusan nomor

0338/OM 1006 tanggal 22 Desember 2017 tentang Komite Manajemen Risiko dengan

susunan keanggotaan yaitu :

a. Direktur Utama (Ketua)

b. Pemimpin Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan (Sekretaris)

c. Direktur Kepatuhan (Anggota merangkap Ketua Pengganti I)

d. Direktur Pemasaran (Anggota merangkap Ketua Pengganti II)

e. Direktur Umum (Anggota merangkap Ketua Pengganti III)

f. Pemimpin Divisi Trisuri (Anggota)

g. Pemimpin Divisi Perkreditan (Anggota)

h. Pemimpin Divisi Perencanaan dan Pengembangan (Anggota)

i. Pemimpin Divisi SDM dan Umum (Anggota)

j. Pemimpin Divisi Teknologi Informasi (Anggota)

k. Pemimpin Satuan Kerja Audit Intern (Anggota)

l. Pemimpin Unit Usaha Syariah (Anggota)

m. Pemimpin Desk Akuntansi Keuangan dan Pajak (Anggota)

n. Pemimpin Desk Risiko Kredit dan Penyelesaian Kredit Bermasalah (Anggota)

Page 17: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

16

3. UKPN (Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah)

Tugas dan tanggung jawab UKPN melekat pada Kelompok Kepatuhan dan UKPN di

bawah Pemimpin Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan sesuai dengan Surat

Keputusan Direksi nomor 0307/OM 1006 tanggal 30 Desember 2016 tentang Buku

Pedoman Perusahaan Bidang Organisasi PT. Bank BPD DIY. Tugas dan tanggung

jawab UKPN antara lain melakukan monitoring pelaksanaan dan analisis pelaporan

terkait Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/PPT).

4. Komite Sumber Daya Manusia (SDM)

Komite ini dibentuk untuk memberikan masukan dan rekomendasi kepada Direksi

terhadap pelaksanaan program pengembangan karir dan penyelesaian pelanggaran

ketentuan atau tata tertib pegawai Bank. Susunan dan tugas Komite SDM

sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi nomor 0021/KP 1006 tanggal 20

Januari 2017 tentang Sistem Pengembangan Karir adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama (Ketua merangkap Anggota)

b. Direktur Umum (Ketua Pengganti I merangkap Anggota)

c. Direktur Pemasaran (Ketua Pengganti II merangkap Anggota)

d. Direktur Kepatuhan (Ketua Pengganti III merangkap Anggota)

e. Pemimpin Divisi SDM dan Umum (Anggota)

f. Pemimpin Divisi Perencanaan dan Pengembangan (Anggota)

g. Pemimpin Divisi Trisuri (Anggota)

h. Pemimpin Divisi Perkreditan (Anggota)

i. Pemimpin Divisi Teknologi Informasi (Anggota)

j. Pemimpin Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan (Anggota)

k. Pemimpin Satuan Kerja Audit Intern (Anggota)

l. Pemimpin Kelompok Pemberdayaan SDM (Sekretaris / non-Anggota)

5. Komite Pengarah Teknologi Informasi

Komite dibentuk untuk membantu tugas-tugas Direksi sesuai dengan good corporate

governance di bidang teknologi informasi. Susunan dan tugas Komite Pengarah

Teknologi Informasi sesuai dengan Surat Keputusan Direksi nomor 0069/OM 1006

Page 18: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

17

tanggal 29 Februari 2012 tentang Komite Pengarah Teknologi Informasi Bank BPD

DIY adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama (Ketua I)

b. Direktur Umum (Ketua II)

c. Direktur Kepatuhan (Ketua III)

d. Direktur Pemasaran (Ketua IV)

e. Pemimpin Divisi Teknologi Informasi (Sekretaris merangkap Anggota)

f. Pemimpin Divisi Perencanaan dan Pengembangan (Anggota)

g. Pemimpin Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan (Anggota)

h. Pemimpin Divisi Trisuri (Anggota)

i. Pemimpin Divisi Perkreditan (Anggota)

j. Pemimpin Divisi SDM dan Umum (Anggota)

k. Pemimpin Satuan Kerja Audit Intern (Anggota)

l. Pemimpin Unit Usaha Syariah (Anggota)

6. Komite Kebijakan Perkreditan

Komite dibentuk untuk membantu Direksi merumuskan kebijakan, mengawasi

pelaksanaan kebijakan, memantau perkembangan dan kondisi portofolio

perkreditan serta memberikan saran-saran langkah perbaikan. Berdasarkan Surat

Keputusan Direksi nomor 0247/KR 1006 tanggal 31 Oktober 2005 tentang Kebijakan

Perkreditan Bank, susunan keanggotaan komite adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama (Ketua merangkap Anggota)

b. Direktur Pemasaran (Ketua Pengganti I merangkap Anggota)

c. Direktur Umum (Ketua Pengganti II merangkap Anggota)

d. Direktur Kepatuhan (Ketua Pengganti III merangkap Anggota)

e. Pemimpin Divisi Perkreditan (Sekretaris merangkap Anggota)

f. Pemimpin Satuan Kerja Audit Intern (Anggota)

g. Pemimpin Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan (Anggota)

7. Asset & Liability Commitee (ALCO)

ALCO disusun untuk membantu tugas-tugas Direksi sesuai dengan good corporate

governance di bidang aset dan liabilitas. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor

Page 19: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

18

0565/DJ 1006 tanggal 28 November 2014 tentang Struktur dan Tata Kerja Asset &

Liability Commitee (ALCO), susunan tim ALCO adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama (Ketua merangkap Anggota)

b. Direktur Pemasaran (Ketua Pengganti I merangkap Anggota)

c. Direktur Umum (Ketua Pengganti II merangkap Anggota)

d. Direktur Kepatuhan (Ketua Pengganti III merangkap Anggota)

e. Pemimpin Divisi Trisuri (Sekretaris merangkap Anggota)

f. Pemimpin Divisi Perkreditan (Anggota)

g. Pemimpin Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan (Anggota)

h. Pemimpin Divisi Perencanaan dan Pengembangan (Anggota)

i. Pemimpin Divisi Teknologi Informasi (Anggota)

Jumlah dan Komposisi Direksi

Selama tahun 2017, tidak terdapat perubahan pada susunan Direksi PT. Bank BPD DIY

yang terdiri dari 4 (empat) orang. Jumlah tersebut telah sesuai dengan ketentuan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember

2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, bahwa:

1. Bank wajib memiliki anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang.

2. Seluruh anggota Direksi wajib berdomisili di Indonesia.

3. Direksi wajib dipimpin oleh presiden direktur atau direktur utama.

Jumlah dan komposisi Direksi PT. Bank BPD DIY selama tahun 2017 adalah sebagai

berikut:

Nama Jabatan Berlaku Efektif

Persetujuan OJK Persetujuan RUPS Drs. Bambang Setiawan, Ak., M.B.A. Direktur Utama

Surat OJK No. S-244/KO41/2014 tanggal 8 Oktober 2014 tentang Laporan Pengangkatan Direksi bank Saudara

- Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 tanggal 8 September 2014.

- Akta Addendum Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bank Pembangunan Daerah DIY, Nomor 6 tanggal 12 September 2014

Bambang Ghiri Dwi Kuncoro, S.H., M.M. Direktur Pemasaran & UUS

Drs. Cahya Widi, M.M. Direktur Umum

Drs. Santoso Rohmad, M.M.

Direktur Kepatuhan

Page 20: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

19

Keberagaman Komposisi Direksi

Komposisi Direksi PT. Bank BPD DIY telah mencerminkan keberagaman anggotanya, baik

dalam hal pendidikan, pengalaman kerja, usia, maupun keahlian, dan masing-masing

memiliki kompetensi tinggi yang mendukung peningkatan kinerja perusahaan.

Pedoman dan Tata Tertib Direksi

Untuk pelaksanaan tugas Direksi yang efektif, PT. Bank BPD DIY menyusun Pedoman dan

Tata Tertib Direksi yang meliputi hal-hal berikut :

Ketentuan Umum

Susunan Direksi

Tugas, wewenang dan Tanggung Jawab

Pembagian Tugas dan wewenang Direksi

Laporan

Tata Persuratan

Waktu dan Kerja Direksi

Rapat Direksi

Etika Kerja Direksi

Perjalanan Dinas

Ketentuan Penutup

Tugas dan Wewenang Direksi

Tugas dan wewenang Direksi tertuang dalam Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan

Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tanggal 5 April 2013 dan Pernyataan

Keputusan Sirkuler Pemegang Saham PT. Bank Pembangunan Daerah DIY Nomor 3

Tanggal 13 September 2013, yaitu:

1. Tugas Direksi:

a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan sesuai

dengan tujuan dan lapangan usaha Bank.

b. Menyiapkan pada waktunya rencana pengembangan Bank.

c. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran Bank, termasuk rencana-rencana

lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan Bank dan

menyampaikannya kepada Komisaris.

d. Membuat dan memelihara risalah rapat Direksi serta menyelenggarakan

pembukuan dan administrasi Bank dengan kelaziman yang berlaku bagi Bank.

Page 21: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

20

e. Menyusun sistem akuntansi yang memenuhi prinsip-prinsip intern, terutama

pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan.

f. Memberikan pertanggungjawaban serta segala keterangan tentang keadaan

dan jalannya Bank, berupa laporan kegiatan Bank, termasuk laporan

keuangan, baik dalam bentuk laporan tahunan maupun dalam bentuk laporan

berkala lainnya menurut tata cara dan waktu yang ditentukan dalam anggaran

dasar serta setiap kali diminta oleh RUPS.

g. Menetapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian

tugasnya.

h. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan anggaran dasar atau

berdasarkan petunjuk RUPS.

i. Mengajukan kepada Dewan Komisaris usulan Akuntan Publik untuk melakukan

pemeriksaan keadaan keuangan Perseroan untuk tahun buku berikutnya.

j. Melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap

kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

k. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit bank,

auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil

pengawasan otoritas lain.

l. Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang

mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

2. Hak dan Wewenang Direksi:

a. Menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur dalam pengurusan Bank.

b. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Bank berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Mengangkat, memberi perhargaan atau sanksi dan memberhentikan pegawai

Bank berdasarkan peraturan kepegawaian Bank dan perundang-undangan

yang berlaku.

d. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam

dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi

yang khusus ditunjuk untuk itu kepada seorang atau beberapa orang pegawai

Page 22: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

21

Perseroan baik sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang atau badan

lain.

e. Menghapus buku piutang macet yang selanjutnya dilaporkan dan

dipertanggungjawabkan dalam laporan tahunan.

f. Menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai kepemilikan, sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar dan yang

telah ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Kriteria Direksi

Untuk dapat diangkat menjadi Direksi, harus memenuhi persyaratan umum dan

persyaratan khusus yang diatur dalam Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta No. 2 Tanggal 5 April 2013. Seluruh anggota Direksi PT. Bank

BPD DIY telah dinyatakan lulus dalam Fit and Proper Test serta mendapat persetujuan

RUPS.

Hubungan Afiliasi Direksi dengan Direksi Lainnya dan/atau Dewan Komisaris dan

Pemegang Saham

Selama tahun 2017, seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan afiliasi, mencakup

hubungan keluarga, hubungan keuangan, serta kepengurusan dan kepemilikan saham di

Perseroan dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris, ataupun Pemegang

Saham.

Nama

Hubungan Keluarga Dengan Hubungan Keuangan Dengan Kepengurusan dan Kepemilikan

Saham Pada Perseroan Lain

Dewan Komisaris

Direksi Pemegang

Saham Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Direksi Pemegang

Saham

Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

Drs. Bambang Setiawan, Ak., M.B.A.

- √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Bambang Ghiri Dwi Kuncoro, S.H., M.M.

- √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Drs. Cahya Widi, M.M.

- √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Drs. Santoso Rohmad, M.M.

- √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Page 23: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

22

Pernyataan Independensi Direksi

Seluruh anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan

saham, hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan

Komisaris, anggota Direksi lainnya dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan

dengan PT. BPD Bank DIY, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

independen.

Rapat Dewan Direksi dan Tingkat Kehadiran Anggota Direksi

Setiap kebijakan dan keputusan strategis Bank diputuskan melalui rapat Direksi. Hasil

rapat Direksi tersebut dituangkan dalam Risalah Rapat Direksi dan didokumentasikan

dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi.

Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam

hal terjadi perbedaan. Setiap keputusan rapat diimplementasikan sesuai dengan

kebijakan, pedoman serta tata tertib yang berlaku.

Selama tahun 2017, Direksi telah melaksanakan sebanyak 34 rapat dengan tingkat

kehadiran anggota Direksi sebagai berikut:

Anggota Direksi Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran % Kehadiran

Drs. Bambang Setiawan, Akt. 34 34 100%

Bambang Ghiri Dwi Kuncoro SH.MM 34 31 91%

Drs. Santoso Rohmad, M.M 34 30 88%

Drs. Cahya Widi, M.M 34 32 94%

Materi Rapat Direksi PT. Bank BPD DIY yang diselenggarakan selama tahun 2017 adalah

sebagai berikut:

Tanggal Materi Rapat Direksi

11 Januari 2017 Pembahasan dan penetapan mutasi pegawai

23 Januari 2017 Pembahasan dan penetapan mutasi pegawai

01 Februari 2017 Pemberlakuan Struktur Organisasi Baru

Page 24: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

23

Tanggal Materi Rapat Direksi

01 Februari 2017 1. Pokok-pokok arahan BI mengenai strategi moneter 2017

2. Status Update Project

3. Persiapan RUPST 2017

4. Mobile Banking

5. Pemasaran dan sosialisasi eSamsat

08 Februari 2017 Komparasi konsideran produk hukum

22 Februari 2017 1. Tindak lanjut RBB 2017 dengan OJK

2. Tindak lanjut Dekom 009/DK /2017 Feb 2017 tanggal 17 Feb 2017

3. Pembahasan performance jasa ATM Bersama

4. Persiapan RUPST 2017 dan RUPS LB 2017

5. Publikasi laporan keuangan

01 Maret 2017 1. Rencana pembangunan Gedung UUS /Syariah /dan KCP

Maguwoharjo

2. Tindak lanjut Dekom 011/DK /II/2017 27 Feb 2018

04 April 2017 1. Persiapan RUPS/Audiensi dengan Gubernur DIY

2. Laporan Audit Internal

11 April 2017 1. Persiapan penerapan PSAK no 71

2. Penanganan Kredit bermasalah

19 April 2017 1. Evaluasi kinerja BPD DIY Mobile dan BPD DIY KU

2. Evaluasi Kinerja Dana Pensiun , Yakes dan Koperasi Utama PT.

Bank BPD DIY

05 Mei 2017 1. Progres tindak lanjut keputusan RUPST dan RUPSLB 21 April 2018

2. Tindak lanjut kesepakatan kerjasama dengan Sparkassen /SBFIC

3. Persiapan Porseni BPDSI 2017

09 Mei 2017 1. Progress tindak lanjut keputusan RUPST dan RUPSLB 21 April 2018

2. Sosialisasi ketentuan Bank Umum mengenai beberapa peraturan

17 Mei 2017 1. Laporan penyelesaian implementasi budaya kerja

2. Penanganan kredit bermasalah, restrukturisasi dan credit risk

management sesuai buku pedoman bidang organisasi

31 Mei 2017 1. Kasus hukum

2. Permintaan data nasabah oleh instansi diluar yang diatur oleh UU

Perbankan

3. Proyek Bandara Kertajati

4. Tindak lanjut restatement PKS dan PLN

Page 25: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

24

Tanggal Materi Rapat Direksi

5. Tindak lanjut kesepahaman dengan BI mengenai inklusi keuangan

dan transaksi non tunai

6. Program-program spesial terkait Lebaran

7. Persiapan revisi RBB 2017

8. Lain-lain

06 Juni 2017 1. Penanganan kredit bermasalah dan recovery kredit hapus Buku

2. Usulan pembelian obligasi korporasi perbankan melalui pasar

sekunder

3. Lain-lain

13 Juni 2017 1. Finalisasi RBB perubahan tahun 2017

2. Progress penanganan kredit bermasalah dan pengembangan

alternatif penyelesaian bermasalah

3. Proyeksi kinerja keuangan interim 2017

4. Porseni BPDSI Bandung

5. Lain-lain

20 Juni 2017 1. Penanganan Kredit bermasalah

2. Operasional hari libur dan cuti bersama

10 Juli 2017 Rencana Launching BPD Smart

25 Juli 2017 Pembahasan Laporan Publikasi Triwulan II 2017

28 Juli 2017 1. Evaluasi Kinerja Triwulan II 2017

2. Close Monitoring debitur inti dan progres penanganan NPL

31 Juli 2017 Publikasi Laporan Keuangan

15 Agustus 2017 Pembahasan RSA UII

08 Agustus 2017 1. Pengelolaan kredit segmen UMKM dan Kredit Konsumtif

2. Lain-lain

21 Agustus 2017 1. Pengembangan produk layanan eRetribusi

2. Pengelolaan dan pengendalian KK

3. Revitalisasi Cabang Utama

11 September 2017 Undian Tabungan Sutera dan Sutera Emas 2017 Cabang Wates

22 September 2017 Progress dan review implementasi transaksi non tunai pemda

Page 26: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

25

Tanggal Materi Rapat Direksi

05 September 2017 1. Kegagalan transaksi SPA di ATM UKDW

2. Kekosongan pejabat Koordinator Kas di Cabang Utama dan

revitalisasi Cabang Utama

3. Solusi penyelesaian administrasi

12 September 2017 Kebijakan Umum Direksi

03 Oktober 2017 1. Implementasi Transaksi Non Tunai

2. Solusi penyelesaian administrasi

13 Oktober 2017 1. Implementasi transaksi non tunai Pemda

2. persiapan UUS PD DIY menjadi BPS BPIH mulai tahun 2018

3. Program sertifikasi Manajemen Risiko level 5

4. Program pelatihan leadership

5. Publikasi Laporan Keuangan 30 September 2017

15 November 2017 1. Ijin prinsip rencana kesepakatan kerjasama pemasaran bersama

PT. Askrindo Mitra Utama dan PT. KMN

2. BPJS Ketenagakerjaan

3. Lain-lain

11 Desember 2017 Hadiah Tahunan

21 Desember 2017 Rapat persiapan Prudential Meeting OJK

Pelatihan/Seminar Direksi

Selama tahun 2017, Direksi telah mengikuti sejumlah pelatihan dan seminar. Adapun

pelatihan dan seminar yang telah diikuti Direksi adalah sebagai berikut:

No Anggota Direksi Jenis Pelatihan

1 Drs. Bambang Setiawan, Akt. 1. Seminar & Kick Off Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2017 2. Sosialisasi Pelaksanaan Operasi Moneter serta Luncheon

Meeting terkait Pentingnya Pengelolaan Likuiditas dan Transaksi Repo

3. Kuliah Umum Kebanksentralan dan Talkshow "Outlook, Tantangan dan Arah Kebijakan 2017"

4. Seminar Nasional BPDSI & Penarikan Undian Nasional Tabungan Simpeda

5. Pelatihan Program Khusus Fast Track & Uji Kompetensi Program Khusus Sertifikasi Treasury Dealer

6. Sosialisasi Kesiapan Penerapan PSAK 71 (IFRS 9) 7. One Day National Seminar On "Risk Liquidity and Its Impact On

Banking Industry 2017" dan Refreshment Sertifikasi Manajemen Risiko

Page 27: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

26

No Anggota Direksi Jenis Pelatihan

8. Pelatihan Internalisasi Budaya Perusahaan PT Bank BPD DIY 9. Sosialisasi Metodologi Kredit Usaha Mikro SBFIC Sparkassen

Jerman 10. Seminar Indonesia Sharia Finance Award (ISFA) 11. Sosialisasi Debit Domestik 12. Workshop & Sharing Session Terkait Peranan Managemen dan

Change Management Officer (CMO) dalam Transformasi BPD SI 13. Seminar Nasional "Perkembangan Fintech dan Kearsipan BPD

dalam Memasuki Era Digital Banking" 14. Seminar IBEX 2017 "Peluang dan Tantangan BPD dalam

Memasuki Era Digital Banking" 15. 2nd Bank Indonesia International Leadership Seminar 16. Pelatihan Penerapan Program APU-PPT untuk Level Eksekutif 17. Workshop Market Outlook dan Strategi Bisnis Tahun 2018

2 Bambang Ghiri Dwi Kuncoro, S.H., M.M.

1. Seminar & Kick Off Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2017 2. International Islamic Risk Management Refreshment Program

for Executives 3. Seminar : Indonesia & Global Economic Outlook 4. Pelatihan Internalisasi Budaya Perusahaan PT Bank BPD DIY 5. Workshop Peran BPD Dalam Implementasi Transaksi Non

Tunai Pada Pemerintah Daerah 6. Workshop Pembiayaan Syariah untuk Sektor Pertanian Organik 7. Workshop Penguatan Ekonomi Haji dalam Perekonomian

Daerah 8. Seminar Corporate Strategy Intelligence : Fortune 500 Business

Strategy 9. Workshop Penyediaan Likuiditas Akhir Tahun 10. Seminar "Issuance of Sukuk & Debt" Tahun 2017 11. Pelatihan Penerapan Program APU-PPT untuk Level Eksekutif

3 Drs. Santoso Rohmad, M.M. 1. Seminar & Kick Off Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2017 2. Sosialisasi Ketentuan Bank Umum 3. Seminar & Rapat Umum Anggota (RUA) Tahunan FKDKP 4. Sosialisasi Ketentuan Bank Indonesia tentang Transaksi

Sertifikat Deposito di Pasar Uang 5. Pelatihan Pembekalan Sertifikasi MR Lv 5 6. Sharing Session, Workshop GCG, Risk & Compliance 7. Pembekalan dan Uji Sertifikasi MR Level 5 8. Workshop Peningkatan Kompetensi MR Program Internasional 9. Workshop Calon Asesor Bidang Perbankan 10. Sosialisasi Ketentuan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) 11. Seminar FKDKP untuk Level Pengurus 12. Pelatihan Penerapan Program APU-PPT untuk Level Eksekutif

4 Drs. Cahya Widi, M.M. 1. Seminar & Kick Off Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2017 2. Sosialisasi Optimalisasi Peran BPD dalam Keuangan Inklusif

melalui Perluasan Implementasi LKD 3. Seminar Nasional "Driving Business Performance Trough

Employee Engagement" dan Malam Penganugerahan "2016 Indonesia Employee Engagement Award"

4. Sosialisasi Kesiapan Penerapan PSAK 71 (IFRS 9) 5. Seminar Smart City, Smart Region : New and Big Business

Opportunities 6. Pelatihan Internalisasi Budaya Perusahaan PT Bank BPD DIY

Page 28: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

27

No Anggota Direksi Jenis Pelatihan

7. Pelatihan Komite Remunerasi : Tata Cara Melakukan Uji Kemampuan & Kepatutan bagi Calon Direktur Bank (Sudut Pandang Regulator, Komisaris & Direktur)

8. Sosialisasi Transaksi Non Tunai dan Konfirmasi Status Wajib Pajak pada Pemda

9. Pelatihan Pembekalan Sertifikasi MR Lv 5 10. Pembekalan dan Uji Sertifikasi MR Level 5 11. Workshop Program Peningkatan Kompetensi SDM mengenai

struktur TI, RBBR, & Strategi Penanganan Fraud bagi BPD 12. Sosialisasi Implementasi Transaksi Non Tunai oleh Pemerintah

Daerah 13. Pelatihan Penerapan Program APU-PPT untuk Level Eksekutif

Penilaian Kinerja Direksi

Penilaian kinerja Direksi Bank BPD DIY dilakukan oleh Dewan Komisaris.

Prosedur Penetapan Remunerasi Direksi

Penetapan remunerasi Direksi dilakukan melalui :

Komite Remunerasi dan Nominasi menyusun dan mengevaluasi sistem

penggajian, tunjangan dan fasilitas Direksi.

Komite Remunerasi dan Nominasi memastikan bahwa kebijakan remunerasi

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Komite Remunerasi dan Nominasi memberikan rekomendasi kepada Dewan

Komisaris tentang remunerasi Direksi.

Dewan Komisaris mengusulkan hasil evaluasi kepada Pemegang Saham dalam

RUPS.

Keputusan –Keputusan Direksi

Selama tahun 2017 Direksi telah mengeluarkan keputusan, berupa Surat Keputusan dan

Surat Edaran Direksi. Surat Keputusan Direksi yang dikeluarkan selama tahun 2017

sebanyak 133 surat. Sedangkan Surat Edaran Direksi yang dikeluarkan selama tahun 2017

sebanyak 62 surat.

Surat Keputusan (SK) Direksi yang dikeluarkan selama tahun 2017 meliputi:

1. Bidang Organisasi Manajemen sebanyak 46 SK.

2. Bidang Keuangan dan Akuntansi sebanyak 6 SK.

3. Bidang Perkreditan sebanyak 19 SK.

Page 29: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

28

4. Bidang Kesekretariatan sebanyak 19 SK.

5. Bidang Dana Jasa sebanyak 31 SK.

6. Bidang Riset dan Pengembangan sebanyak 2 SK.

7. Bidang Pengawasan sebanyak 4 SK.

8. Bidang Kepegawaian sebanyak 4 SK.

9. Bidang Harta sebanyak 2 SK.

Surat Edaran (SE)Direksi yang dikeluarkan selama tahun 2017 meliputi :

1. Bidang Dana Jasa sebanyak 30 SE.

2. Bidang Perkreditan sebanyak 25 SE.

3. Bidang Organisasi Manajemen sebanyak 2 SE.

4. Bidang Kepegawaian sebanyak 5 SE.

KOMITE – KOMITE DEWAN KOMISARIS

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan

Komisaris PT. Bank BPD DIY telah membentuk komite-komite yang terdiri dari Komite Audit,

Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi.

Profil anggota komite-komite Dewan Komisaris

1. Prof. Ainun Na'im, Ph.D (Dewan Komisaris)

2. Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A (Dewan Komisaris)

3. Drs. Bambang Wisnu Handoyo (Dewan Komisaris)

4. Eko Suwardi, Dr., M.Sc., Ak., CA.

Pendidikan : S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, S2 Master of Science,

California State University, Fresno, USA, S3 Doctor of Philosophy, Queensland University

of Technology, Australia

Pendidikan non formal dan lokakarya yang pernah diikuti:

1. Participant, The 2015 IIA Indonesia National Conference Heritage of Cultures: Profession

that Brings Value, The Institute of Internal Auditors Indonesia.

2. Participant in the ACCA Train the Trainer of papers F5 (Performance Management), F7

(Financial Reporting) and F8 (Audit and Assurance), ACCA Indonesia

Page 30: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

29

3. Participant, IAI-IFAC International Seminar "The Relevance of Profesional Accountants in

Hyper Connected World", IAI-IFAC

Jabatan saat ini:

1. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

5. Mamduh M. Hanafi, Dr., M.B.A.

Pendidikan : S1 dari Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, S2 Master of

Business Administration, Temple University, S3 Doctor of Philosophy, University of Rhode

Island

Pendidikan non formal dan lokakarya yang pernah diikuti:

1. Participant, The 2015 IIA Indonesia National Conference Heritage of Cultures:

Profession that Brings Value, The Institute of Internal Auditors Indonesia

2. Instructor, Certified Financial Planner Training, Public Class, Yogyakarta Batch I ,

Master of Management Program, Faculty of Economics and Business UGM

Jabatan saat ini:

1. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

2. Ketua Laboratorium Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah

Mada.

Komite Audit

Jumlah dan Komposisi

Pada tahun 2017 tidak terdapat perubahan dalam keanggotaan Komite Audit. Komite Audit PT.

Bank BPD DIY terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu diketuai oleh Dewan Komisaris Independen dan

dibantu oleh 3 (tiga) orang anggota yang terdiri dari 1 (satu) orang Dewan Komisaris Independen

dan 2 (dua) orang Pihak Independen.

Page 31: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

30

Jumlah dan komposisi Komite Audit PT. Bank BPD DIY selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Keahlian dan Independensi

1. Komite Audit terdiri dari personil Dewan Komisaris yang independen dan memiliki latar

belakang di bidang Akuntansi dan Keuangan.

2. Anggota Komite Audit yang merupakan pihak independen yaitu seorang ahli di bidang

Audit dan memiliki kompetensi di bidang Ekonomi.

3. Anggota Komite Audit merupakan pihak independen adalah seorang tenaga ahli di bidang

Manajemen Risiko memiliki sertifikasi sebagai instruktur Manajemen Risiko.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

1. Melakukan penelaahan kecukupan kebijakan di bidang audit intern.

2. Menelaah dan mengevaluasi Laporan Keuangan Publikasi.

3. Menelaah laporan hasil audit intern maupun ekstern serta memantau tindak lanjutnya.

4. Membuat rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan PubliK

kepada Dewan Komisaris.

5. Membuat pedoman kerja Komite.

Frekuensi Rapat

Rapat Komite Audit minimal dilakukan 4 kali dalam 1 tahun, pada tahun 2017 Komite Audit

menyelenggarakan rapat sebanyak 9 kali dengan jumlah kehadiran sebagai berikut:

Anggota Komite Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran % Kehadiran

Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A. 9 9 100%

Drs. Bambang Wisnu Handoyo 9 9 100%

Dr. Eko Suwardi, M.Sc., Akt. 9 9 100%

Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. 9 9 100%

Nama Jabatan

Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A. Ketua/Dewan Komisaris Independen

Drs. Bambang Wisnu Handoyo Anggota/Dewan Komisaris

Dr. Eko Suwardi, M.Sc., Akt. Anggota/Pihak Independen

Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. Anggota/Pihak Independen

Page 32: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

31

Program Kerja dan Realisasi Komite Audit

Program kerja dan realisasi Komite Audit selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:

No Program Kerja Realisasi

1 Mereview Program Kerja Audit

Tahunan

Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) Tahun 2017

yang dibuat oleh SKAI dilakukan review oleh Komite

Audit

2 Membahas hasil audit

intern/ekstern

Pembahasan Laporan Hasil Audit:

a. Kantor Akuntan Publik b. OJK c. Lainnya

3 Pertemuan dengan SKAI Penjelasan Aspek-aspek Audit dan hubungan

Komite Audit dengan Satuan Kerja Audit Intern.

4 Membahas temuan-temuan SKAI Pembahasan Laporan Hasil Audit (LHA):

a. Semester II tahun 2016 b. Semester I tahun 2017

5 Memberikan rekomendasi

penunjukan Akuntan Publik dan

KAP

Rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan

Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan

keuangan Tahunan Bank BPD DIY Tahun 2017

6 Melakukan review Pedoman

Audit/Audit Charter

Pembahasan Pedoman Audit/Audit Charter

7 Melakukan review laporan

publikasi

Review Laporan Publikasi Triwulanan bank

8 Melakukan rapat komite Melakukan rapat komite sebanyak 9 (sembilan) kali

dengan materi :

a. Hasil audit Laporan Keuangan KAP Hendrawinata, Eddy Siddharta, & Tanzil

b. Program Kerja Audit c. Pembahasan LHA KUR d. Pembahasan LHA BI-RTGS e. Pembahasan LHA kredit sindikasi dan

security audit f. Penunjukan KAP g. Pembahasan Laporan Pelaksanaan dan

Pokok-pokok Hasil Audit Semester I 2017 h. Pembahasan Surat Direksi No. 5968/KA 0100

tanggal 29 September tentang Perubahan Nama

i. Kick-off pelaksanaan audit KAP Laporan Keuangan

Page 33: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

32

Komite Pemantau Risiko

Jumlah dan Komposisi

Pada tahun 2017 tidak terdapat perubahan dalam keanggotaan Komite Pemantau Risiko. Komite

Pemantau Risiko PT. Bank BPD DIY terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu diketuai oleh Dewan

Komisaris Independen dan dibantu oleh 3 (tiga) orang anggota yang terdiri dari 1 (satu) orang

Dewan Komisaris Independen dan 2 (dua) orang Pihak Independen.

Jumlah dan komposisi Komite Pemantau Risiko PT. Bank BPD DIY selama tahun 2017 adalah

sebagai berikut:

Keahlian dan Independensi

Komite Pemantau Risiko terdiri dari personil Dewan Komisaris yang independen dan memiliki

latar belakang di bidang Ekonomi dan Keuangan:

1. Seorang anggota Komite Pemantau Risiko yang merupakan pihak independen adalah

seorang tenaga ahli di bidang Manajemen Risiko memiliki sertifikasi sebagai instruktur

Manajemen Risiko.

2. Seorang anggota Komite Pemantau Risiko yang merupakan pihak independen yaitu

seorang ahli di bidang Audit dan memiliki kompetensi di bidang Akuntansi.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dalam hal:

1. Melakukan evaluasi atas kebijakan dan strategi manajemen risiko yang mencakup:

a. Pelaksanaan Pengawasan Aktif.

b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit.

c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, serta Sistem Informasi Manajemen

Risiko, meliputi 8 risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko

Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Strategik, dan Risiko

Kepatuhan.

d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Nama Jabatan

Prof. Ainun Naim, Ph. D Ketua/Dewan Komisaris Independen

Drs. Bambang Wisnu Handoyo Anggota/Dewan Komisaris

Dr. Eko Suwardi, M.Sc., Akt. Anggota/Pihak Independen

Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. Anggota/Pihak Independen

Page 34: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

33

2. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko serta Divisi

Manajemen Risiko dan Kepatuhan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan kebijakan dan

strategi Manajemen Risiko.

3. Mengevaluasi laporan profil risiko triwulanan dan pelaksanaan proses manajemen risiko

serta memberikan masukan kepada Dewan Komisaris atas kondisi risiko yang dihadapi Bank

serta usulan langkah-langkah untuk mitigasi atas risiko-risiko tersebut dalam rangka

perbaikan kepada Direksi.

4. Memantau dan mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan terhadap seluruh perjanjian

dan komitmen yang dibuat oleh Direksi kepada Bank Indonesia dan pihak-pihak terkait

lainnya.

5. Mendorong tumbuh kembangnya budaya perusahaan/budaya kerja yang berorientasi risiko

(risk culture).

6. Membuat pedoman kerja Komite.

Frekuensi Rapat

Rapat Komite Pemantau Risiko minimal dilakukan 4 kali dalam 1 tahun, pada tahun 2017 Komite

Pemantau Risiko menyelenggarakan rapat sebanyak 4 kali dengan jumlah kehadiran sebagai

berikut:

Anggota Komite Jumlah Rapat

Jumlah Kehadiran % Kehadiran

Prof. Ainun Naim, Ph. D 4 4 100%

Drs. Bambang Wisnu Handoyo 4 4 100%

Dr. Eko Suwardi, M.Sc., Akt. 4 4 100%

Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. 4 4 100%

Program Kerja dan Realisasi Komite Pemantauan Risiko

Program kerja dan realisasi Komite Pemantau Risiko selama tahun 2017adalah sebagai berikut:

No Program Kerja Realisasi

1 Mereview Program Kerja Divisi Manajemen

Risiko dan Kepatuhan

Rapat Koordinasi dengan Divisi

Manajemen Risiko dan Kepatuhan

2

Pertemuan dengan Divisi Manajemen Risiko Telah dilaksanakan pertemuan dengan

Divisi Manajemen Risiko dan

Kepatuhan

Page 35: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

34

No Program Kerja Realisasi

3 Menelaah laporan profil risiko dan laporan

peran Direktur Kepatuhan

Pencermatan atas laporan profil risiko

oleh bank serta Laporan Peran Direktur

Kepatuhan

4 Melakukan Rapat Komite Melaksanakan rapat sebanyak 4

(empat) kali:

a. Program kerja, Laporan Tingkat Kesehatan Bank dan Profil Risiko Posisi Desember 2016

b. Laporan Tingkat Kesehatan Bank , Profil Risiko, Tata Kelola Semester I 2017, dan pembahasan close monitoring 25 debitur inti

c. Close monitoring kredit bermasalah

d. Pembahasan BPP APU PPT

Komite Remunerasi dan Nominasi

Jumlah dan Komposisi

Pada tahun 2017 tidak terdapat perubahan dalam keanggotaan Komite Remunerasi dan

Nominasi. Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank BPD DIY terdiri dari 4 (empat) orang, yaitu

diketuai oleh Dewan Komisaris Independen dan dibantu oleh 3 (tiga) orang anggota yang terdiri

dari 2 (dua) orang Dewan Komisaris Independen dan 1 (satu) orang Pejabat Eksekutif.

Jumlah dan komposisi Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank BPD DIY selama tahun 2016

adalah sebagai berikut:

Keahlian dan Independensi

1. Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari personil Dewan Komisaris yang independen

dan memiliki latar belakang di bidang ekonomi, keuangan dan akuntansi.

Nama Jabatan

Prof. Ainun Na’im, Ph.D. Ketua/Dewan Komisaris Independen Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A. Anggota /Dewan Komisaris Independen

Gamal Kristiyanto, SH. MM Anggota/Pejabat Eksekutif

Page 36: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

35

2. Anggota Komite yang berasal dari PT. Bank BPD DIY adalah Pemimpin Divisi Sumber Daya

Manusia dan Umum yang memahami ketentuan-ketentuan remunerasi dan nominasi.

Tugas dan Tanggung Jawab Remunerasi dan Nominasi

1. Membuat pedoman kerja Komite Remunerasi dan Nominasi.

2. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi.

3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:

a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan

kepada RUPS.

b. Kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan pegawai secara keseluruhan

untuk disampaikan kepada Direksi.

4. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan:

a. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang-

undangan yang berlaku.

b. Prestasi kinerja individual.

c. Kewajaran dengan peer group.

d. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.

5. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan

dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris

untuk disampaikan kepada RUPS.

6. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi

kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

Frekuensi Rapat

Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi minimal dilakukan 4 kali dalam 1 tahun, pada tahun 2017

Komite Remunerasi dan Nominasi menyelenggarakan rapat sebanyak 5 kali dengan jumlah

kehadiran sebagai berikut:

Anggota Komite Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran % Kehadiran

Prof. Ainun Na’im, Ph.D. 5 5 100%

Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A. 5 5 100%

Gamal Kristiyanto, SH. MM 5 5 100%

Page 37: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

36

Program Kerja dan Realisasi Komite Remunerasi dan Nominasi Program kerja dan realisasi Komite Remunerasi dan Nominasi selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:

No Program Kerja Realisasi

1 Menelaah dan mereview kebijakan remunerasi

Bank

Hasil pembahasan kebijakan

remunerasi untuk disampaikan dalam

RUPS tahun 2018

2 Melaksanakan rapat komite Rapat diselenggarakan sebanyak 5

(lima) kali dengan hasil:

a. Pembahasan program kerja. b. Pembahasan remunerasi sesuai

POJK nomor 45/POJK.03/2015 c. Tindak lanjut RUPS terkait Dana

Kesejahteraan dan Jasa Produksi d. Pembahasan program leadership e. Pembahasan remunerasi

pengurus

SEKRETARIS PERUSAHAAN

Pelaksanaan fungsi Sekretaris Perusahaan PT. Bank BPD DIY dilaksanakan oleh Kelompok

Sekretaris Perusahaan dibawah Divisi SDM dan Umum. Tugas dan tanggung jawab Kelompok

Sekretaris Perusahaan meliputi :

1. Menyusun dan mengembangkan kebijakan sistem dan prosedur serta strategi bidang

kesekretariatan dan protokol, legal, corporate social responsibility (CSR), serta komunikasi

dan kearsipan.

2. Mengembangkan, menerapkan dan mengkoordinasikan aktifitas komunikasi internal dan

eksternal serta mengkondisikan program edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan

kepada konsumen dan atau masyarakat.

3. Mengembangkan dan melaksanakan strategi program CSR.

4. Mengorganisasikan, merencanakan dan mengevaluasi masalah hukum internal bank sesuai

ketentuan yang berlaku untuk memberikan kajian hukum.

Page 38: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

37

5. Memberikan rekomendasi langkah hukum yang harus diambil dan menjabarkan dampak

hukum dari ketentuan baru, gugatan hukum, dan kemungkinan sanksi hukum yang harus

ditanggung Bank, dalam rangka melindungi kepentingan Bank.

6. Mengelola perlindungan konsumen, pelayanan dan penyelesaian pengaduan nasabah serta

penyelesaian sengketa.

7. Memberikan pertimbangan aspek hukum yang diminta oleh unit kerja lain.

8. Memastikan hak-hak hukum dan dokumentasi hukum lainnya yang diserahkan oleh pihak

ketiga sebagai bagian perjanjian hukum dengan perusahaan.

9. Mengelola kearsipan Bank agar tersimpan dengan aman dan mudah diakses.

10. Memastikan kepatuhan terhadap regulasi perbankan dan aturan pemerintah lainnya, serta

mengelola/memitigasi risiko yang ada.

11. Bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi, edukasi dan internalisasi budaya kerja

Bank di unit kerjanya.

FUNGSI KEPATUHAN

Mengacu pada POJK Nomor 46/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017, tentang Pelaksanaan Fungsi

Kepatuhan Bank Umum, Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan memiliki kedudukan

independen dalam tugasnya yang mencakup :

1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank.

2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan

oleh Direksi.

3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun

ketentuan dan pedoman internal Bank.

4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan

usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan

ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk Prinsip Syariah bagi bank umum

syariah dan unit usaha syariah.

5. Meminimalkan risiko kepatuhan bank.

6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi

Bank atau pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri tidak

menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

7. Melakukan tugas lain yang terkait Fungsi Kepatuhan.

Page 39: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

38

Dalam rangka memperlancar jalannya fungsi kepatuhan, telah ditetapkan langkah-langkah untuk

memantau kepatuhan, yaitu dengan melakukan langkah-langkah pemantauan terhadap:

a. Keputusan melalui Rapat Komite

b. Keputusan tanpa melalui Rapat Komite

c. Prinsip Kehati-hatian dalam kegiatan operasional Bank konvensional maupun syariah

d. Tugas Satuan Kerja Audit Intern

e. Perjanjian dan Komitmen Bank dan Unit Usaha Syariah dengan regulator

f. Kepatuhan pelaporan kepada regulator

Direktur Kepatuhan memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan regulator dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku yaitu mengenai perhitungan atau analisis CAR, GWM, NPL,

KAP, BMPK, CKPN dan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Adapun

beberapa hal yang menjadi perhatian Direktur Kepatuhan, seperti yang tercantum dalam

peraturan Bank Indonesia tentang prinsip kehati-hatian, adalah sebagai berikut:

Items Status Keterangan

CAR

Memenuhi ketentuan

CAR pada posisi Desember 2017, sebesar 20,20 % melebihi

persyaratan yang ditentukan OJK.

GWM

Memenuhi ketentuan

Posisi Desember 2017, GWM Primer dan LDR sebesar 7,311%,

sesuai dengan ketentuan yng berlaku.

NPL

Memenuhi ketentuan

NPL Gross posisi Desember 2017 adalah sebesar 3,32 %, dan NPL

Neto sebesar 2,29% lebih rendah dibandingkan ketentuan yaitu

NPL maksimum 5%.

PDN

Memenuhi ketentuan

PDN posisi Desember 2017 sebesar 0%, dibandingkan dengan

peraturan BI maksimum sebesar 20% dari ekuitas.

BMPK

Memenuhi ketentuan

BMPK pada posisi Desember 2017 sebesar 7,14%, lebih rendah

daripada persyaratan BMPK pada ketentuan yaitu sebesar 10%.

Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme

Memenuhi ketentuan

PT. Bank BPD DIY telah memenuhi sepenuhnya Undang-

Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan PBI No.

14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program APU & PPT.

Page 40: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

39

PENERAPAN PRINSIP ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN

PENDANAAN TERORISME (APU DAN PPT)

Semakin kompleksnya produk, aktivitas, dan teknologi informasi mengakibatkan bank menjadi

rentan atas risiko dimanfaatkan dalam usaha pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Peningkatan risiko tersebut harus diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas penerapan

manajemen risiko yaitu dengan menetapkan dalam suatu buku pedoman bagi perusahaan

mengenai program APU dan PPT. Dalam menjalankan program tersebut, Direktur Kepatuhan

dibantu oleh UKPN (Unit Kerja Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah) yang bersifat independen

terhadap satuan kerja operasional. Unit ini bertanggung jawab mengkoordinasikan penerapan

tindak pidana pencucian uang serta program prinsip mengenal nasabah yang dikenal dengan

program APU dan PPT.

Sebagai upaya untuk menciptakan fungsi kepatuhan yang efektif dalam kaitannya mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, Fungsi Kepatuhan

senantiasa melakukan monitoring transaksi nasabah. Dari hasil monitoring nasabah tersebut

diperoleh laporan Transaksi Keuangan Tunai (TKT) dan Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM)

yang disampaikan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Pencegahan tersebut menjadi upaya Bank dalam menghadapi berbagai risiko terutama risiko

reputasi, risiko hukum dan risiko operasional.

Dalam rangka penerapan program APU & PPT, PT. Bank BPD DIY telah menerapkan kebijakan

sebagai berikut:

a. Pengawasan Manajemen dalam kebijakan pengorganisasian

b. Kebijakan Customer Due Diligence (CDD) dan Enhanced Due Diligence (EDD)

c. Pengelompokan nasabah menggunakan pendekatan berdasarkan risiko (Risk Based

Approach)

d. Prosedur penerimaan, identifikasi dan verifikasi

e. Penetapan kriteria dan prosedur area berisiko tinggi dan Politically Exposed Person (PEP)

f. Prosedur transfer dana

g. Pemantauan dan pengkinian data nasabah

h. Sistem Informasi dan Pelaporan

i. Cash Transaction Report (CTR) dan Suspicious Transaction Report (STR)

j. Sanksi atas pelanggaran ketentuan APU & PPT dan ketentuan perundang-undangan

k. Pelatihan pegawai dan penatausahaan dokumen

Page 41: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

40

Pada tahun 2017, PT. Bank BPD DIY telah mengikutsertakan pegawai dalam pelatihan berkaitan

dengan penerapan APU dan PPT, yaitu sebagai berikut:

No Tanggal Pelatihan Jumlah Peserta

Instruktur

1. 13 Maret 2017 Pembekalan APU & PPT dan Kepatuhan

68 orang

2. 29 - 31 Maret dan 1 April 2017

Pembekalan Materi & Uji Kompetensi Kepatuhan Level 1, FKDKP & LSPP

2 orang FKDKP

3. 10 April 2017 Pembekalan Manajemen Risiko, GCG dan Kepatuhan serta APU & PPT

38 orang

4. 26 s.d. 29 April 2017 Pembekalan Materi & Uji Kompetensi Kepatuhan Level 2, FKDKP & LSPP

6 orang FKDKP

5. 17 s.d. 20 Mei 2017 Pembekalan Materi & Uji Kompetensi Kepatuhan Level 1, FKDKP & LSPP

1 orang FKDKP

6. 31 May 2017 Pembekalan APU & PPT dan Kepatuhan

38 orang

7. 13 June 2017 Pembekalan APU & PPT dan Kepatuhan

18 orang

8. 21 June 2017 Pembekalan APU & PPT dan Kepatuhan

35 orang

9. 9 dan 10 Agustus 2017 Pelatihan mengenai "Peran Bank dalam Mencegah dan Memberantas Kejahatan Perbankan (Modus,Deteksi Dini, Pencegahan & Penanganannya)

6 orang

10. 18 dan 19 Oktober 2017 Pelatihan Identifikasi dan Analisis terkait Penerapan Program APU & PPT

161 orang Hendro Soeprijatno

11. 25 dan 26 Oktober 2017 Pelatihan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Bisnis Perbankan, yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan (FKDKP)

12 orang FKDKP

12. 14 dan 17 November 2017 Pelatihan Identifikasi dan Analisis terkait Penerapan Program APU & PPT

144 orang Hendro Soeprijatno

13. 11 December 2017 Pelatihan Penerapan Program APU-PPT untuk Level Eksekutif

27 orang Hendro Soeprijatno

Page 42: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

41

Program kerja tahun 2017 yang telah dilaksanakan yaitu :

1. Pemantauan terhadap tindak lanjut temuan internal maupun eksternal yang meliputi

temuan OJK 2016 terkait teknologi informasi, temuan pemeriksaan umum OJK tahun 2016,

dan temuan BPK 2015.

2. Pembinaan cabang dan sosialisasi terkait kepatuhan dan operasional Bank terhadap SOP dan

ketentuan lainnya, serta penerapan program APU/PPT.

3. Pemantauan kepatuhan terhadap jalannya Komite Perkreditan/Pembiayaan.

4. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan setiap triwulan.

5. Pemantauan penerapan APU/PPT, yaitu pengkinian data nasabah, pen-single-an CIF,

penyusunan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Transaksi

Keuangan Tunai (LTKT), serta identifikasi Politically Exposed Person (PEP) dan terorisme.

FUNGSI AUDIT INTERN

Dalam pelaksanaan fungsi audit intern, PT. Bank BPD DIY telah membentuk Satuan Kerja Audit

Intern (SKAI) dan Kontrol Intern Cabang (KIC) yang masing-masing independen terhadap satuan

kerja operasional. SKAI bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama sedangkan KIC

bertanggung jawab langsung kepada SKAI.

Sepanjang tahun 2017, PT. Bank BPD DIY telah menerapkan fungsi audit intern secara efektif pada

seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat memberikan

pengaruh bagi kepentingan Bank dan masyarakat melalui audit berbasis risiko. Sehingga, PT.

Bank BPD DIY dapat memitigasi risiko yang akan terjadi dan nasabah akan mendapatkan

ketenangan dalam melakukan transaksi dengan Bank.

Ruang lingkup Pengendalian Intern Bank

Ruang lingkup pekerjaan audit intern mencakup pemeriksaan dan penilaian terhadap:

a. Penilaian kecukupan struktur pengendalian intern.

b. Penilaian efektivitas struktur pengendalian intern.

c. Penilaian kualitas kinerja.

Penilaian terhadap aspek-aspek tersebut telah dilaksanakan sebagaimana tertuang dalam setiap

laporan hasil audit.

Page 43: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

42

Fungsi SKAI dan KIC

Fungsi SKAI meliputi:

1. Sebagai Evaluator SKAI, yaitu membantu manajemen dalam memastikan bahwa Bank secara

berkesinambungan mampu:

a. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank.

b. Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat.

c. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan.

d. Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/ fraud

dan pelanggaran aspek kehati-hatian.

e. Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

f. Mengamankan dana yang dihimpun Bank dari masyarakat.

g. Meningkatkan efektivitas budaya risiko (risk culture) pada organisasi secara

menyeluruh.

2. Sebagai Katalisator, internal auditor diharapkan dapat membimbing manajemen dalam

mengenali risiko-risiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi dan meyakinkan

bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan jasa perbankan yang dapat

memenuhi kebutuhan nasabah. Dalam peran ini, internal auditor bertindak sebagai fasilitator

dan agent of change.

3. Sebagai Konsultan bagi pihak-pihak intern Bank yang membutuhkan terutama yang

menyangkut sistem pengendalian.

Fungsi KIC, antara lain adalah:

1. Melakukan koordinasi, pemantauan, dan pengawasan pelaksanaan prosedur operasional

perbankan di kantor cabang.

2. Melakukan pengawasan proses kegiatan usaha kantor cabang.

3. Melakukan koordinasi penyelesaian temuan audit dari seluruh unit kerja cabang.

4. Melakukan koordinasi perbaikan/penyelesaian temuan audit dari seluruh unit kerja cabang.

5. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan auditor eksternal.

PT. Bank BPD DIY telah menerapkan Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)

dengan:

a. Menyusun Internal Audit Charter.

b. Membentuk Satuan Kerja Audit Intern sebagaimana tertuang dalam susunan organisasi dan

tata kerja.

Page 44: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

43

Kinerja SKAI pada tahun 2017

a. Audit Intern, meliputi:

b. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pegawai

Sebagai upaya peningkatan kompetensi para auditor, melalui koordinasi dengan Divisi SDM dan

Umum, dalam tahun 2017 seluruh auditor telah diikutsertakan dalam berbagai kegiatan dan

pelatihan serta beberapa seminar. Berikut pelatihan dan seminar yang diikuti auditor selama

tahun 2017

No

LHA Nomor

Tanggal

Obyek Audit

1 0021/PW 0001 26 Januari 2017 Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2016

2 0024/PW 0001 27 Januari 2017 LHPK BI-RTGS, SKNBI, BI-ETP, BI-SSSS dan DHN

3 0064/PW 0001 27 Februari 2017 Kredit Usaha Rakyat I 2017

4 0078/PW 0001 06 Maret 2017 Security Audit BI RTGS, SKNBI, BI-ETP, BI-SSSS dan DHN

5 0113/PW 0001 13 April 2017 Audit Bidang Kredit Sindikasi

6 0123/PW 0001 26 April 2017 Audit Teknologi Informasi

7 0201/PW 0001 21 Juni 2017 Audit Operasional Kantor Pusat

8 0236/PW 0001 28 Juli 2017 Audit Khusus Atas Terjadinya Penyalahgunaan Wewenang Yang Dilakukan Koordinator Kantor Kas Tempel Sdr. Hari Apriadi 9 0240/PW 0001 31 Juli 2017 Kredit Usaha Rakyat II 2017

10 0405/PW 0001 14 Desember 2017 Audit Operasional Cabang

No Nama Diklat/ Seminar Yang Diikuti SKAI selama Tahun 2017

1 Pelatihan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71

2 Pelatihan Know Your Employee (KYE)

3 Ujian Sertifikasi Audit Intern Bank Level I

4 Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL) Asosiasi Auditor Indonesia (AAI) 2017

5 National Call For Paper Seminar

6 Workshop Penggunaan Laporan Auditor Internal Sebagai Bukti di Pengadilan

7 Workshop Penyusunan Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2018

Page 45: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

44

No Nama Diklat/ Seminar Yang Diikuti SKAI selama Tahun 2017

8 Workshop Budaya Perusahaan

9 Sosialisasi Penanganan Tindak Pidana Perbankan

10 Sosialisasi POJK no. 05/POJK.05/2017 tentang iuran, Manfaat Pensiun, & Manfaat Lain

11 Sosialisasi Penyelamatan & Pemusnahan Arsip

12 Workshop Transformasi Digital Banking

13 Seminar & Kick Off Rencana Bisnis Bank Tahun 2017

14 Pelatihan Sharia Banking Audit

15 Public Training "Prosedur Pelaksanaan Kaji Ulang (Review) Kebijakan ICAAP oleh SKAI &

Divisi MR

16 Pelatihan Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas

17 Pelatihan "Fundamental IT Audit for Internal Auditor : Planning, Performing, and Presenting"

18 Pelatihan Audit Intern Tingkat Dasar I

19 Pelatihan Program Pemeliharaan (Refreshment) Manajemen Resiko

20 Sosialisasi LHKP Peserta Sistem Pembayaran BI (SPBI) & Kantor Pengelola Daftar Hitam

Nasional

21 Workshop Pengembangan PT. Bank BPD DIY th 2008 sd 2028 Mjd Bank Yang Kuat,

Kompetitif & Kontributif

22 Sosialisasi "Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi Sesuai Per MA RI No.13 th

2016

23 Workshop Penerapan PSAK 71 (IFRS 9)

24 In House Training "Tiga Kesalahan Dalam Menghitung CKPN & Implementasi IFRS 9"

25 Workshop Optimalisasi PKB Pasca Berakhirnya Ketentuan Relaksasi Restrukturisasi Kredit

26 National anti Fraud Conference 2017

27 Workshop "Fraud Prevention and Detection : Forensic Data Analytics Approach"

28 Workshop Penyelesaian Kasus Fraud 7 Cara Meminimalisir Kerugian

29 Pelatihan Professional IT audit and Governance : A Practical Approach

30 Pelatihan Pembiayaan Musyawarah Mutanaqishah (MMq)

Page 46: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

45

c. Pembinaan Bidang dan Kegiatan lain SKAI:

1. Sebagai counterpart auditor ekstern

2. Berperan sebagai mitra/mediator berbagai permasalahan hukum yang dihadapi Bank

3. Pembinaan kepada auditee yang berkaitan dengan materi hasil audit

No Nama Diklat/ Seminar Yang Diikuti SKAI selama Tahun 2017

31 Workshop Forensic Accounting vs Audit Investigative

32 Workshop Cybercrime & Computer Fraud

33 Pelatihan Internalisasi Budaya Perusahaan PT. Bank BPD DIY

34 Workshop "Quality Assurance Improvement Program"

35 Pelatihan Pemadam Kebakaran

36 Pelatihan Bentuk Penyimpangan Dalam Pengadaan Barang & Jasa & Pengeluaran Biaya

Serta Upaya Pencegahannya

37 Pelatihan Energizing Selling Power For Credit Marketing Officer

38 Sosialisasi Penyelematan & Pemusnahan Arsip

39 Pelatihan LBU

40 Pelatihan Identifikasi dan Analisis terkait Penerapan Program APU & PPT

41 Program Diklat Dasar Dasar Audit

42 Pelatihan Aplikasi Marketing Kit "BPD DIY Smart"

43 Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko Level I

44 Pelatihan Pembekalan Sertifikasi Manajemen Risiko Level I

45 Training "The Power of Soul Anything is Possible : Excellent Management Collection - Make

High Profit"

46 Pelatihan Aspek Hukum Perkreditan

47 Refreshment AAJI dalam rangka pemasaran Produk JS Proteksi Plan

48 Pelatihan Audit Operasional

Page 47: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

46

d. Laporan yang disusun pada tahun 2017, adalah:

1. Laporan Kinerja SKAI Tahun 2017

2. Laporan Pokok-Pokok dan Hasil Audit Intern Semester I dan II Tahun 2017 yang

disampaikan kepada OJK setiap semester dan juga kepada Dewan Komisaris.

3. Laporan Anti-Fraud yang disampaikan kepada OJK setiap semester.

4. Laporan Hasil Penilaian Kepatuhan (LHPK) SKNBI, LHPK BI-RTGS, LHPK BI-SSSS, LHPK BI-

ETP, dan LHPK DHN baik konvensional maupun syariah yang disampaikan kepada OJK.

e. Kegiatan audit pasif (off-site)

Selain melaksanakan Audit secara aktif, juga melaksanakan kegiatan Audit pasif (off-site),

antara lain:

1. Mencermati dan mengevaluasi hasil analisis rasio-rasio keuangan

2. Memantau penyelesaian Laporan Pengaduan Nasabah

3. Memantau dan mengkaji tindak lanjut hasil audit, baik intern maupun ekstern

FUNGSI AUDIT EKSTERN

Ruang Lingkup Audit Ekstern adalah sebagai berikut:

a. Audit atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017,

bertujuan untuk memberikan pendapat akuntan atas kewajaran laporan keuangan yang

meliputi:

- Laporan Posisi Keuangan

- Laporan Laba Rugi Komprehensif

- Laporan Perubahan Ekuitas

- Laporan Arus Kas

- Catatan atas Laporan Keuangan

b. Memberikan rekomendasi atas kelemahan struktur pengendalian intern yang ditemukan

selama audit dalam bentuk Management Letter.

c. Menerbitkan Laporan Kepatuhan terhadap Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap

Peraturan Perundang-undangan.

d. Review atas Hasil Evaluasi Kinerja:

- Realisasi dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) tahun 2017

- Tingkat Kesehatan Bank

- Perkembangan Usaha

Page 48: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

47

- Rasio-rasio Keuangan

- Tindak Lanjut Hasil Audit tahun yang lalu

Dalam pelaksanaannya, berdasarkan hasil rekomendasi Komite Audit yang disampaikan kepada

Dewan Komisaris, Bank mengadakan perjanjian dengan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan

Audit Manajemen dan Keuangan pada tahun 2017. Penunjukan Akuntan Publik dan KAP dimaksud

telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yaitu Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

yang terdaftar di Bank Indonesia dan tidak melebihi masing-masing 3 tahun dan 5 tahun buku

berturut-turut. Penunjukan KAP tersebut juga telah disetujui dalam RUPS.

Penunjukan KAP tersebut didasarkan pada perjanjian kerja sama antara PT. Bank BPD DIY dengan

KAP, dengan nomor perjanjian: 0625/PW 0100 // E007.VII/SC/2017 tanggal 9 November 2017,

tentang Jasa Akuntan Publik Untuk Audit Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Buku 2017. PT. Bank BPD DIY dalam penugasannya kepada

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik telah memperhitungkan dan mewajibkan pemenuhan

aspek-aspek mengenai:

a. Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk

b. Legalitas perjanjian kerja

c. Ruang lingkup audit

d. Standar profesional akuntan publik, dan

e. Komunikasi Bank Indonesia /Otoritas Jasa Keuangan dengan Kantor Akuntan Publik

Dalam melaksanakan tugas pekerjaannya KAP diwajibkan berpedoman dan tunduk kepada

ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Melakukan audit harus berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang

diterbitkan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SKPN) yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta ketentuan lainnya

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

b. KAP wajib menyampaikan secara langsung kepada Otorotas Jasa Keuangan:

- Laporan Hasil Audit

- Management Letter

- Informasi lainnya yang dibutuhkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dari Akuntan Publik yang

dilakukan setiap saat apabila diperlukan.

Page 49: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

48

- Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja

sejak ditemukan pelanggaran Peraturan Perundang-undangan di bidang keuangan dan

perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha Bank.

c. KAP harus membicarakan terlebih dahulu Konsep Laporan Hasil Audit dengan Bank sebelum

diterbitkan Laporan Final.

d. KAP tidak diperkenankan melimpahkan/menyerahkan pelaksanaan tugas serta hasil audit

kepada pihak lain tanpa persetujuan dan seizin Bank.

LAPORAN MANAJEMEN RISIKO Risiko merupakan potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events)

tertentu. Manajemen risiko merupakan serangkaian metodologi dan prosedur yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang

timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank. Informasi mengenai risiko yang melekat dari

seluruh kegiatan usaha Bank sangat dibutuhkan untuk mengetahui potensi kerugian yang

dihadapi dan mempengaruhi permodalan Bank melalui proses penerapan manajemen

risiko.

Penerapan manajemen risiko Bank meliputi pengawasan aktif Dewan Komisaris

dan Direksi; kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit; kecukupan proses

identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko dan sistem informasi

manajemen risiko; serta sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Bank membangun

kerangka dan sistem informasi manajemen risiko yang memadai dalam rangka

mendukung keberhasilan penerapan manajemen risiko. Sistem Informasi Manajemen

Risiko tersebut merupakan sistem yang terintegrasi dan dapat diakses oleh seluruh unit

kerja untuk melakukan identifikasi, pengukuran atas potensi kerugian dari risiko yang

teridentifikasi, mitigasi yang sudah dilakukan, dan pemantauan risiko berupa laporan dari

unit kerja sebagai dasar dalam pengendalian risiko.

Penerapan manajemen risiko mencakup 4 (empat) pilar, yaitu :

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit

Page 50: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

49

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko,

serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh

Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi

kewajiban kepada Bank. Risiko Kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas bisnis Bank

yaitu penyaluran kredit/pembiayaan dan aktivitas trisuri yang dapat menimbulkan risiko

kredit seperti surat berharga, transaksi antar Bank, kewajiban komitmen dan kontinjensi.

Risiko kredit dapat meningkat karena terkonsentrasinya penyediaan dana, antara lain

kepada debitur baik 1 (satu) pihak atau sekelompok pihak, produk, jenis

kredit/pembiayaan, industri, sektor, dan atau wilayah geografi tertentu yang berpotensi

menimbulkan kerugian cukup besar yang dapat mengancam kelangsungan usaha Bank,

yang disebut Risiko Konsentrasi Kredit.

Risiko Pasar

Bank belum memiliki aset derivatif dan aset devisa, sehingga risiko pasar sangat rendah.

Aktivitas trading masih sebagai niche market di industri pasar bank dengan kewajiban

mengupayakan likuiditas pasar melalui partisipasi secara aktif masih melalui broker.

Pengendalian intern dilakukan oleh unit independen untuk memastikan bahwa transaksi

dan proses yang terkait dengan market risk taking berjalan sesuai dengan kebijakan,

prosedur dan limit yang telah ditetapkan dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris dan

Direksi.

Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan risiko yang melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan

operasional, sistem dan produk Bank. Kegagalan dalam mengelola risiko operasional

dapat menyebabkan kerugian keuangan dan non keuangan, bahkan reputasi Bank dapat

terancam. Bank berusaha untuk meminimalisasi dampak kegagalan atau ketidakcukupan

proses internal, faktor manusia, sistem dan kejadian-kejadian eksternal yang dapat

mengakibatkan kerugian Bank.

Page 51: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

50

Risiko Likuiditas

Bank tidak pernah mempunyai permasalahan likuiditas dan mampu memenuhi kewajiban

jangka pendek maupun jangka panjang dengan baik.

Bank memiliki aset likuid yang mencukupi baik aset likuid primer maupun aset likuid

sekunder serta mempunyai sumber pendanaan yang baik. Indikator peringatan dini untuk

mengetahui permasalahan likuiditas dilakukan dengan :

a) Pemantauan Giro Wajib Minimum, pada setiap tengah hari dan sore hari.

b) Pemantauan Saldo Giro Bank Indonesia, setiap akan melakukan aktivitas trisuri,

baik untuk peminjaman dari bank lain maupun penempatan pada bank lain.

c) Pemantauan Kliring melalui Early Warning System dalam Sistem Kliring Nasional

Bank Indonesia, untuk mengetahui saldo kliring di Bank Indonesia dalam rangka

memantau kecukupan kliring debet

Risiko Stratejik

Bank melaksanakan kerangka kerja manajemen risiko stratejik dalam siklus yang terpadu

dan terdiri dari proses identifikasi, penilaian/pengukuran, pemantauan serta

pengendalian risiko. Identifikasi risiko stratejik dilaksanakan terhadap seluruh keputusan

stratejik antara lain terkait dengan keputusan pemberian kredit dan pembiayaan,

investasi, pendanaan, kerjasama operasional dengan pihak ketiga, penempatan key

person, pembukaan kantor cabang, dan kantor cabang pembantu, penempatan ATM,

dan pengeluaran produk dan /atau aktivitas baru.

Indikator/parameter yang digunakan dalam pengukuran profi risiko berupa tingkat

kompleksitas strategi bisnis Bank, posisi bisnis Bank di industri perbankan, dan

pencapaian rencana bisnis. Sedangkan pemantauan risiko dengan memperhatikan

pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko stratejik atau

penyimpangan pelaksanaan rencana strategi. Isu-isu stratejik yang timbul akibat

perubahan operasional dan lingkungan bisnis dan memiliki dampak negatif terhadap

kondisi bisnis atau kondisi keuangan selalu dipantau oleh Bank.

Unit independen dalam melaksanakan proses pengendalian risiko, mempertimbangkan

keseimbangan antara biaya dan manfaat yang akan diperoleh diantara berbagai alternatif

strategi yang akan diambil, kepastian pencapaian sasaran, dan penerapan strategi.

Page 52: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

51

Risiko Hukum

Bank melakukan pengendalian risiko hukum dengan melakukan review secara berkala

terhadap perjanjian-perjanjian antara Bank dengan pihak lain. Bank juga menggunakan

standar perjanjian yang terkini sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Proses identifiasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko telah dilakukan

Bank sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. Identifiasi dilakukan

dengan mengevaluasi adanya peraturan atau regulasi yang berlaku baik internal maupun

eksternal. Bank melakukan penyempurnaan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku

sebagai dasar untuk memperkuat apabila terdapat kelemahan perikatan. Bank

melakukan evaluasi kontra-kontrak atau perjanjian dengan pihak lain dalam rangka

menjaga kelangsungan kerja sama yang baik dan menghindari perbedaan persepsi

sebagai upaya pemantauan risiko hukum.

Risiko Kepatuhan

Strategi manajemen risiko yang dilakukan Bank untuk menekan risiko kepatuhan yaitu

dengan melakukan sosialisasi terhadap semua pegawai mengenai ketentuan-ketentuan

internal dan eksternal.

Penerapan manajemen risiko kepatuhan efektif dilakukan dengan dilakukannya

sosialisasi, sehingga semua pegawai mengetahui ketentuan dan perundangundangan

yang berlaku. Dengan demikian, pelanggaran terhadap ketentuan dan perundang-

undangan dapat dihindari. Untuk itu secara berkala, Bank mengadakan pelatihan dan

pendidikan kepada pejabat maupun pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas

pemahaman dan pelaksanaan terhadap risiko kepatuhan.

Risiko Reputasi

Risiko Reputasi dapat terjadi yang disebabkan karena risiko reputasi itu sendiri dan atau

merupakan suatu akibat dari risik-risiko yang lainnya. Pemberitaan negatif terhadap Bank

di media massa, situs Bank dan hasil analisis jejaring sosial, pengaduan layanan nasabah,

dan kuesioner nasabah ataupun terdapat tuntutan nasabah dapat menyebabkan

terjadinya risiko reputasi.

Page 53: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

52

Identifikasi risiko reputasi dilakukan dengan mengevaluasi kejadian atau masalah yang

berpotensi menimbulkan risiko reputasi dan kerugian dari masalah tersebut pada masa

lalu maupun potensi kerugian akibat risiko reputasi yang terjadi pada masa mendatang.

Dalam rangka pengendalian terhadap risiko reputasi, Bank melakukan edukasi kepada

nasabah dan masyarakat serta melaksanakan Corporate Social Responsibility dalam

rangka membentuk opini reputasi yang positif.

Risiko Imbal Hasil

Risiko Imbal Hasil (khusus Unit Usaha Syariah) adalah risiko akibat perubahan tingkat

imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat

imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana yang dapat mempengaruhi perilaku

nasabah dana pihak ketiga.

Bank melakukan pengendalian dengan pendekatan secara emosional kepada nasabah

dana pihak ketiga, sehingga perubahan tingkat imbal hasil tidak terlalu berpengaruh

secara signifikan terhadap portofolio dana pihak ketiga.

Risiko Investasi

Risiko Investasi (khusus Unit Usaha Syariah) adalah risiko akibat Bank ikut menanggung

kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit and

loss sharing.

Dalam rangka mengendalikan risiko investasi, Bank melakukan pemantauan terhadap

pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing dalam bentuk pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah.

MANAJEMEN RISIKO DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Penerapan manajemen risiko yang efektif akan memberikan manfaat bagi Bank karena

akan meningkatkan stakeholder value dan dapat memberikan gambaran mengenai

kemungkinan risiko yang harus ditanggung Bank di masa mendatang. Sesuai ketentuan

Bank Indonesia, PT. Bank BPD DIY sebagai usaha yang memiliki kompleksitas tinggi,

melakukan pengelolaan risiko terhadap 8 (delapan) jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko

Page 54: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

53

Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko

Reputasi, dan Risiko Strategis.

Penerapan manajemen risiko terhadap 8 (delapan) risiko tersebut meliputi:

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dalam penerapan manajemen

risiko dilakukan melalui, antara lain evaluasi terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB),

Laporan Penilaian Profil Risiko, Laporan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, serta

Laporan Direktur Kepatuhan.

b. Di samping pengawasan pasif (off-site), Direksi khususnya Direktur Kepatuhan dan

Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan melakukan kunjungan ke kantor cabang

untuk melakukan sosialisasi manajemen risiko dengan tujuan memberikan

pemahaman yang benar kepada pegawai dalam rangka meningkatkan awareness

terhadap risiko yang melekat pada setiap individu dan aktivitas pekerjaan serta

memastikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan yang

berlaku dari setiap aktivitas yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian.

c. Selain hal tersebut diatas, manajemen telah melakukan sistem penerimaan

pegawai yang sesuai dengan kompetensinya untuk memenuhi kebutuhan sumber

daya manusia dari setiap unit kerja untuk pengelolaan risikonya.

d. Sesuai dengan PBI nomor 11/19/PBI/2009 yang telah diubah dengan PBI nomor

12/7/PBI/2010 tanggal 19 April 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank

Indonesia Nomor 11/19/PBI/2009 Tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi

Pengurus Dan Pejabat Bank Umum, PT. Bank BPD DIY telah mengikutsertakan

pengurus dan pegawai dalam program Sertifikasi Manajemen Risiko. Sertifikasi

Manajemen Risiko Pengurus dan Pegawai PT. Bank BPD DIY sampai dengan

Desember 2017 adalah sebagai berikut:

No Level Jumlah

1 Level 1 409

2 Level 2 48

3 Level 3 4

4 Level 4 24

5 Level 5 17

Total 502

Page 55: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

54

2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit

a. Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011

tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Bank telah menyusun

kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko yang termuat dalam Buku Pedoman

Perusahaan (BPP), antara lain:

- BPP Manajemen Risiko Secara Umum

- BPP Manajemen Risiko Kredit dan Pembiayaan

- BPP Manajemen Risiko Operasional

- BPP Manajemen Risiko Pasar

- BPP Manajemen Risiko Likuiditas

- BPP Manajemen Risiko Hukum

- BPP Manajemen Risiko Strategik

- BPP Manajemen Risiko Reputasi

- BPP Manajemen Risiko Kepatuhan

- BPP Profil Risiko

b. Dalam rangka mitigasi risiko dan menjalankan prinsip kehati-hatian, Bank juga

menetapkan limit pada tahun 2017, antara lain:

- Kebijakan tentang kewenangan memutus kredit

- Kebijakan tentang kewenangan penempatan dana

- Kebijakan tentang pengeluaran biaya

- Kebijakan tentang pengeluaran kas

- Kebijakan tentang BMPK

- Kebijakan tentang KPMM

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko

serta sistem informasi manajemen risiko.

a. Proses identifikasi risiko yang telah dilakukan Bank adalah dengan melakukan

penyempurnaan parameter penilaian profil risiko sesuai ketentuan yang berlaku

serta melakukan proses identifikasi risiko terhadap produk dan aktivitas baru

sesuai dengan Rencana Bisnis Bank.

Page 56: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

55

b. Bank secara rutin melakukan pengukuran risiko dengan menilai paramater-

parameter yang ada dalam aktivitas bisnis Bank, antara lain dengan melakukan

stress testing dan back testing.

c. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian risiko suku bunga dan risiko likuiditas,

Bank menerapkan Asset and Liabilities Management (ALMA) yang secara rutin

dibahas dalam rapat ALCO.

d. Bank melakukan pemantauan pelaksanaan ORSA (Operating Risk Self Assesment)

dan LED (Loss Event Database). Evaluasi dilakukan dengan mengkaji kembali

relevansi key risk indicator dengan aktivitas operasional.

Hasil penilaian Profil Risiko secara self assessment PT. Bank BPD DIY pada Desember 2017

adalah pada Peringkat 2, dengan rincian sebagai berikut:

No Jenis Risiko Peringkat Risiko Komposit

Low Low to

Moderate Moderate

Moderate To High

High

1 Kredit √

2 Pasar √

3 Likuiditas √

4 Operasional √

5 Hukum √

6 Strategi √

7 Kepatuhan √

8 Reputasi √

4. Sistem pengendalian intern

Dalam rangka pelaksanaan sistem pengendalian intern dalam penerapan manajemen

risiko, Bank telah :

a. Menetapkan struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas kegiatan

usaha Bank

b. Menetapkan wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan pemantauan

kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah disusun oleh Bank

c. Menetapkan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas antara unit kerja

operasional dan unit kerja yang melakukan fungsi pengendalian

d. Melakukan pelaporan keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan tepat

waktu

Page 57: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

56

e. Melakukan kaji ulang yang efektif dan obyektif terhadap kegiatan operasional

baik Kantor Pusat maupun Kantor Cabang

f. Melakukan dokumentasi terhadap prosedur operasional, cakupan dan temuan

audit serta tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil audit

g. Melakukan verifikasi dan kaji ulang secara berkala dan berkesinambungan

terhadap penanganan kelemahan Bank yang bersifat material dan penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi

5. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Sesuai Peraturan OJK nomor 4/POJK.03/2016 tanggal 26 Januari 2016 dan Surat

Edaran OJK nomor 14/SEOJK.03/2017 tanggal 17 Maret 2017, Bank telah memiliki

kebijakan Buku Pedoman Penyusunan Tingkat Kesehatan Bank. Pada tahun 2017,

Bank telah melakukan penilaian Tingkat Kesehatan secara individual dengan

menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) terhadap faktor-faktor dan

hasil penilaian sebagai berikut:

No Faktor Penilaian Peringkat

1 Profil Risiko 2

2 Good Corporate Governance 2

3 Rentabilitas 1

4. Permodalan 1

Peringkat Komposit 2

Hasil yang diperoleh dalam penilaian self assesment terhadap 4 (empat) faktor tersebut,

Bank mencapai Peringkat Komposit 2 (PK-2), Mencerminkan manajemen Bank telah

melakukan penerapan Tata Kelola yang secara umum baik. Hal ini tercermin dari

pemenuhan yang memadai atas prinsip Tata Kelola yang baik. Dalam hal terdapat

kelemahan dalam penerapan prinsip Tata Kelola yang baik maka secara umum kelemahan

tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh

manajemen Bank.

Page 58: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

57

PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT DAN PENYEDIAAN DANA

BESAR

Dalam rangka menghindari kegagalan usaha Bank sebagai akibat konsentrasi penyediaan

dana dan meningkatkan independensi pengurus Bank terhadap potensi intervensi dari

pihak terkait, PT. Bank BPD DIY telah membuat suatu kebijakan, sistem dan prosedur

pemberian kredit besar dan pihak terkait sebagai bagian dari prinsip kehati-hatian.

PT. Bank BPD DIY telah mengatur dan memperhatikan kemampuan permodalan dan

penyebaran/diversifikasi portofolio penyediaan dana yang tertuang dalam kebijakan,

sistem dan prosedur BMPK serta Kebijakan Pemberian Kredit sesuai ketentuan dan

perundang-undangan yang berlaku. Secara berkala kebijakan tersebut dievaluasi dan

dilakukan pengkinian.

Selama tahun 2017 tidak terdapat pelanggaran dan pelampauan BMPK maupun prinsip

kehati-hatian.

Berikut adalah penyediaan dana kepada Pihak Ketiga dan penyediaan dana besar posisi

Desember 2017 :

No Penyedia Dana Jumlah

Debitur Nominal (juta rupiah)

1 Kepada Pihak Terkait

44 107.428

2 Kepada Debitur Inti: a. Individu b. Group

1 1

121.294

239.576 Catatan: Jumlah total Baki Debet penyediaan dana pihak terkait dan debitur inti baik perorangan maupun group per posisi laporan.

RENCANA STRATEGIS PT. BANK BPD DIY

Rencana Strategis Bank disusun dalam bentuk Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan

Rencana Bisnis Bank (Business Plan). Dalam menyusun perencanaan tersebut, Bank tetap

mengedepankan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan

eksternal sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia Nomor 12/21/PBI/2010 tanggal 19

Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia

Page 59: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

58

Nomor 12/3/DPbS tanggal 18 November 2010 tentang Rencana Bisnis Bank Umum Syariah.

Penyusunan dilaksanakan secara spesifik, terukur, realistis, dan relevan serta tepat

waktu.

Rencana Korporasi (Corporate Plan)

Rencana Korporasi (Corporate Plan) merupakan suatu perencanaan manajemen selama 5

(lima) tahun yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan peran Bank sebagai agen

pembangunan dan sebagai Bank Umum yang tetap menguntungkan dan berkembang.

Corporate Plan tahun 2016 – 2020 disusun sebagai arah kebijakan dalam melaksanakan

sasaran, strategi, dan program kerja, serta agar PT. Bank BPD DIY dapat mempersiapkan

secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang, dan

dijabarkan setiap tahun dalam Business Plan.

Rencana Korporasi Bank periode 2016 – 2020 disusun berdasarkan data internal dan

eksternal masa lalu, serta prediksi kondisi ekonomi, sosial, teknologi yang akan terjadi

dan berpengaruh terhadap industri perbankan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Rencana Korporasi telah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, yang meliputi:

a. Visi dan misi PT. Bank BPD DIY

c. Kondisi ekonomi makro dan mikro nasional

d. Kondisi ekonomi makro dan mikro regional

e. Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threats)

f. Strategi dan target jangka panjang

Rencana Bisnis Bank (Business Plan)

Rencana Bisnis Bank mencakup rencana jangka pendek (satu tahun) dan jangka

menengah (tiga tahun) yang disusun dengan tetap memperhatikan perkembangan

internal dan eksternal, azas perbankan yang berlaku, serta memperhatikan prinsip kehati-

hatian.

Page 60: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

59

Rencana Bisnis Bank meliputi:

a. Ringkasan eksekutif

- Visi dan misi

- Arah kebijakan

- Langkah-langkah strategis yang akan ditempuh Bank

- Indikator keuangan

- Target jangka pendek dan menengah

b. Kebijakan dan strategi manajemen

- Analisis posisi Bank dalam menghadapi persaingan usaha

- Kebijakan manajemen

- Kebijakan manajemen risiko dan kepatuhan

- Strategi pengembangan bisnis

- Strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kebijakan remunerasi

c. Penerapan manajemen risiko dan kinerja Bank saat ini

- Penerapan manajemen risiko

- Penerapan tata kelola yang baik

- Kinerja keuangan, khususnya permodalan dan rentabilitas

- Realisasi pemberian kredit kepada debitur usaha mikro, kecil, dan menengah

(UMKM)

- Penerapan kepatuhan terhadap prinsip syariah

d. Sasaran-sasaran meliputi:

- Proyeksi keuangan

- Proyeksi rasio-rasio dan pos-pos tertentu

- Rencana pendanaan

- Rencana permodalan

- Rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia (SDM)

- Rencana pemgembangan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru

- Perubahan jaringan kantor

- Informasi lainnya

Page 61: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

60

Rencana Bisnis PT. Bank BPD DIY Tahun 2018

Pada tahun 2018, strategi dasar manajemen Bank terkait proses bisnis internal

adalah sebagai berikut :

A. Strategi Dasar : memberikan solusi masalah keuangan bagi nasabah

1. Fokus pada Kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

2. Menjadi mitra strategis Pemerintah dan mendorong pertumbuhan

perekonomian daerah.

3. Memberikan layanan prima berbasis budaya khas Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Mengembangkan produk & jasa layanan yang kompetitif dengan memasukkan

unsur kearifan lokal agar mampu menyerap seluruh segmen pasar sasaran.

5. Diferensiasi produk dengan membedakan produk Bank pada atribut non-harga,

sehingga menghasilkan produk yang memiliki keunggulan/nilai lebih dibanding

produk pesaing.

B. Strategi Operasional

1. Menyusun human capital strategic plan agar dapat menghasilkan SDM yang lebih

berkualitas.

2. Mengikutsertakan pegawai dalam pendidikan & pelatihan yang dapat memberikan

update perkembangan bisnis perbankan seperti: pembiayaan di sektor-sektor

khusus, nasabah besar/korporasi, kegiatan bank devisa, dan bisnis perbankan

spesifik lainnya

3. Update perkembangan teknologi informasi secara intensif terutama untuk

menghadapi era financial technology.

4. Membina debitur existing kredit dan mendorong agar bisa naik kelas

5. Mempertahankan pangsa pasar kredit konsumtif (Swaguna, Purnakarya, KMU)

6. Peningkatan kerjasama dengan BPR terutama BPR milik Pemerintah Daerah

7. Melakukan closed monitoring terhadap debitur secara berkala.

8. Pemberian kredit dengan analisa yang baik dan menerapkan prinsip kehati-hatian

untuk menekan timbulnya kredit non-lancar

9. Mempertahankan keunggulan di bidang pengelolaan dana pemerintah dan

pengelolaan gaji pegawai pemerintah.

10. Memperbaiki kualitas pelayanan sesuai dengan tuntutan kelompok pasar sasaran.

Page 62: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

61

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN DEWAN

KOMISARIS DAN DIREKSI

1. Kepemilikan Saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi

Anggota Dewan Komisaris wajib mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai

5% (lima perseratus) atau lebih dari modal disetor, yang meliputi jenis dan jumlah

lembar saham baik pada bank yang bersangkutan maupun pada bank dan perusahaan

lain, yang berkedudukan di dalam negeri dan di luar negeri.

(dalam jutaan) Kepemilikan Saham Dewan Komisaris PT. Bank BPD DIY

Dewan Komisaris

Kepemilikan Saham Per 31 Desember 2017

Bank BPD DIY Bank Lain LKBB Perusahaan Lainnya

Lbr

Saham

Nominal Lbr

Saham

Nominal Lbr

Saham

Nominal Lbr

Saham

Nominal

Prof. Ainun Na’im,

Ph. D

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil 42,500*) 56,909

Prof. Dr. Djoko

Susanto, M.S.A

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Drs. Bambang Wisnu

Handoyo

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

*)Keterangan : TLKM, BBRI

Kepemilikan Saham Direksi PT. Bank BPD DIY

Direksi

Kepemilikan Saham Direksi Per 31 Desember 2017

Bank BPD DIY Bank Lain LKBB Perusahaan Lainnya

Lbr Saham

Nominal Lbr Saham

Nominal Lbr Saham

Nominal Lbr Saham

Nominal

Drs. Bambang

Setiawan, Ak., M.B.A.

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Bambang Ghiri Dwi

Kuncoro, S.H., M.M.

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Drs. Cahya Widi,

M.M.

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Drs. Santoso

Rohmad, M.M.

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Page 63: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

62

2. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi

dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi Lainnya dan/atau Pemegang Saham

Bank:

Keterkaitan Hubungan Keuangan dan Keluarga PT. Bank BPD DIY

Tahun 2017

No. Keterkaitan Hubungan

Keluarga

Hubungan

Keuangan

1 Dewan Pengawas dan Direksi dengan Dewan

Pengawas Lainnya

Tidak ada Tidak ada

2 Dewan Pengawas dan Direksi dengan Direksi

Lainnya

Tidak ada Tidak ada

3 Dewan Pengawas dan Direksi dengan Pemegang

Saham Pengendali

Tidak ada Tidak ada

3. Kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi,

selama tahun 2017, dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan)

Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Bagi Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank BPD DIY

Tahun 2017

No.

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun

Dewan Komisaris Direksi

Orang Jutaan Rp Orang Jutaan Rp

1 Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura)

3 2.210,29 4 14.043,44

2

Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi Kesehatan dan sebagainya), yang: a. Dapat dimiliki

-

-

4

16,46

b. Tidak dapat dimiliki - - - -

Total 3 2.210,29 4 14,043.44

No. Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun

Jumlah Direksi

Jumlah Dewan Komisaris

1 Di atas Rp 2 M 4 -

2 Di atas Rp 1 M s/d Rp 2 M - -

3 Di atas Rp 500 jt s/d Rp 1 M - 3

4 Rp 500 jt ke bawah - -

Page 64: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

63

4. Share option

Tidak terdapat share option yang diberikan kepada Dewan Komisaris, Direksi maupun

pejabat eksekutif PT. Bank BPD DIY.

Share Option PT. Bank BPD DIY

Tahun 2017

Keterangan /Nama

Jumlah Opsi Harga

Opsi

(Rupiah)

Jangka

Waktu Yang

Diberikan

(lbr saham)

Yang Telah

Dieksekusi

(lbr saham)

Dewan

Komisaris

Prof. Ainun Na’im, Ph.D

Prof. Dr. Djoko Susanto, M.S.A.

Drs. Bambang Wisnu Handoyo

Nihil Nihil Nihil Nihil

Direksi

Drs. Bambang Setiawan, Ak., M.B.A.

Bambang Ghiri Dwi Kuncoro, S.H., M.M.

Drs. Cahya Widi, M.M.

Drs. Santoso Rohmad, M.M.

Nihil Nihil Nihil Nihil

Pejabat

Eksekutif

Drs. Arief Yulianto, M.M.

Dian Ariani, S.E., M.M.

Ir. Widodo, M.M.

Ir. Nur Iswantoro, M.M.

Dra. Erna Wukiratun, M.M.

Gamal Kristiyanto, SH. MM

Hangkoso, S.E., M.M.

Dra. Ch. Dwiani Surastriati, M.M.

Drs. Muhammad Afnan,M.M.

Drs. Kwartono Agus Rachmadi, M.Si.

Agus Trimurjanto, S.E., M.M.

Wahyu Wijanarko, S.E., M.M.

Agus Ridwanta, S.E., M.M.

Platy Soulistyanti, S.E.,M.M.

Christina Hariarsi,S.E.,M.M.

Drs. Supriyanto, M.M.

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Total Nihil Nihil Nihil Nihil

5. Rasio gaji tertinggi dan terendah

Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

Tahun 2017

No Keterangan Prosentase

1 Gaji Pegawai Tertinggi – Terendah 4,59

2 Gaji Direktur Tertinggi – Terendah 1,11

3 Gaji Dewan Komisaris Tertinggi – Terendah 1,11

4 Gaji Dewan Komisaris Syariah Tertinggi - Terendah 1,10

5 Gaji Direktur Tertinggi – Pegawai Tertinggi 2,12

Page 65: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

64

BUSINESS CONTINUITY PLAN

Kegiatan perbankan tidak dapat terhindar dari gangguan atau kerusakan yang

disebabkan oleh alam maupun manusia. Ancaman terhadap kelangsungan bisnis secara

garis besar dapat disebabkan oleh faktor bencana alam (natural disaster), kerusakan

teknis (technical disaster), atau perbuatan manusia (human made disaster). Kerusakan

yang terjadi tidak hanya berdampak pada kemampuan teknologi namun juga berdampak

pada kegiatan operasional bisnis Bank. Bank telah menyusun prosedur penanganan

bencana yang mengatur hal-hal sebagai berikut:

a. Dokumen Strategi Pemulihan

b. Dokumen Business Continuity Plan (BCP) PT. Bank BPD DIY

c. Lampiran Dokumen BCP

d. Prosedur Respon Darurat

e. Prosedur Alternatif

BUDAYA PERUSAHAAN

Dalam rangka menuju visi dan misi yang ingin dicapai, Bank membentuk budaya perusahaan yang

wajib dilaksanakan. Budaya perusahaan tersebut adalah :

Integritas Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Menerapkan kejujuran, keikhlasan, dan menjaga kepercayaan

Sigap Bertindak dengan cepat dan tanggap dalam bekerja

Menerapkan layanan yang peduli, cerdas, dan berbudaya

Tangguh Bekerja keras, dan pantang menyerah dalam segala situasi

Inovatif Melakukan pengembangan yang berkelanjutan

Mutu Mengedepankan kesempurnaan dalam semua hasil kerja

Empati Membangun hubungan saling menghormati dan menghargai

Waspada Menerapkan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik

Antusias Semangat tinggi dalam bekerja untuk mencapai hasil terbaik

Page 66: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

65

NILAI-NILAI UTAMA PERUSAHAAN

Untuk mendukung Budaya Perusahaan, Bank menyusun nilai-nilai utama perusahaan, yaitu :

Respek Rasa hormat

Akurat Tepat

Modern Visioner/berpikir ke depan

Amanah Terpercaya

Handal Kuat dan Mampu

KODE ETIK

Semakin meningkatnya kompleksitas kegiatan usaha Bank memberikan dampak yang

sangat besar terhadap eksposur risiko, maka diperlukan upaya-upaya untuk memitigasi

risiko kegiatan usaha Bank, baik yang bersifat preventif (ex-ante) maupun kuratif (ex-

post). Salah satu upaya memitigasi risiko adalah dengan menetapkan nilai, perilaku, dan

tindakan yang mendukung terciptanya budaya kepatuhan terhadap ketaatan Bank

Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk penerapan prinsip

syariah bagi Unit Usaha Syariah.

Bank telah menyusun Pedoman Kode Etik Pengurus dan Pegawai PT. Bank BPD DIY yang

merupakan komitmen Pengurus dan Pegawai untuk mewujudkan visi dan misi PT. Bank

BPD DIY secara profesional dan beretika tinggi. Tujuan dari penyusunan Kode Etik adalah:

1. Meningkatkan kepedulian dan memberikan panduan bagi manajemen dan

pegawai di perusahaan dalam melakukan kegiatan keseharian dan dalam

membuat keputusan bisnis. Memacu kepedulian terhadap isu etika dalam

keseharian aktivitas bisnis dan menjunjung Nilai seperti Kepercayaan,

Keterbukaan, Kejujuran, dan Akuntabilitas dalam setiap kesepakatan

2. Mempromosikan dan menjaga standar etika yang tinggi, patuh pada undang-

undang dan peraturan, menghormati kebudayaan lokal dan nasional, serta

menjamin kode etik ini diperhatikan dan melekat pada pegawai perusahaan

3. Membangun kerangka kerja perilaku profesional dan bertanggung jawab untuk

berprestasi bagi semua pegawai di perusahaan

4. Menanamkan kejelasan dan prinsip-prinsip realitas kepada Manajemen, Pimpinan,

dan Pegawai dalam memformulasikan dan mengimplementasikan kode etik

sebagai bagian dari Budaya Perusahaan

Page 67: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

66

Secara garis besar Kode Etik pengurus dan pegawai PT. Bank BPD DIY adalah sebagai berikut:

1. Prinsip-prinsip Etika Kerja

2. Isi Kode Etik

Page 68: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

67

WHISTLEBLOWING SYSTEM

Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) adalah sistem yang mengelola

pengaduan/penyingkapan mengenai perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak

semestinya secara rahasia, anonim dan mandiri yang digunakan untuk mengoptimalkan

peran serta dan pihak lainnya dalam mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di

lingkungan Bank. PT. Bank BPD DIY telah memiliki Whistleblowing System berdasarkan

Surat Keputusan Direksi Nomor: 001/KPTS/DP/2012 tentang penerapan Kebijakan Strategi

Anti Fraud.

Pengelolaan Whistleblowing System

Mekanisme pengelolaan Whistleblowing System yang sedang dikembangkan Bank yakni

setiap pegawai atau siapa saja yang ingin melaporkan indikasi fraud, sedangkan jika

merasa sungkan maka laporan dapat disampaikan melalui SMS atau e-mail dengan alamat

khusus dengan menggunakan surat ditujukan kepada pengelola Whistleblowing System.

Sosialisasi Whistleblowing System

Sosialisasi Whistleblowing System di internal Bank disampaikan melalui berbagai media

seperti buletin internal, poster, sosialisasi etika maupun presentasi langsung kepada unit

kerja terkait. Untuk eksternal, sosialisasi dilakukan melalui website Bank dan pengiriman

surat edaran/memo.

Penyimpangan Internal (Internal Fraud) dan Permasalahan Hukum

Sampai akhir tahun 2017, penyimpangan internal yang terjadi di PT. Bank BPD DIY

sebanyak 1 kejadian dan telah diselesaikan.

Internal Fraud

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Total Fraud - - - 1 - -

Telah Diselesaikan

- - - 1 - -

Dalam Proses Penyelesaian di internal Bank

- - - - - -

Page 69: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

68

Internal Fraud

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Tahun Sebelumnya

Tahun Berjalan

Belum diupayakan penyelesaiannya

- - - - - -

Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum

- - - - - -

Permasalahan Hukum

Jumlah permasalahan hukum yang dihadapi PT. Bank BPD DIY selama tahun 2017 sebagai

berikut:

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 1 -

Dalam proses penyelesaian 7 -

Total 8 -

TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN

Sepanjang tahun 2017, tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

SHARES OPTION

Selama tahun 2017, PT. Bank BPD DIY tidak melakukan transaksi Buy Back Shares maupun

Buy Back Obligasi.

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK

Selama tahun 2017, PT. Bank BPD DIY tidak memberikan dana/bantuan/dukungan kepada

kegiatan politik. Demikian pula kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh

partai/golongan politik tertentu untuk tujuan kelompok tertentu.

TRANSPARASI INFORMASI PRODUK DAN JASA

Informasi produk dan jasa PT. Bank BPD DIY didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia

Nomor 7/6/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Transparansi Informasi Produk

Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah serta POJK nomor 1/POJK.07/2013 tanggal

Page 70: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

69

26 Juli 2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Adapun pelaksanaan

promosi melalui berbagai media baik media cetak, media elektronik dan lainnya.

Untuk layanan informasi dan promosi, melalui antara lain:

a. Media elektronik : website , radio, dan televisi

b. Media cetak : brosur, spanduk, leaflet, billboard, surat kabar dan majalah

c. Media lainnya : pameran, kerja sama antar lembaga dan penayangan film

Setiap kantor pelayanan telah tersedia informasi produk dan jasa secara tertulis

mengenai karakteristik produk Bank dengan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang

mudah dibaca dan warna tulisan yang kontras dengan warna latar pada lokasi yang

mudah diakses oleh nasabah. Begitu pula apabila terdapat perubahan terhadap

karakteristik produk Bank.

Salah satu prosedur transparansi informasi produk, Bank meminta tanda tangan nasabah

pada lembar aplikasi pemanfaatan produk Bank yang antara lain menyatakan bahwa:

a. Bank telah menjelaskan karakteristik produk Bank secara utuh.

b. Nasabah telah mengerti dan memahami penjelasan mengenai karakteristik produk

Bank yang diberikan.

Dalam transparansi penggunaan data pribadi nasabah, PT. Bank BPD DIY tidak dapat

menyebarluaskan data pribadi nasabah kepada pihak lain sebelum mendapatkan

persetujuan tertulis dari pemilik data. Persetujuan tersebut harus diwujudkan dalam

bentuk tulisan dan/atau tanda tangan pada lembar permintaan persetujuan tertulis.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Tanggung jawab pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan – corporate

social responsibility (CSR) PT Bank BPD DIY dilaksanakan oleh Grup Corporate Social

Responsibility sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 0270/OM 1006 tanggal 05

September 2011 tentang Grup Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan) PT. Bank BPD DIY. Pelaksanaan program CSR PT Bank BPD DIY mengacu

pada peraturan perundang-undangan di Indonesia baik yang mengatur secara umum

Page 71: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

70

maupun khusus mengenai CSR diantaranya pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012

Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan serta UU No.25 tahun 2007 tentang

Penanaman Modal pasal 15, 17 & 34.

Adapun arah pelaksanaan CSR PT Bank BPD DIY dibagi atas 4 bidang tanggung jawab

sosial, yaitu

1. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat (Pengembangan dan Sosial Kemasyarakatan)

2. Tanggung Jawab Terhadap Pegawai dan K3

3. Tanggung Jawab Terhadap Produk dan Nasabah

4. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

Dalam kegiatan penyaluran dana CSR, PT Bank BPD DIY senantiasa melakukan evaluasi

dan monitoring atas program-program CSR yang dilakukan agar program-program CSR

tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Upaya yang dilakukan dengan

merancang dan melaksanakan program CSR secara sistematis dan terpadu. Pelaksanaan

CSR PT Bank BPD DIY dilakukan dengan metode partisipatif, yaitu dengan

memberdayakan potensi daerah yang ada agar dapat meningkatkan kemampuan,

penghasilan dan kemakmuran secara berkelanjutan.

Pelaksanaan Kegiatan CSR selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:

a. Sektor Pendidikan

1. Bantuan pendidikan (beasiswa) untuk 30 (tiga puluh) siswa SD dan SMP

berprestasi dari keluarga kurang mampu yang diberikan sampai lulus sekolah di

wilayah Kota Yogyakarta.

2. Bantuan pendidikan (beasiswa) untuk 193 (seratus sembilan puluh tiga) siswa

SMK/SMA berprestasi dari keluarga kurang mampu yang diberikan sampai lulus

sekolah di wilayah Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul dan Kota

Yogyakarta.

Page 72: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

71

3. Bantuan pendidikan (beasiswa) mahasiswa/perguruan tinggi

a. Bantuan pendidikan (beasiswa) untuk Winda Nur Afiani, mahasiswi Fakultas

Biologi Universitas Gadjah Mada berprestasi dari keluarga kurang mampu yang

diberikan sampai lulus kuliah.

b. Bantuan pendidikan (beasiswa) untuk 25 (dua puluh lima) mahasiswa

berprestasi dari keluarga kurang mampu yang diberikan sampai lulus kuliah dari

7 (tujuh) universitas/perguruan tinggi di wilayah DIY.

c. Bantuan pendidikan (beasiswa) untuk 15 (lima belas) mahasiswa berprestasi

dari keluarga kurang mampu yang diberikan sampai lulus kuliah dari Universitas

Teknologi Yogyakarta (UTY), Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY)

dan Universitas Amikom Yogyakarta (UAY).

d. Bantuan pendidikan (beasiswa) untuk 7 (tujuh) mahasiswa berprestasi dari

keluarga kurang mampu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang diberikan

sampai lulus kuliah.

e. Bantuan pendidikan (beasiswa) untuk 5 (lima) mahasiswa berprestasi dari

keluarga kurang mampu Institut Pertanian STIPER (INSTIPER).

f. Bantuan pendidikan (beasiswa) untuk 5 (lima) mahasiswa berprestasi dari

keluarga kurang mampu Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO).

4. Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD N Denggung Kabupaten Sleman.

5. Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD N Jetisharjo Kota Yogyakarta.

6. Bantuan Alat Penunjang Kegiatan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta.

7. Bantuan Standar Pemenuhan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) Kabupaten Gunungkidul.

b. Sektor Kesehatan

1. Bantuan 1 (satu) unit Mobil Ambulance untuk Universitas Negeri Yogyakarta

(UNY).

2. Bantuan 1 (satu) unit Mobil Layanan Kesehatan Masyarakat untuk Desa Rejosari

Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul.

3. Bantuan Posyandu Ramah Anak untuk Posyandu Pare Ayam 4 Tegalpanggung

Yogyakarta.

Page 73: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

72

4. Bantuan Posyandu Ramah Anak untuk Posyandu Dadap Lila 15 Prawirodirjan

Yogyakarta.

5. Bantuan Puskesmas Ramah Anak untuk Puskesmas Kotagede II Yogyakarta.

6. Bantuan Penyempurnaan Ruang Terbuka Hijau dan Lapangan Olahraga Muja-Muju

Umbulharjo Kota Yogyakarta.

7. Bantuan Pembangunan Ruang Terbuka Publik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)

Dr. Sardjito Kota Yogyakarta.

c. Sektor Lingkungan Hidup, Sosial, dan Ekonomi

1. Bantuan Revitalisasi Taman Kegiatan Masyarakat Alun-Alun Kota Wates Kabupaten

Kulon Progo.

2. Bantuan 1 (satu) unit Mobil Kendaraan Operasional Pengangkut Sampah untuk

Universitas Gadjah Mada (UGM).

3. Bantuan 2 (dua) Motor Pengangkut Sampah untuk Penanganan Sampah di

Destinasi Wisata Resor Pemandu Hutan (RPH) Mangunan di Desa Kaki Langit

Kabupaten Bantul.

4. Bantuan 2 (dua) Motor Pengangkut Sampah dalam rangka Grebeg Pasar

Tradisional untuk Penanganan Sampah di Pasar Imogiri dan Pasar Niten Kabupaten

Bantul.

5. Bina UKM

a. Bina UKM berupa bantuan pelatihan membuat tas untuk Kelompok Rintisan

Usaha Rajut Sejahtera Kelurahan Kotabaru Kecamatan Gondokusuman

Yogyakarta.

b. Bina UKM berupa bantuan pelatihan batik cap kombinasi jumputan untuk

Kelompok Sekar Kinasih Jumputan di Patangpuluhan Yogyakarta.

c. Bina UKM berupa bantuan pelatihan membatik untuk Kelompok Truntum Batik

Craft Mantrijeron Yogyakarta dan Kelompok Batik Tulis Sido Mukti

Rejowinangun Yogyakarta.

d. Bina UKM berupa bantuan pelatihan pembuatan jamu kapsul untuk Kelompok

Jamu Mugi Waras Kricak Yogyakarta.

e. Bina UKM berupa bantuan pelatihan ketrampilan pijat untuk Kelompok

Disabilitas Usaha Bersama Mata Hati Kraton Yogyakarta.

Page 74: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

73

f. Bina UKM berupa bantuan pelatihan pembuatan kue kering dan bantuan

peralatan kerja untuk Kelompok Disabilitas Usaha Bersama Rakhmat Abadi

Kricak Yogyakarta.

6. Pembuatan Papan Petunjuk Arah Wisata dan Gapura Pintu Masuk Pantai Nguyahan

Kabupaten Gunungkidul.

7. Bantuan Dana untuk Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di

Kabupaten Gunungkidul.

8. Bantuan Optimalisasi Tourist Information Center (TIC) Wisata Kaliurang Dinas

Pariwisata Kabupaten Sleman.

9. Bantuan 4 (empat) Gapura Desa terdampak Bandara Baru New Yogyakarta

International Airport untuk Desa Palihan, Desa Janten, Desa Kebonrejo dan Desa

Glagah di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo.

10. Bantuan Konservasi Lingkungan Hutan Mangrove Kelompok Wana Tirta di

Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo.

11. Bantuan Pengembangan Usaha bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) binaan

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta

(BPPM DIY).

12. Bantuan untuk Program Pembangunan Jalan Jalur Wisata Embung Batara Sriten

Kabupaten Gunungkidul.

13. Penataan dan Pembangunan Sculpture Taman Paseban sebagai Ikon/Penanda

Ibukota Kabupaten Bantul.

14. Penanganan Gate/Pintu Masuk dan Bundaran Srandakan sebagai Ikon/Penanda

Halaman Muka Kabupaten Bantul Menyongsong Bandara New Yogyakarta

International Airport.

15. Bantuan Renovasi Rumah Tidak Layak Huni untuk 100 rumah di wilayah Kabupaten

Sleman, Kulon Progo, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta, serta 84 unit pembuatan

jamban dan 99 rumah pemasangan instalasi listrik di Kabupaten Sleman.

d. Sektor UKM Center

1. Bantuan Pendidikan Wirausaha Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta (UMY).

Page 75: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

74

2. Bantuan Dana Modal Wirausaha Mahasiswa Universitas Islam Indonesia Program

Inkubasi Wirausaha Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII).

3. Bantuan Workshop UMKM dengan tema “Sukses UMKM di Era Ekonomi Digital”

oleh Divisi Perkreditan Kantor Pusat.

Page 76: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 77: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

No. Kriteria / Indikator Analisis Self Assesment

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

A. Governance Structure 1) Jumlah anggota Dewan Komisaris sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan

tidak melampaui jumlah anggota Direksi.

2) Sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota Dewan Komisaris berdomisili di

Indonesia.

3) Paling kurang 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan

Komisaris adalah Komisaris Independen.

4) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan kecuali terhadap hal-hal yang

telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan

GCG bagi Bank Umum, yaitu hanya merangkap jabatan sebagai anggota

Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif:

a) pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan; atau

b) yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu) perusahaan

anak bukan Bank yang dikendalikan Bank;

5) Komisaris Independen dapat merangkap jabatan sebagai Ketua Komite

paling banyak pada 2 (dua) Komite pada Bank yang sama.

6) Mayoritas Komisaris tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai

dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau

Direksi.

7) Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk

pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

A. Governance Structure 1) s.d 3)

Dewan Komisaris Bank BPD DIY

a. Prof. Ainun Na’im, Ph.D.

Komisaris Utama / Independen

b. Prof. Djoko Susanto, M.S.A

Anggota Dewan Komisaris / Independen

c. Drs. Bambang Wisnu Handoyo

Anggota Dewan Komisaris

Seluruh Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia.

4) Seluruh Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan pada lembaga

keuangan lain. Komisaris Utama merangkap jabatan eksekutif pada

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti),

satu Anggota Dewan Komisaris merangkap jabatan sebagai Ketua Yayasan

Pendidikan, dan satu Anggota Komisaris yang lain merangkap jabatan

sebagai Kepala Dinas Keuangan Daerah di Pemerintah Daerah Istimewa

Yogyakarta.

5) Komisaris Independen merangkap jabatan sebagai Ketua Komite Pemantau

Risiko (Prof. Ainun Na’im, Ph.D.) dan Ketua Komite Audit (Prof. Djoko

Susanto, M.S.A).

6) Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang memiliki hubungan sampai

dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau

Direksi.

7) Pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat Dewan Komisaris telah

tercantum dalam Akta Pendirian PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tanggal 5 April 2013 dan Surat Keputusan

Dewan Komisaris Nomor 7/KPTS/DK/2015 tanggal 7 Desember 2015

perihal Buku Pedoman Perusahaan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT.

Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 78: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

8) Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan

reputasi keuangan yang memadai.

9) Anggota Dewan Komisaris independen yang berasal dari mantan

anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank atau pihak-pihak yang

memiliki hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen, dan tidak melakukan fungsi

pengawasan serta berasal dari Bank yang bersangkutan, telah menjalani

masa tunggu (cooling off) paling kurang selama 1 (satu) tahun.

10) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan

anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham

Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

11) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Fit and Proper Test dan

telah memperoleh surat persetujuan dari Bank Indonesia.

12) Anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi yang memadai dan

relevan dengan jabatannya untuk menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya serta mampu mengimplementasikan kompetensi yang

dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.

13) Anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan dan kemampuan untuk

melakukan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan

pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang

keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya.

14) Komposisi Dewan Komisaris tidak memenuhi ketentuan karena adanya

intervensi pemilik.

8) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus uji kemampuan dan

kepatutan dan memiliki sertifikasi manajemen risiko sesuai yang

dipersyaratkan.

9) Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang berasal dari mantan anggota

Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank.

10) Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan, dan hubungan keluarga antar anggota Dewan

Komisaris lainnya maupun dengan Direksi dan Pemegang Saham

Pengendali.

11) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Fit and Proper Test dan

mendapat persetujuan BI dengan nomor surat : 14/46k/APBU/Yk tanggal

11 Juli 2012 tentang Perpanjangan Masa Jabatan Dewan Pengawas Bank

BPD DIY.

12) Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang ahli dibidang ekonomi

keuangan dan akuntansi dari akademisi dan 1 (satu) orang dari satuan kerja

keuangan daerah.

13) Secara periodik Dewan Komisaris mengikuti seminar dan pelatihan di

bidang perbankan antara lain dilakukan pada tahun 2017, yaitu High Level

Seminar serta Workshop Transformasi BPD, Seminar Nasional & Rakernas

FKDK/P BPD SI, Pelatihan Program Pemeliharaan (Refreshment) SMR

Level 2, Pelatihan Pencegahan Kejahatan Perbankan melalui Pengawasan

Internal Terpadu.

14) Komposisi Dewan Komisaris memenuhi ketentuan yang berlaku.

Page 79: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

B. Governance Process

1) Penggantian dan/atau pengangkatan Komisaris telah memperhatikan

rekomendasi Komite Nominasi atau Komite Remunerasi dan Nominasi

dan memperoleh persetujuan dari RUPS.

2) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya untuk memastikan

terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan

usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

3) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu,

serta memberikan nasihat kepada Direksi.

4) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris telah

mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan

strategis Bank.

5) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak

terkait dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank

dan/atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka

melaksanakan fungsi pengawasan.

6) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti

temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)

Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil

pengawasan otoritas lainnya.

7) Dewan Komisaris memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7

(tujuh) hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-

undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan

keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.

8) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara

independen.

9) Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau

Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

10) Pengangkatan anggota Komite telah dilakukan Direksi berdasarkan

keputusan rapat Dewan Komisaris.

11) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Komite yang dibentuk telah

B. Governance Process

1) Pengangkatan Dewan Komisaris telah memperhatikan rekomendasi Komite

Remunerasi dan Nominasi dan telah disetujui dalam RUPS tanggal 23

Maret 2015.

2) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

dengan memberikan nasehat, masukan, dan saran perbaikan melalui rapat

koordinasi dengan jajaran Direksi serta melalui Rapat Komite-Komite.

3) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

dengan memberikan nasehat, masukan, dan saran perbaikan melalui rapat

koordinasi dengan jajaran Direksi serta melalui Rapat Komite-Komite.

4) Dewan Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

kebijakan strategis Bank melalui evaluasi kinerja secara Triwulanan.

5) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam kegiatan operasional Bank dan hanya

memberikan persetujuan dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait.

6) Dewan Komisaris memantau tindak lanjut temuan audit melalui Laporan

Direktur Kepatuhan.

7) Dewan Komisaris akan memberitahukan kepada Bank Indonesia/OJK

paling lama 7 (tujuh) hari kerja jika ditemukan pelanggaran peraturan

perundang-undangan dan jika terdapat keadaan yang dapat membahayakan

kelangsungan usaha Bank.

8) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya secara

independen.

9) Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau

Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

10) Pengangkatan anggota Komite didasarkan pada keputusan rapat Dewan

Page 80: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

menjalankan tugasnya secara efektif.

12) Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

13) Rapat Dewan Komisaris membahas permasalahan sesuai dengan agenda

rapat dan diselenggarakan secara berkala, paling kurang 4 (empat) kali

dalam setahun, serta dihadiri secara fisik paling kurang 2 (dua) kali

dalam setahun, atau melalui teknologi telekonferensi apabila anggota

Dewan Komisaris tidak dapat menghadiri rapat secara fisik.

14) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris telah dilakukan

berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak

terjadi musyawarah mufakat.

15) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan

pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi

keuntungan Bank.

16) Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang

ditetapkan RUPS.

17) Pemilik melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas Dewan

Komisaris yang menyebabkan kegiatan operasional Bank terganggu

sehingga berdampak pada berkurangnya keuntungan Bank dan/atau

menyebabkan kerugian Bank.

C. Governance Outcome

1) Hasil rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik, termasuk dissenting opinions yang

terjadi secara jelas.

2) Hasil rapat Dewan Komisaris telah dibagikan kepada seluruh anggota

Dewan Komisaris dan pihak yang terkait.

3) Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi dan/atau arahan

yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi.

4) Dalam laporan pelaksanaan GCG, anggota Dewan Komisaris paling

kurang telah mengungkapkan:

a) kepemilikan sahamnya yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih

pada Bank yang bersangkutan maupun pada bank dan perusahaan

Komisaris.

11) Dewan Komisaris memastikan dan memantau tugas dan tanggungjawab

komite melalui hasil risalah dan rekomendasi komite.

12) Dewan Komisaris telah melakukan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali periode

Januari s.d. Desember 2017.

13) Dewan Komisaris telah melakukan rapat dan dihadiri secara fisik oleh

seluruh anggota Komisaris.

14) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris secara musyawarah

mufakat.

15) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan

pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi

keuntungan Bank.

16) Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang

ditetapkan dalam RUPS.

17) Pemilik tidak melakukan intervensi yang menyebabkan kerugian Bank.

C. Governance Outcome

1) Hasil rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam risalah rapat yang

ditandatangani dan disepakati oleh seluruh yang hadir.

2) Hasil rapat Dewan Komisaris tidak dibagikan namun didokumentasikan

oleh Sekretaris Dewan Komisaris.

3) Hasil dari rapat Dewan Komisaris merupakan bahan yang dibahas dalam

RUPS dan arahan kepada Direksi dalam pengambilan kebijakan.

4) Dalam laporan pelaksanaan GCG, Anggota Dewan Komisaris telah

mengungkapkan (tidak terdapat perubahan/sesuai laporan GCG Tahun

Page 81: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

lain yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri;

b) hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan

Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham

Pengendali Bank;

c) remunerasi dan fasilitas lain;

d) shares option yang dimiliki Dewan Komisaris.

5) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan Anggota Dewan

Komisaris dalam pengawasan Bank yang ditunjukkan antara lain dengan

peningkatan kinerja Bank, penyelesaian permasalahan yang dihadapi

Bank, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi pemangku kepentingan

(stakeholders). Peningkatan budaya pembelajaran secara berkelanjutan

dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan

perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Anggota Dewan Komisaris.

6) Kegiatan operasional Bank terganggu dan/atau memberikan keuntungan

yang tidak wajar kepada pemilik yang berdampak pada berkurangnya

keuntungan Bank dan/atau menyebabkan kerugian Bank, akibat

intervensi pemilik terhadap komposisi dan/atau pelaksanaan tugas Dewan

Komisaris.

2017):

a) Kepemilikan Saham;

b) Hubungan keuangan dan hubungan keluarga;

c) Remunerasi dan fasilitas lain;

d) Shares Option.

5) Dewan Komisaris memberikan saran dan masukan dalam rangka

peningkatan kinerja Bank seusai laporan Kinerja Bank per triwulan,

penyelesaian permasalahan sesuai hasil audit yang disampaikan kepada

Dewan Komisaris, sehingga diharapkan mencapai rencana bisnis bank dan

sesuai ekspektasi pemangku kepentingan. Namun demikian masih perlu

penyempurnaan dalam pemberian evaluasi terhadap kinerja Bank sesuai

standar operasional dan prosedur. Secara periodik anggota Dewan

Komisaris mengikuti seminar dan pelatihan untuk mendukung pelaksanaan

tugas dan tanggungjawabnya.

6) Tidak terdapat intervensi pemilik terhadap komposisi dan/atau pelaksanaan

tugas Dewan Komisaris.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

A. Governance Structure

1) Jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang.

2) Seluruh anggota Direksi telah berdomisili di Indonesia.

3) Mayoritas anggota Direksi telah memiliki pengalaman paling kurang 5

(lima) tahun di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif Bank,

kecuali untuk Bank Syariah (minimal 2 (dua) tahun).

A. Governance Structure

1) Jumlah anggota Direksi sebanyak 4 (empat) orang.

2) Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia.

3) Mayoritas anggota Direksi telah memiliki pengalaman lebih dari 5 (lima)

tahun di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif Bank.

Page 82: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

4) Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau

Pejabat Eksekutif pada Bank, perusahaan dan atau lembaga lain kecuali

terhadap hal yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia

tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum yaitu menjadi Dewan

Komisaris dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan atas penyertaan

pada perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank.

5) Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak

memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari modal disetor

pada suatu perusahaan lain.

6) Mayoritas anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga

sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi, dan/atau

dengan anggota Dewan Komisaris.

7) Penggantian dan/atau pengangkatan anggota Direksi telah

memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite Remunerasi

dan Nominasi.

8) Direksi memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan

pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

4) Seluruh anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan baik sebagai

Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan dan atau

lembaga lain.

5) Seluruh anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama

tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima perseratus) dari modal

disetor pada suatu perusahaan lain.

6) Seluruh anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai

derajat kedua baik dengan sesama Direksi maupun anggota Dewan

Komisaris.

7) Penggantian dan Pengangkatan anggota Direksi telah diputus melalui

RUPS dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan

Nominasi.

8) Ketentuan yang mengatur etika kerja, waktu kerja, dan rapat Direksi telah

diatur melalui Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagaimana tersebut dalam Akta Notaris

Muchammad Agus Hanafi, S.H. Nomor 2 tanggal 5 April 2013 yang telah

mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-25795.AH.01.01. Tahun

2013 tanggal 14 Mei 2013 tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan

dan perubahan pertama sebagaimana tersebut dalam Akta Notaris

Muchammad Agus Hanafi,S.H. Nomor 3 tanggal 13 September 2013 dan

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank

Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 4 tanggal 08

September 2014 dan Cara Menjalankan Pekerjaan Direksi Bank BPD DIY,

SK Direksi Nomor 0428/OM 1006 tanggal 20 Agustus 2014 tentang Buku

Pedoman Perusahaan Pelaksanaan GCG serta SK Dewan Komisaris PT.

Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No.

008/KPTS/DK/2015 tanggal 7 Desember 2015 tentang Buku Pedoman

Perusahaan Tata Tertib Kerja Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 83: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

9) Direksi tidak menggunakan penasehat perorangan dan/atau jasa

profesional sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang bersifat khusus,

telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup kerja, tanggung

jawab, jangka waktu pekerjaan, dan biaya, serta konsultan merupakan

Pihak Independen yang memiliki kualifikasi untuk mengerjakan proyek

yang bersifat khusus.

10) Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi

keuangan yang memadai.

11) Presiden Direktur atau Direktur Utama, berasal dari pihak yang

independen terhadap Pemegang Saham Pengendali, yaitu tidak memiliki

hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan

keluarga.

12) Seluruh anggota Direksi telah lulus Fit and Proper Test dan telah

memperoleh surat persetujuan dari Bank Indonesia.

13) Anggota Direksi memiliki kompetensi yang memadai dan relevan dengan

jabatannya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta mampu

mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan

tugas dan tanggung jawabnya.

14) Anggota Direksi memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan

pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan

pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang

keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya.

15) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan

dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan

perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau

jenjang organisasi.

16) Komposisi Direksi tidak memenuhi ketentuan karena adanya intervensi

pemilik.

9) Dalam pengadaan jasa profesional sebagai konsultan telah didasari dengan

kontrak yang jelas dengan mengacu pada SK Direksi Nomor 0277/SK 1006

tanggal 16 Juni 2010 tentang Penyempurnaan Pedoman Pengadaan Barang

dan Jasa Bank BPD DIY.

10) Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi

keuangan yang memadai.

11) Direktur Utama merupakan pihak yang independen terhadap Pemegang

Saham Pengendali, yakni tidak memiliki hubungan keuangan,

kepengurusan, kepemilikan saham, dan hubungan keluarga.

12) Seluruh anggota Direksi telah lulus F&P Test dan telah memperoleh surat

persetujuan dari OJK.

13) Anggota Direksi memiliki kompetensi yang memadai dan relevan dengan

jabatannya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta mampu

mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan

tugas dan tanggung jawabnya.

14) Anggota Direksi memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan

pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan

tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang

keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya.

15) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam

rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan

terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas

dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

16) Komposisi Direksi telah memenuhi ketentuan tanpa adanya intervensi

pemilik.

Page 84: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

B. Governance Process

1) Direksi telah mengangkat anggota Komite, didasarkan pada keputusan

rapat Dewan Komisaris.

2) Anggota Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang

mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

3) Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank.

4) Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

5) Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara

independen terhadap pemegang saham.

B. Governance Process

1) Direksi dalam mengangkat anggota Komite berdasarkan pada keputusan

rapat Dewan Komisaris. Direksi telah mengangkat anggota Komite

Remuneraasi dan Nominasi, Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko

berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris melalui SK Direksi Nomor

0011/OM 1006 tanggal 16 Januari 2015 tentang Pembentukan Komite

Remunerasi dan Nominasi PT. Bank BPD DIY dan SK Nomor 0319/OM

1006 tanggal 19 Agustus 2009 tentang Personil Komite Pemanatau Risiko

Bank BPD DIY dan SK Direksi Nomor 0320/OM 1006 tanggal 19 Agustus

2009 tentang Personil Komite Audit Bank BPD DIY.

2) Anggota Direksi tidak pernah memberikan kuasa umum kepada pihak lain

yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.

3) Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank.

4) Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggungjawab

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar PT. Bank Pembangunan Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tersebut dalam Akta Notaris

Muchammad Agus Hanafi, S.H. Nomor 2 tanggal 5 April 2013 yang telah

mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-25795.AH.01.01. Tahun

2013 tanggal 14 Mei 2013 tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan

dan perubahan pertama sebagaimana tersebut dalam Akta Notaris

Muchammad Agus Hanafi,S.H. Nomor 3 tanggal 13 September 2013 dan

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank

Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 4 tanggal 08

September 2014 dan Cara Menjalankan Pekerjaan Direksi Bank BPD DIY,

serta SK Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta No. 008/KPTS/DK/2015 tanggal 7 Desember 2015

tentang Buku Pedoman Perusahaan Tata Tertib Kerja Direksi PT. Bank

Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

5) Direksi menjalankan tugas dan tanggungjawabnya tanpa ada intervensi dari

pemilik saham.

6) Sesuai dengan SK Direksi Nomor 0428/OM 1006 tanggal 20 Agustus 2014

Page 85: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

6) Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan

usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

7) Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI,

auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil

pengawasan otoritas lain.

8) Direksi telah menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini

dan tepat waktu kepada Komisaris.

9) Pengambilan keputusan rapat Direksi telah dilakukan berdasarkan

musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi

musyawarah mufakat.

10) Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat diimplementasikan dan

sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku.

11) Direksi telah menetapkan kebijakan dan keputusan strategis melalui

mekanisme rapat Direksi.

12) Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga,

dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.

13) Direksi tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari

Bank selain Remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

14) Pemilik melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas Direksi yang

menyebabkan kegiatan operasional Bank terganggu sehingga berdampak

pada berkurangnya keuntungan Bank dan/atau menyebabkan kerugian

Bank.

C. Governance Outcome

1) Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada

pemegang saham melalui RUPS.

2) Pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan tugasnya diterima oleh

pemegang saham melalui RUPS.

3) Direksi telah mengungkapkan kebijakan- kebijakan Bank yang bersifat

tentang Buku Pedoman Perusahaan Pelaksanaan GCG, maka setiap

kegiatan usaha Bank diseluruh jenjang tingkatan organisasi harus

melaksanakan prinsip-prinsip GCG.

7) Direksi selalu menindaklanjuti setiap temuan audit dan rekomendasi dari

SPI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia/Otoritas Jasa

Keuangan dan/atau pengawas otoritas lain.

8) Direksi senantiasa menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat

dan tepat waktu kepada Komisaris.

9) Seluruh penetapan kebijakan dan keputusan strategis diambil berdasarkan

musyawarah mufakat dalam rapat Direksi.

10) Hasil keputusan rapat Direksi senantiasa dapat diimplementasikan dan

sesuai ketentuan yang berlaku.

11) Setiap penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan strategis

diputuskan melalui rapat Direksi.

12) Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga,

dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.

13) Direksi tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank

selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang telah ditetapkan dalam RUPS.

14) Pemilik tidak melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas Direksi

yang menyebabkan kegiatan operasional Bank terganggu sehingga

berdampak pada berkurangnya keuntungan Bank dan/atau menyebabkan

kerugian Bank.

C. Governance Outcome

1) Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas

kepengurusannya kepada Pemegang Saham secara penuh melalui RUPS

yang diselenggarakan di tahun 2017.

2) Pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan tugasnya telah diterima oleh

pemegang saham melalui RUPS.

3) Penyampaian kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang

Page 86: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang

mudah diakses pegawai.

4) Direksi telah mengkomunikasikan kepada pegawai mengenai arah bisnis

bank dalam rangka pencapaian misi dan visi bank.

5) Hasil rapat Direksi telah dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas

dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi.

6) Dalam laporan pelaksanaan GCG, seluruh anggota Direksi paling kurang

telah mengungkapkan:

a) kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih pada

Bank yang bersangkutan maupun pada bank dan perusahaan lain

yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri;

b) hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan

Komisaris, anggota Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham

Pengendali Bank;

c) remunerasi dan fasilitas lain;

d) shares option yang dimiliki Direksi.

7) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan Anggota Direksi

dalam pengelolaan Bank yang ditunjukkan antara lain dengan

peningkatan kinerja Bank, penyelesaian permasalahan yang dihadapi

Bank, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

kepegawaian, dilakukan melalui media rapat koordinasi Direksi, Pemimpin

Divisi dan/atau Pemimpin Cabang kemudian hasilnya disampaikan kepada

pegawai. Cara penyampaian kebijakan juga melalui sosialisasi serta

disebarluaskan agar dapat dipahami dan dimengerti oleh seluruh pegawai.

4) Direksi senantiasa mengkomunikasikan kepada pegawai mengenai arah

bisnis bank dalam rangka pencapaian misi dan visi bank.

5) Hasil keputusan rapat telah dituangkan dalam risalah rapat dan

didokumentasikan dengan baik. Periode Januari s.d. Desember 2017 telah

dilaksanakan rapat direksi sebanyak 38 kali.

6) Seluruh aspek transparansi sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Bank

Indonesia/OJK telah diungkap dalam Laporan Pelaksanaan GCG untuk

periode tahun 2016 serta tahun berjalan tahun 2017.

7) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan Anggota Direksi

dalam pengelolaan Bank telah ditunjukkan dengan peningkatan kinerja

Bank, penyelesaian permasalahan yang dihadapi Bank, dan pencapaian

hasil sesuai ekspektasi stakeholders. Pelatihan/seminar yang diikuti Direksi

antara lain :

a. Seminar & Kick Off Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2017;

b. Sosialisasi Pelaksanaan Operasi Moneter serta Luncheon Meeting

terkait Pentingnya Pengelolaan Likuiditas dan Transaksi Repo;

c. Sosialisasi Optimalisasi Peran BPD dalam Keuangan Inklusif melalui

Perluasan Implementasi LKD;

d. Kuliah Umum Kebanksentralan dan Talkshow " Outlook, Tantangan dan

Arah Kebijakan 2017";

e. Seminar Nasional "Driving Business Performance Trough Employee

Engagement" dan Malam Penganugerahan "2016 Indonesia Employee

Engagement Award";

Page 87: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

f. Seminar Nasional BPDSI & Penarikan Undian Nasional Tabungan

Simpeda;

g. Pelatihan Program Khusus Fast Track & Uji Kompetensi Program

Khusus Sertifikasi Treasury Dealer; Sosialisasi Kesiapan Penerapan

PSAK 71 (IFRS 9);

h. One Day National Seminar On "Risk Liquidity and Its Impact On

Banking Industry 2017" dan Refreshment Sertifikasi Manajemen

Risiko;

i. International Islamic Risk Management Refreshment Program for

Executives;

j. Sosial Ketentuan Bank Umum; Seminar : Indonesia & Global Economic

Outlook;

k. Seminar Smart City, Smart Region : New and Big Business

Opportunities;

l. Pelatihan Internalisasi Budaya Perusahaan PT Bank BPD DIY;

m. Seminar & Rapat Umum Anggota (RUA) Tahunan FKDKP;

n. Workshop Peran BPD Dalam Implementasi Transaksi Non Tunai Pada

Pemerintah Daerah;

o. Sosialisasi Metodologi Kredit Usaha Mikro SBFIC Jerman;

p. Workshop Pembiayaan Syariah untuk Sektor Pertanian Organik;

q. Seminar Indonesia Sharia Finance Award (ISFA);

r. Sosialisasi Debit Domestik;

s. Sosialisasi Ketentuan Bank Indonesia tentang Transaksi Sertifikat

Deposito di Pasar Uang;

t. Pelatihan Komite Remunerasi : Tata Cara Melakukan Uji Kemampuan

&Kepatutan bagi Calon Direktur Bank (Sudut Pandang Regulator,

Komisaris & Direktur);

u. Workshop & Sharing Session Terkait Peranan Management dan Change

Management Officer (CMO) dalam Transformasi BPD SI;

v. Sosialisasi Transaksui Non Tunai dan Konfirmasi Status Wajib Pajak

pada Pemda;

w. Seminar Nasional "Perkembangan Fintech dan Kearsipan BPD dalam

Memasuki Era Digital Banking";

Page 88: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

8) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan dari seluruh

karyawan Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi yang

ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja individu sesuai tugas

dan tanggung jawabnya.

9) Peningkatan budaya pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka

peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini

terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan

tanggungjawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi yang

ditunjukkan antara lain dengan peningkatan keikutsertaan karyawan Bank

dalam sertifikasi perbankan dan/atau pendidikan/pelatihan dalam rangka

pengembangan kualitas individu.

10) Kegiatan operasional Bank terganggu dan/atau memberikan keuntungan

yang tidak wajar kepada pemilik yang berdampak pada berkurangnya

x. Pelatihan Pembekalan Sertifikasi MR Lv 5;

y. Sharing Session, Workshop GCG, Risk & Compliance; Pembekalan dan

Uji Sertifikasi Kepatuhan Level 5;

z. Workshop Program Peningkatan Kompetensi SDM mengenai struktur

TI, RBBR, & Strategi Penanganan Fraud bagi BPD;

aa. Workshop Peningkatan Kompetensi MR Program Internasional;

Seminar IBEX 2017 "Peluang dan Tantangan BPD dalam Memasuki

Era Digital Banking";

bb. Sosialisasi Impelementasi Transaksi Non Tunai oleh Pemerintah

Daerah;

cc. Undangan 2nd Bank Indonesia International Leadership Seminar;

dd. Workshop Penguatan Ekonomi Haji dalam Perekonomian Daerah;

ee. Seminar Corporate Strategy Intelligence : Fortune 500 Business

Strategy;

ff. Workshop Penyediaan Likuiditas Akhir Tahun;

gg. Workshop Calon Asesor Bidang Perbankan;

hh. Seminar "Issuance of Sukuk & Debt" Tahun 2017;

ii. Sosialisasi Ketentuan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN);

jj. Seminar FKDKP untuk Level Pengurus;

kk. Pelatihan Penerapan Program APU-PPT untuk Level Eksekutif;

ll. Workshop Market Outlook dan Strategi Bisnis Tahun 2018.

8) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan dari seluruh karyawan

Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi telah ditunjukkan

dengan adanya peningkatan kinerja masing-masing individu sesuai tugas

dan tanggung jawabnya.

9) Peningkatan budaya pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka

peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini

terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan

tanggungjawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi telah

ditunjukkan dengan adanya peningkatan keikutsertaan karyawan Bank

dalam sertifikasi perbankan dan/atau pendidikan/pelatihan dalam rangka

pengembangan kualitas individu melalui pelatihan intern maupun ekstern

yang dilakukan secara berkesinambungan.

Page 89: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

keuntungan Bank dan/atau menyebabkan kerugian Bank, akibat intervensi

pemilik terhadap komposisi dan/atau pelaksanaan tugas Direksi.

10) Kegiatan operasional Bank berjalan secara baik dan dapat memberikan

peningkatan keuntungan Bank yang wajar kepada pemilik, dalam hal ini

tidak terjadi intervensi pemilik terhadap komposisi dan/atau pelaksanaan

tugas Direksi.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

A. Governance Structure

1) Komite Audit

a) Anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari seorang Komisaris

Independen, seorang Pihak Independen yang ahli di bidang keuangan

atau akuntansi dan seorang Pihak Independen yang ahli di bidang

hukum atau perbankan.

b) Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.

c) Paling kurang 51% (lima puluh satu persen) anggota Komite Audit

adalah Komisaris Independen dan Pihak Independen.

d) Anggota Komite Audit memiliki integritas, akhlak dan moral yang

baik.

2) Komite Pemantau Risiko

a) Anggota Komite Pemantau Risiko paling kurang terdiri dari seorang

Komisaris Independen, seorang Pihak Independen yang ahli di

bidang keuangan dan seorang Pihak

b) Independen yang ahli di bidang manajemen risiko.

c) Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen.

d) Paling kurang 51% (lima puluh satu persen) anggota Komite

Pemantau Risiko adalah Komisaris Independen dan Pihak

Independen.

e) Anggota Komite Pemantau Risiko memiliki integritas, akhlak dan

moral yang baik.

A. Governance Structure

1) Komite Audit

No. Nama Jabatan Keahlian

1. Prof. Djoko Susanto,

M.S.A. *)

Ketua Akuntansi

2. Drs. Bambang Wisnu

Handoyo

Anggota Keuangan

3. Dr. Eko Suwardi,

M.Sc. Akt. *)

Anggota Akuntansi

4. Dr. Mamduh M.

Hanafi, M.B.A. *)

Anggota Ekonomi

*) Ketua dan 2 orang anggota merupakan Komisaris dan Pihak Independen.

2) Komite Pemantau Risiko

No. Nama Jabatan Keahlian

1. Prof. Ainun Na’im,

Ph.D. *)

Ketua Ekonomi

2. Drs. Bambang Wisnu

Handoyo

Anggota Keuangan

3. Dr. Eko Suwardi,

M.Sc. Akt. *)

Anggota Akuntansi

4. Dr. Mamduh M.

Hanafi, M.B.A. **)

Anggota Ekonomi

*) Ketua dan 2 orang anggota merupakan Dewan Komisaris dan Pihak

Independen.

**) Anggota Komite telah memiliki sertifikasi sebagai assessor manajemen

Page 90: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

3) Komite Remunerasi dan Nominasi

a) Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi paling kurang terdiri dari

seorang Komisaris Independen, seorang Komisaris dan seorang

Pejabat Eksekutif yang membawahi sumber daya manusia atau

seorang perwakilan pegawai.

b) Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai anggota Komite harus

memiliki pengetahuan dan mengetahui ketentuan sistem remunerasi

dan/atau nominasi serta succession plan Bank.

c) Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh Komisaris

Independen.

d) Apabila jumlah anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang

ditetapkan lebih dari 3 (tiga) orang maka anggota Komisaris

Independen paling kurang berjumlah 2 (dua) orang.

e) Apabila Bank membentuk Komite tersebut secara terpisah, maka:

(1) Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai anggota Komite

Remunerasi harus memiliki pengetahuan mengenai sistem

remunerasi Bank; dan

(2) Pejabat Eksekutif anggota Komite Nominasi harus memiliki

pengetahuan tentang sistem nominasi dan succession plan

Bank.

4) Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko bukan merupakan

anggota Direksi Bank yang sama maupun Bank lain.

5) Rangkap jabatan Pihak Independen pada Bank yang sama, Bank lain

dan/atau perusahaan lain telah memperhatikan kompetensi, kriteria

independensi, kerahasiaan, kode etik dan pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab.

6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga

dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali

atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen.

risiko.

3) Komite Remunerasi dan Nominasi

No. Nama Jabatan Keahlian

1. Prof. Ainun Na’im,

Ph.D. *)

Ketua Ekonomi

2. Prof. Djoko Susanto,

M.S.A. *)

Anggota Akuntansi

3. Gamal Kristiyanto,

S.H., M.M.

Anggota Pindiv. SDM

& Umum

*) Ketua dan Anggota Komite merupakan Dewan Komisaris Independen.

4) Seluruh anggota Komite Audit dan Pemantau Risiko bukan merupakan

anggota Direksi Bank yang sama maupun Bank lain.

5) Rangkap jabatan pada perusahaan/instansi lain telah memperhatikan

kompetensi, kriteria independensi, kerahasiaan, kode etik dan pelaksanaan

tugas dan tanggungjawab.

6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga

dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali.

Page 91: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

7) Seluruh Pihak Independen yang berasal dari mantan Anggota Direksi atau

Pejabat Eksekutif yang berasal dari Bank yang bersangkutan dan tidak

melakukan fungsi pengawasan atau pihak-pihak lain yang mempunyai

hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk

bertindak independen telah menjalani masa tunggu (cooling off) selama

6 (enam) bulan.

8) Rapat Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko paling kurang dihadiri

51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota termasuk Komisaris

Independen dan Pihak Independen.

9) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, paling kurang dihadiri 51%

(lima puluhsatu persen) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris

Independen dan Pejabat Eksekutif atau perwakilan pegawai.

10) Komposisi Komite tidak memenuhi ketentuan karena adanya intervensi

pemilik.

B. Governance Process

1) Komite Audit

Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris:

a) Komite Audit telah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan

pelaksanaan audit serta memantau tindak lanjut hasil audit dalam

rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan

proses pelaporan keuangan.

b) Komite Audit telah melakukan review terhadap:

(1) pelaksanaan tugas SKAI;

(2) kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik

(KAP) dengan standar audit yang berlaku

(3) kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang

berlaku; dan

(4) pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI

Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia.

c) Komite Audit telah memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan

Publik dan KAP sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS

7) Tidak terdapat pihak independen yang berasal dari mantan Anggota Direksi

atau pejabat eksekutif.

8) Seluruh rapat Komite Audit dan Pemantau Risiko dihadiri paling kurang

51% dari jumlah anggota.

9) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi dihadiri oleh seluruh anggota

komite.

10) Komposisi Komite telah memenuhi ketentuan dan tidak terdapat intervensi

dari pemilik.

B. Governance Process

1) Komite Audit

Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris:

a) Komite Audit telah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan

pelaksanaan audit serta tindak lanjut namun masih perlu dilakukan

penyempurnaan hasil evaluasi.

b) Komite Audit telah melakukan review yang ditunjukkan dalam risalah

rapat komite Audit namun perlu disempurnakan agar sesuai dengan

standar operasional dan prosedur yang telah disusun Bank.

c) Komite Audit telah memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan

Publik dan KAP kepada RUPS dan Penunjukan KAP tersebut telah

Page 92: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

melalui Dewan Komisaris.

2) Komite Pemantau Risiko

Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris:

a) Komite Pemantau Risiko mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan

manajemen risiko;

b) Komite Pemantau Risiko memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen

Risiko (SKMR).

3) Komite Remunerasi dan Nominasi

Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris:

a) Komite Remunerasi telah mengevaluasi kebijakan remunerasi bagi:

(1) Dewan Komisaris dan Direksi dan telah disampaikan kepada

RUPS;

(2) Pejabat Eksekutif dan pegawai dan telah disampaikan kepada

Direksi.

b) Terkait dengan kebijakan nominasi, Komite telah menyusun sistem,

serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan

Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.

c) Komite Nominasi, telah memberikan rekomendasi calon anggota

Dewan Komisaris dan/atau Direksi untuk disampaikan kepada

RUPS.

d) Komite Nominasi, telah memberikan rekomendasi calon Pihak

Independen yang dapat menjadi anggota Komite kepada Dewan

Komisaris.

4) Rapat Komite diselenggarakan sesuai kebutuhan Bank.

5) Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawarah mufakat atau suara

terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat.

6) Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan

secara optimal oleh Dewan Komisaris.

disyahkan dalam RUPS tanggal 23 Maret 2017.

2) Komite Pemantau Risiko

Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris:

a) Komite Pemantau Risiko telah mengevaluasi kebijakan dan

pelaksanaan manajemen risiko namun perlu penyempurnaan.

b) Komite Pemantau Risiko memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

tugas Komite Manajemen Risiko dan SKMR namun perlu

penyempurnaan.

3) Komite Remunerasi dan Nominasi

a) Selama periode bulan Januari s.d. Desember 2017, Komite

Remunerasi dan Nominasi telah melakukan 4 (empat) kali evaluasi

kebijakan remunerasi pada tanggal 18 Maret 2017, 19 Maret 2017, 15

Oktober 2017 dan 9 Desember 2017.

b) Komite menyusun sistem dan prosedur pemilihan dan/atau pemilihan

anggota Direksi sesuai ketentuan yang berlaku untuk disampaikan

kepada RUPS.

c) Komite Remunasi dan Nominasi telah memberikan rekomendasi calon

anggota Direksi untuk disampaikan kepada RUPS.

d) Komite Remunasi dan Nominasi hingga saat ini belum memberikan

rekomendasi calon pihak independen yang dapat menjadi anggota

Komite karena tidak terdapat pergantian anggota komite.

4) Rapat Komite diselenggarakan sesuai kebutuhan Bank dan komite telah

melaksanakan rapat sebanyak 16 (enam belas) kali dalam periode Januari -

Desember 2017. (Komite Audit 8 (delapan) kali, Komite Pemantau Risiko

4 (empat) kali, Komite Nominasi & Remunerasi 4 (empat) kali.

5) Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawarah mufakat.

6) Hasil rapat komite disampaikan kepada Dewan Komisaris sebagai

rekomendasi.

Page 93: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

7) Pemilik melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas Komite,

seperti misalnya terkait rekomendasi pemberian remunerasi yang tidak

wajar kepada pihak terkait pemilik, rekomendasi calon Dewan

Komisaris/Direksi yang tidak sesuai dengan prosedur pemilihan

dan/atau penggantian yang telah ditetapkan.

C. Governance Outcome

1) Hasil risalah rapat wajib dibuat, termasuk pengungkapan perbedaaan

pendapat (dissenting opinions) secara jelas dan wajib didokumentasikan

dengan baik.

2) Masing-masing Komite telah melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan

yang berlaku seperti misalnya pemberian rekomendasi sesuai tugasnya

kepada Dewan Komisaris.

7) Tidak terdapat intervensi pemilik dalam pelaksanaan tugas Komite.

C. Governance Outcome

1) Hasil risalah rapat telah menunjukkan dinamika rapat secara jelas dan

terdokumentasi dengan baik.

2) Masing-masing komite telah melaksanakan fungsi sesuai ketentuan dengan

memberikan rekomendasi namun perlu penyempurnaan hasil evaluasi agar

sesuai dengan kebijakan, standar operasional dan prosedur Bank.

4. Penanganan Benturan Kepentingan

A. Governance Structure

Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai:

1) Benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan pegawai Bank;

2) Administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan

dimaksud dalam Risalah Rapat.

A. Governance Structure

Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang mengatur mengenai

tugas dan tanggung jawab masing-masing unit kerja sehingga dapat

menghindarkan dari adanya benturan kepentingan. Hasil Rapat dan atau notulen

telah dokumentasikan dengan baik, begitu pula halnya dengan Surat Keputusan

Direksi, Surat Edaran Direksi, dan/atau Instruksi Direksi.

Bank juga melakukan evaluasi dan pengkinian secara berkala, yaitu:

1) SK Direksi No. 0247/KR 1006 tanggal 31 Oktober 2005 tentang Kebijakan

Perkreditan Bank, dengan beberapa perubahan.

2) SK Direksi No. 0173/KR 1006 tanggal 28 Juli 2005 tentang Kebijakan dan

Prosedur Pemberian Kredit Besar dan Pihak Terkait dengan Bank.

3) SK Direksi No. 0302/KR 1006 tanggal 5 September 2007 tentang

Perubahan I atas SK Direksi No. 0173/KR 1006 tanggal 28 Juli 2005

tentang Kebijakan dan Prosedur Pemberian Kredit Besar dan Pihak Terkait

dengan Bank.

Page 94: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

B. Governance Process

Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota

Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat

merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.

C. Governance Outcome

1) Benturan kepentingan yang dapat merugikan Bank atau mengurangi

keuntungan Bank telah diungkapkan dalam setiap keputusan dan telah

terdokumentasi dengan baik.

2) Kegiatan operasional bank bebas dari intervensi pemilik/pihak

terkait/pihak lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan

yang dapat merugikan Bank atau mengurangi keuntungan Bank.

3) Bank berhasil menyelesaikan benturan kepentingan yang terjadi.

B. Governance Process

Anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak

mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.

Bank telah menerapkan penyediaan dana kepada pihak terkait dan/atau

penyediaan dana besar yang memenuhi ketentuan tentang BMPK dan

memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundangan yang berlaku. Bank

juga telah mengatur dan memperhatikan kemampuan permodalan dan

penyebaran/diversifikasi portofolio penyediaan dana.

C. Governance Outcame

Kegiatan operasional bank, bebas dari intervensi pemilik/pihak terkait/ pihak

lainnya. Kegiatan operasional Bank dimaksud didukung/dilengkapi dengan

kebijakan, sistem dan prosedur, risalah rapat, dan diadministrasikan serta

didokumentasikan dengan baik.

5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

A. Governance Structure

1) Satuan kerja kepatuhan independen terhadap satuan kerja operasional.

2) Pengangkatan, pemberhentian dan/atau pengunduran diri Direktur yang

membawahkan Fungsi Kepatuhan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.

3) Bank telah menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas pada

satuan kerja Kepatuhan untuk menyelesaikan tugas secara efektif.

A. Governance Structure

1) Tertuang dalam BPP Pedoman Kerja Kepatuhan, SK Direksi

No.0370/OM1006, 28 November 2011 bahwa satuan kerja kepatuhan tidak

melaksanakan tugas lainnya di luar fungsi kepatuhan.

2) Pengangkatan, pemberhentian dan/atau pengunduran diri Direktur yang

membawahkan Fungsi Kepatuhan sesuai dengan ketentuan POJK

46/POJK.03/2017.

3) Sumber daya manusia pada satuan keja kepatuhan telah tercukupi dan dapat

menyelesaikan tugas secara efektif sesuai dengan deskripsi kerja masing-

masing, akan tetapi secara kuantitas masih perlu ditambah.

Page 95: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

B. Governance Process

1) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan bertugas dan

bertanggung jawab antara lain:

a) memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan Regulator dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan cara:

(1) menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dengan

memperhatikan prinsip kehati-hatian;

(2) memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak

menyimpang dari ketentuan;

(3) memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh

perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada

Regulator dan lembaga otoritas yang berwenang;

b) menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

paling kurang secara triwulanan kepada Direktur Utama dengan

tembusan kepada Dewan Komisaris atau pihak yang berwenang

sesuai struktur organisasi Bank;

c) merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya

Kepatuhan Bank;

d) mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan

yang akan ditetapkan oleh Direksi;

B. Governance Process

1) Direktur Kepatuhan telah :

a) memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan Regulator, dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain :

(1) Direktur Kepatuhan telah menetapkan langkah-langkah yang

diperlukan dalam memperhatikan prinsip kehati-hatian yang

dituangkan dalam SK Direksi No.0370/OM 1006, 28 November

2011.

(2) Dilakukan pemantauan terhadap kegiatan usaha bank agar tidak

menyimpang dari ketentuan, antara lain melalui Pemantauan

Kepatuhan dan Mitigasi Risiko dalam Komite

Kredit/Pembiayaan, restrukturisasi kredit dan hapus buku.

(3) Dilakukan pemantauan terhadap perjanjian dan dokumen yang

dibuat Bank kepada Regulator dan lembaga otoritas yang

berwenang.

b) Laporan pelaksanaan tugas secara triwulanan kepada Direktur Utama

dengan tembusan kepada Dewan Komisaris telah dilaksanakan secara

periodik.

c) Dilakukan sosialisasi secara rutin dalam rangka menciptakan budaya

patuh disemua jajaran pegawai. Sosialisasi merupakan bagian dari

bussiness plan Divisi MRK setiap tahun. Selain hal tersebut juga telah

dibuat sebuah sistem informasi yang dapat menampilkan seluruh

ketentuan-ketentuan yang berlaku, yang dapat diakses oleh semua

pegawai.

d) Telah disusun BPP Kepatuhan dan BPP Kode Etik Pengurus &

Pegawai.

Page 96: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

e) menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan

untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;

f) memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan

prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai

dengan ketentuan Regulator dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

g) meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;

h) melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan

yang diambil Direksi Bank atau pimpinan KCBA tidak

menyimpang dari ketentuan Regulator dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

i) melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi

Kepatuhan.

2) Penunjukan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan telah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

3) Direksi telah:

a) menyetujui kebijakan kepatuhan Bank dalam bentuk dokumen

formal tentang fungsi kepatuhan yang efektif;

b) bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan seluruh kebijakan,

pedoman, sistem dan prosedur ke seluruh jenjang organisasi terkait;

c) bertanggung jawab untuk menciptakan fungsi kepatuhan yang

efektif dan permanen sebagai bagian dari kebijakan kepatuhan Bank

secara keseluruhan.

e) Sistem dan prosedur kepatuhan telah dituangkan dalam pedoman

internal Bank yaitu BPP APU & PPT melalui SK Direksi No.

0258/OM 1006 tanggal 13 September 2017 dan BPP Prosedur

Penilaian Transaksi Produk dan Jasa dalam Penerapan APU & PPT

dengan SK Direksi No. 0259/OM 1006 tanggal 13 September 2017.

Sedangkan untuk teknis pelaksanaan telah dikeluarkan Instruksi

Direksi No 0005/OM 0900 tanggal 9 Januari 2014 tentang

pengelolaan Daftar PEP, Instruksi Direksi No. 0037/KR 1007 tanggal

13 Maret 2017 tentang Pemantauan Kepatuhan dan Mitigasi Risiko

dalam Komite Kredit/Pembiayaan serta diterbitkan SE Direksi Nomor

0200 / OM 1006 tanggal 9 Januari 2015 tentang Aplikasi Klasifikasi

Nasabah.

f) Kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang

dilakukan Bank mengacu kepada kebijakan Bank Indonesia / Otoritas

Jasa Keuangan, dan peraturan perundang-undangan lainnya, dan

kegiatan operasional Bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia /

Otoritas Jasa Keuangan, dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

g) Melalui sosialisasi secara rutin kepada seluruh jenjang organisasi

Bank,

h) Bahwa dalam rangka pencegahan tidak menyimpang dari ketentuan

Bank Indonesia / Otoritas Jasa Keuangan, dilakukan kajian terhadap

rencana keputusan-keputusan yang akan diterbitkan.

i) Bertanggung jawab melakukan pemantauan pelaksanaan program Anti

Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme.

2) Penunjukan Direktur Kepatuhan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

POJK 46/POJK.03/2017

3) Direksi telah :

a) menyetujui BPP Pedoman Kerja Kepatuhan melalui SK Direksi

No.0370/OM1006, 28 November 2011.

b) melakukan sosialisasi kepada seluruh jenjang organisasi secara formal

melalui Instruksi dan sosialisasi secara langsung seluruh kantor

cabang.

Page 97: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

4) Satuan kerja kepatuhan bertugas dan bertanggung jawab antara lain:

a) membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya

Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap

jenjang organisasi;

b) melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian

terhadap Risiko Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank

Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

Umum;

c) menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian

kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh

Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d) melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan

penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang

dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Regulator dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e) melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan,

ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah

sesuai dengan ketentuan Regulator dan peraturan perundangan-

undangan yang berlaku;

f) melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi

Kepatuhan.

c) menyusun Kode Etik Pengurus & Pegawai dan melakukan sosialisasi

untuk menanamkan budaya patuh terhadap ketentuan-ketentuan yang

berlaku pada setiap petugas Bank.

4) Satuan kerja kepatuhan telah :

a) melakukan sosialisasi dan mengedukasi seluruh jajaran petugas Bank

untuk mengimplementasikan budaya patuh pada seluruh pelaksanaan

kegiatan Bank.

b) melakukan pemantauan terhadap laporan/kewajiban terhadap Bank

Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan, dan pihak ekstern lain serta

dilakukan pengukuran/pemantauan terhadap rasio keuangan : CAR,

BMPK, GWM, CKPN, PPAP, NPL, dan KAP sehingga dapat

meminimalkan terjadinya pelanggaran ketentuan.

c) melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap efektifitas

ketentuan/kebijakan Bank sehingga setiap ketentuan/kebijakan yang

diterbitkan Bank dapat secara efektif diimplementasikan dalam

mendukung operasional Bank dan tidak menyimpang dari ketentuan

perundangan yang berlaku umum.

d) melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan

penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang

dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Regulator dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e) melakukan kajian terhadap kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur,

serta kegiatan usaha Bank telah berdasarkan ketentuan Regulator dan

peraturan perundangan yang berlaku. Serta memberikan masukan

kepada unit kerja lainnya tentang terbitnya ketentuan-ketentuan baru

sehingga unit kerja terkait dapat segera melakukan

perubahan/penyesuaian kebijakan.

f) melaksanakan ketentuan-ketentuan serta pemantauan terhadap

penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan

Terorisme (APU PPT) sebagaimana diatur dalam POJK No.

12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program APU dan PPT di Sektor

Jasa Keuangan.

Dalam setiap kajian Kebijakan SK dan SE, Satuan Kerja Kepatuhan

memastikan atas kebijakan tersebut telah mengacu pada SK Direksi

Page 98: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

C. Governance Outcome

1) Bank telah menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur

yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dan laporan khusus kepada

Otoritas Jasa Keuangan dan pihak terkait.

2) Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan Fungsi

Kepatuhan tersebut telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan

yang berlaku.

3) Bank berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan yang

berlaku.

4) Bank berhasil membangun budaya kepatuhan dalam pengambilan

keputusan dan dalam kegiatan operasional bank.

Nomor 0057/SK 1006 tentang Konsideran dan Komparisi dalam

Pembuatan Produk Hukum PT BPD DIY.

C. Governance Outcome

1) Bank menyusun laporan semesteran pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan

yang ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara periodik yaitu setiap

bulan Juli dan Januari tahun berikutnya.

2) Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan sesuai dengan

dengan POJK 46/POJK.03/2017.

3) Pemahaman dan implementasi budaya patuh oleh seluruh petugas Bank

diharapkan dapat menurunkan potensi risiko pelanggaran terhadap

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

4) Bank telah memiliki BPP tentang kepatuhan dan telah dilakukan sosialisasi

kepada seluruh unit kerja. Dengan adanya BPP dan sosialisasi tersebut

diharapkan seluruh pegawai memiliki budaya patuh, khususnya kepatuhan

terhadap ketentuan-ketentuan internal Bank sebagai dasar aktivitas kegiatan

sehari-hari.

6. Penerapan fungsi audit intern

A. Governance Structure

1) Struktur organisasi SKAI Bank telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2) Bank memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB)

dengan:

a) menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter);

b) membentuk SKAI;

c) menyusun panduan audit intern.

3) Kelembagaan SKAI independen terhadap satuan kerja operasional.

4) Bank menyediakan sumber daya yang berkualitas pada SKAI untuk

menyelesaikan tugas secara efektif.

A. Governance Structure

1) Struktur organisasi SKAI telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

independen terhadap satuan kerja operasional.

2) Bank telah memiliki Piagam Audit Internal yang telah disempurnakan pada

Desember 2017 dan beberapa pedoman yaitu :

a. BPP Kontrol Intern Cabang

b. BPP Sistem Pengendalian Intern

c. BPP Strategi Anti Fraud

3) Kelembagaan SPI bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan

independen terhadap satuan kerja operasional.

4) SKAI telah didukung SDM dengan kualitas yang memadai. Selama

semester II tahun 2017 telah dilakukan berbagai pelatihan untuk auditor

dan KIC. Namun, jumlah auditor masih perlu ditambah, khususnya auditor

Teknologi Informasi.

Page 99: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

B. Governance Process

1) Direksi bertanggung jawab atas:

a) terciptanya struktur pengendalian intern, dan menjamin

terselenggaranya fungsi audit intern Bank dalam setiap tingkatan

manajemen;

b) tindak lanjut temuan audit intern Bank sesuai dengan kebijakan dan

arahan Dewan Komisaris.

2) Bank menerapkan fungsi audit intern secara efektif pada seluruh aspek

dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat

mempengaruhi kepentingan Bank dan masyarakat.

3) Bank melakukan kaji ulang secara berkala atas efektifitas pelaksanaan

kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak eksternal

setiap tiga tahun.

4) Rencana pemeriksaan SKAI Bank, kecukupan ruang lingkup pemeriksaan

serta kedalaman pemeriksaan telah memadai.

5) Tidak terdapat penyimpangan dalam realisasi atas rencana pemeriksaan

SKAI Bank.

6) Bank merencanakan dan merealisasikan peningkatan mutu keterampilan

sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan.

7) SKAI telah melakukan fungsi pengawasan secara independen dengan

cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan rencana, pelaksanaan

maupun pemantauan hasil audit.

8) SKAI telah melaksanakan tugas sekurang-kurangnya meliputi penilaian:

a) kecukupan Sistem Pengendalian Intern Bank;

b) efektivitas Sistem Pengendalian Intern Bank;

c) kualitas kinerja.

B. Governance Process

1) Tanggung Jawab Direksi atas :

a. Fungsi pengendalian intern dalam setiap jenjang organisasi, tertuang

dalam job description organisasi dan tata kerja Bank;

b. Tindak lanjut temuan SKAI telah sesuai dengan kebijakan dan arahan

Dewan Komisaris

2) Penerapan fungsi audit intern telah dilaksanakan secara efektif melalui

gelar temuan yang dihadiri oleh Direksi dan pembahasan Laporan Pokok-

Pokok Audit secara semesteran oleh Dewan Komisaris.

3) Kaji ulang kinerja SKAI dilaksanakan setiap tiga tahun sekali, terakhir

dilakukan pada tahun 2016, untuk periode 2014 s/d 2016 oleh BPKP

Perwakilan Yogyakarta.

4) Rencana audit yang akan dilakukan oleh SKAI telah dituangkan dalam

Program Kerja Audit Tahunan. PKAT memuat analisa mengenai ruang

lingkup, kedalaman pemeriksaan serta jumlah auditor dibandingkan dengan

jumlah hari pemeriksaan.

5) Pemeriksaan Semester II 2017 yang dilakukan oleh SKAI telah sesuai

dengan PKAT.

6) Peningkatan mutu keterampilan dilaksanakan dengan cara diikutsertakan

dalam pendidikan/pelatihan yang berkelanjutan dan merata bagi semua

auditor dan Kontrol Intern Cabang beserta Staf.

7) SKAI melaksanakan fungsi pengawasan secara independen melalui audit

operasional seluruh Cabang dan audit bidang tertentu. Rencana audit

dituangkan dalam Program Kerja Audit Tahunan.

8) SKAI telah melakukan penilaian antara lain:

- Kecukupan Sistem Pengendalian Intern Bank

- Efektifitas Sistem Pengendalian Intern Bank

- Kualitas Kinerja

Penilaian terhadap aspek-aspek tersebut telah dilaksanakan sebagaimana

tertuang dalam setiap laporan hasil audit

Page 100: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

9) SKAI telah melaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan sesuai

ketentuan yang berlaku.

10) SKAI telah memantau, menganalisis dan melaporkan perkembangan

tindak lanjut perbaikan yang dilakukan auditee.

11) SKAI telah menyusun dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan

prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern secara berkala

sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku.

C. Governance Outcome

1) Direksi bertanggung jawab atas tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan

fungsi audit intern Bank kepada RUPS.

2) Temuan-temuan pemeriksaan SKAI telah ditindaklanjuti dan tidak terjadi

temuan yang berulang.

3) SKAI bertindak obyektif dalam melakukan audit.

4) Fungsi audit intern telah dilaksanakan secara memadai dengan

memperhatikan antara lain:

a) Program audit telah mencakup keseluruhan unit kerja yang

pelaksanaannya mempertimbangkan tingkat risiko pada masing-

masing unit kerja.

b) Program audit dan ruang lingkup audit telah memadai sesuai dengan

prinsip-prinsip SPFAIB antara lain terpenuhinya independensi,

objektivitas, tidak ada pembatasan dalam cakupan dan ruang lingkup

audit intern.

c) Terpenuhinya jumlah dan kualitas auditor intern.

9) Laporan Hasil Audit Intern disampaikan kepada Direktur Utama, Dewan

Komisaris, Direktur Kepatuhan dan Auditee.

10) Tindak lanjut perbaikan atas temuan audit baik intern maupun ekstern telah

dipantau, dianalisis dan dilaporkan sesuai ketentuan kepada Direktur Utama

dan auditor ekstern.

11) Penyusunan dan pengkinian pedoman kerja telah berjalan sesuai ketentuan

yang ada. Selama semester II 2017, penyusunan dan pengkinian pedoman

kerja telah dilakukan.

C. Governance Outcome

1) Sesuai ketentuan, Laporan Hasil Audit Intern disampaikan kepada Direktur

Utama, Dewan Komisaris dan Direktur Kepatuhan.

2) Temuan SKAI sebagian besar telah ditindaklanjuti oleh Auditee. Selain itu

masih terdapat temuan berulang yang perlu mendapat perhatian.

3) SKAI telah menjalankan fungsinya secara independen dan obyektif.

4) Pelaksanaan fungsi audit intern telah memadai dimana program audit

dibuat dengan mempertimbangkan risiko pada masing-masing unit kerja,

dan dilaksanakan oleh auditor intern dengan kualitas yang mencukupi serta

menjunjung tinggi prinsip independensi dan objektivitas. Akan tetapi,

secara kuantitas SPI masih kekurangan auditor khusus Teknologi

Informasi.

Page 101: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

7. Penerapan fungsi audit ekstern

A. Governance Structure

Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP sekurang-kurangnya

memenuhi aspek-aspek :

1) kapasitas KAP yang ditunjuk;

2) legalitas perjanjian kerja;

3) ruang lingkup audit;

4) standar profesional akuntan publik; dan

5) komunikasi Bank Indonesia dengan KAP dimaksud.

B. Governance Process

1) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank, Bank menunjuk

Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Bank Indonesia.

2) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Bank telah sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP terlebih dahulu memperoleh

persetujuan RUPS berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit melalui

Dewan Komisaris.

4) Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk, mampu bekerja secara

independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan

perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan.

5) Akuntan Publik telah melakukan komunikasi dengan Bank Indonesia

mengenai kondisi Bank yang diaudit dalam rangka persiapan dan

pelaksanaan audit.

6) Akuntan Publik telah melaksanakan audit secara independen dan

profesional.

7) Akuntan Publik telah melaporkan hasil audit dan Management Letter

kepada Bank Indonesia.

A. Governance Structure

PT. Bank BPD DIY dalam penugasannya kepada Akuntan Publik dan Kantor

Akuntan Publik telah memperhitungkan dan mewajibkan pemenuhan aspek-

aspek mengenai :

1) kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk;

2) legalitas perjanjian kerja;

3) ruang lingkup audit;

4) standar profesional akuntan publik, dan

5) komunikasi Bank Indonesia/OJK dengan Kantor Akuntan Publik dimaksud.

B. Governance Process

1) Pelaksanaan audit ekstern tahun buku 2017 dilakukan oleh KAP

Hendrawinata, Eddy Siddharta & Tanzil, berjalan efektif sesuai dengan

persyaratan minimun dan menyampaikan hasil audit (output) sesuai

ketentuan.

2) Penunjukkan KAP sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3) Penunjukkan Akuntan Publik sudah berdasarkan persetujuan secara formal

dari RUPS berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan

Komisaris.

4) Akuntan Publik yang ditunjuk mampu bekerja sacara independen,

memenuhi standar professional akuntan publik dan perjanjian kerja serta

ruang lingkup audit yang ditetapkan.

5) Akuntan Publik yang ditunjuk telah melakukan komunikasi dengan

Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bank Indonesia.

6) Akuntan Publik yang ditunjuk mampu bekerja secara independen dan

profesional.

7) Akuntan Publik yang ditunjuk telah melaporkan hasil audit dan

Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bank

Indonesia.

Page 102: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

C. Governance Outcome

1) Hasil audit dan management letter telah menggambarkan permasalahan

bank yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada Bank

Indonesia oleh KAP yang ditunjuk.

2) Cakupan hasil audit paling kurang sesuai dengan ruang lingkup audit

sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

3) Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit.

C. Governance Outcome

Hasil audit dan management letter dari Akuntan Publik yang ditunjuk telah

menggambarkan permasalahan bank yang signifikan dan disampaikan secara

tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan. Cakupan hasil audit sudah sesuai

dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

Akuntan Publik yang ditunjuk telah bertindak obyektif dalam melakukan audit.

8. Penerapan manajemen risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern

A. Governance Structure

1) Bank telah memiliki struktur organisasi yang memadai untuk mendukung

penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern yang baik antara

lain SKAI, SKMR dan Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja

Kepatuhan.

2) Bank telah memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang

memadai.

B. Governance Process

1) Dewan Komisaris memiliki tugas dan tangung jawab yang jelas,

diantaranya:

a) menyetujui kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan

kerangka Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat

risiko yang diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk

tolerance);

A. Governance Structure

1) Bank telah memiliki struktur organisasi yang jelas yang mengatur tentang

SKAI, SKMR dan Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja

Kepatuhan sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 0307/OM 1006 tanggal 30 desember

2016 tentang Buku Pedoman Perusahaan Bidang Organisasi dan SK

Direksi No. 0001/OM 0103 tanggal 2 Januari 2013 tentang Komite

Manajemen Risiko.

2) Bank telah memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang

memadai sesuai SK Direksi No. 0323/OM 1006 tanggal 21 Desember 2015

tentang BPP Strategi dan Kebijakan Limit Risiko.

B. Governance Process

1) Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, Dewan Komisaris :

a) Telah menyetujui kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan

kerangka Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat

risiko yang diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance)

sesuai SK Dewan Pengawas No. 0001/KPTS/DP/2011 tanggal 29

November 2011 tentang : Persetujuan dan Pengesahan BPP Kebijakan

Manajemen Risiko dan persetujuan untuk RBB Perubahan tahun 2017

serta RBB tahun 2018.

Page 103: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

b) mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko dan Strategi Manajemen

Risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi

yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang

mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signifikan;

c) mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan

perbaikan atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko secara

berkala.

Evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi

mengelola aktivitas dan risiko-risiko Bank secara efektif.

2) Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas, diantaranya:

a) menyusun kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan

kerangka Manajemen Risiko secara tertulis dan komprehensif

termasuk limit risiko secara keseluruhan dan per jenis risiko, dengan

memperhatikan tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko

terhadap kecukupan permodalan Setelah mendapat persetujuan dari

Dewan Komisaris maka Direksi menetapkan kebijakan, strategi, dan

kerangka Manajemen Risiko dimaksud;

b) menyusun, menetapkan, dan mengkinikan prosedur dan alat untuk

mengidentifikasi, mengukur memonitor, dan mengendalikan risiko;

c) menyusun dan menetapkan mekanisme persetujuan transaksi

termasuk yang melampaui limit dan kewenangan untuk setiap

jenjang jabatan;

d) mengevaluasi dan/atau mengkinikan kebijakan, strategi, dan

kerangka Manajemen Risiko paling kurang satu kali dalam satu

tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat

b) Evaluasi kebijakan Manajemen Risiko dan Strategi Manajemen Risiko

paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang

lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang

mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signifikan.

c) Evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi

mengelola aktivitas dan risiko-risiko Bank secara efektif melalui rapat-

rapat rutin Dewan Komisaris dengan Direksi.

2) Direksi :

a) Direksi telah menyusun kebijakan Manajemen Risiko termasuk

strategi dan kerangka Manajemen Risiko sesuai SK Direksi No.

0352/OM 1006 tanggal 28 November 2011 tentang BPP Kebijakan

Manajemen Risiko serta SK Direksi No. 0323/OM 1006 tanggal 21

Desember 2015 tentang BPP Strategi dan Kebijakan Limit Risiko.

b) Direksi telah menyusun, menetapkan dan mengkinikan prosedur.

Selain itu Bank telah memiliki Sistem Informasi Manajemen yang

berfungsi untuk mengidentifikasi, mengukur memonitor, dan

mengendalikan risiko.

c) Bank telah memiliki kebijakan tentang mekanisme persetujuan

transaksi termasuk yang melampaui limit dan kewenangan untuk

setiap jenjang jabatan yang dituangkan dalam SK/SE/Instruksi Direksi

baik dalam bidang bisnis maupun supporting unit. Kebijakan tersebut

antara lain BPP Strategi dan Kebijakan Limit Risiko, BPP Kebijakan

Manajemen Risiko, SK tentang CTL maupun STL, SK tentang

kewenangan memutus kredit, SK Dealer, BPP Manajemen Risiko

Kredit dan Pembiayaan.

d) Direksi melakukan evaluasi dan/atau mengkinikan kebijakan, strategi,

dan kerangka Manajemen Risiko untuk disesuaikan dengan peraturan

Page 104: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank,

eksposur risiko, dan/atau profil risiko secara signifikan;

e) menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung

jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan

penerapan Manajemen Risiko;

f) bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan, strategi, dan

kerangka Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Dewan

Komisaris serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan

laporan-laporan yang disampaikan oleh SKMR termasuk laporan

mengenai profil risiko;

g) memastikan seluruh risiko yang material dan dampak yang

ditimbulkan oleh risiko dimaksud telah ditindaklanjuti dan telah

menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Dewan

Komisaris secara berkala. Laporan dimaksud antara lain memuat

laporan perkembangan dan permasalahan terkait risiko yang material

disertai langkah-langkah perbaikan yang telah, sedang, dan akan

dilakukan;

h) memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas

permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan usaha Bank yang

ditemukan oleh SKAI;

i) mengembangkan budaya Manajemen Risiko termasuk kesadaran

risiko pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi

komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang

pentingnya pengendalian intern yang efektif;

j) memastikan kecukupan dukungan keuangan dan infrastruktur untuk

mengelola dan mengendalikan risiko;

yang terbaru termasuk hal-hal yang mempengaruhi kegiatan usaha

Bank, eksposur risiko, dan/atau profil risiko secara signifikan.

e) Bank telah mempunyai struktur organisasi termasuk wewenang dan

tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait

dengan penerapan Manajemen Risiko telah ditetapkan oleh Direksi.

Hal ini tertuang dalam struktur organisasi yang didalamnya memuat

tentang job discription yang mengatur kewenangan masing-masing

jenjang jabatan

f) Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan, strategi, dan

kerangka Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Dewan

Komisaris serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan

laporan-laporan yang disampaikan oleh SKMR termasuk laporan

mengenai profil risiko.

g) Direksi memastikan risiko yang material dan dampak yang

ditimbulkan oleh risiko dimaksud telah ditindaklanjuti dan melaporkan

pertanggungjawaban kepada Dewan Komisaris atas permasalahan

terkait risiko yang material disertai langkah-langkah perbaikan yang

telah, sedang, dan akan dilakukan.

h) Memastikan tindaklanjut atas temuan-temuan yang ada dan melakukan

penyempurnaan terhadap SOP yang terkait untuk mendukung

pelaksanaan operasional Bank.

i) Direksi secara berkelanjutan melakukan sosialisasi dan

mengembangkan budaya Manajemen Risiko termasuk menanamkan

kesadaran risiko pada seluruh jenjang organisasi. Salah satu yang

dilakukan adalah dengan menerapkan self assessment profil risiko

cabang, sehingga cabang dapat mengetahui risiko yang melekat pada

aktivitasnya serta pengendalian intern yang dilakukan dalam rangka

memitigasi risiko tersebut.

j) Direksi memastikan kecukupan dukungan keuangan dan infrastruktur

Page 105: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

k) memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah diterapkan secara

independen yang dicerminkan antara lain adanya pemisahan fungsi

antara SKMR yang melakukan identifikasi, pengukuran,

pemantauan dan pengendalian risiko dengan satuan kerja yang

melakukan dan menyelesaikan transaksi.

3) Bank telah menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh dan

handal.

C. Governance Outcome

1) Bank menerapkan manajemen risiko secara efektif, yang disesuaikan

dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta

kemampuan Bank.

2) Komisaris dan Direksi (Manajemen) mampu melakukan pengawasan

secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen

risiko.

3) Bank tidak melakukan aktivitas bisnis yang melampaui kemampuan

permodalan untuk menyerap risiko kerugian.

untuk mengelola dan mengendalikan risiko. Hal ini terkait dengan

pengadaan hardware yang diperlukan dalam rangka implementasi

program-program manajemen risiko dan kepatuhan.

k) Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan

Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 0307/OM 1006 tanggal

30 desember 2016 tentang Buku Pedoman Perusahaan Bidang

Organisasi, maka fungsi SKMR melakukan identifikasi, pengukuran,

pemantauan dan pengendalian risiko telah terpisah dengan satuan kerja

yang melakukan dan menyelesaikan transaksi.

3) Bank telah cukup efektif menerapkan pengendalian intern yang menyeluruh

dengan menempatkan KIC di Kantor Cabang.

C. Governance Outcome

1) Bank menerapkan manajemen risiko cukup efektif dalam rangka mengelola

risiko sesuai kompleksitas usaha serta kemampuan Bank. Salah satu

penerapan yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis risiko

terhadap usulan kredit/pembiayaan dengan plafon tertentu.

2) Komisaris dan Direksi mampu melakukan pengawasan secara aktif

terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko melalui hasil

laporan profil risiko yang disampaikan kepada Dewan Komisaris dan

Direksi.

3) Bank tidak melakukan aktivitas bisnis yang melampaui kemampuan

permodalan untuk menyerap risiko kerugian. Hasil perhitungan KPMM

sesuai profil risiko masih lebih kecil dibanding dengan modal yang

dimiliki.

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana

besar (large exposure)

A. Governance Structure

Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai

untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar,

berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya.

A. Governance Structure

Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis dan jelas.

Secara berkala dilakukan evaluasi dan pengkinian, yaitu :

a. SK Direksi No. 0095/KR 1006 tanggal 11 Mei 2005 tentang BMPK

disempurnakan SK Direksi No. 0003/KR 1006 tanggal 8 Januari 2007

Page 106: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

B. Governance Process

1) Bank telah secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan,

sistem dan prosedur dimaksud agar disesuaikan dengan ketentuan dan

perundang-undangan yang berlaku.

2) Terdapat proses yang memadai untuk memastikan penyediaan dana

kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai

dengan prinsip kehati-hatian.

3) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana diputuskan manajemen

secara independen tanpa intervensi dari pihak terkait dan/atau pihak

lainnya.

C. Governance Outcome

tentang BMPK.

b. SE Direksi No. 0035/KR 1006 tanggal 24 Juni 2005 tentang BMPK

disempurnakan SE Direksi No. 0055/KR 1006 tanggal 18 Agustus 2006

tentang BMPK.

c. SK Direksi No. 0247/KR 1006 tanggal 31 Oktober 2005 tentang Kebijakan

Perkreditan Bank.

d. SK Direksi No. 0173/KR 1006 tanggal 28 Juli 2005 tentang Kebijakan dan

Prosedur Pemberian Kredit Besar dan Pihak Terkait dengan Bank.

e. SK Direksi No. 0302/KR 1006 tanggal 05 September 2007 tentang

Perubahan I atas SK Direksi No. 0173/KR 1006 tanggal 28 Juli 2005

tentang Kebijakan dan Prosedur Pemberian Kredit Besar dan Pihak Terkait

dengan Bank.

Bank telah menerapkan penyediaan dana kepada pihak terkait dan/atau

penyediaan dana besar yang memenuhi ketentuan BI tentang BMPK dan

memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundangan yang berlaku. Bank

juga telah mengatur dan memperhatikan kemampuan permodalan dan

penyebaran/diversifikasi portofolio penyediaan dana.

Dalam hal ini, keduanya tertuang dalam Kebijakan Perkreditan Bank, Buku I

Bab II Prinsip Kehati-hatian Dalam Perkreditan, 2.2. Kebijakan Bank dalam

pemberian kredit kepada Pihak Terkait atau Debitur Besar dan telah diatur

dengan SK Direksi.

B. Governance Process

1) Bank melakukan evaluasi dan pengkinian kebijakan, sistem dan prosedur

dimaksud agar disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan

terkini.

2) Bank telah memastikan penyediaan dana kepada pihak terkait dan

penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip kehati-

hatian.

3) Dalam pengambilan keputusan dalam penyediaan dana diputuskan, Direksi

secara independen tanpa intervensi dari pihak terkait dan/atau pihak lainnya

C. Governance Outcome

Page 107: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

1) Penerapan penyediaan dana oleh Bank kepada pihak terkait dan/atau

penyediaan dana besar telah:

a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK) dan memperhatikan prinsip kehati-hatian

maupun perundang-undangan yang berlaku;

b) memperhatikan kemampuan permodalan dan

penyebaran/diversifikasi portofolio penyediaan dana.

2) Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1) telah disampaikan secara

berkala kepada Bank Indonesia secara tepat waktu.

1) Penerapan penyediaan dana oleh Bank kepada pihak terkait dan/atau

penyediaan dana besar telah:

a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK) dan memperhatikan prinsip kehati-hatian

maupun perundang-undangan yang berlaku.

b) memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran/diversifikasi

portofolio penyediaan dana.

2) Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1. telah disampaikan secara

berkala kepada Bank Indonesia/OJK secara tepat waktu setiap bulannya.

10 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan

GCG dan pelaporan internal

A. Governance Structure

1) Bank memiliki kebijakan dan prosedur mengenai tata cara pelaksanaan

transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.

2) Bank wajib menyusun Laporan Pelaksanaan GCG pada setiap akhir tahun

buku dengan cakupan sesuai ketentuan yang berlaku.

3) Tersedianya pelaporan internal yang lengkap, akurat, dan tepat waktu

yang didukung oleh SIM yang memadai.

4) Terdapat sistem informasi yang handal yang didukung oleh sumber daya

manusia yang kompeten dan IT security system yang memadai.

B. Governance Process

1) Bank telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non-keuangan

kepada stakeholders termasuk mengumumkan Laporan Keuangan

Publikasi triwulanan dan melaporkannya kepada Bank Indonesia atau

stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Bank mentransparansikan informasi produk Bank sesuai ketentuan Bank

Indonesia tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan

Data Pribadi Nasabah, antara lain:

a) informasi secara tertulis mengenai produk Bank yang memenuhi

persyaratan minimal sebagaimana ditentukan;

A. Governance Structure

1) Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pelaksanaan

transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.

2) Laporan Pelaksanaan GCG dilaporkan secara periodik, dengan cakupan 11

parameter penilaian GCG ke dalam 3 aspek governance.

3) Laporan internal disusun sesuai dengan kebutuhan yang didukung dengan

SIM yang memadai.

4) Sistem Informasi dibangun dan dikembangkan sendiri oleh sumber daya

manusia internal Bank.

B. Governance Process 1) Bank telah menyajikan laporan kondisi keuangan dan non-keuangan

termasuk Laporan Keuangan Publikasi Triwulan secara transparan kepada

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta para stakeholder sesuai ketentuan yang

berlaku.

2) Bank telah menyajikan laporan keuangan sesuai sandi-sandi LBU dan

menyajikan laporan tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia/OJK.

Beberapa hal disampaikan sebagai berikut:

a) Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi

Nasabah;

Page 108: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

b) Petugas Bank (Customer Service dan Marketing) telah menjelaskan

informasi-informasi produk kepada nasabah;

c) informasi produk yang disampaikan sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya;

d) Bank telah menyampaikan kepada nasabah jika terdapat perubahan-

perubahan informasi produk;

e) informasi-informasi produk dapat terbaca dengan jelas dan dapat

dimengerti;

f) Bank memiliki layanan informasi produk yang dapat diperoleh

dengan mudah oleh masyarakat;

g) Bank telah menjelaskan tujuan dan konsekuensi penyebaran data

pribadi tersebut kepada nasabah;

h) nasabah yang data pribadinya disebarluaskan telah memberikan

persetujuan atas pemberian data pribadinya tersebut.

3) Bank mentransparansikan tata cara pengaduan nasabah dan penyelesaian

sengketa kepada nasabah sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang

Pengaduan Nasabah dan Mediasi Perbankan.

4) Bank menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan

cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang

Transparansi Kondisi Keuangan.

5) Bank telah menyusun Laporan Pelaksanaan GCG dengan isi dan cakupan

sekurang-kurangnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6) Dalam hal Laporan Pelaksanaan GCG tidak sesuai dengan kondisi Bank

yang sebenarnya, Bank segera menyampaikan revisi secara lengkap

kepada Bank Indonesia, dan bagi Bank yang telah memiliki homepage

wajib mempublikasikannya pula pada homepage Bank.

b) Standar pelayanan Bank mewajibkan petugas menjelaskan informasi-

informasi produk kepada nasabah;

c) Penyampaian informasi produk diawasi oleh atasan dan secara

periodik disurvei untuk memastikan keabsahannya;

d) Perubahan produk akan disampaikan kepada nasabah melalui

pengumuman dan informasi langsung;

e) Informasi-informasi produk dapat terbaca dengan jelas dan dapat

dimengerti;

f) Customer service memberikan layanan informasi produk kepada

masyarakat;

g) Penyebaran data pribadi akan dicegah oleh petugas untuk menjaga

keamanan data;

h) Penyebaran data pribadi dengan persetujuan resmi dan tertulis.

3) Berkaitan dengan pengaduan nasabah, telah diatur dalam BPP Pengaduan

Nasabah, yang disahkan dengan SK Direksi Nomor 0131/OM 1006 tanggal

23 Juni 2005 tentang Kebijakan dan Prosedur Tertulis Penyelesaian

Pengaduan Nasabah, SE Direksi Nomor 0048/OM 1006 tanggal 01

September 2005 tentang Prosedur Penyelesaian Pengaduan Nasabah, serta

SK Direksi Nomor 0603/OM 1006 tanggal 31 Desember 2014 tentang

Perlindungan Konsumen, Pelayanan dan Penyelesaian Pengaduan

Konsumen, serta Penyelesaian Sengketa.

4) Laporan disusun sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia/OJK tentang

Transparansi Kondisi Keuangan.

5) Secara periodik Bank menyusun laporan GCG dengan meliputi 11

parameter. Laporan dilakukan 2 (dua) kali setahun yaitu laporan posisi Juni

dan Desember.

6) Bank telah mempublikasikan laporan secara tepat waktu yaitu melalui:

Website www.bpddiy.co.id.

Page 109: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

7) Dalam hal terdapat perbedaan Peringkat Faktor GCG dalam hasil

penilaian (self assessment) pada Laporan Pelaksanaan GCG Bank

dengan hasil penilaian pelaksanaan GCG oleh Bank Indonesia, Bank:

a) Paling kurang melakukan revisi terhadap Peringkat Faktor GCG

dan Definisi Peringkat hasil penilaian (self assessment) dimaksud

kepada publik melalui Laporan Keuangan Publikasi pada periode

yang terdekat;

b) Segera menyampaikan revisi hasil penilaian (self assessment) GCG

Bank secara lengkap kepada Bank Indonesia, dan bagi Bank yang

telah memiliki homepage wajib mempublikasikannya pula pada

homepage Bank.

C. Governance Outcome

1) Laporan Tahunan telah disampaikan Bank secara lengkap dan tepat waktu

kepada pemegang saham dan sekurang-kurangnya kepada:

a) Bank Indonesia;

b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);

c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia;

d) Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;

e) Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI);

f) 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang Ekonomi dan Keuangan;

g) 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.

2) Transparansi laporan telah dilakukan secara tepat waktu dengan cakupan

sesuai ketentuan pada homepage Bank, meliputi:

a) Laporan Tahunan (keuangan dan non-keuangan);

b) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sekurang-kurangnya dalam

1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia yang memiliki peredaran

luas di tempat kedudukan kantor pusat Bank atau di tempat

kedudukan KCBA.

3) Laporan Pelaksanaan GCG telah mencerminkan kondisi Bank yang

7) Apabila terdapat perbedaan Peringkat Faktor GCG dalam hasil penilaian

(self assessment) pada Laporan Pelaksanaan GCG Bank dengan hasil

penilaian pelaksanaan GCG oleh Bank Indonesia/OJK, maka:

a) Revisi dipublikasikan melalui Laporan Keuangan Publikasi pada

periode yang terdekat.

b) Revisi disampaikan kepada Bank Indonesia/OJK dan Website

www.bpddiy.co.id pada periode yang terdekat.

C. Governance Outcome

1) Laporan Tahunan tahun 2016 telah disampaikan kepada OJK dan diupload

di website PT. Bank BPD DIY sesuai dengan POJK nomor

32/POJK.03/2016 tentang perubahan POJK nomor 6/POJK.03/2015

tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan SE OJK nomor

11/SEOJK.03/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank

Umum Konvensional yang mencabut PBI Nomor 14/14/PBI/2012 tentang

Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan SE BI nomor 14/35/DPNP

tentang Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu

yang disampaikan kepada Bank Indonesia.

2) Bank telah mempublikasikan laporan secara tepat waktu yaitu:

Laporan Tahunan melalui website www.bpddiy.co.id

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan telah dimuat pada surat kabar

Kedaulatan Rakyat, Bisnis Indonesia, dan Harian Jogja yang dianggap

memiliki peredaran luas di tempat kedudukan kantor pusat PT. Bank

BPD DIY.

Laporan Bulanan pada website Bank, paling lambat akhir bulan

berikutnya.

Page 110: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

sebenarnya atau sesuai hasil penilaian (self assessment) Bank dan

dilampiri hasil penilaian (self assessment) serta paling kurang mencakup:

a) cakupan GCG sebagaimana dimaksud dalam PBI GCG dan hasil

penilaian (self assessment) atas pelaksanaan GCG;

b) kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan

keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan

anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang

saham Bank;

c) kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan

hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan

Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham Bank;

d) kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan

hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan

Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham Bank;

e) paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan

Komisaris serta Direksi;

f) shares option yang dimiliki Komisaris, Direksi, dan Pejabat

Eksekutif;

g) rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;

h) frekuensi rapat Dewan Komisaris sesuai ketentuan;

i) jumlah penyimpangan (internal fraud) yang terjadi dan upaya

penyelesaian oleh Bank;

j) transaksi yang mengandung benturan kepentingan;

k) buy back shares dan/atau buy back obligasi Bank;

l) pemberian dana untuk kegiatan social dan kegiatan politik, baik

nominal maupun penerimaan.

4) Laporan Pelaksanaan GCG telah disampaikan secara lengkap dan tepat

3) Dalam setiap penyusunan laporan pelaksanaan GCG, Bank selalu mengacu

kepada isi dan cakupan sesuai dengan ketentuan berlaku, paling kurang

mencakup:

a) Cakupan laporan sesuai dengan POJK Tata Kelola/SE BI GCG dan

hasil self assessment atas pelaksanaan GCG;

b) Kepemilikan saham, hubungan keuangan dan keluarga Dewan

Komisaris, Direksi dan/atau pemegang saham Bank;

c) kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan

hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris

lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham Bank;

d) kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan

hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris,

anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham Bank;

e) Remunerasi dan fasilitas Dewan Komisaris serta Direksi;

f) Tidak terdapat shares option yang dimiliki oleh Komisaris, Direksi,

dan Pejabat Eksekutif;

g) Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah sebesar 10,73 kali;

h) Frekuensi rapat Dewan Komisaris sudah sesuai ketentuan;

i) Tidak terjadi penyimpangan (internal fraud) selama semester II tahun

2017;

j) Tidak terjadi transaksi yang mengandung benturan kepentingan;

k) Tidak ada buy back shares dan/atau buy back obligasi Bank;

l) Tidak terdapat pemberian dana terkait dengan kegiatan politik, dan

pemberian dana untuk kegiatan sosial berupa CSR.

Page 111: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

waktu, kepada pemegang saham dan kepada:

a. Bank Indonesia;

b. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);

c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia;

d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;

e. Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI);

f. 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang Ekonomi dan Keuangan;

g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.

5) Laporan pelaksanaan GCG telah disajikan dalam homepage secara tepat

waktu.

6) Mediasi dalam rangka penyelesaian pengaduan nasabah Bank

dilaksanakan dengan baik.

7) Bank menerapkan transparansi informasi mengenai produk dan

penggunaan data pribadi nasabah

4) Bank telah menyampaikan Laporan Pelaksanaan GCG untuk posisi akhir

tahun 2016 yang merupakan bagian dari isi Laporan Tahunan PT. Bank

BPD DIY tahun 2016 kepada pihak-pihak yang telah diatur dalam POJK

nomor 32/POJK.03/2016 tentang perubahan POJK nomor 6/POJK.03/2015

tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank SE OJK nomor

11/SEOJK.03/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank

Umum Konvensional.

5) Selain disampaikan dalam bentuk buku/hardcopy, Laporan Pelaksanaan

GCG juga dipublikasikan melalui www.bpddiy.co.id.

6) Penyelesaian pengaduan nasabah Bank dilaksanakan dengan baik.

7) Transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data pribadi

nasabah telah dilaksanakan sesuai ketentuan.

11 Rencana strategis Bank

A. Governance Structure

1) Rencana strategis Bank telah disusun dalam bentuk Rencana Korporasi

(corporate plan) dan Rencana Bisnis (business plan) sesuai dengan visi

dan misi Bank.

A. Governance Structure

1) Bank telah menyusun Rencana strategis Bank dalam bentuk Rencana

Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis (business plan) sesuai

dengan visi dan misi Bank. Rencana Korporasi (corporate plan) untuk

periode 2016 – 2020 telah mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris

melalui SK Dewan Komisaris No. 001/KPTS/DK/2016 tanggal 29 Februari

2016.

RBB tahun 2017 telah disusun Bank dan telah disetujui Dewan Komisaris

PT. BPD DIY sebagaimana SK Dewan Komisaris No. 003/KPTS/DK/2016

tanggal 07 November 2016 tentang Persetujuan dan Pengesahan Rencana

Bisnis Bank (RBB) PT. Bank BPD DIY Tahun 2017.

Sedangkan RBB perubahan tahun 2017 telah disusun Bank dan telah

disetujui Dewan Komisaris PT. BPD DIY sebagaimana SK Dewan

Komisaris No. 001/KPTS/DK/2017 tanggal 19 Juni 2017 2016 tentang

Persetujuan dan Pengesahan Rencana Bisnis Bank (RBB) Perubahan Tahun

2017.

Page 112: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

2) Rencana strategis Bank didukung sepenuhnya oleh pemilik, antara lain

tercermin dari komitmen dan upaya pemilik untuk memperkuat

permodalan Bank.

B. Governance Process

1) Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank secara realistis,

komprehensif, terukur (achievable) dengan memperhatikan prinsip

kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal.

2) Rencana Bisnis Bank disetujui oleh Dewan Komisaris.

3) Direksi telah mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank kepada:

a) Pemegang Saham Bank;

b) seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank.

4) Direksi telah melaksanakan Rencana Bisnis Bank (RBB) secara efektif.

5) Dalam penyusunan dan penyampaian RBB berpedoman pada ketentuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Rencana Bisnis Bank dan Bank

telah memperhatikan:

a) faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi

kelangsungan usaha Bank;

2) Rencana strategis Bank telah didukung sepenuhnya oleh pemilik, antara

lain tercermin dari komitmen dan upaya pemilik untuk memperkuat

permodalan Bank, pada bulan Desember 2016 setoran modal mencapai Rp1

Triliun atau telah mencapai modal dasar yang disepakati. Selanjutnya pada

bulan April 2017 telah disepakai oleh pemegang saham dalam RUPS untuk

meningkatkan modal dasar bank dari 1 triliun menjadi 4 triliun.

B. Governance Process 1) Rencana Bisnis Bank (business plan) telah disusun secara realistis,

komprehensif, terukur, dan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian serta

responsif terhadap perubahan internal dan eksternal. Adapun asumsi yang

dipergunakan antara lain kondisi perekonomian nasional, kondisi

perbankan nasional, kondisi ekonomi regional DIY, serta kondisi

perbankan DIY.

2) RBB tahun 2017 telah disusun Bank dan telah disetujui Dewan Komisaris

PT. BPD DIY sebagaimana SK Dewan Komisaris No. 003/KPTS/DK/2016

tanggal 07 November 2016 tentang Persetujuan dan Pengesahan Rencana

Bisnis Bank (RBB) PT. Bank BPD DIY Tahun 2017.

Sedangkan RBB perubahan tahun 2017 telah disusun Bank dan telah

disetujui Dewan Komisaris PT. BPD DIY sebagaimana SK Dewan

Komisaris No. 001/KPTS/DK/2017 tanggal 19 Juni 2017 2016 tentang

Persetujuan dan Pengesahan Rencana Bisnis Bank (RBB) Perubahan Tahun

2017.

3) Direksi telah mengkomunikasikan Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis

Bank melalui Rapat Kerja Penyusunan Rencana Bisnis Bank kepada

seluruh jenjang organisasi yang ada. Dan hasil dari Rapat Kerja tersebut

dikomunikasikan kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris melalui

RUPS.

4) Dalam menjalankan kegiatan usaha, Direksi berpedoman pada Rencana

Bisnis Bank yang telah disetujui Dewan Komisaris.

5) Penyusunan Rencana Bisnis Bank berpedoman pada POJK Nomor

5/POJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis Bank dan POJK nomor

6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan

Modal Inti Bank, serta dengan tetap memperhatikan tingkat risiko komposit

Page 113: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

b) prinsip kehati-hatian;

c) penerapan manajemen risiko;

d) azas perbankan yang sehat;

6) Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana

Bisnis Bank.

7) Pemilik tidak menunjukkan keseriusan dan/atau tidak mengambil

langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mendukung rencana

strategis Bank antara lain tercermin dari kurangnya komitmen dan upaya

pemilik untuk memperkuat permodalan Bank.

C. Governance Outcome 1) Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis disusun oleh Direksi dan disetujui

oleh Komisaris.

2) Rencana Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis Bank (business

plan) beserta realisasinya telah dikomunikasikan Direksi kepada

Pemegang Saham Pengendali dan ke seluruh jenjang organisasi yang ada

pada Bank.

3) Rencana Bisnis Bank menggambarkan pertumbuhan Bank yang

berkesinambungan.

4) Pertumbuhan Bank memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis

bagi stakeholders.

5) Rencana strategis bank disusun atas dasar kajian yang komprehensif

RCS-Strategic risk, prinsip kehati-hatian, faktor eksternal dan internal yang

dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank.

6) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan

Rencana Bisnis Bank, dengan secara berkala melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan RBB, dengan melakukan evaluasi baik terhadap

rencana maupun realisasi RBB. Hasil pengawasan tersebut dilaporkan

kepada OJK dalam bentuk Laporan Semester Pelaksanaan Rencana Bisnis

Bank.

7) Komitmen pemilik terhadap Bank tercermin dari upaya untuk memperkuat

permodalan Bank sebagaimana Peraturan Daerah DIY Nomor 11 Tahun

2012 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Bank BPD DIY Menjadi

Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Selanjutnya saat ini sedang disusun perda penambahan setoran

modal menindaklanjuti keputusan pemilik dalam RUPS pada tanggal 21

April 2017 tentang penambahan modal disetor dari 1 triliun menjadi 4

triliun kepada PT Bank BPD DIY.

C. Governance Outcome

1) Rencana Korporasi (corporate plan) PT. Bank BPD DIY periode 2016 –

2020 disusun oleh Direksi dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris

sebagaimana SK Dewan Komisaris No. 001/KPTS/DK/2016 tanggal 29

Februari 2016.

2) Direksi telah mengkomunikasikan Rencana Korporasi (corporate plan)

dan Rencana Bisnis Bank (business plan) beserta realisasinya kepada

Pemegang Saham melalui RUPS.

3) Rencana Bisnis Bank yang telah disusun menggambarkan pertumbuhan

Bank secara berkesinambungan.

4) Pertumbuhan Bank memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi

stakeholders.

Page 114: LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Self Assessment Pelaksanaan GCG Posisi Desember 2017

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE GOVERNANCE

dengan memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan yang dimiliki bank

serta mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman (SWOT Analysis).

6) Rencana strategis bank harus didukung dengan penyiapan infrastruktur

yang memadai antara lain SDM, IT, jaringan kantor, kebijakan dan

prosedur.

7) Terdapat intervensi pemilik terhadap pembagian keuntungan bank yang

dilakukan tanpa memperhatikan upaya pemupukan modal untuk

mendukung rencana strategis Bank.

8) Pemilik tidak mampu mengatasi kondisi permodalan bank yang

memburuk atau permodalan Bank kurang dari jumlah yang ditetapkan

sesuai ketentuan yang berlaku.

5) Rencana strategis yang disusun bank, telah berdasarkan kajian yang

komprehensif dengan memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan yang

dimiliki bank serta mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman (SWOT

Analysis).

6) Rencana strategis Bank juga didukung dengan penyiapan infrastruktur yang

memadai antara lain SDM, IT, jaringan kantor, kebijakan dan prosedur.

7) Pembagian keuntungan Bank sesuai dengan Anggaran Dasar PT. Bank

Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tersebut

dalam Akta Notaris Muchammad Agus Hanafi, S.H. Nomor 2 tanggal 5

April 2013 yang telah mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-

25795.AH.01.01. Tahun 2013 tanggal 14 Mei 2013 tentang Pengesahan

Badan Hukum Perseroan.

8) Modal Bank berasal dari Setoran Modal (internal), namun demikian

pemilik telah berkomitmen mengatasi kondisi permodalan Bank sesuai

hasil RUPS.