LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIKASI...LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIKASI DI PROVINSI SUMATERA...

13
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIKASI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN PT PERTAMINA (PERSERO) PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) PADA MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2019-2020 PADA 19-21 NOVEMBER 2020 I. PENDAHULUAN A. Dasar Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor: .... tanggal .... ............... 2020 tentang Penugasan Anggota Komisi VI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI dalam Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021. B. Maksud dan Tujuan Kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ini dimaksudkan untuk melaksanakan fungsi Dewan dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan kebijakan maupun program pemerintah, khususnya yang terkait dengan bidang tugas Komisi VI DPR RI yakni Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, BUMN dan Persaingan Usaha Kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI juga bertujuan untuk meninjau perkembangan PT Pertamina (Persero), PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero) secara korporasi dan konstribusinya bagi perekonomian daerah dan nasional.

Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIKASI...LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIKASI DI PROVINSI SUMATERA...

  • LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIKASI

    DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

    PT PERTAMINA (PERSERO)

    PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

    PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

    PADA MASA PERSIDANGAN II TAHUN 2019-2020

    PADA 19-21 NOVEMBER 2020

    I. PENDAHULUAN

    A. Dasar

    Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor: .... tanggal .... ............... 2020 tentang Penugasan

    Anggota Komisi VI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI

    dalam Masa Persidangan II Tahun Sidang 2020-2021.

    B. Maksud dan Tujuan

    Kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ini dimaksudkan untuk melaksanakan fungsi

    Dewan dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan kebijakan maupun

    program pemerintah, khususnya yang terkait dengan bidang tugas Komisi VI DPR RI yakni

    Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, BUMN

    dan Persaingan Usaha

    Kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI juga bertujuan untuk meninjau perkembangan

    PT Pertamina (Persero), PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia

    (Persero) secara korporasi dan konstribusinya bagi perekonomian daerah dan nasional.

  • PT Pertamina (Persero) sebagai salah BUMN perusahaan milik negara yang bergerak di

    bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan

    kegiatan hulu sampai hilir. produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM)

    seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM

    seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural

    Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya. Selain itu Direktorat

    Gas, Energi Baru dan Terbarukan mengelola bisnis Gas, Power, dan NRE sebagai core

    business Pertamina untuk 3 memperkuat business positioning dan daya saing,

    mengoptimalkan profit serta mendukung business sustainability Perseroan.

    Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga

    produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian

    produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan atau Refinery Unit (RU) di Sumatera Selatan

    adalah di RU III (Plaju), Sedangkan kegiatan pemasaran atau Marketing Operation Region

    (MOR) terdiri di Palembang adalah MOR II (Palembang).

    PT Semen Baturaja menjalankan roda usaha secara khusus dalam produksi terak dengan

    pusat produksi terletak di Baturaja, Sumatera Selatan. Sedangkan proses penggilingan dan

    pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik Panjang

    yang selanjutnya didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran Perseroan. PT Semen Baturaja

    (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I). Proyek tersebut kemudian

    dimulai pada tahun 1992 dan selesai pembangunannya pada tahun 1994 dengan kapasitas

    terpasang meningkat menjadi 550.000 ton semen per tahun. Dalam kiprahnya menghasilkan

    produk-produk semen, Perseroan terus meningkatkan kualitas yang dihasilkan hingga

    akhirnya mampu dipercaya menangani proyek – proyek prestisius. Pada tahun 2011,

    Perseroan terlibat dalam pembangunan proyek Cement Mill dan Packer dengan kapasitas

    750.000 ton semen per tahun yang kemudian telah berhasil beroperasi secara komersil pada

    Juli 2013. Ketika itu, kapasitas Perseroan telah meningkat menjadi 2.000.000 ton semen per

    tahun. Perseroan untuk terus mengembangkan usaha dan menambah sumber dana bagi

    ekspansi, perseroan melaksanakan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering

    (IPO) pada 28 Juni 2013 dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik. Dana

    ini ditujukan untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta

    ton semen per tahun Perseroan telah merambah pasar utama di sekitar Sumatera Selatan dan

    Lampung serta wilayah-wilayah Indonesia yang lainnya. Perseroan menggunakan distributor

    dengan jaringan yang tersebar diseluruh wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan

    Bengkulu. Peran Perseroan memberikan manfaat baik kepada Pemerintah Pusat dan Daerah

    berupa pajak dan retribusi, juga kepada pemegang saham melalui pemberian dividen, dividen

    serta kepada masyarakat sekitar melalui penyerapan tenaga kerja lokal, maupun dalam bentuk

    kemitraan dan bina Lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik.

  • PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT KAI) adalah Badan Usaha Milik

    Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT KAI

    meliputi angkutan penumpang dan barang.

    perkeretaapian adalah salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik dan

    keunggulan khusus terutama dalam kemampuan mengangkut, baik penumpang maupun

    barang secara massal, hemat energy, hemat dalam penggunaan ruang. Mempunyai faktor

    keamanan yang tinggi dan tingkat pencemaran yang rendah serta lebih efisien dibanding

    dengan moda transportasi lainnya.

    C. Sasaran dan Obyek Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI

    Sasaran dari kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke PT Pertamina (Persero), PT

    Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini adalah untuk

    mengetahui sejauh mana perkembangan bisnis terkait dampak covid-19 dan rencana operasi

    perusahaan, laporan keuangan terakhir dan konstribusinya pendapatan pemerintah serta

    peranannya bagi perekonomian daerah, perekonomian masyarakat serta CSR bagi

    pemberdayaan masyarakat, penanganan covid-19 dan dampaknya terhadap masyarakat di

    lingkungan perusahaan dan masyarakat Sumetera Selatan pada umumnya. Sehingga segenap

    program dan kebijakan yang telah ditetapkan mitra Komisi VI DPR RI akan dapat lebih

    mencapai sasaran serta memberi kontribusi bagi peningkatan daya saing industri dan

    perekonomian nasional.

    D. Waktu dan Acara Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI

    Pada hari Kamis, 19 November 2020, Tim Komisi VI melakukan pertemuan dengan Direksi

    PT Pertamina (Persero), PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia

    (Persero) beserta jajaran, mendengarkan presentasi dan aspirasi tentang perkembangan dan

    kendala yang dihadapi perusahaan serta melakukan dialog yang komprehenship.

    Hasil dari kunjungan kerja ini akan menjadi masukan bagi Komisi VI DPR RI untuk

    memberikan rekomendasi bagi pemerintah terkait dengan pengawasan BUMN sebagai

    korporasi yang dimiliki Negara dan arah kebijakan pemerintah terkait perkembangan BUMN

    sebagai salah satu sumber pendapatan negara.

    E. Susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sumatera

    Selatan.

    Susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI sesuai dengan Surat

    Tugas DPR RI .......... tanggal ....... 2020 adalah sebagai berikut

    https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha_Milik_Negarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha_Milik_Negarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api

  • NO NO.

    ANGGOTA N A M A KETERANGAN

    1. A-189 ARIA BIMA PIMPINAN/F.PDIP

    2. A-196 ADISATRYA SURYO SULISTO F.PDIP

    3. A-181 Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc. F.PDIP

    4. A-161 DARMADI DURIANTO F.PDIP

    5. A-208 Dr. H. MUFTI ANAM F.PDIP

    6. A-311 DONI AKBAR, SE F.PDIP

    7. A-348 TRIFENA M. TINAL, B.Sc. F.PDIP

    8. A-128 SUPRATMAN ANDI AGTAS, SH, MH F.GERINDRA

    9. A-36 Ir. H. M. NASHIM KHAN F.PKB

    10. A-19 MARWAN JAFAR F.PKB

    11. A-563 PUTU SUPADMA RUDANA F.PD

    12. A-447 AMIN, AK, MM F.PKS

    13. A-481 H. NASRIL BAHAR, S.E. F.PAN

    14. A-493 EKO HENDRO PURNOMO, S.Sos. F.PAN

    15. -- DEDI, S.Sos KASUBAG

    16. -- JAINURI ACHMAD IMAM SUDARKO,

    S.A.P SETKOM

    17. -- MUHAMMAD FAHRIZA SETKOM

    18. -- M. ZAENAB MALTUFAH, SE, MSE TENAGA AHLI

    19. -- AISYA SALIMAH PEMBERITAAN

    20. -- ZIA UL BAR TV PARLEMEN

    II. Hasil Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI di PT Pertamina (Persero), PT Semen

    Baturaja (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero)

    A. Temuan Lapangan

    PERTAMINA EP ASSET II WILAYAH SUMATERA BAGIAN SELATAN

  • Wilaya Kerja PEP Asset 2 Sejak restrukturisasi Pertamina EP pada 1 Maret 2013, 1.area operasi Pertamina EP Asset 2 dibagi menjadi 4 lapangan, yaitu field

    Prabumulih (Kota Prabumulih, Kab. Muara Enim, Kab Oku Induk, Kab Ogan

    Ilir), field Pendopo (Kab. Pali, Kab. Musi Banyuasin, Kab. Musi Rawas), field

    Lamau (Kota Prabumulih, Kabupaten Muara Enim), field Adera (Kab. Muara

    Enim, Kab. Pali) Selain juga lapangan migas yang dikelola sendiri terdapat area

    operasi yang dikelola oleh Development Project dan area operasi yang dikelola

    oleh pihak lain dalam bentuk kontrak kerja sama operasi seperti TAC (Technical

    Assistance Contract), KSO (Kontrak Kerja Sama Operasi) dan Unitisasi.

    2. Sesuai data hingga 31 Oktober 2020 memproduksi gas 77,19 MBOEPD, minyak

    17,678 BOPD (95% terhadap target), gas 340 MMSCFD (93% terhadap target)

    dengan biaya 7,79 USD/BOE biaya produksi per unit.

    PERTAMINA REFINERY UNIT III PLAJU

  • 1. Luas area yang dibutuhkan untuk refinery dan supporting terdiri dari Plaju 258 Ha, Sungai Gerong 153 Ha, Green refinery 30 Ha direncanakan mulai produksi

    tahun 2024

    2. Mengolah CPO dengan proses Hydrorefining (H2 & Katalis) menghasilkan Green Fuel • Unit Capacity : 20 MBSD (~3000 T/day) , catatan : CPO dari PTPN III

    atau yang lainnya CPO Producer • Expected Product : Green Diesel : 19 MBSD /

    5 MBSD o Green Avtur : - MBSD / 10 MBSD o Green Naphtha : 0.3 MBSD / 4

    MBSD o Green LPG : 1.1 MBSD / 1.2 MBSD • Expected On Stream : Oct. 2024

    3. Mendukung program Pemerintah dalam bauran energi dan guna mencapai target kemandirian energi Nasional, dengan memperluas penggunaan energi terbarukan

    dengan pemanfaatan CPO yang jumlahnya cukup melimpah di dalam negeri

    dengan melaksanakan mandat Pemerintah dalam program pengembangan bahan

    bakar nabati Biodiesel B30 pada tahun 2030 dengan kapasitas, Biorefinery

    Complex di RU III Plaju berkapasitas 20 MBSD dengan proses Hydrorefining. •

    H2 Plant with a capacity of ± 55 KNm3/h - OSBL Facilities (Utilities, Tank Farm,

    SWS, Amine, CO2 Absorber Plant, etc)

    4. Dibutuhkan komitmen terkait ketersedian Feed Stock dari CPO Producer , adanya komsumsi Hydrogen yang tinggi, dibutuhkan penambahan Natural Gas ± 30

    MMSCFD serta dengan biaya produksi yang tinggi (harga CPO lebih tinggi dari

    harga crude.)

    5. Diperlukan dukungan dari pemerintah terkait antara lain, Security supply untuk feedstock (price & volume) dan penambahan natural gas, Keputusan Presiden dan

    Menteri untuk Product Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) / Green Deisel dan

    produk turunannya dapat di implementasikan di Indonesia., mandate dari

    Pemerintah untuk produk Green Diesel untuk digunakan oleh Energy providers,

    adanya Guarantee of incentive.

    MARKETING OPERATION REGION (MOR) II SUMATERA SELATAN

  • 1. Wilayah kerja MOR II Sumatera bagian selatan dengan total luas area 338.634 km2 dengan volume penyaluran per tahun sekitar 6,2 juta KL meliputi 5 Propinsi

    yaitu Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung dengan

    Integrated terminal yaitu TBBM (terminal BBM) Palembang dan Panjang

    Lampung.

    2. Produksi MOR II Sumatera Selatan meliputi Premium, kerosene, solar, dexlite, pertamina dex, pertamax, pertamax racing, pertamax turbo, bio solar

    3. Cluster Produksi MOR II Sumatera Selatan yaitu Fuel (bahan bakar minyak) untuk retail, Industrial Marine dan Aviation, sedangkan non fuel untuk

    petrochemical, lubricant dan gas domestic

    4. Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Selatan memiliki 6 fuel terminal dan 1 fuel terminal (S), yaitu Lubuk Linggau (Sumsel), Batu Raja Sumsel, Lahat

    (Sumsel), P. Baai (Bengkulu), Pk Balam (Babel) dan Tanjung Pandan (S, Babel.)

    5. Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Selatan memiliki 4 Aviation Terminal dan 2 Annex yaitu Sutan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sultan

    Thaha, Jambi, Depati, Bangka, Fatmawati Bengkulu dan Raden Intan, Lampung

    (Annex), Hannadjoeddin, Belitung (Annex)

    PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

  • 1. PT Semen Baturaja (Persero), Tbk memiliki 3 lokasi yaitu di Baturaja denagan

    kapasitas produksi 3.150.000 ton per tahun, Palembang dengan 350.000 ton per

    tahun dan lampung 350.000 ton per tahun.

    2. Permintaan nasional terhadap semen pada tahun 2019 sebesar 69.793 .000 ton per

    tahun, sedangkan produksi semen PT Semen Baturaja (Persero), Tbk pada tahun

    yang sama sebesar 2.127.000 ton atau hanya mampu memenuhi permintaan pasar

    sebesar 3% saja.

    3. Produksi semen PT Baturaja pada kwartal III tahun 2020 sebesar 1.282.000 ton

    sedangkan permintaan nasional pada semen nasional pada periode yang sama

    sebesar 44.651.000 memenuhi permintaan pasar sebesar 2,87% dengan proporsi

    untuk Sumatera Selatan sebesar 54%, Lampung 27%, Jambi 12% , Bengkulu 11%

    dan Bangka Belitung 2%.

    4. Kinerja keuangan PT Semen Baturaja dari sisi pendapatan dari tahun 2017 hingga

    2019 mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2017 sebesar Rp.

    473.000.000.000,- meningkat menjadi Rp 707.000.000.000,- pada tahun 2018 dan

    meningkat pada tahun 2019 sebesar Rp. 875.000.000.000,-, di masa covid-19 pada

    kawartal ketiga sebesar Rp. 449.000.000.000. Namun dari sisi laba bersih

    mengalami penurunan adari tahun 2017 sebesar Rp. 147.000.000.000,- menjadi

    Rp. 76.000.000.000 pada tahun 2018 dan terus menurun pada tahun 2019 sebesar

    Rp.018 dan terus menurun pada tahun 2019 sebesar Rp.30.000.000.000 serta

    mengalami rugi pada kwartal III tahun 2020 sebesar (-Rp. 113.000.000.000,-)

    5. Permasalahan terkait masalah semen di Sumatera adalah adanya gap antara

    kapasitas produksi semen dengan total penyerapan atau konsumsi semen,

    kapasitas terpasang semen pada tahun 2019 sebesar sekitar 16 juta Ton dan total

    konsumsi semen pada tahun 201 9sebesar 14 Juta ton. Total gap antara supply

    semen dan demand semen selama kurun 2015 hingga kwartal III tahun 2020

    sebesar Rp. 37 Juta Ton

  • PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

    1. Layanan yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di wilayah Sumatera

    yaitu Angkutan Batubara untuk PT Bukit Asam, PT Bara Alam Utama, PT

    Baramulti Sugih Sentosa, PT Sriwijaya Mandiri Sumsel, PT Gumay Prima

    Energy, PT Golden Great Borneo, PT Manambang Muara Enim, PT Dizamatra,

    PT Bumi Merapi Energy, PT Bumi Gema Gempita

    2. Layanan yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Sumatera juga

    angkutan bahan bakar minyak (BBM) untuk PT Pertamina, Angkutan semen PT

    Semen Baturaja, angkutan bubur kayu(Pulp) PT Tanjung Enim Lestari Pulp&

    Paper, angkutan LRT Palembang dan Angkutan KA Penumpang.

    3. Kinerja keuangan terkait peningkatan asset pada tahun 2018 sebesar Rp.

    38.996.000.000.000 meningkat sebesar Rp. 44.906.000.000.000 dan bertambah

    menjadi Rp. 53.814.000.000.000,-

    4. Kinerja keuangan terkait pendapatan pada tahun 2018 sebesar

    Rp.19.954.000.000.000,- meningkat menjadi Rp. 22.518.000.000,-dan menurun

    sampai kwartal III 2020 sebesar Rp. 13.294.000.000 dengan laba bersih sebesar

    Rp. 1.555.000.000.000,- dan meningkat sebesar RP.2.023.000.000.000,- pada

    tahun 2019, mengalami rugi pada kwartal III tahun 2020 sebesar (-

    Rp.3.375.000.000.000)

    B. Pertanyaan dari Anggota Komisi VI DPR RI

    1. Marwan Jafar (A-19) adari FPKB

  • a. Karena kegiatan ini merupakan kunjungan kerja spesifik yang terkait dinamika perkembangan BUMN di Sumatera Selatan, dan dari paparan yang tadi

    disampaikan masing-masing BUMN menunjukkan bahwa secara umum

    BUMN di sumsel saat ini mengalami kerugian terkait covid-19, barangkali

    sebenarnya kinerjanya memang sudah tidak bagus sebelum covid-19 sehingga

    perlu dikaji secara mendalam juga. Harusnya focus pada ruang mana yang

    akan mendatangkan investasi dari luar karena Sumatera Selatan punya sejarah

    Panjang perdagangan yang sangat bagus. Lembaga pengelola investasi di

    dalam bumn agar memberikan informasi terkait peluang investasi apalagi UU

    tentang omnibuslaw sudah disahkan.

    b. Harusnya ada laporan masing-masing BUMN terkait neraca keuangan atau bisnis plannya mulai sebelum covid-19 hingga sekarang. Apa potensi dan

    peluang bisnis yang bisa direalisir, bagaimana ada efesiensi agar kerugian

    BUMN bisa ditekan atau dikurangi. Makanya perlu di buat bisnis plan terkait

    masa covid-19 sampai setelah covid-19.

    c. saya mendukung jika ada penugasan dari pemerintah, harus diajuhkan PMN dari pada untuk penangan covid-19 yang gak jelas lebih bagus misalnya

    untukk bangun tol Sumatera agar ada penyerapan pekerjaan karena

    banyaknya pengangguran dimasa covid-19. Proyek pariwisata seharusnya juga

    dijadikan peluang bisnis. Misal untuk pertamina harus direvisi terkait bisnis

    yang kurang menguntungkan. Kita dukung tahapan-tahapan yang dilakukan

    pertamina yang dianggap menguntungkan. Penguasaha amerika sangat

    menunggu terkait regulasi yang menghambat bisa disingkirkan agar bisa

    berbisnis di Indonesia. Sumatera Selatan sudah mulai dikenal karena ASEAN

    Game kemaren seharusnya menjadi peluang pasar untuk bisnis di sumatera

    selatan.

    d. saya minta ada laporan apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan dalam masa digitalisasi akan memicu revolusi industry.

    2. Dr. Evita Nursanty, , (A-181) dari F.PDIP M.Sc.

    Prilaku elit BUMN jika disms kenapa sms tidak dibalas, padahal itu bukan untuk

    minta proyek. Misal terkait pengiriman barang di Sumatera Selatan melewati

    wilayah asset PT KAI untuk bisa dikomunikasikan bukan untuk gratis lho tapi

    bayar, sudah melakukan komunikasi surat tapi plang pintu lewat wilayah asset PT

    KAI tetep diblok.

    3. Doni Akbar, SE (A-311) dari PDIP

    Dari seluruh presentasi BUMN yang hadir saya mengucapkan terima kasih,

    namun seharusnya lebih pada laporan neraca keuangan, kita melakukan kunjungan

    kerja spesifik ini bukan untuk mendengar laporan konsolidasi korporasi yang

    merupakan wilayah komisi VII DPR RI. Singkat saja, untuk EP Pertamina, apa

    saja yang dilakukan selama masa pandemic terkait bantuan dan kemudahan

    kepada mitra-mitra usaha seperti UMKM, jangan justr mempersulit.

    4. Dr. Ir. Herman Khaeron, M.Si (A-544) dari F.PDIP (Team kunjungan Kerja Spesifik PT Waskita Karya)

    a. pertamina, pemenuhan kebutuhan yang disebutkan sebenarnya tidak terlalu siknifikan karena ada bukkti bahwa pupuk mengalamai kekurangan bahan

    baku, sebaiknya petamina lebih focus untuk memberikan produksi bahan baku

    pupuk. Sementara ini kilang minyak tidak menguntungkan karena hasil

    produksinya lebih mahal dari pada import. Hulu pertamina harus focus di

    hulu, harus ekspansif. Kalau MOR II Palembang hanya perlu duduk manis

    sudah banyak yang antre yang siap membeli BBM, LPG dan solar.

  • b. Ketiga PT KAI, setelah ganti direktur kenapa rugi melulu, namun sebenarnya karena tanah sewah selalu dinaikkan sehingga rugi. Harga tiket penumpang

    sebagai fee dari asset yang dilewati KAI menyebabkan keuntungan KAI

    tergerus

    5. Ir. La Tinro La Tunrung (A-131) dari F.Gerindra (team Kunjungan Kerja Spesifik PT Pelindo II)

    a. Masalah pupuk sering terjadi kelangkaan, selama 12 tahun terakhir belum pernah ada kenaikan harga pupuk, bagaimana jika harga pupuk dinaikkan

    100% agar kebutuhan pupuk bisa terjamin

    b. Harga saham PT BatuRaja pada tahun 2018 sangat luar biasa yaitu Rp.4.250, padahal tidak ada tindakan yang luar biasa, namun sekarang dalam 2 tahun

    terakhir harga saham bisa jatuh menjadi Rp. 500, bagiamana penjelasannya

    6. Rieke Diah Pitaloka (A-170) dari PDIP (Team Kunjungan Kerja Spesifik PT Pelindo II)

    Omnibus Law Undang-undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Karya, Pasal 66,

    pemerintah bisa memberikan kemanfaatan umum terkait inovasi dan riset serta

    mempertimbangkan kemampuan BUMN terkait penugasan pemerintah, dikaji

    Bersama BUMN dan pemerintah pusat. Bila penugasan tersebut tidak

    menguntungkan maka BUMN bisa mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Hal

    ini jadi terobosan baru agar pemerintah tidak semenah-menah memberikan

    penugasan tanpa ada kajian. Solusi terkait penugasan bukan PMN saja tapi

    kompensasi. Misalnya pembangunan Pelabuhan itu bukan soal transportasi dan

    logistic tapi juga terkait keamanan dan kedaulatan negara sehingga BUMN tsb

    layak dapat kompensasi, hal tersebut juga berlaku untuk PT Pertamina (Persero),

    PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero)

    C. Rekomendasi

    Dalam kesempatan Kunker Spesifik Komisi VI DPR RI ini merekomendasikan antara

    lain :

    1. Konektivitas wilayah dan jaminan kelancaran distribusi barang baik bahan baku

    maupun barang jadi dan mobilitas penumpang akan memperlancar optimalisasi

    kapasitas produksi dindustri efesiensi biaya serta tercipta peningktanan daya saing

    industry akan meningkatkan keuntungan industry.

    2. Hubungan Kemitraan antar BUMN akan menurunkan biaya produksi dan peningkatan

    keuntungan industry serta pertumbuhan ekonomi Kawasan Sumatera Selatan dan

    Sumatera khususnya dan pertumbuhan ekonomi nasional pada umumnya

    PEP Asset 2 3. Pertamina hulu yaitu harus focus pada peningkatan ekspansi untuk

    mendapatkan crude oil dengan mengurangi hambatan terkait proses eksplorasi

    maupun pengeboran dengan biaya yang relative efesien.

    4. Kegiatan pengolahan atau Refinery Unit (RU) di Sumatera Selatan yaitu di RU III

    (Plaju) harus mempertimbangkan produksi migas dengan biaya yang efesien agar

    tidak memicuh biaya energi yang mahal baik kepentingan industry maupun rumah

    tangga yang menyebabkan daya saing industry turun dan daya beli masyarakat turun.

  • 5. Refinery Unit (RU) II juga focus pada produksi non fuel antara lain untuk bahan

    baku pupuk dan bahan baku tekstil sehingga bisa mengurangi import bahan pupuk

    maupun tekstil.

    6. Pertamina MOR (Marketing Operation Region) II Palembang agar bisa menjaga

    distrubusi ketersediaan migas dengan melaksanakan satu harha terutama di daerah 3T

    (Terluar, Terisolir dan Tertinggal).

    7. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk lebih ekspansif dalam penyerapan produsksi semen

    dengan meningkatnya kebutuhan semen terkait pembangunan tol Sumatera dan

    pembangunan kawasan pusat-pusat pertumbuhan baru di sekitar tol seperti kebutuhan

    pembangunan perumahan, pusat pembelanjaan, Pendidikan dan lain-lain.

    8. PT Kereta Api Indonesia mempertimbangkan untuk berperan aktif terkait upaya

    konektivitas wilayah dengan moda transportasi integrated yang memperlancar arus

    orang dan barang agar biaya trasportasi sebagai salah satu komponen biaya industry

    bisa ditekan.

    9. Rencana hilirisasi harus dikaji terkait pilihan untuk memanfaatkan batu bara sebagai

    bahan bakar energy nasional yang murah dan keuntungan yang ddapat jika melakukan

    hilirisasi.

    III. DOKUMENTASI

    Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI dengan PT Pertamina (Persero), PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, PT Kereta

    Api Indonesia (Persero) pada 19-21 November 2020 di The Arista Hotel

  • Kunjungan Lapangan ke Terminal Bahan Bakar Minyak MOR (Marketing Operation Region) II Palembang pada 21

    November 2020

    Demikianlah laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Provinsi Sumatera

    Selatan, diharapkan menjadi bahan masukan bagi Komisi VI DPR RI dalam rangka

    mengawasi kinerja BUMN serta rekomendasi bagi pemerintah, terkait dengan pengawasan

    program dan kebijakan pemerintah.

    Jakarta, 30 November 2020

    Ketua Tim,

    Ttd.

    Aria Bima

    A-189