Laporan Material Polimer
-
Upload
sigit-prasetyo -
Category
Documents
-
view
63 -
download
9
description
Transcript of Laporan Material Polimer
Laporan Praktikum
Material Polimer (MT 3132)
Oleh:
Nama : Sigit Prasetyo Winardi
NIM : 13711002
Kelompok : 4
Program Studi Teknik Material
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daur ulang plastik yang digunakan untuk berakhir di tempat pembuangan
sampah hanya kota atau insinerator meningkat di seluruh dunia. Seperti halnya
tren teknologi, profesi rekayasa memainkan peran penting. Produk plastik dibuang
dan kemasan membuat sebagian tumbuh Limbah Padat Kota (MSW). Badan
Perlindungan Lingkungan (EPA) memperkirakan bahwa pada tahun 2000, jumlah
plastik akan membuang 50 persen lebih besar dibandingkan pada awal 1990-an.
EPA juga mengatakan bahwa jumlah sampah plastik selama sekitar seperlima dari
semua limbah dalam aliran limbah. Plastik memiliki beberapa jenis tergantung
kepada ujung dari rantai monomer dan kode dalam panah segitiga yang
digunakan.
Secara umum ada 7 jenis plastik yang sering kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu polyethilen terephtalat (PET), High Density Poly
Ethilen (HDPE), polyvinyl chloride (PVC), Low Density Poly Ethilen (LDPE),
polypropilen (PP), polystirena (PS) dan other (7). Kode-kode yang menandakan
bahan pembuatan kemasan plastik tersebut dikeluarkan oleh The Society of Plastic
Industry pada Tahun 1998 di AS dan kemudian diadopsi oleh lembaga-lembaga
pengembangan sistem kode, seperti International Organization for Standarization
(ISO). Tujuan pemberian kode ini adalah untuk memudahkan konsumen
mengenali keamanan dan bahaya kemasan plastik. Khusus plastik dengan kode 1,
3, 6, dan 7 (polycarbonate), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidak
berarti bahwa plastik dengan kode yang lain secara utuh aman, plastik dengan
kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) lebih aman untuk digunakan.
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi kode plastik dari berbagai sampel
BAB II
TEORI DASAR
Plastik adalah bahan yang bermanfaat yang ditemukan dalam produk
sehari-hari. Bersifat non-biodegradable dimana membutuhkan ribuan tahun agar
plastik nisa hancur dan membusuk. Namun sekarang produk plastik tersebut
sangat cepat tidak digunakan atau dengan kata lain hanya untuk sekali pakai lalu
dibuang seperti botol, piring dan tas plastik. Oleh karena itu, pembuangan plastik
merupakan sumber potensi polusi serius terhadap bumi. Ketika bekerja dengan
plastik sering kali ada kebutuhan untuk mengidentifikasi bahan plastik khusus
yang telah digunakan pada produk tertentu. Sebagian besar konsumen mengenali
jenis plastik dengan sistem pengkodean numerik. Kode ini dikeluarkan oleh The
Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh
lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International
Organization for Standardization).
Secara umum tanda pengenal plastik tersebut :
1. Berada atau terletak dibagian bawah
2. Berbentuk segitiga
3. Didalam segitiga tersebut terdapat angka
4. Serta nama jenis plasti di bawah segitiga
Berikut ini disampaikan penjelasan dari jenis kode plastik tersebut.
2.1 Tipe 1- Polyethylene Terephthalate (PET, PETE)
a. Definisi
PET dapat berwujud padatan amorf (transparan) atau sebagai bahan semikristal
yang putih dan tidak transparan, tergantung kepada proses dan
riwayat termalnya. Monomernya dapat diproduksi melalui
esterifikasi asam tereftalat dengan etilen glikol, dengan air sebagai
produk sampingnya. Monomer PET juga dapat dihasilkan melalui
reaksi transesterifikasi etilen glikol dengan dimetil tereftalat dengan metanol
sebagai hasil samping. Polimer PET dihasilkan melalui reaksi polimerasi
kondensasi dari monomernya. Reaksi ini terjadi sesaat setelah
esterifikasi/transesterifikasinya dengan etilen glikol sebagai produk samping (dan
etilen glikol ini biasanya didaur ulang).
b. Karakteristik
PET memiliki sifat :
1. Transparan (tembus pandang), bersih dan jernih.
2. Memiliki sifat beradaptasi terhadap suhu tinggi (300°C) yang sangat baik.
3. Permeabilitas uap air dan gas sangat rendah.
4. Tahan terhadap pelarut organic, seperti asam-asam dari buah-buahan,
sehingga dapat digunakan untuk mengemas produk sari buah.
5. Tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzyl alkohol.
6. Kuat, tidak mudah sobek. Botol plastik yang menggunakan PET mampu
menahan tekanan yang berasal dari minuman berkarbonat.
c. Aplikasi
PET banyak diproduksi dalam industri kimia dan digunakan dalam serat
sintetis, botol minuman (botol plastik yang jernih/transparan/ tembus pandang
seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya
dan wadah makanan, aplikasi thermoforming, dan dikombinasikan dengan serat
kaca dalam resin teknik. PET merupakan salah satu bahan mentah terpenting
dalam kerajinan tekstil.
*catatan : Botol-botol dengan bahan dengan kode 1 direkomendasikan hanya
untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas.
d. Perlakuan yang Tepat
Untuk botol PET direkomendasikan hanya digunakan sekali pakai. Jangan
dipakai untuk air hangat apalagi panas. Kalau botolnya sudah disimpan terlalu
lama sebaiknya dibuang.
e. Bahaya
PET dapat mengakibatkan gangguan endokrin (Environmental Health
Perspectives), pada botol PET apabila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan
untuk menyimpan air panas maka akan mengakibatkan lapisan polimer pada
botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
f. Rumus Kimia
2.2 Tipe 2 Plastik - High Density Polyethylene (HDPE)
a. Definisi
High-density polyethylene (HDPE) atau high-density
polyethylene (PEHD) adalah polietilen termoplastik yang
terbuat dari minyak bumi .Dibutuhkan 1,75 kilogram minyak
untuk membuat satu kilogram HDPE. HDPE memiliki
percabangan yang sangat sedikit, hal ini dikarenakan pemilihan jenis katalis
dalam produksinya (katalis Ziegler-Natta) dan kondisi reaksi.
b. Karakteristik
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm3.
HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan
antar molekul yang sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi
dengan katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene.
High density memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul juga berperan dalam
menentukan titik leleh plastik.
c. Aplikasi
HDPE plastik sering digunakan untuk membuat botol untuk minuman dengan
umur simpan pendek, seperti susu dan jus. Karena HDPE memiliki ketahanan
kimia yang baik, juga sering digunakan untuk peralatan rumah tangga dan
mengandung bahan kimia industri seperti deterjen, pemutih condisioner sampo,
dan bahkan oli motor. HDPE juga digunakan untuk memproduksi kemasan
makanan, mempertahankan tas, pipa, ember, tempat sampah, pena, pot bunga,
dan bangku.
d. Perlakuan yang Tepat
HDPE direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan
senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
e. Bahaya
Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat
apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan
meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
2.3 Tipe 3 - Vinyl Chloride atau Polyvinyl (PVC)
a. Definisi
Polivinil klorida biasa disingkat PVC, adalah polimer
termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di
dunia, setelah polietilena dan polipropilena. Di seluruh dunia,
lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam
konstruksi. PVC diproduksi dengan cara polimerisasi
monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor, PVC
adalah polimeryang menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara
polimer lainnya.
b. Karakteristik
Ketahanan PVC terhadap minyak dan memiliki permeabilitas yang rendah
terhadap air dan gas. Sifat lain dari PVC, yaitu: tembus pandang, meskipun ada
juga yang memiliki permukaaan keruh, tidak mudah sobek dan memiliki
kekuatan tarik yang tinggi.
c. Aplikasi
Aplikasi dari bahan plastik PVC adalah sebagai berikut:
Pakaian
PVC telah digunakan secara luas pada bahan pakaian, yaitu membuat bahan
serupa kulit. PVC lebih murah dari karet, kulit, atau lateks sehingga digunakan
secara luas. PVC juga waterproof sehingga dijadikan bahan pembuatan jaket,
mantel, dan tas.
Kabel listrik
PVC yang digunakan sebagai insulasi kabel listrik harus memakai plasticizer
agar lebih elastis. Namun jika terpapar api, kabel yang tertutup PVC akan
menghasilkan asap HCl dan menjadi bahan yang berbahaya bagi kesehatan.
Aplikasi di mana asap adalah bahaya utama (terutama di terowongan), PVC
LSOH (low smoke, zero halogen) adalah bahan insulasi yang pada umumnya
dipilih.
Perpipaan
Secara kasar, setengah produksi resin PVC dunia dijadikan pipa untuk berbagai
keperluan perkotaan dan industri. Sifatnya yang ringan, kekuatan tinggi, dan
reaktivitas rendah, menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Pipa PVC
juga bisa dicampur dengan berbagai larutan semen atau disatukan dengan pipa
HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen yang tahan kebocoran.
d. Perlakuan yang Tepat
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik
ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita
mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti
plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
e. Bahaya
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan
bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan
mengeluarkan bahan pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun
1998 menunjukkan bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih
tinggi dari batas maksimal DEHA yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas
obat makanan AS) terdapat pada keju yang dibungkus dengan plastik PVC.
DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon
kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat
merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain
mengakibatkan kanker hati (Awang MR, 1999). Meskipun dampak DEHA
pada manusia belum diketahui secara pasti, hasil penelitian yang dilakukan
pada hewan sudah sepantasnya membuat kita berhati-hati. Berkaitan dengan
adanya kontaminasi DEHA pada makanan, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Eropa telah membatasi ambang batas DEHA yang masih aman bila
terkonsumsi, yaitu 18 bpj (bagian per sejuta). Lebih dari itu dianggap
berbahaya untuk dikonsumsi. Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi
jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari
alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut,
seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang
misalnya).
f. Rumus Kimia
2.4 Polyethelene Low-Density (LDPE)
a. Definisi
PE-LD (Polyethelene Low-Density) merupakan termoplastik
yang terbuat dari minyak bumi atau petroleum. PE-LD
pertama kali di produksi pada tahun 1933 oleh Imperial
Chemical Industri (ICI) dengan menggunakan tekanan tinggi
dan polimerisasi radikal bebas. PE-LD dapat didaur ulang dan
memiliki nomor 4 pada simbol nomor daur ulang.
b. Karakteristik
PE-LD mempunyai sifat lunak, fleksibel, permukaan berlilin (waxy), tidak jernih
tetapi tembus sinar (translucent), melembek pada suhu 70°C, dan mudah tergores.
Dari sifat-sifat tersebut, dapat disimpulkan bahwa PE-LD tidak menimbulkan
dampak yang terlalu berbahaya.
Berikut ketahanan PE-LD :
1. Tak ada kerusakan dari asam, basa, alcohol, maupun ester.
2. Kerusakan kecil dari keton, aldehid, dan minyak-minyak tumbuhan.
3. Kerusakan menengah yang diakibatkan dari hidrokarbon alifatik dan aromatik,
serta oksidator.
4. Dan kerusakan yang tinggi diakibatkan dari hidrogen terhalogenisasi.
c. Aplikasi
PE-LD banyak digunakan dan ditemukan pada tas plastik belanja yang didapat
dari department store, kantong roti dan bahan pangan segar, pembungkus
pangan, botol atau pipet yang dapat ditekan (squeezeable bottle). Berikut
adalah contoh gambarnya :
d. Perlakuan yang Tepat
Bahan-bahan pada PE-LD ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik digunakan
untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan
yang dikemas dengan bahan ini.
e. Bahaya
PE-LD mempunyai sifat lunak, fleksibel, permukaan berlilin (waxy), tidak
jernih tetapi tembus sinar (translucent), melembek pada suhu 70°C, dan mudah
tergores. Dari sifat-sifat tersebut, dapat disimpulkan bahwa PE-LD tidak
menimbulkan dampak yang terlalu berbahaya.
2.5 Tipe 5 Plastik - Polypropylene (PP)
a. Definisi
Polipropilena merupakan polimer hidrokarbon yang termasuk
ke dalam polimer termoplastik yang dapat diolah pada suhu
tinggi. Polipropilena berasal dari monomer propilena yang
diperoleh dari pemurnian minyak bumi.
b. Karakteristik
Karakteristik dari Polypropilene adalah sebagai berikut:
1. Kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah
2. Tahan terhadap lemak
3. Stabil (tidak berubah bentuk) ketika suhu panas tetapi tidak tahan terhadap
suhu dingin
4. Permukaanya mengkilap dan berawan (tidak terlalu transparan)
5. Tahan terhadap larutan asam dan basa
c. Aplikasi
Kegunaan :
1. Bahan pembuat tempat permen
2. Lembaran tipis dari PP dapat sebagai dielektrik sebuah kapasitor
3. Bisa digunakan sebagai campuran bahan pakaian
4. Sering digunakan sebagai botol minum untuk bayi
5. Peralatan medis (botol)
6. Packaging
7. Sebagai bahan pembuat botol kecap atau saus
d. Perlakuan yang Tepat
Bahan Polipropilene cocok untuk penyimpanan zat cair yang panas karena
sifatnya tahan panas.
e. Bahaya
Hampir tidak berbahaya dan biasa dipakai sebagai wadah makanan untuk
bepergian, cetakan kue, pembungkus bubur instan, wadah pe-manas air elektrik
dan gelas.
f. Rumus Kimia
2.6 Tipe 6 Plastik - Polystyrene (PS)
a. Definisi
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila
tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik,
bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara
terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan
ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan
meninggalkan jelaga. Polistirena adalah sebuah polimer
dengan monomer stirena, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial
dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik
padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa
aromatik.
b. Karakteristik
PS memiliki sifat umum sebagai berikut:
1. Lentur dan tidak mudah sobek.
2. Titik lebur 88°C, akan melunak pada suhu 90 - 95°C.
3. Tahan terhadap asam dan basa, kecuali asam pengoksidasi.
4. Akan terurai dengan ester, keton, hidrokarbon aromatik, klorin dan alcohol
dengan konsentrasi yang tinggi.
5. Memiliki permeabilitas yang sangat tinggi terhadap gas dan uap air,
sehingga sangat sesuai untuk mengemas bahan-bahan segar.
6. Memiliki afinitas yang tinggi terhadap debu.
7. Baik untuk bahan dasar laminasi dengan logam (aluminium).
c. Aplikasi
Polistirena biasanya digunakan untuk membuat kemasan kacang, gelas sekali
pakai, piring, nampan dan peralatan makan.
d. Perlakuan yang Tepat
Polystyrene direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
e. Bahaya
Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah
reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit
didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat
panjang dan lama. Salah satu bahan yang berbahaya adalah sterofoam.
Alasan mengapa Styrofoam itu berbahaya, pertama adalah bahan pembuat
plastik itu sendiri. Perpindahan alias migrasi monomer –monomer stirena
kemasan plastic busa kedalam makanan. Dan yang terpenting monomer ini
bersifat toksik dan beresiko merangsang timbulnya sel kanker (karsinogen).
Dan yang kedua adalah terjadi pada proses tahapan pembuatannya melibatkan
gas CFC. Karena ternyata diketahui gas CFC itu sangat stabil dan akan terurai
sekitar 165 – 130 tahun. Gas ini akan mencapai lapisan ozon di atmosfer, dan
membuat lapisan ozon berlubang dan berakibat meningkatnya suhu bumi yang
disebut efek rumah kaca. Dan untuk menanggulanginya Indonesia menetapkan
CFC dilarang sejak tanggal 1 Januari 2008.
f. Rumus Kimia
2.7 Tipe 7 Plastik - Lainnya
a. Definisi
Untuk kode plastik nomor 7, tertera tulisan Other yang berarti
jenis kode plastik selain ke-6 yang telah disebutkan. Kode ini
menunjukkan bahwa daur ulang plastik jenis plastik yang
dimaksud adalah terbuat dari resin lainnya dari enam
tercantum di atas, atau terbuat dari lebih dari satu resin yang
tercantum di atas. Biasanya ditemukan dalam polycarbonate. Contoh kode plastik
yang termasuk dalam kode plastik nomor 7 adalah :
a. SAN – styrene acrylonitrile
b. ABS – acrylonitrile butadiene styrene
c. PC – polycarbonate
d. Nylon
b. Karakteristik
Karakteristik Kode 7 tergantung pada polimer atau kombinasi dari polimer
kode 1-6. Paling sering, produk dengan label #7 terbuat dari campuran dua atau
lebih jenis plastik (#1 sampai #6). Kadang kala label #7 mengindikasikan
bahwa bahan baku resinnya tidak diketahui.
c. Aplikasi
Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman
seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat
rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik
kemasan.
d. Perlakuan yang Tepat
Dapat digunakan dengan hati-hati tetapi lebih baik tidak digunakan untuk
makanan dan minuman. Yang dikhawatirkan adalah pelepasan Bisphenol-A ke
dalam makanan yang diduga berpotensi merusak sistem hormon, kromosom,
dsb.
e. Bahaya
Bahan ini dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam
makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom
pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
BAB III
DATA PERCOBAAN
3.1 Data
Sampel dari Kelompok lain
Cairan/Sampel K D A F H G
Air
Minyak
Gliserin
Etanol
Sampel Unknown
Cairan/Sampel C G H II
Air
Minyak
Gliserin
Etanol
3.2 Pengolahan Data
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah melakukan percobaan dan pengolahan data pada bab III untuk
mengidentifikasi jenis plastik, didapatkan bahwa densitas (ρ) percobaan yang
kemudian dibandingkan dengan data densitas (ρ) dari literatur yaitu:
A. Berdasarkan sampel kelompok lain
B. Berdasarkan sampel unknown
Data densitas dari literatur dengan asumsi temperaturnya konstan yaitu 25°C
Berdasarkan konsep Archimedes terdapat 3 buah keadaan benda dalam zat cair;
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dari massa jenis
cairan
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda dan cairannya sama
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis
cairan
Ada 2 sampel yang digunakan dalam praktikkum ini yaitu berdasarkan sampel
kelompok lain dan berdasarkan sampel unknown. Yang pertama adalah
berdasarkan sampel kelompok lain yaitu sampel plastik K, D, A, F, H, G.
Untuk plastik K dan G, didapat jenis plastiknya termasuk LDPE dengan
densitas (ρ) percobaan yaitu 0.92 sedangkan dalam literatur untuk LDPE rentang
densitasnya adalah 0.91-0.94 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika
dicelupkan ke minyak goreng melayang yang artinya massa jenis benda dan
cairannya sama yaitu 0.92.
Untuk plastik D didapat jenis plastiknya termasuk PVC dengan densitas (ρ)
percobaan yaitu >1.26 sedangkan dalam literatur untuk PVC densitasnya adalah
1.4 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika dicelupkan ke gliserin yang
rentang densitasnya 1.255-1.260, sampel tersebut tenggelam yang artinya massa
jenis benda lebih besar dari massa jenis cairan yaitu >1.26.
Untuk plastik A didapat jenis plastiknya termasuk HDPE dengan densitas (ρ)
percobaan yaitu rentang 0.92-1 sedangkan dalam literatur untuk HDPE
densitasnya adalah 0.95 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika dicelupkan
ke air: sampel mengapung (< 1), minyak : tenggelam (> 0.92), gliserin:
mengapung (< 1.255-1.260), etanol: tenggelam (> 0.8). sehingga didapatkan
sampel tersebut memiliki densitas 0.92-1.
Untuk plastik F didapat jenis plastiknya termasuk PP dengan densitas (ρ)
percobaan yaitu rentang 0.81-0.92 sedangkan dalam literatur untuk PP densitasnya
adalah 0.86-0.9 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika dicelupkan ke air:
sampel mengapung (< 1), minyak : mengapung (< 0.92), gliserin: mengapung (<
1.255-1.260), etanol: tenggelam (> 0.8). sehingga didapatkan sampel tersebut
memiliki densitas 0.81-0.92.
Untuk plastik H didapat jenis plastiknya termasuk PET dengan densitas (ρ)
percobaan yaitu rentang >1.26 sedangkan dalam literatur untuk PET densitasnya
adalah 1.38 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika dicelupkan ke air:
sampel tenggelam (> 1), minyak : tenggelam (> 0.92), gliserin: tenggelam (>
1.255-1.260), etanol: tenggelam (> 0.8). sehingga didapatkan sampel tersebut
memiliki densitas >1.26.
Yang kedua adalah berdasarkan sampel unknown yaitu sampel plastik C, G,
H, II. Untuk plastik C didapat jenis plastiknya termasuk PET dengan densitas (ρ)
percobaan yaitu rentang >1.26 sedangkan dalam literatur untuk PET densitasnya
adalah 1.38 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika dicelupkan ke air:
sampel tenggelam (> 1), minyak : tenggelam(> 0.92), gliserin: tenggelam (>
1.255-1.260), etanol: tenggelam (> 0.8). sehingga didapatkan sampel tersebut
memiliki densitas >1.26.
Untuk plastik G didapat jenis plastiknya termasuk PC (Polycarbonate) dengan
densitas (ρ) percobaan yaitu 1.255 sedangkan dalam literatur untuk PC
densitasnya adalah 1.2 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika dicelupkan
ke gliserin: melayang (=1.255-1.260) yang artinya massa jenis benda dan
cairannya sama yaitu 1.255.
Untuk plastik H, didapat jenis plastiknya termasuk LDPE dengan densitas (ρ)
percobaan yaitu 0.92 sedangkan dalam literatur untuk LDPE rentang densitasnya
adalah 0.92 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika dicelupkan ke minyak
goreng melayang yang artinya massa jenis benda dan cairannya sama yaitu 0.92.
Untuk plastik A didapat jenis plastiknya termasuk HDPE dengan densitas (ρ)
percobaan yaitu rentang 0.92-1 sedangkan dalam literatur untuk HDPE
densitasnya adalah 0.95 hasil tersebut didapat dari sampel yang ketika dicelupkan
ke air: sampel mengapung (< 1), minyak : tenggelam (> 0.92), gliserin:
mengapung (< 1.255-1.260), etanol: tenggelam (> 0.8). sehingga didapatkan
sampel tersebut memiliki densitas 0.92-1.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Untuk jenis plastik berdasarkan sampel kelompok lain yaitu;
Plastik K dan G jenis plastiknya adalah LDPE
Plastik D jenis plastiknya adalah PVC
Plastik A jenis plastiknya adalah HDPE
Plastik F jenis plastiknya adalah PP
Plastik H jenis plastiknya adalah PET
Untuk jenis plastik berdasarkan sampel unknown yaitu;
Plastik C jenis plastiknya adalah PET
Plastik G jenis plastiknya adalah PC (Polycarbonate)
Plastik H jenis plastiknya adalah LDPE
Plastik II jenis plastiknya adalah HDPE
DAFTAR PUSTAKA
1. Callister, William D dan David G Rethwisch. 2010. Materials Science
and Engineering an Introduction 8th
Edition. John Wiley & Sons: USA
2. http://plastics.americanchemistry.com/Plastic-Resin-Codes-PDF.
Diakses 13 September 2015 pukul 20.05 WIB.
3. http://scientificpolymer.com/density-of-polymers-by-density. Diakses
14 September 2015 pukul 15.17 WIB.
4. http://www.dcu.ie/sites/default/files/mechanical_engineering/pdfs/man
uals/DensityDeterminationManual.pdf. Diakses 15 September 2015
pukul 17.30 WIB