Laporan Pelaksanaan Imunisasi Di Posyandu

6
PENYULUHAN IMUNISASI DI POSYANDU LAMPA I KELURAHAN LAMPA KECAMATAN DUAMPANUA I. LATAR BELAKANG Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: batuk rejan 294.000 (20%), tetanus 198.000 (14%), campak 540.000 (38%). Di Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar 30.000-40.000 anak di Indonesia setiap tahun meninggal karena serangan campak, ini berarti setiap dua puluh menit seorang anak Indonesia meninggal karena campak. Saat ini pemberian imunisasi untuk masyarakat dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik bersalin, puskesmas, posyandu, dan praktek dokter swasta. Setiap tahun dilayani imunisasi rutin kepada sekitar 4,5 juta (4.485.000) anak usia 0-1 tahun (diberikan vaksin BCG satu kali, polio empat kali, DPT/HB tiga kali dan campak pada usia 9 bulan satu kali), imunisasi BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) campak dan Td (tetanus difteri) pada anak kelas satu, imunisasi Td (tetanus difteri) pada anak kelas dua dan tiga, dengan sasaran sekitar 12.521.944 anak sekolah (kelas satu sampai tiga), dan 4,9 juta (4.933.500) ibu hamil dari 1

Transcript of Laporan Pelaksanaan Imunisasi Di Posyandu

Page 1: Laporan Pelaksanaan Imunisasi Di Posyandu

PENYULUHAN IMUNISASI DI POSYANDU LAMPA I

KELURAHAN LAMPA KECAMATAN DUAMPANUA

I. LATAR BELAKANG

Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit

melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh

lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di

rumah sakit.

Data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun akibat

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: batuk rejan 294.000 (20%), tetanus

198.000 (14%), campak 540.000 (38%). Di Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar

30.000-40.000 anak di Indonesia setiap tahun meninggal karena serangan campak, ini berarti

setiap dua puluh menit seorang anak Indonesia meninggal karena campak.

Saat ini pemberian imunisasi untuk masyarakat dilakukan di tempat-tempat pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit, klinik bersalin, puskesmas, posyandu, dan praktek dokter

swasta. Setiap tahun dilayani imunisasi rutin kepada sekitar 4,5 juta (4.485.000) anak usia 0-1

tahun (diberikan vaksin BCG satu kali, polio empat kali, DPT/HB tiga kali dan campak pada

usia 9 bulan satu kali), imunisasi BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) campak dan Td

(tetanus difteri) pada anak kelas satu, imunisasi Td (tetanus difteri) pada anak kelas dua dan

tiga,  dengan sasaran sekitar 12.521.944 anak sekolah (kelas satu sampai tiga),  dan 4,9 juta

(4.933.500) ibu hamil  dari  sekitar 74 juta (74.983.674) WUS (Wanita Usia Subur) untuk

sasaran vaksin TT (Tetanus Toxoid).

Hal yang penting diperhatikan adalah keteraturan dalam pemberian imunisasi.

Jadwal disesuaikan dengan kelompok umur yang paling banyak terjangkit penyakit tersebut.

Hasil beberapa penelitian melaporkan bahwa kadar kekebalan (antibodi) yang terbentuk pada

bayi lebih baik daripada anak yang lebih besar, maka sebagian besar vaksin diberikan pada

umur enam bulan pertama kehidupan. Beberapa jenis vaksin memerlukan pemberian ulangan

setelah umur satu tahun, untuk mempertahankan kadar antibodi dalam jangka waktu lama.

Reaksi samping imunisasi dapat disebabkan faktor penyimpanan yang kurang

memperhatikan sistem ‘rantai dingin’ (cold chain), cara menyuntiknya karena ada vaksin

yang harus disuntikkan ke dalam otot tapi ada juga yang ke lemak. Reaksi samping setelah

imunisasi dapat ditemukan reaksi umum (sistemik) seperti demam ringan setelah imunisasi

1

Page 2: Laporan Pelaksanaan Imunisasi Di Posyandu

DPT. Demam itu sendiri adalah suatu reaksi tubuh ketika membentuk kekebalan. Untuk

mengurangi demam dan rasa tidak nyaman bisa diberikan obat penurun panas.

Masa depan bangsa Indonesia ditentukan anak-anak yang sehat. Anak-anak sehat

akan menciptakan dunia yang sehat. Sebagai penerus bangsa, anak Indonesia harus sehat

secara fisik maupun mental. Imunisasi adalah pilihan terbaik untuk mencegah penyakit.

II. PERMASALAHAN MASYARAKAT

Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya, maka mereka

memiliki kesempatan beraktifitas, bermain, belajar tanpa terganggu masalah kesehatan.

Namun demikian, sampai saat ini masih terdapat masalah-masalah dalam pemberian

imunisasi, antara lain sulitnya menjangkau populasi yang tidak dapat terakses fasilitas

kesehatan, pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat, menolak

imunisasi, imunisasi yang terlambat, imunisasi ulangan tidak diberikan, mitos yang salah

tentang imunisasi dan persepsi negatif terhadap imunisasi, misalnya pemikiran bahwa

imunisasi dapat menyebabkan efek samping berbahaya, yang seharusnya orang tua lebih

takut kepada penyakitnya daripada efek samping yang pada umumnya ringan, kegagalan

vaksin-vaksin baru dan karena takut pada keamanan imunisasi. Karena alasan dan anggapan

seperti itulah yang menyebabkan sehingga jumlah kunjungan ke posyandu Lampa I kurang

dan tidak mencapai target yang diharapkan.

Masyarakat seringkali sangat khawatir akan efek samping imunisasi seperti pegal-

pegal dan demam daripada penyakitnya sendiri dan komplikasinya yang dapat menyebabkan

kecacatan dan kematian. Misalnya anak yang terkena campak akan mengalami demam tinggi

yang berpotensi menimbulkan kejang untuk anak yang mempunyai riwayat kejang demam

dan dapat mengalami radang paru atau radang otak sebagai komplikasi campak. Sedangkan

beratnya demam akibat imunisasi campak tidak seberapa apabila dibandingkan penyakitnya.

III. PEMILIHAN INTERVENSI

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan kerja sama lebih erat lagi antara

masyarakat, orang tua, petugas kesehatan,dan pemerintah. Keberhasilan upaya imunisasi

telah terbukti dapat menyelamatkan jiwa manusia dari penyakit infeksi berat seperti polio,

difteri, pertusis, tetanus, campak, hepatitis, dll.

Untuk mencapai cakupan tinggi dan merata di setiap daerah, tentunya  tidak bisa

bekerja sendiri, sangat dibutuhkan kemitraaan dengan pihak profesional seperti dengan para

petugas medis lainnya. Perawat, bidan, dokter untuk turut membantu memberikan pelayanan

2

Page 3: Laporan Pelaksanaan Imunisasi Di Posyandu

dan penjelasan pentingnya imunisasi kepada masyarakat dengan melakukan penyuluhan

kepada masyarakat khususunya kepada para orang tua.

Hambatan yang berupa rumor dan isu-isu negatif tentang imunisasi, maka dengan

pemberian penyuluhan diharapkan memberikan informasi bahwa vaksin yang disediakan

pemerintah aman, telah melalui tahapan-tahapan uji klinik dan izin edar dari BPOM. Vaksin

yang dipakai program imunisasi juga sudah mendapat pengakuan dari Badan International

WHO dan lolos PQ (praqualifikasi).

IV. PELAKSANAAN

Pada tanggal 6 April 2013 dilaksanakan posyandu di Lampa I. Kegiatan ini

merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap bulan, meliputi pengukuran status gizi bayi

dan anak melalui penimbangan yang berkala serta pemberian imunisasi pada bayi. Melalui

kesempatan tersebut dilaksanakan pula penyuluhan kepada masyarakat sekitar terkhusus

kepada orang tua mengenai apa itu imunisasi, manfaat, serta hal-hal penting lain yang

berkaitan dengan imunisasi.

V. EVALUASI

Evaluasi Struktur

Persiapan kegiatan dilakukan empat hari sebelumnya. Pemberitahuan kepada kader

posyandu mengenai pelaksanaan posyandu yang akan dirangkaikan dengan

penyuluhan mengenai imunisasi.

Evaluasi Proses

Peserta yang hadir kurang lebih 20 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan

sebagaimana yang diharapkan dimana peserta antusias mengikuti setiap materi yang

dipaparkan oleh pemateri.

Evaluasi Hasil

3

Page 4: Laporan Pelaksanaan Imunisasi Di Posyandu

Lebih dari 75% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan dari Dokter

tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta memperhatikan

materi yang disampaikan.

PESERTA PENDAMPING

dr. Rezky Yulianita dr.H.Ramli Yunus

4