laporan lipida

download laporan lipida

of 2

Transcript of laporan lipida

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

I. PEMBAHASAN 1. Kelarutan asam lemah Pada tabung yang berisi minyak goreng, lemak hewan, dan mentega yang kemudian ditambah etanol 0,5 ml semuanya menghasilkan gelembung udarah. Dan terdapat batas antara etanol dan minyak goreng, lemak hewan dan mentega. Setelah di panaskan gelembung udara menjadi tidak ada dan bagian atas adalah minyak goring sedangkan di bagian bawah adalah etanol. Setelah dingin menghasilkan bentukan seperti sebelum dipanaskan. Setelah ditambahkan etanol lagi sebanyak 1 ml kedudukan etanol menjadi di bagian paling atas. Namun pada minyak ikan setelah di tambah dengan etanol 0,5 ml tidak menimbulkan batas dan warna menjadi oranye kecoklatan begitu juga sewaktu dipanaskan dan didinginkan tidak menimbulkan garis atau batas. Namun setelah di tambah etanol 0,5 ml terdapat batas antara etanol dengan minyak ikan. Hal ini dikarenakan etanol merupakan zat pelarut yang baik. alasan selanjutnya terlihat dari rimus kimiannya terdapat du gugus alkil (etil alcohol) sehingga apa bila terjadi reaksi gugus alkil yang paling luar lebih mudah untuk lepas sehingga terjadila ikatan kimia Pada tabung yang berisi miyak goreng, lemak hewan, mentega dan minyak ikan setelah ditambah dengan air 0,5 ml menghasilkan gelembung udara dan ada garis batas (tidak larut). Dan air berada pada bagian bawah tabung. Setalah dipanaskan pada minyak goreng garis batas masih ada namun tidak ada gelembung udara. Pada lemak hewan tidak terdapat garis batas namun pada bagian dasar tabung terdapat gelembung udara. Pada mentega gelembung udara tidak ada. Dan pada minyak ikan masih ada garis batas, dibagian bawah berwarna putih dn dibagian atas berwarna coklat. Setelah mendingin menghasilkan bentukan seperti sebelum dipanaskan. Dan sewaktu ditambahkan air sebanyak 1 ml lagi posisi air tetap berada di bagian bawah dan terdapat gelembung udara. Ini menunjukan bahwa semua jenis lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air karena lipid bersifat nonpolar. Pada tabung yang berisi miyak goreng, lemak hewan, mentega dan minyak ikan setelah ditambah dengan benzene 0,5 ml menunjukan haasil pada minyak goreng, minyak ikan dan lemak hewan larut, tidak ada batas dan terdapat gelembung udara. Sedangkan pada mentega masih terdapat garis batas. Setelah dipanaskan pada lemak hewan, mentega dan minyak ikan tidak menunjukan perubahan, sedangkan pada minyak goreng menjadi tidak ada gelembung udara namun terdapat garis batas dengan bagian atas minyak goreng dan dibagian bawah terdapat sedikit benzene. Setelah didinginkan semua kembali ke keadaan sebelum di panaskan. Dan setelah ditambah dengan benzene lagi sebanyak 1 ml pada lemak hewan, mentega dan minyak ikan tetap tidk terjadi perubahan. Sedangkan pada minyak goreng yang semula terdapat batas menjadi tidak ada batasnya. Halini dikarenakan lipid dapat larut

sempurna dalam benzene karena benzene adalat pelarut nonpolar. Sehingga lipid dapat diekstraksi oleh benzene. 2. Kejenuhan lemak Pada percobaan kejenuhan lemak, minyak goreng yang berwarna kuning jernih setelah di tetesi CCl4 menjadi pudar warna kuningnya. Dan pada penambahan 50 tetes ir brom menghasilkan warna oranye yang sedikit keruh. Pada lemak hewan yang berwarna oranye setelah diberi CCl4 menjadi berwarna kuning pudar dan jernih. Dan dengan 150 tetes menjadi berwarna oranye jernih. Minyak ikan yang berwarna oranye diberi CCl4 menjadi kuning jernih dan dengan 20 tetes air borm menjadi coklat bening kehitaman. Dan pada mentega yang berwarna kuning keruh dengan CCl4 menjaadi kuning jernih, setelah di tetesi air brom 30 tetes menjadi oranye bening. Apabila suatu lipid mempunyai ikatan rangkap, maka lipid tersebut termasuk dalam lipid tak jenuh yang dibuktikan dengan adanya endapan setelah reaksi. Yaitu beruba warna manjadi oranye keruh setelah penambahan air borm pada minyak goreng dan minyak ikan. Apabila lipid tidak mempunyai ikatan rangkap, maka lipid tersebut termasuk dalam lipid jenuh yang dibuktikan dengan tidak adanya endapan setelah reaksi atau berwarna kuning jernih setelah penambahan air brom pada lemak hewan dan mentega. Dari percobaan diatas dapat diketahui tingkat kejenuhan berbagai lipida yang di uji. Mulai lipid yang paling jenuh hingga lipid yang tak jenuh yaitu mentega, lemak hewan, minyak goreng dan minyak ikan.

II. KESIMPULAN Lipid merupakan sekumpulan senyawa biomolekoul yang dapatt larut dalam pelarut pelarut organic nonpolar seperti kloroform, eter, benzene, aseton dan petroleum eter (Lehninger 1982). Sifat fisika dari asam lemak adalah dari rantai asam lemak didapatkan bahwa asam lemak jenuh mempunyai rantai karbon pendek seperti asam butirat dan kaproat yang

mempunyai titik lebur rendah, ini berarti bahwa kedua asam ini berupa zat cair pada suhu kamar sedangkan makin panjang rantai karbon menunjukkan makin tinggi titik leburnya. Asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur rendah. Makin banyak ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Sifat kimia dari asam lemak yaitu asam lemak adalah asam lemah, jika larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan bergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Lemak larut dalam etanol dan benzene tapi tidak pada air. Karena air merupakan senyawa polar sedangkan etanol dan benzene merupakan senyawa non polar.