laporan mikrobiologi

33
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Mikroorganisme merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut organisme berukuran mikroskopis, seperti bakteri, sianobakter, kapang mikroskopis, protozoa dan lain sebagainya. Bakteri merupakan salah satu organisme uniseluler berukuran kecil yang termasuk golongan prokariotik. Sel-sel bakteri sangat khas dengan berbagai bentuk, seperti bulat, batang, oval dan spiral. Bakteri memiliki diameter 0,5-1,0 μm dan panjang 1,5-2,5 μm, sehingga tidak bisa diamati tanpa bantuan mikroskop. Alongi dalam Feliatra (2001) menyatakan bahwa bakteri terdapat hampir di seluruh ekosistem dan bertanggung jawab untuk mendegradasi dan mendaur ulang unsur atau elemen esensial, sehingga bakteri menjadi salah satu organisme utama dalam suatu ekosistem. Bakteri mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup dalam suatu koloni, baik bersimbiose, bebas ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam sangat melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi (Pelczar dan Chan, 2005). Untuk mempelajari kehidupan 1

Transcript of laporan mikrobiologi

Page 1: laporan mikrobiologi

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut organisme

berukuran mikroskopis, seperti bakteri, sianobakter, kapang mikroskopis, protozoa

dan lain sebagainya. Bakteri merupakan salah satu organisme uniseluler berukuran

kecil yang termasuk golongan prokariotik. Sel-sel bakteri sangat khas dengan

berbagai bentuk, seperti bulat, batang, oval dan spiral. Bakteri memiliki diameter

0,5-1,0 μm dan panjang 1,5-2,5 μm, sehingga tidak bisa diamati tanpa bantuan

mikroskop. Alongi dalam Feliatra (2001) menyatakan bahwa bakteri terdapat hampir

di seluruh ekosistem dan bertanggung jawab untuk mendegradasi dan mendaur ulang

unsur atau elemen esensial, sehingga bakteri menjadi salah satu organisme utama

dalam suatu ekosistem.

Bakteri mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup dalam suatu koloni,

baik bersimbiose, bebas ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam

sangat melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi (Pelczar dan Chan, 2005).

Untuk mempelajari kehidupan dan keragaman bakteri, diperlukan suatu usaha untuk

mengembakbiakkan mereka dalam skala laboratorium.

b. Tujuan

Untuk mempelajari kehidupan dan keragaman bakteri, dengan mengembakbiakkan

mereka dalam skala laboratorium.

1

Page 2: laporan mikrobiologi

c. Metode Penelitian

Kegunaan Alat dan Bahan

Sampel plak : digunakan sebagai objek pengamatan

Rak tabung : digunakan sebagai tempat untuk menyimpan tabung

reaksi agar teap berdiri

LAF : digunakan untuk pekerjaan aseptik

Bunsen : - digunakan sebagai wadah spirtus

- untuk mensterilkan spoit

Spiritus : digunakan sebagai bahan bakar dari spirtus

Timbangan bahan : digunakan untk mengukur berat dari suatu bahan yang

akan digunakan

Medium BHIB : digunakan sebagai tempat hidup & nutrisi bakteri

Air suling : digunakan pada praktikum II yaitu pada tahap

pengenceran

Transport medium: digunakan sebagai medium sementara bakteri bagi

sebelum di tempatkan pada cawan petri

Alkohol 70% : digunakan untuk mensterlikan tangan, meja dll sebelum

dan sesudah bersentuhan dengan bakteri atau alat-alat yang digunakan pada

praktikum

Kertas label : untuk memberikan nama / label pda cawan petri, tabung

reaksi atau alat-alat yang digunakan untuk menandakan alat-alat tersebut

Hands prayer; tempat alkohol

Cotton buds : digunakan untuk mengambil sampel dari rongga mulut

Tabung reaksi; : digunakan sebagai media dari bakteri

Botol vial : digunakan sebagai wadah dari air suling pada waktu

pengenceran dan sebagai wadah dari suspense mikroba sebelum di

pindahkan ke cawan petri serta pada tahapan-yahapan praktikum yang lain

Autoclaf : sebagai salah satu alat yang digunakan untuk sterilisasi

alat dengan prinsip kerja aitu dengan uap panas bertekanan

2

Page 3: laporan mikrobiologi

Oven : sebagai salah satu alat yang digunakan untuk sterilisasi

alat dengan prinsip kerja yaitu dengan pana bertekanan

Kapas : digunakan sebagai penutup tabung reaksi dan penutup

botol vial

Alumunium foil : digunakan sebagai penutup botol vial

Inkubator : digunakan sebagai alat untuk menginkubasi bakteri

Cawan petri : digunakan sebagai wadah untuk penyimpanan bakteri

selaintabung reaksi

Gelas ukur : sebagai wadah bHIA steril paa tahap uji daya hambat

Spoit : sebagai alat yang digunakan untuk menngambil bahan

yang dibutuhkan

Sengkelit (ose bulat): digunakan untuk mengambil sampel koloni bakteri

yang akan dipergunakan

Medium BHIA : digunakan sebagai medium padat bakteri untuk tumbuh

Pratikum I. Pengambilan sampel

Alat dan Bahan :

1. Sampel plak

3

Page 4: laporan mikrobiologi

2. Cotton buds

3. Botol vial

4. Transport medium

5. Kapas

6. Alumunium foil

7. Incubator

8. Hands prayer

9. Kertas label

10. Bunsen

11. Spirtus

12. Alcohol 70%

Prosedur Pembuatan Medium:

1. Sterilkan semua alat

2. Ambil sampel pada rongga mulut dengan cotton buds

3. Masukkan dalam botol vial yang berisi medium transport

4. Sumbat dengan kapas dan alumuunium foil\

5. Inkubasi dalam incubator suhu 37oC selama 1 x 24 jam

Pratikum 2. Pengenceran

Alat dan Bahan :

1. Tabung reaksi

4

Page 5: laporan mikrobiologi

2. Cawan petri

3. Spoit 1 cc

4. Kapas

5. Hands prayer

6. Kertas label

7. Bunsen

8. Spirtus

9. Medium BHIA (Brain Heart infusion Agar)

10. Air suling

11. Alcohol 70%

12. Incubator

Cara Pembuatan :

1. DiSiapkan 5 buah tabung reaksi steril

2. Masukkan 9 ml air suling + 1 ml samppel ke dalam tabung I

3. Kemudian ambil 1 ml dari tabung I, masukkan ke dalam tabng II yang berisi 9

ml air suling

4. Demikian seterusnya sampai tabung V

5. Dari tiap tabung (I-V) di ambil 1 ml, dimasukkan dalam cawan petri

6. Tuang medium BHIA steril sebanyak 10-15 ml ke dalam tiap cawan petri

7. Campur dengan goyangan angka 8 supaya sampel dan medium tercampur

dengan baik

8. Setelah 5-10 menit, medium BHIA memadat

9. Tutup cawan petri dengan kertas

10. Inkubasi dalam incubator suhu 37oC selama 1 x 24 jam

Pratikum 3. Melihat dan Menghitung Koloni

Alat dan Bahan :

1. Cawan petri

5

Page 6: laporan mikrobiologi

2. Tabung reaksi

3. Rak tabung

4. Kapas

5. Sengkelit (ose bulat)

6. Bunsen

7. Spirtus

8. Alcohol 70%

9. Kertas label

10. Hands prayer

Karakteristik Koloni Yang Tumbuh :

1. Buka cawan petri yang telah diinkubasi

2. Amati koloni yang tumbuh

3. Tuliskan karakteristik yang tumbuh (bentuk, ukuran, warna , tekstur, elevasi

permukaan, penampilan, dan konsistensi)

4. Gambarkan koloni yang terbentuk (bentuk, ukuran, warna , tekstur, elevasi

permukaan, penampilan, dan konsistensi)

5. Tuliskan jumlah koloni yang terbentuk

6. Untuk menghasilkan isolat murni, ambil 1 ose koloni yang tumbuh

7. Tanam pada medium BHIA pada cawan petri steril dengan cara menggoreskan

secara quadratum

8. Inkubasi dalam incubator suhu 37oC selama 1 x 24 jam

Pratikum 4. Replikasi

Alat dan Bahan:

1. Tabung reaksi

6

Page 7: laporan mikrobiologi

2. Cawan petri

3. Rak tabung

4. Sengkelit (ose bulat)

5. Kapas

6. Medium BHIA (Brain Heart Infusion Agar)

7. Kertas label

8. Hands paryer

9. Alcohol 70%

10. Bunsen

11. Spirtus

Prosedur pengamatan :

1. Buka bungkus cawan petri yang telah disediakan

2. Ambil 1 ose dari koloni yang terbentuk

3. Goreskan pada medium BHIA sterli dalam cawan petri

4. Inkubasi dalam incubator suhu 37oC selama 1 x 24 jam

5. Lakukan selama 3-4 kali

Pratikum 5. Pengamatan Isolat Murni

Alat dan Bahan:

1. Tabung reaksi

7

Page 8: laporan mikrobiologi

2. Cawan petri

3. Rak tabung

4. Sengkelit (ose bulat)

5. Kapas

6. Medium BHIA (Brain Heart Infusion Agar)

7. Kertas label

8. Hands paryer

9. Alcohol 70%

10. Bunsen

11. Spirtus

Prosedur Pengamatan :

1. Buka bungkus cawan petri

2. Ambil 1 ose koloni

3. Tumbuhkan dalam BHIA miring dalam tabung reaksi steril denbgan cara

menggores zig-zag

4. Tutup dengan kapas

5. Inkubasi dalam incubator dengan suhu 37oC selama 1 x 24 jam

Praktikum 6. Uji Daya Hambat

(pembuatan medium dan pengambilan sampel)

Alat dan bahan :

8

Page 9: laporan mikrobiologi

1. Tabung reaksi

2. Botol vial

3. Kapas

4. Alumunium foil

5. Incubator

6. Cawan petri

7. Gelas ukur

8. Spoit 1 cc

9. Rak tabung

10. Sengkelit (ose bulat)

11. Bunsen

12. NaCl 0,9 %

13. Medium BHIA (Brain Heart Infusion Agar)

14. Pinset

15. Pencadang

16. Mouth wash

17. Pepsodent

18. Tetracycline

19. Piodine

20. Air suling

21. Spirtus

22. Alcohol 70%

23. Kertas label

24. Hands prayer

25. Isolate kuman

Prosedur Peremajaan Isolat Kuman :

1. Sterilkan semua alat

2. Buat medium BHIA pada cawan petri

9

Page 10: laporan mikrobiologi

3. Ambil isolat murni yang telah diperoleh dari praktikum sebelumnya

4. Ambil 1 ose isolat, tanam dalam medium

5. Tutup cawan petri, bungkus dengn kertas

6. Inkubasi dalam incubator suhu 37oC selama 1 x 24 jam

Prosedur kerja :

1. Ambil 10 NaCl ,masukkan ke dalam tabung reaksi

2. Kocok dengan cara digulung-gulungkan pada telapak tangan

3. Ambil 0,1 ml suspensi mikroba tersebut , masukkan kedalam botol steril,

kocok seperti angka 0 (nol)

4. Tuang 20 ml medium BHIA steril kedalam cawan petri yang akan menjadi

based layer (lapisan bawah)

5. Setelah memadat tuangkan isi dari botol tersebut kedalam cawan petri yang

akan menjadi seed layer (lapisan atas)

6. Setelah seed layer tersebut setengah memadat, bagi cawan petri tersebut

menjadi 4 bagian

7. Tempatkan pencadang tersebut pada masing-masing bagian, beri label

berdasarkan bahan yang akan diisi

8. Isi masing-masing pencadang tersebut sebanyak 0.2 ml dengan mouth wash,

pepsodent, tetracycline, dan piodine

9. Inkubasi dalam incubator suhu 37oC selama 1 x 24 jam

Praktikum 7. Uji Daya Hambat II

Alat dan bahan :

1. Tabung reaksi

10

Page 11: laporan mikrobiologi

2. Botol vial

3. Kapas

4. Alumunium foil

5. Incubator

6. Cawan petri

7. Gelas ukur

8. Spoit 1 cc

9. Rak tabung

10. Sengkelit (ose bulat)

11. Bunsen

12. Pinset

13. Air suling

14. Spirtus

15. Alcohol 70%

16. Kertas label

17. Hands prayer

18. Isolate kuman

19. Paper dish atau cakram antibiotic

20. kalipper

Prosedur pembuatan:

1. Buka bungkus cawan petri

11

Page 12: laporan mikrobiologi

2. Letakkan paper (dish yang telah diberi bahan antibiotic) atau cakram antibiotic

diatas medium yang telah ditumbuhi bakteri

3. Tutup cawan petri dan bungkus dengan kertas

4. Inkubasi dalam incubator 37oC selama 1 x 24 jam

5. Amati zona halo yang terbentuk di sekeliling paper dish/cakram antibiotic

6. Ukur zona bening dengan kalipper

7. Gambarkan secara skematis hasil pengamatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

12

Page 13: laporan mikrobiologi

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kesehatan tubuh manusia, yaitu hospes

(manusia), agent (bakteri), dan environment (lingkungan). Kesehatan tubuh manusia

tercipta, ketika tiga faktor tersebut seimbang. Seandainya, salah satu dari ketiga faktor

tersebut tidak lengkap atau salah satunya mengalami kerusakan, tubuh manusia akan

mengalami sakit.1

Di dalam tubuh terdapat tiga bakteri, seperti bakteri jahat, bakteri normal atau

flora normal, dan bakteri higienis. Bakteri normal, dan bakteri higienis sangat bagus

tetap ada di tubuh, karena bakteri normal akan menyeimbangkan antara bakteri jahat,

dan bakteri higienis, tidak saja bakteri higienisnya saja yang penting untuk tubuh, tetapi

bakteri jahatnya juga.1

Bakteri terdiri atas bermacam-macam jenis, yang dibagi-bagi sesuai dengan

karakteristik/sifatnya yang menyebabkan berbagai macam penyakit. Klasifikasi yang

tepat dari bakteri yang menyebabkan infeksi, merupakan bagian yang penting, sehingga

antibiotic yang paling tepat segera digunakan, tanpa penundaan dan karenanya

epidiomologi infeksi dapat dimonitor. Klasifikasi sebagian besar didasarkan bentuk

bakteri , misalnya basili( kecil, garis) dan kokus (bulat lonjong) serta sifat pengecatan

Gram Negatif dan Gram positif. Jadi akan dapat ditemukan basil dan koken gram

negative serta basil dan koken gram positif. Disamping itu ada kategori lain yaitu

spirokhaeta dan mikrobakterium. Beberapa jenis bakteri mampu dengan kondisi host

dengan membentuk spora.4

Jumlah bakteri di rongga mulut mencapai ratusan juta. Meski demikian, tidak

semua bakteri rongga mulut membahayakan, bahkan sebagian justru dibutuhkan sebagai

flora normal mulut.2 Bakteri menyebabkan sakit melalui produksi enzim dan racunnya

yang merusak jaringan penderita. Bakteri juga dapat merusak jaringan secara tidak

langsung dengan cara menyebabkan reaksi pertahanan yang berlebihan yang

berkemampuan merusak jaringan.4 Bakteri yang berpotensi menimbulkan penyakit gigi

dan banyak ditemui pada penyakit sistemik adalah golongan bakteri anaerob gram

negatif, seperti Porphyromonas gingivalis dan Actinobacillus actinomycetemcommitans.

13

Page 14: laporan mikrobiologi

Bakteri tersebut mendominasi radang gusi dan radang sekitar ujung akar gigi sampai

terjadi bengkak bernanah.2 Selain itu, ada juga Actinomyces israelii, yang merupakan

bakteri filament gram positif yang paling sering menjadi penyebab Actinomycosis.

Beberapa speies lainnya yang secara langsung bereran kepada organism yang

bersangkutan adalah Arachnia propionica. Actinomyces adalah bagian dari flora normal

dan terlihat menjadi pathogen.5 Keseluruhan Bakteri rongga mulut ini dapat menyebar

melalui aliran darah yang terdapat pada rongga mulut. Yang menyebar bisa bakteri itu

sendiri, bisa juga racun yang dihasilkannya.4

Dalam dunia mikrobiologi, dikenal beberapa istilah seperti inokulasi, kultur dan

isolasi. Inokulasi adalah suatu usaha menumbuhkan mikroorganisme dari satu sumber

ke media pertumbuhan steril. Biakan yang tumbuh disebut dengan kultur. Isolat adalah

biakan murni dari mikroorgansime yang diharapkan berasal dari satu jenis, sedangkan

isolasi adalah usaha untuk mendapatkan isolat.3

Sumber isolasi → Inokulasi → Kultur/biakan → Isolasi → Isolat3

Membiakkan bakteri dapat dilakukan dengan berbagi cara, salah satunya

pengembangbiakan dalam media cawan petri. Pengembangbiakan dalam cawan ini ada

beberapa metode, yaitu :3

1. Metode cawan gores (streak plate): Prinsip metode ini, yaitu mendapatkan koloni

yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses

isolasi.3

2. Metode cawan tuang (pour plate): pada metode ini, koloni akan tumbuh di dalam

media agar.3

3. Metode cawan sebar (spread plate): Dengan metode ini, satu sel bakteri akan tumbuh

dan berkembang menjadi satu koloni bakteri.3

Karakterisasi Mikroskopis dan Identifikasi

14

Page 15: laporan mikrobiologi

Karakterisasi merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi bakteri. Karakterisasi

dilakukan untuk mendapatkan ciri khas dari isolat, sehingga dapat diketahui jenisnya.

Karakterisasi bakteri dilakukan melalui dua tahap, yaitu karakterisasi makroskopis,

meliputi tipe pertumbuhan pada berbagai media dan karakterisasi mikroskopis, yaitu

karakterisasi bentuk sel, ukuran, dsb.3

Karakterisasi untuk bakteri dilakukan pula terhadap aktivitas metabolisme, seperti

kebutuhan akan sumber energi, kebutuhan oksigen, sifat fermentasi, produksi senyawa

tertentu, dsb. Hasil karakterisasi kemudian disesuaikan dengan bakteri acuan dalam

Bergey`s Manual of Determinative Bacteriology (9th ed.). Metode ini disebut dengan

matching profile atau metode kesamaan profil (sifat) antara isolat dengan bakteri acuan.

Tentu saja bakteri yang ditemukan belum pasti bakteri yang sama dengan acuan.

Maksudnya, isolat yang didapatkan hanya diduga sebagai bakteri yang dijadikan acuan. 3

Walaupun bakteri ditemukan cukup banyak, tetapi pencegahan dan pengobatan

infeksi-infeksi Karena bakteri tersebut telah sangat berhasil dalam dunia kedokteran

modern. Keberhasilan dan pencegahan termasuk diantaranya peningkatan secara umum

kebersihan (air minum, pembuangan limbah , dan sebgainya), juga penemuan dan

pengembangan vaksin-vaksin yang spesifik dan antibiootik yang banyak jenis dan

kemampuannya. Kejadian yang mengikuti keguaan yang besar pada mikrobiologi

medis, imunisasi dan kemoterapi antimicrobial, ialah meningkatnya insiden infeksi

rumah sakit yang merugikan (nosocomial). Organisme penyebab infeksi ini sering

resisten terhadap antibiotika spectrum luas dan sulit untuk dibersihkan.4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

15

Page 16: laporan mikrobiologi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan kelompok kami dari kegiatan yang tealh

dilakukan yaitu, pengambilan sampel pada rongga mulut maka kami membandingkannya

dengan kelompok lain dan diperolehlah hasil sebagai berikut :

No Sampel Warna Sampel

1 Botol 1 Agak keruh

2 Botol 2 Agak Bening

3 Botol 3 Bening

4 Botol 4

5 Botol 5

6 Botol 6 Keruh

7 Botol 7 Agak Keruh

Setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan colony counter, maka di ambil

kesimpulan bahwa:

No Sampel Keterangan

1 Botol 1 2 Kuman pada botol 1 lebih sedikit dibandingakn botol 2

2 Botol 2 3 Kuman pada botol 2 lebih sedikit dibandingakn botol 3

3 Botol 3 4 Kuman padabotol 3 lebih banyak dibandingakn botol 4

4 Botol 4 5 Kuman pada botol 4 lebih sedikit dibandingakn botol 5

5 Botol 5 6 Kuman pada botol 5 lebih sedikit dibandingakn botol 6

6 Botol 6 7 Kuman padabotol 6 lebih banyak dibandingakn botol 7

7 Botol 3 6 Kuman padabotol 3 lebih banyak dibandingakn botol 6

16

Page 17: laporan mikrobiologi

Jadi berdasarkan hasil tes yang telah diperoleh, maka sampel yang paling

banyak mengandung kuman adalah sampel pada botol 3.

Setelah melakukan pengamatan terhadap botol sampel kemudian dilakukan

pengenceran dan di inkubasi di dalam incubator suhu 37oC selama 1 x 24 jam, maka

diperoleh hasil yaitu terbentuknya koloni bakteri pada cawan petri.

Pada cawan petri dengan pengenceran 10-1 dan 10-2, diperoleh hasil bahwa bakteri

yang terbentuk masih sangat banyak menutupi seluruh permukaan cawan petri,

(lebih dari 60% menutupi permukaan cawan petri). Dan bakteri yang terbentuk

belum dapat diidentifikasikan dengan baik.

Pada cawan petri dengan pengenceran 10-3, diperoleh hasil bahwa bakteri yang

terbentuk masih banyak, hampir menutupi seluruh permukaan cawan petri. Dan

bakteri yang ada belum dapat dihutung berapa jumlah koloni yang ada, dan

belum dapat mengklasifikasikan karena bentuknya belum dapat dilihat dengan

baik.

Pada cawan petri dengan pengenceran 10-4, koloni bakteri yang ada sudah jelah,

sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

No Karakteristik Koloni Keterangan

1 Ukuran Titik yang lebar

2 Bentuk Bulat dan tepinya rata

3 Elevasi permukaan Agak menonjol dan tebal

4 Permukaan koloni Permukaan koloni halus

5 Penampilan koloni Penampilan koloni mengkilap

6 Warna Kekuning-kuningan

7 Konsistensi Pada tabung reaksi yang miring konsistensinya

keras. Sedangkan pada cawan petri

konsistensinya lunsk seperti mentega

17

Page 18: laporan mikrobiologi

Junlah koloni yang terbentuk pada pengenceran 10-4 adalah 436 koloni.

Kemudian setelah mengetahui karakteristik koloni bakteri dan menghitung

jumlah koloni yang terbentuk ,maka dilakukan replikasi untuk menemukan isolat

murni. Replikasi yang dikaukan yaitu dengan melakukan penggoresan secara zig-zag

pada cawan petri, sehingga setelah di inkubasi ditemukan isolat murni yang nantinya

digunakan untuk melakukan pengujian terhadap daya hambatnya.

Hasil pengamatan terhadap isolat murni tersebut adalah terbentuknya koloni

bakteri yang pada goresan pertama terbentuk koloni bakteri yang memadat, dan makin

lama koloni tersebut makin berkurang (putus-putus). Dan pada goresan terakhir

tersebutlah yang digunakan sebagai isolat murni.

Isolat murni yang telah ada digunakan untuk menguji daya hambat dari bekteri

tersebut. Dan setelah dilakukan pembuatan medium dan pengambilan sampel serta setelah

diinkubasi di dalam inkubator maka didapatkan hasil sebagai berikut :

No Bahan Hasil Yang Dipeorleh

1 Pepsodent Tidak terbentuk zona bening

2 Mouth wash Tidak terbentuk zona bening

3 Tetracycline Terbentuknya zona bening disekitar

pencadang

4 Piodine Tidak terbentuk zona bening

Hasil terbentuknya uji daya hambat dari ditempatkan penbcadang adalah dengan

terbetuknya zona bening di sekitar pencadang. Zona bening tersebut menandakan tidak

adanya lagi bakteri yang ada di daerah zona bening tersebut. Kemudian dilakukan

pengukuran, dsan diperoleh hasil sebagai berikut :

18

Page 19: laporan mikrobiologi

No Bahan I II III

1 Tetracycline 9,6 mm 11,35 mm 10,7 mm

2 Mouth wash 8,63 mm 9,05 mm 9,05 mm

3 Betadine 6 mm 6 mm 6 mm

4 pepsodent 8,08 mm 8,06 mm 8 mm

Rata – rata 8,0775 mm 8,615 mm 8,4375 mm

Zona bening tidak terbentuk pada bahan pepsodent, mouth wash, dan piodine

karena pada bahan tersebut hanya terjadi proses bakteriostatik, yaitu dimana bakteri

yang ada tidak mati melainkan bakteri tersebut di lumpuhkan. Sedangkan pada

tetracycline terjadi proses bakteriosit, yaitu bakteri yang ada dimatikan.

Dalam hal ini tetracycline yang mana merupakan antibiotik lebih ampuh untuk

membunuh kuman. Kemudian kuman akan lebih cepat lumpuh pada bahan piodine,

karena pada bahan tersebut mengandung zat logam yaitu iodine ( I2 ) yang mana

sebagai zak aktif. Kemudian pada pepsodent yang mengandung kalsium karbonat, dan

mouth wash yang mengandung zinc clorida.

Faktor Kegagalan Terlihatnya Zona Bening

1. Medium speed layer (lapisan atas) yang dituangkan sudah memadat sehingga pada

waktu pencadang diletakkkan tidak dapat berada dengan tepat diatas based layer

(lapisan bawah)

2. Pencadang tidak menyentuh bagian permukaan speed layer

3. Karena pencadang tidak tidak menyentuh permukaan based layer, maka bakteri

tidak dapat berdifusi le permukaan seed layer

19

Page 20: laporan mikrobiologi

4. Pencadang telepas dari medium / permukaan seed layer, sehingga sampel tercecer

di medium

5. Adanya kontaminasi dari luar

20

Page 21: laporan mikrobiologi

BAB IV

KESIMPULAN

1. Mikroorganisme merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut organisme

berukuran mikroskopis, seperti bakteri, sianobakter, kapang mikroskopis,

protozoa dan lain sebagainya.

2. Factor penyebab kegagalan dari tidak terlihatnya zona bening di sebabka oleh

banyak factor, yaitu :

a) Medium speed layer (lapisan atas) yang dituangkan sudah memadat

sehingga pada waktu pencadang diletakkkan tidak dapat berada dengan

tepat diatas based layer (lapisan bawah)

b) Pencadang tidak menyentuh bagian permukaan speed layer

c) Karena pencadang tidak tidak menyentuh permukaan based layer, maka

bakteri tidak dapat berdifusi le permukaan seed layer

d) Pencadang telepas dari medium / permukaan seed layer, sehingga sampel

tercecer di medium

e) Adanya kontaminasi dari luar

3. Bakteriostatik yaitu bersifat menghambat / melumpuhkan bakteri

Bakteriosit yaitu bersifat mematikan bakteri

21

Page 22: laporan mikrobiologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Efek Ganda Derita Gusi. Available at http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-

transitional.dtd (Diakses 15 Mei 2009)

2. Bakteri Normal Pacu Kesehatan Tubuh Manusia. Available at

http://www2.umy.ac.id/wp-content/themes/adam-2col/style. (Diakses 15 Febuari

2009)

3. Dunia Mikrobiologi. Available at http://riesama.blog.friendster.com (Diakses 15

Mei 2009)

4. Underwood JCE. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: EGC; 2002. p.50-51

5. Neville BW, Damm DD, White DH. Color Atlas of Clinical Pathology. London:

BC Decker Inc; 2003. p.122-123

22

Page 23: laporan mikrobiologi

23