Laporan Paraktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah-NPD

4
B. TINJAUAN PUSTAKA Sifat fisika tanah yang didasarkan atas derajat ketahanan terhadap disperse (NPD) mencerminkan bahwa pada tanah-tanah ini peka sehingga sangat peka terhadap disperse. Terdapat kecenderungan bahwa tanah lapisan atas nilai NPDnya tampak lebih kecil dibandingkan dengan lapisan bawah. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya bahan organic yang lebih tinggi pada lapisan atas dan proses strukturisasinya dan agregasi telah berjalan lebih baik ( Notohadiprawiro,1998). Peristiwa berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami dikenal sebagai erosi tanah. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat yang lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu air dan angin (Arsyad, 2007). Menurut Rahim (2003), tahapan erosi meliputi benturan butir-butir hujan dengan tanah, percikan tanah oleh butiran hujan ke segala arah, penghancuran bongkahan tanah oleh butiran hujan, pemadatan tanah, penggenangan air di permukaan, pelimpasan air karena adanya penggenangan dan kemiringan lahan, dan pengangkutan partikel terpercik dan/atau massa tanah yang terdispersi oleh air limpasan. Hujan akan menimbulkan erosi jika intensitasnya cukup tinggi dan jatuhnya dalam waktu yang cukup lama. Ukuran-ukuran butir hujan juga sangat berperan dalam menentukan erosi. Hal tersebut

description

Laporan Paraktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah-NPD

Transcript of Laporan Paraktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah-NPD

B. TINJAUAN PUSTAKASifat fisika tanah yang didasarkan atas derajat ketahanan terhadap disperse (NPD) mencerminkan bahwa pada tanah-tanah ini peka sehingga sangat peka terhadap disperse. Terdapat kecenderungan bahwa tanah lapisan atas nilai NPDnya tampak lebih kecil dibandingkan dengan lapisan bawah. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya bahan organic yang lebih tinggi pada lapisan atas dan proses strukturisasinya dan agregasi telah berjalan lebih baik ( Notohadiprawiro,1998).Peristiwa berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami dikenal sebagai erosi tanah. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat yang lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu air dan angin (Arsyad, 2007).Menurut Rahim (2003), tahapan erosi meliputi benturan butir-butir hujan dengan tanah, percikan tanah oleh butiran hujan ke segala arah, penghancuran bongkahan tanah oleh butiran hujan, pemadatan tanah, penggenangan air di permukaan, pelimpasan air karena adanya penggenangan dan kemiringan lahan, dan pengangkutan partikel terpercik dan/atau massa tanah yang terdispersi oleh air limpasan. Hujan akan menimbulkan erosi jika intensitasnya cukup tinggi dan jatuhnya dalam waktu yang cukup lama. Ukuran-ukuran butir hujan juga sangat berperan dalam menentukan erosi. Hal tersebut dikarenakan energi kinetik merupakan penyebab utama dalam penghancuran agregat-agregat tanah.Tekstur tanah adalah perbandingan relatif persen fraksi-fraksi penyusun tanah (fraksi pasir, debu, dan lempung), dan dapat menunjukkan kasar halusnya suatu tanah menurut perabaan. Tekstur pasir memiliki aerasi dan draenase baik, kemampuan menyerap air dan ion rendah. Tekstur geluh mengandung ke tiga fraksi secara seimbang. Dan tekstur lempung memiliki aerasi dan draenase buruk, kemampuan menyerap air dan ion tinggi ( Rahayu, 2011). Struktur tanah berpengaruh terhadap gerakan air, gerakan udara, suhu tanah dan hambatan mekanik perkecambahan biji serta penetrasi akar tanaman (De Boodt, 1978).Abdurachman, dkk (2003), mengatakan erosi sangat merugikan produktivitas lahan karena dalam waktu relatif singkat, tanah lapisan atas yang subur hilang. Jika tanah yang hilang setebal 10 cm, maka produksi dapat menurun lebih dari 50% meskipun dilakukan pemupukan lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A., A.A. Id, dan Y. Soelaeman. 2003. Keragaman dan Dampak Penerapan Sistem Usaha Tani Konservasi terhadap Tingkat Produktivitas Lahan Perbukitan Yogyakarta. Jurnal Litbang Pertanian 22 (2): 49-56.Arsyad, S. 2007. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.De Boodt. 1978. Soil Physics. Rijkuniversiteit Gent. Lecture Note. Unpublished.Notohadiprawiro, T.. 1998. Tanah dan Lingkungan: Pusat Studi Daya Lahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Rahayu, E.. 2011. Kesuburan Tanah. . Diakses pada tanggal 20 April 2013, pukul 21:08 WIB.Veiche, A.. 2002. The Spatial Variability of Erodibility and Its Relation to Soil Types: A Study from Northern Ghana. Geoderma 106: 100-120.