Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

24
LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SISWA KESULITAN BELAJAR Disusun Oleh : AHMAD JEFRY NOVANDIKA (E1D114004) PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM TAHUN 2015

description

l

Transcript of Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

Page 1: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SISWA

KESULITAN BELAJAR

Disusun Oleh :

AHMAD JEFRY NOVANDIKA

(E1D114004)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAMTAHUN 2015

Page 2: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada saya

dalam penyusunan laporan ini. Sehingga laporan tugas Pemahaman Individu 1 dapat selesai tepat

pada waktunya. Guna memenuhi tugas.

Tujuan disusunnya laporan ini yaitu untuk mengobservasi dan mewawancarai siswa yang

kesulitan dalam belajar.

Terima kasih atas perhatiannya karna sudah membaca laporan ini. Jika ada kata dan

isinya kurang berkenan dalam laporan ini saya mohon maaf.

Semarang, Mei 2012

Penyusun,

Page 3: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu

sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar . secara

psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik

dalam kognitif, afektif maupunpsikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam

interaksi dengan lingkungan secara efisien.

Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri

maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil,

memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar

bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar,

diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang

mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-

buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok,

dan sebagainya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana contoh penyusunan observasi siswa kesulitan belajar?

2.      Bagaimana contoh penyusunan wawancara siswa kesulitan dalam belajar?

C.     Tujuan

1.      Mengetahui cara penyusunan observasi siswa kesulitan belajar.

2.      Mengetahui cara penyusunan wawancara terhadap siswa yang kesulitan dalam belajar.

Page 4: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

BAB IIPEMBAHASAN

1.      Penyusunan Observasi

Tema : Siswa kelas II SMP yang kesulitan dalam belajar.

Tujuan :

  Mengamati perilaku siswa kelas II SMP yang kesulitan dalam belajar.

  Mengetahui perilaku siswa ketika belajar di rumah dan mengalami kesulitan dalam belajar.

Jenis Observasi : Observasi Sistematik

Alat Observasi : Check List

Target Person : Siswa kelas II SMP yang mengalami kesulitan dalam belajar

Waktu : Malam hari saat sedang belajar di rumah

Page 5: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

Tinjauan Teori

1.      Pengertian Kesulitan Belajar

Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam

keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut

Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa

dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah

suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya

yang berdampak pada keberhasilan belajar.

2.      Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal

(yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau

lingkungan).

a.       Faktor Internal

Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu

meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan),

kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat

mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit

juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-

menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar,

karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan

yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor psikis diantaranya

adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila

kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar

individu akan mengalami kesulitan belajar.

Page 6: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang

mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.

1.      Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental

yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang

perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan,

kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya

penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang

matang.

2.      Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b)

gangguan kesehatan (sakit-sakitan).

3.      Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang,

situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut

yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang

dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.

b.      Faktor Eksternal

Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor

social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau

berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara

(nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor

nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana

lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas ruangan,

kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar

(ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas bahwa

dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh

siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar

mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa

dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk

membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan

Page 7: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan

layanan, baik yang bersifat preventif maupun kuratif.

Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai

berikut.

a.       Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.

b.      Cara membaca buku yang efektif.

c.       Cara membuat catatan pelajaran.

d.      Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.

e.       Cara belajar kelompok.

f.       Teknik menyusun laporan.

Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa

yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut.

a.       Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas

lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas

belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.

b.      Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang

belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.

c.       Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab

ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari

diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).

d.      Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan

penyembuhannya.

e.       Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.

Page 8: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

Rancangan Observasi:

NO. Perilaku yang Muncul Ya Tidak

1. Kelihatan kebingungan    

2. Menonton TV    

3. Menangis    

4. Marah-marah sendiri    

5. Menyendiri    

6. Kurang konsentrasi    

7. Selalu cemas saat belajar    

Page 9: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

2.      Penyusunan Wawancara

Tema : Siswa kelas II SMP yang kesulitan dalam belajar.

Tujuan :

  Mengetahui alasan seorang anak kesulitan dalam belajar.

  Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.

Bentuk Wawancara : Semi terstruktur

Jenis Wawancara : Wawancara pribadi

Target Person : Siswa kelas II SMP yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Waktunya : Malam hari saat sedang belajar di rumah.

Page 10: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

Tinjauan Teori

1.      Pengertian Kesulitan Belajar

Ahmadi dan Supriyono (2004, h.77) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah dalam

keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Sedangkan menurut

Djamarah (2002, h.200) kesulitan belajar adalah masalah yang mengganggu keberhasilan siswa

dalam keberhasilan belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah

suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa belajar sebagaimana mestinya

yang berdampak pada keberhasilan belajar.

2.      Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Keberhasilan belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal

(yang bersumber dari dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau

lingkungan).

a.       Faktor Internal

Ada berbagai faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu

meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, diantaranya: nutrisi (gizi makanan),

kesehatan dan keberfungsian fisik (terutama panca indera). Kekurangan nutrisi dapat

mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi. Penyakit

juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, apabila penyakit itu bersifat kronis atau terus-

menerus dan mengganggu kenyamanan. Panca indera pun sangat berpengaruh terhadap belajar,

karena merupakan pintu gerbang masuknya informasi dari luar. Oleh karena itu, pemeliharaan

yang intensif sangat penting bagi individu. Sementara yang masuk faktor psikis diantaranya

adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila

kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar

individu akan mengalami kesulitan belajar.

Menurut W.H. Burton (Syamsu Yusuf LN dkk., 1992) factor internal yang

mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut.

1.      Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental: (a) kurangnya kemampuan mental

yang bersifat potensial (kecerdasan); (b) kurangnya kemampuan mental, seperti kurang

perhatian, adanya kelainan, lemah dalam berusaha, menunjukkan kegiatan yang berlawanan,

Page 11: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

kurangnya energy untuk bekerja karena kekurangan makanan yang bergizi, kurangnya

penguasaan terhadap kebiasaan belajar dan hal-hal fundamental; (c) kesiapan diri yang kurang

matang.

2.      Gangguan fisik: (a) kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat-alat bicara; dan (b)

gangguan kesehatan (sakit-sakitan).

3.      Gangguan emosi: (a) merasa tidak aman; (b) kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang,

situasi, maupun kebutuhan; (c) adanya perasaan yang kompleks (tidak karuan), perasaan takut

yang berlebihan (phobi), perasaan ingin melarikan diri atau menghindar dari masalah yang

dialami; dan (d) ketidak matangan emosi.

b.      Faktor Eksternal

Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor

social adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau

berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto,suara

(nyanyian, pembicaraan), dalam radio, TV, dan tape recorder . sedangkan yang termasuk faktor

nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana

lingkungan (sepi, bising, atau ramai), keadaan tempat ( kualitas gedung, luas ruangan,

kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar

(ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya). Jadi jelas bahwa

dalam kegiatan belajar ini banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh

siswa sendiri. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar

mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa

dalam kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk

membantu agar mereka berhasil dalam belajar. Layanan bantuan yang seyogianya diberikan

kepada para siswa adalah bimbingan belajar.

Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif

maupun kuratif. Layanan yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan

informasi sebagai berikut.

a.       Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.

b.      Cara membaca buku yang efektif.

c.       Cara membuat catatan pelajaran.

Page 12: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

d.      Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar sekolah.

e.       Cara belajar kelompok.

f.       Teknik menyusun laporan.

Adapun bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa

yang memiliki masalah atau kesulitan belajar. Untuk membantu mereka, maka dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut.

a.      Mengidentifikasi kasus, dengan cara (a) membandingkan nilai setiap siswa dengan nilai batas

lulus kelompok, dan (b) menerima laporan dari setiap guru atau wali kelas tentang aktivitas

belajar setiap siswa yang diduga bermasalah atau kesulitan dalam belajar.

b.      Mengidentifikasi letaknya masalah, dengan cara (a) melihat kawasan tujuan belajar mana yang

belum tercapai, dan (b) melihat ruang lingkup atau bahan ajar mana yang belum dikuasai.

c.       Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar (diagnosis). Factor-faktor penyebab

ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua factor, yaitu: internal (yang berasal atau bersumber dari

diri siswa itu sendiri) dan eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).

d.      Prognosis,mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan

penyembuhannya.

e.       Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis yang telah dilakukan.

Page 13: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

Daftar pertanyaan untuk menjalin rapport:

1.      Malam, dik! Sedang apa,Dik?

2.      Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?

3.      Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?

Daftar pertanyaan inti:

1.      Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami kesulitan?

2.      Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi

sekarang tidak?

3.      Apakah adik punya masalah dalam belajar?

4.      Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?

5.      Memang pelajaran yang seperti apa yang biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?

6.      Misalnya pelajaran apa?

7.      Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau menjelaskan?

8.      Selain gurunya yang terlalu cepat dalam menyampaikan materinya, terus apalagi yang membuat

adik kesulitan belajar?

Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri sama teman di sebelah Adik?

9.      Gurunya Adik tidak menegur Adik?

10.  Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik menegur Adik?

11.  Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah adik?

12.  Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar adik, otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau

dimarahi ayah bagaimana karena prestasi adik dalam belajar menurun?

Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi adik menurun?

Page 14: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

Laporan Wawancara

Identitas Responden

Nama : Andre Maulana Syahbatullah

Usia : 12 Tahun

Alamat : Jalan Pantesire no. 24b, Rt. 3, Kec. Sandubaya, Kel. Abiantubuh Baru

Pekerjaan : Pelajar

Status : -

No

.

Pertanyaan dan Jawaban Aspek

1. P: Malam, dik! Sedang apa,Dik?

J: Malam juga, Kak. Sedang belajar, Kak.

Aspek pribadi

2. P: Bagaimana kabarnya hari ini, Dik?

J: Alhamdulillah baik, Kak.

Aspek pribadi

3. P: Bagaimana dengan sekolah Adik hari ini?

J: Sekolah hari ini baik-baik saja, Kak.

Aspekpribadi

4. P: Oh ya, Dik. Sepertinya Adik sedang mengalami

kesulitan?

J: Ya ini, Kak.

Aspek pribadi

5. P: Ada yang bisa kakak bantu untuk menyelesaikan

kesulitan belajar yang sedang Adik hadapi sekarang

tidak?

J: Ada, Kak.

Aspek pribadi

6. P: Apakah adik punya masalah dalam belajar?

J: Iya, Kak

Aspek pribadi

7. P: Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?

J: Tidak bisa mengerjakan PR.

Aspek pribadi

8. P: Memang pelajaran yang seperti apa yang Aspek pribadi

Page 15: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

biasanya menurut Adik sulit diterima Adik?

J: Pelajaran yang hitung-hitungan.

9. P: Misalnya pelajaran apa?

J: Matematika itu, Kak. Sulit sekali.

Aspek pribadi

10. P: Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau

menjelaskan materinya?

J: Iya, Kak.

Aspek pribadi

11. P: Selain gurunya yang terlalu cepat dalam

menyampaikan materinya, terus apalagi yang

membuat adik kesulitan belajar?

Mungkin tidak kalau adik di kelas itu sering bicara

sendiri sama teman di sebelah Adik?

J: Susah sekali kalau mau berkonsentrasi. Biasanya

saya memang bicara sendiri dengan teman di

sebelah saya.

Aspek pribadi

12. P: Gurunya Adik tidak menegur Adik?

J: Selalu menegur, Kak.

Aspek pribadi

13. P: Terus apa yang Adik lakukan kalau guru Adik

menegur Adik?

J: ketika ditegur diam, terus mendengarkan guru.

Aspek pribadi

14. P: Diulangi lagi tidak bicara sama teman di sebelah

adik?

J: Diulang lagi kalau gurunya tidak melihat saya,

Kak.

Aspek pribadi

Page 16: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

15. P: Nanti kalau adik kesulitan terus dalam belajar

adik, otomatis nilai Adik kan jelek. Kalau dimarahi

Ayah bagaimana karena prestasi adik dalam belajar

menurun?

Terus apa yang akan adik lakukan kalau prestasi

adik menurun?

J: Kalau dimarahi ya didengarkan,Kak. Saya akan

lebih giat belajar lagi, Kak.

Aspek pribadi

Page 17: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan siswa yang memiliki masalah sehingga tidak bisa

belajar sebagaimana mestinya yang berdampak pada keberhasilan belajar. Dan keberhasilan

belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (yang bersumber dari

dalam diri sendiri) maupun eksternal (yang bersumber dari luar atau lingkungan).

Page 18: Laporan Observasi Dan Wawancara Siswa

DAFTAR PUSTAKA

         Djamarah, SB. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

         Widiharto, Chr Argo. 2009. Psikologi Belajar. Semarang: FIP IKIP PGRI SEMARANG.

         Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan.2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.