Laporan Kunjungan Panti Sosial Bina Grahita(2)

6
Laporan Kunjungan Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih Pegadungan Nama : Patrick L.S Tumewu NIM : 102012314 Kelompok : E3

Transcript of Laporan Kunjungan Panti Sosial Bina Grahita(2)

Laporan Kunjungan Panti Sosial

Bina Grahita Belaian Kasih

Pegadungan

Nama : Patrick L.S Tumewu

NIM : 102012314

Kelompok : E3 Siang itu,saya berangkat bersama teman-teman saya mengunjungi salah satu panti sosial yang ada di daerah kalideres Jakarta. Panti sosial tersebut bernama Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih Pegadungan,disana saya bertemu dengan berbagai macam anak yang mengalami keterbelakangan mental. Perasaan saya ketika pertama kali sampai disana bisa dibilang campur aduk,karena ini adalah pertama kalinya saya mengunjungi panti sosial yang menangani anak-anak cacat mental seperti ini. Saya merasa sedih,kasihan,sekaligus penasaran terhadap kondisi mereka. Ketika sampai disana kami disambut oleh seorang pengurus panti yang bernama ibu Haja Sri Hartaningsih beliau adalah orang yang sangat baik,dia menyambut kami dengan ramah dan menjelaskan beberapa keterangan mengenai sejarah dan kondisi panti sosial tersebut. Dari keterangan beliau saya mengetahui bahwa ternyata panti tersebut telah didirikan sejak tahun 1997 dan dibangun oleh Pemda DKI. Dari penjelesan beliau pula saya mengetahui bahwa ternyata di dalam panti tersebut saat ini sedang dihuni oleh 100 anak yang mengalami cacat mental,67 orang di antaranya adalah pria,dan 33 orang lainnya adalah wanita. Dari ke 100 orang yang tadi ternyata mereka mengalami kelainan cacat mental yang beragam,diantaranya adalah:Keterbelakangan mental (idiot),Bisu,tuli,dan beberapa penyakit kelainan lainnya. Standart pengelompokan anak-anak cacat mental tersebut juga dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

-Debil : Anak mampu dididik,dan mampu mengikuti latihan

-Embisil: Anak mampu mengikuti latihan,tapi tak bisa dididik.

-Idiot : Anak tak mampu dididik dan dilatih.

Dari penjelasan ibu Sri juga,saya mengetahui bahwa 60% penghuni panti telah berusia 6-35 tahun,10% nya berusia 6-10 tahun,dan 30% nya berusia 10-20 tahun. Para penderita cacat mental yang ada di panti tersebut ternyata tidak hanya dirawat,mereka juga ternyata diajarkan cara berbicara,cara mengaji,dan belajar berbagai macam hal lainnya, dan mereka semua diajar oleh para guru-guru yang berasal dari sekolah luar biasa. Setelah bertemu dengan ibu Sri,tiba waktunya kami untuk berinteraksi langsung dengan para anak-anak penderita cacat mental tersebut. Perasaan deg-degan bercampur penasaran semakin terasa dalam diri saya. Anak pertama yang berhasil saya ajak berkomunikasi bernama Ivan.Ivan adalah seorang anak cacat mental yang sudah berusia 14 tahun, dari wawancara yang saya lakukan kepadanya,saya mengetahui bahwa saat ini Ivan telah duduk di kelas 5 SD.Ia memiliki hobi bermain bola,memasak mie,dan memiliki makanan favorit yaitu,biskuit.Menurut penglihatan saya Ivan secara fisik normal,akan tetapi ia hanya mengalami keterbelakangan mental saja yang menyebabkan otaknya menjadi kurang berkembang. Setelah berbicara dengan Ivan saya lalu bertemu dengan seorang anak yang bernama Ucok.Ucok saat ini telah berusia 15 tahun,akan tetapi ia masih duduk di kelas 2 SD,menurut keterangan orang panti Ucok telah berada di panti tersebut selama kurang lebih 10tahun.Ia adalah anak yang sangat periang dan memiliki hobi:main bola,bulu tangkis dan memilik makanan favorit,yaitu kue bolu.Ucok memiliki cita-cita untuk menjadi seorang polisi. Setelah melakukan wawancara dengan kedua anak ini saya memutuskan untuk menghibur mereka dengan mengajak nyanyi bersama. Setelah bernyanyi mereka tampak begitu senang dan ceria,saya pun ikut terbawa suasana dengan melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh kedua anak tersebut. Setelah melakukan wawancara dengan Ivan dan Ucok saya lalu bertemu dengan seorang wanita yang bernama Maria. Maria adalah salah satu penderita cacat mental yang ada di panti tersebut,terlihat dari cara bicaranya Maria adalah seorang penderita mental yang cukup baik dan aktif,karena dibandingkan teman-teman wanitanya yang lain maria tampak begitu bersemangat dan sangat aktif untuk berinteraksi dengan para mahasiswa yang datang. Saya pun akhirnya mewawancarai Maria,ia ternyata saat ini telah berusia 21 tahun dan telah berada di panti tersebut selama 10 tahun.Dari hasil interview saya dengan Maria pula saya mengetahui bahwa ternyata saat ini maria masih berada di kelas 1SD.Maria memilik hobi yang cukup unik menurut saya,yaitu makan dan mengbrol,serta makan pempek.Maria juga mengatakan kalau ia bercita-cita untuk menjadi seorang penyanyi,karena ia ternyata sangat mengidolakan cherrybelle sebagai idolanya. Maria juga ternyata telah mengetahui bahwa saat ini,ayahnya telah meninggal dunia dan menyisakan ibunya seorang diri.Akan tetapi meskipun begitu maria tampak tidak begitu sedih dan tetap melanjutkan obrolannya.Setelah mengobrol dengan Maria tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang penderita cacat mental yang telah berusia 22 tahun,ia bernama Slamet. Slamet saat ini telah duduk di kelas 6 SD,dan sebagai seorang yang cacat mental,menurut saya Slamet adalah anak yang cukup pintar,karena ternyata ia mampu menghafal beberapa ayat al-quran,serta dapat berbicara dengan jelas.Pembicaraan saya dengan Slamet semakin bertambah seru,ia ternyata memiliki hobi yang sangat religius ternyata yaitu,sholat dan juga mengaji.Sehari-harinya Slamet menceritakan kegiatannya yaitu ia bersekolah,bermain,dan diajarkan cara menari.Ia sangat mahir dalam hal menari,bahkan ia sempat mengajarkan beberapa bentuk tarian kepada saya dan teman-teman saya.Makanan favorit Slamet adalah segala jenis buah-buahan.

Setelah melakukan wawancara dengan Slamet tiba waktunya bagi kami semua para mahasiswa untuk berkumpul dan bersiap-siap untuk kembali ke kampus.Akhirnya kami semua kembali ke kampus setelah berpamitan dengan para pengurus kampus.Ternyata perjalanan saya mengunjungi panti sosial bina grahita Belaian kasih,cukup berkesan bagi saya.Sepanjang perjalanan pulang saya banyak merenungkan banyak hal terutama soal rasa bersyukur.Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena saat telah diciptakan sehat sempurna oleh Dia,oleh karena itu lewat perjumpaan saya dengan para penghuni panti tersebut semakin memotivasi saya untuk terus berjuang untuk menjadi seorang dokter yang baik,yang dapat menolong banyak orang di masa mendatang.Sekian Laporan kunjungan panti sosial dari saya,mohon maaf apabila ada salah kata/tulisan dalam penulisan laporan diatas,atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.