Laporan Kunjungan Lap. SHS

download Laporan Kunjungan Lap. SHS

of 17

Transcript of Laporan Kunjungan Lap. SHS

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH ACARA VII KUNJUNGAN LAPANG PT SANG HYANG SERI / PRODUSEN BENIH

Oleh : SISTIA GRANI YUNDIWANIA A1L009100

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI PURWOKERTO 2011

I. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN

Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun dalam mendapatkan produk hasil tanamannya. Industri perbenihan sudah mulai santer didirikan semenjak kebutuhan benih semakin meningkat. Agroindustri berupa produsen benih dinilai cukup signifikan prospeknya karena kebutuhan akan bahan pangan juga semakin meningkat sehingga kebutuhan terhadap benih-benih unggul juga semakin besar. Kebutuhan akan benih sepertinya semakin meningkat. Terutama kebutuhan akan benih padi. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar penduduk di Indonesia, mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Hingga saat ini kebutuhan padi terus meningkat. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi salah satunya adalah laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Hal lainnya adalah semakin sempit lahan pertanian dalam hal ini lahan sawah, yang kini banyak digunakan untuk membangun gedung-gedung perkantoran atau pemukiman penduduk. Sungguh ironis jika Indonesia sebagai negara agraris tidak dapat memenuhi kebutuhan beras untuk dalam negeri sendiri. Untuk memenuhi ketersediaan pasokan beras nasional dalam jumlah yang banyak pemerintah pemerintah sudah saatnya menghentikan ketergantungan impor dari luar negeri. Salah satu cara untuk menghadapi kondisi ini pemerintah bisa memberdayakan dan meningkatkan hasil pertanian dalam negeri khususnya beras. Benih padi yang unggul dalam hal ini menjadi salah satu faktor yang cukup penting, karena dengan menggunakan benih / bibit padi unggul dapat meningkatkan hasil produksi pertanian. Untuk itu diperlukan penyedia/produsen benih padi yang dapat menyediakan benih yang terus menerus, guna mendukung peran pemerintah dalam mengusahakan benih yang bermutu tinggi.

Berkaca pada permasalahan tersebut, maka dirasa perlu dilakuakn praktikum lapang ke perusahan produsen benih untuk mengetahui lebih dalam terkait usaha produksi dan sertifikasi benih. Harapannya, pelaksanaan tersebut mampu menambah khazanah pengetahuan yang mampu dijadikan referensi lanjutan. PT Sang Hyang Seri (Persero) atau disingkat PT SHS adalah salah satu produsen benih terbesar di Asean. PT SHS memiliki mitra strategis sebagai investor sekaligus pasar (off farm) dan petani plasma sebagai pelaksana lapang (on farm).

B. Tujuan Mengamati berbagai aspek permasalahan yang dijumpai di lapangan, serta cara-cara memproduksi benih dengan skala modern, prosesing pasca panen, serta sertifikasi benih.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi. (Kartasapoetra, 1986). Sertifikat sangat penting untuk menjamin mutu benih yang akan digunakan untuk usaha tani dan mencegah kerugian petani konsumen benih. Selain itu, sertifikasi benih ini juga dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi petani konsumen, pemerintah, maupun bagi produsen atau perusahaan penangkar benih. Pada dasarnya sertifikasi benih merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam suatu program produksi benih unggul atau yang berkualitas tinggi dari varietas-varietas genetis unggul yang selalu harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan karena sertifikasi benih telah menunjukkan suatu perlindungan bagi keberadaan suatu benih dengan persyaratan-persyaratan keunggulannya (Kartasapoetra, 1986). Benih-benih yang bermutu ditandai dengan adanya label sertifikasi benih. Label-label yang digunakan memiliki warna yang berbeda tergantung dari jenis benihnya. Benih penjenis yaitu benih yang berasal langsung dari pemulia tanaman, biasa juga di sebut breeder seed, diberi label berwarna kuning. Label untuk benih dasar berwarna putih. Label untuk benih pokok berwarna ungu. Label untuk benih sebar atai tersertifikasi berwarna biru. Benih sebar atau tersertifikasi inilah benih yang biasanya dipasarkan kepada petani sebagai benih yang dilakukan untuk memproduksi bahan-bahan pertanian. Kebutuhan akan beras nasional sangatlah besar, untuk menutupi kebutuhan itu pemerintah harus melakukan impor dari Negara-negara sekitar kita. Sungguh ironis memang untuk sebuah Negara agraris, namun tidak dapat memuhi kebutuhan akan sumber pangannya sendiri. Salah factor utama dalam melakukan suatu budidaya tanaman adalah benih. P.T Sang Hyang Seri merupakan salah satu pemasok benih,nasional untuk benih terutama padi. PT. Sang Hyang Seri (Persero) terletak di tepi jalan antara JakartaCirebon (jalur Pantura) tepatnya di Desa Ciasem Girang, Kecamatan Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Letak geografisnya pada posisi 20 LS dan

107,39 BT dengan ketinggian 15 meter DPL. P.T SHS ini didirikan pada tahun 1940, berbentuk perkebunan besar milik sawasta asing (Inggris) dengan nama Pamanukan & Tjiasem Lands yang dinasionalisasi pada tahun 1957, dan kemudian dikelola oleh Yayasan Daerah Jawa Barat (YPDB). Tahun 1966 (YPDB) diubah menjadi Proyek Produksi Pangan Sukamandi Jaya bersamaan dengan terbentuknya Proyek Penelitian dan Mekanisasi serta Proyek Perhewani. Ketiga proyek itu dilebur menjadi satu dan disebut lembaga Sang Hyang Seri. Sang Hyang Seri sebagai salah satu sub system perbenihan nasional yang dengan bantuan pinjama Bank Dunia menjadi perusahaan perbenihan yang termodern dan terbesar di Asia tenggara. Luasan wilayah yang dimiliki oleh P.T SHS seluas 3011 Ha. Luasan padi hibrida yang digunakan pada musim pertama hanya memakai 2 ha.Sedangkan saat kunjungan lapang seluas 700 Ha. Jenis padi hibrida yang dikembangkan disini ada 2 persilangan WM 4 SHS dan SL 8 SHS. Sistem pengelolaan yang digunakan, ada 2 sistem pengelolaan yaitu sua kelola dan kerja sama dimana perusahaan bermitra dengan petani sekitar perusahaan. Para petani yang di ajak bermitra terdiri dari 8 desa terdiri dari 3 kecamatan. Perbedaan system pengelolaan suakelola dengan kerjasama, adalah system pengelolaan sua kelola mulai pendanaan maupun manajemen lapangan di lakukan oleh perusahaan jadi perusahaaan yang mengelola lahan dengan bantuan petani atau hanya memanfaatkan petani sebagai buruh tani. Sedangkan system pengelolaan kerjasama pendanaannya dan manajemennya dilakukan oleh petani sendiri, pihak perusahaan hanya menyediakan lahan dan sarana produksi mulai dari benih pupuk maupun pestisida. Sedangkan operasionalnya perusahaan mempunyai suatu kewajiban untuk memberikan suatu kawanan teknologi khususnya teknologi memproduksi benih dilapangan. Selain varietas hibrida, ada beberapa varietas inbrida pada musim sekarang ini. Kurang lebih ada 8 varietas antara lain Ciherang, Ir 64, untuk padi irigasi ada Inpari 1, padi gogo ada varietas Inpago, padi rawa (varietas Inpara). Luasan tanam per hari mengacu pada kapasitas produksi pabrik yaitu sekitar 250-300/hari sehingga waktu yang dibutuhkan untuk waktu putar tanam panen kurang lebih 6

bulan, 2 bulan tebar benih, 2 bulan penanaman, 2bulan panen karena disesuaikan dengan kapasitas pabrik. Sedangkan perencanaan dikebun secara keseluruhan berorientasi pada kebutuhan pasar, sehingga varietas yang ditanam dan diproduksi berdasarkan permintaan pasar. Baik dari varietas, jumlahnya, waktu kebutuhan benih tersebut mengacu pada kebutuhan pasar.

III. A. BAHAN DAN ALAT 1. Lembar pengamatan 2. Alat tulis 3. Kamera B. PROSEDUR KERJA1.

METODE PRAKTIKUM

Mendengarkan pemaparan dari pemateri selama berada di ruang pertemuan PT. Sang Hyang Seri. Mengamati pohon Asem Buto di area perkantoran PT. Sang Hyang Seri.

2.

3. Melihat dan meninjau langsung ke area lahan milik PT. Sang Hyang Seri. 4. Mendengarkan pemaparan dari pemateri selama berada di Saung Meeting PT. Sang Hyang Seri. 5. Melihat langsung proses produksi benih di laboratorium pengolahan benih. 6. Mencatat setiap hal yang dirasa penting yang berhubungan dengan produksi dan sertifikasi benih.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan (terlampir) B. Pembahasan Pelaksanaan praktikum lapang dilakukan pada tanggal 6 Juli 2011 di daerah Sukamandi tepatnya di perusahaan benih nasional PT. Sang Hyang Seri Sukamandi yang merupakan kantor regional I bertempat di kabupaten Subang, Jawa Barat. Kantor pusat PT. Sang Hyang Seri berlokasi di daerah tebet Jakarta Selatan. 1. Profil singkat PT. SHS PT. Sang Hyang Seri (Persero) berdiri pada tahun 1971 Melalui Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1971 dengan status PERUM (Perusahaan Umum) di Sukamandi Subang, Provinsi Jawa Barat. Pada than 1995 statusnya berubah menjadi perusahaan persero. SHS merupakan BUMN yang memproduksi benih padi, jagung, kacangkacangan dan sayuran. Kapasitas produksi benih SHS sekitar 25.000 ton per tahun diantaranya fasilats baru berkapasitas 10.000 ton per tahun dengan sistem IRSPP (Integrated Rice Seed Processing Plant). Fasilitas produksi ini merupakan fasilitas terintergrasi dengan laboratorium basah dan kering yang terletak di Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang mulai dipergunakan pada tahun 2008. SHS memproduksi benih padi unggul (konvensional) kelas SS maupun ES dengan jumlah varietas sebanyak 25 buah. Beberapa varietas baru yang diproduksi SHS adalah Fatmawati dan Gilirang. SHS juga melakukan pemurnian dan penjualan benih padi varietas lokal unggulan. Selain memproduksi benih padi unggul konvensional, SHS juga memproduksi benih padi hibrida yakni varietas Makro dan Rokan.

PT Sang Hyang Seri atau SHS, telah menjalin kerja sama dengan perusahaan perbenihan multinasional yaitu Shenzhen Boshi BioScience (BOSHIMA) Co. Ltd. (China) dan Devgen (India) untuk memproduksi benih padi hibrida. Hal ini untuk menghilangkan ketergantungan Indonesia pada benih impor. Dari kerja sama ini, PT SHS akan mendapat pembagian keuntungan menyangkut hak cipta, yaitu mendapat royalti 50 persen dari setiap penjualan benih. Di sisi lain, produksi benih dilakukan di Indonesia dan indukan benih tidak dibawa keluar dari Indonesia sehingga tidak mengorbankan ketahanan pangan bangsa. Untuk mendukung kerja sama itu, pada Oktober 2008 dibangun semacam Pusat Benih Hibrida Indonesia-China di Karawang. Sementara itu untuk benih jagung SHS memproduksi jenis komposit terdiri dari 2 varietas jagung bersari bebas dan 2 varietas jenis hibrida hasil kerja sama dengan mitra luar negeri. Disamping itu dihasilkan juga 2 varietas hibrida dan 5 varietas jagung manis bekerja sama dengan mitra dalam negeri. SHS juga memproduksi benih tanaman pangan lainnya yakni kacangkacangan meliputi benih kedelai dengan 5 varietas kelas benih ES/NS dan memproduksi serta memasarkan benih kacang hijau dan kacang tanah. 2. Produksi Benih Sebagai perusahaan perbenihan multinasional, dalam tindakan produksi benihnya tentunya PT SHS memiliki bagian yang akan meningkatkan atau setidaknya mempertahankan kualitas produk. Oleh karena itu dibentuklah bidang Penelitian dan Pengembangan (Rsearch and Development). Aktivitas penelitian dan pengembangan diarahkan kepada penelitian terapan yang menunjang usaha pokok dan pengembangan bisnis baru yang menguntungkan. Beberapa aktivitas yang dilaksanakan antara lain Perbaikan varietas local spesifik, uji adaptasi varietas baru, pembuatan padi varietas komposit (campur sari). Untuk menunjang kinerja optimal, terdapat pula Pusat benih Sumber. Dimana merupakan suatu unit usaha yang bergerak dalam bidang produksi dan

pemasaran benih sumber kelas benih dasar (BD) dan kelas benih Pokok (BP) baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun institusi lain yang memerlukan. Selain itu, terdapat pula Pusat Pemuliaan yang ditujukan untuk menciptakan varietas unggul dan pengembangan untuk mendapatkan benih unggul dan produk pertanian. Benih-benih yang dihasilkan merupakan benih yang dipanen dari lahan milik PT SHS yang bermitra dengan petani sebagai penggarap lahan. Dengan luas lahan mencapai 3.150 hektar sawah irigasi teknis, PT SHS ini mampu memproduksi benih dengan dukungan pabrik produksi dengan kapasitas 10.000 ton. Benih yang dihasilkan diantaranya adalah benih-benih tanaman pangan, palawija dan tanaman hortikultura. Produk benih tanaman pangan diantaranya benih sebar dengan dua kategori utama yaitu benih inbrida dan benih hibrida. Contoh benh hibrida yang diproduksi adalah Win 4 SHS. Roduksi benih hibrida dilakukan melalui persilangan antara padi varietas Restorer sebagai jantan dan CMS sebagai betina. Digunakannya Restorer sebagai tetua benih hibrida karena restorer mempunyai daya gabung atau penyerbukan pollen ke barietas lain cukup tinggi. Artinya varietas tersebut mempunyai peluang besar untuk melakukan penyerbukan silang tidak seperti varietas yang lain pada umumnya. Sedangkan digunakannya CMS sebagai tetua betina lantaran stigma dari varietas ini sering berada diluar sehingga mudah dihinggapi pollen dari restorer. Perakitan varietas seperti langkah-langkah diatas biasanya dilakukan dengan menggunakan bantuan Asam Giberilin yang membantu mengeluarkan leher malai pada varietas CMS. Tindakan tersebut juga menggunakan kekuatan alam berupa kecepatan hembusan angin. Selain itu, polinasi juga dapat dilakukan secara manual dengan menggoyang-goyangkan bamboo atau tambah pada tetua jantan sehingga pollen mampu mengalami polinasi. Dengan cara semacam itu, rata-rata keberhasilan mencapai 30-35 %. Produksi benih PT SHS meningkat pada tahun 2007 setelah dibukanya pabrik produksi benih dengan kapasitas 10.000 ton. Proses yang dilakukan

dalam produksi benih meliputi pengeringan yang dilakukan dengan menggunakan mesin pengering.

Gambar diatas merupakan gambar bentuk mesin pengering berbahan bakar solar. Dengan konsumsi solar sebanyak 60 liter perjam. Setelah proses pengeringan selesai adalah melakukan sortasi atau pembersihan terhadap kotoran-kotoran benih atau benih-benih yang tidak sesuai standar kualifikasi misalnya bemjih yang terlalu kecil. Setelah proses sortasi selesai, dilakukan tahap penilaian laboratorium untuk menentukan uji sertifikasi. Penentuan uji sertifikasi dilakukan dengan mengambil sampel untk kemudian dianalisi di laboratorium yang juga berada di dalam lokasi atau gedung pabrik.

Setelah selesai proses sertifikasi selanjutnya adalah proses pengepakan atau packaging. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan mesin modern. Pengepakan menggunakan plastic tebal yang sudah terdapat nama varietas serta ketentuan penanaman atau pedomannya.

Gambar tersebut menunjukan mesin pengepak dan benih yang sudah dikemas dan siap untuk dipasarkan. Sebelum dipasarkan terkadang benih-benih yang sudah diproduksi bisa disimpan di gudang penyimpanan yang dimiliki PT SHS regional Sukamandi ataupun di regional-regional cabang lainnya. Dalam melakukan suatu produksi benih yang dilakukan di PT. SHS, sama seperti proses budidaya pada umumnya. Mulai dari pengolahan tanah, persemaian , penanaman, pemeliharaan, penyiangan, pengairan, pemupukan, pengendalian hama penyakit, roguing, pemanenan baru kemudian dilakukan proses pengolahan benih. Dalam melakukan suatu usaha budidaya permasalahan hama dan penyakit tidak dapat dipisahkan, oleh karennya diperlukan adanya pengendalian hama dan penyakit. Karena ini bertujuan untuk produksi benih ada langkah yang tidak dilakukan oleh petani pada umumnya yaitu roughing. Roughing adalah proses penyeleksian terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya campuran varietas lain. Setelah proses itu semua dilakukan saatlah waktu panen, panen dilakukan menggunakan tenaga manusia untuk menjaga agar kualitas rontokannya lebih baik. Gambaran fisiologis tanaman padi yang telah siap panen adalah warna tanaman yang telah menguning dengan jumlah hijau butir. Dalam melakukan pemanenan penyimpanan benih dilahan tidak boleh lebid dari 2x 24 jam serta harus terlindungi oleh hujan. PT SHS memiliki beberapa pabrik pengolahan benih yaitu pabrik besar maupun pabrik kecil dan pabrik OECF. Alur pengolahan benih dimulai dari penerimaan calon benih, pengeringan benih, pembersihan, penyimpanan, pengujian, pengemasan,pengendalian hama gudang. Benih hasil panen diangkut dengan alat pengangkut menuju pabrik dan timbang terlebih dahulu. Sebagai calon benih, benih harus memiliki data yang jelas dari mana hasil panen tersebut berasal dan mengetahui berat dilapangnya. Setelah calon benih didapat, proses selanjutnya adalah pengeringan, Dalam melakukan pengeringan digunakan dua metode yaiitu dengan menggunakan matahari langsung atau menggunakan Box Dryer.

Untuk menjaga kemurnian benih yang tadi di jemur, dilakukan pembersihan tujuannya untuk membuang benih spesies lain. Alat yang digunakan adalah (Air Screen Cleaner). Alat ini terdiri dari du bagian penting yaitu Screen dan Blower. Kemudian akan disimpan didalam karung-karung untuk masa dormansi. Setelah masa dormansi lewat mulai pada tahap pengemasan.Dalam pengemasan ada beberapa factor yang harus diperhatikan antara lain : a) b) c) d) e) Pengemasan dilakukan dengan rapi dan kuat, Pemsangan label sertifikasi harus benar, Mutu benih yang dikemas harus baik, Timbangan harus dikalibrasi terlebih dahulu, Data identitas benih harus sesuai dengan yang sebenarnya.

Setelah dikemas diadakan uji laboratorium untuk menguji beberapa indicator antara lain pengujian kadar air, pengujian kemurnian benih,pengujian daya dan tumbuh benih. Apabila telah lulus uji laboratorium maka benih tersebut dapat dilpasarkan. 3. Sertfikasi Benih Sebagai perusahaan benih skala nasional bahkan Asia Tenggara, PT SHS memiliki Standar kualifikasi manajemen mutu. Terbukti dengan diraihnya ISO 9001 yang merupakan sertifikasi terhadap manajemen mutu yang dilakukan PT SHS, maka PT SHS mempunyai kewenangan untuk melakukan sertifikasi benih sendiri tanpa harus menyerahkan kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Akreditasi atau sertifikasi pelabelan benih lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) berkewenangan memberikan sertifikasi terhadap semua kelas benih (FS, SS, ES, level) dan variety maintenance, sampai dengan ES (Seed Stream) dan variety maintenance sejak tahun 2007. Sebagai landasan penentuan sertifikasi benih yang dilakukan PT SHS adalah dengan manajemen pengawasan terhadap tiga fase pertumbuhan tanaman. Yaitu fase vegetatif, fase pembungaan dan fase pemasakan.

Pohon Asem Buto

Pohon raksasa itu berdiri tegak. Pangkalnya terlihat seperti jari jemari kaki gajah yang menghunjam bumi. Kulitnya yang berwarna perak mengkilat itu semakin menambah kegagahan pohon itu. Inilah pohon African Baobab atau Andansonia Digitata yang berada di perkantoran PT. Sang Hyang Sri Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dalam bahasa Jawa pohon berdiameter 5 meter dan tinggi 30 meter itu disebut Asem Buto sedangkan dalam bahasa Sunda disebut Ki Tambleg. Pohon yang merupakan peninggalan zaman Belanda itu awalnya tak menarik perhatian siapapun. Pohon ini memiliki rahasia dan manfaat besar pada buah, daun, dan kulitnya seperti obat-obatan ataupun bahan makanan. Buah baobab memiliki kandungan vitamin C enam kali lipat dari jeruk serta kaya mineral dan kalsium. Dalam setiap pohon Ki Tambleg memiliki kandungan cadangan air sebanyak 4.500 liter.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN1.

Dalam suatu produksi benih, proses yang dilakukan sangatlah panjang dan memerlukan ketelitian yang tinggi untuk menjaga agar benih tersebut tetap memiliki mutu yang baik.

2.

Produksi benih dilakukan pada lahan seluas 3.150 hektar dengan berbagai jenih benih diantaranya tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Produksi benih melalui tahapan pemanenan, pengeringan, sortasi, sertifikasi, packaging serta penyimpanan atau pemasaran.

3. Sertifikasi terhadap produk PT SHS dilakukan Oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu milik perusahaan sendiri dengan panduan standar kualifikasi manajemen mutu melalui predikat ISO 9001. sertifikasi dilakukan melalui pengamatan ataupun pengawasan terhadap fase tumbuh tanaman meliputi fase vegetatif, pembungaan dan pemasakan.

B. SARAN PT. SHS merupakan salah satu produsen benih terbesar di Indonesia dan mempunyai areal produksi yang luas. Semakin majunya teknologi semakin membuat berkembangnya saingan yang bergerak perbenihan, semoga ditingkatkan lagi kualitas dan kuantitasnya. akan dibidang

DAFTAR PUSTAKA Mugnisjah, W. Q dan A. Setiawan. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta. Kartasapoetra, A.G.1986.Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.CV Bina Aksara; Jakarta Kuswanto, H.1996.Dasar-Dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikasi Benih. Penerbit ANDI; Yogyakarta Sadjad, Sjamsoeoed.1993.Dari Benih Kepada Benih.Grasindo; Jakarta Sang Hyang Seri. 2010. Company Profile. PT. Sang Hyang Seri. Subang Sutopo, Lita.1985.Teknologi Benih.Rajawali Press; Jakarta

LAMPIRAN