Laporan Nata de Soya.docx

12
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA II I. Nomor Percobaan : II II. Nama Percobaan : Nata de Soya III. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui pembuatan Nata De Soya dengan menggunakan bahan baku limbah tahu dan perubahan yang dihasilkan. IV. Dasar Teori Pencemaran akibat air limbah tahu merupakan masalah utama yang mengganggu kesehatan lingkungan. Khususnya pada musim kemarau. Selama ini air limbah tahu tersebut belum pernah dimanfaatkan sehingga dapat mencemari lingkungan sekitar industri. Air limbah tahu adalah air sisa penggumpalan tahu (whey tofu) yang dihasilkan selama proses pembuatan tahu (Lestari, 1994). Air limbah tahu masih mengandung bahan-bahan organik seperti protein, lemak dan karbohidrat yang mudah busuk sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap (Shurtleft dan Aoyogi, 1975). Jika ditinjau dari komposisi kimianya, ternyata air limbah tahu mengandung nutrien-nutrien (protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya) yang jika dibiarkan dibuang begitu saja ke sungai justru dapat menimbulkan pencemaran. Tetapi jika dimamfaatkan akan menguntungkan perajin tahu atau masyarakat yang berminat mengolahnya. Limbah air tahu (whey tofu) selain mengandung protein juga mengandung vitamin B terlarut dalam air, lestin dan oligosakarida. Whey tahu mempunyai prospek untuk dimanfaatkan DELSI FITRIANI (06101410030) | 1

Transcript of Laporan Nata de Soya.docx

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA II

I. Nomor Percobaan: II II. Nama Percobaan: Nata de SoyaIII. Tujuan Percobaan: Untuk mengetahui pembuatan Nata De Soya dengan menggunakan bahan baku limbah tahu dan perubahan yang dihasilkan.

IV. Dasar TeoriPencemaran akibat air limbah tahu merupakan masalah utama yang mengganggu kesehatan lingkungan. Khususnya pada musim kemarau. Selama ini air limbah tahu tersebut belum pernah dimanfaatkan sehingga dapat mencemari lingkungan sekitar industri. Air limbah tahu adalah air sisa penggumpalan tahu (whey tofu) yang dihasilkan selama proses pembuatan tahu (Lestari, 1994). Air limbah tahu masih mengandung bahan-bahan organik seperti protein, lemak dan karbohidrat yang mudah busuk sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap (Shurtleft dan Aoyogi, 1975). Jika ditinjau dari komposisi kimianya, ternyata air limbah tahu mengandung nutrien-nutrien (protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya) yang jika dibiarkan dibuang begitu saja ke sungai justru dapat menimbulkan pencemaran. Tetapi jika dimamfaatkan akan menguntungkan perajin tahu atau masyarakat yang berminat mengolahnya. Limbah air tahu (whey tofu) selain mengandung protein juga mengandung vitamin B terlarut dalam air, lestin dan oligosakarida. Whey tahu mempunyai prospek untuk dimanfaatkan sebagai media fermentasi bakteri, diantaranya bakteri asam asetat Asetobacter sp termasuk bakteri Asetobacter xylinum. Asetobacter xylinum dapat mengubah gula subtat menjadi gelselulosa yang biasa dikenal dengan nata. Dengan pertolongan bakteri tersebut (Asetobacter xylinum) maka komponen gula yang ditambahkan ke dalam subtrat air limbah tahu dapat diubah menjadi suatu bahan yang menyerupai gel dan terbentuk di permukaan media. Menurut hasil penelitian micorbial cellulose ini nata selain untuk makanan, sekarang (terutama di Jepang) telah dikembangkan untuk keperluan peralatan-peralatan yang berteknologi tinggi, misalnya untuk membran sound system. Pemanfaatan air limbah industri tahu untuk produk pangan yang digemari masyarakat merupakan alternatif terbaik yang dapat ditawarkan kepada pengusaha tahu. Selama ini mereka hanya memproses kedelai menjadi tahu serta susu kedelai dan membuang seluruh limbah pabrik. Pada umumnya mereka berpendapat bahwa limbah tersebut tidak bernilai ekonomis sama sekali. padahal pemanfaatan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar industri dengan adanya industri UKM baru berupa pemanfaatan limbah tahu menjadi nata de soya. Limbah tahu mempunyai peluang ekonomis dan potensi gizi yang baik bila diolah menjadi produk pangan nato de soya. Oleh karena itu, pengembangan model usaha nata de soya perlu dilakukan guna mengatasi pencemaran lingkungan di wilayah pemukiman sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk membina pengusaha tahu dalam masyarakat di sekitar industri tahu dalam hubungannya dengan proses produksi, pengemasan dan pemasaran nata de soya.Salah satu produk pangan asal air limbah tahu yang mempunyai prospek baik adalah pembuatan nata. Hal ini mengingat bahan pangan tersebut banyak digemari dan telah mampu mendapat pasaran baik di Indonesia maupun luar negri. Selama ini nata de coco telah merebut hati masyarakat tetapi sebagian besar belum mengetahui tentang produk nata yang berasal dan air limbah tahu yaitu nata de soya padahal produk ini mempunyai rasa yang lebih enak daripada nata de coco disamping kandungan selulosa dan proteinnya juga jauh lebih tinggi (Basrah Enie dan Supriatna, 1993; Lestari, 1994).Nata de Soya merupakan alternatif pilihan untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang terasa langsung kerugiannya bagi manusia. Pembuatan Nata de Soya sama dengan Nata de Coco, bedanya hanya pada medianya yaitu limbah air kedelai dengan limbah air kelapa.

V. Alat dan BahanAlat : Panci Pengaduk Stanless Cetakan Plastik Sendok KomporBahan : 2 liter limbah tahu 200 gram 10 gram urea 2 ml asam asetat 100 ml starter

VI. Prosedur PercobaanProses Pembuatan Nata De Soya Penyaringan 2 liter air limbah tahu dengan kain penyaring Mendidihkan air limbah tahu sampai mendidih Penambahan 200 gram gula pasir dan 10 gram urea, kemudian dipanaskan selama 10 menit. Kemudian dilakukan pendinginan pada suhu kamar dengan cara menempatkan di wadah yang steril. Setelah dingin, dilakukan penambahan 2 ml asam asetat glasial. Penambahan bakteri starter sebanyak 100 ml dan ditutup kertas koran kemudian di inkubasi selama 1 minggu. Air kelapa yang telah menggumpal menghasilkan nata de soya yang telah siap untuk dipanen.Pemanenan Nata de Soya Nata dibilas dan direndam dengan air bersih selama 2-3 hari, tiap harinya air diganti dengan yang baru untuk menghilangkan asamnya. Pemasakan nata kembali selama 10 menit, lalu ditiriskan. Pemasakan ini bertujuan untuk menghilangkan asamnya jika masih terasa asam setelah direndam selama 3 hari. Pengemasan nata dapat dilakukan dengan memasukkan nata ke dalam plastic dengan kondisi masih panas (mendidih) dengan perbandingan nata de soya dan cairan adalah 3 : 1 dan diusahakan tidak terdapat gelembung udara dalam kemasan agar mikroba aerob tidak memungkinkan untuk tumbuh, sehingga daya simpannya lebih lama. Kemasan ditutup rapat dengan karet atau sealer

VII. Hasil PengamatanNoHari/TanggalPerlakuanPengamatan

1.Rabu, 2 Oktober 2013.

Pembuatan nata de soya.a. Air limbah tahu + gula pasir putih + urea dididihkan.b. Campuran limbah tahu + asam asetat.

Campuran keruh.

Campuran keruh dan berbau asam.

2.Selasa, 8 Oktober 2013.

Melakukan pengamatan terhadap nata de soya.Lapisan nata belum terbentuk.

3.Rabu, 16 Oktober 2013.

Bungkus koran di buka, nata dikeluarkan, dibuang bagian yang rusak kemudian dibilas dengan air.Lapisan nata juga belum terbentuk setelah 2 minggu.

VIII. Reaksi KimiaReaksi yang terjadi : Proses Fermentasi acetobacter Xylinum :

Pembentukan asam cuka oleh bakteri Acetobacter xylinum adalah sebagai berikut :

Glikolisis

IX. PembahasanPercobaan yang dilakukan adalah tentang nata de soya (pembuatan nata de soya). Bahan pokok pada percobaan ini adalahlimbah tahu. Bahan-bahan lain yang digunakan pada percobaan ini adalah bakteriAcetobacter xylinum, asam asetat, gula pasir dan ZA (urea).Pada percobaan ini, limbah tahu disaring terlebih dahulu dengan menggunakan kain. Penyaringan ini bertujuan untukmembebaskan limbah tahu dari kotoran - kotoran yang tidak diinginkan. Limbah tahu ini kemudian dididihkan lalu ditambahkan gula pasir dan ZA (urea), limbah tahu tersebut diaduk dan dibiarkan tetap mendidih 10 menit.Pemanasandilakukan hingga mendidih bertujuan untukmembunuh mikroorganisme yang mungkin akan mencemari produk(nata de soya)yang akan dihasilkan.Penambahan gula pasir putih disini adalah sebagai sumber karbon untuk proses metabolismenya.Glukosa akan masuk ke dalam sel dan digunakan bagi penyediaan energi yang dibutuhkan dalam perkembangbiakannya. Fruktosa yang ada akan disintesis menjadi selulosa. Jumlah gula yang ditambahkan harus diperhatikan sehingga mencukupi untuk metabolisme dan pembentukan pelikel nata.Penambahan ZA pada pembuatan nata de soya ini adalah sebagai sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri nata.Selanjutnya campuran limbah tahu yang sudah mendidih, dimasukkan kedalam wadah yang sudah disterilkan dengan cara direndam didalam air panas. Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih (steril). Apabila alat-alat yang digunakan tidak steril maka akan menghambat pertumbuhan bakteriAcetobacter xylinum pada media limbah tahu dan akan menyebabkan adanya jamur pada media limbah tahu tersebut.Langkah selanjutnya pada percobaan ini adalah dengan mendinginkan campuran limbah tahu tersebut pada suhu kamar (dibiarkan dingin dengan sendiri). Pada pendinginan ini, disekitar wadah dinyalakan lilin pada tiap-tiap sudut. Hal ini bertujuan untuk inkubasi media limbah tahu dari bakteri-bakteri lain yang mungkin akan masuk ke dalam media. Setelah media limbah tahu tersebut sudah benar-benar dingin, lalu ditambahkan dengan asam asetat sedikit demi sedikit sambil di ukur pH campuran air limbah tahu tersebut. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman limbah tahu. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak.Langkah selanjutnya pada percobaan ini adalah dengan inokulasi atau menambahkan starter yang sudah berumur 3hari ke dalam wadah yang berisi campuran limbah tahu yang telah dingin.Bakteri yang dipindahkan ke media baru tersebut tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraseluler polimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strainAcetobacter xylinumdalam membentuk nata. Setelah inokulasi, maka nampan atau wadah tersebut ditutup rapat dengan menggunakan koran yang sudah disterilkan lalu di ikat dengan karet. Kemudian nampan tersebut di letakkan ditempat yang aman, supaya tidak digeser dan digoyang.Pada percobaan nata de soya yang pertama dan kedua menunjukkan hasil yang gagal. Pada campuran limbah tahu terdapat jamur yang berwarna orange muda. Kegagalan tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu alat-alat yang digunakan untuk pembuatan nata tersebut tidak bersih (tidak steril), pada saat praktikum, praktikan banyak berbincang-bincang sehingga menyebabkan bakteri yang keluar dari mulut masuk ke dalam campuranlimbah tahutersebut. Kegagalan tersebut mungkin juga dipengaruhi oleh tingkat keasaman campuran, jika medianya terlalu asam atau kurang asam, maka nata de soya tidak akan terbentuk.

X. KesimpulanSetelah dilakukan percobaan tentang pembuatan nata de soya ini, dapat disimpulkan : Penyaringanlimbah tahubertujuan untukmembebaskanlimbah tahu dari kotoran-kotoran yang tidak diinginkan. Pemanasan dilakukan hingga mendidih bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin akan mencemari produk (nata de soya) yang akan dihasilkan. Penambahan gula pasir putih adalah sebagai sumber karbon untuk proses metabolismenya. Penambahan ZA pada pembuatan nata de soya ini adalah sebagai sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri nata. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air limbah tahu.

XI. Daftar PustakaNugroho, Bayu Ardi. 2012. Nata de Soya. http://bayu-ardinugroho.blogspot.com/2012/02/nata-de-soya.html. Diakses pada tanggal 18 Desember 2013.Prapto. 2013. Nata De Soya Dari Limbah Pembuatan Tahu. http://id.voi.co.id/voi-warna-warni/3391-nata-de-soya-dari-limbah-pembuatan-tahu. Diakses pada tanggal 18 Desember 2013.

Wijayanti, Yuni. 2013. Hapalan UAS Bioteknologi. http://kawaiarisu.blogspot.com/2013/01/hapalan-uas-bioteknologi_7.html. Diakses pada tanggal 18 Desember 2013.

XII. Gambar Alat Panci Kompor Pengaduk Stanless

Sendok Wadah Kain Saring

DELSI FITRIANI (06101410030)| 7