laporan laju reaksi

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya reaksi kimia berlangsung dengan laju (kecepatan) yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung seketika, seperti bom atau petasan yang meledak, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat, seperti perkaratan besi atau fosilasi sisa organisme. Selain itu laju reaksi kimia ternyata dipengaruhi oleh berbagai factor seperti temperatur, konsentrasi, luas, permukaan, katalisator, tekanan, dan volume. Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakn besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan waktu tersebut dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, ataupun tahun. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksinya akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau terbentuknya produk. 84

description

kimia dasar

Transcript of laporan laju reaksi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada dasarnya reaksi kimia berlangsung dengan laju

(kecepatan) yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung

seketika, seperti bom atau petasan yang meledak, ada juga reaksi

yang berlangsung sangat lambat, seperti perkaratan besi atau fosilasi

sisa organisme. Selain itu laju reaksi kimia ternyata dipengaruhi oleh

berbagai factor seperti temperatur, konsentrasi, luas, permukaan,

katalisator, tekanan, dan volume. Laju menyatakan seberapa cepat

atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakn

besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan waktu

tersebut dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, ataupun tahun.

Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi

produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat

pereaksinya akan semakin sedikit, sedangkan produk semakin

banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi

atau terbentuknya produk.

Setiap pereaksi disertai suatu perubahan fisis yang diamati,

seperti pembentukan endapan, gas, atau perubahan warna. Kelajuan

reaksi dapat dipelajari dengan mengukur salah atau dari perubahan

tersebut. Bagi reaksi yang menghasilkan gas seperti reaksi

magnesium dengan asam klorida, maka kelajuan reaksinya dapat

dipelajari dengan mengukur volume gas yang dihasilkan. Bagi reaksi

yang disertai perubahan warna, maka kelajuan reaksinya dapat

ditentukan dengan mengukur perubahan intensitas warnanya. Bagi

reaksi yang menghasilkan endapan, maka kelajuan reaksinya dapat

84

ditentukan dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk membentuk

sejumlah endapan.

Sebelum menhitung dan menganalisis laju reaksi, maka harus

memahami tentang kemolaran, terutama tentang penyediaan larutan

dengan kemolaran tertentu serta perlu menganalisis baik langsung

maupun tidak langsung banyaknya produk yang terbentuk atau

banyaknya pereaksi sisa yang tertinggal pada waktu tertentu.

1.2Tujuan

Menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia

Menentukan orde reaksi suatu reaksi kimia

Mengetahui pengaruh konsentrasi pada laju reaksi suatu reaksi

kimia

Mengetahui pengaruh temperatur pada laju reaksi suatu reaksi

kimia

85

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi

yang berlangsung seketika, seperti bom atau petasan meledak. Ada juga

reksi yang berlangsung sangat lambat,seperti perkaratan besi atau fosilisasi

sisa-sisa organisme. Selain itu, laju reaksi kimia ternyata dipengaruhi oleh

berbagai factor seperti shu, konsentrasi, dan factor lainnya.

A. Konsep Laju Reaksi

Laju reaksi menunjukan besarnya perubahan konsentrasi pereaksi atau

hasil reaksi dalam satu satuan waktu.

1. Definisi laju reaksi

Reaksi kimia merupakan proses perubahan zat-zat pereaksi menjadi

produk. Pada waktu reaksi berlangsung, jumlah zat pereaksi akan

semakin berkurang sedangkan jumlah produk bertambah. Laju

didefinisikan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar salah satu

pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk

dalam satu-satuan waktu.

Laju reaksi dirumuskan sebagai berikut

86

Reaksi : R P

v = -Δ[R]

Δt

Atau : v = +Δ[P]

Δt

Dengan : R = Pereaksi (reaktan)

P = Produk

v = Laju Reaksi

t = Waktu Reaksi

Δ[R] = Perubahan Konsentrasi Molar Pereaksi

Δ[P] = Perubahan Konsentrasi Molar Produk

-Δ[R] = laju pengurangan konsentrasi molar salah

satu

Δt pereaksi dalam satu satuan waktu.

+Δ[P] = laju pertambahan konsentrasi molar salah

satu

Δt produk dalam satu satuan waktu

Konsentrasi molar menyatakan jumlah mol zat dalam tiap liter ruangan atau

larutan.

C = n mol L-1

v

jadi, satuan laju reaksi adalah mol L-1 per detik (mol L-1 det-1) atau M det-1.

Untuk reaksi,

2N2O3 (g) 4NO2 (g) + O2 (g)

87

laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar

N2O5 atau laju pertambahan konsentrasi molar NO2 atau laju pertambahan

konsentrasi molar O2.

v N2O5 = Δ [ N2O5 ] M.det-1

v NO2 = Δ [ NO2 ] M.det-1

v O2 = Δ [ O2 ] M.det-1

Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukkan O2

adalah setengah dari laju penguraian N2O5 atau seperempat dari laju

pembentukan NO2. oleh karena itu dapat ditulis

½ v N2O5 = ¼ v NO2 = v O2

2. Menentukan Laju Reaksi

Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan

mengukur konsentrasi salah pereaksi atau salah satu produk. Dengan

selang waktu tertentu selama reaksi berlangsung untuk reaksi yang

berlangsung lambat, hal itu dapat dilakukan dengan mengeluarkan

sampel dari campran reaksi lalu menganalisisnya. Misalnya reaksi

hidrolisis etil asetat berikut in :

CH3COOC2H5 + H2O CH3COOH + C2H5OH

Etil asetat Asam asetat etanol

Reaksi itu berlangsung lambat sehingga konsentrasi asma asetat yang

terbentuk dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu

larutan basah.

Cara yang lebih umum ialah menggunakan suatu alat yang dapat

menunjukkan secara kontinyu salah satu perubahan fisis yang menyertai

88

reaksi, misalnya untuk reaksi yang membebaskan gas, alat dirancang

agar dapat mencatat volume gas yang terbentuk ; untuk reaksi yang

diserati perubahan warna, alat dirancang agar dapat mengukur

perubahan itensitas warna, untuk reaksi gas yang disertai perubahan

jumlah mol, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan tekanan gas.

Gambar diatas memperlihatkan bagan suatu alat yang dapat mengukur

perubahan tekanan pada suatu reaksi gas, seperti penguraian dinitrogen

pentaoksida membentuk nitrogen dioksida dan oksigen.

2N2O5 (g) 4NO2 (g) + O2 (g)

reaksi itu disertai pertambahan jumlah mol gas, yang menyebabkan

pertambahan tekanan, yang dapat dibaca pada manometer. Semakin

banyak N2O5 yang terurai semakin besar tekanan. Bila reaksi

dilangsungkan pada volume dan suhu tetap, maka pertambahan tekanan

dapat dikaitkan dengan pertambahan jumlah mol. Dengan demikian laju

penguraian N2O5 itu dapat ditentukan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Laju suatu reaksi dapat dipengaruhi oleh berbagai factor, yaitu

konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu dan katalisator,

juga tekanan gas.

a. Konsentrasi

Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju

reaksinya semakin besar pula dan sebaliknya jika konsentrasi

semakin kecil maka laju reaksi makin kecil pula. Untuk

beberapa reaksi, laju reaksi dapt dinyatakan dengan

persamaan matematika yang dikenal dengan hukum laju reaksi

89

atau persamaa laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam laju reaksi

dinamakan orde reaksi. Menentukan tingkat reaksi atau orde

reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan

seberapa besar pengaruh perubahan konsetrasi pereaksi

terhadap laju reaksinya.

Suatu larutan dengan konsentrsi besar (pekat)

mengandung partikel yang lebih rapat jika

dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil

(encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering

bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar

konsentrasi suatu larutan makin besar pula laju

reaksinya.

b. Luas Permukaan sentuh

Reaksi dapat berlangsung jika zat-zat pereaksi

harus bercampur atau bersentuhan. Reaksi yang

berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda

denagn reaksi yang berlangsung dalam sistem

heterogen. Pada reaksi yang homogen campurannya

zatnya berlangsung seluruhnya, hal ini dapat

mempercepat berlangsungnya suatu reaksi, karena

molekul-molekul itu dapat bersentuhan satu sama

lainnya. Dala sistem heterogen, reaksi hanya

berlangsung pada bidang-bidang perbatasan dan pada

bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase.

Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-

molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang

bereaksi berlebih dahulu bertumbukan. Makin halus

suatu zat. Maka makin luas permukaannya, makin

90

banyak pula kemungkinan bereaksi dan makin cepat

reaksi itu berlangsung.

Contoh reaksi yang heterogen adalah reaksi antara

pualam dengan larutan asam klorida. Reaksi serbuk

pualam dengan HCl 2M berlangsung lebih cepat

daripada reaksi keping pualam dengan HCl 2M. hal itu

karena untuk masa yang sama, serbuk mempunya

permukaan yang lebih besar daripada keeping. Partikel

bagian dalam kepingan harus ‘menunggu’ sebelum

bagian luar habis bereaksi, sedangkan partikel serbuk

banyak yang bertumbukan pada waktu yang bersamaan.

c. Suhu

Kecepatan reaksi meningkat dengan naiknya suhu.

Biasanya kenaikan suhu sebesar 100C akan menyebabkan

kenaikan laju reaksi sebesar 2 atau 3 kali. Kenaikan laju

reaksi ini dapat diterangkan dari gerak molekulnya,

molekul-molekul dari zat kimia selalu bergerak, karena itu

kemungkinan tabrakan antar molekul selalu ada. Enegi

yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan ang efektif

atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi

pengaktifan kinetik. Kecepatan reaksi-reaksi dalam suatu

sistem homogen pada suatu temperature yang tetap

berbanding langsung dengan konsentrasi-konsentrasi zat

yang bersenyawa. Sedangkan tiap-tiap konsentrasi

tersebut dipangkatkan dengan pangkat yang sama dengan

koefisien zat itu dalam perssamaan reaksi yang

bersangkutan misalnya

A X + Y

v = K1 . [A]

91

2A Y + Z

v = K2 . [A]2

A + 3B X + Y + Z

v = K1 . [A] . [B]3

hukum – hukum ini dapat ditetapkan bedasarkan teori kinetic yaitu dalam

sistem yang homogen molekul – molekul itu senantiasa bergerak dengan

kecepatan tinggi dengan arah acak sehingga terjadi tumbukkan antara

molekul yang satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan data eksperimen, laju reaksi akan menjadi dua kali untuk setiap

kenaikan suhu 10oC.

v = 2 . Δt . vo

10

dimana,

v = laju reaksi yang baru

vo = laju reaksi semula

Δt = kenaikan suhu

d. Katalis

Adalah zat yang mempercepat reaksi, tetapi dianggap tidak ikut

bereaksi. Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan

harga energi pengaktifan (Ea). Contoh : reaksi – reaksi metabolisme

dalam tubuh dikatalis oleh berbagai jenis enzim.

e. tekanan gas

jika tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil,

sehingga letak partikel makin berdekatan dan makin mudah

bertumbukkan. Jadi, makin besar tekanan gas maka makin cepat

reaksinya.

92

Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan konsentrasi pereaksi

dengan laju reaksi. Pangkat konsentrasi disebut orde atau tingkat

atau pangkat reaksi, sedangkan jumlah pangkat konsentrasi pereaksi

disebut orde total. Factor K dalam factor suhu adalah tetapan jenis

reaksi dan mempunyai nilai tertentu untuk setiap jenis reaksi.

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

93

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1Alat

Gelas kimia ( tiga buah )

Pipet volume

Thermometer

Kertas putih

Stopwatch

Gelas ukur

3.1.2 Bahan

Na2S2O3 0,1 M

Na2S2O3 0,2 M

HCl 1 M

HCl 2 M

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1Pengaruh konsentrasi

Disiapkan 3 gelas kimia, 2 gelas kimia masing – masing diisi 5 ml

Na2S2O3 0,1 M dan 1 gelas kimia berisi Na2S2O3 0,2 M 2 ml.

Diambil 1 gelas kimia berisi 5 ml Na2S2O3 0,1 M diletakkan diatas

kertas putih yang diberi tanda silang.

Ditambah 5 ml HCl 1M

Dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan HCl hingga tanda

silang tak terlihat dari atas.

Diambil 1 gelas kimia berisi 2 ml Na2S2O3 0,1 M diletakkan diatas

kertas putih yang diberi tanda silang.

Ditambah 2 ml HCl 2M , dicatat waktu

94

Diambil gelas kimia berisi 2 ml Na2S2O3 0,2 M , diletakkan diatas

kertas putih yang diberi tanda silang

Ditambah 2 ml HCl 2M , dicatat waktu

3.2.2Pengaruh Temperatur

Dimasukkan 3 gelas kimia , 2 gelas masing – masing diisi 2 ml

Na2S2O3 0,1M dan 1 gelas kimia diisi 2 ml Na2S2O3

Dipanaskan hingga 40oC , diletakan diatas kertas putih yang diberi

tanda silang.

Dicampurkan 2 ml Na2S2O3 0,1M panas dengan 2 ml HCl 1M, dicatat

waktunya.

Dicampurkan 2 ml Na2S2O3 0,1 M panas dengan 2 ml HCl 2M, dicatat

waktunya

Dicampurkam 2 ml Na2S2O3 0,2M panas dengan 2 ml HCl 2M ,

dicatat waktunya

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

95

4.1 Hasil pengamatan

4.1.1Pengaruh Konsentrasi

No. V.Na2S2O3 M.Na2S2O3 V.HCl M.HCl T (s) v = 1/t

1 5 ml 0,1 5 ml 1 100 1/100

2 5 ml 0,1 5 ml 2 80 1/80

3 5 ml 0,2 5 ml 2 25 1/25

4.1.2Pengaruh Temperatur

No V.Na2S2O3 M.Na2S2O3 V.HCl M.HCl t (s) v = 1/t

1 5 ml 0,1 5 ml 1 43 1/43

2 5 ml 0,1 5 ml 2 46 1/46

3 5 ml 0,2 5 ml 2 10 1/10

4.2 Reaksi dan Perhitungan

4.2.1Reaksi kimia

Na2S2O3 (aq) + 2HCl (aq) 2NaCl (aq) + H2O (l) + S (s) + SO2

(g)

4.2.2Perhitungan

4.3 Pembahasan

96

Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau

dapat juga dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil

reaksi per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakn dalam mol per liter.

Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya laju reaksi

akibat naiknya reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada

prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi

pereaksi terhadap laju reaksinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi,

luas permukaan, temperature, katalis dan tekanan gas. Konsentrasi, jika

konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula

dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin

kecil pula. Suatu larutan dengan konsentrasi besar (pekat) mengandung

partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan yang

berkonsentrasi kecil (encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering

bertembukan. Itulah sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan makin

besar pula laju reaksinya. Luas permukaan reaksi dapat berlangsung jika zat-

zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan. Reaksi yang berlangsung

dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung

dalam sistem heterogen. Pada reaksi yang homogen campuran zatnya

berlangsung seluruhnya, hal ini dapat mempercepat berlangsungnya suatu

reaksi, karena molekul-molekul itu dapat bersentuhan satu sama lainnya.

Dalam sistem heterogen reaksi hanya berlangsung pada bidang-bidang

perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase.

Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom, atau ion-

ion dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus

suatu zat, maka makin luas permukaannya, makin banyak pula kemungkinan

bereaksi dan makin cepat reaksi itu berlangsung. Temperature laju reaksi

meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikan suhu sebesar 100C

akan menyebabkan kenaikan laju sebesar dua atau tiga kali. Kenaikan laju

97

reaksi ini disebabkan karena kenaikan suhu akan menyebabakan makin

cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak sehingga memungkinkan terjadi

tabrakan antar molekul. Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan jalan

menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Katalis adalah zat kimia yang

dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia

secara permanent. Tekanan gas, jika tekanan gas diperbesar maka volume

gas itu mengecil sehingga letak pertikel makin berdekatan dan makin mudah

bertumbukan. Jadi, makin besar tekanan gas makin besar reaksinya.

Pada percobaan pertama dilakukan pencampuran larutan 0.1M

Na2S2O3 5ml dengan 1M HCl 5ml, ternyata tanda silang yang ada dikertas

hilang pada hitungan ke-100 detik, dimana pada saat itu campuran pun

berubah menjadi keruh. Pada percobaan kedua, dilakukan pencampuran

larutan 0.1M Na2S2O3 5ml denag 2M HCl 5ml, ternyata pada percobaan

kedua ini waktu yang dibutuhkan oleh tanda silang untuk hilang (tidak terlihat)

lagi. Lebih cepat dari percobaan pertama, yaitu 80 detik. Hal ini disebabkan

karena konsentrasi larutan HCl ditambah menjadi 2M. dimana seperti kita

ketahui bahwa semakin besar konsentrasi maka laju reaksinya semakin

cepat. Hal ini dikarenakan karena larutan yang konsentrasinya besar (pekat)

mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan denagn larutan yang

konsentrasinya kecil (encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering

bertumbukan. Hal ini terjadi pula pada percobaan ketiga, pencampuran

larutan 0.2M Na2S2O3 5ml dengan 2M HCl 5ml memerlukan waktu yang lebih

cepat daripada percobaan ke-1 dan ke-2 sebelumnya, dimana waktu yang

diperlukan agar tanda silang tak terlihat lagi adalah 25 detik. Hal ini

dikarenakan bertambahnya konsentrasi Na2S2O3 menjadi 2M. Dari data

diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi terbesar terdapat pada percobaan

ketiga,sehingga pada percobaan ketiga waktu yang diperlukan adalah yang

paling cepat. Hal in membuktikan bahwa semakin besar (pekat) konsentrasi

maka semakin cepat laju reaksinya. Pada percobaan ke-4 berdasarkan

98

pengaruh temperature pencampuran 0.1M Na 2S2O3 5ml dengan 1M HCl 5ml,

dimana Na2S2O3 dipanaskan hingga 400C, ternyata waktu untuk hilangnya

kertas adalah 43 detik. Pada percobaan ke-5 pencampuran antara 0.1M

Na2S2O3 5ml dengan 2M HCl 5ml didapatkan waktunya adalah 46 detik. Dari

hasil pengamatan pada percobaan ke-4 dan ke-5 diketahui telah terjadi

kesalahan percobaan. Seharusnya waktu yang diperlukan pada pecobaan

ke-4 lebih lama dari percobaan ke-5, karena jumlah konsentrasi pada

percobaan ke-4 lebih kecil daripada percobaaan ke-5. selain itu juga karena

terjadinya penambahan temperature pada Na2S2O3. Kesalahan ini terjadinya

kemungkinan karena lambatnya praktikan dalam memasang stopwatch atau

juga karena turunnya temperature lebih dulu sebelum dicampurkan dengan

larutan HCl. Pada percobaan ke-6, pencampuran antara 0.2M Na2S2O3 5ml

dengan 2M HCl 5ml, ternyata waktu yang dibutuhkan agar tanda silang tak

telihat lagi adalah 10 detik. Berdasarkan hasil pengamatan, waktu pada

percobaan ke-6 jauh lebih cepat dari percobaan ke-4 dan ke-5. hal ini

dikarenakan karena konsentrasi Na2S2O3 ditambah hingga 0.2M dengan

temperature 400C. dimana seperti kita ketahui bahwa semakin tinggi

temperature maka semakin cepat laju reaksinya. Kenaikan laju reaksi ini

disebabkan dengan kenaikan suhu akan menyebabkan makin cepatnya

molekul-molekul pereaksi bergerak sehingga memungkinkan terjadi tabrakan

antar molekul. Dari ke-6 pecobaan yang telah dilkuakan dapat dibuktikan

bahwa konsentrasi dan suhu mempengaruhi suatu laju reaksi.

Fungsi dari Na2S2O3 dan HCl adalah sebagai pereaksi, yang dalam

percobaan ini dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperature. Pada saat

Na2S2O3 dan HCl dengan konsentrasi yang berlainan (bervariasi) direaksikan

maka akan terjadi suatu reaksi yang memerlukan waktu untuk menentukan

laju reaksi dari masing-masing percobaan. Dengan begitu akan memperoleh

orde reaksi, harga K, dan persamaan laju reaksinya. Prinsip percobaan pada

laju reaksi ini adalah didasarkan pada perubahan konsentrasi terhadap

99

waktu. Hal ini dapat dilihat pada percobaan Na2S2O3 0.1M dan 0.2M dengan

larutan HCl 1M dan 2M. dari setiap campuran yang berbeda konsentrasinya

memilki laju reaksi yang berbeda.

Pemanasan pada percobaan ini dilakukan pada temperature 400C

dikarenakan temperature tersebut merupakan ketetapan yang apabila suhu

atau tempratur tersebut diturunkan akan membuat laju reaksi lambat dan

apabila temperature tersebut dinaikkan akan membuat laju reaksi menjadi

cepat. Sehingga hal ini akan membuat Na2S2O3 menguap. Dengan begitu

menguapnya Na2S2O3 maka HCl tidak akan bisa bereaksi karena Na2S2O3

nya tela habis menguap. Tentunya hal ini tidak dapat menentukan laju reaksi

suatu reaksi kimia. Sehingga pada temperature 400C inilah yang digunakan

sebagai pembanding antara suhu yang lebih rendah (temperature kamar).

Pada percobaan kali ini konsentrasi zat dibuat berbeda adalah untuk

menghasilkan suatu laju reaksi yang berbeda pula. Sehingga dapat

membandingkan laju reaksi suatu reaksi kimia satu sama lain baik yang

dipengaruhi oleh konsentrasi maupun temperature terhadap laju reaksi.

Dengan bertambahnya suatu konsentrasi zat maka laju reaksinya akan

semakin cepat pula, sehingga waktu yan diperlukan pun lebih sedikit

dibandingkan dengan kecilnya konsentrasi suatu zat. Karena zat yang

konsentrasinya kecil atau rendah mengandung jumlah pertikel yang lebih

sedikit, sehingga partikel-patkelnya lebih renggang disbanding zat yang

konsentrasina besar. Partikel yang susunannya lebih renggang akan jarang

bertumbukan sehingga kemungkinan terjadi reaksi kecil.

Dapat dilihat perbedaan antara larutan yang dipanaskan dan lautan

yang tidak dipanaskan atau anatara yang dipengaruhi oleh konsentrasi atau

temperature. Pada larutan yang tidak dipanaskan (dipengaruhi konsentrasi),

reaksi larutan berlangsung lambat dan laju reaksinya pun lebih kecil,

sebaliknya pada larutan yang dipanaskan (dipengaruhi oleh temperature),

reaksi larutan berlangsung dengan cepat dan laju reaksinya pun lebih besar.

100

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi

per satuan waktu

Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya laju

reaksi akibat naiknya reaksi

Konsentrasi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi laju

reaksi. Semakin besar (pekat) konsentrasi suatu zat maka semakin

cepat laju reaksinya. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil atau encer

suatu konsentrasi maka semakin kecil laju reaksinya.

Temperature juga merupakan salah satu factor yang mempengruhi

laju reaksi, semakin tinggi suatu temperature, maka semakin cepat

reaksinya. Begitu pula sebaliknya. Kenaikan laju reaksi ini disebabkan

kenaikan suhu akan menyebabkan makin cepatnya molekul – molekul

pereaksi bergerak sehingga memperbesar kemungkinan terjadi

tabrakan antar molekul.

.5.2 Saran

101

Diharapkan pada percobaan selanjutnya digunakan larutan lain seperti

CH3COOH dan H2SO4.

Diharapkan pada percobaan selanjutnya dilakukan pemanasan <

40oC, seperti 38oC atau 39oC.

DAFTAR PUSTAKA

Keenan,Kleinfelter,Wood A. 1999. Kimia Untuk Universitas. Edisi

VI.Jilid1.Jakarta:Erlangga

Priyatna,Amien.2001.Kimia.Jogjakarta:Teknokimia

Respah. 1989. Dasar – dasar Ilmu Kimia. Jakarta:Rineka Cipta

Tim penyusun praktikum kimia. 2004. Penuntun Praktikum Kimia dasar II.

Samarinda:Universitas Mulawarman

Samarinda, 5 November 2008

Mengetahui,

Asisten, Praktikan,

102

Rahma Juniar K.W Tuti Widayanti

0707035048 0809045050

103