Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

75
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134 BAB II SEMEN 2.1 PEMERIKSAAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral lain menjadi suatu massa yang padat. Pengertian ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan semen yang biasa digunakan untuk konstruksi beton untuk bangunan. Secara kimia semen dicampur dengan air untuk dapat membentuk massa yang mengeras, semen semacam ini disebut semen hidrolis atau sering disebut juga semen portland. Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM berkisar antara 3,10 gr/cm3 sampai 3,30 gr/cm3. Variasi ini akan berpengaruh proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian massa jenis ini dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM C 348-97. Rumus yang dipakai untuk Berat Jenis Semen yaitu: LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 1

description

asdasd

Transcript of Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

Page 1: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

BAB II

SEMEN

2.1 PEMERIKSAAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan

kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral lain

menjadi suatu massa yang padat. Pengertian ini dapat diterapkan untuk

banyak jenis bahan semen yang biasa digunakan untuk konstruksi beton untuk

bangunan. Secara kimia semen dicampur dengan air untuk dapat membentuk

massa yang mengeras, semen semacam ini disebut semen hidrolis atau sering

disebut juga semen portland.

Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM berkisar antara 3,10

gr/cm3 sampai 3,30 gr/cm3. Variasi ini akan berpengaruh proporsi campuran

semen dalam campuran. Pengujian massa jenis ini dapat dilakukan

menggunakan Le Chatelier Flask menurut standar ASTM C 348-97.

Rumus yang dipakai untuk Berat Jenis Semen yaitu:

Berat Jenis = Massa BendaUji(V 2−V 1)× d air

Dengan : V 1 =Pembacaan pertama pada skala botol.

V 2 =Pembacaan kedua pada skala botol.

(V 2−V 1) =Isi cairan yang dipindahkan semen dengan suhu.

d air = Massa jenis air (1.00).

2.1.1 TUJUAN

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan berat jenis semen portland.

2.1.2 PERALATAN

Pada praktikum berat jenis alat-alat yang digunakan adalah :

1. Botol Le Chatelier. Seperti pada gambar 1.1

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 1

Page 2: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Gambar 1.1 Botol Le Chatelier

2. Timbangan dengan ketelitian sampai 0.1 gram. Seperti pada gambar 1.2

Gambar 1.2 Timbangan dengan ketelitian sampai 0.1 gram

3. Termometer. Seperti pada gambar 1.3

Gambar 1.3 Termometer

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 2

Page 3: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

2.1.3 BAHAN

Pada praktikum berat jenis bahan yang digunakan adalah :

1. Semen Portland sebanyak 65 gram

2. Korosin yang bebas air atau napthan dengan berat jenis 62 API (American

Petreletan Institute).

2.1.4 LANGKAH PERCOBAAN

1. Isi botol Le Chatelier dengan kororsin atau napthan sampai dengan skala

antara 0 dan 1. Keringkan bagian dalam botol diatas permukaaan cairan

tersebut.

2. Masukkan botol kedalam bak air yang mempunyai suhu konstan dengan

waktu yang cukup, hal ini untuk menghindari variasi suhu botol lebih

besar 0.2 °C. Setalah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca

skala pada suhu botol (V 1 ¿ catat skala tersebut.

3. Masukkan semen sedikit demi sedikit ke dalam botol Le Chatelier.

Usahakan jangan sampai ada pasta semen yang menempel pada dinding

dalam botol diatas cairan. Setelah semen masuk kedalam botol, putar botol

dengan posisi miring secara perlahan-lahan sampai tidak ada lagi

gelembung udara pada permukaan cairan.

4. Ulangi pekerjaan pada butir b, setelah suhu air sama dengan suhu cairan

dalam botol, baca skala pada botol (V 2). .

No. Contoh : 1 Jenis Semen : Portland

Tipe I

Tanggal Pemeriksaan: 16 November 2015 Merek Semen: Tiga

Roda

Diperiksa oleh : Kelompok 11 Untuk :

Praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 3

Page 4: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

PEMERIKSAAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

PemeriksaanI

Kel. 11

II

Kel. 7

A. Massa benda uji

(gr)

64 64

B. Skala cairan

(ml)

0.5 0.6

C. Skala cairan + benda uji

(ml)

21.6 20.7

D. Volume benda uji

(ml)

21.1 20.1

E. Berat jenis 3.03 3.184

Rata – rata 3.107

2.1.5 CONTOH PERHITUNGAN

Volume benda uji = V 2−V 1 = 21.6- 0.5 = 21.1 ml

Berat Jenis =M bendauji

V bendauji × d air =

64 gr21.1ml

= 3.03

Berat Jenis Rata-rata = 3.03+3.84

2 = 3.107

2.1.6 ANALISIS

Hasil praktikum berat jenis pertama tidak memenuhi syarat, karena pada

saat mengambil semen untuk dijadikan bahan praktikumnya terlalu banyak

atau ada kesalahan pada perhitungan timbangannya. Sehingga pembacaan

skala korosinnya terlalu tinggi menimbulkan nilai V 2 nya terlalu besar dan

berat jenis pun makin kecill nilainya.

2.1.7 KESIMPULAN

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 4

Page 5: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Setelah pengujian dilakukan, hasil berat jenis yang didapatkan bernilai

3.03 dan 3.184. Maka rata - rata berat jenis berdasarkan hasil pengujian adalah

3,107. Berat jenis tersebut menunjukan bahwa rata-rata semen tersebut

termasuk semen Portland, karena kisaran berat jenis Portland 3.1 - 3.3.

Sedangkan menurut ASTM C151-00, nilai tersebut termasuk kedalam semen

portland tipe 1.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 5

Page 6: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

PEMERIKSAAN KONSISTENSI NORMAL

DARI SEMEN HIDROLIS

A. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan konsistensi normal dari semen hidrolis untuk keperluan penentuan

waktu pengikatan semen.

B. PERALATAN

a. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta

mangkok dengan kapasitas 4,73 liter yang dapat dilepas.

b. Alat Vicat (dengan menggunakan ujung C pada gambar 2.)

c. Timbangan dengan kepekaan 1,0 gram.

d. Alat pengorek (scraper) dibuat dari karet yang agak halus.

e. Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml.

f. Sendok perat (trovel).

g. Sarung tangan karet.

C. BAHAN

a. Semen portland 650 gram.

b. Air bersih (dengan temperatur kamar)

D. CARA MELAKUKAN

1. Persiapan pasta

a. Pasang daun pengaduk dan mangkok yang kering pada mesin pengaduk.

b. Masukkan bahan-bahan kedalam mangkok dengan cara sebagai berikut:

- Tuangkan air antara 125 cc sampai dengan 155 cc.

- Masukkan 650 gram semen kedalam air, dan biarkan selama 30 detik

agar campuran meresap.

c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140±50) putaran per menit

selama 30 detik.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 6

Page 7: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

d. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, selang waktu tersebut kumpulkan

pasta yang menempel pada dinding mangkok.

e. Jalankan kembali mesin pengaduk dengan kecepatan (285±10) putaran per

menit selama satu menit.

2. Percetakan Benda Uji

a. Bentuk pasta menjadi bola-bola dengan kedua tangan (memakai sarung

karet) lalu diemparkan enam kali diantara tangan satu ketangan yang lainnya

dengan jarak kira-kira 15 cm.

b. Tekan bola pasta kedalam cincin lubang besar dengan satu tangan pada alat

Vicat (G) yang dipegang oleh satu tangan lainnya. Ambil kelebihan pasta

pada cincin dengan sekali gerakan telapak tangan. Kelebihan pasta pada

lubang yang besar pada plat kaca dipotong dengan spatula begitu juga

kelebihan pada lubang cincin kecil juga dipotong dengan spatula begitu juga

kelebihan pada lubang cincin kecil juga dipotong lalu diratakan

permukaannya, hindarkan terjadinya tekanan pada permukaan.

c. Lepaskan batang B dan jarum C kedalam pasta semen.

3. Penentuan konsistensi normal

a. Tepatkan ditengah-tengah cincin pada batang B.

b. Tempelkan ujung jarum C ke pasta dan kunci sekrup E.

c. Tepatkan indikator F pada tanda nol skala, lalu lepaskan batang peluncuran

selama 30 detik.

4. Kerjakan percobaan diatas dengan kadar air pada pasta semen yang berbeda-beda

sehingga konsistensi normal tercapai.

E. GAMBAR PERALATAN

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 7

Page 8: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : 1.2 Jenis Semen : Portland

Tanggal Pemeriksaan : 31 September 2014 Merek Semen : Tiga Roda

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk : Praktikum

160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 1700

2

4

6

8

10

12

Grafik Penurunan Terhadap Kadar Air (Dalam Proses Pasta Semen)

Kadar Air (ml)

Penu

runa

n

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 8

PENETUAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN HIDROLIS

Pemeriksaan I II III IV V

Massa (gr) 650 650

Kadar Air (%) 25 % 25.5 %

Penurunan (mm) 4.5 10

Keterangan,

Konsistensi Normal didapat pada penurunan (10 ± 1) mm. Temperatur ruangan adalah 230C dan

temperatur air adalah 240C.

a. Kesimpulan

Konsistensi Normal dicapai dengan air pencampur = 165.5 ml (25.5% dari berat semen yang diuji

sebesar 650 gram).

Page 9: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

PENENTUAN WAKTU IKAT AWAL

SEMEN HIDROLIS

A. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan waktu pengikatan permulaan semen hidrolis (dalam keadaan konsistensi

normal) dengan alat Vicat.

B. PERALATAN

a. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta

mangkok dengan kapasitas 4,73 liter yang dapat dilepas.

b. Alat Vicat (dengan menggunakan ujung C pada gambar 2.)

c. Timbangan dengan kepekaan 1,0 gram.

d. Alat pengorek (scraper) dibuat dari karet yang agak halus.

e. Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml.

f. Ruang lembab yang mampu memberikan kelembaban relatif minimum 90%.

C. BAHAN

a. Semen portland 650 gram.

b. Air bersih (temperatur ruang).

D. CARA MELAKUKAN

1. Siapkan pasta semen seperti pada percobaan konsistensi normal pada butir d poin

satu.

2. Pencetakan benda uji seperti pada percobaan konsistensi normal pada butir d poin 2.

3. Penentuan waktu pengikatan:

a. Segera masukkan benda uji kedalam ruang lembab dan biarkan, kecuali hanya

pada saat melakukan waktu pengikatan awal.

b. Pengujian waktu pengikatan dilakukan setelah benda uji 30 menit dicetak

dalam ruang lembab tidak memiliki kerusakan. Turunkan jarum D sehingga

menyentuh permukaan pasta semen. Keraskan sekrup E dan geserkan jarum

penunjuk F pada bagian atas dari skala dan lakukan percobaan pengikatan awal.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 9

Page 10: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

c. Lepaskan batang B dengan memutar sekrup E dan biarkan jarum pada

permukaan pasta semen selama 30 detik. Adakan pembacaan untuk menetapkan

dalamnya penetrasi. Apabila ternyata pasta lembek, lambatkan penurunan

jarum.

d. Jarak antara setiap titik-titik penusukan penetrasi pada pasta tidak boleh kurang

dari 6,5 mm dan jarak titik terdekat dengan dinding dalam tidak kurang dari 9,5

mm. Pembacaan dilakukan sesegera mungkin setelah diambil dari ruang

lembab setiap 15 menit (10 menit untuk semen type III).

e. Waktu pengikatan awal tercapai bila penetrasi lebih kecil atau sama dengan 25

mm, dan pengikatan akhir tercapai bila jarum tidak membekas pada benda uji.

E. PERHITUNGAN

Untuk mengetahui waktu ikat awal, dapat dilihat dalam grafik pada penurunan 25 mm.

F. GAMBAR PERALATAN

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 10

Page 11: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : 1.3 Jenis Semen :

Portland

Tanggal Pemeriksaan : 15 Oktober 2014 Merk Semen :

Tiga Roda

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk :

Praktikum

PENENTUAN WAKTU IKAT AWAL

No. Waktu (menit) Jam Penurunan (mm)

1 45 14.40 41

2 60 14.55 41

3 75 15.10 40

4 90 15.25 35

5 105 15.40 32

6 120 15.55 25

Keterangan :

a. Kesimpulan

Semen yang baik memenuhi syarat waktu pengikatan awal semen tidak boleh kurang dari

45 menit atau 1 jam. Pasta semen mencapai penurunan sebesar 6 mm pada waktu 75

menit dari mulai pasta semen tersebut dibuat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 11

Page 12: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

GRAFIK WAKTU PENGIKATAN AWAL

0 1 2 3 4 5 6 70

10

20

30

40

50

Waktu (menit)

Penu

runa

n (m

m)

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 12

Page 13: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN

DENGAN AYAKAN NO. 100 DAN NO. 200

A. TUJUAN PERCOBAAN

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kehalusan semen yang lewat ayakan

No. 100 dan No. 200, dengan syarat kehalusan tertinggal diatas ayakan No. 100 = 0

% dan diatas ayakan No. 200 = max 22 %.

B. BAHAN

Semen portland sebanyak 100 gram.

C. PERALATAN

a. Ayakan Standar No.100 dan No.200

b. Sikat yang halus dan lemas bulunya

c. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram.

D. CARA MELAKUKAN

a. Tempatkan susunan ayakan No.100 dan No.200

b. Goyangkan susunan ayakan dengan tangan sekitar 125 kali tiap menit

c. Tiap goyangan 25 kali, putar susunan ayakan 900 lakukan goyangan selama 10

menit sampai 20 menit

d. Lanjutkan penggoyangan atau pengayakan bagian yang berada diatas No. 200

dengan kuas halus selama 15 menit

e. Kumpulkan sisa yang tertahan di tiap tiap ayakan dan timbang sampai ketelitian

0.01 gram.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 13

Page 14: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

E. GAMBAR PERALATAN

F. PERHITUNGAN

Jumlah persen dari sisa diatas ayakan masing masing.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 14

Page 15: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : 1.4 Jenis Semen : Portland

Tipe I

Tanggal Pemeriksaan : 01 Oktober 2014 Merk Semen : Tiga Roda

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk : Praktikum

PEMERIKSAAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

Pemeriksaan I II

A Massa contoh mula mula (gr) 100 100

B Massa tertahan ayakan No.100

(gr)

20 9

C Massa tertahan ayakan No. 200

(gr)

19 28

D Kehalusan ayakan No. 100 (%) 80 91

E Rata rata 85.5

F Kehalusan ayakan No. 200 (%) 81 72

G Rata rata 76.5

Keterangan,

a. Contoh Perhitungan

Kehalusan ayakan No. 100 = 100 - BA

×100 % = 100 - 20

100×100 % = 80 %

Kehalusan ayakan No. 200 = 100 - CA

×100 % = 100 – 19

100×100 % = 81 %

b. Kesimpulan

Syarat kehalusan tertinggal berdasarkan ASTM C 128 adalah kehalusan tertinggal diatas

saringan No. 100 = 0 % dan diatas saringan No. 200 maximal 22 %. Hasil dari

pengujian adalah persentase tertahan No. 100 adalah 14.5 % dan persentase tertahan No.

200 adalah 23.5 %, jadi kehalusan Semen Portland tidak memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 15

Page 16: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 16

Page 17: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

2.2 PEMERIKSAAN BERAT ISI SEMEN HIDROLIS

Berat isi adalah perbandingan berat terhadap isi atau lebih mudahnya

berat bersih tanpa menimbang kemasannya. Untuk mencari nilainya dengan

massa benda uji dibagi volume wadah. Dimana massa benda uji itu didapat

dari massa wadah ditambahkan terlebih dahulu dengan benda uji lalu

diselisihkan dengan massa wadah sebelumnya, didapatlah massa benda

ujinya. Volume wadah didapat dengan mengikuti rumus volume bentuk

wadah tersebut.

Berdasarkan ASTM C 128, syarat berat isi semen diantara yaitu 1.2 –

1.75 gr/cm3

Menghitung berat isi semen dengan rumus, yaitu:

Berat isi semen = WV

=Massa benda ujiVolume cetakan

Dengan : W = Massa benda uji.

V = Volume cetakan.

2.2.1 TUJUAN

Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukkan berat isi semen. Berat

isi adalah perbandingan berat terhadap isi.

2.2.2 PERALATAN

Pada praktikum berat isi alat-alat yang digunakan adalah :

1. Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram. Seperti pada gambar 2.1

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 17

Page 18: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Gambar 2.1 Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram

2. Talam talam. Seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Talam talam

3. Tongkat pemadat terbuat dari baja. Seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Tongkat pemadat terbuat dari baja

4. Mistar perata. Seperti pada gambar 2.4

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 18

Page 19: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Gambar 2.4 Mistar perata

5. Skop kecil. Seperti pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Skop kecil

6. Cetakan/Mold baja berbentuk silinder. Seperti pada gambar 2.6

Gambar 2.6 Cetakan/Mold baja berbentuk silinder

2.2.3 BAHAN

Pada praktikum berat isi bahan yang digunakan adalah :

1. Semen portland secukupnya.

2.2.4 LANGKAH PERCOBAAN

Berat isi gembur

1. Timbangan dan catat massa cetakan/mold

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 19

Page 20: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

2. Masukan benda uji kedalam cetakan

3. Ratakan permukaan benda uji dengan tongkat atau mistar perata

4. Timbang dan catat massa cetakan/mold beserta isinya

5. Hitung berat benda uji.

Berat isi padat

1. Timbang dan catat massa wadah

2. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap

lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan

secara merata. Pelaksanaan pemadatan, tongkat harus dapat masuk

sampai lapisan bawah di tiap tiap lapisan

3. Timbang dan catat massa wadah beserta isinya

4. Hitung massa benda uji.

No. Contoh : 1.2 Jenis Semen : Portland Tipe I

Tanggal Pemeriksaan: 16 November 2015 Merek Semen : Tiga Roda

Diperiksa oleh : Kelompok 11 Untuk : Praktikum

PEMERIKSAAN BERAT ISI SEMEN PORTLAND

PemeriksaanI

Gembur

II

Padat

Volume wadah

(cm3)

2898.119 2898.119

Massa wadah (gr) 4.496 4.496

Massa wadah + benda uji (gr) 7.989 8.340

Massa benda uji (gr) 3.493 3.844

Berat isi (gr/cm3) 1.2405 1.326

Berat Isi Rata-Rata (gr/cm3) 1.2655

2.2.5 CONTOH PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 20

Page 21: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Berat isi = Massabenda ujivolumewadah

= 3493

2898.119 = 1.2405 gr/cm3

2.2.6 ANALISIS

Dari hasil praktikum didapat nilai berat isi semen padat lebih besar dari

gembur karena pada saat menumbuk semen menggunakan tongkat pemadat, disana

terjadi pemadatan dengan tekanan yang tinggi. Menyebabkan semen makin

tertekan dan menjadi padat. Sehingga berat isi makin memadat dan kadar

udara didalamnya semakin berkurang.

2.2.7 KESIMPULAN

Berdasarkan ASTM C 128, syarat berat isi semen diantara 1.2 – 1.75 gr/cm3,

hasil pengujian berat isi semen Portland keadaan gembur adalah 1.2405 gr/cm3 dan

berat isi semen Portland keadaan padat adalah 1.326 cm/gr3, jadi semen Portland

keadaan gembur dan padat memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 21

Page 22: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN

(ANALYSIS SPECIFIC GRAVITY AND ABSORPTION)

AGREGAT KASAR

i. TUJUAN PEMERIKSAAN

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui berat jenis (bulk and Apparent Specific

Grafity) serta penyerapan (Absorption) sesuai ASTM C 127.

ii. PERALATAN

1. Dunagan test set

2. Kain lap

3. Oven lengkap dengan pengatur suhu (110 ± 5)0C

4. Nampan dan talam talam.

iii. BAHAN

Agregat kasar dalam keadaan jenuh kering permukaan didapat dari pengambilan dengan

cara perempata atau menggunakan alat pemisah (sample spliter). Untuk agregat yang

lewat ayakan No. 4 tidak diperkenankan sebagai benda uji.

iv. CARA MELAKUKAN

1. Rendam benda uji selama 24 jam

2. Benda uji dilap sampai denda keadaan jenuh kering

permukaan (SSD)

3. Timbang benda uji

4. Benda uji dimaksudkan kedalam keranjang dan

rendam kembali dalam air, lalu timbang sebelum

ditimbang keranjang yang berisi benda uji digoyang

goyang dalam air untuk menghasilkan udara yang

terperangkap×

5. Keringkan benda uji dengan suhu (110 ± 5)0C

selama 24 jam

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 22

Page 23: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

6. Setelah didinginkan, lalu timbang kering.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 23

Page 24: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

v. PERHITUNGAN

Bulk Specific Grafity = A/(B-C)

Bulk Specific Grafity SSD = B/(B-C)

Apparent Specific Grafity = A/(A-C)

Absorption / Penyerapan = [(B-C)/A] × 100 %

Dimana,

A = Massa benda uji kering oven (dry oven) dalam gram

B = Massa benda uji keadaan SSD dalam gram

C = Massa benda uji SSD dalam air dalam gram.

vi. GAMBAR PERALATAN

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 24

Page 25: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : 3 Jenis Contoh : Batu

Pecah

Tanggal Pemeriksaan : 08 Oktober 2014 Sumber Contoh:

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk : Praktikum

PENENTUAN SPECIFIC – GRAFITY AGREGAT KASAR

Pemeriksaan I II

A. Massa contoh SSD (gr) 2500 2500

B. Massa contoh dalam air (gr) 1540 1540

C. Massa contoh kering (gr) 2430 2419

Apparent Specific Gravity 2.73 2.75

Bulk Specific Gravity kondisi kering 2.53 2.52

Bulk Specific Gravity kondisi SSD 2.60 2.60

Persentase Penyerapan (%) 2.88 3.35

RATA RATA

Apparent Specific Gravity 2.74

Bulk Specific Gravity kondisi kering 2.525

Bulk Specific Gravity kondisi SSD 2.60

Persentase Penyerapan (%) 3.115

Keterangan,

a. Contoh perhitungan

Apparent Specific Gravity = C

C−B =

24302430−1540

= 2430890

= 2.73

Bulk Specific Gravity kondisi kering = C

A−B =

24302500−1540

= 2430960

= 2.53

Bulk Specific Gravity kondisi SSD = A

A−B =

25002500−1540

= 2500960

= 2.60

Persentase Penyerapan = A−C

C × 100 % =

2500−24302430

× 100 % = 2.88 %

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 25

Page 26: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

b. Kesimpulan

Menurut ASTM C – 127 dan ASTM C – 128, nilai specific gravity dari agregat

berkisar antara 2.4 – 2.9 ( interval Gs ini ditetapkan dengan asumsi agregat kasar

masih dalam keadaan SSD), dari hasi percobaan yang didapat Nilai specific gravity

(Gs) adalah 2.60, maka agregat kasar berada dalam batas batas Gs normal.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 26

Page 27: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN

(ANALYSIS SPECIFIC GRAVITY AND ABSORPTION)

AGREGAT HALUS

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukkan berat jenis (bulk) dan apparent

specific dan penyerapan (Absorption) agregat halus menurut standar ASTM C 128.

B. PERALATAN

1. Timbangan dengan kepekaan 0.1 kapasitas 100 gram

2. Piknometer (labu ukur) dengan kapasitas 500 ml

3. Cetakan kerucut pasir terbuat dari kuningan dan tongkat pemadat serta alas kaca

4. Loyang dan talam talam

5. Oven lengkap dengan pengatur suhu (110 ± 5)0C

6. Ayakan No.4.

C. BAHAN

Pasir lolosan ayakan No. 4.

D. CARA MELAKUKAN

1. Ambil benda uji agregat halus yang lolos saringan No. 4 kurang lebih 1000 gram

2. Keringkan dalam oven selama ± 24 jam, dan didinginkan

3. Rendam selama kurang lebih 24 jam

4. Buang air perendam, lalu tebarkan benda uji kedalam loyang serta aduk aduk

sehingga terjadi proses pengeringan yang merata untuk mendapatkan benda uji

dalam keadaan SSD

5. Letakkan kerucutu kuningan pada alas yang rata dan tidak menyerap air,

masukkan benda uji tadi kedalam kerucut

6. Gunakan penumbuk untuk memadatkan benda uji tadi dengan tumbukan

sebanyak 25 kali dalam 3 lapis dan tinggi jatuh penumbuk ± 5 mm.

Penumbukkan dilakukan secara merata dan tanpa hambatan

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 27

Page 28: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

7. Bersihkan daerah sekitar kerucut dari butiran agregat halus yang tercecer, lalu

angkat kerucut perlahan lahan untuk menentukan kondisi SSD

8. Isi labu ukur dengan air suling setengahnya dari kapasitas labu ukur lalu

masukkan benda uji tadi sebanyak 500 gram, jangan sampai ada butiran yang

tertinggal. Tambahkan air suling sampai 90 % kapasitas labu ukur

9. Keluarkan gelembung udara yang terperangkap dalam labu ukur dengan jalan

mengocok atau menggoyang goyangkan labu ukur sampai tidak ada gelembung

udara yang terperangkap

10. Rendam dalam air untuk menyesuaikan suhu air, lalu tambahkan air suling

hingga batas leher labu ukur

11. Lap bagian labu ukur timbang dengan ketelitian 0.1 gram

12. Cari berat kering benda uji dengan mengeluarkna benda uji dari labu ukur lalu

masukkan kedalam oven selama ± 24 jam pada suhu (110 ± 5)0C

13. Isi labu ukue tadi dengan air suling sampai tanda batas, lalu timbang dengan

ketelitian 0.1 gram

14. Hitung berat jenis agregat halus dengan rumus,

Bulk Specific Gravity = A/(B+500-C)

Bulk Specific Gravity SSD = 500/(B+500-C)

Apparent Specific Gravity = A/(B+A-C)

Absorption = [(500-A)/A]×100%

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 28

Page 29: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

E. GAMBAR PERALATAN

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 29

Page 30: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : 2 Jenis :

Tanggal Pemeriksaan : 08 Oktober 2014 Merk :

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk : Praktikum

PENENTUAN SPECIFIC – GRAFITY AGREGAT HALUS

Pemeriksaan I II

A. Massa piknometer/labu ukur (gr) 162 135

B. Massa contoh SSD (gr) 500 500

C. Massa piknometer + benda uji SSD + air

(gr)

952 921

D. Massa piknometer + air (gr) 658 629

E. Massa benda uji kering (gr) 479 474

Apparent Specific Gravity 3.27 2.60

Bulk Specific Gravity kondisi kering 2.32 2.28

Bulk Specific Gravity kondisi SSD 2.43 2.4

Persentase Penyerapan (%) 4.4 5.49

RATA RATA

Apparent Specific Gravity 2.935

Bulk Specific Gravity kondisi kering 2.3

Bulk Specific Gravity kondisi SSD 2.415

Persentase Penyerapan (%) 4.945

Keterangan,

a. Contoh Perhitungan

Apparent Specific Gravity = E

E+D−C =

497497+658−952

= 3.27

Bulk Specific Gravity kondisi kering = B

E+D−C =

500479+658−952

= 2.32

Bulk Specific Gravity kondisi SSD = B

B+D−C =

500500+658−952

= 2.43

Persentase Penyerapan = B−E

E × 100 % =

500−479479

× 100 % = 4.4 %

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 30

Page 31: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

b. Kesimpulan

Menurut ASTM C – 127 dan ASTM C – 128, nilai specific gravity dari agregat berkisar

antara 2.4 – 2.9 ( interval Gs ini ditetapkan dengan asumsi agregat halus masih dalam

keadaan SSD), dari hasi percobaan yang didapat Nilai specific gravity (Gs) adalah 2.415,

maka agregat kasar berada dalam batas batas Gs normal.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 31

Page 32: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

PEMERIKSAAN SARINGAN NO. 200

(KADAR LUMPUR)

A. TUJUAN PERCOBAAN

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah bahan yang terkandung

dalam agregat.

B. PERALATAN

1. Ayakan No. 200

2. Wadah pencuci dengan kapasitas yang cukup, sehingga pada waktu pencucian air

pencuci tidak tumpah

3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu

4. Timbangan dengan ketelitian 0.1 % dari contoh

5. Talam dengan kapasitas cukup untuk mengeringkan contoh

6. Sekop

7. Dan peralatan pendukung lainnya.

C. BAHAN

Massa contoh agregat minimum tergantung pada ukuran agregat dengan batasan

batasan sebagai berikut,

1. Untuk agregat kasar

a. Ukuran maksimum 2.38 mm (No.8) : Berat minimum 100 gram

b. Ukuran maksimum 1.18 mm (No.16) : Berat minimum 500 gram

c. Ukuran maksimum 9.50 mm (0.375”) : Berat minimum 1000 gram

d. Ukuran maksimum 19.8 mm (0.75”) : Berat minimum 2500 gram

e. Ukuran maksimum 38.4 mm (1.5”) : Berat minimum 5000 gram.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 32

Page 33: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

2. Untuk agregat halus

a. Ukuran maksimum 4.75 mm (No.4) : Berat minimum 500 gram

b. Ukuran maksimum 2.38 mm (No.8) : Berat minimum 100 gram

D. CARA MELAKUKAN

1. Masukkan contoh agregat kurang lebih 1.25 kali berat minimum benda uji ke

dalam talam, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)0C sampai mempunyai

berat tetap (W1)

2. Masukkan benda uji kedalam wadah dan beri air pencuci secukupnya sehingga

benda uji terendam

3. Bilas benda uji dengan menggunakan tanga, lalu air pencuci tuangkan kedalam

ayakan No. 200, maksudnya agar butiran yang paling halus tidak ikut terbuang

oleh air pembilas

4. Masukkan air pencuci baru, ulangi pekerjaan pada nomor tiga hingga air pencuci

sampai jernih

5. Semua bahan yang tertahan ayakan No.200, masukkan kembali kedalam wadah

semula, kemudian masukkan kedalam talam yang sudah diketahui beratnya (W2)

dan keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)0C sampai berat tetap

6. Setelah kering timbang dan catat beratnya (W3)

7. Hitung berat bahan kering tersebut.

E. PERHITUNGAN

Jumlah bahan yang lewat saringan No. 200 = [(W1 – W4)/W1]×100 %

Dimana,

W1 = Berat benda uji semula (gram)

W4 = Berat bahan yang tertahan pada ayakan No. 200 (gram)

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 33

Page 34: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

F. GAMBAR PERALATAN

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 34

Page 35: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : 3.3 Jenis Contoh : Batu

Pecah

Tanggal Pemeriksaan : 15 Oktober 2014 Sumber contoh : Cimalaka

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk : Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR

Pemeriksaan I II

A. Massa Wadah (gr) 131 131

B. Massa Wadah + Benda Uji (gr) 1131 1131

C. Massa Benda Uji sebelum dicuci (gram) 1000 1000

D. Massa Benda Uji setelah dicuci (gr) 942 972

E. Kadar Lumpur (%) 6.15 2.88

Kadar Lumpur Rata Rata (%) 4.515

Keterangan,

a. Contoh Perhitungan

Kadar lumpur = C−D

D × 100 % =

1000−942942

× 100 % = 6.15 %

b. Kesimpulan

Pada praktikum pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar, kadar lumpur rata rata adalah

4.515 %. Berdasarkan ASTM C 33, syarat nilai kadar lumpur pada agregat kasar adalah <

5%, jadi agregat kasar pada pengujian ini memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 35

Page 36: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : 2.3 Jenis Contoh :

Tanggal Pemeriksaan : 15 Oktober 2014 Sumber Contoh :

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk : Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS

Pemeriksaan I II

A. Massa Wadah (gr) 260 113

B. Massa Wadah + Benda Uji (gr) 860 713

C. Massa Benda Uji sebelum dicuci (gram) 600 600

D. Massa Benda Uji setelah dicuci (gr) 502 536

E. Kadar Lumpur (%) 19.52 11.94

Kadar Lumpur Rata Rata (%) 15.73

Keterangan,

a. Contoh Perhitungan

Kadar lumpur = C−D

D × 100 % =

600−502502

× 100 % = 19.52 %

b. Kesimpulan

Dari hasil pengujian didapat kadar lumpur agregat uji adalah 15.73 %, berdasarkan

ASTM C 117 – 95 syarat nilai kadar lumpur adalah < 5 %, jadi tidak memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 36

Page 37: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 37

Page 38: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : Jenis contoh : Batu

pecah

Tanggal pemeriksaan : 22 Oktober 2014 Sumber contoh :

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk : Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR

Pemeriksaan I II

A. Massa wadah (gr) 135 184

B. Massa wadah + benda uji (gr) 1635 1684

C. Massa benda uji (gr) 1500 1500

D. Massa benda uji kering (gr) 1472 1462

E. Kadar air (%) 1.90 2.599

Kadar air rata - rata (%) 2.2495

Keterangan:

Kadar air = 2.2495%

Absorpsi = 3.115 %

Bila kadar air < absorpsi, maka agregat tersebut tidak mengandung air bebas.

Bila kadar air > absorpsi, maka agregat tersebut mengandung air bebas.

a. Contoh perhitungan

Massa benda uji = (Massa wadah + benda uji) - Massa wadah

= 1635 – 135

= 1500 gram

Kadar air = Massabenda uji−Massa benda uji kering

Massabendauji kering x 100%

= 1500−1472

1472 x 100%

= 1.9%

Kadar air rata-rata =Kadar air I +Kadar air II

2

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 38

Page 39: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

= 1.9+2.599

2

= 2.2495%

b. Kesimpulan:

Dari percobaan didapat kadar air 2.2495 % lebih kecil dari absorpsi 3.115 % berarti

sampel tidak mengandung air bebas. Berdasarkan ASTM C 566 – 97, syarat kadar air

agregat kasar adalah diantara 3 – 5 %, jadi agregat pada percobaan ini memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 39

Page 40: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : 1 Jenis Contoh :

Tanggal pemeriksaan : 22 Oktober 2014 Sumber Contoh :

Diperiksa oleh : Untuk :

Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS

Pemeriksaan I II

A. Massa wadah (gr) 131 110

B. Massa wadah + benda uji (gr) 831 810

C. Massa benda uji (gr) 700 700

D. Massa benda uji kering (gr) 664 649

E. Kadar air (%) 5.4 7.86

Kadar air rata - rata (%) 6.63

Keterangan:

Kadar air = 6.63%

Absorpsi = 4.945 %

Bila kadar air > absorpsi, maka agregat tersebut mengandung air bebas

Bila kadar air < absorpsi, maka agregat tersebut tidak mengandung air bebas.

a. Contoh perhitungan:

Berat benda uji = (Massa wadah + benda uji) - Massa wadah

= 831 – 131

= 700 gram

Kadar air = Massabenda uji−Massa benda uji kering

Massabendauji kering x 100%

= 700−664

664 x 100%

= 5.4 %

Kadar air rata - rata =Kadar air I +Kadar air II

2

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 40

Page 41: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

= 5.4+7.86

2

= 6.63%

b. Kesimpulan

Dari percobaan didapat kadar air 6.63 % lebih besardari absorpsi 4.945 %, berarti sampel

dalam keadaan kelebihan air (wet/basah permukaan)dibandingkan keadaan SSD

(Saturated Surface Dry). Kelebihan air dalam agregat harus dikoreksi dengan

mengurangi jumlah air pencampur beton dan menambah jumlah agregat pada

perhitungan mix design. Berdasarkan ASTM C 566 – 97, syarat kadar air agregat halus

adalah diantara 3 – 5 %, jadi agregat pada percobaan ini tidak memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 41

Page 42: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : Jenis Contoh :

Tanggal pemeriksaan : 23 Oktober 2014 Sumber Contoh :

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk :

Praktikum

PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT KASAR

Pemeriksaan I Padat Gembur

A. Volume wadah (gr) 14756.22 14756.22

B. Massa wadah (gr) 21500 21500

C. Massa wadah + benda uji (gr) 42000 41190

D. Massa benda uji (gr) 20500 19690

Massa volume (gr/cm3) 1.39 1.33

Pemeriksaan II Padat Gembur

A. Volume wadah (gr) 14756.22 14756.22

B. Massa wadah (gr) 21500 21500

C. Massa wadah + benda uji (gr) 42790 41000

D. Massa benda uji (gr) 21290 19500

Massa volume (gr/cm3) 1.44 1.32

Massa volume rata – rata (gr/cm3) 1.415 1.325

Keterangan:

Diketahui: Diameter wadah = 25 cm

Tinggi wadah = 30 cm

Jadi, volume wadah = 14

x л x d2 x t = 14

x л x 252x 30 = 14756.22 cm3

Berat isi lepas rata-rata = 1.325 gram/cm3

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 42

Page 43: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Berat isi padat rata-rata = 1.415 gram/cm3

a. Contoh perhitungan

Massa benda uji = (Massa wadah + benda uji) - Massa wadah

= 42000 – 21500

= 20500 gram

Massa volume = MassabendaujiVolumewadah

= 20500

14756.22

= 1.39 gr/cm3

Massa volume rata - rata = Massa volume I + Massa volume II

= 1.39 + 1.44

= 1.415 gr/cm3

b. Kesimpulan

Menurut ASTMC-29, berat isi dari agregat untuk beton berkisar antara 1.2-1.75 gram/

cm3. Pada mix design, Massa isi yang digunakan adalah berat isi lepas agar sesuai dengan

kondisi di lapangan. Dari hasil percobaan didapat Massa isi lepas sebesar 1.325 gram/

cm3, berarti memenuhi persyaratan dan dapat dipergunakan dalam merencakan mix

design.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 43

Page 44: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : Jenis Contoh :

Tanggal pemeriksaan : 23 Oktober 2014 Sumber Contoh :

Diperiksa oleh : Praktikum Untuk : Praktikum

PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT HALUS

Pemeriksaan I Padat Gembur

A. Volume wadah (gr) 7589.65 7589.65

B. Massa wadah (gr) 15510 15510

C. Massa wadah + benda uji (gr) 30310 29550

D. Massa benda uji (gr) 14800 14040

Massa volume (gr/cm3) 1.95 1.85

Pemeriksaan II Padat Gembur

A. Volume wadah (gr) 7589.65 7589.65

B. Massa wadah (gr) 13940 13940

C. Massa wadah + benda uji (gr) 21500 20630

D. Massa benda uji (gr) 7560 6684

Massa volume (gr/cm3) 0.996 0.881

Massa volume rata – rata (gr/cm3) 1.473 1.3655

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 44

Page 45: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Keterangan:

Diketahui: Diameter wadah = 25 cm

Tinggi wadah = 30 cm

Jadi, volume wadah = 14

x л x d2 x t = 14

x л x 19.72x 24.9 = 7589.65

cm3

Berat isi lepas rata-rata = 1.3655gram/cm3

Berat isi padat rata-rata = 1.473 gram/cm3

a. Contoh perhitungan:

Massa benda uji = (Massa wadah + benda uji) - Massa wadah

= 30310 – 15510

= 14800 gram

Massa volume = Massabenda ujiVolumewadah

= 14800

7589.65

= 1.95 gr/cm3

Massa volume rata-rata = Massa volume I+ Massa volume

2

=1.95+0.996

2

= 1.473 gr/cm3

b. Kesimpulan

Menurut ASTMC-29, berat isi dari agregat untuk beton berkisar antara 1.2-1.75 gram/

cm3. Pada mix design, Massa isi yang digunakan adalah Massa isi lepas agar sesuai

dengan kondisi di lapangan. Dari hasil percobaan didapat Massa isi lepas sebesar 1.3655

gram/cm3, berarti memenuhi persyaratan dan dapat dipergunakan dalam merencakan mix

design.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 45

Page 46: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Uji tanggal : 22 Oktober 2014 Jenis Contoh :

Pasir

Tanggal pemeriksaan : 23 Oktober 2014 Sumber Contoh :

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk

:Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR AIR JENUH PERMUKAAN / SSD AGREGAT HALUS

Pemeriksaan I II

A. Massa wadah (gr) 87 332

B. Massa wadah + Benda Uji (gr) 587 832

C. Massa benda uji (gr) 500 500

D. Massa benda uji kering (gr) 490 495

E. Kadar air (%) 2.041 3.092

Kadar air rata rata (%) 2.567

Keterangan,

a. Contoh perhitungan

Kadar air = C−D

D×100 % =

500−490490

×100 % = 2.041 %

Kadar air rata rata = Kadar air I +Kadar air II

2 =

2.041+3.0922

= 2.567 %

b. Kesimpulan

Berdasarkan ASTM C 566 – 97, syarat kadar air agregat halus adalah diantara 3 – 5 %,

jadi agregat pada percobaan ini memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 46

Page 47: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Uji tanggal : 22 Oktober 2014 Jenis Contoh :

Pasir

Tanggal pemeriksaan : 23 Oktober 2014 Sumber Contoh :

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk

:Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR AIR KERING UDARA AGREGAT HALUS

Pemeriksaan I II

A. Massa wadah (gr) 86 147

B. Massa wadah + Benda Uji (gr) 586 647

C. Massa benda uji (gr) 500 500

D. Massa benda uji kering (gr) 494 493

E. Kadar air (%) 1.2145 1.42

Kadar air rata rata (%) 1.32

Keterangan,

a. Contoh perhitungan

Kadar air = C−D

D×100 % =

500−494494

× 100 % = 1.2145 %

Kadar air rata rata = Kadar air I +Kadar air II

2 =

1.2145+1.422

= 1.32 %

b. Kesimpulan

Berdasarkan ASTM C 566 – 97, syarat kadar air agregat halus adalah diantara 3 – 5

%, jadi agregat pada percobaan ini tidak memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 47

Page 48: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Uji tanggal : 22 Oktober 2014 Jenis Contoh : Batu

Pecah

Tanggal pemeriksaan : 23 Oktober 2014 Sumber Contoh :

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk :Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR AIR JENUH PERMUKAAN / SSD AGREGAT KASAR

Pemeriksaan I II

A. Massa wadah (gr) 186 346

B. Massa wadah + Benda Uji (gr) 1186 1346

C. Massa benda uji (gr) 1000 1000

D. Massa benda uji kering (gr) 974 984

E. Kadar air (%) 2.67 1.63

Kadar air rata rata (%) 2.15

Keterangan,

a. Contoh perhitungan

Kadar air = C−D

D×100 % =

1000−974974

× 100 % = 2.67 %

Kadar air rata rata = Kadar air I +Kadar air II

2 =

2.67+1.632

= 2.15 %

b. Kesimpulan

Berdasarkan ASTM C 566 – 97, syarat kadar air agregat kasar adalah diantara 3 – 5 %,

jadi agregat pada percobaan ini tidak memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 48

Page 49: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Uji tanggal : 22 Oktober 2014 Jenis Contoh :

Batu pecah

Tanggal pemeriksaan : 23 Oktober 2014 Sumber Contoh :

Diperiksa oleh : Kelompok 3 Untuk

:Praktikum

PEMERIKSAAN KADAR AIR KERING UDARA AGREGAT KASAR

Pemeriksaan I II

A. Massa wadah (gr) 252 347

B. Massa wadah + Benda Uji (gr) 1252 1347

C. Massa benda uji (gr) 1000 1000

D. Massa benda uji kering (gr) 989 985

E. Kadar air (%) 1.1 1.5

Kadar air rata rata (%) 1.3

Keterangan,

a. Contoh perhitungan

Kadar air = C−D

C×100 % =

1000−9891000

×100 % = 1.1 %

Kadar air rata rata = Kadar air I +Kadar air II

2 =

1.1+1.52

= 1.3 %

b. Kesimpulan

Berdasarkan ASTM C 566 – 97, syarat kadar air agregat kasar adalah diantara 3 – 5 %,

jadi agregat pada percobaan ini tidak memenuhi syarat.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 49

Page 50: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

Pengujian nomor :

Jenis Contoh : Batu Pecah

Sumber Contoh :

Uji tanggal : 22Oktober2014

Selesai tanggal :

Dibuat untuk :

Diperiksa : Kelompok 3

PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT MENGGUNAKAN MESIN LOS ANGELES

Pemeriksaan Saringan Massa

Lewat

mm (“)

Tertahan

mm(“)I II

19 (3/4) 12.5(1/2) 2500 2500

12.5 (1/2) 9.5 (3/8) 2500 2500

Jumlah Berat 5000 5000

Berat tertahan saringan no. 12 sesudah percobaan

(b) 4018 4004

(a) – (b) 982 996

Keausan = (a )−(b)

(a)∗100 %

19.64 19.92

Keausan rata-rata (%) 19.78

Keterangan,

a. Contoh perhitungan

Jumlah massa = massa I tertahan 12.5 + massa I tertahan 9.5

= 2500 + 2500 = 5000 gram

a – b = 5000 – 4018 = 982 gram

Keausan = 982

5000 x 100%

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 50

Page 51: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

= 19.64%

Keausan rata-rata = keausan I +keausan II

2 =

19.64+19.922

= 19.78%

b. Kesimpulan

Keausan agrerat dalam percobaan ini kurang dari 40% berarti agregat tersebut jika digunakan untuk

pembuatan beton akan diperoleh beton normal.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 51

Page 52: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : Jenis contoh : Pasir

Tanggal pemeriksaan : 5 November 2014 Sumber contoh :

Laboratorium

Diperiksa oleh : Untuk :

ANALISA AYAKAN AGREGAT HALUS

Ukuran

Ayakan

(mm)

Berat

Tertahan

(gram)

Persentase

Tertahan

(%)

Persentase

Tertahan

Kumulatif

Persentase

Tembus

Kumulatif

4.75 14 2.33 2.33 2.33

2.36 128 21.33 23.66 76.34

1.18 164 27.33 50.99 49.01

0.6 125 20.83 71.82 28.18

0.3 40 6.67 78.49 21.51

0.15 70 11.67 90.16 9.84

pan 59 9.84 100 0

600 100

Modulus Kehalusan (FM) = % tertah an kumulatif

100 =

90.16100

= 0.9016

a. Contoh perhitungan:

Persentase tertahan = berat tertah an

jumla hberat pasir x 100% =

128600

x 100% = 21.33%

Persentase tertahan kumulatif = persentase tertahan kumulatif sebelum + persentase tertahan

= 2.33 + 21.33 = 23.66%

Persentase tembus kumulatif = 100 – persentase kumulatif = 100 – 23.66 = 76.34%

b. Kesimpulan

Nilai FM dari pasir tersebut 0.9016 berarti dibawah 2.3-3.1, artinya, agregat tersebut terlalu

halus dan harus diperbaiki dengan cara menambahkan agregat yang lebih kasar sehingga

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 52

Page 53: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

fineness modulusnya berada diantara 2.3-3.1.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 53

Page 54: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

No. Contoh : Jenis contoh : Batu

pecah

Tanggal pemeriksaan : 5 November 2014 Sumber contoh :

Laboratorium

Diperiksa oleh : Untuk :

ANALISA AYAKAN AGREGAT KASAR

Ukuran

Ayakan

(mm)

Berat

Tertahan

(gram)

Persentase

Tertahan

(%)

Persentase

Tertahan

Kumulatif

Persentase

Tembus

Kumulatif

3/4 1137 11.37 11.37 88.63

3/8 7966 79.66 91.03 8.97

592 5.92 96.95 3.05

Pan 305 3.05 100 0

10000 100

Modulus Kehalusan (FM) = % tertah an kumulatif

100 =

96.95100

= 0.9695

a. Contoh perhitungan:

Persentase tertahan = berat tertah an

jumla hberat pasir x 100% =

7966600

x 100% = 79.66%

Persentase tertahan kumulatif = Persentase tertahan kumulatif sebelum + Persentase tertahan

= 11.37 + 79.66 = 91.03%

Persentase tembus kumulatif = 100 – Persentase kumulatif = 100 – 91.03 = 8.97%

b. Kesimpulan:

Dari percobaan di laboratorium didapat modulus kehalusan 0.9695 sedangkan syarat modulus

kekasaran agregat kasar berkisar antara 6-6.9 maka agregat tidak dapat dipakai.

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 54

Page 55: Laporan Lab.tektoasfan Kelompok 11 (F)

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHANFTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONALJl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215 ext. 134

LAPORAN PRAKTIKUM BETON Page 55