Laporan MP&QA Kajoran1
-
Upload
hadwer-wicaksono-pandjaitan -
Category
Documents
-
view
63 -
download
0
Transcript of Laporan MP&QA Kajoran1
LAPORAN HASIL PENINJAUAN
MANAJEMEN DAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS
DI PUSKESMAS KAJORAN I
KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG
PERIODE JANUARI – OKTOBER 2011
Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG
..
Disusun oleh
Co-Ass IKM FK UNISSULA
Abdul Azis (01.207.5336)
Arif Himawan (01.207.5356)
Candra Isdiyana (01.207.5457)
Diyah Herawati (01.207.5471)
Edvand Dani E.S. (01.207.5370)
Fitria Kurniasih (01.207.5487)
Ika Fitriana (01.207.5496)
Jasmine Sabilla (01.207.5505)
Novi Fitriani (01.207.5539)
Wahyu Wicaksono (01.204.4908)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BALAI PELATIHAN KESEHATAN
SALAMAN – MAGELANG
2011
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Peninjauan Manajemen dan Mutu Pelayanan
Puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran I
Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang telah diujikan dalam
pendalaman materi pada tanggal 30 Desember 2011 di BAPELKES
Salaman Magelang guna melengkapi tugas kepaniteraan klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan
Agung Semarang di Puskesmas Kajoran I pada tanggal 17-21 Desember
2011
Salaman, … Desember 2011
Pengesahan
Kepala Puskesmas Kajoran I Ketua PBL IKM UNISSULA
Drg. Doni Azahari dr. Boedioro, MPH
Master Of Training Master Of Training
D r g . Marsono , M .Kes Meita Darmiastuty, SKM,
M.Kes
Mengetahui,
Kepala Bapelkes Salaman
ii
Subur Djati Prayugi, SKM, M.Kes
NIP. 19561028 198201 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Peninjauan Manajemen dan Mutu Pelayanan
Puskesmas Periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran I
Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang telah
dilakukan pada tanggal 17-21 Desember 2011
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka
menjalankan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES
Salaman Magelang. Laporan ini memuat data hasil peninjauan manajemen dan
mutu pelayanan puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas Kajoran
I Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bp. Subur Djati Prayugi, S.KM, MPH Kepala BAPELKES Salaman
Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
BAPELKES Salaman Magelang.
2. Drg. Doni Azahari Kepala Puskesmas Kajoran I yang telah memberikan
bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Salaman Magelang.
3. Tim Widya Iswara yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan
selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
di BAPELKES Salaman Magelang.
4. Drg. Marsono, M.Kes dan Ibu Meita Darmiastuty, SKM, M.Kes sebagai
MOT kepaniteraan klinik IKM Unissula.
iii
5. Drg. Marsono, M.Kes, Ibu Asih Kunwahyuningsih, SPd, M.Kes, Ibu
Meita Darmiastuty, SKM, M.Kes., Bp. Edy Sukiarko, SKM, Drs. Agus
Winarso, Apt, M.Kes, dan Bp. Murcita, S.Pd, M.Kes, selaku pembimbing
dalam penyelesaian laporan hasil peninjauan manajemen puskesmas dan
manajemen mutu pelayanan
6. Dokter, paramedis, beserta staf Puskesmas Kajoran I dan Kecamatan
Kajoran atas kerjasama yang telah diberikan.
7. Tim pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan hasil laporan ini
masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.
Oleh karena itu, kami perbaikan laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan peninjauan manajemen
dan mutu pelayanan puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di Puskesmas
Kajoran I ini bermanfaat bagi semua pihak.
Salaman, Desember 2011
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii
Kata pengantar ................................................................................................... iii
Daftar isi ............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2
D. Metodologi .............................................................................. 3
BAB II ANALISIS SITUASI
A. Lingkungan ............................................................................. 4
B. Input ........................................................................................ 12
C. Proses Manajemen .................................................................. 14
D. Keluaran .................................................................................. 17
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH
A. Analisis Hasil ........................................................................... 18
B. Prioritas Masalah ..................................................................... 20
C. Analisis Penyebab masalah .................................................... 27
D. Kemungkinan Penyebab Masalah ........................................... 28
E. Analisis Masalah Mutu ............................................................ 34
F. Prioritas Penyebab Masalah ................................................... 36
G. Analisis Prioritas Penyebab Masalah......................................... 37
H. Alternatif Pemecahan masalah ................................................. 37
I. Pengambilan Keputusan .......................................................... 40
J. POA ......................................................................................... 54
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................. 58
v
B. Saran ........................................................................................ 66
BAB V PENUTUP .................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini hasil pembangunan kesehatan telah mengalami peningkatan.
Namun, hasil pembangunan tersebut masih belum dapat dinikmati secara merata
oleh seluruh penduduk. Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun strategi
kebijakan pembangunan kesehatan baru. Kebijakan ini didasarkan pada Gerakan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan sebagai Strategi Nasional menuju
masyarakat sehat, mandiri dan berkeadilan.
Dengan strategi ini, perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya di
semua sektor harus mampu mempertimbangkan dampak negatif dan positifnya
terhadap kesehatan baik individu, keluarga dan masyarakat. Selain itu, di sektor
kesehatan sendiri upaya kesehatan yang dilakukan akan lebih mengutamakan
upaya preventif dan promotif, tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Dasar pandangan baru dalam pembangunan tersebut dikenal sebagai Paradigma
Sehat.
Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memiliki beberapa
fungsi penting sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu. Dalam usaha
pencapaian tujuan ini puskesmas memiliki kegiatan pokok manajemen yang
harus dilakukan yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) dan
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3). Melalui manajemen yang baik,
diharapkan akan tercapai cakupan dan mutu pelayanan yang baik dan
komprehensif.
Peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas ini kami
laksanakan di Puskesmas Kajoran I pada tanggal 17-21 Desember 2011.
Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan pokok
secara terpadu dan menyeluruh. Enam kegiatan pokok itu meliputi : Promosi
Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA/KB, Upaya Peningkatan Gizi,
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan serta ditambah lagi dengan
program pengembangan yaitu : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kesehatan
1
Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan
Jiwa, Laboratorium Sederhana, Kesehatan Usia Lanjut.
Dari hasil observasi Puskesmas Kajoran I diperoleh 24 masalah.
Berdasarkan uraian diatas maka penting untuk dilakukan penelitian tentang
manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I.
B. Perumusan Masalah
Apakah cakupan manajemen puskesmas dan mutu pelayanan puskesmas
mengenai 6 program pokok puskesmas periode Januari – Oktober 2011 di
Puskesmas Kajoran I Kabupaten Magelang sudah memenuhi target SPM Dinkes
Kab.Magelang 2011?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendeskripsikan 6 program pelayanan puskesmas
dilihat dari aspek manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I
Periode Januari – Oktober 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mencari data umum dan data khusus tentang SPM
(Standar Pelayanan Minimal) di Puskesmas Kajoran I pada bulan Januari –
Oktober 2011.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah dalam
manajemen Puskesmas Kajoran I pada bulan Januari – Oktober 2011.
c. Mahasiswa mampu mencari dan menganalisa simple problem dan complex
problem dalam manajemen puskesmas Kajoran I pada bulan Januari –
Oktober 2011.
d. Mahasiswa mampu menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah
dalam manajemen puskesmas Kajoran I pada bulan Januari – Oktober
2011.
e. Mahasiswa mampu menentukan urutan penyebab masalah dan
memprioritaskan penyebab masalah dalam manajemen puskesmas Kajoran
I pada bulan Januari – Oktober 2011.
2
f. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab
masalah dalam manajemen puskesmas Kajoran I pada bulan Januari –
Oktober 2011.
g. Mahasiswa mampu mengambil keputusan sehingga mampu menyusun
rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen puskesmas
Kajoran I pada bulan Januari – Oktober 2011.
D. Metodologi
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang
diperoleh selama 4 hari pada tanggal 17 – 21 Desember 2011 di Puskesmas
Kajoran I.
Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3) di
peroleh dari dokter puskesmas beserta staf serta observasi terhadap kondisi
lingkungan puskesmas. Data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada di
puskesmas.
Data yang diperoleh dari SPM, kemudian dilakukan identifikasi masalah
dan ditentukan prioritas masalah dengan metode Hanlon kuantitatif dan
dikonfirmasikan dengan kepala puskesmas. Penyebab masalah manajemen dicari
dengan pendekatan sistem sedangkan mutu manajemen divisualisasikan dengan
fish bone. Kemudian dianalisa untuk mengetahui penyebab masalah yang akan
dipecahkan. Kemudian diprioritaskan dengan metode paired comparation yang
digambar dengan diagram pareto. Dilanjutkan dengan alternatif pemecahan
masalah, disaring dengan kriteria mutlak dan kriteria keinginan kemudian
ditetapkan pengambilan keputusan pemecahan masalah yang paling mungkin
untuk dilaksanakan.
3
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Lingkungan
1. Data Wilayah
Puskesmas Kajoran I merupakan salah satu puskesmas yang ada di
wilayah Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Wilayah Puskesmas
Kajoran I berbatasan dengan beberapa kecamatan di Kabupaten Magelang
dan Kabupaten Purworejo, dengan luas wilayah 45,73 km2.
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I
a. Batas Wilayah
Batas wilayah Puskesmas Kajoran I adalah :
- Utara : Kabupaten Wonosobo dan Kecamatan Kaliangkrik
- Selatan : Desa Ngendosari Kecamatan Kajoran
4
- Barat : Desa Krumpakan Kecamatan Kajoran
- Timur : Kecamatan Tempuran
b. Luas wilayah kerja
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I seluas 4.573 Hektar.
c. Pembagian wilayah
Pembagian wilayah Puskesmas Kajoran I terdiri dari 15 desa dan 74
dusun, meliputi :
1. Kajoran
2. Madugondo
3. Banjaragung
4. Sukomulyo
5. Sukorejo
6. Sutopati
7. Sidowangi
8. Sidorejo
9. Sangen
10. Pucungroto
11. Bangsri
12. Wadas
13. Krinjing
14. Banjaretno
15. Sukomakmur
d. Keadaan Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Kajoran I terdiri dari :
1. Daerah dataran : 60%
2. Daerah pegunungan : 30%
3. Daerah bergelombang : 10%
e. Transportasi
Jarak puskesmas – RSU Tidar : 15 km
Jarak puskesmas – Kantor Dinas Kabupaten : 20 km
Jarak puskesmas – RSU Muntilan : 20 km
5
Jaraj Puskesmas – Desa terjauh : 10 km
Tidak semua daerah dapat terjangkau dengan dengan mobil (roda 4)
Angkutan umum : ojek, andong, angkudes, pick-up, bis umum
f. Sarana komunikasi
Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio medik.
2. Demografi Penduduk ( tahun 2010 )
Jumlah Penduduk : 33.401 Jiwa
Laki-laki : 16.626 Jiwa
Perempuan : 16.775 Jiwa
Jumlah KK : 365 KK
Kepadatan Penduduk : 731 jiwa/km2
Jumlah Pasangan Usia Subur : 5.935 pasangan
Balita : 2.629 jiwa ( 7,87 %)
Tabel 1. Komposisi penduduk berdasarkan golongan umur di wilayah kerja
Puskesmas Kajoran I tahun 2010
No. Umur (th) Jumlah (%)
1. 0-1 th 544 1,6
2. 1-4 th 2.934 8,7
3. 5-14 th 6.583 19,7
4. 14-44 th 15.938 47,7
5. 45-64 th 5.750 17,2
6. > 65 th 1.652 4,9
Total 33.401 100
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2010
6
Tabel 2. Komposisi penduduk per desa di wilayah kerja Puskesmas Kajoran
Tahun 2010
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2010
Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga (KK) Menurut Desa di Wilayah Puskesmas Kajoran
I Tahun 2010
7
No
.
Nama Desa Laki-laki Perempuan Total
1. Kajoran 1.787 1.858 3.645
2. Madugondo 487 545 1.032
3. Banjaragung 749 772 1.521
4. Sukomulyo 986 980 1.966
5. Sukorejo 678 638 1.316
6. Sutopati 3.575 3.600 7.175
7. Sidowangi 788 863 1.651
8. Sidorejo 878 880 1.758
9. Sangen 359 386 745
10. Pucungroto 1.117 1.046 2.163
11. Bangsri 680 685 1.365
12. Wadas 402 471 873
13. Krinjing 746 733 1.479
14. Banjaretno 706 718 1.424
15. Sukomakmur 2.688 2.600 5.288
∑ Penduduk 16.626 16.775 33.401
Sumber data :
Data Statistik
Kecamatan Kajoran tahun 2010
Tabel 4. Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Wilayah Puskesmas Kajoran I
Tahun 2010
8
No. Nama Desa Jumlah
Penduduk
Jumlah Rumah
Tangga
1. Kajoran 3.645 42
2. Madugondo 1.032 8
3. Banjaragung 1.521 23
4. Sukomulyo 1.966 23
5. Sukorejo 1.316 11
6. Sutopati 7.175 62
7. Sidowangi 1.651 16
8. Sidorejo 1.758 21
9. Sangen 745 10
10. Pucungroto 2.163 38
11. Bangsri 1.365 13
12. Wadas 873 6
13. Krinjing 1.482 15
14. Banjaretno 1.427 17
15. Sukomakmur 5.288 60
∑ Penduduk 33.401 365
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2010
3. Sosial Budaya
a. Sarana peribadatan (2010)
Masjid : 74 buah
Gereja : -
Pura : -
Wihara : -
9
No. Nama Desa Luas
Wilayah
(Km2)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk/Km2
1. Kajoran 3,11 3.645 1.172
2. Madugondo 0,83 1.032 1.243
3. Banjaragung 1,49 1.521 1.021
4. Sukomulyo 4,19 1.966 469
5. Sukorejo 2,33 1.316 565
6. Sutopati 9,80 7.175 732
7. Sidowangi 1,38 1.651 1.196
8. Sidorejo 2,55 1.758 689
9. Sangen 0,79 745 943
10. Pucungroto 1,98 2.163 1.092
11. Bangsri 1,70 1.365 803
12. Wadas 1,65 873 529
13. Krinjing 3,48 1.482 426
14. Banjaretno 2,13 1.427 670
15. Sukomakmur 8,32 5.288 636
∑ Penduduk 45,73 33.401 731
b. Tingkat pendidikan
Tabel 5. Data Tingkat Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Kajoran
Tingkat Pendidikan Jumlah %
Tidak/Belum pernah sekolah 1.470 7,9
Tidak/Belum tamat SD 2.694 14,6
Tamat SD/MI 8.482 46,1
Tamat SLTP/MTs 3.628 19,7
Tamat SLTA/MA 1.557 8,4
Tamat AK/Diploma 332 1,8
Tamat Universitas 249 1,3
Jumlah 18.412 100
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2010
c. Sarana pendidikan ( Sumber : BPS Magelang Tahun 2009 )
TK : 54 buah
SD / MI : 57 buah
SLTP / Mts : 15 buah
SLTA / MA : 7 buah
Pesantren : 17 buah
4. Sosial Ekonomi
a. Mata pencaharian
Tabel 6. Data Mata Pencaharian Penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Kajoran I
10
Mata Pencaharian Jumlah %
Buruh tani
Tani
Buruh
PNS / ABRI
Sopir angkutan
Pedagang
Pensiunan PNS /ABRI
Pengusaha
Lain-lain
7.152
8.415
2.888
930
940
1.565
382
998
17.837
21,7 %
25,58 %
8,78 %
2,82 %
2,86 %
4.76 %
1,16 %
3,03 %
29,25 %
Total 41.107 100 %
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Kajoran tahun 2009
b. Sarana perekonomian
KUD : 1 buah
Bank : 3 buah
Pasar umum : 3 buah
Home Industry : 16 buah
Warung makan : 25 buah
Terminal : 1 buah
Penggilingan padi : 13 buah
Penggilingan tepung : 1 buah
Pengelolaan minyak cengkeh : 1 buah
Total : 64 buah
5. Kesehatan Lingkungan
a. Sarana penyediaan air bersih
Tabel 7. Jenis dan Jumlah Pemakai Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja
Puskesmas Kajoran I Tahun 2009
Jenis Sarana Air Bersih Pengguna
Sumur gali 13675
Perlindungan mata air 2450
Perpipaan 6385
PAM 3818
Sumber data : Puskesmas Kajoran I tahun 2009
b. Sarana jamban
11
Tabel 8. Sarana dan Cakupan Pelayanan Jamban Keluarga di Wilayah
Kerja Puskesmas Kajoran I Tahun 2009
Jenis Jamban Jumlah Sarana
Cemplung leher angsa 1.076
Cemplung non- leher angsa 103
Septictank leher angsa 1.983
Total 3.162
Sumber data : Puskesmas Kajoran I Tahun 2009
B. Input
1. Sarana Fisik
Ruang pelayanan :
- Ruang loket / pendaftaran : 1 ruang
- Ruang UGD / tindakan : 1 ruang
- BP Umun : 1 ruang
- Apotik : 1 ruang
- BP Gigi : 1 ruang
- Ruang KIA, KB, dan imunisasi : 1 ruang
- Ruang gizi dan perkantoran : 1 ruang
- Laboratorium : 1 ruang
- Gudang obat : 1 ruang
- Aula : 1 ruang
- Ruang komputer : 1 ruang
12
- Gudang barang : 1 ruang
Sarana kesehatan lain yang ada berupa :
- Puskesmas induk : 1 buah (Desa Sidorejo)
- Posyandu : 74 buah, dengan strata :
Posyandu Purnama : 17 buah
Posyandu Mandiri : 19 buah
2. Dana, Sarana, dan Ketenagaan
a. Sumber dana
Sumber pendanaan Puskesmas Kajoran I berasal dari :
1) Pendapatan puskesmas :
a) Retribusi
b) Askes
c) Lain-lain
2) Penerimaan
a) Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji,
sarana dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana
publik.
b) Dana dari APBD Kabupaten melalui dinas kesehatan untuk
pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat
c) Dana dari JPKMM / Jamkesmas
3. Kebijakan Pemerintah Daerah dan Pusat
Peraturan yang mengatur Puskesmas :
a. UU No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
b. UU No. 22 tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah
c. UU No. 25 tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah
d. PERDA No 14 tahun 2006 Tentang Restribusi Pelayanan Kesehatan
pada Puskesmas di Kabupaten Magelang
13
e. Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Magelang No
1884/492/Kep/13.2002 Tentang Organisasi Puskesmas.
4. Peta Jabatan Puskesmas I
Peta Jabatan Puskesmas Kajoran I Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang
5. Sumber Daya Manusia, Jumlah, dan Spesifikasinya
Tabel 9. Rincian Jumlah Tenaga Kerja yang Ada di Puskesmas Kajoran I
Tempat Tenaga Kerja Jumlah
Puskesmas Induk Dokter umum 2
Dokter gigi 2
Bidan dan Perawat 24
Sanitarian (SPPH) 1
Gizi 1
Pengelola obat 1
Petugas sanitasi 1
Petugas kesmas 1
JUMLAH TOTAL 33
Sumber Data: Puskesmas Kajoran I Tahun 2010
14
C. Proses Manajemen
1. Perencanaan (P1)
Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan para pemegang
program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas, yang
direkapitulasi pada akhir tahun. Laporan memuat hasil kegiatan, dalam
melakukan perencanaan kepala puskesmas dibantu oleh para pemegang
program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas.
Laporan memuat hasil kegiatan dari 6 upaya kesehatan pokok yang
dilaksanakan di Puskesmas Kajoran I. Laporan akhir tahun di Puskesmas
Kajoran I disajikan dalam bentuk tabel yang didokumentasi secara rapi dan
grafik untuk dapat lebih menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 12
bulan. Kemudian data dianalisa dibandingkan dengan target. Masalah timbul
jika pencapaian kegiatan tidak memenuhi target yang ditetapkan. Jadwal
pelaksanaan dilakukan akhir bulan desember, dan cara mendapatkannya
dengan lokmin.
2. Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam manajemen penggerakan dan pelaksanaan terdapat komponen-
komponen yang merupakan bagian terpenting dari manajemen tersebut.
Komponen tersebut meliputi:
a. Pengorganisasian
Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk setiap
kegiatan dengan pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan
(mini lokakarya) yaitu pesertanya meliputi, kepala puskesmas, dan
seluruh staf puskesmas. Penggalangan kerjasama lintas sektoral, antara
dua sektor maupun antara berbagai sektor yang terkait, antara lain :
1. Pendidikan nasional (UKS)
2. Kantor Urusan Agama
3. Pertanian
4. Kependudukan dan catatan sipil (KB)
5. Perekonomian dan kesra (ASKESKIN)
6. Pembangunan desa
b. Penyelenggaraan
Penyelenggaraan kegiatan dari upaya 6 kesehatan wajib dilakukan
dengan jadwal kegiatan yang disusun oleh masing-masing penanggung
15
jawab dengan koordinasi dengan kepala Puskesmas agar
penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas Kajoran I tetap memperhatikan
azas penyelenggaraan puskesmas, berbagai standar dan pedoman
pelayanan puskesmas, kendali mutu dan biaya. Penyelenggaraan
kegiatan dilaksanakan dengan kerjasama lintas program maupun lintas
sektoral. Terbangun baik kerjasama lintas program yaitu dalam bentuk
sinkronisasi program. Dan evaluasi hasil lokmin dengan pengambilan
program tertentu, diurutkan dan di evaluasi kegiatan apa yang ada
masalah.
c. Pemantauan
1) Pengkajian internal lintas program dilakukan dalam bentuk
pertemuan rutin bulanan yang membahas mengenai kinerja
Puskesmas Kajoran I, bagaimana kendali mutu dan kendali biaya.
Pengkajian eksternal secara Triwulanan (lokakarya mini triwulanan)
bersama lintas sektoral tentang penyelenggaraan kegiatan dan hasil
yang telah dicapai.
2) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai
dengan pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan
yang ditemukan dalam telaah bulanan dan triwulanan.
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan dan
pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan undang-undang yang
berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan langsung
(Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan eksternal yang
dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap kegiatan yang
dilaksanakan puskesmas, dengan ruang lingkup administratif, keuangan,
teknis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Kajoran I.
Penilaian dilakukan pada akhir tahun menggunakan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) meliputi penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan
hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar
pelayanan. Untuk program KIA dan Imunisasi, penilaian hasil kegiatan
adalah dengan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) yaitu pemantauan adanya
kenaikan kasus.
16
Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban
tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan sumber dana
(keuangan) dan penggunaan sumberdaya. Laporan pertanggungjawaban
dibuat oleh kepala Puskesmas pada setiap lokakarya mini yang mencakup di
dalamnya pelaksanaan kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai
sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota serta pihak–pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat.
D. Keluaran
Cakupan kegiatan yang meliputi 6 upaya program standar pelayanan
minimal bulan Januari – Oktober 2011. Lembar SPM (Standar Pelayanan
Minimal) terlampir.
a. Dampak
1. Data kematian
Jumlah kematian penduduk dalam 10 bulan (Januari – Oktober
2010) : 11 jiwa.
2. Data kelahiran
Jumlah kelahiran hidup dalam 10 bulan (Januari – Oktober 2010)
: 616 jiwa.
Jumlah kelahiran mati dalam 10 bulan (Januari – Oktober 2010) :
8 jiwa.
3. Data kesakitan
Jumlah kesakitan dalam 10 bulan (Januari – Oktober 2010) : 1063
jiwa.
17
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
A. ANALISIS HASIL
1. Analisa Data Umum
Dari data umum dalam wilayah kerja Puskesmas Kajoran I Kabupaten
Magelang didapatkan :
a. Luas wilayah kerja puskesmas Kajoran I : 45,73 km² ( 4.473 hektar )
b. Wilayah kerja meliputi 15 desa dan 74 dusun , jumlah penduduk
32.505 jiwa dengan KK dan kepadatan penduduk 771 jiwa/km2
c. Keadaan geografis :
Daerah dataran : 60%
Daerah pegunungan : 30%
Daerah bergelombang : 10%
d. Sarana transportasi ke desa – desa yaitu : mobil, sepeda motor,
ojek, bus kecil, angkot
e. Mata pencaharian sebagian besar : lain-lain ( 29,25 % )
f. Tingkat pendidikan terbanyak : SD ( 33,54 % )
g. Mayoritas penduduk beragama : Islam
18
2. Analisis masukan
Jumlah seluruh tenaga kesehatan puskesmas Kajoran 1 sebanyak 33 orang
Puskesmas mempunyai sarana medis dan non medis yang memadai
Dana puskesmas dari APBD kabupaten, DAK dari Dinas Kesehatan,
JAMKESMAS
3. Analisa Keluaran
Dari data pencapaian kegiatan 6 program Puskesmas Kajoran I selama bulan
Januari – Oktober 2011, didapatkan data yang bermasalah berdasarkan hasil
skor SPM (Standar Pelayanan Minimal) sebesar kurang dari 100% adalah
sebagai berikut :
Tabel 10. Daftar Masalah, pencapaian dan besar masalah
No MasalahPencapaian
(%)
Besar Masalah
(%)
1. Cakupan Kunjungan Bumil K4 91,65 8,35
2. Cakupan Kunjungan Bayi 13,73 86,27
3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A
Dosis Tinggi96 4
4. Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan91,24 8,76
5. Jumlah Tempat Tempat Umum
(TTU) yang Diperiksa82,83 17,17
6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang
Memenuhi Syarat Sanitasi 42,04 57,96
7. Rumah Sehat 24,01 75,99
8. Penduduk yang memanfaatkan
Jamban22,6 27,4
9. Rumah yang mempunyai SPAL 30,9 69,1
10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 87 13
11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 78,38 21,62
12. BCG 93,05 6,95
13. DPT 1 90 10
19
14. DPT 3 86,85 13,15
15. Hepatitis B1 Total 90 10
16. Hepatitis B3 92,94 7,06
17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama
dan Paripurna)34,7 65,3
18. Bayi yang dapat ASI Eksklusif 48,65 51,35
19. Posyandu Purnama (Indikator
2008)69,1 30,9
20. Ketersediaan Obat Sesuai
kebutuhan94,7 5,3
21. Pengadaan Obat Essensial 85,23 14,76
22. Pengadaan Obat Generik 8,4 91,6
23. Penyediaan Narkotika psikotropika 90 10
24. UKGS tahap III 94,5 5,5
B. PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan metode hanlon kuantitatif dapat ditentukan prioritas masalah sebagai
berikut :
1. Besarnya Masalah (Kriteria A)
Besarnya masalah dilihat dari besarnya masalah terhadap prosentase
pencapaian ( 100% - skor pencapaian ).
Menentukan kelas dan interval :
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 24
= 5,55
Interval kelas = nilai max – nilai min
Kelas
= 91,6 – 4 = 15,78
5,55
Tabel 11. Kriteria A : Besarnya Masalah
Masalah Besarnya Masalah Per 10.000 Penduduk Nilai
4-19 20-35 36-51 52-67 68-83 >84
20
1 2 4 6 8 10
Cakupan Kunjungan Bumil
K4
X 1
Cakupan Kunjungan Bayi X 10
Cakupan Bufas yang diberi
Vit A Dosis Tinggi
X 1
Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan
X 1
Jumlah Tempat Tempat
Umum (TTU) yang
Diperiksa
X 1
Tempat Tempat Umum
(TTU) yang Memenuhi
Syarat Sanitasi
X 6
Rumah Sehat X 8
Pengadaan Obat Generik X 10
Rumah yang mempunyai
SPAL
X 1
Jumlah Bumil yang
Mendapat TT1
X 1
Jumlah Bumil yang
Mendapat TT2
X 2
BCG X 1
DPT 1 X 1
DPT 3 X 1
Hepatitis B1 Total X 1
Hepatitis B3 X 1
Rumah Tangga Sehat (RT
Utama dan Paripurna)
X 6
Bayi yang dapat ASI
Eksklusif
X 6
Posyandu Purnama X 2
21
(Indikator 2008)
Ketersediaan Obat Sesuai
kebutuhan
X 1
Pengadaan Obat Essensial X 1
Penduduk yang
memanfaatkan Jamban
X 2
Penyediaan Narkotika
psikotropika
X 1
UKGS tahap III X 1
2. Kegawatan masalah (Kriteria B) dengan bobot 1-4
Keterangan:
Keganasan UrgencyBiaya yang
dikeluarkan
1. Tidak ganas
2. Kurang ganas
3. Ganas
4. Sangat ganas
1. Tidak mendesak
2. Kurang mendesak
3. Mendesak
4. Sangat mendesak
1. Sangat mahal
2. Mahal
3. Murah
4. Sangat Murah
Tabel 12. Kriteria B : kegawatan masalah
No Masalah Keganasan Tingkat
urgency
Biaya Total
1 Cakupan Kunjungan Bumil K4 2,8 3,3 3,9 10
2 Cakupan Kunjungan Bayi 2,1 2,8 3,3 8,2
3 Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis
Tinggi3,1 2,9 2,6 8,6
4 Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 3,7 4 1,9 9,6
5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU)
yang Diperiksa1,4 2,3 2,9 6,6
6 Tempat Tempat Umum (TTU) yang
Memenuhi Syarat Sanitasi 1,9 2,7 2,6 7,2
22
7 Rumah Sehat 3,4 3,1 3,3 9,8
8 Pengadaan Obat Generik 3 3,1 2,9 9
9 Rumah yang mempunyai SPAL 3,3 3,3 2,1 8,7
10 Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 3,8 3,5 2,5 9,8
11 Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 3,6 3,1 2,1 8,8
12 BCG 3,6 3,7 2,7 10
13 DPT 1 3,4 3,6 2,7 9,7
14 DPT 3 3,4 3,3 2,5 9,2
15 Hepatitis B1 Total 4 3,8 2,2 10
16 Hepatitis B3 3,6 3,3 2,5 9,4
17 Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan
Paripurna)2,7 2,9 2,6 8,2
18 Bayi yang dapat ASI Eksklusif 3,7 3,6 3,8 11,1
19 Posyandu Purnama (Indikator 2008) 2,9 2,4 2,1 7,4
20 Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 3,1 3,8 2,2 9,1
21 Pengadaan Obat Essensial 3 2,9 2,5 8,4
22 Penduduk yang memanfaatkan Jamban 3,4 3,3 3 9,7
23 Penyediaan Narkotika psikotropika 2,1 2,2 1,7 6
24 UKGS tahap III 2,6 2,1 2,6 7,3
3. Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C) dengan bobot 1-5
Keterangan :
1. Sangat sulit
2. Sulit
4. Mudah
5. Sangat mudah
Tabel 13. Kriteria C : kemudahan dalam penanggulangan
No Masalah Nilai
1 Cakupan kunjungan bumil K4 3,52 Cakupan kunjungan bayi 2,93 Cakupan bufas yang diberi vit A dosis tinggi 2,24 Balita gizi buruk mendapat perawatan 3
23
5 Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa 2,16 Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi 1,97 Rumah Sehat 1,98 Pengadaan Obat Generik 29 Rumah yang mempunyai SPAL 110 Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 2,211 Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 2,212 BCG 2,513 DPT 1 2,514 DPT 3 215 Hepatitis B1 Total 2,616 Hepatitis B3 2,217 Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna) 1,118 Bayi yang dapat ASI Eksklusif 219 Posyandu Purnama (Indikator 2008) 1,120 Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 1,921 Pengadaan Obat Essensial 1,722 Penduduk yang memanfaatkan Jamban 1,723 Penyediaan Narkotika psikotropika 1,524 UKGS tahap III 1,9
4. PEARL faktor (Kriteria D)
Faktor-faktor tersebut adalah :
a. kesesuaian dengan program (propriety / P)
b. murah secara ekonomi (economy / E)
c. dapat diterima oleh masyarakat (acceptibility / A)
d. sumber daya yang mendukung kesehatan (resources / R)
e. legalitas terjamin (legality / L)
Skor yang digunakan :
1 : setuju
0 : tidak setuju
Tabel 14. Kriteria D : PEARL faktor
24
Kriteria D P E A R L total
Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 1 1 1 1 1
Cakupan Kunjungan Bayi 1 1 1 1 1 1
Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi 1 1 1 1 1 1
Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 1 1 1 1 1 1
Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa 1 1 1 1 1 1
Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat
Sanitasi 1 1 1 0 1 0
Rumah Sehat 1 1 1 1 1 1
Pengadaan Obat Generik 1 1 1 1 1 1
Rumah yang mempunyai SPAL 1 1 1 1 1 1
Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 1 1 1 1 1 1
Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 1 1 1 1 1 1
BCG 1 1 1 1 1 1
DPT 1 1 1 1 1 1 1
DPT 3 1 1 1 1 1 1
Hepatitis B1 Total 1 1 1 1 1 1
Hepatitis B3 1 1 1 1 1 1
Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna) 1 1 1 0 1 0
Bayi yang dapat ASI Eksklusif 1 1 1 1 1 1
Posyandu Purnama (Indikator 2008) 1 1 1 0 1 0
Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 1 1 1 1 1 1
Pengadaan Obat Essensial 1 1 1 1 1 1
Penduduk yang memanfaatkan Jamban 1 1 1 1 1 1
Penyediaan Narkotika psikotropika 1 1 1 0 1 0
UKGS tahap III 1 1 1 1 1 1
5. Penilaian Prioritas Masalah
Dari kriteria-kriteria yang telah dilakukan diatas, ditentukan prioritas dengan
menghitung :
Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A+B) x C
Nilai Prioritas Total (NPT) = NPD x D = (A+B) x C x D
25
Tabel 15. Nilai Prioritas Dasar dan Total
Masalah A B C D NPD NPT Prioritas
Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 10 3,5 1 38,5 38,5 II
Cakupan Kunjungan Bayi 10 8,2 2,9 1 52,78 52,78 I
Cakupan Bufas yang diberi Vit
A Dosis Tinggi1 8,6 2,2 1 21,12 21,12 XIV
Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan1 9,6 3 1 31,8 31,8 V
Jumlah Tempat Tempat Umum
(TTU) yang Diperiksa1 6,6 2,1 1 15,96 15,96 XVIII
Tempat Tempat Umum (TTU)
yang Memenuhi Syarat Sanitasi 6 7,2 1,9 0 25,08 0 -
Rumah Sehat 8 9,8 1,9 1 33,82 33,82 III
Pengadaan Obat Generik 2 9 2 1 22 22 XIII
Rumah yang mempunyai SPAL 1 8,7 1 1 9,7 9,7 XX
Jumlah Bumil yang Mendapat
TT11 9,8 2,2 1 23,76 23,76 X
Jumlah Bumil yang Mendapat
TT22 8,8 2,2 1 23,76 23,76 XI
BCG 1 10 2,5 1 27,5 27,5 VIII
DPT 1 1 9,7 2,5 1 26,75 26,75 IX
DPT 3 1 9,2 2 1 20,4 20,4 XV
Hepatitis B1 Total 1 10 2,6 1 28,6 28,6 VII
Hepatitis B3 1 9,4 2,2 1 22,88 22,88 XII
Rumah Tangga Sehat (RT
Utama dan Paripurna)6 8,2 1,1 0 15,62 0 -
Bayi yang dapat ASI Eksklusif 4 11,1 2 1 30,2 30,2 VI
Posyandu Purnama (Indikator
2008)2 7,4 1,1 0 10,34 0 -
Ketersediaan Obat Sesuai
kebutuhan1 9,1 1,9 1 19,19 19,19 XVI
Pengadaan Obat Essensial 1 8,4 1,7 1 15,98 15,98 XVII
Penduduk yang memanfaatkan 10 9,7 1,7 1 33,49 33,49 IV
26
Jamban
Penyediaan Narkotika
psikotropika1 6 1,5 0 10,5 0 -
UKGS tahap III 1 7,3 1,9 1 15,77 15,77 XIX
Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif, didapatkan urutan
prioritas masalah sebagai berikut:
1. Cakupan kunjungan bayi masih rendah
2. Cakupan kunjungan bumil K4 masih rendah
3. Rumah sehat masih rendah
4. Penduduk yang memanfaatkan jamban masih rendah
5. Balita gizi buruk mendapat perawatan masih rendah
6. Bayi yang dapat ASI eksklusif masih rendah
7. Hepatitis B1 total masih rendah
8. BCG masih rendah
9. DPT1 masih rendah
10. Jumlah bumil yang mendapat TT1 masih rendah
11. Jumlah Bumil yang mendapat TT2 masih rendah
12. Hepatitis B3 masih rendah
13. Pengadaan obat generik masih rendah
14. Cakupan Bufas yang diberi vit A dosis tinggi masih rendah
15. DPT3 masih rendah
16. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan masih rendah
17. Pengadaan obat essensial masih rendah
18. Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa masih rendah
19. UKGS tahap III masih rendah
20. Rumah yang mempunyai SPAL masih rendah
27
Lingkungan :- Kebijakan
- Situasi
Input (5M)
Proses Output Outcome Impact
P1 P2 P3
Simple ProblemComplex Problem
Setelah mengkonfirmasi ke-20 masalah kepada Kepala Puskesmas
Kajoran I, kami mendapatkan masalah cakupan Bayi yang dapat ASI Eksklusif
kurang dari target (32,4%), Penduduk yg memanfaatkan jamban kurang dari
target (14%), Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan kurang dari tareget
(76%)
C. ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Untuk menganalisa penyebab masalah dapat dilihat dari segi manajemen
Puskesmas dan mutu pelayanan Puskesmas. Dari segi manajemen Puskesmas
digunakan pola pendekatan sistem yang meliputi input (man, material, metode,
money, machine), proses (P1 : perencanaan , P2 : penggerakan dan pelaksanaan,
P3 : pengendalian,pengamatan,penilaian), dan lingkungan.
Diagram pola pemecahan masalah berdasarkan sistem:
28
D. KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
Untuk menganalisa penyebab masalah managemen secara menyeluruh,
digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses, output, outcome,
dampak dan lingkungan. Dengan pola pemecahan masalah berdasarkan sistem
tersebut dapat ditelusuri kebelakang hal-hal yang menyebabkan munculnya
permasalahan. Dari tahap ini didapatkan asumsi penyebab masalah sebagai
berikut :
Tabel 20. Analisis Pendekatan Sistem
ASI EKSLUSIF
KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
INPUT MAN Kurangnya proaktif tenaga kesehatan / kader dalam hal edukasi
kepada masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif
Petugas kesehatan tidak mendapatkan pembinaan tentang ASI
Eksklusif
Kurangnya promosi tentang pentingnya ASI Eksklusif
MONEY Terbatasnya alokasi dana untuk promosi tentang pentingnya ASI
Eksklusif
MATERI
AL
-
METODE Tidak ada SOP
Metode yang digunakan dalam promosi kurang variatif / kurang
menarik
MACHIN
E
Kurangnya brosur, pamflet dan poster yang berkaitan dengan
promosi pentingnya ASI ekslusif
PROSES P1 Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan edukasi
tentang ASI ekslusif
Kurangnya sosialisasi pada kaderyang terlibat dalam kegiatan
29
Perencaan dalam pembagian tugas kurang terkoordinasi
P2 Kurang tepatnya waktu maupun tempat pelaksanaan
P3 Kurangnya pengawasan dan evaluasi terhadap program promosi
pentingnya ASI ekslusif
LINGKUNGAN Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya ASI Eksklusif
Persepsi yang salah bahwa jika anak masih
nangis atau rewel harus diberi tambahan
susu formula
JambanKOMPONEN KEKURANGAN KELEBIHAN
Input
Man Hanya terdapat 1 petugas
Petugas sudah sesuai dengan pendidikannyaPetugas pernah mengikuti pelatihan dan seminar yang sifatnya mendukung kegiatan program
Money - -Methode - -Material - -
Machine
Kurangnya brosur, leaflet, dan poster yang berkaitan dengan pemanfaatan jamban
-
Lingkungan
Sosial budaya,Sosial Ekonomi
Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan
-
Perilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungai
-
Kurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan jamban
-
Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya pembelian bahan dan tukang)
-
Tidak adanya lahan milik -
30
penduduk yang dapat digunakan untuk membangun jamban
Balita Gizi Buruk Mendapat perawatan
KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB
INPUT MAN Kurangnya personal dalam bidang gizi
Petugas kesehatan kurang mengupdate pengetahuan baru
melalui pelatihan atau seminar
MONEY -
MATERIAL -
METODE Tidak adanya SOP dalam program gizi
Program dipilah-pilah oleh dinas kesehatan sendiri
MACHINE -
LINGKUNGAN Pemikiran warga yang kurang kooperatif
Tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat
Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang
Rumah warga yang jaraknya susah dijangkau
PROSES P1 Perencanaan belum sesuai dengan masalah yang ada sehingga
program yang akan dilaksanakan belum menyelesaikan
masalah yang terjadi
P2 Tidak pernah diikutsertakan dalam lokmin triwulan
Kepala puskesmas kurang bersosialisasi dengan pemegang
program
Kurangnya sosialisasi petugas terhadap warga tentang
program-program di bidang gizi.
31
P3 Kurangnya pengawasan petugas puskesmas terhadap
pelaksanaan program di luar gedung
Sistem pelaporan yang kurang efisien
Tidak adanya reward positif bagi petugas yang berprestasi
Sistem pelaporan yang kurang terstruktur tapi sudah mandiri
Berikut ini adalah daftar penyebab masalah setelah dilakukan
konfirmasi pada kunjungan ke Puskesmas Kajoran I pada tanggal 21
Desember 2011.
ASI EKSLUSIF
KOMPONEN PENYEBAB MASALAH
INPUT MAN Petugas kesehatan tidak mendapatkan pembinaan tentang ASI
Eksklusif
MONEY -
MATERIAL -
METODE Tidak ada SOP
Metode yang digunakan dalam promosi kurang variatif /
kurang menarik
MACHINE Tidak adanya brosur, pamflet dan poster yang berkaitan
dengan promosi pentingnya ASI Ekslusif
PROSES P1 Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan
edukasi tentang ASI Ekslusif
Kurangnya sosialisasi pada kader yang terlibat dalam kegiatan
P2 -
P3 -
LINGKUNGAN Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya ASI Eksklusif.
Persepsi yang salah bahwa jika anak masih
nangis atau rewel harus diberi tambahan
susu formula.
32
JambanKOMPONEN KEKURANGAN KELEBIHAN
Input
Man Hanya terdapat 1 petugas
Petugas sudah sesuai dengan pendidikannyaPetugas pernah mengikuti pelatihan dan seminar yang sifatnya mendukung kegiatan program
Money - -Methode - -Material - -
Machine
Kurangnya brosur, leaflet, dan poster yang berkaitan dengan pemanfaatan jamban
-
Lingkungan
Sosial budaya,Sosial Ekonomi
Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan
-
Perilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungai
-
Kurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan jamban
-
Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya pembelian bahan dan tukang)
-
Tidak adanya lahan milik penduduk yang dapat digunakan untuk membangun jamban
-
ProsesP1 - -P2 - -P3 - -
33
Gizi Buruk Mendapat Perawatan
KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB
INPUT MAN Kurangnya personal dalam bidang gizi
Petugas kesehatan kurang mengupdate pengetahuan baru melalui
pelatihan atau seminar
MONEY -
MATERI
AL
-
METODE Tidak adanya SOP dalam program gizi
Program dipilah-pilah oleh dinas kesehatan sendiri
MACHIN
E
-
LINGKUNGAN Pemikiran warga yang kurang kooperatif
Tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat
Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang
Rumah warga yang jaraknya susah dijangkau
PROSES P1 Perencanaan belum sesuai dengan masalah yang ada sehingga
program yang akan dilaksanakan belum menyelesaikan masalah
yang terjadi
P2 Tidak pernah diikutsertakan dalam lokmin triwulan
Kepala puskesmas kurang bersosialisasi dengan pemegang
program
Kurangnya sosialisasi petugas terhadap warga tentang program-
program di bidang gizi.
P3 Kurangnya pengawasan petugas puskesmas terhadap pelaksanaan
34
program di luar gedung
Sistem pelaporan yang kurang efisien
Tidak adanya reward positif bagi petugas yang berprestasi
Sistem pelaporan yang kurang terstruktur tapi sudah mandiri
Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan pendekatan
complex problem dengan menggunakan 9 dimensi mutu, kami menggunakan
kuesioner dan observasi terhadap 9 dimensi mutu, juga dilakukan pendekatan
simple problem yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan observasi
berdasarkan standar operating prosedur (SOP). Kemudian untuk menganalisa
penyebab masalah digunakan metode fish bone.
E. ANALISIS MASALAH MUTU
a. Simple problem
Simple problem tidak dapat dinilai karena tidak adanya SOP
b. Complex Problem
Tabel 21. Daftar tilik dimensi mutu.
No Masalah Y T1. Apakah dokter turun langsung memeriksa pasien ? ( Y/T ) 26 4
2. Apakah petugas / dokter melakukan pemeriksaan (anamnesa dan pemeriksaan fisik) dengan lengkap? (Y/T )
30 0
3. Apakah dokter memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita? ( Y/T )
21 9
4. Apakah ada penjelasan penyakit pada anggota keluarga yang lain? (Y/T )
18 12
5. Apakah dokter memberikan penjelasan mengenai efek samping obat? ( Y/T )
13 17
6. Apakah dokter dan petugas bersikap ramah terhadap pasien dan keluarga pasien ? ( Y/T )
9 1
35
7. Apakah dokter/petugas menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh pasien? ( Y/T )
30 0
8. Apakah petugas mendengarkan keluhan pasien dengan seksama? ( Y/T )
30 0
9. Apakah biaya pelayanan puskesmas terjangkau? ( Y/T ) 30 0
10. Apakah biaya yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang diterima? ( Y/T )
30 0
11. Apakah pasien diperlakukan sama/tidak dibeda-bedakan? ( Y/T ) 26 4
12. Apakah pelayanan yang dilakukan cepat? ( Y/T ) 26 4
13. Apakah pasien harus melalui proses yang berbelit-belit untuk mendapatkan pelayanan? ( Y/T )
26 4
14. Apakah pasien harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan? ( Y/T )
16 14
15. Apakah petugas kesehatan menjelaskan cara minum obat? ( Y/T ) 28 2
16. Apakah selalu ada koordinasi antarpetugas dalam segala hal ? ( Y/T )
17. Apakah warga setempat merasakan manfaat adanya puskesmas? ( Y/T )
30 0
18. Apakah petugas menanyakan riwayat alergi pada pasien? ( Y/T ) 29 1
19. Apakah lokasi puskesmas mudah dijangkau? ( Y/T ) 29 1
20. Apakah puskesmas memiliki ambulans? ( Y/T ) 30 0
21. Apakah sarana dan transportasi tersedia? ( Y/T ) 30 0
22. Apakah sarana yang tersedia sudah dimanfaatkan? ( Y/T ) 24 6
23. Apakah keamanan di area parkir terjamin? 29 1
24. Apakah terdapat kursi di ruang tunggu? 30 0
36
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi tambahan susu formula
Cakupan Bayi dengan ASI Eksklusif rendah
Metode yang digunakan untuk promosi kurang variatif/ kurang menarik. Tidak adanya SOP.
Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan edukasi tentang ASI Ekslusif.Kurangnya sosialisasi pada kader yang terlibat dalam kegiatan .
Tenaga kesehatan dan kader tidak mendapat pembinaan tentang ASI Eksklusif
MachineTidak adanya Brosur, Pamflet, dan Poster yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif.
Lingkungan
25. Apakah ruang tunggu pasien bersih ? ( Y/T ) 30 0
26. Apakah ruang tunggu pasien nyaman? ( Y/T ) 30 0
27. Apakah ruang periksa bersih? ( Y/T ) 30 0
28. Apakah ruang periksa sudah menjaga privasi pasien? ( Y/T) 29 1
29. Apakah kamar mandi bersih? ( Y/T ) 29 1
30. Apakah lingkungan puskesmas bersih ? ( Y/T) 29 1
31. Apakah ada petunjuk alur berobat di puskesmas? ( Y/T ) 29 1
32. Apakah ada petunjuk ruang yang jelas? ( Y/T ) 30 0
33. Apakah ada daftar program puskesmas yang jelas? ( Y/T ) 16 14
34. Apakah ada poster tentang program dinas kesehatan? ( Y/T ) 30 0
35. Apakah di puskesmas tersedia kotak saran? (Y/T ) 30 0
F. PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ASI EKSKLUSIF DENGAN FISH BONE
37
ASI EKSKLUSIF
G. ANALISIS PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ASI EKSKLUSIF
Dari hasil inventarisasi penyebab – penyebab permasalahan yang timbul
pada manajemen dan dimensi mutu Puskesmas Kajoran I, maka dilanjutkan
dengan penentuan prioritas penyebab masalah dengan metode Paired
Comparison dan Diagram Pareto.
38
Analisa Dengan Paired Comparison
1 2 3 4 5 6 7 8 Total
1 1 1 1 1 1 1 1 7
2 2 2 2 2 2 2 6
3 4 5 6 7 8 0
4 5 6 7 8 1
5 5 5 8 4
6 6 8 3
7 8 2
8 5
Tabel ParetoNO PENYEBAB
MASALAHN % N
Kumulatif % Komulatif
1 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.
7 25 7 25
2 Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi tambahan susu formula
6 21,42 13 46,42
3 Tidak adanya Brosur, Pamflet, dan Poster yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif.
0 0 13 46,42
4 Metode yang digunakan untuk
1 3,57 14 49,99
39
promosi kurang variatif/ kurang menarik.
5 Tidak adanya SOP 4 14,28 18 64,276 Kurang optimalnya
perencanaan kegiatan promosi dan edukasi tentang ASI Ekslusif.
3 10,71 21 74,98
7 Kurangnya sosialisasi pada kader yang terlibat dalam kegiatan
2 7,14 23 82,12
8 Tenaga kesehatan dan kader tidak mendapat pembinaan tentang ASI Eksklusif
5 17,85 28 100
Total 28 137
Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah
Analisis Penyebab
N % N Kumulatif % kumulatif
1 7 25 7 252 6 21,42 13 46,428 5 17,85 18 64,275 4 14,28 22 78,556 3 10,71 25 89,267 2 7,14 27 96,44 1 3,57 28 1003 0 0 28 100
40
Diagram Pareto
1 2 8 5 6 7 4 30
20
40
60
80
100
120
%% Kumulatif
H. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH ASI EKSLUSIF
No. Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Penyebab Masalah
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif.
Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat
2. Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi tambahan susu formula
Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
3. Tenaga kesehatan dan kader tidak mendapat pembinaan tentang ASI Eksklusif
Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader
4. Tidak adanya SOP Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehingga terjadi kesepakatan antar petugas kesehatan.
a. Pengambilan Keputusan
41
Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria keinginan,
sebagai berikut:
A. Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat
B. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan
minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan
memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
C. Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader
D. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas
kesehatan serta pihak – pihak terkait sehingga terjadi kesepakatan antar
petugas kesehatan.
Kriteria Mutlak
AlternatifKtriteria
A B C D
Biaya < 1jt V V V VWaktu < 1 bulan V V V X
Kriteria Keinginan
AlternatifKtriteria
A B C
Efektif (10) 8x10=80 9x10=90
7x10=70
Biaya murah (8) 8x8=64 9x8=72 7x8=56Mudah dilaksanakan (6) 8x6=48 9x6=54 7x6=42TOTAL 192 216 168
b. Keputusan yang diambil
1. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan
minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan
memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
2. Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat
3. Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader
42
Lingkungan
Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikanPerilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungaiKurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan jambanPersepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya pembelian bahan dan tukang)Tidak adanya lahan milik penduduk yang dapat digunakan untuk membangun jamban
Cakupan Penduduk yang Memanfaatkan Jamban
Machine
Kurangnya Brosur, Leaflet, dan Poster yang berkaitan dengan pemanfaatan jamban
I. PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMBAN DENGAN FISH BONE
J. ANALISIS PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMABAN
Dari hasil penyebab – penyebab permasalahan yang timbul pada manajemen
dan dimensi mutu Puskesmas Kajoran I, maka dilanjutkan dengan penentuan
prioritas penyebab masalah dengan metode Paired Comparison dan Diagram
Pareto.
Tabel Penentuan Penyebab Masalah Paling Mungkin dengan Paired Comparison
No. PENYEBAB MASALAH I II III IV V VI Total
1 Kurangnya media promosi 1
2
1
3
1
4
1
5
1
65
2 Penduduk suka memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan
2
3
2
4
2
5
2
61
3 Penduduk lebih menyukai BAB di sungai
3
4
3
5
3
62
4 Kurangnya kesadaran penduduk 4
5
4
64
5 Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban
5
63
6 Tidak adanya lahan 0
43
JAMBAN
% Kumulatif
% Frekuensi
Tabel Pareto
No Penyebab Masalah Frekuensi Persen Frekuensi
Jumlah Kumulatif
Persen Kumulatif
1. Kurangnya media promosi
5 33,3% 5 33,3%
2. Kurangnya kesadaran penduduk
4 26,7% 9 60%
3. Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban
3 20% 12 80%
4. Penduduk lebih menyukai BAB di sungai
2 13,3% 14 93,3%
5. Penduduk suka memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan
1 6,7% 15 100%
Grafik Analisis Pareto
44
1 2 3 4 50
20
40
60
80
100
120
ANALISIS PARETO
C. Alternatif Pemecahan Masalah
No Penyebab Tujuan Sasaran Alternatif Pemecahan Masalah
1. Kurangnya media
promosi
Untuk mengetahui
dengan pasti
media promosi
apa saja yang
dibutuhkan
Tenaga
Kesehatan
Puskesmas
Pembuatan SOP
spesifik untuk
program
pemanfaatan
jamban
Meningkatkan
promosi tentang
pemanfaatan
jamban
Membeli media
promosi dengan
menggunakan
penggalangan
dana sehat
seefektif
mungkin.
Menambah media
promosi tanpa
mengeluarkan
biaya tambahan
Tenaga
Kesehatan
Puskesmas
Memanfaatkan
alat-alat yang
tersedia di
puskesmas
sebagai media
promosi.
2. Kurangnya
kesadaran
penduduk
Meningkatkan
kesadaran
penduduk akan
pemanfaatan
jamban
Penduduk
setempat
Memberikan
penyuluhan
maupun
pendidikan
tentang manfaat
pengunaan
jamban dan
dampak negatif
pada masyarakat
jika tidak
45
menggunakan
jamban
Memberikan
motivasi kepada
masyarakat untuk
pemanfaatan
jamban.
3. Persepsi
masyarakat tentang
mahalnya
membangun
jamban
Mengubah
persepsi
masyarakat
tentang mahalnya
membangun
jamban
Penduduk
setempat
Pembagian
jamban angsatrin
kepada penduduk
yang belum
memiliki jamban,
serta pengawasan
dalam pembuatan
jamban disetiap
rumah.
46
Mengadakan
iuran sukarela
dari masyarakat
desa untuk
kepentingan
pembangunan
jamban bagi
penduduk yang
kurang mampu
a. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria
keinginan, dilakukan 8 langkah yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan yang telah ditulis diatas.
2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan
a. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Biaya yang dikeluarkan < Rp 400.000,00
- Hasil dapat dilihat dalam waktu maksimal 1 bulan
b. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Biaya operasional murah
- Pelaksanaan mudah
- Melibatkan masyarakat
3. Menetapkan bobot kriteria keinginan
Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Biaya operasional murah : bobot 15
b. Pelaksanaan mudah : bobot 10
c. Melibatkan masyarakat : bobot 5
47
4. Inventarisasi alternatif :
A. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan
pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu.
B. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana
sehat seefektif mungkin.
C. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media
promosi.
D. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat
pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak
menggunakan jamban.
E. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.
F. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki
jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah.
G. Pembuatan SOP spesifik untuk program pemanfaatan jamban.
48
5. Skoring alternatif pemecahan masalah
a. Kriteria Mutlak
Alternatif
KriteriaA B C D E F G
Biaya yang dikeluarkan
< Rp 400.000,00/rumahV V V V V X V
Hasil dapat dilihat dalam
waktu maksimal 1 bulanV V V V V V V
b. Kriteria Keinginan
Alternatif
KriteriaA B C D E G
Biaya
operasional
murah
8X15=120 5X15=75 8X15=120 7X15=105 7X15=105 9X15=135
P
elaksanaan
mudah
6X10 =607X10
=708X10 =80 8X10 =80 8X10 =80 9X10=90
Melibatkan
masyarakat2X5 =10 6X5 =30 3X5 =15 8X5 =40 5X5 =25 2X5=10
JUMLAH 190 175 215 225 210 235
49
b. Keputusan yang diambil
Keputusan Sementara
Alternatif pemecahan masalah sementara yang terpilih adalah enam alternatif
pemecahan masalah, yaitu :
1. Pembuatan SOP spesifik tentang program pemanfaatan jamban
2. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat
seefektif mungkin.
3. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media
promosi.
4. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat pengunaan
jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak menggunakan
jamban.
5. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.
6. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki
jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah.
7. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan
pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu.
Keputusan Tetap
Setelah mempertimbangkan kriteria mutlak dan keinginan, maka keputusan
tetap yang diambil adalah :
1. Pembuatan SOP spesifik tentang program pemanfaatan jamban
2. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat
seefektif mungkin.
3. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media
promosi.
50
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Penanganan
Method
Lingkungan
Pemikiran warga yang kurang kooperatifTingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang Rumah warga yang jaraknya susah dijangkau
Man
Tidak adanya SOP dalam program giziSistem pelaporan yang kurang terstruktur tapi sudah mandiriProgram dipilah-pilah oleh dinas kesehatan sendiri
Kurangnya personal dalam bidang giziKurangnya sosialisasi petugas terhadap wargaPetugas kesehatan kurang mengupdate pengetahuan baru melalui pelatihan atau seminar
K. PRIORITAS PENYEBAB MASALAH GIZI BURUK DENGAN FISH BONE
L. ANALISIS PRIORITAS PENYEBAB MASALAH JAMABAN
Tabel 19. Analisa Penyebab Masalah Paired Comparison
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total
1 1 1 4 1 1 1 8 9 1 1 1 1 1 10
2 3 4 5 6 2 8 9 10 11 2 13 2 3
3 4 5 6 3 8 9 3 11 3 13 3 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13
5 6 5 8 9 5 11 5 13 5 6
6 6 8 9 6 11 6 13 6 7
7 8 9 10 11 7 13 7 2
8 8 8 8 8 8 8 12
9 9 9 9 9 9 11
10 11 10 13 10 4
11 11 13 11 8
12 13 14 0
13 13 9
14 1
51
GIZI BURUK
Tabel 20. Tabel Pareto
NO MASALAH N %N
Kumulatif
%
Komulatif
1 Tidak adanya SOP
dalam program gizi 10 10,98 10 10,98
2 Sistem pelaporan
yang kurang
terstruktur tapi
sudah mandiri
3 3,29 13 14,27
3 Program dipilah-
pilah oleh dinas
kesehatan sendiri5 5,49 18 19,76
4 Pemikiran warga
yang kurang
kooperatif
13 14,28 31 34,04
5 Tingkat pendidikan
dan kurangnya
pengetahuan
masyarakat
6 6,59 37 40,63
6 Tingkat sosial
ekonomi
masyarakat yang
kurang
7 7,69 44 48,32
7 Rumah warga yang
jaraknya susah
dijangkau
2 2,19 46 50,51
8 Kurangnya personal
dalam bidang gizi12 13,18 58 63,69
9 Kurangnya
sosialisasi petugas
11 12,08 69 75,77
52
terhadap warga
10 Petugas kesehatan
kurang mengupdate
pengetahuan baru
melalui pelatihan
atau seminar
4 4,39 73 80,16
11 Tidak pernah
diikutsertakan
dalam lokmin
triwulan
8 8,79 81 88,95
12 Kepala puskesmas
kurang
bersosialisasi
dengan pemegang
program
0 0 81 88,95
13 Kurangnya
pengawasan petugas
puskesmas terhadap
pelaksanaan
program di luar
gedung
9 9,89 90 98,84
14 Tidak adanya
reward positif bagi
petugas yang
berprestasi
1 1,09 91 100
Total 91 100 91 100
53
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah
Analisis
Penyebab
N % N Kumulatif % kumulatif
4 13 14,28 13 14,28
8 12 13,18 25 27,46
9 11 12,08 36 39,54
1 10 10,98 46 50,52
13 9 9,89 55 60,41
11 8 8,79 63 69,2
6 7 7,69 70 76,89
5 6 6,59 76 83,48
3 5 5,49 81 88,97
10 4 4,39 85 93,36
2 3 3,29 88 96,65
7 2 2,19 90 98,84
14 1 1,09 91 100
12 0 0 91 100
Diagram Pareto
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 140
102030405060708090
100
%% kumulatif
Alternatif Pemecahan Masalah
54
Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternative pemecahan masalah
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu – ibu
agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita
2. Mengusulkan kepada kepala puskesmas untuk menambahkan personal dalam
bidang gizi
3. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam memberikan
penyuluhan dan pemantauan
4. Membuat media promosi misalnya membuat baliho dengan menggunakan
penggalangan dana sehat seefektif mungkin
5. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak dinas
kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi kesepakatan antar
petugas kesehatan.
6. Melakukan pengawasan rutin terhadap kinerja bidan desa serta kader – kader
posyandu agar dapat memberikan pelaporan dengan cepat di setiap kegiatan
mengenai tumbuh kembang balita.
7. Memberikan jadwal keikutsertaan bagian pemegang program gizi
8. Bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat
a. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan kriteria
keinginan, dilakukan 8 langkah yaitu :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran keputusan yang telah ditulis diatas.
2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan
3. Kriteria mutlak harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
i. Dana
ii. Tenaga
iii. Waktu
iv. Sarana
4. Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
55
i. Biaya pelaksanaan murah
ii. Mudah pelaksanaan
iii. Libatkan masyarakat
iv. Pelaksanaan berkesinambungan
5. Menetapkan bobot kriteria keinginan
Kriteria keinginan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Biaya pelaksanaan murah : bobot 10
b. Mudah pelaksanaan : bobot 8
c. Libatkan masyarakat : bobot 6
d. Pelaksanaan berkesinambungan : bobot 5
6. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan – kemungkinan cara untuk
mencapai tujuan :
A. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu –
ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita
B. Mengusulkan kepada kepala puskesmas untuk menambahkan
personal dalam bidang gizi
C. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam
memberikan penyuluhan dan pemantauan
D. Membuat media promosi misalnya membuat baliho dengan
menggunakan penggalangan dana sehat seefektif mungkin
E. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak
dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi
kesepakatan antar petugas kesehatan.
F. Melakukan pengawasan rutin terhadap kinerja bidan desa serta kader
– kader posyandu agar dapat memberikan pelaporan dengan cepat di
setiap kegiatan mengenai tumbuh kembang balita.
G. Memberikan jadwal keikutsertaan bagian pemegang program gizi
H. Bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat
7. Skoring alternatif pemecahan masalah
56
Tabel 22. KRITERIA MUTLAK
Alternati
f
Kriteria Mutlak
L/TLTenag
a
Dan
a
Saran
a
Targe
t
A v V v v L
B v V v xT
L
C v V v v L
D v X v vT
L
E v V v v L
F x X x vT
L
G v V v v L
H x X x xT
L
Tabel 23. KRITERIA KEINGINAN
Kriteria A C E G
Biaya pelaksanaan
murah (bobot 10)
4x10 = 40 4x10 = 40 2x10 = 20 3x10 = 30
Mudah Pelaksanaan
(bobot 8)
3x8 = 24 2x8 = 16 2x8 = 16 3x8 = 24
Libatkan
Masyarakat (bobot
6)
3x6 =18 2x6 = 12 1x6 = 6 1x6 = 6
Berkesinambungan
(bobot 5)
4x5 = 20 3x5 = 15 2x5 = 10 3x5 = 15
57
Total 102 83 52 75
b. Keputusan yanag diambil
Penentuan Keputusan Sementara
Dari kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan alternatif
pemecahan masalah sementara yang terpilih adalah alternatif pemecahan
masalah :
A. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu –
ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita
C. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam
memberikan penyuluhan dan pemantauan
8. Konsekuensi
A. Tidak ada konsekuensi
C. Melakukan pembinaan kepada kader, konsekuensi biaya mahal
9. Keputusan Tetap
Setelah mempertimbangkan konsekuensi yang ada, maka keputusan
tetap yang diambil adalah memberikan penyuluhan maupun pendidikan
kesehatan kepada ibu – ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi
pada balita
58
Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Biaya Waktu Pelaksana Tempat Indikator Keberhasilan
Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan dan minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
Untuk menumbuhk-an persepsi yang benar pada ibu yang menyusui
Semua kaum wanita usia produktif
Edukasi dan penyuluh-an
Anggaran dana puskesmas
Fleksibel(saat ANC, kunjungan ibu hamil dll)
Tenaga medis dipuskes-mas
Posyandu, rumah penduduk
Berubahnya persepsi masyarakat tentang ASI ekslusif
Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat
Untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya ASI Ekslusif
Semua kaum wanita usia produktif
Kunjungan posyandu dan rumah ke rumah
Anggaran dana puskesmas
Setiap saat Mulai januari 2011
Bidan Rumah warga, Posyandu, dan Puskesmas
Masyarakat sadar akan pentingnya ASI ekslusif
Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan
Meningkatk-an pengetahuan
Tenaga kesehatan puskesmas
Pelatihan dan pembinaan
Anggaran dana puskesmas
28 desember 2011
Tenaga medis dipuskes-
puskesmas Meningkatnya pengetahuan dan skill tenaga kesehatan
1
POA ASI EKSLUSIF
dan kader tenaga kesehatan
mas
No Kegiatan Januari Februari Maret
1 Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak menggunakan jamban.
2 Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media promosi.
3 Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban.
2
POA JAMBAN
KEGIATAN TUJUAN SASARAN METODE BIAYA WAKTU PELAKSANA TEMPAT INDIKATOR KEBERHASILAN
Persiapan : -Pembentukan panitia untuk pembuatan jadwal (rapat staf)
-Koordinasi dengan pihak terkait (kadus, kader)
-Pengumpulan bahan dan materi
-Pembuatan jadwal
Pembagian tugas masing-masing staff
Pembagian tugas
Panduan dalam pembuatan perencanaan
Program kegiatan
Pimpinan unit yang terkait dan staf
Kadus dan kader
Petugas puskesmas dan kepala puskesmas
Petugas puskesmas
Pertemuan dan diskusi
Pertemuan dan diskusi
Pengumpulan bahan dan materi
Pertemuan dan diskusi
-
-
Biaya operasi-onal puskesmas
Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012
Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012
Minggu ke 1 bulan 1 tahun 2012
Minggu ke 1 bulan 1 tahun
Pimpinan dan Petugas puskesmas
Petugas puskesmas
Petugas puskesmas
Petugas puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
Terbentuk panitia dan kesepakatan kegiatan
Terkoordinasinya pihak terkait
Terkumpulnya bahan dan materi yang diperlukan untuk perencanaan
Terbentuknya Jadwal
3
POA GIZI BURUK
berjalan sesuai program dan efektif
dan kepala puskesmas
2012
Pelaksanaan : penyuluhan tentang pemberian makanan yang bergizi pada balita dan pemberian makanan tambahan bagi balita yang gizinya kurang
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi balita
Petugas Puskesmas,Camat, Kades,kader
Diskusi dan pertemuan
Biaya operasi-onal puskes-mas
Minggu ke 1 bulan 2 tahun 2012
Petugas puskesmas khususnya petugas gizi
Puskesmas dan posyandu
- Peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi balita- Peserta memahami mengenai masalah gizi balita
Pemantauan: pelaksanaann dan hasil kegiatan
Memantau keberhasil-an promosi kesehatan
Petugas puskesmas
Observasi - Minggu ke 1 bulan 1-minggu ke 1 bulan 2 tahun 2012
Kepala puskesmas dan staff
Puskesmas - Terpantau pelaksanaan koordinasi dengan baik- Adanya hasil pemantuan atau observasi
4
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. ASI EKSLUSIF
Dari hasil peninjauan selama empat hari di Puskesmas Kajoran I
teridentifikasi sebanyak 16 masalah, antara lain :
PENCAPAIAN MASALAH BESAR MASALAH
1. Cakupan Kunjungan Bumil K4
91,65 1. Cakupan Kunjungan Bumil K4
8,35
2. Cakupan Kunjungan Bayi
13,73 2.Cakupan Kunjungan Bayi
86,27
3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi
96 3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi
4
4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
91,24 4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
8,76
5. Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa
82,83 5. Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa
17,17
6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi
42,04 6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi
57,96
7. Rumah Sehat 24,01 7. Rumah Sehat 75,99
8. Penduduk yang memanfaatkan Jamban
22,6 8. Penduduk yang memanfaatkan Jamban
27,4
9. Rumah yang mempunyai SPAL
30,9 9. Rumah yang mempunyai SPAL
69,1
10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1
87 10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1
13
11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2
78,38 11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2
21,62
12. BCG 93,05 12. BCG 6,95
13. DPT 1 90 13. DPT 1 10
14. DPT 3 86,85 14. DPT 3 13,15
15. Hepatitis B1 Total 90 15. Hepatitis B1 Total 10
16. Hepatitis B3 92,94 16. Hepatitis B3 7,06
17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan
34,7 17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna)
65,3
1
Paripurna)18. Bayi yang dapat ASI
Eksklusif48,65 18. Bayi yang dapat ASI
Eksklusif51,35
19. Posyandu Purnama (Indikator 2008)
69,1 19. Posyandu Purnama (Indikator 2008)
30,9
20. Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan
94,7 20. Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan
5,3
21. Pengadaan Obat Essensial
85,23 21.Pengadaan Obat Essensial
14,76
22. Pengadaan Obat Generik 8,4 22. Pengadaan Obat Generik 91,6
23. Penyediaan Narkotika psikotropika
90 23. Penyediaan Narkotika psikotropika
10
24. UKGS tahap III 94,5 24. UKGS tahap III 5,5
Dari 24 masalah di atas berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif dapat
diprioritaskan sebagai berikut:
Masalah A B C D NPD NPT Prioritas
Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 10 4.5 1 49,5 49,5 II
Cakupan Kunjungan Bayi 10 8,2 3.9 1 70,98 70,98 ICakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi 1 8,6 3.4 1 32,64 32,64 XIV
Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 1 9,6 4 1 42,4 42,4 V
Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa 1 6,6 3.1 1 23,56 23,56 XVIII
Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi 6 7,2 2.9 0 38,28 0 -
Rumah Sehat 8 9,8 2.6 1 46,28 46,28 IIIPenduduk yang memanfaatkan Jamban 2 9 3 1 33 33 XIII
Rumah yang mempunyai SPAL 1 8,7 1.9 1 18,43 18,43 XXJumlah Bumil yang Mendapat TT1 1 9,8 3.2 1 34,56 34,56 X
Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 2 8,8 3.2 1 34,56 34,56 XI
BCG 1 10 3.5 1 38,5 38,5 VIII
DPT 1 1 9,7 3.5 1 37,45 37,45 IX
DPT 3 1 9,2 3.1 1 31,62 31,62 XV
2
Hepatitis B1 Total 1 10 3.6 1 39,6 39,6 VII
Hepatitis B3 1 9,4 3.2 1 33,28 33,28 XIIRumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna) 6 8,2 2 0 28,4 0 -
Bayi yang dapat ASI Eksklusif 4 11,1 2.7 1 40,77 40,77 VIPosyandu Purnama (Indikator 2008) 2 7,4 1.6 0 15,04 0 -
Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 1 9,1 2.9 1 29,29 29,29 XVI
Pengadaan Obat Essensial 1 8,4 2.6 1 24,44 24,44 XVII
Pengadaan Obat Generik 10 9,7 2.2 1 43,34 43,34 IVPenyediaan Narkotika psikotropika 1 6 2.3 0 16,1 0 -
UKGS tahap III 1 7,3 2.8 1 23,24 23,24 XIX
Cakupan Kunjungan Bumil K4 1 10 4.5 1 49,5 49,5 II
Cakupan Kunjungan Bayi 10 8,2 3.9 1 70,98 70,98 ICakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi 1 8,6 3.4 1 32,64 32,64 XIV
Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 1 9,6 4 1 42,4 42,4 V
Dari 24 masalah di atas didapatkan 1 masalah yang menjadi salah satu
prioritas utama dan dicari alternatif pemecahannya serta dibuat rencana
pelaksanaan kegiatannya yaitu cakupan rendahnya Bayi yang dapat ASI
Eksklusif di Puskesmas kajoran I periode Januari – Oktober 2011 menjadi
masalah yang akan diangkat.
Penyebab masalah tersebut yaitu :
1. Kurangnya proaktif tenaga kesehatan / kader dalam hal edukasi kepada
masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif
2. Petugas kesehatan tidak mendapatkan pembinaan tentang ASI Eksklusif
3. Kurangnya promosi tentang pentingnya ASI Eksklusif
4. Terbatasnya alokasi dana untuk promosi tentang pentingnya ASI
Eksklusif
3
5. Tidak ada SOP
6. Metode yang digunakan dalam promosi kurang variatif / kurang menarik
7. Kurangnya brosur, pamflet dan poster yang berkaitan dengan promosi
pentingnya ASI ekslusif
8. Kurang optimalnya perencanaan kegiatan promosi dan edukasi tentang
ASI ekslusif
9. Kurangnya sosialisasi pada kaderyang terlibat dalam kegiatan
10. Perencaan dalam pembagian tugas kurang terkoordinasi
11. Kurang tepatnya waktu maupun tempat pelaksanaan
12. Kurangnya pengawasan dan evaluasi terhadap program promosi
pentingnya ASI ekslusif
13. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif
14. Persepsi yang salah bahwa jika anak masih nangis atau rewel harus diberi
tambahan susu formula
Beberapa alternatif untuk memecahkan masalah yang didapat di
Puskesmas Kajoran I sebagai berikut :
1. Penyuluhan dan pengawasan dari kader kepada masyarakat2. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan
dan minuman tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
3. Diadakannya pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader4. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak
dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehingga terjadi kesepakatan antar petugas kesehatan.
2. Penduduk yg memanfaatkan jamban
Dari hasil peninjauan selama empat hari di Puskesmas Kajoran I
teridentifikasi sebanyak 24 masalah, antara lain :
No Identifikasi masalah % Besar
4
pencapaian masalah1. Cakupan Kunjungan Bumil K4 91,65 8,35
2. Cakupan Kunjungan Bayi 13,73 86,27
3. Cakupan Bufas yang diberi Vit A Dosis Tinggi
96 4
4. Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 91,24 8,76
5. Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang Diperiksa
82,83 17,17
6. Tempat Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi Syarat Sanitasi
42,04 57,96
7. Rumah Sehat 24,01 75,99
8. Penduduk yang memanfaatkan Jamban 22,6 27,4
9. Rumah yang mempunyai SPAL 30,9 69,1
10. Jumlah Bumil yang Mendapat TT1 87 13
11. Jumlah Bumil yang Mendapat TT2 78,38 21,62
12. BCG 93,05 6,95
13. DPT 1 90 10
14. DPT 3 86,85 13,15
15. Hepatitis B1 Total 90 10
16. Hepatitis B3 92,94 7,06
17. Rumah Tangga Sehat (RT Utama dan Paripurna)
34,7 65,3
18. Bayi yang dapat ASI Eksklusif 48,65 51,35
19. Posyandu Purnama (Indikator 2008) 69,1 30,9
20. Ketersediaan Obat Sesuai kebutuhan 94,7 5,3
21. Pengadaan Obat Essensial 85,23 14,76
22. Pengadaan Obat Generik 8,4 91,6
23. Penyediaan Narkotika psikotropika 90 10
24. UKGS tahap III 94,5 5,5
5
Dari 24 masalah di atas didapatkan masalah yang menjadi salah satu
prioritas utama dan dicari alternatif pemecahannya serta dibuat rencana
pelaksanaan kegiatannya yaitu cakupan penduduk yang memanfaatkan
jamban di Puskesmas Kajoran I periode Januari – Oktober 2011 menjadi
masalah yang akan diangkat.
Penyebab masalah tersebut yaitu :
1. Hanya terdapat 1 petugas
2. Kurangnya Brosur, Leaflet, dan Poster yang berkaitan dengan
pemanfaatan jamban
3. Perilaku penduduk yang masih memanfaatkan tinja sebagai pakan ikan
4. Perilaku penduduk yang lebih menyukai BAB di sungai
5. Kurangnya kesadaran penduduk dalam pemanfaatan dan pemeliharaan
jamban
6. Persepsi masyarakat tentang mahalnya membangun jamban (biaya
pembelian bahan dan tukang)
7. Tidak adanya lahan milik penduduk yang dapat digunakan untuk
membangun jamban
Beberapa alternatif untuk memecahkan masalah yang didapat di Puskesmas
Kajoran I sebagai berikut :
1. Pembuatan SOP spesifik untuk program pemanfaatan jamban
2. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat
seefektif mungkin
3. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media
promosi
4. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat pengunaan
jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak menggunakan
jamban
5. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban
6
6. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki
jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah
7. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan
pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu
Keputusan yang diambil dari alternatif pemecahan masalah di Puskesmas
Kajoran I adalah memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang
manfaat pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak
menggunakan jamban.
3. Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Dari laporan hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan
puskesmas di Puskesmas Kajoran I maka didapatkan :
1. Data umum meliputi data wilayah, demografi penduduk, sosial budaya,
sosial ekonomi, kesehatan lingkungan. Data khusus meliputi SPM di
Puskesmas Kajoran I periode Januari – Oktober 2011
2. Dari analisa SPM didapatkan 20 masalah di Puskesmas Kajoran I Periode
Januari – Oktober 2011 dengan prioritas masalah yang telah dikonfirmasi
dengan kepala puskesmas Kajoran I adalah cakupan Balita gizi buruk
mendapat penanganan.
3. Dari analisa simple problem tidak dapat dinilai karena tidak adanya SOP
dan complex problem tidak didapatkan masalah.
4. Dari analisis penyebab masalah yang telah dikonfirmasikan oleh Kepala
Puskesmas Kajoran I Periode Januari – Oktober 2011 didapat 14
penyebab masalah.
5. Prioritaskan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam manajemen
puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran Periode Januari –
Oktober 2011 adalah :
a. Pemikiran warga yang kurang kooperatif
b. Kurangnya personal dalam bidang gizi
c. Kurangnya sosialisasi petugas terhadap warga
d. Tidak adanya SOP dalam program gizi
7
e. Kurangnya pengawasan petugas puskesmas terhadap pelaksanaan
program di luar gedung
f. Tidak pernah diikutsertakan dalam lokmin triwulan
g. Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang kurang
h. Tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan masyarakat
6. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab
masalah dalam manajemen puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas
Kajoran I Periode Januari – Oktober 2011.
a. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu –
ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi pada balita
b. Mengusulkan kepada kepala puskesmas untuk menambahkan
personal dalam bidang gizi
c. Melakukan pembinaan kepada kader untuk lebih intensif dalam
memberikan penyuluhan dan pemantauan
d. Membuat media promosi misalnya membuat baliho dengan
menggunakan penggalangan dana sehat seefektif mungkin
e. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak
dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi
kesepakatan antar petugas kesehatan.
f. Melakukan pengawasan rutin terhadap kinerja bidan desa serta kader
– kader posyandu agar dapat memberikan pelaporan dengan cepat di
setiap kegiatan mengenai tumbuh kembang balita.
g. Memberikan jadwal keikutsertaan bagian pemegang program gizi
h. Bekerja sama dengan lintas sektor untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat
7. Keputusan tetap yaitu memberikan penyuluhan maupun pendidikan
kesehatan kepada ibu – ibu agar dapat mengerti tentang pentingnya gizi
pada balita sehingga dapat disusun rencana kegiatan pemecahan masalah
(POA) dalam manajemen puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas
Kajoran Periode Januari – Oktober 2011.
B. Saran
8
Untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi
sampai usia 6 bulan di wilayah Puskesmas kajoran I, kami menyarankan hal –
hal sebagai berikut :
1. Membuat SOP dengan kolaborasi kepada pihak puskesmas dan pihak
dinas kesehatan serta pihak – pihak terkait sehinggga terjadi kesepakatan
antar petugas kesehatan.
2. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan kepada ibu – ibu
hamil, bersalin dan nifas agar dapat mengerti tentang ASI eksklusif sejak
dini.
3. Membuat jadwal yang terstruktur mengenai pelaksanaan penyuluhan
tentang ASI eksklusif.
4. Membentuk dana sehat dari masyarakat dan tokoh masyarakat serta
petugas kesehatan untuk penyuluhan ASI eksklusif.
5. Petugas kesehatan yang bertugas memberikan penyuluhan mengumpulkan
secara bersamaan kelompok ibu hamil maupun menyusui dan melakukan
peragaan tentang ASI eksklusif supaya lebih menarik.
6. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana sehat
seefektif mungkin.
7. Mengkoordinasikan brosur, leaflet, dan poster kepada puskesmas maupun
dinas kesehatan setempat atau membuat dengan variasi sendiri semenarik
mungkin.
8. Memberikan pengertian kepada ibu menyusui bahwa pemberian makanan
tambahan selain ASI dapat mengganggu pencernaan pada bayi dan
memberikan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.
9. Melakukan pengawasan dengan bekerjasama kepada pihak puskesmas
agar bidan desa serta kader – kader posyandu dapat memberikan
penyuluhan di setiap kegiatan mengenai ASI eksklusif.
10. Pemerintah
Pemerintah hendaknya turut mempromosikan program pemanfaatan
jamban, contohnya melalui kurikulum pendidikan atau melalui iklan
9
kementrian kesehatan agar masyarakat mampu menyadari pentingnya
pemanfaatan jamban.
11. Puskesmas
Untuk meningkatkan keberhasilan pemanfaatan jamban di wilayah
Puskesmas Kajoran I, kami menyarankan hal – hal sebagai berikut :
a. Pembuatan SOP spesifik untuk program pemanfaatan jamban
b. Membeli media promosi dengan menggunakan penggalangan dana
sehat seefektif mungkin
c. Memanfaatkan alat-alat yang tersedia di puskesmas sebagai media
promosi
d. Memberikan penyuluhan maupun pendidikan tentang manfaat
pengunaan jamban dan dampak negatif pada masyarakat jika tidak
menggunakan jamban
e. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk pemanfaatan jamban
f. Pembagian jamban angsatrin kepada penduduk yang belum memiliki
jamban, serta pengawasan dalam pembuatan jamban disetiap rumah
g. Mengadakan iuran sukarela dari masyarakat desa untuk kepentingan
pembangunan jamban bagi penduduk yang kurang mampu\
12. Membuat jadwal kegiatan rutin untuk penyuluhan kesehatan pada
masyarakat dalam bidang gizi.
13. Kepala puskesmas untuk lebih memantau kegiatan dalam bidang
peningkatan gizi masyarakat.
14. Melakukan evaluasi tiap bulan terhadap kondisi gizi balita untuk
memperbaiki RUK.
10
BAB V
PENUTUP
Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan
manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran I. Dengan
meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan penyebab masalah yang
ditinjau dari segi manajemen dan mutu pelayanan serta ditemukannya
prioritas penyebab masalah dan alternatif pemecahan masalah.
Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai
unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan mempunyai keterbatasan-
keterbatasan dalam hal tenaga kesehatan, dana, sarana-prasarana
penunjang, sehingga puskesmas perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar
dapat mencapai hasil yang maksimal. Dimensi mutu pelayanan juga
penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
harus memperhatikan kualitas. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena cakupan atau kuantitas yang
tinggi belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang baik, begitu
pula sebaliknya.
Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat
bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas
sebagai Health Provider, Manager, Decision Maker, dan Communicator
sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan
masukan dalam usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah Puskesmas Kajoran I.
11
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Penetapan
Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat, Jakarta.
Departemen Kesehatan, 1997, ARRIF : Pedoman Manajemen Peran Serta
Masyarakat, Jakarta.
Departemen Kesehatan, 1998, Paradigma Sehat Menuju Indonesia Sehat 2010,
Jakarta.
Departemen Kesehatan, 2004, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta : Depkes RI.
Departemen Kesehatan, 2004, Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor : 128
/Menkes/SK/V/2004 Tahun 2004 tentang Tujuan Pembangunan Kesehatan
Tahun 2004, Jakarta : Depkes RI.
Pratiknya AW, 1986, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Penelitian Kedokteran
Kesehatan, Rajawali, Jakarta.
Reinke A, William, Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas
Manajemen, Yogyakarta, Gadjah Mada University ,Press 1994Notoatmojo
Sockidjo Prof, DR, Ilmu Kesehatan Masyarakat,Jakarta, Rineka Cipta ,
1997
Soehardi R, Karnaini, Tedjo Saputro W, et al, Ed : Pedoman Praktis Pelaksanaan
Puskesmas, Balai Pelatihan Kesehatan Salaman, Magelang.
12