2 Pengelolaan LH

28
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Transcript of 2 Pengelolaan LH

Page 1: 2 Pengelolaan LH

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Page 2: 2 Pengelolaan LH

Pasal 1 ayat 2 Perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Page 3: 2 Pengelolaan LH

Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.

Page 4: 2 Pengelolaan LH

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:a. perencanaan;b. pemanfaatan;c. pengendalian;d. pemeliharaan;e. pengawasan; danf. penegakan hukum.

Page 5: 2 Pengelolaan LH

Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:

a. KLHS;b. tata ruang;c. baku mutu lingkungan hidup;d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;e. amdal;f. UKL-UPL;g. perizinan;h. instrumen ekonomi lingkungan hidup;i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;j. anggaran berbasis lingkungan hidup;k. analisis risiko lingkungan hidup;l. audit lingkungan hidup; danm.instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan

ilmu pengetahuan.

Page 6: 2 Pengelolaan LH

Pendekatan kapasitas daya dukung lingkungan (carrying Capacity approach). Industri yang mengeluarkan limbah dapat dianggap selesai hanya dengan cara pengenceran terhadap limbah; pembuatan cerobong yang tinggi (pengeluaran emisi); pembuangan limbah ke lingkungan tanpa melalui proses pengolahan

Mengolah limbah yang terbentuk (end-of-pipe treatment) teknologi proses pengolahan limbah berkembang. Di negara maju telah terbukti dapat mengurangi jumlah dan jenis pencemar,

namun sangat mahal. Pemanfaatan kembali

masa peralihan dari pengendalian yang konvensional ke arah teknologi yang lebih bersih dan akrab lingkungan.

Upaya pengendalian diarahkan pada kemungkinan: daur ulang (recycle), daur guna (reuse) penangkapan kembali (recovery)

Pencegahan dan minimisasi teknologi akrab lingkungan

pencegahan dan pengendalian pencemaran teknologi pengolahan limbah dan emisi teknologi remediasi

Limbah yang dulunya dikatagorikan sebagai produk samping, saat ini dianggap sebagai indikator tidak efisiennya proses produksi

Page 7: 2 Pengelolaan LH

Hirarki dalam Hirarki dalam Pengelolaan lingkunganPengelolaan lingkungan

Page 8: 2 Pengelolaan LH

Tindakan pencegahan dan/atau mengurangi limbah dapat dilakukan Tindakan pencegahan dan/atau mengurangi limbah dapat dilakukan melalui:melalui:

aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan sikap manusia yang terlibat didalamnya.perubahan sikap manusia yang terlibat didalamnya.

Upaya pencegahan lingkungan :Upaya pencegahan lingkungan :proaktif, proaktif, intervensi pencegahan diterapkan sejak dini (memasukkan intervensi pencegahan diterapkan sejak dini (memasukkan pencegahan dampak yang timbul kedalam tahap perencanaan. pencegahan dampak yang timbul kedalam tahap perencanaan. Agar residual dampak kecil dan kerusakan lingkungan dapat Agar residual dampak kecil dan kerusakan lingkungan dapat direduksi. direduksi.

Internalisasi faktor beaya pengelolaan yang semula dianggap Internalisasi faktor beaya pengelolaan yang semula dianggap eksternal seperti beaya sosial dan beaya lingkungan dalam eksternal seperti beaya sosial dan beaya lingkungan dalam kelayakan ekonomikelayakan ekonomiminimisasi limbah (minimisasi limbah (waste minimization)waste minimization)

Page 9: 2 Pengelolaan LH

meminimumkan pencemar :meminimumkan pencemar :reduksi pencemar pada sumber dan reduksi pencemar pada sumber dan pemanfaatan limbah yang dikenal dengan istilahpemanfaatan limbah yang dikenal dengan istilah 3R

Minimisasi limbah adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, Minimisasi limbah adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya yang berasal dari kegiatan toksisitas dan tingkat bahaya yang berasal dari kegiatan pembangunan dengan jalan reduksi pencemar dan pemanfaatan pembangunan dengan jalan reduksi pencemar dan pemanfaatan limbah limbah Reduksi pada sumber dapat dilakukan terhadap:Reduksi pada sumber dapat dilakukan terhadap:

bahan baku (perubahan /pemurnian)bahan baku (perubahan /pemurnian)Operasi (segregasi limbah,pencegahan kebocoran dan ceceran, Operasi (segregasi limbah,pencegahan kebocoran dan ceceran, inhouse keepinginhouse keeping, pengaturan kondisi operasi dan proses, , pengaturan kondisi operasi dan proses, perbaikan dan perawatan, pelatihan para pekerja, insentif perbaikan dan perawatan, pelatihan para pekerja, insentif managemen)managemen)Teknologi proses (modifikasi, redesain perlengkapan, Teknologi proses (modifikasi, redesain perlengkapan, otomatisasi peralatan,perubahan kondisi operasi dll)otomatisasi peralatan,perubahan kondisi operasi dll)Produk (substitusi pruduk, reformulasi produk)Produk (substitusi pruduk, reformulasi produk)

Page 10: 2 Pengelolaan LH

Pemanfaatan limbah :Pemanfaatan limbah :Daur ulang Daur ulang (in site, out site(in site, out site) dilaksanakan melalui:) dilaksanakan melalui:

pengolahan fisik atau kimiawi untuk menghasilkan pengolahan fisik atau kimiawi untuk menghasilkan produk yang sama atau produk lainnyaproduk yang sama atau produk lainnya

Penggunaan kembali (in site, out site)Penggunaan kembali (in site, out site)menggunakan kembali untuk keperluan yang menggunakan kembali untuk keperluan yang sama atau fungsinya sama, tanpa mengalami sama atau fungsinya sama, tanpa mengalami pengolahan atau perubahan bentuk pengolahan atau perubahan bentuk

Perolehan kembali Perolehan kembali (in site, out site,(in site, out site,) adalah upaya ) adalah upaya pemanfaatan limbahpemanfaatan limbah

memprosesnya, untuk memperoleh kembali salah memprosesnya, untuk memperoleh kembali salah satu atau lebih komponen yang terkandung satu atau lebih komponen yang terkandung didalamnyadidalamnya

Page 11: 2 Pengelolaan LH

Contoh IPAL dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan

Page 12: 2 Pengelolaan LH

Waste parameter Waste technology processesDegradable organics Aerobic biological treatment

  Activated sludge

  Aerated lagoon

  Stabilization basin

  Biological filter

  Rotating biological contactor

  Anaerobic treatment

  Complete mix contact reactor

  Up flow and down flow filter

  Fluidizes bed

  Up flow anaerobic sludge blanket (UASB)

Volatile Organics

Biological treatment

  Air or steam stripping

  Carbon adsorption

  Chemical oxidation

Page 13: 2 Pengelolaan LH

Waste parameter Waste technology processesHeavy metals Oxidation / reduction

  Chemicals precipitation

  Separation and filtration

  Ion exchange

  Adsorption

  Membrane technology

Refractory toxic organics Carbon adsorption

  Chemical oxidation

  Anaerobic treatment

  Wet air oxidation

  Membrane separation

  Polymeric resins

Nitrogen Steam stripping

  Bio. nitrification-denitrification

Phosphorus

Chemical precipitation

  Biological phosphorus removal

Page 14: 2 Pengelolaan LH

Pembuangan limbah ke lingkungan(udara,air,tanah) diatur dengan baku mutu lingkungan.

Baku mutu diantaranya:

Baku mutu limbah cair (kegiatan: industri;hotel;minyak dan gas serta panas bumi;kawasan industri; usaha dan kegiatan domestik

Baku mutu emisi sumber (tidak bergerak, bergerak)

Baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan minyak dan gas bumi

Baku mutu tingkat kebisingan,

Baku mutu tingkat getaran

Baku mutu tingkat kebauan

Baku mutu air laut

Baku mutu air sungai, dll

Pembuangan limbah ke lingkungan(udara,air,tanah) diatur dengan baku mutu lingkungan.

Baku mutu diantaranya:

Baku mutu limbah cair (kegiatan: industri;hotel;minyak dan gas serta panas bumi;kawasan industri; usaha dan kegiatan domestik

Baku mutu emisi sumber (tidak bergerak, bergerak)

Baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan minyak dan gas bumi

Baku mutu tingkat kebisingan,

Baku mutu tingkat getaran

Baku mutu tingkat kebauan

Baku mutu air laut

Baku mutu air sungai, dll

Page 15: 2 Pengelolaan LH

Untuk menangani dampak lingkungan dapat menggunakan pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusiPendekatan teknologi cara-cara atau teknologi yang dipergunakan untuk mengelola dampak lingkungan hidupPendekatan sosial ekonomi langkah-langkah yang akan ditempuh dalam upaya menanggulangi dampak melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial, dan bantuan peran pemerintahPendekatan institusi mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak lungkungan hidup

Page 16: 2 Pengelolaan LH

Contoh: Dalam rangka penanggulangan limbah B3 akan ditempuh

cara: Membatasi atau mengisolasi limbah; Melakukan minimisasi limbah dengan mengurangi

jumlah/volume limbah (reduce); menggunakan kembali (reuse0 atau mendaur ulang (recycle);

Menetralisasi limbah dengan menambahkan zat kimia tertentu sehingga tidak membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya

Dalam rangka mencegah, mengurangi,atau memperbaiki kerusakan sumber daya alam akan ditempuh cara, misalnya:

Membangun terasiring atau penanaman tanaman penutup tanah untuk mencegah erosi

Mereklamasi lahan bekas galian tambang dengan pengaturan tanah atas dan penanaman tanaman penutup tanah

Dalam rangka meningkatkan dampak positip berupa peningkatan nilai tambah dari dampak positip yang telah ada.

Page 17: 2 Pengelolaan LH

Contoh: Melibatkan masyarakat disekitar rencana lokasi

kegiatan untuk berpartisifasi aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup

Permintaan bantuan kepada pemerintah untuk turut menanggulangi lingkungan hidup karena keterbatasan kemampuan pemrakarsa

Memprioritaskan tenaga kerja setempat sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki

Kompensasi atau ganti rugi atas lahan milik penduduk untuk keperluan rencana kegiatan denganprinsip saling menguntungkan kedua belah pihak

Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna mencegah timbulnya kecemburuan sosial

Page 18: 2 Pengelolaan LH

Contoh: kerjasama dengan instansi-instansi

yang berkepentingan dan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup

Pengawasan terhadap hasil unjuk kerja [engelolaan lingkungan hidup oleh instansi yang berwenang

Pelaporan secara berkala hasil pengelolaan lingkungan hidup kepada pihak yang berkepentingan

Page 19: 2 Pengelolaan LH
Page 20: 2 Pengelolaan LH

Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan lingkungan

Untuk mengetahui tingkat ketaatan dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan

Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan

Page 21: 2 Pengelolaan LH

Untuk memahami fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan mulai dari tingkat proyek hingga tingkat kawasan bahkan regional tergantung skala masalah yang dihadapi

Pemantauan berlangsung terus menerus, sistematis dan terencana

Pemantauan terhadap komponen LH yang relevan sebagai indikator untuk mengevaluasi penataan, kecenderungan dan tingkat kritis dari suatu pengelolaan LH

Page 22: 2 Pengelolaan LH

Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak atau komponen LH yang terkena dampak

Pemantauan LH harus layak secara ekonomi Aspek yang dipantau jenis data, lokasi,

frekuensi dan jangka waktu, metode pengumpulan data, metode analisa data

Perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan lingkungan hidup (pelaksana, pendana, pengguna dan pengawas)

Page 23: 2 Pengelolaan LH
Page 24: 2 Pengelolaan LH

PENDEKATAN PASIF sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan industri,

tahap paling awal adalah membiarkan terbentuknya limbah dan hanya memperhatikan produknya saja.

karena akumulasi limbah menyebabkan berbagai permasalahan internal industri, misalnya estetika, kesehatan dan sebagainya.

tahap berikutnya adalah mengupayakan agar limbah tersebut tidak menumpuk di lingkungan industri dan membuangnya ke tempat lain. Biasanya pembuangan limbah ini dilakukan pada saat hujan karena dengan begitu konsentrasi polutan menjadi rendah (mengalami pengenceran) dan limbah segera hilang dari lokasi industri.

pengenceran sebenarnya bukan jalan keluar, karena beban limbah total yang diterima oleh lingkungan adalah tetap. Apalagi kalau limbah yang dibuang tersebut bersifat sulit terdegradasi, maka polutan tersebut tetap saja akan terakumulasi di suatu lokasi dan mencemarinya.

Page 25: 2 Pengelolaan LH

PENDEKATAN REAKTIF Setelah disadari bahwa upaya pengelolaan pasif

ternyata tidak memperbaiki keadaan lingkungan mulai disadari pentingnya melakukan upaya

untuk menangani limbah sebelum dibuang ke lingkungan.

Bahan organik yang dikandung oleh limbah cair industri, misalnya, diolah dahulu dalam suatu instalasi penanganan biologis sehingga berubah menjadi gas (terbuang ke atmosfir) dan biomas (sludge) dan menyisakan air limbah yang sudah relatif bersih dari polutan dan aman dibuang ke lingkungan.

upaya penanganan (end-of-pipe treatment) seperti ini memerlukan biaya yang cukup besar sehingga menjadi beban bagi industri.

Page 26: 2 Pengelolaan LH

PENDEKATAN PROAKTIF Meningkatnya biaya perusahaan akibat

penanganan limbah industri telah memacu berbagai pemikiran untuk melakukan upaya-upaya efisiensi pada berbagai aspek produksi.

Sebagai ilustrasi, air limbah yang telah mengalami penanganan (treatment) ternyata dapat didaur ulang (recycle) untuk keperluan lain yang tidak menuntut kualitas air yang sangat baik.

sedikit input teknologi tambahan, air tersebut malahan dapat digunakan kembali (reuse) untuk proses produksi.

potensi daur ulang yang lain, misalnya, pemanfaatan energi panas yang selama ini terbuang untuk digunakan dalam suatu unit proses atau operasi, sehingga ton bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan setiap ton produk menjadi lebih sedikit.

Page 27: 2 Pengelolaan LH

Ilustrasi Teknik Modifikasi produk

Substitusi produk, tingkatkan umur pakai, ganti bahan (baku), modifikasi desain produk, gunakan bahan yang dapat didaur ulang, hindari komponen kritis, upayakan kemungkinan pengembalian produk

Good Housekeeping Ubah dosis/konsentrasi, tingkatkan kapasitas proses, atur interval

pembersihan/pemeliharaan, hindari kehilangan akibat penguapan dan kebocoran, perbaiki sistem pengadaan, penyimpanan dan pengiriman, telusuri aliran bahan

Substitusi material Ganti pelarut organik dengan pelarut berbasis air, ganti pelarut terhalogenasi,

ganti produk petrokimia dengan biokimia, pilih bahan dengan tingkat kemurnian tinggi, manfaatkan residu sebagai bahan baku, gunakan bahan-bahan yang “biodegradable”, kurangi jumlah komponen, gunakan energi alternatif, gunakan bahan-bahan bebas logam berat

Modifikasi Teknologi Ganti proses termokimia dengan alternatif proses mekanik, gunakan teknik

“counter current”, pisahkan pengelolaan limbah padat dan limbah cair, perbaiki kondisi proses, tingkatkan efisiensi energi, gunakan limbah panas, recovery dan gunakan kembali bahan (air), tingkatkan daya pakai bahan/bahan kimia, kurangi kemungkinan kontaminasi dengan “impurities”

Daur ulang internal Penggunaan kembali material, penggunaan lebih lanjut material, recovery

Page 28: 2 Pengelolaan LH

Hasil samping berbagai industri/komoditi pertanian Industri

Pertanian

Komoditi utama Produk Hasil samping

1. Tahu

2. Kelapa

3. Rumah potong hewan

4. Pengalengan dan

pembekuan ikan

5. Pengalengan buah-

buahan

6. Tapioka

7. Pembekuan Udang

8. Peternakan ayam

9. Kelapa sawit

Tahu

Kopra, minyak goreng

Daging

Ikan kaleng, ikan beku

Buah kaleng

Tapioka

Udang

Ayam, Telur

Minyak goreng

Ampas tahu, whey

Sabut, tempurung, air

kelapa

Darah, kotoran, tulang,

kulit, jeroan , Ikan kecil

dan mutu rendah,

tulang, kepala ikan

Kulit, biji, serat/jerami

Onggok, kulit

Kulit, kepala

Bulu ayam, darah, cakar,

cangkang

Tandan kosong