laporan observasi

54
PENERAPAN METODE BERMAIN DALAM BIDANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. PENDAHULUAN Tugas observasi ini dilakukan sebagai salah satu tugas dalam Mata kuliah Psikologi Bermain. Psikologi Bermain itu sendiri merupakan salah satu Mata Kuliah Pilihan dari Psikologi Perkembangan. Sebagai mata kuliah pilihan, maka diharapkan mahasiswa tidak hanya memahami konsep materi perkuliahan namun lebih lanjut lagi, mahasiswa diharapkan dapat memahami penerapan konsep yang telah dipelajari secara langsung di lapangan. Bermain sebagai salah satu metode yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari, dan salah satunya adalah dalam dunia pendidikan. Melalui observasi, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami penerapan dari konsep-konsep psikologi bermain, terutama dalam dunia pendidikan anak usia dini. 1

description

contoh laporan observasi ini sebagai acuan untuk membuat laporan observasi secara benar

Transcript of laporan observasi

Page 1: laporan observasi

PENERAPAN METODE BERMAIN DALAM BIDANG

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN

Tugas observasi ini dilakukan sebagai salah satu tugas dalam Mata kuliah Psikologi

Bermain. Psikologi Bermain itu sendiri merupakan salah satu Mata Kuliah Pilihan dari

Psikologi Perkembangan. Sebagai mata kuliah pilihan, maka diharapkan mahasiswa tidak

hanya memahami konsep materi perkuliahan namun lebih lanjut lagi, mahasiswa diharapkan

dapat memahami penerapan konsep yang telah dipelajari secara langsung di lapangan.

Bermain sebagai salah satu metode yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks

kehidupan sehari-hari, dan salah satunya adalah dalam dunia pendidikan. Melalui observasi,

diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami penerapan dari konsep-konsep psikologi

bermain, terutama dalam dunia pendidikan anak usia dini.

1

Page 2: laporan observasi

II. KEPUSTAKAAN

II.1Psikologi Bermain

II.1.1 Bermain

Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas

keputusan anak itu sendiri. Bermain juga harus dilakukan dengan rasa senang,

sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan

proses belajar pada anak.

II.1.2 Fungsi bermain bagi anak kaitannya dengan aspek-aspek perkembangan

Aspek-aspek perkembangan yang dapat dioptimalkan dalam kegiatan

bermain, antara lain :

a. Bermain untuk Pengembangan Kognitif Anak

Ë Bermain membantu anak membangun konsep dan

pengetahuan, misalnya pengetahuan tentang sekolah,

pengetahuan tersebut dibangun anak lewat informasi yang

didengarnya dari orang lain (termasuk teman sebaya),

mengamati bangunan sekolah atau apapun tentang sekolah,

maka hal itu akan diolahnya sehingga membentuk konsep

yang semakin lama semakin sempurna.

Ë Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan

berpikir abstrak, bermain ini terjadi ketika anak bermain

peran dan bermain pura-pura, misalnya ketika anak

bermain telepon-teleponan, anak belajar bagaimana

memahami perspektif orang lain dan memecahkan masalah.

Ë Bermain mendorong anak untuk berpikir kreatif, karena

didalam bermain anak memilih sendiri kegiatan yang

mereka sukai, belajar membuat identifikasi tentang banyak

hal, belajar menikmati proses sebuah kegiatan, belajar

mengontrol diri mereka sendiri dan belajar mengenali

makna sosial dan keberadaan diri di antara teman sebaya.

2

Page 3: laporan observasi

b. Bermain untuk Pengembangan Sosial – Emosi

Ë Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan

mengorganisasi dan menyelesaikan masalah, misalnya

ketika bermain dokter-dokteran, anak harus berpikir

dimana ruang dokter, apa yang digunakan sebagai

stetoskop, dan anak juga akan memikirkan tugas dokter

serta mempertimbangkan materi-materi tertentu, seperti

warna, ukuran, dan bentuk agar sesuai dengan karakteristik

dokter yang diperankan.

Ë Bermain meningkatkan kompetensi sosial anak

Menurut Catron dan Allen (1999), bermain mendukung

perkembangan sosialisasi dalam hal interaksi sosial, kerja

sama, menghemat sumber daya, dan peduli terhadap orang

lain.

Ë Bermain membantu anak mengekspresikan dan mengurangi

rasa takut, misalnya ketika anak menyaksikan kecelakaan

ditaman bermain maka anak akan mengungkapkan

ketakutan mereka melalui permainan “rumah sakit – rumah

sakitan” atau permainan lain yang menceritakan orang yang

kesakitan.

Ë Bermain membantu anak menguasai konflik dan trauma

sosial, karena melalui bermain anak dapat belajar

mengekspresikan, dan menguasai peranan mereka secara

positif dan konstruktif.

3

Page 4: laporan observasi

Ë Bermain membantu anak mengenali diri mereka sendiri,

karena pengalaman bermain memungkinkan mereka

menemukan jawaban dan pertanyaan-pertanyaan yang

muncul dalam hati, seperti “bagaimana aku meyakini

keberadaanku?” serta anak belajar tentang diri mereka

sendiri sebagai individu-individu yang terpisah dan unik

yang mempunyai pikiran dan perasaan yang bermacam-

macam, yang direalisasikan melalui pengalaman bermain

imajinatif

c. Bermain untuk Pengembangan Motorik

Ë Bermain membantu anak mengontrol gerak motorik kasar,

seperti berlari, meloncat, melompat, mendorong, menarik,

memanjat, berayun, dan berjalan, karena dengan kegiatan

tersebut anak jadi dapat menguasai tubuh mereka.

Ë Bermain membantu anak menguasai keterampilan motorik

halus, seperti menjahit, menata puzzle, memaku paku ke

papan, mengecat, dll.

d. Bermain untuk Pengembangan Bahasa/Komunikasi

Ë Bermain membantu anak meningkatkan kemampuan

komunikasi, karena dengan bermain anak dapat

berinteraksi dengan orang lain, seperti saling berbicara,

mengeluarkan pendapat, bernegosiasi, dan menemukan

jalan tengah bagi setiap persoalan yang muncul, terlebih

ketika anak bermain peran.

Ë Bermain menyediakan konteks yang aman dan memotivasi

anak belajar bahasa kedua, karena pada saat bermain, anak-

anak mempraktikan serpihan-serpihan bahasa lain, seperti

“Hello, how are you?”. Oleh karena serpihan-serpihan

bahasa memberikan efek kebanggaan, maka anak semakin

terpacu untuk menambah kosakata bahasa kedua tersebut.

4

Page 5: laporan observasi

II.1.3 Jenis-jenis permainan

Terdapat beberapa jenis permainan, sebagai berikut :

1. Bermain Peran

Bermain peran disebut juga main simbolik, pura-pura, makebelieve,

fantasi, imajinasi, atau main drama, sangat penting untuk perkembangan

kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia 3-6 tahun (Vygotsky, 1967;

Erikson, 1968). Bermain peran terdapat 2 jenis, yaitu sebagai berikut :

Ë Makro

Anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseorang atau

sesuatu. Saat anak memiliki pengalaman sehari-hari dengan main

peran makro (tema sekitar kehidupan nyata), mereka belajar

banyak keterampilan praakademis seperti : mendengarkan, tetap

dalam tugas, menyelesaikan masalah, dan bermain kerja sama

dengan yang lain.

Ë Mikro

Anak memegang atau menggerak-gerakkan benda-benda

berukuran kecil untuk menyusun adegan. Saat anak main peran

mikro, mereka belajar untuk menghubungkan dan mengambil

sudut pandang dari orangh lain.

2. Bermain Konstruktif

Bermain Konstruktif membantu anak mengembangkan keterampilan

yang mendukung tugas-tugas di sekolahnya dikemudian hari (Piaget:

1962). Bahan – bahan bermain konstruktif diantaranya sebagai berikut :

5

Page 6: laporan observasi

Ë Bahan Sifat Cair

Bahan sifat cair/ bahan alam (penggunaan & bentuk ditentukan

oleh anak) oleh karena itu ada bermacam-macam alat bermain

yang digunakan diantaranya adalah :

Air, Pasir, Cat Jari, Lumpur

Tepung, Tanah Liat, Play Dough, Plastisin, Clay Dough

Krayon, Pensil Warna, Spidol, Pensil, Pulpen

Arang, Kapur

Cat Air dengan Kuas, Cat Minyak

Ë Bahan Terstruktur

Bahan pembangunan yang terstruktur (penggunaan dikontrol oleh

bentuk dari bahan) oleh karena itu ada bermacam-macam alat

bermain yang digunakan diantaranya adalah :

Balok Unit, Hollow Balok, Balok Berongga, Balok

Berwarna

LegoTM, Lincoln LogsTM, Bristle BlocksTM, Tinker

Toys

Puzzle dua dimensi, Puzzle tiga dimensi

Barang – barang bekas : dus besar-kecil, botol, cup es

krim, stik, dan lain-lain.

3. Bermain Sensorimotor dan Fungsional

Anak usia dini yang belum mempunyai pengalaman dengan bahan main

pembangunan akan memulai dengan kegiatan sensorimotor dan

fungsional. Dengan sensorimotor mereka akan memperlihatkan perilaku

untuk memperoleh kenikmatan dari melatih perkembangan (skema)

sensorimotor mereka, sedangkan dengan fungsional mereka akan

mengulang – ngulang kegiatan sederhana dan menemukan kesenangan

dalam bermain dengan lingkungannya, karena mereka sedang melakukan

permainan pertama pada awal masa anak-anak. Permainan ini berguna

untuk meningkatkan motorik anak.

6

Page 7: laporan observasi

II.1.4 Definisi Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini

Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu cabang ilmu psikologi

pendidikan yang mempelajari tentang berbagai perilaku anak usia dini baik

secara overt (tampak/nyata) maupun cover, untuk dipelajari sehingga dapat

diberikan berbagai upaya yang sistematis, logis, dan terencana dalam rangka

memberikan stimulasi/intervensi sejak dini secara tepat agar potensi anak dapat

berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.

II.1.5 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Rangsangan pendidikan pada usia dini diberikan untuk membantu

pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki

pendidikan lebih lanjut. Selain itu agar anak dapat diberikan berbagai upaya

sistematis, logis, dan terencana dalam memberikan stimulasi atau intervensi sejak

dini secara tepat, dan agar potensi anak dapat berkembang sesuai dengan yang

diharapkan.

II.1.6 Model Pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini

Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang

menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang

memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi

perubahan atau perkembangan pada diri anak.

Komponen dari model pembelajaran yaitu :

Konsep

Tujuan Pembelajaran

Materi/Tema

Langkah-langkah/Prosedur

Metode

Alat/Sumber Belajar

Teknik Evaluasi

7

Page 8: laporan observasi

Jenis Model Pembelajaran yaitu :

Ë Model Pembelajaran Klasikal

Ë Model Pembelajaran berdasarkan sudut-sudut Kegiatan

Ë Model Pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman

Ë Model Pembelajaran Area

Ë Model Pembelajaran berdasarkan Sentra

Adapun model pembelajaran yang digunakan di RA/TK. Islam Almanar

yaitu Model Pembelajaran Klasikal dengan tambahan kegiatan pengaman,

Model Pembelajaran Klasikal itu sendiri yaitu pola pembelajaran dimana

dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu

kelas. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang paling awal

digunakan di TK, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat

terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan

perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah

banyak ditinggalkan.

Sedangkan dengan kegiatan pengaman yang dimaksud diatas, diambil

dari Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman, yang

berarti pola pembelajaran di mana anak-anak dibagi ke dalam beberapa

kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda. Anak-anak yang sudah

menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya dapat meneruskan

kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat, anak tersebut dapat

melakukan kegiatan di kegiatan pengaman. Tetapi yang terdapat di RA/TK.

Islam Almanar anak tidak dikelompokkan melainkan hanya per individu. Jadi

model pembelajarannya dapat digolongkan kedalam Model Pembelajaran

Klasikal dengan tambahan kegiatan pengaman.

8

Page 9: laporan observasi

II.1.7 Contoh penerapan metode bermain dalam pendidikan

Permainan dengan angka

Penguasaan matematika melalui tiga tahapan:

Tingkat pemahaman konsep: anak memahami konsep melalui

pengalaman bekerja/bermain dengan benda konkret

Tingkat menghubungkan konsep konkrit dengan lambang bilangan

Tingkat lambang bilangan

Contoh Bentuk permainan dengan angka:

Menghitung jari tangan, jari kaki

Menghitung jumlah mainan, balon,

Membiasakan kegiatan berhitung dalam keseharian

Untuk mengenalkan konsep bilangan:

Melalui bentuk-bentuk angka, puzzle, magnet

Melalui bernyanyi: penambahan (lagu 1+1) , pengurangan (tek-

kotek-kotek)

Permainan Dengan Huruf

Belajar bahasa

Kemampuan berbahasa dapat diperoleh melalui pengalaman komunikasi

yang kaya, Pengalaman yang kaya akan muatan bahasa yaitu

Mendengarkan, Membaca, Berbicara, dan Menulis.

Membaca

Membaca adalah penerjemahan simbol dan suara ke dalam makna oleh

karena itu membaca sangat terkait dengan masalah pancaindera. Anak

perlu membedakan suara huruf yang berbeda-beda dan mencocokkan

suara dengan tulisannya, kuncinya adalah Repetisi/Pengulangan.

9

Page 10: laporan observasi

Permainan dengan gerak dan lagu (ritmis)

Gerak

Berpartisipasi dalam latihan yang menggunakan gerak dapat memberikan

anak kesempatan untuk menyalurkan energi. Gerak yang erat kaitannya

dengan musik merupakan isyarat yang ekspresif membebaskan diri dari

ketegangan melalui gerakan ritmis. Melalui media gerak-ritmis, anak

yang agresif dapat menyalurkan energi negatif dengan cara yang dapat

diterima lingkungan

Lagu/Musik

Musik dapat diibaratkan sebagai bahasa dari emosi (Boyden, 1971).

Kesenangan dirasakan ketika berkaitan langsung dengan musik, seperti:

bernyanyi, bertepuk tangan, tertawa, berayun-ayun, melompat, berputar,

berbaris, menari, dsb

Manfaat dari latihan ritmis

Membantu anak untuk melepaskan ketegangan.

Memberi kesempatan untuk anak mengekspresikan diri, melepaskan

energi dalam cara yang positif

Seashore, 1967: latihan ritmis memberikan sifat kebebasan dalam

mengekspresikan diri pada anak dan memberikan perasaan

keseimbangan

Permainan Kreatif

Melalui pemikiran kreatif, seseorang dapat melepaskan diri dari pola

pemikiran yang lama, untuk melihat alternatif-alternatif baru. Melalui

proses belajar, anak menyelidiki dan mencoba aktivitas tertentu yang

mendorong munculnya kreativitas. Adapun kondisi yang mempengaruhi

proses kreatif yaitu Aspek internal anak dan Aspek eksternal anak .

10

Page 11: laporan observasi

II.2Keterlibatan orang dewasa dalam bermain

II.2.1 Beberapa bentuk keterlibatan orang dewasa

Ë Izin (approval)

Ë Kelekatan (attachment)

Ë Kompleksitas kognitif (cognitive complexity)

Ë Rentang perhatian (attention span)

Ë Interaksi dengan teman sebaya (peer interaction)

Ë Memperkaya (enrichment)

Ë Penopang (scaffolding)

II.2.2 Tiga tahapan strategi untuk memperkaya bermain

1. PROVISION:

WAKTU:

Jangan terlalu lama karena bisa menimbulkan kebosanan

Bermain ketika anak sedang berminat (jangan dipaksa)

Untuk prasekolah waktu yang disarankan 45 menit (Johnson, 1999)

RUANG:

Luas & lapang

Bersih

Aman

MATERIALS:

Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih alat permainan:

Jumlah/banyaknya

Keamanannya

Derajat kesulitan yang sesuai dengan tingkat usia

Kegunaan

Daya tahan

Desain menarik

11

Page 12: laporan observasi

EXPERIENCE:

Orang dewasa perlu menyediakan berbagai informasi yang dapat

menambah “experience” pada anak, sehingga anak akan memiliki

banyak perbendaharaan “pengalaman” untuk dimainkan

Misal: pada bermain sosiodrama, anak perlu tahu tentang “koki”

sebelum mampu berperan sebagai koki.

2. OBSERVASI:

Observasi merupakan “jembatan” antara PROVISION dengan

INVOLVEMENT. Observasi menentukan apakah “bantuan” diperlukan anak

untuk mengembangkan dan memperluas permainan mereka, selain itu

observasi juga memberi informasi apakah anak sudah siap untuk bermain

atau tidak, karena dengan observasi memungkinkan orang dewasa untuk

terlibat dalam kebutuhan dan ketertarikan anak sesuai zaman.

3. INVOLVEMENT:

Keterlibatan orang dewasa dalam bermain (Johnson, 1999):

Onlooker

Apresiasi audience bagi aktivitas bermain anak, yang ditunjukkan

dalam bentuk memperhatikan dan bertanya

Keuntungan nya yaitu :

› Melalui komunikasi dan perhatian menjadikan anak mengetahui

bahwa aktivitas bermain mereka penting.

› Observasi menjadi senjata kapan bentuk keterlibatan yang lain

dibutuhkan.

Stage manager

Seperti onloooker, stage manager tidak masuk dalam wilayah

bermain anak, tetapi stage manager lebih aktif dalam membantu anak

ketika mempersiapkan bermain, dan menawarkan bantuan sesekali

ketika permainan berlangsung dan anak bebas menerima atau

menolak tawaran bantuan dari stage manager.

12

Page 13: laporan observasi

Coplayer

Orang dewasa ikut bermain dan aktif berpartisipasi dalam permainan

serta orang dewasa menjadi partner bermain anak, selain itu orang

dewasa juga memberi contoh untuk memperkaya pengetahuan dan

pengalaman anak. Biasanya orang dewasa mengambil peran minor

(peran utama dibiarkan untuk anak)

Play leader

Orang dewasa ikut berpartisipasi dalam permainan anak dan orang

dewasa juga yang memberikan saran tema baru untuk dimainkan,

serta orang dewasa memberikan tambahan dalam permainan agar

anak tidak kehilangan ketertarikannya saat bermain.

Directur/instructur

Orang dewasa bertugas mengajarkan dan sekaligus memberikan

latihan dan bimbingan serta pengasuhan kepada anak.

13

Page 14: laporan observasi

III.IDENTITAS :

Nama Sekolah : RA/TK. Islam Almanar (Kindergarten Islamic School)

Hari/Tanggal : Rabu / 21 November 2012

Kelas Jumlah Guru Jumlah Siswa Nama Observer

Play Group 2 Orang 6 Orang Abdul Kodir Sentike Duka

TK (Marwah 1) 2 Orang 18 Orang Dedeh Suherni Rahmat Hidayat

14

Page 15: laporan observasi

15

HASIL OBSERVASI

KELAS

PLAY GROUP

Observer:

Abdul KodirSentike Duka

Page 16: laporan observasi

IV. A. HASIL OBSERVASI

Deskripsi kondisi fisik sekolah

Ë Halaman bermain:

Halaman bermain yang ada di RA/TK. Islam Almanar sangat

memadai untuk kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, karena sekolah

memiliki lapangan yang luas sekitar berukuran 10 x 20 meter untuk

melakukan kegiatan olahraga dan bermain, tetapi lapangan tersebut di

gabung dengan lapangan SD Islam Almanar, jadi penggunaan lapangan

saling bergantian, biasanya anak RA/TK. Islam Almanar menggunakan

lapangan ketika anak SD Islam Almanar sedang berada di dalam kelas

selain itu lingkungan bermain yang ada di dekat kelas juga cukup efektif

untuk di gunakan anak – anak bermain, seperti bermain perosotan, ayunan,

patung binatang, dll. Karena jarak antara mainan satu dengan yang lainnya

tidak terlalu dekat.

16

Page 17: laporan observasi

Ë Kelas :

RA/TK Islam Almanar memiliki ruang kelas yang di buat nyaman

dengan diadakannya fasilitas-fasilitas pendukung seperti pendingin

ruangan sehingga anak – anak yang bermain dan belajar disitu tidak

merasa kepanasan, diruanganpun di sediakan loker untuk menyimpan

barang-barang siswa dan disediakannya alat-alat bermain, selain itu di

dalam kelas juga cara duduk yang di terapkan model lesehan sehingga

siswa lebih leluasa bergerak tanpa khawatir terbentur kursi ketika bermain,

bahkan ketika makan juga siswa tetap duduk secara lesehan, tetapi ketika

menulis di sediakan meja lipat untuk digunakan oleh siswa, meja lipat

tersebut sengaja dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing tetapi

disimpan disekolah agar siswa lebih mudah untuk menggunakannya ketika

meja tersebut dibutuhkan.

Tetapi ruang kelas yang digunakan kurang efektif karena kelas

tersebut di pakai bergantian dengan anak kelas siang, dan beberapa anak

kelas siang tersebut ada yang sudah keluar masuk kelas terlebih dahulu

ketika anak kelas pagi masih dalam proses belajar, hal tersebut dapat

mengganggu konsentrasi anak kelas pagi.

17

Page 18: laporan observasi

TEMA DAN JADWAL KEGIATAN

No WAKTU TEMA BENTUK KEGIATAN KETERANGAN

1 07.45-07.50 Gerak Baris - berbaris

2 07.50-07.55 Lagu Bernyanyi

3 07.55-08.00 Agama/Ketuhanan Berdoa & Membaca Ikrar

4 08.00-08.30 Gerak Olahraga

5 08.30-08.45 Angka Mengenal Angka

6 08.45-09.00 Kreativitas Mewarnai

7 09.00-09.20 Istirahat Berdoa & Makan

8 09.20-09.25 Ritmis Bernyanyi

9 09.25-09.27 Agama/Ketuhanan Berdoa

10 09.27-09.30 Review Pelajaran Evaluasi Pembelajaran

*Keterangan : Warna menunjukan bahwa kegiatan tersebut tidak menggunakan metode

bermain, sehingga tidak kami bahas dalam laporan.

18

Page 19: laporan observasi

V. A. PROSES YANG BERLANGSUNG

Kegiatan Awal

Tema 1 : Gerak

Waktu : 07.45 s/d 07.50

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Baris - berbaris - Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru membimbing siswa untuk berbaris yang rapih, dan setelah semuanya

berbaris dengan rapih guru membimbing siswa untuk melakukan gerakan-gerakan ringan

agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya

Stimulasi terhadap aspek:

Fisik

Stimulasi pada aspek Fisik ini didapat ketika siswa melakukan gerakan-gerakan

ringan seperti peregangan fisik karena adanya kordinasi antara gerakan tangan

dan gerakan kaki, gerakan-gerakan tersebut dilakukan untuk melatih

keseimbangan antara tangan dan kaki.

Kognitif

Stimulasi pada aspek Kognitif ini didapat ketika siswa meniru gerakan-gerakan

yang diberikan oleh guru.

Sosial

Stimulasi pada aspek Sosial ini didapat ketika kegiatan ini berlangsung , karena

pada saat kegiatan ini semua siswa baik dari kelas playgroup ataupun TK

digabungkan menjadi satu sehingga anak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya.

Emosi

Anak-anak merasa bergembira karena kegiatan ini sangat menghibur dan dapat

membangkitkan semangat.

19

Page 20: laporan observasi

Tema 2 : Lagu

Waktu : 07.50 s/d 07.55

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Bernyanyi - Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru memilih 2 orang siswa untuk memimpin teman – temannya menyanyikan

lagu bebas dan menyanyikan yel – yel sekolah mereka.

Stimulasi terhadap aspek:

Kognitif

Melatih ingatan siswa ketika bernyanyi karena siswa diharapkan hafal yel-yel

sekolah mereka.

Sosial

Stimulasi pada aspek Sosial-emosi ini didapat ketika kegiatan ini berlangsung ,

karena pada saat kegiatan ini semua siswa baik dari kelas playgroup ataupun TK

digabungkan menjadi satu sehingga anak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya.

Emosi

Anak-anak merasa bergembira karena dengan bernyanyi anak jadi bisa

mengekspresikan perasaannya.

20

Page 21: laporan observasi

Kegiatan Inti

Tema 1 : Gerak

Waktu : 08.00 s/d 08.30

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Olahraga Bola Kecil, Keranjang, dan Bola Futsal Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru ikut serta dan berperan aktif dalam permainan lempar bola yang dilakukan

oleh anak-anak perempuan, dengan berperan sebagai pelempar bola, setelah itu

membimbing siswa untuk memasukan bola ke dalam keranjang, mengenal warna-warna

bola, dan menghitung jumlah bola. Disisi lain anak laki-laki diarahkan untuk bermain

bola futsal dengan peran guru sebagai pengarah.

Kegiatan olahraga ini anak - anak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan

digabungkan antara anak playgroup dengan anak TK (Marwah 1).

Stimulasi terhadap aspek:

Motorik/Fisik

Stimulasi pada aspek Motorik/Fisik ini didapat ketika siswa melakukan Olahraga,

dalam kegiatan olahraga ini terjadinya kordinasi gerak ketika mereka berlari

dalam kegiatan main futsal dan ketika mereka melempar bola.

Kognitif

Stimulasi pada aspek Kognitif ini didapat ketika siswa perempuan menyebutkan

warna-warna bola dan menghitung jumlah bola sedangkan pada siswa laki-laki

ketika mereka menduga bola tersebut tepat sasaran atau tidak.

Sosial-emosi

Stimulasi pada aspek Sosial-emosi ini didapat ketika siswa berinteraksi dengan

lawan mainnya dan ketika permainan berlangsung mereka juga mengendalikan

emosinya masing-masing agar tetap solider dalam satu tim. Selain itu siswa juga

patuh terhadap aturan main.

Tema 2 : Angka

21

Page 22: laporan observasi

Waktu : 08.30 s/d 08.45

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Mengenal Angka Lilin Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru mengajarkan siswa untuk membentuk angka dari lilin, dan siswa yang

membentuk angka dengan baik mendapatkan bintang.

Stimulasi terhadap aspek:

Motorik

Melatih motorik halus, pada saat siswa membentuk angka.

Kognitif

Melatih ingatan siswa pada saat siswa mengenal angka.

Sosial

Mematuhi guru untuk membentuk angka.

Tema 3 : Kreativitas

22

Page 23: laporan observasi

Waktu : 08.45 s/d 09.00

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Mewarnai Cat Air, Belimbing, Buku Kreatif

dengan gambar batang & daun

Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru membimbing siswa untuk mewarnai daun & batang bunga kemudian setelah

selesai mewarnai daun & batang bunga, siswa dibimbing untuk mengecap gambar

tersebut dengan buah belimbing yang telah dipotong dan diberi cat air.

Stimulasi terhadap aspek:

Motorik

Melatih motorik halus pada saat siswa mewarnai dan mengecapkan belimbing ke

kertas.

Kognitif

Melatih siswa untuk mengenal warna dan mengembangkan kreativitasnya dalam

pemilihan warna ketika mewarnai.

Sosial

Mendengarkan aturan yang dibuat oleh guru ketika mewarnai dan mengecapkan

belimbing. Selain itu siswa juga di harapkan menunggu giliran atau bergantian

dengan temannya untuk dibimbing guru ketika mengecapkan belimbing.

Istirahat/Makan

23

Page 24: laporan observasi

Waktu : 09.00 s/d 09.20

Aspek yang dipelajari saat makan/istirahat

Pada kegiatan ini anak diajarkan untuk cuci tangan dan berdoa terlebih dahulu

sebelum makan dan juga anak diajarkan makan menggunakan tangan kanan serta

anak diajarkan untuk saling berbagi dengan teman-temannya.

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Dalam kegiatan ini guru berperan aktif karena guru dituntut untuk lebih sabar

dalam membimbing siswa ketika makan, karena siswa harus diajarkan makan dengan

benar dan diajarkan pentingnya berbagi.

Stimulasi terhadap aspek:

Kognitif

Melatih ingatan siswa pada saat membacakan doa sebelum dan sesudah makan.

Sosial

Siswa diajarkan untuk berinteraksi dengan teman-temannya melalui berbagi

makanan.

24

Page 25: laporan observasi

Kegiatan Penutup

Tema : Ritmis

Waktu : 09.20 s/d 09.25

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Bernyanyi

(gelang sipatu gelang)

Boneka Tangan Play Leader

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru membimbing siswa untuk bernyanyi dengan menggunakan boneka tangan.

Stimulasi terhadap aspek:

Kognitif

Melatih ingatan siswa untuk menghafal lagu yang dinyanyikan.

Sosial-emosi

Siswa dapat merespon gerakan boneka tangan yang dimainkan oleh gurunya,

dengan begitu siswa menjadi senang.

25

Page 26: laporan observasi

26

HASIL OBSERVASI

KELAS

TK (MARWAH 1)

Observer:

Dedeh SuherniRahmat Hidayat

Page 27: laporan observasi

VI. B. HASIL OBSERVASI

Deskripsi kondisi fisik sekolah

Ë Halaman bermain:

Halaman bermain yang ada di RA/TK. Islam Almanar sangat

memadai untuk kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, karena sekolah

memiliki lapangan yang luas sekitar berukuran 10 x 20 meter untuk

melakukan kegiatan olahraga dan bermain, tetapi lapangan tersebut di

gabung dengan lapangan SD Islam Almanar, jadi penggunaan lapangan

saling bergantian, biasanya anak RA/TK. Islam Almanar menggunakan

lapangan ketika anak SD Islam Almanar sedang berada di dalam kelas

selain itu lingkungan bermain yang ada di dekat kelas juga cukup efektif

untuk di gunakan anak – anak bermain, seperti bermain perosotan, ayunan,

patung binatang, dll. Karena jarak antara mainan satu dengan yang lainnya

tidak terlalu dekat.

27

Page 28: laporan observasi

Ë Kelas :

RA/TK Islam Almanar memiliki ruang kelas yang di buat nyaman

dengan diadakannya fasilitas-fasilitas pendukung seperti pendingin

ruangan sehingga anak – anak yang bermain dan belajar disitu tidak

merasa kepanasan, diruanganpun di sediakan loker untuk menyimpan

barang-barang siswa dan disediakannya alat-alat bermain, selain itu di

dalam kelas juga cara duduk yang di terapkan model lesehan sehingga

siswa lebih leluasa bergerak tanpa khawatir terbentur kursi ketika bermain,

bahkan ketika makan juga siswa tetap duduk secara lesehan, tetapi ketika

menulis di sediakan meja lipat untuk digunakan oleh siswa, meja lipat

tersebut sengaja dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing tetapi

disimpan disekolah agar siswa lebih mudah untuk menggunakannya ketika

meja tersebut dibutuhkan.

Tetapi ruang kelas yang digunakan kurang efektif karena kelas

tersebut di pakai bergantian dengan anak kelas siang, dan beberapa anak

kelas siang tersebut ada yang sudah keluar masuk kelas terlebih dahulu

ketika anak kelas pagi masih dalam proses belajar, hal tersebut dapat

mengganggu konsentrasi anak kelas pagi.

28

Page 29: laporan observasi

TEMA DAN JADWAL KEGIATAN

No WAKTU TEMA BENTUK KEGIATAN KETERANGAN

1 07.45-07.50 Gerak Baris - berbaris

2 07.50-07.55 Lagu Bernyanyi

3 07.55-08.00 Agama/Ketuhanan Berdoa & Membaca Ikrar

4 08.00-08.30 Gerak Olahraga

5 08.30-08.52 Huruf Membaca

6 08.30-08.52 Lingkungan

Sekitar

Bernyanyi mengenal nama

bulan masehi, nama bunga, dan

nama tanaman obat

7 08.52-09.03 Angka Berhitung

8 09.03-09.15 Kreativitas Mewarnai

9 09.15-09.45 Istirahat Makan & Bermain Sosio Drama

10 09.45-09.52 Kedisiplinan Belajar Disiplin

11 09.52-09.56 Agama/Ketuhanan Berdoa

12 09.56-10.00 Review Pelajaran Evaluasi Pembelajaran

*Keterangan : Warna menunjukan bahwa kegiatan tersebut tidak menggunakan metode

bermain, sehingga tidak kami bahas dalam laporan.

29

Page 30: laporan observasi

V. B. PROSES YANG BERLANGSUNG

Kegiatan Awal

Tema 1 : Gerak

Waktu : 07.45 s/d 07.50

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Baris - berbaris - Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru membimbing siswa untuk berbaris yang rapih, dan setelah semuanya

berbaris dengan rapih guru membimbing siswa untuk melakukan gerakan-gerakan ringan

agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya

Stimulasi terhadap aspek:

Fisik

Stimulasi pada aspek Fisik ini didapat ketika siswa melakukan gerakan-gerakan

ringan seperti peregangan fisik karena adanya kordinasi antara gerakan tangan

dan gerakan kaki, gerakan-gerakan tersebut dilakukan untuk melatih

keseimbangan antara tangan dan kaki.

Kognitif

Stimulasi pada aspek Kognitif ini didapat ketika siswa meniru gerakan-gerakan

yang diberikan oleh guru.

Sosial

Stimulasi pada aspek Sosial ini didapat ketika kegiatan ini berlangsung , karena

pada saat kegiatan ini semua siswa baik dari kelas playgroup ataupun TK

digabungkan menjadi satu sehingga anak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya.

Emosi

Anak-anak merasa bergembira karena kegiatan ini sangat menghibur dan dapat

membangkitkan semangat.

30

Page 31: laporan observasi

Tema 2 : Lagu

Waktu : 07.50 s/d 07.55

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Bernyanyi - Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru memilih 2 orang siswa untuk memimpin teman – temannya menyanyikan

lagu bebas dan menyanyikan yel – yel sekolah mereka.

Stimulasi terhadap aspek:

Kognitif

Melatih ingatan siswa ketika bernyanyi karena siswa diharapkan hafal yel-yel

sekolah mereka.

Sosial

Stimulasi pada aspek Sosial-emosi ini didapat ketika kegiatan ini berlangsung ,

karena pada saat kegiatan ini semua siswa baik dari kelas playgroup ataupun TK

digabungkan menjadi satu sehingga anak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya.

Emosi

Anak-anak merasa bergembira karena dengan bernyanyi anak jadi bisa

mengekspresikan perasaannya.

31

Page 32: laporan observasi

Kegiatan Inti

Tema 1 : Gerak

Waktu : 08.00 s/d 08.30

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Olahraga Bola Kecil, Keranjang, dan Bola Futsal Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru ikut serta dalam permainan lempar bola yang dilakukan oleh anak-anak

perempuan, dengan berperan sebagai pelempar bola, setelah itu membimbing siswa untuk

memasukan bola ke dalam keranjang, mengenal warna-warna bola, dan menghitung

jumlah bola. Disisi lain anak laki-laki diarahkan untuk bermain bola futsal dengan peran

guru sebagai pengarah.

Kegiatan olahraga ini anak - anak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan

digabungkan antara anak TK (Marwah 1) dengan anak playgroup.

Stimulasi terhadap aspek:

Motorik/Fisik

Stimulasi pada aspek Motorik/Fisik ini didapat ketika siswa melakukan Olahraga,

dalam kegiatan olahraga ini terjadinya kordinasi gerak ketika mereka berlari

dalam kegiatan main futsal dan ketika mereka melempar bola.

Kognitif

Stimulasi pada aspek Kognitif ini didapat ketika siswa perempuan menyebutkan

warna-warna bola dan menghitung jumlah bola sedangkan pada siswa laki-laki

ketika mereka menduga bola tersebut tepat sasaran atau tidak.

Sosial-emosi

Stimulasi pada aspek Sosial-emosi ini didapat ketika siswa berinteraksi dengan

lawan mainnya dan ketika permainan berlangsung mereka juga mengendalikan

emosinya masing-masing agar tetap menjaga keutuhan tim mereka.

Tema 2 : Lingkungan sekitar

32

Page 33: laporan observasi

Waktu : 08.30 s/d 08.52

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Bernyanyi mengenal nama bulan

masehi

(7 Menit)

- Instructur

2. Bernyanyi mengenal Nama Bunga

(8 Menit)

- Instructur

3. Bernyanyi mengenal Nama

Tanaman Obat

(7 Menit)

- Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Di dalam kelas terdapat 2 orang guru, ketika guru yang satu membimbing siswa

untuk belajar membaca secara bergantian dan guru yang 1 lagi membimbing siswa untuk

mengenal nama-nama bulan masehi, mengenal nama-nama bunga, mengenal nama-nama

tanaman sambil dinyanyikan agar anak-anak mudah dan cepat untuk menghafal nama-

nama tersebut.

Jadi waktu yang diberikan ketika guru memberikan tema huruf dan tema

lingkungan sekitar dilakukan secara bersamaan.

Stimulasi terhadap aspek:

Kognitif

Melatih ingatan siswa untuk mengingat apa saja nama-nama bulan masehi, nama-

nama bunga dan nama-nama obat. Selain itu kognitif siswa pun jadi menerima

informasi baru tentang hal-hal tersebut.

Sosial

Siswa dapat merespon guru dengan baik karena siswa juga dapat menyebutkan

ulang apa yang telah disampaikan oleh guru.

Emosi

Siswa mendapat kesenangan ketika bernyanyi

Tema 3 : Kreativitas

33

Page 34: laporan observasi

Waktu : 09.03 s/d 09.15

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Mewarnai Buku Kreatif dengan gambar batang & daun,

Krayon, Kaos Kaki, dan Cat Air

Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru membimbing siswa untuk membuat bunga dengan mengecapkan kaos kaki

yang digulung oleh guru dengan diberi cat air, tetapi sebelum membuat bunga dengan

mengecapkan kaos kaki, guru memerintahkan siswa agar mewarnai batang dan daunnya

terlebih dahulu menggunakan krayon.

Stimulasi terhadap aspek:

Motorik

Melatih motorik halus siswa ketika siswa mewarnai dan mengecapkan kaos kaki

ke cat air yang kemudian ke buku kreatif masing-masing.

Kognitif

Kognitif siswa juga jadi bisa terasah dengan memadukan warna ketika mereka

mewarnai batang dan daun.

Sosial

Terjadinya interaksi antara guru dan siswa, karena dalam kegiatan ini siswa

diharapkan untuk mentaati aturan yang diberikan oleh guru.

34

Page 35: laporan observasi

Istirahat/Makan

Tema : Sosio Drama

Waktu : 09.15 s/d 09.45

Aspek yang dipelajari saat makan/istirahat

Saat istirahat anak melakukan kegiatan makan dan bermain bebas tanpa

bimbingan guru, pada saat makan anak belajar untuk berbagi makanan dengan temannya,

setelah makan mereka melakukan kegiatan bermain bebas dengan pola bermain peran,

didalam bermain itu anak dapat belajar untuk meningkatkan sosialisasi, saling

menghargai, dan rasa solidaritas dengan teman-temannya.

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Pada saat istirahat anak dibiarkan untuk makan dan bermain tanpa dibimbing oleh

guru tapi sesekali guru mengingatkan kepada anak agar mainnya tidak kasar kepada

temannya.

Stimulasi terhadap aspek:

Motorik

Melatih motorik kasar siswa ketika siswa bermain peran, karena pada saat

bermain peran siswa melakukan aktifitas kejar-kejaran dengan temannya dalam

bermain peran kuda-kudaan, dengan kuda-kudaan tersebut siswa merangkak

sehingga dapat meningkatkan kordinasi antara tangan dan kaki.

Kognitif

Melatih ingatan siswa untuk membacakan doa sebelum dan sesudah makan dan

melatih siswa agar mengetahui batasan-batasan dalam bermain peran kuda-

kudaan agar tidak saling melukai satu sama lain, dan tidak berlaku seenaknya

kepada siswa yang menjadi kuda.

Sosial

Terjadinya interaksi dengan teman-temannya, dan melatih siswa untuk saling

berbagi dan peduli kepada temannya.

Emosi

Siswa mendapat kesenangan melalui bermain peran tersebut.

35

Page 36: laporan observasi

Kegiatan Penutup

Tema : Kedisiplinan

Waktu : 09.45 s/d 09.52

No Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru

1. Belajar Disiplin - Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru:

Guru mengarahkan siswa untuk menyimpan barang-barang termasuk mainan yang

telah digunakan pada tempatnya kembali dan setelah itu guru mentertibkan siswa untuk

duduk dengan rapih.

Stimulasi terhadap aspek:

Kognitif

Melatih kognitif siswa agar selalu disiplin dan rapih dalam hal apapun.

Sosial

Siswa dapat merespon apa yang telah di arahkan oleh gurunya.

36

Page 37: laporan observasi

KESIMPULAN

Berikut akan kami sampaikan hasil kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan pada hari Rabu, tanggal: 21 November 2012.

Dari hasil observasi yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa RA/TK Islam Almanar

menggunakan model pembelajaran Klasikal dengan tambahan kegiatan pengaman, seperti

misalnya anak yang sudah selesai membaca maka dia diperbolehkan kembali kepada anak yang

lain untuk mengikuti kegiatan yang berlangsung pada anak yang lainnya seperti menyanyi,

berhitung, mewarnai dll. Dengan demikian kondisi ini cukup efektif sehingga anak bisa tetap

terarah dalam melakukan kegiatan.

Jenis permainan yang digunakan pada tanggal 21 November 2012 adalah bermain peran

yang dilakukan pada anak TK (Marwah 1) ketika istirahat, dimana anak berpura-pura menjadi

kuda, selain itu jenis permainan konstruktif juga di gunakan oleh kedua kelas yang di observasi

ketika kegiatan inti berlangsung, yaitu seperti yang terjadi di kelas playgroup anak dibimbing

untuk membentuk angka dari lilin serta yang terjadi di kelas TK(marwah 1) dan playgroup juga

anak di bimbing untuk mengecapkan kaos kaki / belimbing yang sudah di celupkan ke cat air

untuk membentuk bunga dengan mengecapkannya ke dalam buku kreatif masing-masing.

Jenis kegiatan yang dilakukan pada proses belajar mengajar sudah tersusun dengan rapih

karena pada proses belajar mengajar sudah terdapat kegiatan pembuka, kegiatan inti, kegiatan

penutup dan pada RA/TK Islam Almanar ini guru berperan sangat aktif untuk membimbing

siswa – siswanya dengan menerapkan bentuk keterlibatannya seperti kelekatan (attachment) dan

memperkaya (enrichment).

Dengan bentuk kelekatan (attachment) guru berusaha untuk memperhatikan kebutuhan

siswa serta berusaha sabar dalam menghadapi siswa-siswa yang agak sulit untuk di atur.

Sedangkan dengan bentuk memperkaya (enrichment) guru membimbing dan memberikan

informasi-informasi kepada siswa, seperti misalnya memperkaya pengetahuan siswa tentang

tumbuh-tumbuhan, hewan, nama-nama bunga, warna, huruf, angka, dan doa-doa yang biasanya

digunakan sehari-hari.

37

Page 38: laporan observasi

Adapun tahapan untuk memperkaya bermain yang di gunakan di RA/TK. Islam Almanar

sudah sesuai dengan tiga tahapan strategi untuk memperkaya bermain, yaitu adanya Provision

seperti waktu yang di gunakan tidak terlalu lama sehingga membuat anak tidak bosan, ruangan

yang di gunakan cukup nyaman karena ruang kelas cukup bersih dan aman di gunakan untuk

bermain, selain itu materials yang ada juga cukup mendukung karena adanya berbagai macam

alat permainan yang di sediakan, dan alat permainan tersebut juga sudah dipilihkan yang aman,

derajat kesulitan sesuai dengan tingkat usia, kegunaannya di ketahui dengan jelas, dan desainnya

juga menarik. Selain Provision untuk memperkaya bermain juga dapat di gunakan observasi,

karena observasi merupakan jembatan antara Provision dengan Involvement. Observasi

menentukan apakah “bantuan” diperlukan anak untuk mengembangkan dan memperluas

permainan mereka, karena dengan observasi memungkinkan orang dewasa untuk terlibat dalam

kebutuhan dan ketertarikan anak sesuai zaman. Keterlibatan orang dewasa/guru yang terjadi pada

RA/TK. Islam Almanar secara umum adalah Instructur, dimana orang dewasa/guru bertugas

mengajarkan dan sekaligus memberikan latihan, bimbingan serta pengasuhan kepada anak.

Keterlibatan orang dewasa dalam bermain yang merupakan Instructur tersebut sudah

sesuai dengan kondisi kelas, karena dengan guru menjadi Instructur maka pengajaran yang

dilakukan dapat berjalan secara efektif karena semua siswa diberikan stimulasi yang sama.

Dengan demikian maka terdapat beberapa aspek yang perlu dipertahankan oleh RA/TK

Islam Almanar seperti tahap kegiatan yang dilakukan sudah tersusun dengan baik, ketersediaan

alat – alat bermain yang cukup lengkap dan aman, serta lingkungan bermain yang memadai,

selain itu aspek pengajaran yang dilakukan oleh guru – gurunya juga sudah dapat dibilang

memenuhi kriteria pengajaran yang baik.

38

Page 39: laporan observasi

SARAN

Berdasarkan hasil observasi, ada hal yang perlu diperhatikan agar RA/TK Islam Almanar

lebih baik lagi dalam proses belajar mengajar seperti lebih memfokuskan kegiatan belajar siswa

yang berada di dalam kelas, misalnya siswa yang belajar pada kelas siang tidak diperbolehkan

masuk kelas terlebih dahulu jika siswa kelas pagi masih dalam proses belajar, karena dengan

masuknya beberapa anak kelas siang maka dapat mengganggu konsentrasi anak kelas pagi selain

itu kegiatan belajar juga jadi kurang terfokus.

39