laporan PAM hasil dan pembahasan.docx

8
BAB II HASIL 1. Cara Kerja a. Sampel Fisika dan Kimia (air sungai, rawa, danau, waduk, air laut) b. Sampel Mikrobiologis (air SPT) Bilas botol sebanyak 3 kali Isi botol dengan air, hindarkan aerasi, lakukan Bawa sampel air ke laboratorium Beri label pada botol (jenis air, lokasi pengambilan, tanda tangan Buka penuh kran air selama 2-3 Tutup kran, lalu Buka kran air selama 1-2 Tangan kiri membuka tutup

Transcript of laporan PAM hasil dan pembahasan.docx

BAB IIHASIL1. Cara Kerjaa. Sampel Fisika dan Kimia (air sungai, rawa, danau, waduk, air laut)

Bilas botol sebanyak 3 kali dengan contoh air

Isi botol dengan air, hindarkan aerasi, lakukan dengan searah aliran air

Bawa sampel air ke laboratorium untuk di periksa

Beri label pada botol (jenis air, lokasi pengambilan, tanda tangan dan nama pengambil)

b. Sampel Mikrobiologis (air SPT)

Buka penuh kran air selama 2-3 menit

Tutup kran, lalu aseptiskan

Buka kran air selama 1-2 menit

Tangan kiri membuka tutup botol

Isi botol dengan air sampai terisi botol

Tutup botol dengan menggunakan kertas dan diikat bagian lehetr botolBeri label pada botol

2. Hasil PengamatanHasil yang di dapatkan setelah dilakukan pengambilan sampel air kran pada kamar mandi Jurusan Kesehatan Masyarakat bagian utara bawah adalah sebagai berikut :a. Suhu1) Suhu air: 26,5oC2) Suhu udara: 27oCb. pH sampel air: 6,5c. TDS sampel air: 0,132 mg/L

BAB IIIPEMBAHASAN

Sampel air yang diambil adalah air kran yang berasal dari kamar mandi Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman bagian utara bawah. Sebelum mengambil sampel kran air dibuka penuh dan air dibiarkan mengalir selama 2-3 menit. Setelah itu ditutup dan aseptiskan dengan memanaskan atau mendekatkan nyala api bunsen ke arah kran. Selanjutnya setelah kran di aseptiskan maka buka kembali kran tersebut dan biarkan 1-2 menit air mengalir, lalu buka tutup botol yang telah dibungkus kertas dan isi dengan sampel air hingga botol. Kemudian tutup kembali botol tersebut dengan kertas dan di ikat pada bagian leher botol. Lalu sampel segera di bawa ke laboratorium untuk dilakukan pengukuran . Selama pengambilan sampel ini dilakukan dengan aseptis dimana tangan pengambil sampel sebelumnya telah diberi alkohol 70%.Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar yang terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Hasilnya adalah sebagai berikut:No.ParameterHasilKadar Maksimum yang DiperbolehkanKeterangan

1.Suhua. Sampel airb. Udara26,5oC

27oCSuhu udara 3o CMemenuhi Syarat

2.pH6,56,5 - 8,5Memenuhi Syarat

3.TDS0,132 mg/L1000 mg/LMemenuhi Syarat

Pengukuran suhu yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan standar menunjukan sampel air memenuhi syarat. Temperatur/suhu air minum seharusnya sejuk atau tidak panas agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada dalam saluran pipa yang dapat membahayakan kesehatan, menghambat reaksi biokimia dalam saluran pipa, menghambat perkembangbiakan mikroorganisme patogen, dan bila diminum dapat menghilangkan dahaga (Slamet, J.S. 1996, Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta)Hasil pengukuran pH yang telah dilakukan menunjukan hasil sebesar 6,5 dan masih memenuhi syarat dari standar yang telah ditetapkan. Menurut Effendi dalam Desiandi, dkk. (2010) pH menunjukkan tinggi rendahnya ion hidrogen dalam air. Nilai pH sangat penting diketahui karena banyak reaksi kimia dan biokimia terjadi pada tingkat pH tertentu, seperti proses nitrifikasi yang akan berakhir jika pH rendah. Dalam tubuh manusia, pH air yang kurang dari 6,5 atau lebih besar dari 9,2 akan menyebabkan beberapa persenyawaan kimia berubah menjadi racun.(Desiandi, Muhammad, dkk. 2010. Pemeriksaan Kualitas Air Minum Pada Daerah Persiapan Zona Air Minum Prima (Zamp) Pdam Tirta Musi Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Volume 1, Nomor 1.)Berdasarkan penelitian Arthana dalam Desiandi, dkk. (2010) diketahui bahwa ada hubungan antara TDS dengan Daya Hantar Listrik (DHL) dimana keduanya mempunyai hubungan linear. Semakin tinggi TDS maka DHL juga semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Total dissolved solid biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Selain itu TDS juga berhubungan dengan tingkat kesadahan dimana semakin tinggi TDS, maka kesadahan juga tinggi.TDS biasanya tersdiri atas zat organic, garam anorganik dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (Juli Sumirat Slamet, 2002).Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minumpun seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan segala mahluk hidup yang membahayakan kesehatan manusia, tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dapat merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya (Slamet, 1996 dalam Sapparudin, 2010).Slamet (1996) dalam Sapparudin (2010), masih banyak penyediaan air minum yang tidak dapat memenuhi standar pengolahan air, baik karena keterbatasan pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi, ataupun budaya. Dengan sendirinya, dapat diharapkan bahwa penyakit bawaan air di Indonesia masih terdapat banyak dan tergolong salahsatu dari sepuluh penyakit utama. Penyakit bawaan ini tidak saja disebabkan oleh air minum yang tidak memenuhi standar, tetapi dipengaruhi pula oleh berbagai faktor sebagai berikut: a. Air buangan yang lebih berbahaya, tetapi tidak dikelola dengan baik, sehingga meskipun air minum memenuhi standar, tetapi penyakit bawaan air masih akan tetap banyak. b. Air minum yang bersih seringkali perlu ditampung di rumah ataupun diangkut dari keran umum ke rumah, apabila wadah air ini tidak bersih atau mudah terkontaminasi, maka air yang telah aman atau sehat akan menjadi berbahaya.(Sapparudin, 2010. Pemanfaatan Air Tanah Dangkal Sebagai Sumber Air Bersih Di Kampus Bumi Bahari Palu. Jurnal SMARTek, Vol. 8, No. 2 )

Secara umum filtrasi adalah proses yang digunakan pada pengolahan air bersih untuk memisahkan bahan pengotor (particular) yang terdapat pada air. Pada prosesnya air merembes dan melewati media filter sehingga terakumulasi pada permukaan filter dan terkumpulsepanjang kedalaman media yang dilewatinya. Filter juga mempunyasi kemampuan untuk memisahkan partikulat semua ukuran termasuk didalamnya algae, virus, dan koloid-koloid tanah (Selintung Mery dan Suryani Syahrir, 2012).Media yang terdapat pada praktikum mengenal media filtrasi adalah sebagai berikut:a. Batu kerikil yang berfungsi untuk menyaring partikel padatan besar pada air yang akan di filtrasi.b. Dakron berfungsi untuk membatasi masing-masing media filtrasi.c. Arang atau karbon aktif berfungsi untuk menghilangkan bau pada air yang akan difiltrasi.d. Zeloit bnerfungsi untuk mengikat beberapa logam seperti logam Fe, Mg, dan Al.e. Kuarsa berfungsi untuk menghilangkan kekeruhan pada air yang akan difiltrasi.f. Pasir aktif berfungsi untuk menghilangkabn warna kuning atau kekuningan pada air yang akan difiltrasi.

Sebelum melakukan filtasi dengan media yang sudah disebutkan diatas sebaiknya semua media tersebut dicuci terlebih dahulu