LAPORAN P5

14
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISI II PERCOBAAN 5 PEMISAHAN ZAT WARNA KIMIA DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM disusun oleh : Ardhea Fredyantara G1F008073 Irmawati G1F008074 Wulan PujiRahayu G1F008075 Silmy maulida G1F008076 LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI

Transcript of LAPORAN P5

Page 1: LAPORAN P5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISI II

PERCOBAAN 5

PEMISAHAN ZAT WARNA KIMIA

DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM

disusun oleh :

Ardhea Fredyantara G1F008073

Irmawati G1F008074

Wulan PujiRahayu G1F008075

Silmy maulida G1F008076

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEEDIRMAN

PURWOKERTO

2010

Page 2: LAPORAN P5

PEMISAHAN ZAT WARNA KIMIA

DENGAN METODE KROMATOGRAFI KOLOM

I. TUJUAN

Mempersiapkan kolom,memisahkan dan mengidentifikasi senyawa kimia

dengan kromatografi kolom.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat :

a. Pipet tetes

b. Beaker glass

c. Gelas ukur

d. Spatel

e. Labu erlenmeyer

f. Seperangkat kromatrogafi kolom

g. Statif

h. Corong biasa

i. Labu alas bulat

j. Timbangan

k. Cawan porselin

Bahan :

a. Alkohol 96 %

b. etil asetat

c. hekxana

d. pewarna merah

e. pewarna kuning

f. alumina

g. pasir

h. Kapas penyumbat

Page 3: LAPORAN P5

III. DATA PENGAMATAN

IV. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini yaitu melakukan pemisahan zat warna kimia dengan

menggunakan kromatografi kolom.adapun bahan-bahan yang digunakn dalam

praktium ini yaitu :

a. Etil asetat

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3.

Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud

cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc,

dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi

dalam skala besar sebagai pelarut.

Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak

beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen

yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton

yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti

Page 4: LAPORAN P5

flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut

dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada

suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang

mengandung basa atau asam.

b. Heksana

Heksana (C 6 H 14) - alkana dengan enam atom karbon dalam molekul .

isomer dari heksana sangat reaktif dan sering digunakan sebagai pelarut dalam

reaksi organik karena mereka sangat non-polar.Sesuai untuk digunakan dalam

spektrofotometri UV biasanya merupakan campuran dari isomer hexana.

heksana memiliki lima isomer :

* n-heksan (heksan) n-heksana (heksana)

* izoheksan ( 2-metylopentan ) izoheksan ( 2-methylpentane )

* 3-metylopentan 3-methylpentane

* neoheksan 2,2-dimetylobutan neoheksan 2,2-dimetylobutan

c. Alumina

Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,

dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam bidang

pertambangan, keramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut

dengan nama alumina.

Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik yang baik.

Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut corundum atau α-

aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen

dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya.

Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam aluminium

terhadap perkaratan dengan udara. Logam aluminium sebenarnya amat mudah

bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk

aluminium oksida, yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan cepat

menutupi permukaan aluminium. Lapisan ini melindungi logam aluminium dari

Page 5: LAPORAN P5

oksidasi lebih lanjut. Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses

anodisasi. Beberapa alloy (paduan logam), seperti perunggu aluminium,

memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan aluminium pada alloy untuk

meningkatkan ketahanan terhadap korosi(Anonim,2009)

d. Pasir

Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran

antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida,

tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.

e. Alkohol 96 %

Alkohol larut dalam air, tidak berwarna, C2H5OH; d.r. 0,61 (0oC); titik lebur (-

169oC); titik didih (-102oC). Senyawa ini menjadi minuman yang meracuni, dibuat

melalui fermentasi gula dengan bantuan khamir

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2

Etanol yang dihasilkan membunuh khamir dan fermentasi saja tidak dapat

menghasilkan larutan etanol dengan kadar lebih dari 15 % (berdasar volume).

Penyulingan dapat menghasilkan campuran didih-tetap yang mengandung 95,6 %

etanol dan 4,4 % air. Etanol murni dibuat dengan menyingkirkan air tersebut

menggunakan bahan pengering (Daintith, 2005).

Langkah pertama dalam praktikum kali ini adalah dengan menimbang bahan

bahan yang akan digunakan yaiatu pewarna merah sebanyak 0,5 gr,pewarna

kuning sebanyak 0,5 gr, alumina sebanyak 20 gr, kemudian mengambil bahan –

bahan yang lain seperti alakohol 15 ml, hexana 30 ml,etil asetat 15 ml.Sebelum

digunakan kolom kromatografi harus dicuci dulu dengan air,selain itu untuk

mengoptimalkan pencucian maka dibilas dengan alkohol.Setelah siap

diguunakan,maka fase diam kromatografi yaitu alumina segera dilarutakan kedalam

hexana sebanyak 30 ml.Pelarutan alumina menggunakan n-hexana adalah untuk

mejenuhkan alumina tersebut.Setelah itu kolom disumbat dengan kapas secukupnya

tujuannya adalah untuk menahan alumina sehingga yang akan keluar dari kolom

hanyal cairan atau larutan yang berisi zat warna yang akan diidentifikasi yaitu zat

warna merah dan kuning.

Alumina dimasukkan kedalam kolom perlahan-lahan sampai n-hexana yang

tertinggal didalam kolom kira-kira 1 cm.Ketika memasukkan alumina kedalam

Page 6: LAPORAN P5

kolom maka dinding kolom sambil diketuk – krtuk agar alumina menjadi kompak

sehingga tidak ada rongga.Setelah proses itu berlangsung maka ditambahkan pasir

kurang lebih 1 cm,hal ini bertujuan untuk menahan zat warna yang akan di

identifikasi agar tidak bercampur dengan fase diam alumina.Kemudian

sampel(campuran zat warna merah dan kuning dan ditambahkan sedikit alumina)

dimasukkan dan diletakkan diatas pasir.Setelah itu di masukkan pasir lagi diatas zat

warna agar ketika eluen dimasukkan zat warna tidak bergerak keatas.Kemudian

setelah itu eluen(campuran alkohol 96 % dan etil asetat 1:1 sebanyak 30 ml)

dimasukkan ke dalam kolom,keran dibuka kemudian ditunggu sampai kedua zat

warna tersebut memisah. Fungsi fase gerak pada kromatografi kolom adalah

mengalirkan analit atau sampel untuk bergerak disepanjang fase diam sampai

akhirnya terelusi.Masing – masing warna ditampung ke dalam beaker glass.

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan

kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi,

komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan

fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak

akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada

fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase

gerak akan bergerak lebih cepat.

Kromatrografi kolom menunjukkan adanya prinsip yang sama yang digunakan

dalam kromatografi lapis tipis yang dapat diterapakan pada skala besar untuk

pemisahan campuran. Kromatografi kolom seringkali digunakan untuk pemurnian

seyawa di laboratorium.

Kolom untuk analisis farmasi umumnya digunakan kolom isi dan sebaiknya

hanya isi kolom yang mempengaruhi gerak relative zat terlarut melalui system.

Kolom terbuat dari kaca, kecuali jika dinyatakan lain. Kolom dengan beragam

ukuran dapat digunakan, tetapi umumnya antara 0,6 m hingga 1,8 m serta diameter

dalam 2 mm hingga 4 mm. sebagai fase cair dapat digunakan beraneka ragam

senyawa kimia, seperti poly etilen glikol, ester dan amida berbobot molekul tinggi,

hidro karbon, gom, dan cairan silicon.

Kolom harus dikondisikan dengan jalan mengoperasikan sampai keadaan stabil

pada suhu yang lebih tinggi dari suhu yang digunakan seperti yang tertera pada

Page 7: LAPORAN P5

masing – masing monografi. Suatu uji yang sesuai terhadap sifat inert penyangga,

yang perlu untuk fase cair dengan polaritas yang rendah, ada kalanya suatu kolom

dapat dikondisikan dengan menyuntikkan ulang senyawa yang dikromatografi.

Prinsip dari kromatografi kolom adalah didasarkan pada afinitas kepolaran

analit dengan fase diam,sedangkan fase gerak selalu memiliki kepolaran yang

berbeda dengan fase diam.Pada sebagian kromatografi kolom menggunakan fase

diam yang bersifat polar dengan fase gerak yang nonpolar.Seperti pada praktikum

kali ini fase gerak yang digunakan adalah nonpolar yaitu n-heksana dan

alkohol.Dengan begitu waktu retensi akan menjadi singkat.Semakin cepat

pergerakan fase gerak aakn meminimalkan waktu yang diperlukan untuk bergerak

di sepanjang kolom.Laju aliran kolom dapat ditingkatkan dengan memperluas

aliran eluen didalam kolom dengan mengisi fase diam pada bagian baweranah atau

dikurangi dengan mengontrol .Seperti pada praktikum kali ini fase diam alumina

diisikan pada bagian bawah.

Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh,terlihat jelas pada kolom sampel

yang berisi campuran 2 zat warna merah dan kuning terpisah secara jelas.

(warna merah dan kuning terpisah jelas)

Proses pemisahan yang terjadi adalah kemungkinan senyawa merah lebih

polar daripada senyawa kuning dan memungkinkan mempunyai kemampuan

berikatan dengan hidrogen. Senyawa merah tidak bergerak secara sangat cepat

melalui kolom. Itu berarti bahwa senyawa merah harus dijerap secara kuat pada jel

silika atau alumina dibanding dengan senyawa kuning. Karena kurang polar,

Page 8: LAPORAN P5

senyawa kuning menghabiskan waktu dalam pelarut, sehingga keluar dari kolom

lebih cepat.Setelah semua senyawa kuning keluar kemudian ditambahkan lagi eluen

seperti pertama kali(alkohol:etilasetat)untuk menarik dan mengeluarkan senyawa

merah.Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun kebawah atau fase gerak

dan pelarut yang terabsorbsi aleh adsorben atau fase diam.Selama perjalanan turun

zat terlarut akan mengalami proses adsorbsi dan partisi berulang-ulang.Laju

penurunan berbeda untuk masing-masing zat terlarut dan bergantung pada koefisien

partisi masing-masing zat terlarut.Akhirnya zat terlarut akan terpisahkan

membentuk beberapa lapisan.Akhirnya masing-masing lapisan dielusi dengan

pelarut yang cocok untuk memberikan spesimen murninya.(Sastrohamidjoyo,2005)

Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat

besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa

dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang

harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi.

Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting

seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.

Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini,

selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai

sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai

untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.

Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam

menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter

dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang

perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya

dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian

halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang

akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat

dideteksi secara dini dan cepat.

Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat

penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis

seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya

Page 9: LAPORAN P5

membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil

analisis dibandingkan dengan teknik kromatografi.

Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama

dalam membantu mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi,

klinik dan kehidupan manusia secara umum.

Page 10: LAPORAN P5

V.KESIMPULAN

Kromatografi kolom dapat digunakan untuk memisahkan campuran dua zat

warna.Pada praktikum kali inni kromatografi kolom dapat memisahkan campuran

warna merah dan kuning.

VI.DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI

Anonim.2008.“ Kromatografi”

.http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/kromatografi/ (diakses tanggal 16 juni

2010)

Anonim. 2009. “Kromatografi Kolom”. http://www.chem-is-try.org/materi kimia/

instrumen analisis / kromatografi kolom (diakses tanggal 16 juni 2010)

Sastrohamidjojo.2005.Kromatografi.Jogjakarta:Liberty perrs.