Laporan Media tanam
description
Transcript of Laporan Media tanam
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBioteknologi merupakan pengaplikasian teknologi
di bidang biologi, biokimia, dan rekayasa organisme baik mikroba/jasad hidup untuk menghasilkan barang dan atau jasa. Dalam bioteknologi sendiri ada bioteknologi yang modern dan tradisional. Perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi dan lain sebagainya. Salah satu kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam upaya aplikasi bioteknologi adalah pembuatan media Dalam pembuatan media terdapat berbagai factor yang harus diperhatikan agar proses pembuatan kultur jaringan dapat berhasil. Untuk itu melalui praktikum ini akan dibahas mengenai bagaimana pembuatan media secara lebih mendalam.
1.2 Tujuan a. Mengetahui pengertian media MS b. Mengetahui komposisi media MS serta fungsi c. Mengetahui teknik aseptik dalam pembuatan
media d. Mengetahui rumus perhitungan larutan stok e. Mengetahui jenis kontaminasi media f. Mengetahui ciri-ciri media yang sesuai untuk
pertumbuhan eksplan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian media MS Menurut Astuti (2007), media Murashige-Skoog
(MS) adalah salah satu media in vitro yang sering digunakan dalam perbanyakan tanaman, baik untuk tanaman herba maupun berkayu.
2.2 Komposisi Media MS Serta Fungsi Menurut Sriyanti (2002) dalam media MS
(Murashige dan Skogg), terdiri dari beberapa macam unsur yang dikandung di dalamnya, antara lain: makronutrien, mikronutrien, vitamin, dan zat besi.
Jenis-jenis unsur makro ada 9 yaitu Nitrogen (N), Phosphorus (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg). Unsur NPK tersedia. Sedangkan unsur S, Ca, dan Mg boleh ada dan boleh tidak, namun disarankan tetap ada walaupu dengan prosentase lebih kecil. Unsur-unsur yang termasuk di dalam unsur mikro ada 7 antara lain Klor (Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Bor (B), dan Molibdenum (Mo). Fungsi masing-masing unsur makro dan mikro adalah:
a. Unsur Nitrogen (N)Kegunaan Nitrogen bagi tanaman adalah untuk menyuburkan tanaman, pembentukan hijau daun, dan pertumbuhan vegetatif tanaman sebab unsur N dapat membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik yang lain.
b. Unsur Fosfor (P)Unsur P terutama dibutuhkan tanaman untuk pemben-tukan karbohidrat. Maka, unsur P dibutuhkan secara besar-besaran pada waktu pertumbuhan benih, pembungaan, pemasakan buah dan biji.
c. Unsur Kalium (K)Unsur K berfungsi untuk memperkuat tubuh tanaman, karena dapat menguatkan serabut-serabut akar sehing-ga daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur.
d. Unsur Sulfur (S)Unsur S berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar, membantu pembentukan anakan sehingga pertumbuhan dan ketahanan tanaman terjamin.
e. Unsur Kalsium (Ca)Unsur Ca berfungsi merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan merasang pembentukan biji.
f.Unsur Magnesium (Mg)Kegunaan fosfat sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein.
g. Unsur Besi (Fe)Pemberian unsur Fe juga berfungsi sebagai penyangga yang sangat penting untuk menyangga kestabilan pH media selama digunakan untuk menum-buhkan jaringan tanaman.
h. Unsur SukrosaSukrosa sering ditambahkan pada medium kultur jaringan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk induksi kalus.
i. Unsur Glukosa dan Fruktosa
Glukosa dan Fruktosa dapat digunakan untuk mengganti sukrosa karena dapat merangsang pertumbuhan bebe-rapa jaringan.
j. Unsur Mio-inositolPenambahan mio-inositol pada medium bertujuan untuk membantu diferensiasi dan pertumbuhan sejumlah jaringan.
k. Unsur Asam-asam AminoAsam amino berperan penting untuk pertumbuhan dan diferensiasi kalus.
l. Unsur Zat Pengtur Tumbuh (ZPT)Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan sebagai komponen medium bagi pertumbuhan dan diferensiasi.
m. SitokininSitokinin berperan dalam pembelahan sel tanaman terutama mempengaruhi metabolisme asam nukleat dan sintesis protein.
n. AuksinAuksin berperan dalam proses merubah sifat osmotik dari vakuola dan berpengalaman terhadap perpanjangan sel tanaman sedangkan sitokinin berpengaruh pada pembelahan sel dan diferensiasi sel .
2.3 Teknik Aseptik dalam Pembuatan Media Menurut Kusdianti (2006) teknik aseptik dalam
pembuatan media meliputi:1. Sterilisasi Peralatan
Sterilisasi ini dilakukan agar alat tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora, sterilisasi peralatan dibagi menjadi 2 :
a. Sterilisasi Basah, dengan cara pengaturan tekann dalam autoklaf. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan terhadap
pemanasan tinggi. Biasanya dijalankan dengan menggunakan panas 120oC selama 10 – 20 menit tergantung kebutuhan .
b. Sterilisasi Kering, cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering serta berlangsung dalam sterilisator udara panas (Oven). Pemanasan dengan udara panas digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas. Misalnya : Petri, tabung, gelas, botol pipet , dll.
2. Sterilisasi RuangMikroganisme dapat hidup dimana-mana bukan
hanya diruang terbuka maupun tertutup. Kehidupan mikroganisme diruang tertutup lebih mudah di kendalikan dibanding ruang terbuka. Sterilisasi ruangan dilakukan dengan menyemprotkan alkaholol 90 % dengan hand-sprayer.3. Sterilisasi Bahan Tanam
Dalam sterilisasi bahan tanam. Hal yang penting yang harus mendapat perlakuan adalah bahwa sel tanaman dan kontaminan adalah sama-sama benda hidup. Kontaminasi harus dilakukan tanpa mematikan sel tanaman. bahan sterilisasi umumnya bersifat toxic terhadap jaringan tanaman. pembiasan berkali-kali sesudah perendaman dalam pelarutan bahan sterilisasi sangat diperlukan untuk menghilangkan sisa – sisa bahan aktif yang masih menempel di permukaan.
2.4 Rumus Perhitungan Larutan Stok Menurut Hemawan (2006), rumus perhitungan
larutan stok yang dibutuhkan, dapat menggunakan rumus:
Keterangan: V1 = volume yang akan dibuatM1= banyaknya kebutuhan senyawa dalam media MSV2 = volume larutan stok yang akan diambilM2= banyaknya senyawa dalam larutan stok
2.5 Jenis Kontaminasi MediaSumber kontaminasi dapat berasal dari eksplan
tumbuhan, organisme kecil yang masuk ke dalam media, alat yang tidak steril dan lingkungan kerja yang kotor. Sehingga harus dilakukan: sterilisasi lingkungan kerja, alat-alat, media dan bahan tanaman (Susilowati, 2000).
2.6 Ciri-Ciri Media yang Sesuai untuk Pertumbuhan Eksplan
Menurut Sriyanti (2002), media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang diguna-kan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang cocok mempengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam untuk menjadi plantet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, di dalam media kultur jaringan ditambahkan berbagai macam zat. Zat-zat organik yang biasanya ditambahkan dalam media kultur jaringan adalah sukrosa, mio inositol, asam amino, dan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dila-kukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf. Sedang-kan sebagai tambahan biasanya diberi zat organik lain seperti air kelapa, ekstrak ragi, pisang, tomat, toge dan lain-lain.
BAB IIIMETODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan Alata. 15 botol kultur : berfungsi sebagai tempat media
kulturb. 15 karet gelang : berfungsi untuk penutup atau tali
penutup plastik dan alumuniumc. Plastik : sebagai penutup botol kultur d. Gelas ukur : untuk mengukur cairan yang di butuhkane. Mikro pipet : untuk mengambil larutan stok dengan
ukuran terkecil mikro meterf. Beaker glass : untuk tempat pembuatan larutan stokg. Kertas Lakmus: untuk mengukur pH larutanh. Stirer : megaduk larutani. Microwave : untuk memasak larutan hingga larutan
mengentalj. Alumanium foil : sebagai penutup botol kultur k. Autoclave : sterilisasi botol kultur sebelum di
masukkan ke ruangan pengamatanl. Timbangan analitik : untuk menimbang berat bahan
yang diperlukanm. Oven : sterilisasi kering botol kultur
Bahana. Aquades : 250 ml sebagai bahan media MSb. Makro : 25 ml kepekatan (10x) sebagai bahan media
MSc. Mikro : 2,5 ml kepekatan (100x) untuk media 250 ml
bahan media MS
d. Fe DTA : 2,5 ml kepekatan(100x) sebagai bahan media MS
e. Vitamin : 2,5 ml (100x) sebagai bahan media MS f. Sukrosa : 7,5 gr sebagai bahan larutan stokg. Agar : 1,75 gr sebagai bahan larutan stok
3.2 Langkah Kerja Siapkan larutan stok sesuai kebutuhan
Tambahkan aquades hingga 250 ml
Planlet dipotong dengan pisau scalpel di atas petridish
Stirer dan tambahkan sukrosa 7,5 gr lalu ukur. pH optimal 5,8. Apabila pH <5,8 (pH asam) ditambahkan
NaOH,jika ( Ph basa ) >5,8 tambahkan HCL
Tambahkan agar 1,75 gr,lalu stirer dan tutup dengan plastik
Dimasukkan autoclave selama 7 menit
Tuang ke botol kultur (jadi 15 botol kultur) lalu ditutup plastik dan diikat karet
Autoclave 1,5 psi selama 20 menit
Untuk pembuatan media,5 botol kultur diamarti 2 hari sekali selama 1 minggu + dokumentasi
3.3 Analisis Perlakuan Pertama, breaker glas dibersihkan terlebih dahulu
agar steril,setelah itu, tambahkan unsur-unsur larutan yang sudah di stok, yaitu : makro (25 ml), mikro (2,5 ml), Fe EDTA (2,5 ml), dan Vitamin (2,5 ml). Setelah semua larutan selesai ditambahkan, tambahkan lagi aquades hingga volume mencapai 250 ml. Kemudian stirer (aduk) larutan ditamahkan sukrosa 7,5 gr dan ukur pH larutan menggunakan indikator pH hingga mencapai pH sekitar 5,8. Jika pH asam (<5,8) ditambahkan dengan NaOH dan apabila basa pH (>5,8) ditmbahkan dengan HCL. Tambahkan agar 1,97 dan stirer kembali hingga larutan berwarna putih bening. Setelah selesai, tutup breaker glas dengan plastik dan masukkan ke dalam microwave selama 7 menit setelah selesai, masukkan larutan ke dalam botol kultur dengan 15 botol di tutup plastik. Masukkan ke autoclave 1,5 psi selama 20 menit untuk sterilisasi akhir, dan amati selama 1 minggu,apakah terjadi kontaminasi atau tidak.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No DokumentasiTgl
pengamatanKeadaan
mediaKeterangan
1. 22-11-2013
Botol media (1-5)
Sehat, berwarna putih dan
kental.
Tidak ada kontaminasi
2. 22-11-2013
Botol media (1-5)
Sehat, berwarna putih dan
kental.
Tidak ada kontaminasi
3. 22-11-2013
Botol media (1-5)
Sehat, berwarna putih dan
kental.
Tidak ada kontaminasi
4 26-11-2013
Botol media (1-5)
Sehat, berwarna putih dan
kental.
Tidak ada kontaminasi
5 26-11-2013
Botol media (1-5)
Sehat, berwarna putih dan
kental.
Tidak ada kontaminasi
6 26-11-2013
Botol media (1-5)
Sehat, berwarna putih dan
kental.
Tidak ada kontaminasi
BAB VKESIMPULAN
Dalam media MS (Murashige dan Skogg), terddiri dari beberapa macam unsur yang terkandung di dalamnya, antara lain, makronutrien, mikronutrien, vitamin, dan zat besi. Teknik aseptik adalah teknik pemindahan mikroba dengan menggunakan alat-alat yang steril serta aturan laboratorium tertentu agar tidak terjadi kontaminasi di dalam kultur tersebut. Berdasarkan hasil praktikum, diproleh hasil selama dua kali pengamatan terhadap 15 media tidak menunjukkan adanya kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, R. D. 2007. Penambahan Sitokinin pada Dua Macam Media In Vitro untuk Regenerasi Plantlet Anggrek Bulan (Phalaenopsis sp.). Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Hendaryono dkk. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.
Herawan, T dan M. Na’iem. 2006. Pengaruh Jenis Media dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Perakaran pada Kultur Jaringan Cendana (Santalum album Linn.). Jurnal Agrosains 19(2) : 103-109
Kusdianti. 2006. Penanaman Eksplan. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Sriyanti, Daisy P. dan Ari Wijayani. 2002. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif- Modern. Kanisius, Yogyakarta.