Laporan LH Kelompok 1

33
BAB I PENDAHULUAN Lingkungan hidup adalah tempat di mana kita berada dan tinggal saling berdampingan, saling berinteraksi, saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Di dalam lingkungan ini, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan termasuk benda-benda mati ada dan hidup berdampingan satu sama lain. Tempat di mana makhluk-makhluk hidup dan mati ada, bertumbuh dan berkembang itulah yang disebut lingkungan hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu mengenal hutan. Hutan merupakan paru-paru dunia dimana oksigen terbesar berasal dari pepohonan yang ada di hutan. Namun semakin berkembang nya zaman, banyak sekali kerusakan yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan seperti penebangan hutan secara illegal sampai pembakaran lahan dan hutan. Pembakaran lahan yang terjadi di beberapa wilayah memberikan berbagai dampak dalam kehidupan manusia, baik dari segi kesehatan, sosial dan bahkan ekonomi. Di sini kami akan memaparkan semua tentang pengaruh pembakaran lahan bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Dari mulai pengertian pembakaran lahan, apa saja dampaknya bagi makhluk hidup, sampai cara pencegahan dan penanggulangannya. 1

description

,,,,,,,,,,,,

Transcript of Laporan LH Kelompok 1

BAB IPENDAHULUANLingkungan hidup adalah tempat di mana kita berada dan tinggal saling berdampingan, saling berinteraksi, saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Di dalam lingkungan ini, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan termasuk benda-benda mati ada dan hidup berdampingan satu sama lain. Tempat di mana makhluk-makhluk hidup dan mati ada, bertumbuh dan berkembang itulah yang disebut lingkungan hidup.Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu mengenal hutan. Hutan merupakan paru-paru dunia dimana oksigen terbesar berasal dari pepohonan yang ada di hutan. Namun semakin berkembang nya zaman, banyak sekali kerusakan yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan seperti penebangan hutan secara illegal sampai pembakaran lahan dan hutan. Pembakaran lahan yang terjadi di beberapa wilayah memberikan berbagai dampak dalam kehidupan manusia, baik dari segi kesehatan, sosial dan bahkan ekonomi.Di sini kami akan memaparkan semua tentang pengaruh pembakaran lahan bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Dari mulai pengertian pembakaran lahan, apa saja dampaknya bagi makhluk hidup, sampai cara pencegahan dan penanggulangannya.

PEMICUKEBAKARAN HUTAN DI KUBU RAYA

Kebakaran lahan di Kalimantan Barat, semakin meluas. Insiden ini terjadi hampir di setiap saat di beberapa lokasi berbeda. Di Rasau Jaya (Kabupaten Kubu Raya) setiap hari selalu terjadi kebakaran lahan, tetapi lokasi masih jauh dari Bandara (Supadio), kata Kepala Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Manggala Agni) Daerah Operasional Pontianak dan Singkawang Junaidi.Lokasi kebakaran lahan berada di Kota Pontianak dan sekitarnya. Kejadian ini berlangsung sporadic dan dalam waktu yang hamper bersamaan disetiap lokasi. Pemicu kebakaran diduga berasal dari aktivitas pembukaan lahan pertanian. Hal ini berdampak besar kepada kehidupan sehari-hari masyarakat Kalimantan Barat.

KLARIFIKASI DAN DEFINISI1. Sporadis: Keadaan penyebaran tumbuhan/penyakit di suatu daerahsecara tidak merata, kadang-kadang dan tidak tentu. (KBBI)2. Pembukaanlahan: Kegiatan pembersihan lahan, pohon-pohon, atau semakbelukar untuk dipersiapkan menjadi pastura. (KBBI)3. Daerah operasional: Daerah tempat melakukan suatu kegiatan (KBBI)4. Kebakaranlahan: Suatu keadaan dimana hutan atau lahan dilanda api sehinggaberakibat kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian lingkungan. (Kamus Besar Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia)

KATA KUNCI1. Pemicukebakaran2. Kebakaranlahan3. Pembukaanlahan4. Sporadis5. Dampakkebakaran6. MasyarakatKalbar7. Pengendaliankebakaran

RUMUSAN MASALAHApa saja penyebab dan dampak kebakaran hutan dan lahan bagi kehidupan manusia dan bagaimana cara pengendaliannya ?

ANALISIS MASALAH

HIPOTESISKebakaran lahan yang terjadi di Kalbar di sebabkan oleh pembukaan lahan ataupun factor geografis, menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan masyarakat seperti ISPA, iritasi mata dan gangguan lainnya sehingga perlu diadakan tindakan pencegahan dan pengendalian seperti penyuluhan dan pembagian masker.

LEARNING ISSUES1. Apakah definisi dari pembakaran lahan ?Jawaban: [11]Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembakaran berarti:1.proses, cara, perbuatan membakar:- mayat dilakukan di krematorium; tempat - sampah;2.tempat membakar (bata, genting, kapur, dsb):- genting banyak terdapat di Jatiwangi.Yang mana membakar itu sendiri berarti menghanguskan (menyalakan, merusakkan) dng api:- kayu; - sampah. Sedangkan lahan berati tanah terbuka; tanah garapan: --itu disediakan untuk permukiman transmigran;--basahlokasi (tempat, daerah, dsb) yang mendatangkan banyak keuntungan; --garapan tanah pertanian yg dapat digarap; --kritisTanlahan yg tidak mampu lagi berperan sebagai unsur produksi pertanian, baik sebagai media pengatur tata air maupun sebagai perlindungan alam lingkungan; --tidurtanah terbuka yg tidak digunakan oleh pemiliknya secara ekonomis (Kamus Besar Bahasa Indoneia). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pembakaran lahan adalah suatu proses, cara, atau perbuatan yang dapat menghanguskan suatu tanah terbuka, tanah garapan, ataupun tanah yang tidak dimanfaatkan pemiliknya secara ekonomis.

2. Apa saja faktor-faktor pembakaran lahan ?Jawaban:[3] Kodisi iklimKondisi iklim teutama pada periode dimana curah hujannya rendah merupakan salah satu pendorong terjadinya kebakaran lahan. Kebakaran lahan rawan terjadi pada musim kemarau dimana curah hujan sangat rendah dan intensitas cahaya matahari tinggi. Peristiwa kebakaran lahan akan sangat rendah apabila musim hujan telah stabil, dimana hampir setiap hari turun hujan. Kondisi fisikKondisi fisik lahan yang sudah tergredasi merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya kebakaran. Tergredasinya lahan dapat disebabkan oleh aktivitas ilegal logging, konversi lahan untuk pemukiman, perkebunan, persawahan dan pertambangan. Ilegal logging telah menyebabkan hutan terbuka dan terakumulasinya limbah hasil ilegal logging yang menjadi bahan bakar. Konversi lahan untuk pemukiman, perkebunan, persawahan mendorong dilakukannya land clearing menggunakan api. Pembuatan kanal-kanal dan parit telah menyebabkan gambut mengalami pengeringan berlebihan dimusim kemarau, sehingga gambut menjadi rusak. Terjadinya gejala kering tak balik (irreversible dying) dan gambut berubah sifat seperti arang sehingga tidak mampu lagi menyerap air. Kondisi ekonomi, sosial dan budayaAreal gambut umumnya merupakan lahan rawa yang miskin hara dan tergenang air setiap tahunnya sehingga kurang cocok bagi pertanian. Oleh karena itu, kondisi demikian memaksa masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dengan berburu satwa liar san menebang kayu secara ilegal. Buday ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya alam telah mendorong terjadinya eksploitasi yang tidak terkendali dan kurang bertanggung jawab (Adinugroho C, 2005).

3. Apa saja dampak sosial, ekonomi dan kesehatan dari pembakaran lahan ?Jawaban:[1, 5,8,19,12] Dalam bidang kesehatan :Menteri Kesehatan RI, 2003 menyatakan bahwa kebakaran hutan menimbulkan polutan udara yang dapat menyebabkan penyakit dan membahayakan kesehatan manusia. Berbagai pencemar udara yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan, misalnya : debu dengan ukuran partikel kecil (PM10 & PM2,5), gas SOx, NOx, COx, dan lain-lainyang dapat menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.Selain itu juga dapat menimbulkan gangguan jarak pandang/ penglihatan, sehingga dapat menganggu semua bentuk kegiatan di luar rumah. Gumpalan asap yang pedas akibat kebakaran yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998 meliputi wilayah Sumatra dan Kalimantan, juga Singapura dan sebagian dari Malaysia dan Thailand. Sekitar 75 juta orang terkena gangguan kesehatan yang disebabkan oleh asap. (Cifor,2001).

PenyebabJumlah kasus

Kematian527

Asma298.125

Bronkhitis58.095

Infeksi saluran pernapasan akut1.446.120

Kendala untuk melakukan kegiatan setiap hari4.758.600

Peningkatan perawatan pasien rawat jalan 36.462

Peningkatan pasien rawat inap15.822

Kehilangan hari kerja2.446.352

Sumber: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan UNDP, 1998.Catatan: Studi dilakukan di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Jambi, Riau, Kalimantan Selatan, SumateraSelatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Barat (Kementrian Lingkungan Hidup, 1998).

Dalam bidang sosial dan ekonomi : Menyebabkan kerugian material. Menurut International Forest Fire News (2005) menyatakan bahwa kebakaran hutan yang terjadi di Turki mengakibatkan kerugian hingga 8 juta Dollar Amerika (CIFOR, 2006). Kerugian material tersebut dapat disebabkan kerena hilangnya sumber mata pencaharian masyarakat terutama bagi mereka yang masih menggantungkan hidupnya pada hutan. Seperti berladang, beternak, ataupun berburu). Pembakaran yang ada juga dapat memusnahkan semua tanaman, dan produksi pertanian juga ikut terbakar. Hal ini juga akan berdampak pada pendapatan masyarakat lokal yang bertani karena komoditas yang ditanam ikut musnah dan menyebabkan kelangkaan pangan di daerah tersebut (Nugroho, A. 2005). Gangguan transportasi. Dampak langsung dari asap pembakaran hutan dan lahan adalah menyebabkan terhalangnya pandangan sehingga mengganggu aktivitas transportasi baik udara maupun darat (Nugroho, A. 2005). Belajar dari kasus di Jambi dimana kebakaran hutan telah mengganggu aktivitas penerbangan sehingga mengakibatkan penumpukkan barang di bandara. Efek samping dari hal ini adalah menurunnya frekuensi dan ktivitas penerbangan sehingga berakibat pada usaha lainnya seperti pada usaha agen perjalanan wisata, maskapai penerbangan, agen pengiriman barang, hotel dan restoran serta sektor imformal lainnya (CIFOR, 2006). Penurunan di sektor pariwisata. Hal ini karena wisatawan mempertimbangkan efek asap bagi kesehatan mereka dan keamanan transportasi menuju ke tempat wisata, mereka khawatir akan terjadi kecelakaan karena gangguan asap, disamping itu kebakaran hutan telah menyebabkan kerusakan hutan itu sendiri yang sebenarnya juga menjadi tempat tujuan wisata (CIFOR 2006). Dapat menimbulkan implikasi sosial/kejiwaan dan ekologi yang serius. Dampak yang terjadi dalam hal ini adalah perasaan diabaikan dan putus asa sering tidak mendapatkan perhatian. massyarakat lokal merasa sudah kehilangan banyak dan tidak menerima bantuan atu bahkan pengakuan atas kehilangan itu. Jika kondisi tersebut diabaikan maka akan menjadi potensi bagi munculnya konflik sosial yang serius (Nugroho, A. 2005). Hubungan dengan negara tetangga. Negara tetangga akan merasa dirugikan karena asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut. Terdapat suatu hukum modern yang mentyebutkan bahwa pencemaran lintas batas (transboundary haze pollution) dapat dikategorikan sebagai kejahatan internasional, tidak mustahil dunia internasional dapat menerapkan embargo atau boikot terhadap hasil hutan Indonesia apabila Indonesia tidak mampu mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Nugroho, A. 2005).

4. Apa saja kandungan dalam asap kebakaran dan dampaknya terhadap kesehatan?Jawaban: Zat asap kebakaran yang mengenai saluran napas: [17,18]1. Karbon monoksida (CO) beredar melalui aliran darah dan paruparu, mengurangi pengiriman oksigan ke jaringan tubuh (anoksia) menimbulkan geala sesak napas, kebingungan, dan dada terasa berat.[2] Konsentrasi CO pada penduduk tertentu yang terpajan asap api tidak menimbulkan bahaya bermakna kecuali pada individu yang sensitif; mereka yang memiliki penyakit jantung mengalami nyeri dada dan aritma. Pada tingkat pajanan lebih tinggi CO dapat menyebabkan sakit kepala, lemah, pusing, kebingungan, disorientasi, gangguan penglihatan, koma, dan kematian.2. Sulfurdioksida (SO2), gas pedas yang bisa menimbulkan sesak napas, mengi karena bronkokonstriksi selanutnya mengiritasi mukosa pernapasan.3. Nitrogendioksida (NO2) dikeluarkan selama kebakaran suhu tinggi.4. Ozon (O3) dapat meniritasi tenggorokan.5. Sianida (CN) dihasilkan oleh pembakaran bahan-bahan alami dan sintetik bila kadar laktat tinggi; dapat berguna sebagai indicator rumah sakit.6. Hidrokarbon, contohnya gas benzene hasil pembakaran bahan organic yang tidak sempurna.7. Aldehid (akrolin, formaldehid/HCHO) hasil pembakaran bahan organic yang tidak sempurna.8. Materi Pertikulat PM), bisa padat atau cair, dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dengan ukuran dari 0,005 m sampai 100 m, dapat menembus saluran napas sampai ke paru. Ukuran materi partikulat yang membahayakan kesehatan umumnya berukuran 0,1 10 m. Partikulat 5 m dapat langsung masuk ke paru-paru dan mengendap di alveoli. Partikulat >5 m juga berbahaya karena partikulat dapat mengganggu saluran pernapasan bagian atas dan dapat menyebabkan iritasi. Keadaan ini akan bertambah parah bila terjadi reaksi sinergis dengan SO2 di udara. [18]

Tabel pengaruh polutan asap kebakaran pada sistem pernapasan dan organ lain.[17]PolutanMekanismeEfek potensial pada kesehatan

Partikulat (partikel kecil < 10, diameter aero dinamik < 2.5 ) Akut: iritasi bronkus, inflamasi dan reaktivitas meningkat. Berkurangnya bersihan mukosilier Mengurangi respons makrofag dan imunitas lokal Reaksi fibrotik Mengi, asma eksaserbasi Infeksi saluran napas Bronkitis kronik dan PPOK PPOK eksaserbasi

Karbonmonoksida Berikatan dengan hemoglobin menghasilkan karboksi hemoglobin yang dapat mengurangi transfer oksigen ke organ vital dan menyebabkan gangguan janin. Berat badan bayi lahir rendah Meningkatnya kasus kematian perinatal

Hidrokarbon aromatic polisiklik (benzo-alpyrene)Karsinogenik Kanker Paru Kanker mulut, naso faring dan laring

Nitrogen dioksida Pajanan akut menyebabkan reaktivitas bronkus Pajanan kronik dapat meningkatkan kerentanan infeksi bakteri dan virus Mengi, asma eksaserbasi Infeksi saluran napas Berkurangnya fungsi paru anak

Sulfur dioksida Pajanan akut menyebabkan reaktivitas bronkus Pajanan kronik sulit untuk memisahkan efek partikel Penyakit kardiovaskuler Mengi, asma eksaserbasi PPOK aksaserbasi

Kondensat asap biomass, termasuk hidrokarbon aromatic polisiklik dan ion metal Absorpsi racun ke dalam lensa sehingga terjadi perubahan oksidatif Katarak

5. Apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam pengendalian kebakaran lahan ?Jawaban:[2,14] Pemberian pendidikan dan pelatihan mengenai pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. penyuluhan mengenai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup khususnya yang berkaitan dengan kebakaran hutan atau lahan. Melakukan pengawasan secara intensif untuk menanggulangi dampak dan memulihkan kerusakan lingkungan hidup khususnya kebakaran hutan (Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2010). Melakukan Beberapa kegiatan mitigasi yang dapat dilakukan antara lain: (1) menyediakan peralatan kesehatan terutama di daerah rawan kebakaran, (2) menyediakan dan mengaktifkan semua alat pengukur debu di daerah rawan kebakaran, (3) memperingatkan pihak-pihak yang terkait tentang bahaya kebakaran dan asap, (4) mengembangkan waduk-waduk air di daerah rawan kebakaran, dan (5) membuat parit-parit api untuk mencegah meluasnya kebakaran beserta dampaknya. Kesiagaan dalam pengendalian kebakaran bertujuan agar perangkat penanggulangan kebakaran dan dampaknya berada dalam keadaan siap digerakkan.Hal yang paling penting dalam tahap ini adalah membangun partisipasi masyarakat di kawasan rawan kebakaran, dan ketaatan para pengusaha terhadap ketentuan penanggulangan kebakaran. kegiatan pemadaman api. Pada tahap ini usaha lokal untuk memadamkan api menjadi sangat penting karena upaya di tingkat lebih tinggi memerlukan persiapan lebih lama sehingga dikhawatirkan api sudah menyebar lebih luas. Pemadaman api di kawasan bergambut jauh lebih sulit daripada di kawasan yang tidak bergambut (Abdullah,2002).

6. Mengapa kejadian ini terjadi sporadis dalam waktu hampir setiap lokasi ?Jawaban:[4]Seperti yang kita ketahui bahwa di Kalimantan Barat, khususnya Pontianak, suku yang paling banyak ditemukan adalah suku Dayak. Dalam masyarakat Dayak terdapat sistem kebersamaan dalam membakar ladang. Kebersamaan dalam membuka lahan dengan menggunakan api oleh masyarakat Dayak sudah menjadi tradisi turun temurun. Normalnya rata-rata dalam sekali pembukaan lahan melibatkan sepuluh kepala keluarga secara bersama-sama di mana kelompok-kelompok tersebut terbentuk oleh adanya ladang dalam satu handil atau satu wilayah pinggiran sungai. Alasan tersebutlah yang mengakibatkan kebakaran lahan selalu terjadi dalam waktu yang hampir sama di setiap lokasi (Akbar, 2011).

7. Apa saja penyebab pembakaran lahan ?Jawaban:[3]Kebakaran hutan di Indonesia umumnya (99,9%) disebabkan oleh manusia, baik sengaja maupun tidak sengaja. Sedangkan sisinya (0,1%) adalah karena alam seperti petir, larva, gunung berapi (Saharjo,1999). Aktivitas manusia yang dapat menyebabkan kebakaran hutan secara sengaja, misalnya: Penyiapan lahan pertanian, industri, pembangunan jembatan, pembangunan jalan dan bangunan-bangunandengan cara membakar areal yang akan digunakan. Pembukaan areal perkebunan dengan pembakaran vegetasi. Pemanfaatan api oleh manusia yang anarkis untuk menjarah tanah yang tak bertuan atau mengambil kembali hak-hak atas tanah milik mereka.Adapun aktivitas manusia yang menyebabkan kebakaran hutan secara tidak sengaja disebabkan oleh keteledoran manusia sendiri, misalnya: Membuang sembarangan barang-baranng yang dapat memicu timbulnya api seperti sisa rokok yang masih menyala. Penggunaan api dalam perkemahan yang tidak padam sempurna. Lepasnya air di lapisan gambut akibat pintu saluran air di lahan gambut tidak memadai sehingga lahan gambut menjadi kering dan mudah terbakar. Pembakaran lahan yang menimbulkan api loncat ( Adi nugroho, 2004).

8. Apa saja pencegahan yang dapat dilakukan ?Jawaban:[13]Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya api di antaranya: 1. Penatagunaan lahan sesuai dengan peruntukan dan fungsinya masing-masing, dengan mempertimbangkan kelayakannya secara ekologis di samping secara ekonomis. 2. Pengembangan system budidaya pertanian dan perkebunan, serta sistem produksi kayu yang tidak rentan terhadap kebakaran, seperti pembukaan dan persiapan lahan tanpa bakar (zero burning-based land clearing), atau dengan pembakaran yang terkendali (controlled burning-based land clearing). 3. Pengembangan system kepemilikan lahan secara jelas dan tepat sasaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menghindari pengelolaan lahan yang tidak tepat sesuai dengen peruntukan dan fungsinya.4. Pencegahan perubahan ekologi secara besar-besaran diantaranya dengan membuat dan mengembangkan pedoman pemanfaatan hutan dan lahan gambut secara bijaksana (wise use of peatland), dan memulihkan hutan dan lahan gambut yang telah rusak. 5. Pengembangan program penyadaran masyarakat terutama yang terkait dengan tindakan pencegahan dan pengendalian kebakaran. Program ini diharapkan dapat mendorong dikembangkannya strategi pencegahan dan pengendalian kebakaran berbasis masyarakat (community-based fire management).6. Pengembangan system penegakan hukum. Hal ini mencakup penyelidikan terhadap penyebab kebakaran serta mengajukan pihak-pihak yang diduga menyebabkan kebakaran ke pengadilan.7. Pengembangan system informasi kebakaran yang berorientasi kepada penyelesaian masalah. Hal ini mencakup pengembangan sistem pemeringkatan bahaya kebakaran (Fire Danger Rating System) dengan memadukan data iklim (curah hujan dan kelembaban udara), data hidrologis (kedalaman muka ir tanah dan kadar lengas tanah), dan data bahan yang dapat memicu timbulnya api. Kegiatan ini akan memberikan gambaran secara kartografik terhadap kerawanan kebakaran.

Gambarannya dapat berupa peta bahaya kebakaran yang berhubungan dengan kondisi mudahnya terjadi kebakaran, peta resiko kebakaran yang berkaitan dengan sebab musabab terjadinya kebakaran, dan peta sejarah kebakaran yang penting untuk evaluasi penanggulangan kebakaran (Marbyanto, 2003).

9. Usaha apa yang dilakukan untuk memperbaiki lahan rusak ?Jawaban:[3]Penilaian Dampak KebakaranPenilaian dampak kebakaran dilakukan setelah terjadinya kebakaran, dengan tujuan untuk mengetahui dampak yang merugikan bagi manusia dan lingkungan dari berbagai sudut pandang, baik dari segi ekonomi, ekologi, sosial maupun kesehatan.

Penilaian dampak luasan yang terbakar dapat dilakukan dengan menggunakan sistem penginderaan jauh, yaitu dengan menggunakan satelit yang mempunyai sensor radar dengan sinyal aktif sehingga dapat menembus awan, asap dan dapat berfungsi pada malam hari.

Upaya YuridikasiInvestigasi paska kejadian kebakaran harus segera dilakukan untuk mengetahui siapa penyebab kejadian kebakaran, bagaimana prosesnya dan berapa besar kerugian yang diakibatkan dan selanjutnya melakukan upaya yuridikasi untuk menuntut si pelaku ke muka pengadilan. Dalam upaya yuridikasi ini perlu koordinasi yang terkait antar beberapa instansi, polisi,penyidik pegawai negeri sipil (PPNS), LSM, dan para ahli.

RehabilitasiRehabilitasi merupakan upaya manusia untuk mempercepat proses suksesi sehingga proses penutupan lahan dapat berlangsung segera. Meskipun proses suksesi dapat berlangsung secara alami tetapi hal ini akan berlangsung dalam waktu yang lama. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Departemen Kehutanan pada awal tahun2004 ini telah mengambil inisiatif dengan melakukan program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Program ini harusdidukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai moral dan etika yangbaik serta jauh dari kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Wetlands International-Indonesia Program memelalui proyek CCFPI (Climate Change, Forest and Peatland Indonesia) pada salah satu poin kegiatannya jugamelakukan kegiatan rehabilitasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada suatu arealhutan dan lahan gambut yang terdegradasi akibat kebakaran dan overlogging (di Kalimantan dan Sumatera). Kegiatan rehabilitasi ini dilaksanakansecara partisipatif melibatkan masyarakat setempat. Dalam pastisipasinyamasyarakat mendapat insentif (small grant) dari pihak Proyek untukpengembangan kesejahteraan hidupnya, melalui budidaya tanaman, ikan,ternak dan pengembangan kerajinan. Tetapi dengan sebagai balas jasaatas bantuan/grant tersebut masyarakat mempunyai kewajiban untuk terlibat aktif dalam kegiatan rehabilitasi.

Dalam melakukan kegiatan rehabilitasi perlu memperhatikan tindakan silvikultur yang tepat sesuai dengan kondisi spesifik lokasi. Untuk lahan gambut yang terdegradasi berat maka kegiatan rehabilitasi (reforestasi atau menghutankan kembali) merupakan alternatif yang tepat. Sedangkanusaha pengayaan tanaman dapat diterapkan pada lokasi berhutan yang terdegradasi tetapi masih memiliki tegakan sisa.

Sebelum dilakukan tindakan rehabilitasi di lahan gambut bekas terbakar,perlu dilakukan survei untuk mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap keberhasilan rehabilitasi (seperti: topografi, penutupan vegetasi, kondisi genangan, kondisi tanah gambut, potensi permudaan dan bahan tanaman serta potensi sumber daya manusia) dan eksplorasi akan hambatan hambatan mungkin terjadi, sehingga melalui survei ini dapat ditentukan tindakan silvikultur yang tepat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan rehabilitasi di lahangambut bekas terbakar (Wibisono et al., 2004) : Pemilihan jenis tanaman. Dalam pemilihan jenis tanaman hendaknya digunakan tanaman jenis lokal/indegenous (hindari tanaman eksotik seperti Akasia). Jenis tanaman yang dapat digunakan untuk rehabilitasi lahan rawa gambut diantaranya : Jelutung rawa Dyera loowi, Pulai Alstonia pneumatophora, Meranti rawa Shorea sp., Terentang Campnosperma macrophyllum, Tumih Combretodatus rotundatus, Keranji Dialium hydnocarpoides, Punak Tetramerista glabra, Resak Vatica sp., Rengas Melanorrhoea wallichii, Belangeran Shoreabelangeran, Ramin Gonystylus bancanus, Durian hutan Duriocarinatus, Kempas Koompassiamalaccensis. Bahan tanaman. Bahan tanaman dapat berupa biji, anakan alam yang terdapat di sekitar lokasi terdekat serta stek yang selanjutnya dilakukan pembibitan pada lokasi yang terdekat dengan lokasi yang akan direhabilitasi. Sistem penanaman. Mengingat kondisi rawa gambut yang khas, yaitu adanya genangan, maka untuk tanaman yang tidak tahan genangan seperti Meranti dan Ramin, sistem gundukan (mound system) merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan. Sistem gundukan ini dilakukan dengan cara membuat gundukan buatan dari tanah gambut di sekitar titik tanam yang disekelingnya ditahan dengan kayu, atau bahan lainnya agar tidak longsor. Partisipasi masyarakat. Keterlibatan masyarakat lokal merupakan salah satu potensi sumber daya manusia yang mendukung keberhasilan pelaksanaan rehabilitasi sehingga diperlukan upaya untuk mendorong masyarakat terlibat dalam kegiatan rehabilitasi (Adinugroho, 2005).

10. Apa saja syarat lingkungan sehat ?Jawaban :[7] Jumlah keluarga yang memiliki akses air bersih: Air merupakan sumber kehidupan/kebutuhan pokok manusia yang bisa saja menjadi media penularan penyakit yang paling cepat karena sifatnya yang flesibel untuk tempat berkembangbiak ataupun penularan berbagai sumber penyakit. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas air yang digunakan menjadi penentu dalam mengidentifikasi apakah air tersebut layak konsumsi atau berbahaya. Jika air yang digunakan masyarakat sudah berkualitas baik serta mudah untuk mendapatkannya berarti lingkungan ini sudah dapat dikatakan sebagai lingkungan sehat. Rumah Sehat: Rumah yang memiliki jendela, ventilasi, tidak lembab dan tidak berdebu. Peralatan rumah tangga juga harus bersih dan terjaga dari vektor, seperti tikus. Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Sarana Sanitasi Dasar: Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air limbah keluarga yang tepat dan tidak mengganggu kenyamanan umum. Keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM): Makanan termasuk minuman, merupakan kebutuhan pokok dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif didalam penularan penyakit saluran pencernaan (Food Borne Deseases). Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan (TPM) khususnya jasaboga, rumah makan dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan.Sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga kesehatan konsumen atau masyarakat.

11. Apa definisi dari polusi udara, air dan tanah ?Jawaban :Menurut UU No. 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12, Polusi atau pencemaran adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain kedalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.[19]Polusi udara adalah masuknya polutan kedalam lapisan udara sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan udara. Polusi air adalah masuknya polutan kedalam lapisan air sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan air. Polusi tanah adalah masuknya polutan kedalam lapisan tanah sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan tanah.[16]12. Apa saja jenis polusi yang ada di lingkungan ?Jawaban :[6,10]1. Polusi udara Polusi/pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh polutan dari sumber-sumber alami atau oleh kegiatan manusia. Pernahkah kamu melihat kepulan asap hitam yang keluar dari kendaraan bermotor? Atau cerobong pabrik yang mengeluarkan asap kelabu kehitaman? Asap tersebut adalah kumpulan gas hasil pembakaran pabrik atau kendaraan bermor yang tidak sempurna. hal ini merupakan salah satu contoh pencmaran akibat ulah manusia. Polutan udara dapat dibedakan menjadi polutan primer dan polutan sekunder. Polutan primer ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara, contohnya karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2). Polutan sekunder terbentuk dari reaksi polutan primer di atmosfer, contohnya sulfur trioksida (SO3) dan ozon (O3).2. Polusi airPolusi air adalah masuknya polutan kedalam lapisan air sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan air. Air dikatakan tercemar jika terjadi perubahan pada kualitas air,baik secara kimia ,biologi, atau fisika, yang dapat membahayakan makhluk hidup.pencemaran air oleh berbagai jenis polutan juga dapat menurunkan kualitas air sehingga tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Pencemaran air dapat terjadi di mata air,sungai,laut, waduk,danau,ataupun air tanah. Terjadinya pencemaran air sebagian besar di sebabkan oleh kegiatan manusia,berupa limbah dari rumah tangga,kegiatan industri,maupun kegiatan lainnya.3. Polusi tanah Polusi tanah adalah masuknya polutan kedalam lapisan tanah sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan tanah.Polusi tanah mencakup berbagai perubahan fisik dan kimia dari tanah yang member dampak negative bagi kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup lain yang hidup di tanah. Selain berdampak negative secar langsung, polusi tanah juga dapat menyebabkan polusi pada air dan udara karena polutan-polutan yang mnencemari tanah dapat terbawa melalui aliran iar permukaan, merembes menuju air tanah, atau menguap ke udara. Polutan yang ada ditanah atara lain Limbah padat (sampah), Logam berat, Pertisida, Nitrogen, fosfat, dan garam mineral. Sumber polutan utama di tanah adalah kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian menggunakan sejumlah besar pupuk dan pestisida serta melakukan irigasi untuk meningkatkan jumlah panen dilahan pertaniannya.Pupuk mengandung nitrogen dan fosfat, pestisida mengandung senyawa berbahaya, sedangkan air irigasi umumnya mengandung garam garaman. Semua zat tersebut dapat menjadi polutan di tanah. Selain pertanian, rumah tangga dan industri juga merupakan sumber polutan di tanah karena menghasilkan berbagai sampah padat. Selain sampah padat, beberapa industri juga menghasilkan logam berat.[6]4. Polusi logam Pencemaran logam adalah pencemaran yang disebabkan oleh logam-logam berat yang berasal dari limbah industri maupun limbah pabrik.[10]

13. Apa saja gejala keterpaparan polusi ?Jawaban :[5,15] Polusi udara Fungsi paru menjadi tidak maksimal karena fakto rekstrinsik, yaitu gas dan debu pada saluran napas dapat menyebabkan peradangan pada jalan napas sehingga menurunkan fungsi pernapasan tandanya batuk-batuk, bersin, sampai hidung berlendir dan sesak napas (Setiono,2008). Keterpaparan pada tanahMemang pada pembakaran lahan memiliki dampak positif bagi tanah, karena dari hasil pembakaran tersebut banyak terdapat unsur hara yang baik dan membuat tanah menjadi lebih subur. Selain akan membuat tanah menjadi lebih subur, pembakaran lahan juga mudah dan murah (Nugroho, 2005).

KESIMPULANLingkungan yang sehat memiliki beberapa indikator, diantaranya: jumlah keluarga yang memiliki akses air bersih, rumah yang sehat, sarana sanitasi dasar yang memadai dan tempat umum dan pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan.Lingkungan yang tidak sehat salah satunya di sebabkan oleh banyaknya polusi yang diakibatkan dari pembakaran lahan. Pembakaran hutan yang terjadi baik yang disebabkan oleh ulah manusia maupun yang terjadi karena proses alami dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan masyarakat sekitar terutama anak-anak yang dapat menyebabkan ISPA dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya. Selain itu, pembakaran hutan juga dapat berdampak buruk dari segi ekonomi dan sosial, seperti hilangnya mata pencaharian masyarakat terutama mereka yang masih menggantungkan hidupnya pada hutan misalnya berburu atau berladang.Untuk menghindari dampak-dampak tersebut, maka perlu adanya pencegahan dari pembakaran lahan tersebut, seperti menerapkan sistem pembukaan lahan tanpa bakar, mengembangkan program penyadaran masyarakat melalui penyuluhan kepada masyarakat, dan membuat peta yang menunjukkan kondisi mudahnya terjadi kebakaran dan resiko kebakaran di titik-titik tertentu.Kegiatan pengendalian kebakaran dapat meliputi kegiatan mitigasi, kesiagaan, dan pemadaman api. Kegiatan mitigasi bertujuan untuk mengurangi dampak kebakaran seperti pada kesehatan dan sektor transportasi yang disebabkan oleh asap. Beberapa kegiatan mitigasi yang dapat dilakukan antara lain: (1) menyediakan peralatan kesehatan terutama di daerah rawan kebakaran, (2) menyediakan dan mengaktifkan semua alat pengukur debu di daerah rawan kebakaran, (3) memperingatkan pihak-pihak yang terkait tentang bahaya kebakaran dan asap, (4) mengembangkan waduk-waduk air di daerah rawan kebakaran, dan (5) membuat parit-parit api untuk mencegah meluasnya kebakaran beserta dampaknya. Kesiagaan dalam pengendalian kebakaran bertujuan agar perangkat penanggulangan kebakaran dan dampaknya berada dalam keadaan siap digerakkan. Tahapan ketiga adalah kegiatan pemadaman api. Pada tahap ini usaha lokal untuk memadamkan api menjadi sangat penting karena upaya di tingkat lebih tinggi memerlukan persiapan lebih lama sehingga dikhawatirkan api sudah menyebar lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA1. [CIFOR] Center for International Forestry Research. 2006. Forest Fires And Climate Change in Indonesia.2. Abdullah, M.J., M.R. Ibrahim, & A.R. Abdul Rahim.2002. The influence of forest fire in Peninsular Malaysia: History, root causes, prevention, and control.3. Adinugroho W.C., I Nyoman N. Suryadiputra, Bambang H. Saharjo dan Labueni siboro. 2004. Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Bogor. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan.4. Akbar, Acep.2011. StudiKearifan Lokal Penggunaan Api Persiapan Lahan: Studi Kasus di Hutan Mawas, Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 8, Hal. 211-230.5. Andi Nugroho,W.C., IN.N. Suryadiputra, Bambang Hero Saharjo dan Labueni Siboro.2005. Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut. Proyek Climate Change, Forest and Peatlands in Indonesia. Wetlands International Indonesia Programme and Wildlife Habitat Canada.Bogor.Indonesia.6. Badan Pelatihan Pengendalian Pencemaran. Jakarta, 18 Juni 2013.7. Chandra, Budiman. 2007.Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran8. CIFOR. 2001.Laporan Tahunan Penyebab dan dampak kebakaran hutan dan lahan diIndonesia.http://www.cifor.org/docs/ref/publications/areports/indonesian2001/sumatra.html. Diakses pada tanggal 18 Desember 2013.9. CIFOR, 2005. Mencari Solusi Penanganan Bencana Kebakaran di Asia Tenggara.10. Ika, Tahril & Irwan Said.2012.Analisis Logam Timbal (Pb) dan Besi (Fe) dalam Air Laut di Wilayah Pesisir Pelabuhan Ferry Taipa Kecamatan Palu Utara. Jurnal Akademika Kimia. Vol 1, No. 4, 2012: 181-186.11. KBBI (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php) di unduh pada 17 Desember 2013.12. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor KEP/45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.13. Marbyanto.2003.Pengembangan Program Pengelolaan Kebakaran Berbasis Masyarakat.Pengalaman Proyek IFFM di Kalimantan Timur. Prosiding workshop.Kerjasama SCKPFP-EU dan Pemda Kabupaten Banjar.Martapura.14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2010 tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan.2010. Jakarta: Menteri Negara Lingkungan Hidup.15. Setiono. 2008. Kulaitas Lingkungan dalam Perspektif Perubahan Global. Jakarta.16. Utomo, Yudhi dkk. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup Jilid 1. Malang: Pusat Penelitian Universitas Negeri Malang.17. Faisal, Fikri, dkk. 2012. Dampak Asap Kebakaran Hutan pada Pernapasan. Jakarta: Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Persahabatan. Available from http://www.kalbemed.com/Portals/6/10_189Dampak%20Asap%20Kebakaran%20Hutan%20pada%20Pernapasan.pdf . Diakses pada tanggal 18 Desember 201318. Departemen Kesehatan. Parameter pencemaran udara dan dampaknya terhadap kesehatan. [cited 2013 Des 18]. Available from www.depkes.go.id/downloads /udara.pdf19. UU No. 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

21